Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

ATWOOD

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar

Nama: Rakha Syahputra

Group: 1T2

NPM: 22410037

POLITEKNIK STTT BANDUNG

TEKNIK TEKSTIL

TAHUN AJARAN 2022/2023


MESIN ATWOOD (PULLEY)
Oleh : Rakha Syahputra (22410037),Teknik Tekstil,Politeknik STTT Bandung,
E-Mail: rakhasyahputra007@gmail.com
Phone: 087771692858

Abstrak
Pada eksperimen kali ini akan digunakan alat eksperimen yang sering
dipakai dalam dunia teknik dan sains yang disebut dengan pesawat Atwood.
Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk mengamati
hukum mekanika gerak yang berubah beraturan. Alat ini mulai dikembangkan
sekitar abad ke-18 untuk mengukur percepatan gravitasi (g). Dan hukum yang
akan kita gunakan dalam eksperimen kali ini adalah hukum newton, dimana
persamaan gerak dapat ditentukan dari nilai hasil percepatan baik secara teori
maupun secara eksperimen. Kemudian teori yang akan kita gunakan dalam
eksperimen ini adalah teori ralat. Tujuan dari eksperimen ini adalah praktikan
dapat memiliki kemampuan menggunakan teori ralat dalam melakukan
eksperimen serta mengerti cara penulisan ilmiah serta dapat menggunakan
percobaan dengan pesawat Atwood untuk menentukan percepatan system.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika newton atau klasik adalah teori tentang gerak yang didasarkan
pada konsep massa dan gaya dan hukum hukum yang menghubungkan konsep
konsep fisis ini dengan besaran kinematika dan dinamika. Semua gejala dalam
dinamika klasik dapat digambarkan secara sederhana dengan menerapkan hukum
newton tentang gerak. Mekanika klasik menghasilkan hasil yang sangat akurat
dalam kehidupan sehari hari. Pada bab ini akan diperlihatkan bahwa konsep
mekanika newton dapat digunakan untuk menentukan percepatan suatu sistem
untuk mengukur percepatan gravitasi g. (Putra, V.G.V dan Purnomosari,E. 2015)
Pesawat atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk
mengamati hukum mekanika gerak yang berubah beraturan. Dalam kehiduapan
sehari-hari kita bisa menemui penerapan pesawat Atwood pada cara kerja lift.
Sederhananya alat ini tersusun atas seutas tali yang dihubungkan dengan sebuah
katrol, dimana pada ujung tali dikaitkan massa beban m1 dan m2. Jika massa benda
m1 dan m2 sama (m1 = m2), maka
keduanya akan diam. Akan tetapi jika massa benda m2 lebih besar dari pada massa
benda

m1 (m2 > m1), maka massa m1 akan tertarik oleh massa benda m2. (Giancolli
Douglas C. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Erlangga: Jakarta 1998.)

1.2 TUJUAN

1. Agar praktikan mampu menggunakan dan mengaplikasikan teori ralat dalam


melakukan eksperimen.
2. Agar praktikan mengerti cara penulisan ilmiah.
Agar praktikan mampu menggunakan percobaan dengan mesin Atwood untuk
menentukan percepatan sistem.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Hukum Newton Tentang Gerak

Pada mulanya orang berpendapat bahwa sifat alamiah benda adalah


diam, dan baru bergerak apabila diberi gaya dari luar, baik berupa tarikan
atau dorongan secara terus menerus. Namun setelah Galileo melakukan
percobaan, pendapat ini baru berubah dan terkenalah prinsip yang dikenal
dengan Hukum Newton Pertama.

“Sebuah benda akan berada dalamkeadaan diam atau bergerak


lurus beraturan apabila resultan gaya yang bekerja pada benda sama
dengan nol.” Secara matematis, Hukum I Newton dinyatakan dengan
persamaan:

∑F = 0 … (1)

Hukum di atas menyatakan bahwa, jika suatu benda mula-mula


diam maka benda selamanya akan diam. Benda hanya akan bergerak jika
pada suatu benda itu diberi gaya luar. Sebaliknya, jika benda sedang
bergerak maka benda selamanya akan bergerak, kecuali bila ada gaya yang
menghentikannya. Konsep Gaya dan Massa yang dijelaskan oleh Hukum
Newton yaitu Hukum I Newton mengungkap tentang sifat benda yang
cenderung mempertahankan keadaannya atau dengan kata lain sifat
kemalasan benda untuk mengubah keadaannya. Sifat ini kita sebut dengan
kelembaman atau inersia. Oleh karena itu, Hukum I Newton disebut juga
Hukum Kelembaman. Hukum ini mendefinisikan massa secara kuantitatif,
serta memperlihatkan hubungan benda gaya secara kuantitatif pula.
Dengan salah satu kesimpulan bahwa arah percepatan benda sama
denganarah gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya percepatan
sebanding dengan gayanya. Jadi bila gayanya konstan, maka percepatan
yang timbul juga akan konstan Bila pada benda bekerja gaya, maka benda
akan mengalami percepatan, sebaliknya bila kenyataan dari pengamatan
benda mengalami percepatan maka tentu akan ada gaya yang
menyebabkannya. (Naufal, Hukum Gerak-Inersia Newton. 2014)

Jika diperlihatkan, ternyata gaya merupakan interaksi antara dua


buah benda dan mempunyai sifat – sifat tertentu. Sifat ini pertama kali
dikemukakan oleh Newton dalam Hukum Newton III sebagai gaya aksi
reaksi. Hukum III Newton menyatakan bahwa “Apabila benda pertama
mengerjakan gaya pada benda kedua (disebut aksi) maka benda kedua
akan mengerjakan gaya pada benda pertama sama besar dan berlawanan
arah dengan gaya pada benda pertama (reaksi).”

Secara matematis dinyatakan dengan persamaan:


Faksi = -Freaksi … (2)
Suatu pasangan gaya disebut aksi-reaksi apabila memenuhi syarat
sebagai berikut:
1. sama besar
2. berlawanan arah
3. bekerja pada satu garis kerja gaya yang sama
4. tidak saling meniadakan
5. bekerja pada benda yang berbeda. (Aldrio Andreans, TT3LAB : Pesawat
Atwood. 2017)

Gerak Rotasi
Gerak melingkar atau gerak rotasi merupakan gerak melingkar
suatubenda pada porosnya pada suatu lintasan melingkar. Bila sebuah
benda mengalami gerak rotasi melalui porosnya, ternyata pada gerak ini
akan berlaku persamaan gerak yang ekuivalen dengan persamaan gerak
linier. (Fernando S., Percobaan Atwood.2017)
Momen inersia merupakan representasi dari tingkat kelembaman
benda yang bergerak rotasi. Semakin besar momen inersia suatu benda,
semakin malas dia berputar dari keadaan diam, dan semakin malas pula ia
untuk mengubah kecepatan sudutnya ketika sedang berputar. Sebagai
contoh, dalam ukuran yang sama sebuah silinder yang terbuat dari sebuah
besi memiliki momen inersia yang lebih besar daripada silinder kayu. Hal
ini bisa diperkirakan karena terasa lebih berat lagi bagi kita untuk memutar
silinder besi dibandingkan dengan memutar silinder kayu. (Fisika
Inspirasi, Percobaan Atwood.2017)
Momen inersia pada gerak rotasi bisa dianalogikan dengan massa
padagerak translasi. Sedangkan gaya pada gerak translasi dapat
dianalogikan dengan momen gaya pada gerak translasi. Jika gaya
menyebabkan timbulnya percepatan pada gerak translasi maka momen
gaya itulah yang menyebabkan timbulnya percepatan sudut pada gerak
rotasi. Saat kita memutar sebuah roda atau membuka daun pintu, saat itu
kita sedang memberikan momen gaya pada benda-benda tersebut. (Billy B.
N., Gerak Rotasi. 2014)

Mesin Atwood

Mesin atwood adalah suatu system mekanis paling sederhana yang


dapat digunakan dalam berbagai bidang.

Gambar 1. Pesawat atwood (Giancolli Douglas C.


Fisika Jilid 1 (terjemahan). Erlangga: Jakarta
1998.)
Ditinjau pergerakan pada massa m dan M1

∑ 𝐹 = (𝑚 + 𝑀1 )𝑎 = 𝑀𝑎 … (3)

𝑀𝑔 − 𝑇1 = 𝑀𝑎 … (4)

Tinjau pergerakan massa M2

∑ 𝐹 = 𝑀2 𝑎 … (5)

𝑇2 − 𝑀2 𝑔 = 𝑀2 𝑎 … (6)

Tinjau pergerakan massa katrol dengan jejari 𝑟 = 𝑅 dan massa


𝑀𝑘𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙 = (66,33 ± 0,005) gram dengan massa 𝑀1 dan 𝑀2 masing-masing
adalah (67,73 ± 0,005) gram

𝐼𝑎
∑𝑟 = … (8)
𝑟

𝐼𝑎
𝑇2 − 𝑇2 = … (9)
𝑟2

Substitusi persamaan (9), (6) ke persamaan (4) maka didapatkan bahwa

𝑚
𝑎= 𝑔 … (10)
𝐼𝑎
𝑀1 + 𝑚 + 𝑀2 + 2
𝑟

Untuk menentukan momen inersia silinder pejal, maka dapat


digunakanrumusan berikut

1
𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚 = ∬ 𝑟 2 𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝜃 = 𝑚𝑟 2 … (11)
2

Untuk menentukan percepatan secara eksperimen dapat digunakan


persamaan gerak jatuh bebas yaitu
1 2
ℎ= 𝑎𝑡 … (12)
2

2ℎ
𝑎= … (13)
𝑡2

Dengan ralat percepatan adalah

∂𝑎 ∂𝑎 2 4ℎ
∆𝑎 = | ∆ℎ| + | ∆𝑡| = | 2 ∆ℎ| + | 3 ∆𝑡| …(14)
∂ℎ ∂𝑡 𝑡 𝑡
BAB III

METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan

alat dan bahan yang dipakai pada eksperimen ini adalah:

• Seperangkat mesin atwood


• Massa beban
• Stopwatch
• Alat tulis

Gambar 2. Skema Percobaan (Yonorio, Dasar Teori Pesawat Atwood. 2013)

3.2 Cara Kerja


• Ditentukan percepatan gravitasi
• Ditentukan ketinggian awal h0 sebelum diberi massa m
• Ditentukan waktu dengan stopwatch saat ketinggian h(pengukuran
tunggal)
• Untuk pengukuran metode grafik,maka ditentukan ketinggian awal h 0
sebelum diberikan massa m
• Ditentukan waktu dengan sopwatch saat ketinggian h dan ketinggian
divariasi dan ditentukan waktu
• Diplot grafik ketinggian terhadap waktu
• Diukur massa 𝑚, 𝑀𝑘𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙 dan juga 𝑀1 , 𝑀2
• Dicobakan untuk jenis batang lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN TEORI

Diketahui :

• 𝑚 = ( 6,240 ± 0,005) gr
0,005
AP = × 100%
6,24

= 0,080 4 Angka Penting

• 𝑀𝑘𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙 = (6,633 ± 0,001). 10−1 gr


0,005
AP = × 100%
66,33

= 0,007 4 Angka Penting

• 𝑀1 = (6,773 ± 0,001).10−1 gr
0,005
AP = × 100%
67,73

= 0,074 4 Angka Penting

• 𝑀2 = (6,773 ± 0,001).10−1 gr
0,005
AP = × 100%
67,73

= 0,007 4 Angka Penting

Pada perhitungan tunggal didapatkan bahwa panjang tali dan ralatnya adalah:

ltali ± ∆ltali = (11,8 ± 0,05) cm

= (1,18 ± 0,01). 10−1 𝑚


0,005
AP = × 100%
0,118

= 4,23 2 Angka Penting

= (1,18 ± 0,01). 10−1 𝑚


Pada perhitungan berulang didapatkan bahwa rata-rata periode dan ralatnya adalah:

Tabel-1 Data Periode

𝑇 𝑇2

0,725 0,525
0,738 0,544

∑ 𝑇 = 1,463 ∑ 𝑇 2 = 1,069

∑𝑇 1,463
• 𝑇= = = 0,731 𝑠
𝑛 2

1 𝑛 (∑ 𝑇 2 )−(∑ 𝑇)2
∆𝑇 = √ ... (15)
𝑛 𝑛 (𝑛−1)

1 2 (1,069)2 − (1,463)2 1 2,285 − 2,140 1 0,145


= √ = √ = √
2 2 (2 − 1) 2 2 2 2

= 0,1345 𝑠 …(16)

𝑇 ± ∆𝑇 = (0,731 ± 0,135) 𝑠
0,135
AP = × 100%
0,731

= 18,46 2 Angka Penting

𝑇 ± ∆𝑇 = (7,31 ± 1,35)10−1 𝑠 …(17)

• Kemudian didapatkan bahwa percepatan grafitasi adalah:

𝑙
𝑔= 𝑇 2
… (16)
(2𝜋)

0,118
= 0,731 = 8,77 𝑚/𝑠 2 … (18)
( 6,28 )2

• Dengan ralat tunggal adalah:

𝜕𝑔 𝜕𝑔
∆𝑔 = | ∆𝑙| + | ∆𝑇|
𝜕𝑙 𝜕𝑇
…. (19)

1 2
2
= | 2 ∆𝑙| + |𝑙(2𝜋) 𝑇 3 ∆𝑇|
𝑇
( )
2𝜋

1 2
2 0,0005| + |4,653
= | 0,1345|
0,731 (0,73)3
( )
6,28
= 0,0135 + 3,2048 = 3,2183
(𝑔 ± ∆𝑔)𝑒𝑘𝑠𝑝 = (8,7 ± 3,2) 𝑚/𝑠2 … (20)

• 𝑡1 = 1,13
𝑡2 = 1,28

Maka 𝑡 = (1,20 ± 0,05)𝑠

(−0,07)2 + (0,08)2
∆𝑡= √ … (21)
2
0,0049 + 0,0064
∆𝑡= √
2
∆𝑡= 0,07s

t ± ∆𝑡 = (1,20 ± 0,07)𝑠 … (22)

Pada perhitungan tunggal didapatkan bahwa percepatan sistem adalah:


• 𝑚 = ( 6,240 ± 0,005) gr
0,005
AP = × 100%
6,24

= 0,080 4 Angka Penting

• 𝑀𝑘𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙 = (6,633 ± 0,001). 10−1 gr


0,005
AP = × 100%
66,33

= 0,007 4 Angka Penting

• 𝑀1 = (6,773 ± 0,001).10−1 gr
0,005
AP = × 100%
67,73

= 0,074 4 Angka Penting

• 𝑀2 = (6,773 ± 0,001).10−1 gr
0,005
AP = × 100%
67,73

= 0,007 4 Angka Penting

• ℎ ± ∆ℎ = (0,25 ± 0,05) 𝑚

• 𝑡 ± ∆𝑡 = (1,20 ± 0,07) 𝑠

Hasil percepatan secara experimen adalah


2ℎ
𝑎 = … (23)
𝑡2

2 .0,25
= = 0,3472 𝑚/𝑠2
1,44

2 4ℎ
∆𝑎 = | 2 ∆ℎ| + | ∆𝑡| … (24)
𝑡 𝑡3
2 4.0,25
= | 0,05| + | 0,07|
1,44 1,728

= 0,694 + 0,040

= 0,734 𝑚/𝑠2

(𝑎 ± ∆𝑎)eksp = (0,3472 ± 0,734 ). m/s2 …(25)

0,734
AP = × 100%
0,3472

= 2,11 2 Angka Penting

(𝑎 ± ∆𝑎)eksp = (0,3 ± 0,7 ). m/s2 …(26)

Hasil percepatan secara teori adalah


𝑚
𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝐼 𝑔… (26)
𝑀1 +𝑚+ 𝑀2 + 2
𝑟
𝑚
𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 1 𝑔 … (27)
𝑀1 +𝑚+ 𝑀2 +2𝑀𝑘𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙
6,24
= 8,7
67,73+6,24+67,73+ 33,16 𝑚

6,24
= 8,7 = 0,310 𝑚/𝑠 2
174,86

𝑚
𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝐼 ∆g … (28)
𝑀1 +𝑚+ 𝑀2 + 2
𝑟

6,24
∆𝑎teori = ∆g
67,73 + 6,24 + 67,73 + 33,16

6,24
= 3,2
67,73 + 6,24 + 67,73 + 33,16

𝑚2
= 0,1142 … ( 29)
𝑠
(𝑎 ± ∆𝑎)𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 0,310 ± 0,1142 𝑚/ 𝑠2 …(30)
0,1142
AP = × 100%
0,310
= 36,83 2 Angka Penting

(𝑎 ± ∆𝑎)𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 0,3 ± 0,1 𝑚/ 𝑠2 …(31)

Anda mungkin juga menyukai