A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya
ini, suatu pegas yang diberi pada keadaan setimbangnya mula-mula apabila
gaya yang bekerja padanyaa dihilangkan. Gaya pemulih pada pegas banyak
dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan sehari-hari. Misalnya
dalam shockbreaker dan springbed. Sebuah pegas berfungsi meredam
getaran saat kendaraan melewati jalan yang tidak rata. Pegas-pegas yang
tersusun di dalam springbed akan memberikan kenyamanan saat orang
tidur. Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang
sama disebut gerak periodik. Gerak periodik yang yang terjadi secara
teratur disebut gerak harmonik. Contoh bentuk sederhana dari gerak
periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas (Susilo, 2012).
Salah satu contoh dari osilator harmonik sederhana adalah gerak
suatu benda bermassa yang di ikat pada suatu pegas. Pegas memiliki sifat
elastik jika ditarik dan kemudian dilepaskan maka pegas akan kembali pada
posisi semula. Apabila pegas itu terus ditarik, maka pegas tersebut akan
putus. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa, benda elastis
mempunyai batas elastis. Dan apabila kita berikan beban dan melewati
batas elastisnya maka benda tersebut akan putus.
Untuk mengetahui besarnya nilai kostanta pegas pada pegas maka
diadakanlah suatu praktikuum penentuan percepatan gravitasi bumi dan
penentuan kostanta pegas dengan metode gerak osilasi pada pegas.
29
2. Tujuan
B. KAJIAN TEORI
Jika sebuah gaya diberikan pada benda, seperti batang logam yang
digantung vertikal, panjang benda akan berubah. Jika besar perpanjangan ∆L,
lebih kecil dibandingkan dengan panjang benda, eksperimen menunjukan
bahwa ∆L sebanding dengan berat atau gaya di berikan pada benda
perbandingan ini dapat di tuliskan:
F=kΔL ….………………..……………….… (4.1)
Disini F menyatakan gaya (berat) yang menarik benda ∆L adalah perubahan
panjang, dan k adalah kostanta pembanding (vitaloka, 2013).
Pegas (spring) Hooke adalah pegas yang memenuhi hukum Hooke.
Apabila pegas demikian ditarik benyak x, gaya pemulih yang dilakukan adalah
F=−kx ……………………………..………... (4.2)
Disini k adalah suatu kostanta positif disebut tetapan pegas. Suatu k adalah
Nm, k menggambarkan kakunya suatu pegas. Hampir semua pegas memenuhi
hukum Hooke. Selama simpangan x tidak terlalu besar dengan catatan bila
pegas ditekan, maka x adalah negatif. Energi potensial elastis yang tersimpan
30
dalam pegas hukum Hooke apabila panjang x berubah sebanyak ∆x dari
2
panjang keseimbangan adalah 1/2kx (Susilo, 2012).
Percepatan gravitasi bumi (g), dimana percepatan timbul adanya
Galileo mengaskan bahwa benda yang dilemparkan dipermukaan bumi. Dalam
hal ini percepatan gravitasi g disebabkan oleh gravitasi bumi. Kita dapat
menggunakan hukum kedua Newton pada gaya gravitasi dengan percepatan
gravitasi g. gaya gravitasi yang bekerja inilah yang disebut dengan berat
benda. Jadi berat sebuah benda tak lain adalah gaya gravitasi yang bekerja
pada benda tersebut (Hanifah, 2013).
C. METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum ini terdapat pada
tabel 4.1 berikut ini
Tabel 4.1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam percobaan Penentuan
Percepatan Gravitasi Bumi dan Penentuan Kostanta Pegas
dengan Metode Gerak Osilasi pada Pegas.
No Alat dan Bahan Kegunaan
1 1 set statif sebagai penyangga dan tempat menggantungkan
2 Pegas pegas
sebagai objek pengamatan
3 Stopwatch untuk mengukur waktu osilasi pegas
Mistar untuk mengukur panjang mula-mula dan panjang
4
akhir pegas
5 Beban sebagai pemberat
31
2. Prosedur Kerja
32
b. Penentuan kostanta pegas dengan metode gerak osilasi pada pegas
yaitu:
1) Eksperimen pegas tunggal satu
a) Menggantungkan pegas tunggal pada statif yang tersedia.
b) Menggantungkan beban 0,05 kg pada pegas kemudian lepaskan
bersamaan dengan menekan tombol stopwatch.
c) Mengukurkan waktu untuk 10 kali getaran dengan menggunakan
stopwatch sebanyak 3 kali pengukuran setelah pegas tersebut
berhenti berayun, lalu amati pertambahan penjangnya (∆x).
d) Mengulangi langkah 2-3 untuk beban 0,1 kg dan 0,15 kg.
2) Eksperimen pegas tunggal dua
a) Menggantungkan pegas tunggal pada statif yang tersedia.
b) Menggantungkan beban 0,05 kg pada pegas, kemudian
melepaskan bersamaan dengan menekan tombol stopwatch.
c) Mengukur waktu untuk 10 kali getaran dengan menggunakan
stopwatch sebanyak 3 kali pengukuran, setelah pegas tersebut
berhenti berayun, lalu mengamati pertambahan panjangnya
(∆x).
d) Mengulangi langkah 2-3 untuk beban 0,1 kg dan 0,15 kg
3) Eksperimen pegas tunggal satu dan dua disusun secara seri.
a) Merangkaikan pegas tunggal satu dan dua secara seri pada statif
yang tersedia. Seperti pada gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2. Pegas Tunggal Satu dan Dua Disusun secara Seri
33
b) Menggantungkan beban 0,5 kg pada pegas, kemudian
melepaskan bersamaan dengan menekan tombol stopwatch.
c) Mengukur waktu untuk 10 kali getaran dengan menggunakan
stopwatch, setelah pegas tersebut berhenti berayun, lalu
mengamati pertambahan panjangnya (∆x).
d) Mengulangi langkah 2-3 untuk beban 0,1 kg dan 0,15 kg
4) Eksperimen pegas tunggal satu dan dua disusun secara paralel.
a) Merangkaikan pegas tunggal satu dan dua secara paralel pada
statif yang tersedia. Seperti pada gambar 4.3 berikut
Gambar 4.3. pegas tunggal satu dan dua disusun secara paralel
b) Menggantungkan beban 0,1 kg pada pegas kemudian
melepasnya bersamaan dengan menekan tombol stopwatch.
c) Mengukurkan waktu untuk 10 kali getaran dengan
menggunakan stopwatch, setelah pegas tersebut berhenti
berayun, lalu mengamati pertambahan panjangnya.
d) Mengulangi langkah 2-3 untuk beban 0,1 kg dan 0,15 kg
34
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
a. Data Pengamatan
35
c) Pegas Tunggal Satu Dan Dua Secara Seri
Adapun data pengamatan pada pegas tunggal satu dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.5. Penentuan Kostanta Pegas pada Pegas Tunggal Satu
dan Dua Disusun Secara Seri
No m x0 xt n Waktu (s) ∆x
(kg) (m) (m) (kali) t1 t2 t3 (m)
1. 0,1 0,063 0,071 10 3,3 4.08 3,69 0,037
2. 0,15 0,063 0,118 10 6,75 6.75 6,75 0,014
3. 0,2 0,063 0,166 10 8,27 8,13 8.3 0,239
b. Analisis Data
1) Penentuan percepatan gravitasi bumi dengan metode gerak osilasi
pada pegas
a) Penentuan periode
−
t
T= n
3 , 975
= 10
= 0,3975 s
36
b) Menentukan percepatan gravitasi
4 π 2 ΔL
g=
T2
4 (3 ,14 )2 (0 , 011)
2
= (0 , 3975 )
= 2,745603 m/s2
Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada
tabel 5.7 berikut.
Tabel 5.7. Analisis Data Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi
No Massa ∆x − T (s) g (m/s2)
(kg) (m) t (s)
1 0,05 0,011 3,975 0.3975 2,745603
2 0,1 0075 6,88 0,688 4,749165
3 0,15 0,109 8,12 0,812 6,527829
3) Gaya Pemulih
37
F=kΔx
= (12,4810013)(0,011)
= 0, 137528 N
4) Nilai percapatan Gravitasi Bumi
4 π 2 ΔL
g=
T2
4 .(3 , 14 )2 0 , 011
2
= (0 , 3975)
= 2,745603 m/ss
Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada
tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8. Analisis Data pada Penentuan Konstanta Pegas
Tunggal Satu
No Massa (kg) k (kg/s2) F (N) T (s) g (m/s2)
1 0,05 12,480013 0,13728 0.3975 2,745603
2 0,1 8,3318686 0,47492 0,688 4,749165
3 0,15 8,9832503 0,97917 0,8115 6,527829
39
2) Menentukan kostanta pegas
4 π2 m
k=
T2
4 (3 ,14 )2 0 , 05
2
= (0 ,781 )
= 3,2328694 kg/s2
3) Gaya Pemulih
F=kΔx
= (3,2328624)(0,037)
= 0, 11962 N
4) Nilai percapatan Gravitasi Bumi
4 π 2 Δx
g=
T2
4 .(3 , 14 )2 0 , 037
= (0 ,781 )2
= 2,392318 m/ss
Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada
tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10. Analisis Data pada Penentuan Konstanta Pegas
Tunggal Satu secara Seri
No Massa (kg) k (kg/s2) F (N) T (s) g (m/s2)
1 0,05 14,482267 0,11586 0.369 2,317163
2 0,1 8,6687281 0,47678 0,675 4,7678
3 0,15 8,7979774 0,90619 0,82 6,041278
= 0,3675 s
40
2) Menentukan kostanta pegas
4 π2 m
k=
T2
4 (3 ,14 )2 0 , 11
2
= (0 ,3675)
= 29,201462 kg/s2
3) Gaya Pemulih
F=kΔx
= (29,201462)(0,009)
= 0, 26281 N
4) Nilai percapatan Gravitasi Bumi
4 π 2 Δx
g=
T2
4 .(3 , 14 )2 0 , 009
2
= (0 , 3675 )
= 2,628132 m/ss
Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada
tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11. Analisis Data pada Penentuan Konstanta Pegas
Tunggal satu dan Dua secara paralel
No Massa k F T g
(kg) (kg/s2) (N) (s) (m/s2)
1 0,1 29,201462 0,26281 0.781 2,628132
2 0,15 17,864581 0, 71446 0,979 4,763088
41
3) Grafik Hubungan antara massa m dengan Perubahan Panjang ∆x
0.16
0.15
0.14
0.12
massa (kg)
0.1 0.1
0.08
0.06
0.05
0.04
0.02
0 ∆x (m)
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
0.16
0.15
0.14
0.12
massa (kg)
0.1 0.1
0.08
0.06
0.05
0.04
0.02
0 ∆x (m)
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
42
0.16
0.15
0.14
0.12
0.1 0.1
massa (kg)
0.08
0.06
0.05
0.04
0.02
0 ∆x (m)
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
0.16
0.15
0.14
0.12
0.1 0.1
massa (kg)
0.08
0.06
0.04
0.02
0 ∆x (m)
0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045
43
2. Pembahasan
44
terbesar di peroleh dari pegas tunggal satu dan dua secara pararel sebab
pegas yang terangkai parel memiliki pertambahan panjangnya lebih kecil
di bandingkan sencara seri. hal ini yang menyebapkan kostanta pegasnya
besar.
Selain itu pada pratikum ini kita jaga menghitung secrara teori.
Dari perbandingan secara teori dan secara pratek besar nilai kostanta tidak
begitu besar perbedaanya , hanya saja secara prakteknya semakin besar
beban yang di gantung semakin besar kostanta semakin kecil kemudian
kita melihat grafik hubungan antara masa dengan perubahan panjang pegas
semakin besar. Hal ini sesuai denagan hukum Hooke yaitu massa beban
akan berbanding pertambahan panjang pegas.
45