Anda di halaman 1dari 13

ACARA III

KONSTANTA PEGAS

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Menentukan konstanta pegas berdasarkan Hukum Hooke dan getaran selaras.
2. Waktu Praktikum
Senin, 15 November 2021
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum
a. Neraca lengan (1 buah)
b. Penggaris (1 buah)
c. Statif (1 buah)
d. Stopwatch (1 buah)
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Satu set beban (1 set)
b. Satu set pegas (1 set)

C. LANDASAN TEORI
Satu gerak osilasi yang lazim dan sangat penting adalah gerak harmonik sederhana.
Apabila sebuah benda disimpangkan dari kedudukan seimbangnya, gerak harmonic
sederhana akan terjadi seandainya ada gaya pemilih yang sebanding dengan simpangan dan
kesetimbangannya kecil. Suatu system yang menunjukkan gejala gerak harmonic sederhana
adalah sebuah benda yang terlambat ke sebuah pegas, seperti yang dituliskan pada gambar
3.1.
Gambar 3.1
Pada keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan gaya pada benda. Apabila benda
disimpangkan sejauh x dari kedudukan setimbangnya, pegas mengerjakan – kx, seperti yang
diberikan oleh hukum Hooke (Tipler, 1998 : 426).
Ketika sebuah objek bergerak atau berosilasi bolak-balik, pada lintasan yang sama, setiap
osilasi memakan waktu yang sama, gerakan itu bersifat periodik. Bentuk yang paling
sederhana dari gerak periodik dipersentasikan oleh sebuah benda yang berosilasi diujung
sebuah pegas seragam. Setiap pegas memiliki panjang alami dimana keadaan ini pegas tidak
mengerahkan gaya pada massa m. posisi massa dititik mi disebut posisi kesetimbangan. Jika
massa dipindahkan ke kiri, yang akan menekan pegas, atau ke kanan, yang akan
merentangkan pegas, pegas ini mengerahkan gaya pada massan yang bekerja dalam arah
mengembalikan massa ke posis setimbangnya; oleh sebab itu gaya ini disebut gaya pemulih
(restering force). Kita mempertimbangkan situasi umum dimana dapat mengasumsikan
bahwa gaya pemilih F berbanding lurus dengan perpindahan x dari pegas yang direntangkan
atau ditekan dari posisi setimbang :
F = −¿kx
(3.1)
bahwa posisi setimbang adalah pada x = 0 dan tanda minus berarti bahwa gaya pemulih
selalu mempunyai arah yang berlawanan dengan perpindahan x (Giancoli, 2014 : 369).
Gerak harmonika sederhana adalah gerak yang dijalankan oleh partikel yang tunduk pada
gaya yang sebanding dengan perpindahan partikel, tetapi berlawanan tanda.

Gambar 3.2
Ssstem balok pegas pada gambar 3.2 membentuk osilator harmonik linear (osilator linear
pendek), dimana “linear” menunjukkan behwa F sebanding dengan x, bukan kepada suatu
gaya x lainnya. Frekuensi sudut w gerak harmonik sederhana dari balok dihubungkan ke
konstanta, pegas k dan massa balok m oleh K = mw 2, yang menghasilkan (Halliday, 2010 :
419).
k
w=
√ m
(frekuensi sudut) (3.2)

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menghitung konstanta pegas berdasarkan Hukum Hooke
a. Beban yang akan digunakan ditimbang dan setelah itu dicatat massanya dalam
tabel 3.1.
b. Beban (m1) digantungkan pada pegas dan diukur pertambahan panjangnya. Ulangi
sebanyak 5 kali.
c. Beban (m2) ditambah dan diukur pertambahan panjang pegas tersebut. Ulangi
sebanyak 5 kai.
d. Beban ditambah dan catat hasilnya dalam Tabel 3.2.
e. Nilai konstanta pegas k ditentukan secara matematis dan grafik massa vc
perubahan panjang pegas di plot dan tentukan nilai konstanta pegas dari grafik
tersebut.
f. Ralat pengukuran diperhitungkan.
2. Menghitung konstanta pegas berdasarkan getaran selaras (harmonik)
a. Beban 20 gram pada pegas digantungkan dan getarkan dengan menarik sejauh x
(tidak melampaui ekstisitas pegas) dan kemudian lepaskan pegas.
b. Waktu yang diperlukan untuk 10 getaran dihitung dan dicatat hasilnya pada Tabel
3.3.
c. Diulangi Langkah 2 sebanyak 5 kali, dan tentukan rata-rata waktu getarnya
d. Beban 20 gram ditambahkan lagi dan diulangi Langkah 1 sampai 3, masukkan
datanya dalam Tabel 3.2.
e. Menentukan nilai konstanta pegas k baik secara matematis maupun secara grafik.
f. Ralat dari nilai koefisien pegas (k) dihitung secara matematis dan plot grafik.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Menghitung konstanta pegas berdasarkan Hukum Hooke
a. Tabel pengamatan 3.1 data pengukuran panjang pegas untuk m1 = 0,05 kg
1 2 3 4 5 Rata-rata
m (kg) 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
xo (m) 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
xt (m) 0,19 0,19 0,19 0,185 0,185 0,188
x (m) 0,04 0,04 0,04 0,035 0,035 0,038
k (Nm-1) 12,25 12,25 12,25 14,0 14,0 12,95

b. Tabel pengamatan 3.2 data pengukuran panjang pegas untuk m2 = 0,07 kg


1 2 3 4 5 Rata-rata
m (kg) 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
xo (m) 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
xt (m) 0,22 0,225 0,218 0,22 0,225 0,221
x (m) 0,07 0,075 0,068 0,07 0,075 0,071
k (Nm-1) 9,8 9,14 10,08 9,8 9,14 9,592

c. Tabel pengamatan 3.3 data pengukuran panjang pegas untuk m3 = 0.09 kg


1 2 3 4 5 Rata-rata
m (kg) 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
xo (m) 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
xt (m) 0,257 0,26 0,263 0,257 0,26 0,259
x (m) 0,107 0,11 0,113 0,107 0,11 0,109
k (Nm-1) 8,24 8,01 7,80 8,24 8,01 8,06

2. Menghitung konstanta pegas berdasarkan getaran selaras


a. Tabel pengamatan 3.4 data pengukuran waktu getaran untuk m1 = 0,05 kg
1 2 3 4 5 Rata-rata
m (kg) 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
t (s) 07,50 07,35 07,25 06,90 06,95 7,19
T (s) 0,750 0,735 0,725 0,690 0,695 0,719
T2 (s) 0,562 0,540 0,525 0,476 0,483 0,420
k (Nm-1) 3,503 3,650 3,751 4,181 4,082 3,833

b. Tabel pengamatan 3.5 data pengukuran waktu getaran untuk m2 = 0,07 kg


1 2 3 4 5 Rata-rata
m (kg) 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
t (s) 07,48 07,65 07,70 07,60 07,55 7596
T (s) 0,748 0,765 0,770 0,760 0,755 0,7596
T2 (s) 0,559 0,585 0,592 0,577 0,570 0,576
k (Nm-1) 4,939 4,717 4,656 4,779 4,843 4,785

c. Tabel pengamatan 3.6 data pengukuran waktu getaran untuk m3 = 0,09 kg


1 2 3 4 5 Rata-rata
m (kg) 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
t (s) 08,37 08,21 08,15 08,30 08,30 8,25
T (s) 0,837 0,821 0,815 0,830 0,30 0,825
T2 (s) 0,700 0,675 0,664 0,688 0,675 0,676
k (Nm-1) 5,-67 5,253 5,343 5,152 5,253 5,213

F. ANALISIS DATA
1. Perhitungan konstanta pegas berdasarkan hukum hooke
a. Untuk m1 = 0,05 kg
1
∆m = NST
2
1
= x 0,05
2
=0,005 gram
=5 x 10-6 kg
m1 = (m ± ∆m) kg
= (0,05 ±5 x 10-6) kg
b. Perubahan panjang pegas
Untuk m1 = 0,05 kg
X = Xt - X0
X1 = X1 - X0
= 0,19 – 0,15
=0,09 m
c. Perubahan panjang rata-rata
m1 = 0,05 kg
n
X
x́=∑
i n
n
Xi
x́ = ∑
i n
X 1+ X 2+ X 3+ X 4 + X 5
x́ =
n
X 1+ X 2+ X 3+ X 4 + X 5
x́=
n
0,04+ 0,04+0,04 +0,035+0,035
x́=
5
0,19
x́ =
5
x́= 0,038 m
d. Menghitung standar deviasi perubahan panjang
m1 = 0,05 kg
n 2
( Xi−x )
∆x =
√∑ i n−1

( X 1−x )2 + ( X 2−x )2 + ( X 3−x )2+ ( X 4−x )2+ ( X 5−x )2


=
√ n−1
=

( 0,04−0,038 )2+ ( 0,04−0,038 )2+ ( 0,04−0,038 )2 + ( 0,035−0,038 )2+ ( 0,035−0,038 )2


√ 5−1
0,000004+0,000004+ 0,000004+0,000009+0,000009
=
√ 4
0,0003
=
√ 4
= √ 0,0000075
= 0,003 m
e. Perhitung nilai konstanta pegas
m1 = 0,05 kg
m1 x g
k1 =
X1
0,05 x 9,8
=
0,04
0,49
=
0,04
= 12,25 Nm-1
f. Menghitung konstanta pegas rat-rata
n
ki
T =∑
i n
k 1+ k 2+k 3+k 4+k 5
=
n
22,252+ 12,25+ 12,25+ 14,0+14,0
=
5
64,75
=
5
= 12,95 Nm-1
g. Menghitung standar deviasi dari konstanta pegas

∆k =k ( ∆xx + ∆mm )
0,003 0,005
= 12,95(
0,038 0,5 )
+

= 12,95 (0,0078 + 0,01)


= 12,95 x 0,088
= 11,396 Nm-1
Berdasarkan uraian analisis data diatas, nilai konstanta pegas berdasarkan hukum
hooke dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7. Nilai konstanta pegas
No Massa (kg) k (Nm-1) ∆k (Nm-1) (k ± ∆k) (Nm-1)
1 0,05 12,95 11,396 12,95 ± 11,396
2 0,07 9,59 1,49 9,59 ± 1,49
3 0,09 8,06 8,86 8,06 ± 8,86

Grafik hubungan antara massa dan perubahan panjang


∆m
k=gx
m
m1−mi
=gx
x 1−xi
0,04−0,05
= 9,8 x
0,04−0,038
0,342
=
0,152
= 2,25 Nm-1
h. Menghitung ralat pengukuran konstanta pegas
S
SE =
√n
2,30
=
√5
2,30
=
2,236
= 1,02 %
2. Menghitung konstanta pegas berdasarkan getaran selaras
a. Menghitung rambat ralat m1 = 0,05 kg
1
∆m = NST
2
1
= x 0,01
2
=0,05 cm
=5 x 10-6m
m1 = (m ± ∆m) kg
= (0,05 ± 5 x 10-6) kg
b. Periode untuk m1 = 0,05 kg
t1
T1 =
n
7,50
=
10
= 1,750 s
Untuk pengulangan 2-5 tersedia pada tabel 3.4
c. Periode untuk ralat rata-rata m1 = 0,05 kg
n
ti
x =∑
i n
T 1+T 2+T 3+T 4+ T 5
x =
n
0,750+0,735+0,725+ 0,690+ 0,695
x =
5
3,595
x =
5
x = 0,719s
d. Standar deviasi
n 2
(Ti−T )
∆x =
√∑ i n−1

( T 1−T )2 + ( T 2−T )2 + ( T 3−T )2+ (T 4−T )2+ (T 5−T )2


=
√ n−1
=

( 0,750−0,719 )2 + ( 0,735−0,719 )2 + ( 0,725−0,719 )2+ ( 0,960−0,719 )2 + ( 0,695−0,719 )2


√ 5−1
0,000961+ 0,000256+ 0,00036+0,000841+0,000576
=
√ 4
0,00267
=
√ 4
= √ 0,0006675
= 0,025 s
e. Menghitung nilai konstanta pegas untuk m1 = 0,05 kg
m
k = 4π 2×
T2
0,05
= 4. 3,14 ×
0,562
0,05
= 39,44 ×
0,562
= 3,505Nm-1
f. Menghitung konstanta pegas rata-rata
n
ki
ḱ = ∑
i n
k 1+ k 2+k 3+k 4+k 5
=
n
3,505+3,650+3,751+4,181+ 4,082
=
5
19,169
=
5
= 3,833Nm-1
g. Standar deviasi konstanta pegas

∆k = ( ∆xx + 2 .T∆ T )
∆ x 2.∆T
=k(
T )
∆k +
x
0,005 2 . 0,025
= 3,883(
0,719 )
+
0,05
= 3,883 (0,01 + 0,069)
= 3,883 × 0,079
= 0,302 Nm-1
Berdasarkan uraian analisis data diatas, nilai konstanta pegas berdasarkan hukum
hooke dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7. Nilai konstanta pegas
No Massa (kg) k (Nm-1) ∆k (Nm-1) (k ± ∆k) (Nm-1)
1 0,05 3,505 0,302 3,833 ± 0,302
2 0,07 4,934 0,809 4,785 ± 0,809
3 0,09 5,067 1,06 5,213 ± 1,06

Grafik hubungan antara massa dan perubahan panjang


Grafik Hubungan massa dan Perubahan Panjang
0.10 0.09

perubahan Panjang
0.08 0.07

0.06 0.05

0.04

0.02

0.00
0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
Massa

∆m
k=g×
m
mf −mi
=g×
xf −xi
0,09−0,05
= 9,8 ×
0,362−0,517
0,392
=
0,095
= 8,711 Nm-1
h. Menghitung ralat pengukuran dari konstanta pegas
S
SE =
√n
0,302
=
√5
0,302
=
2,236
= 0,135 %

G. PEMBAHASAN
Konstanta pegas merupakan karakteristik dari suatu pegas. Besarnya konstanta pegas
dipengaruhi oleh besarnya gaya pemulih. Dan gaya tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu faktor dari besarnya jarak simpangan yang diberikan pada pegas dan faktor
tetapan pegas itu sendiri. Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan konstanta
pegas berdasarkan Hukum Hooke dan getaran selaras. Dengan variasi getaran massa yang
berbeda-beda yaitu 50 g, 75 g, dan 90 g.
Pada percobaan konstanta pegas dengan hukum hooke, diperoleh konstanta pegas
untuk 50 g, 75 g, dan 90 g secara berturut-turut yaitu 12.59 Nm -1, 9.59 Nm-1, dan 8.06 Nm-1.
Diperoleh periode rata-rata dengan variasi beban yang sama dengan hukum Hooke pada
getaran selaras 3,515 Nm-1, 4.934 Nm-1, dan 5.067 Nm-1. Nilai konstanta pegas yang
didapatkan menunjukkan perbedaan antara konstanta pegas berdasarkan hukum hooke dan
getaran selaras. Hal ini terjadi karena kurang teliti dalam praktikum, seperti kurang teliti
dalam mengukur panjang pegas pada hukum hooke dan kurang teliti dalam menghitung pada
getaran selaras.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, juga dapat diketahui bahwa pertambahan
panjang pegas akan semakin besar, jika diberikan beban yang lebih besar massanya. Dan
waktu yang digunakan untuk melakukan satu getaran akan semakin besar jika massa beban
yang diberikan semakin besar dan berimbas pada periode pegas.

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk
menentukan konstanta pegas dapat dihitung berdasarkan hukum hooke dan getaran
selaras. Berdasarkan hukum hooke didapatkan konstanta pegas rata-rata sebesar 12,95
Nm-1. Sedangkan berdasarkan getaran selaras didapatkan konstanta pegas sebesar 3,833
Nm-1. Nilai-nila konstanta pegas tersebut menunjukkan adanya perbedaan. Hal ini
disebabkan karena kekurangnya ketelitian dalam mengukur panjang pegas dan
menghitung waktu getaran.
2. Saran
Sebaiknya pada saat melakukan pengukuran baik Ketika mengukur panjang pegas
dan waktu getaran, praktikan harus teliti lagi sehingga didapatkan hasil yang lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Dougles C. Giancoli. 2014. Fisika. Jakarta : Erlangga.


Holliday. 2010. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga.
Tipler. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai