Anda di halaman 1dari 15

ACARA III

KONSTANTA PEGAS

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Praktikum
Praktikum konstanta pegas bertujuan untuk menentukan konstanta pejal
berdasarkan hukum Hooke dari getaran selaras.
2. Waktu Praktikum
Rabu 19 Oktober 2022
3. Tempat Praktikum
Lantai II. Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

1. Alat – alat Praktikum


Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
a. Penggaris (1 buah)
b. Statif (1 buah)
c. Stopwatch (1 buah)
2. Bahan – bahan Praktikum
Bahan – bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
a. Beban (1 set)
b. Pegas (1 set)
C. LANDASAN TEORI

Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya alam bidang ilmu
fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke
ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari proses
normalnya (Nurlina dan Riskawatai, 2018: 80).

Gerakan Simple Harmonic Oscillato terdiri dari bobot benda yang melekat pada
salah satu ujung pegas. Ujung pegas yang terhubung ke dukungan kaku seperti dinding.
Jika sistem dibiarkan dalam posisi setimbang maka tidak ada gaya total yang bekerja pada
massa. Namun, jika massa dipindahkan dari posisi keseimbangan, pegas memberikan gaya
elastis yang memulihkan yang sesuai dengan Hukum Hooke (Rustianto dan Agung, 2021:
3). Dan jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihitungkan, pegas tersebut akan
kembali seperti semula. Robert Hooke, menyimpulkan bahwa sifat elastis pegas tersebut
ada batasnya dan besar gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Dari
penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa besar pegas pemulih sebanding dengan
pertambahan panjang pegas (Putri, dkk, 2021: 25).

Secara sistematis dapat dituliskan sebagai berikut.

Fp = - kx (3.1)

dimana,

F adalah gaya elastis yang diberikan oleh pegas (N), k adalah konstanta pegas (N/m), x
adalah perpindahan dari posisi kesetimbangan (m), tanda negatif menunjukkan arah
berlawanan gaya berat (Rustianto dan Agung, 2021: 3).
Gambar 3.1 Pegas Sederhana

(Sumber: Rustianto dan Agung, 2021: 3)

Dengan mengacu ke persamaan:

1
f= √a
2p

Didapatkan frekuensi osilasi pegas:

f=

1 k
2 M

tampak dari persamaan (3.3) bahwa periode osilasi pegas bergantung pada konstanta
pegas dan massa beban yang digantung pada pegas. Konstanta pegas yang besar
menunjukkan bahwa pegas sulit ditekan atau direggangkan. Pegas jenis ini menghasilkan
frekuensi osilasi yang besar. Sebaliknya, semakin kecil massa benda yang digantung pada
pegas maka osilasi pegas makin kecil. Penyebabnya adalah makin besar massa makin sulit
diubah – ubah gerakannya atau makin sulit diosilasikan (Daniaty, 2018: 17).

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menghitung konstanta pegas berdasarkan Hukum Hooke


a. Beban yang akan digunakan ditimbang dan dicatat massanya dalam tabel
3.1
b. Beban (m1) digantungkan pada pegas dan pertambahan panjangnya di
ukur. Di ulang sebanyak 5 kali
c. Bahan ditambahkan (hingga diperoleh 3 variasi jumlah beban) dan catat
hasilnya dalam tabel 3.1
d. Nilai konstanta pegas k ditentukan secara matematis dan diplot grafik
massa vs perubahan panjang pegas dan nilai konstanta pegas dari grafik
tersebut ditentukan
e. Ralat pengukuran dihitung
2. Menghitung konstanta pegas berdasarkan getaran selaras (harmonik)
a. Beban 20 gram digantung pada pegas dan digetarkan dengan menarik
sejauh x (tidak melampaui elastisitas pegas) dan kemudian lepaskan pegas
b. Waktu yang diperlukan untuk 10 getaran dihitung dan dicatat pada tabel
3.3
c. Langkah 2 diulangi sebanyak 5 kali dan rata – rata waktu getarnya
ditentukan
d. Beban 20 gram ditambahkan lagi dan langkah 1 sampai 3 diulangi, datanya
dimasukkan dalam tabel 3.2
e. Nilai konstanta pegas k ditentukan
f. Ralat dari nilai koefisien pegas (k) dihitung

E. HASIL PENGAMATAN

1. Menghitung konstanta pegas berdasarkan Hukum Hooke


a. Tabel pengamatan 3.1 data pengukuran getaran untuk M1 = 0,05 kg
1 2 3 4 5 Rata – rata
M (kg) 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
X0 (m) 0,15 0,148 0,15 0,155 0,15 0,1506
Xt (m) 0,209 0,21 0,209 0,205 0,21 0,2086
∆X 0,059 0,062 0,059 0,05 0,06 0,058
k (N/m) 8,305 7,903 8,305 9,800 8,167 8,496

b. Tabel pengamatan 3.2 data pengukuran getaran untuk M2 = 0,07 kg

1 2 3 4 5 Rata – rata
M (kg) 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
X0 (m) 0,15 0,148 0,15 0,155 0,15 0,1506
Xt (m) 0,245 0,243 0,244 0,243 0,245 0,244
∆X 0,095 0,095 0,094 0,088 0,095 0,093
k (N/m) 7,221 7,221 7,298 7,795 7,221 7,351

c. Tabel pengamatan 3.3 data pengukuran getaran untuk M3 = 0.1 kg

1 2 3 4 5 Rata – rata
M (kg) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
X0 (m) 0,15 0,148 0,15 0,155 0,15 0,151
Xt (m) 0,296 0,297 0,297 0,297 0,296 0,297
∆X 0,146 0,149 0,147 0,142 0,146 0,146
k (N/m) 5,562 6,577 6,667 6,901 6,712 6,485

2. Menghitung konstanta pegas berdasarkan getaran selaras


a. Tabel pengamatan 3.4 data pengukuran waktu getaran untuk M1 = 0,05 kg
1 2 3 4 5 Rata – rata
M (kg) 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
t (s) 6,34 6,54 6,21 6,03 6,55 6,33
T (s) 0,634 0,654 0,621 0,603 0,655 0,633
T2 (s2) 0,402 0,428 0,386 0,364 0,429 0,402
k (N/m) 4,906 4,607 5,107 5,419 4,595 4,927

b. Tabel pengamatan 3.5 data pengukuran waktu getaran dengan M = 0,07 kg

1 2 3 4 5 Rata – rata
M (kg) 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
t (s) 7,19 7,39 7,52 7,19 7,59 7,38
T (s) 0,719 0,739 0,752 0,719 0,759 0,738
T2 (s2) 0,517 0,546 0,566 0,517 0,576 0,544
k (N/m) 5,340 5,056 4,879 5,340 4,792 5,081

c. Tabel pengamatan 3.6 data pengukuran waktu getaran dengan M3 = 0,1 kg

1 2 3 4 5 Rata – rata
M (kg) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
t (s) 8,37 8,17 8,50 8,69 8,58 8,46
T (s) 0,837 0,817 0,850 0,869 0,858 0,846
T2 (s2) 0,700 0,667 0,723 0,755 0,736 0,716
k (N/m) 5,636 5,912 5,455 5,226 5,360 5,518

F. ANALISIS DATA
Berdasarkan data pada tabel 3.1, 3.2, dan 3.3 maka akan dilakukan analisis data untuk
memperoleh tujuan praktikum. Sebagai contoh perhitungan digunakan data pertama
yaitu untuk massa 50 gram.

1. Menentukan konstanta pegas berdasarkan Hukum Hooke


Untuk menentukan nilai konstanta pegas berdasarkan Hukum Hooke dapat
digunakan persamaan:
m. g
k=
dx
50 gram x 9,8 m/s 2
k=
0,059 m
k = 8305 g s-2
k = 8,305 N m-1
Sedangkan untuk menentukan ketidakpastian massa digunakan persamaan untuk
data tunggal:
1
∆m = x NsT Neraca digital
2
1
∆m = x 0,1 gram
2
∆m = 0,05 gram
∆m = 0,00005 kg
Untuk ketidakpastian pertambahan panjang digunakan persamaan:


5

∆dx = ∑ ( dx i−dx )2
1=1
n−1
∆dx =


2 2 2 2 2
( 0,059−0,058 ) + ( 0,062−0,058 ) + ( 0,059−0,058 ) + ( 0,05−0,058 ) + ( 0,06−0,058 )
5−1
∆dx = √ 0,0000215
∆dx = 0,005 m
Serta untuk ketidakpastian konstanta pegas digunakan perambatan ralat:

√( ) ( )
∆ m 2 ∆ dx 2
∆k = k +
m dx

√( ) ( )
2 2
0,00005 0,005
∆k = 8,305 +
0,05 0,058
∆k = 0,730 Nm-1
Sehingga untuk data hasil perhitungan perulangan lain dapat dilihat pada tabel 3.7

No Massa (kg) k (N/m) ∆k (N/m) k ± ∆k) Nm-1


1. 0,05 8,496 0,730 (8,496 ± 0,730)
2. 0,07 7,351 0,764 (7,351 ± 0,764)
3. 0,1 6,485 0,110 (6,485 ± 0,110)

Berdasarkan data hasil perhitungan tersebut, dapat juga dibuat grafik hubungan
massa (m) dan pertambahan panjang (dx) untuk digunakan menentukan nilai
konstanta pegas seperti pada gambar 3.2.
Dari grafik tersebut telah dilakukan analisis regresi linear untuk penentuan gradien
garis (a) dan ketidakpastian (b) pada persamaan y = ax + b. sehingga dapat
ditentukan besarnya nilai konstanta pegas adalah:
g
k=
a
9,8
k=
1,7595
k = 5,57 Nm-1
Sehingga nilai konstanta pegas dengan Hukum Hooke berdasarkan grafik adalah
Grafik hubungan antara pertambahan panjang dan massa
0.16

0.14 f(x) = 1.75947368421053 x − 0.0298947368421052


R² = 0.999993289025391
Pertambahan panjang (m)

0.12

0.1

0.08

0.06

0.04

0.02

0
0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Massa (Kg)

Gambar 3.2 Grafik hubungan massa dan pertambahan panjang pegas

2. Menentukan Konstanta Pegas berdasarkan Getaran Selaras


Untuk menentukan konstanta pegas, perlu dicari terlebih dahulu periode getaran
pegas dengan persamaan:
t
T1 =
10
6,34
T1 =
10
T1 = 0,634 s
T12 = 0,402 s2
Sehingga untuk menentukan nilai konstanta pegas berdasarkan getaran selaras
dapat digunakan persamaan:
m
k = 4π2
T2
50
k = 4 (3,14)2
0,402
k = 4906 gs-2
k = 4,906 Nm-1
Sedangkan untuk menentukan ketidakpastian massa digunakan persamaan –
persamaan untuk data tunggal:
1
∆m = NsT Neraca digital
2
1
∆m = x 0,1 gram
2
∆m = 0,05 gram
∆m = 0,00005 kg
Untuk ketidakpastian periode digunakan persamaan:


5

∆T = ∑ ( T i−T )2
1=1
n−1
∆T =


2 2 2 2 2
( 0,402−0,402 ) + ( 0,428−0,402 ) + ( 0,986−0,402 ) + ( 0,364−0,402 ) + ( 0,429−0,402 )
5−1
∆T = √ 0,00077625
∆T = 0,028 s
Serta untuk ketidakpastian konstanta pegas digunakan perambatan ralat:

√( ) (
∆m 2 2x ∆T
)
2
∆k = k +
m T

√( )( )
2 2
0,00005 2 x 0,028
∆k = 4,927 +
0,05 0,402
∆k = 0,686 Nm-1
Sehingga untuk data hasil perhitungan perulangan lain dapat dilihat pada tabel 3.4.
Berdasarkan data hasil perhitungan tersebut, dapat juga dibuat grafik hubungan
massa (m) dan periode kuadrat (T2) untuk digunakan menentukan nilai konstanta
pegas seperti pada gambar 3.3
Dari grafik tersebut telah dilakukan analisis regresi linear untuk penentuan
gradient garis (a) dan ketidakpastian (b) pada persamaan y = ax + b, sehingga dapat
ditentukan besarnya nilai konstanta pegas adalah:
4 π2
k=
a
2
4 ( 3,14 )
k=
6,2342
k = 6,33 Nm-1
Sehingga nilai konstanta pegas berdasarkan grafik adalah (k±∆k) = (6,33 ± 0,0972)
Nm-1

G. PEMBAHASAN

Praktikum ini memiliki tujuan untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan


Hukum Hooke dan getaran selaras. Percobaan dilakukan dengan massa beban yang
berbeda – beda yaitu 0,05 kg, 0,07 kg, dan 0,1 kg. masing – masing dilakukan 5 kali
perulangan pada setiap massa beban. Dari analisis data yang dilakukan, didapatkan faktor
yang mempengaruhi konstanta pegas adalah bahan pegas serta waktu pemakaian pegas.
Dan faktor penentu nilai konstanta dihitung berdasarkan percobaan Hukum Hooke dan
getaran selaras.

Pengukuran awal serta akhir dari panjang pegas dilakukan sampai pegas berhenti
bergerak. Panjang awal pegas diperoleh nilai 0,15 m dan panjang akhir pegas dari beban
50 gram diperoleh nilai 0,209 m. Variasi panjang awal dan akhie dari pegas telah
tercantum pada tabel 3.1 hasil pengamatan. Perhitungan nilai konstanta diakukan dengan
memasukkan data hasil pengamatan ke dalam rumus konstanta pegas. Hasil perhitungan
didapatkan nilai 8,305 Nm-1 untuk percobaan pertama dengan beban 50 gram, percobaan
ke 2 dapat dilihat pada tabel 3.1. Perhitungan konstanta pegas berdasarkan getaran
selaras digunakan beban yang sama yaitu 50 gram, 70 gram, dan 100 gram. Nilai periode
yang diperoleh tentunya berbeda dari masing – masing berat beban. Nlai periode masing
– masing percobaan dapat dilihat pada hasil pengamatan tabel 3.4, 3.5, dan 3.6.

Dari analisis data, diperoleh perubahan panjang pegas cenderung konstan dalam
percobaan Hukum Hooke untuk setiap massa. Hal ini berarti bahwa bahan pegas yang
digunakan cukup unik. Perbandingan nilai k untuk massa sama memiliki nilai yang konstan,
namun antara massa beban satu dengan yang lain memiliki perubahan panjang dan nilai
konstanta yang berbeda. Semakin berat massa beban yang digunakan, maka perubahan
panjang pegas semakin besar dan nilai konstanta yang didapatkan semakin kecil.

Nilai konstanta pegas yang didapat menunjukkan perbedaan antara konstanta


pegas berdasarkan Hukum Hooke dan getaran selaras. Hal tersebut terjadi karena
kurangnya ketelitian saat melakukan praktikum, seperti kurangnya ketelitian pada saat
melakukan pengukuran panjang pegas pada Hukum Hooke dan kurangnya ketelitian pada
saat menghitung waktu pada getaran selaras.

H. PENUTUP

1. Kesimpulan
Nilai konstanta pegas dapat ditentukan melalui percobaan Hukum Hooke dan
getaran selaras. Semakin berat massa beban yang digunakan, maka perubahan
panjang pegas semakin besar dan nilai konstanta semakin kecil. Berdasarkan hasil
praktikum yang diperoleh dalam menghitung konstanta pegas rata – rata (k ) dan
standar deviosi (∆k) yaitu 8,406 ± 0,730, 7,351 ± 0,764, dan 6,485 ± 0,110. Dan
pada getaran selaras yaitu 4,906 ± 0,686 N/m.
2. Saran
Sebaiknya praktikum lebih teliti dalam melakukan percobaan dan menghitung
analisis data yang didapat.

DAFTAR PUSTAKA

Liana, M.P., Assyahidah, A. M., Sagita, P. Y. D., dkk. (2011). Tetapan Pegas. Surabaya: ITS.

Malau, N. D. (2018). Modul Fisika Gelombang. Jakarta: Universitas Kristen Indonesia.

Nurlina, R. (2017). Fisika Dasar I. makassar: Lembaga Perpustakaan dan Penerbitan


Universitas Muhammadiyah Makassar.

Toto Rustianto, A. A. (2021). Getaran Mekanis. Yogyakarta: AKPRID PRESS.


LAMPIRAN

Lampiran 3.1 Turunan persamaan untuk mencari ralat


1. Penurunan rumus Hukum Hooke
F=0
Fs Fg (2) = 0
k (∆l – x) – m . g = 0
k ∆l – kx – m . g = 0
k ∆ ρ - kx – m . g = 0
k . ∆x = 0
F = -kx
2. Penurunan rumus untuk mencari koefisiennya
F=0
Fδ . Fg (w) = 0
k . ∆x . m . g = 0
k . ∆x = m . g
m. g
k=
∆x
Grafik hubungan antara periode kuadrat
Periode kuadrat (s2)
dan massa
0.8
0.7
f(x) = 6.23421052631579 x + 0.0971578947368421
0.6 R² = 0.995970269401164
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Massa (Kg)

Gambar 3.3 Grafik Hubungan Massa dan Periode Kuadrat Pegas

Anda mungkin juga menyukai