Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM

SCIE6056 – PHYSICS

Oleh Kelompok 4:

1. SALMAN AL-FARISI 2440088305


2. ARDIANSYAH ASH SHIDDIQI 2440104164
3. ARIF NUR ACHWA 2440080050

Kelas : AGDA

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
INDUSTRI
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
2021
Bab 1 – Newton’s Law
Nama Asisten : STEVEN CHRISTIAN (TK023)
MICHELLE VIRGINIA WIDJAJA (TK021)

1. Explain the Newton’s Law and give 2 examples of its daily application for

each Hukum gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang membentuk ilmu
kinematika. Hukum-hukum ini menjelaskan hubungan antara gerak suatu benda dan gaya
yang bekerja padanya.

Isaac Newton yang menetapkan hukum-hukum ini, dan dia menggunakan hukum-hukum
ini untuk menjelaskan banyak sistem dan fenomena fisik. Ketiga hukum ini pertama kali
diterbitkan oleh Isaac Newton pada tahun 1687, yang merupakan dasar dari mekanika
klasik. Newton menggunakan hukum ini untuk menjelaskan dan menyelidiki banyak
fenomena fisik. Newton menunjukkan bahwa hukum ini selain hukum gravitasi
universal mampu menjelaskan hukum gerak planet Kepler , dan hukum ini masih menjadi
salah satu hukum fisika terpenting sejauh ini.

Hukum Newton I
Bunyi Hukum Newton I adalah “Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya”. Jika resultan
gaya yang bekerja pada suatu benda bernilai 0 maka benda yang awalnya diam akan tetap
diam dan untuk benda yang awalnya bergerak akan tetap bergerak dengan ke cepatan konstan.

Contoh penerapannya : ketika bus yang melaju sangat kencang kemudian direm mendadak,
penumpang akan tiba-tiba terdorong ke depan.

Hukum Newton II
Bunyi Hukum Newton II adalah "Percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan jumlah
gaya (resultan gaya) yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terba lik dengan
massanya".
Yaitu bahwa benda akan menambah kelajuannya jika diberi gaya total arah yang sama
dengan arah gerak benda.

Contoh penerapannya : Ketika mendorong meja dan lemari,tentunya saat mendorong lemari
membutuhkan gaya yang lebih besar dibandingkan pada saat mendorong meja,karena massa
lemari lebih besar daripada massa meja.

Hukum Newton III


Semua gaya di alam semesta terjadi dalam pasangan yang sama tetapi berarah
berlawanan. Tidak ada gaya yang terisolasi; untuk setiap gaya eksternal yang bekerja pada
suatu benda ada gaya yang besarnya sama tetapi berlawanan arah yang bekerja kembali pada
benda yang menggunakan gaya eksternal tersebut.

Dalam kasus gaya internal, gaya pada satu bagian sistem akan dilawan oleh gaya reaksi pada
bagian lain dari sistem sehingga sistem yang terisolasi tidak dapat dengan cara apa pun
memberikan gaya total pada sistem secara keseluruhan. Sebuah sistem tidak dapat

g"mayealatkoutakladnanbopoetrscterapa"tasne,nsdisrtiemehnajarudsi
gberainktaenradkesni gdaenganyaobinjetekrndai lumaur rdniir,inuynatuskenmdeinric.apai
Contoh penerapannya :
• Para insinyur menerapkan hukum ketiga Newton saat merancang roket dan perangkat
lain, misalnya, aliran gas dari roket ke atas saat menyala menyebabkannya
meningkatkan kecepatannya.
• Ketika seseorang berjalan, itu mempengaruhi bumi dengan kuat dan bumi juga sangat
mempengaruhi itu sehingga bumi dan orang itu saling mempengaruhi.
• Saat Anda melompat, kaki Anda memberikan gaya ke tanah, dan bumi menerapkan
gaya reaksi yang sama dan berlawanan yang mendorong Anda ke udara.
• Saat seseorang berada di dalam air, air mendorong orang tersebut ke depan sementara
orang tersebut mendorong air kembali, keduanya saling mempengaruhi.
• Helikopter menciptakan daya angkat dengan mendorong udara ke bawah, sehingga
memaparkannya ke gaya reaksi ke atas.
• Burung dan pesawat terbang juga terbang dengan menerapkan gaya di udara dalam
arah yang berlawanan dengan gaya apa pun yang mereka butuhkan. Misalnya sayap
burung mendorong udara maju mundur guna mengangkat gerakan ke depan.

2. Draw and analyze the model of the system used in the experiment and its

Percobaan hukum newton tentang gerak ini bertujuan untuk menentukan nilai percepata n
troli yang dihitung menggunakan persamaan hukum II newton dan gerak lurus berubah
beraturan, untuk mengetahui hubungan jarak dan waktu, kecepatan dan waktu, massa dan
percepatan, serta gaya dan percepatan. Model sistem yang digunakan dalam percobaan
menggunakan seperangkat alat troli pintar bertipe PASCO ME-1241 dengan model lintasan
bidang datar. Metode yang digunakan adalah merangkai alat, menentukan jarak lintasan pad a
papan luncur, menarik dan melepaskan trolly dengan memanipulasi jarak lintasan, waktu
peluncuran, dan massa dari troli dan beban gantung.

Gaya ditinjau dari troli bermassa m2 benda diatas papan luncur digerakkan oleh beban
= .

Troli mengalami pergerakan dan mempunyai percepatan tertentu saat digantungkan beban
m1. Berlaku hukum Newton II dan gaya gesekan pada roda trolly diabaikan

Sehingga untuk mencari percepatan yang dialami trolly dapat dirumuskan:


a= m1 .g / (M1+M2)

Dari persamaan ini, dapat diketahui gaya gravitasi berdasarkan penelitian dengan rumus: g=a.
(m1+m2)/m1
Karena troli tersebut bergerak dengan percepatan a, jika jarak yang ditempuh dan waktunya
diukur akan berlaku :

Troli yang bergerak pada lintasan dengan jarak tertentu dalam jangka waktu tertentu memiliki
persamaan kecepatan (v) sebagai berikut: v = m1 . g /( m1+m2) . t

Karena troli bergerak dengan kecepatan yang tidak konstan dengan keadaan awal troli diam
maka persamaan GLBB yang berlaku, yaitu:

VT=V0 + a.t

S =V0t + 1/2 a.t2

V2 T V20 + 2 A.S

Beban troli yang diikatkan dalam satu rangkaian dengan beban gantung akan menyebabkan
gaya tegangan pada tali penghubung dengan pada beban m dengan percepat tertentu memiliki
rumus
T = (m × g) + (m × a)

Dengan menggabungkan rumus percepatan yang dialami trolly maka tegangan tali pada
beban m dapat dirumuskan:
Ft = Fg + m × a

Gerak pada troli merupakan prinsip gerak lurus berubah beraturan dimana jarak yang
ditempuh benda disetiap satuan waktu tidak sama besar, tetapi arah gerak tetap.

3. Explain why m2 was transferred to m1 in experiment 4 related to its total mass

Supaya dapat menetapkan percepatan agar menjadi sebuah fungsi gaya,maka


Diperlukan sebuah massa total yang tetap/konstan. Jika Massa 1 0g ditambah pada glider dan
diteruskan ke hanger sebesar 2g sampai 8g akan mengakibatkan massa total dan percepatan
tali mengalami perubahan. Jika massa awal glider adalah 255g ditambahkan sebuah massa
10g maka mass glider menjadi 265g,kemudian jika massa awal hanger sebesar 10g. Jika
mula-mula diberikan 2g massa pada hanger tersebut maka masa glider tersebut akan kembali
berubah menjadi 263g,selanjutnya diberikan kembali massa hanger sebesar 2g(sampai
menjadi 8g massa pada hanger) maka massa glider keseluruhan adalah sebesar 257g atau
0,257 Kg. Perubahan massa tersebut berakibat berubahnya juga percepatan.Semakin banyak
massa Hanger yang ditambahkan pada glider tersebut maka semakin tinggi percepatannya.
Sehingga percepatannya akan menjadi lebih besar.

4. Analyze the experiment data result and relate it to the theory for each experiment
1. Percobaan 1
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat hubungan antara jarak dan waktu,dimana semakin
besar jarak yang ditempuh troli tersebut melaju maka semakin lama pula waktu yang
diperlukan.

Dimana rumus tersebut dapat diketahui dari :

2. Percobaan 2

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat hubungan antara kecepatan dengan waktu,dimana
kecepatan merupakan hasil bagi antara jarak dan waktu V = S/t,semakin besar
kecepatan yang diberikan maka waktu yang ditempuh akan semakin sedikit apabila
jarak yang diberikan pada percobaan tersebut sama besarnya.
3. Percobaan 3

Tabel 3 diatas menjelaskan hubungan antara percepatan terhadap sebuah


masssa,apabila massa x gram yang ditambahkan kepada glider bertambah maka
percepatan yang didapat pada glider tersebut akan menjadi lambat dikarenakan
bertambahnya sebuah beban. Maka dapat disimpulkan semakin besar massa yang
diberikan maka percepatan pada glider tersebut untuk bergerak semakin kecil.

4. Percobaan 4

Tabel 4 diatas dapat disimpulkan bahwa gaya dan percepatan memiliki hubungan
yang saling berkaitan.
Gaya yang terjadi pada pegangan tali (T) diperoleh dengan mengkalikan massa(m2)
dan percepatan. Pada percobaan tersebut terdapat perubahan massa dari glider (m2) ke hanger
(m1).semakin besar massa yang diberikan hanger kepada glider makan semakin cepat pula
percepatan dari sebuah glider.
Hal tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang tertera pada percobaan
tersebut yaitu :

apracx m
2. 2.0,8  0,357

S  (2,117)
 s
x
axfteory m1. g (0,001 + 0,002).9,8 
 (m1 +  (0,01 + 0,265 – 0,02)  0,428 m/s
m)
 pracxi c
pracx  m m . a. a  (0(0,2,62565––0,00,020)2)xx0,04,238570,01,10394NN
Txfteory  xfteory

5. Write your conclusions for each experiment (at least 5)

1. Pada percepatan konstan, semakin besar jarak (s) lintasan maka semakin besar pula waktu
(t) yang dibutuhkan untuk melintas. Pada percobaan 1, jarak lintasan divariasikan sebesar 0,4
m – 0,8 m akan menghasilkan waktu tempuh yang semakin besar dari 1,509 s hingga 2,135 s
pada percepatan konstan dengan rata-rata percepatan sebesar 0,351 m/s2 dan deviasi sebesar
5.025%.

2. Hubungan antara kecepatan dengan waktu berbanding terbalik sedangkan dengan jarak
berbanding lurus. Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak tertentu
maka kecepatan akan semakin besar, begitu juga sebaliknya semakin banyak waktu yang
diperlukan maka kecepatan semakin rendah.

3. Percepatan gerak pada trolly berpengaruh terhadap massa beban(m1) yang digantungkan.
Semakin berat massa beban(m1) maka percepatan pada trolly semakin cepat pula , begitu juga
sebaliknya. Artinya percepatan dengan massa beban(m1) berbanding lurus.

4. Percepatan suatu objek dipengaruhi oleh gaya (F) yang dihasilkan pada objek tersebut.
Semakin besar gaya yang diberikan maka semakin besar pula percepatan yang dihasilkan.
Hal Ini dibuktikan pada percob an 4 dimana jika gaya yang diberikan pada troli semakin
besar maka percepatan troli akan semakin cepat. Hal tersebut membuktikan bahwa
percepatan berbanding lurus dengan gaya.

5. Meskipun total massa kedua objek sebanding, perubahan komposisi massa pada masing-
masing objek akan menghasilkan perbadaan gaya. Dengan total massa yang sama, jika beban
dari troli dipindahkan ke gantungan secara parsial maka waktu troli untuk melaju akan
semakin kecil dengan nilai percepatan (a) yang semakin besar. Hal ini membuktikan bahwa
dengan mengubah komposisi massa pada masing-masing beban, gaya yang dihasilkan kedua
objek akan berubah tergantung posisi objek yang ditambahkan bebannya .

+
Bab 2 – INTRODUCTION TO ELECTRICAL INSTRUMENTS AND
CONCEPT
Nama Asisten : STEVEN CHRISTIAN (TK023)
MICHELLE VIRGINIA WIDJAJA (TK021)

1. Resistance of a resistor, Capacitance of a capacitor, and Inductance of an inductor.


a. Resistansi
Elemen rangkaian listrik yang berupa resistor disebut juga resistansi atau
hambatan mempunyai sifat menghambat arus listrik yang lewat padanya. Tegangan
yang melalui elemen adalah berbanding langsung dengan arus yang mengalir melalu i
elemen tersebut dan dapat dituliskan:
U=I.R
Dengan pengertian
U = tegangan dalam satuan Volt
I = arus yang mengalir dalam satuan Ampere
R = resistansi elemen dalam satuan Ohm

Gam bar 1 Simbol Induksi

Besarnya daya yang disisipkan oleh resistensi adalah:

b. Induktansi
Elemen rangkaian listrik yang berupa induktor disebut juga induktansi
mempunyai sifat menghambat arus listrik yang melalui pada bahan tersebut serta
menuduh timbulnya arus terhadap tegangan yangterpasang. Pada listrik DC berfungsi
saat dihubungkan ke sumber, setelah terhubung tidak berfungsi lagi, tetapi dalam aru s
listrik AC akan berfungsi terus menerus selama masih terhubung dengan sumber.

Gam bar 2 Simb olInduksi


Induktansi didefinisikan sebagai konstanta pembanding yang berlaku pada persam aan
tegangan dalam kumparan konduktor seperti ditunjukkan ada persamaan:

Dengan pengertian:
I = arus yang mengalir dalam satuan Ampere u=tegangan dalam satuan Volt
t = waktu dalam satuan detik
L = induktansi dalam satuan Henry

Besarnya daya yang diserap oleh induktansi adalah perkalian tegangan dan arus.

c. Kapasitansi

Gambar 3 Simbol Ka pasitansi

Elemen rangkaian listrik yang berupa kapasitor disebut kapasitansi


mempunyai sifat mempercepat arus listik yang lewat padanya serta menggeser
tegangan tersebut terhadap arus yang melewatinya. Pada listrik DC hanya berfungsi
saat dihubungkan ke sumber, kemudian tidak berfungsi lagi, tetapi dala m listrik AC
akan berfungsi terus-menerus selama masih terhubung dengan sumber. Ka pasitansi
didefinisikan sebagai konstanta pembanding yang berlaku pada persamaan arus d alam
dua plat konduktor paralel dengan pemisah isolator seperti ditunjukkan pada
persamaan berikut ini:

Dengan pengertian:
i = arus yang mengalir dalam satuan Ampere
u = tegangan dalam satuan Volt
t = waktu dalam satuan detik
C = kapasitansi dalam satuan Farad
Besarnya daya yang diserap oleh kapasitansi adalah perkalian tegangan dan arus.

2. Resistor, Capacitor, and Inductor


a. Resistor
Disebut juga dengan tahanan/hambatan, berfungsi untuk menghambat arus listrik

yang melewatinya. Satuan resistor adalah Ohm atau Ω (1 MΩ = 1.000 KΩ =


1.0.0 Ω) Resistor terbagi menjadi dua, yaitu :
i. Resistor tetap, yaitu resistor yang nilai hambatannya relative tetap,
biasanya terbuat dari karbon, kawat, atau paduan logam. Nilainya
ditentukan tebal dan panjang lintasan karbon. Panjang lintasan k arb on
tergantung kisarnya alur yang berbentukspiral.
ii. Resistor variabel (Potensiometer), yaitu resistor yang besarnya
hambatan dapat diubah- ubah. Yang termasuk ke dalam potensiome ter
antara lain : resistor KSN (Koefisien Suhu Negatif), resistor LDR
(Light Dependent Resistor), dan resistor VDR (Voltage Dependent
Resistor).
Tabel 1 Kode warna resistor 4 gelan g
Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Gelang 4
Warna
(Digit 1) (Digit 2) (Pengali) (Toleransi/%)
HItam - 0 1 -
Coklat 1 1 10 1
Merah 2 2 100 2
Orange 3 3 1.000 3
Kuning 4 4 10.000 4

Hijau 5 5 100.000 5
Biru 6 6 1.000.000 6
Ungu Abu-abu Putih Emas Perak7 7 10.000.000 7
Tanpa Warna 8 8 100.000.000 8
9 9 1.000.000.000 9
- - 0,1 5
- - 0,01 10

- - 0,001 20

Kode Huruf Resistor:


Resistor yang mempunyai kode angka dan huruf biasanya adalah resistor lilitan kawat

yang diselubungi dengan keramik/porselin.


5W22RJ

Arti angka dan huruf pada resistor dengan kode 5W22RJ adalah sebagai berikut : 5W,
berarti kemampuan daya resistor besarnya 5 Watt. 22RJ, berarti besarnya resistensi 22
Ω dengan besarnya toleransi 5%.

b. Kapasitor
Kapasitor (Kondensator) adalah suatu komponen listrik yang dapat
menyimpan muatan listrik. Kapasitor diukur dalam Farad (F) = 1/1.000.000 mF
(mikro Farad) = 1/1.000.000.000 nF (nano Farad) = 1/1.000.000.000.000 pF (piko
Farad). Kapasitor elektrolit mempunyai 2 kutub positif dan negative (bipolar).
Sedangkan kapasitor kering, misal kapasitor mika, kapasitor kertas tidak membedakan
kutub positif dan negative (nonpolar).

Tabel 2 Kode a ngka pada kapasitor


Kode Gelang 1 Gelang 2
Angka (Digit 1) (Digit 2) Gelang 3 (Pengali) Gelang 4 (Toleransi)
0 - 0 1 B
1 1 1 10 C
2 2 2 100 D
3 3 3 1.000 F=1
4 4 4 10.000 G=2
5 5 5 100.000 H=3
6 6 6 1.000.000 J=5
7 7 7 10.000.000 K = 10
8 8 8 100.000.000 M = 20
9 9 9 1.000.000.000

c. Induktor
Inductor adalah komponen listrik yang digunakan sebagai beban induktif.
Kapasitas inductor dinyatakan dalam satuan H (Henry) = 1.000 mH (mili Henry).
Kapasitas inductor diberi lambing L, sedangkan reaktansi induktif diberi lambang XL.
XL = 2.π.f.LΩ....................(1)
Dimana :
XL = Reaktansi induktif (Ω)
π = 3,14 atau 22/7
f = Frekuensi (Hz), 60 Hz
L = kapasitas inductor (H)
Pada inductor terdapat unsure resistansi (R) dan induktif (XL) jika digu nakan
sebagai beban sumber tegangan DC, maka hanya terdapat unsure R saja.
Dalam sumber tegangan AC berlaku rumus :
v
Z  , dimana  + XL  – ,Z  + XL  – R
Dimana : XL Z R √R XL √Z
R
Z = Impedensi (W)
R = Tahanan (Ω)
V = Tegangan AC (V)
XL = Reaktansi Induktif (W)
I = Kuat Arus (A)

3. AC and DC Voltage and its sources

Pegertian arus AC

Alternating Current (AC) adalah jenis arus listrik, di mana arah aliran elektron
berubah bolak-balik secara berkala.Satu keuntungan dari arus bolak-balik adalah
relatif murah untuk mengubah tegangan arus.

Pengertian arus DC

Arus searah (DC) adalah arus listrik yang mengalir secara konsisten dalam satu arah.
Arus yang mengalir dalam senter atau alat lain yang menggunakan baterai adalah arus
searah.
Perbedaan Sumber Tegangan AC vs DC
Perbedaan antara AC dan DC terletak pada arah aliran elektron. Di DC, elektron
mengalir terus dalam satu arah, atau "maju." Di AC, elektron terus berpindah arah,
kadang-kadang maju "dan kemudian" mundur.

Sumber Arus AC
Dalam kehidupan sehari-hari kita telah memanfaatkan arus AC (Arus Bolak Balik).
Hal ini dapat kita temui pada semua peralatan yang mengkonsumsi listrik PLN,
seperti : Kulkas, TV, Setrika, Printer dll.

Contoh Sumber Tegangan AC


Berikut ini adalah beberapa contoh sumber tegangan AC:
1. Arus listrik dari PLN
2. Genset
3. Dinamo
4. Turbin angin

Contoh Peralatan Yang Menggunakan Sumber Tegangan AC :


1. Komputer
2. Printer
3. Mesin Cuci
4. Blender
5. Mixer
6. TV
7. Radio
8. AC
9. Kulkas
10. Dll

4. Active and Passive components

1. Komponen Elektronika Aktif (Active Electronic Components)


Komponen Elektronika Aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus
eksternal untuk dapat beroperasi. Dengan kata lain, komponen elektronika aktif hanya dapat
berfungsi apabila mendapatkan sumber arus listrik dari luar (eksternal).

Komponen-komponen elektronika yang digolongkan sebagai komponen Aktif adalah Dioda,


Transistor dan IC (Intragrated Circuit) yang terbuat dari bahan semikonduktor seperti silikon,
germanium, selenium dan metal oxides.

– Dioda
Dioda adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik
ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda terdiri dari dua
Elektroda yaitu Anoda dan Katoda. Yang termasuk dalam keluarga Dioda diantaranya seperti
LED (Light Emitting Diode), DIAC, Dioda Zener, Dioda Penyearah, Dioda Foto, Dioda
Schottky, Dioda Tunnel dan Dioda Laser.

– Transistor
Transistor adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi sebagai Penguat, Penyearah,
Pengendali, Mixer dan Osilator. Komponen yang termasuk dalam keluarga Transistor
diantaranya seperti Transistor Bipolar (NPN & PNP), Transistor Foto, TRIAC, MOSFET,
JFET dan UJT.

– IC (Integrated Circuit/Sirkuit Terpadu)


Integrated Circuit atau sering disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika Aktif yang
terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang
diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Berdasarkan
fungsinya, IC dapat dikelompokan lagi menjadi IC Pewaktu (Timer), IC Comparator
(Pembanding), IC Logic gates (Gerbang Logika), IC Switching (Pengendali) dan IC
Amplifier (Penguat).

2. Komponen Elektronika Pasif (Pasive Electronic Components)


Komponen Elektronika Pasif adalah jenis Komponen elektronika yang tidak memerlukan
sumber arus listrik eksternal untuk pengoperasiannya. Komponen-komponen elektronika
yang digolongkan sebagai komponen pasif diantaranya seperti Resistor, Kapasitor dan
Induktor.
– Resistor
Resistor atau Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk
menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai
Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Komponen-komponen yang termasuk dalam
keluarga Resistor diantaranya seperti Resistor bernilai tetap, resistor yang dapat diatur
hambatannya (variable resistor atau potensiometer), LDR (Light Dependent Resistor) dan
Thermistor (PTC dan NTC).

– Kapasitor
Kapasitor (Capacitor) atau Kondensator (Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif
yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinya
adalah Farad. Komponen-komponen yang termasuk dalam keluarga Kapasitor tersebut
diantaranya adalah Kapasitor nilai tetap (Keramik, kertas, mika, tantalum dan elektrolit),
kapasitor yang nilai dapat diatur kapasitasnya (VARCO dan Trimmer).

– Induktor
Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari
susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Induktor akan menimbulkan
medan magnet saat dialiri arus listrik. Satuan Induktansi pada Induktor adalah Henry (H).
Komponen-komponen yang termasuk dalam keluarga Induktor diantaranya seperti air core
inductor, iron core inductor, ferrite core inductor, torroidal core indu ctor, laminated core
inductor dan variable inductor.

5. Polar and Non-Polar components

kapasitor polar = kapasitor yang kedua kutubnya memiliki polaritas positif dan negative

kapasitor non polar = kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan direlektrik dari keramik,
film, dan mika yang bahannya digunakan untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya
kecil.

6. Open and Close Circuit

Rangkaian Terbuka adalah komponen yang terputus atau putus dari rangkaian.
Contoh Sirkuit Terbuka:
Misalkan kita telah menghubungkan baterai suplai DC dengan bohlam yang terhubung
sebagai beban, resistansi dan sakelar.
Saat sakelar terbuka, arus listrik tidak mengalir dari sumber (baterai) ke beban yang
diinginkan (ringan).
Dengan demikian, rangkaian ini tidak menghantarkan listrik dan perbedaan potensial nol
terjadi antara dua terminal sakelar terbuka karena jalur yang tidak lengkap.
Lain halnya pada saat kita menyambungkan isolator atau alat penyekat pada suatu
rangkaian listrik, listrik tidak mengalir meskipun jalur rangkaian telah selesai dibuat.
Diberikan di bawah ini adalah diagram dengan menghubungkan sumber, beban dan
isolator.

Karena isolator, arus tidak lewat di sirkuit, dan cahaya tidak menyala.
Artinya, terkadang, isolator berfungsi sebagai sirkuit terbuka.
Sirkuit Tertutup
Dalam sirkuit tertutup, arus listrik (partikel bermuatan) mengalir dari sumber

energi aktif ke beban yang terhubung atau komponen lain karena jalur loop
tertutup.
Contoh Sirkuit Tertutup:
Misalkan, baterai catu tegangan DC dihubungkan dengan lampu (seperti beban) dan
sakelar tertutup. Karena sakelar tertutup, rangkaian membuat jalur lengkap untuk
mengalirkan arus listrik.
Dari diagram di atas, Anda dapat melihat bohlam menyala di sirkuit tertutup.

Perbedaan antara Sirkuit Terbuka dan Sirkuit Tutup

No Kandungan Rangkaian terbuka Sirkuit Tertutup

Sirkuit terbuka membuat jalur Sirkuit tertutup membuat jalur

1 Dasar
yang tidak lengkap untuk lengkap untuk mengalirkan
mengalirkan energi aktif dari energi aktif dari sumber ke
sumber ke beban. beban.

Dalam rangkaian listrik tertutup,


Arus Dalam rangkaian terbuka
2 arus mengalir dari muatan positif
Listrik listrik, arus tidak mengalir.
ke partikel muatan negatif.

Simbol Ini diwakili oleh ' ()' dalam Ini diwakili oleh ' (.) ' Dalam
3
(Dasar) sirkuit listrik. sirkuit listrik.

Dalam rangkaian listrik,


Dalam rangkaian listrik,
Potensi perbedaan potensial tidak
4 perbedaan potensial terjadi antara
Perbedaan terjadi antara kedua terminal
dua terminal rangkaian tertutup.
rangkaian terbuka.

Sirkuit tertutup menghantarkan


Sirkuit terbuka tidak dapat listrik dengan bantuan elemen
5 Alam
menghantarkan listrik. aktif yang terhubung (seperti
baterai, sel PV, dll).
Sirkuit ini bekerja secara
Sirkuit ini bekerja sebagai
6 Negara kontinyu pada posisi
posisi OFF .
keadaan ON .

Dalam bentuk tubular, saya membandingkan poin dasar - sirkuit terbuka vs sirkuit

tertutup.

Sirkuit Terbuka: Dalam sirkuit terbuka listrik, tidak ada sambungan listrik yang terjadi
di antara sumber dan beban.

Jika ada sisi sumber atau komponen lain yang terputus dalam rangkaian listrik, arus
tidak akan mengalir. Karena itulah beban tidak akan diaktifkan.
Sirkuit Tertutup: Dalam sirkuit tertutup, jalur loop tertutup terjadi dengan sumber yang
terhubung dan beban.

Agar rangkaian listrik


listr dan elektronik dapat berfungsi (rangkaian terbuka dan rangkaian
tertutup), kita membutuhkan sakelar untuk membuat (ON) dan memutus (OFF)
rangkaian.
Dalam sistem tenaga, pemutus sirkuit dan sekering melakukan peran sakelar yang sama
(membuat dan memutus sirkuit) secara manual dan otomatis pada kondisi gagal.

7. Explain the function of Multimeter

Multimeter adalah bagian dari peralatan multifungsi yang dapat digunakan untuk
mengukur berbagai besaran listrik seperti tegangan, arus, hambatan
8. Multimeter measuring concept
Mengukur voltase
Tegangan adalah besaran listrik termudah dan terpenting yang perlu diukur oleh teknisi
listrik saat bekerja dengan perangkat listrik. Nilai voltase untuk tenaga listrik pada titik
ukur alat listrik.
Saat melakukan pemeliharaan atau pemecahan masalah, langkah kerja yang paling
penting adalah menonaktifkan daya pada peralatan listrik untuk masalah

keselamatan. Setelah mematikan catu daya peralatan, seorang ahli listrik harus
memastikan tidak ada daya dengan memeriksa tegangan, dalam hal ini multimeter
bertindak sebagai pendeteksi tegangan.
Di pekerjaan lain ketika tukang listrik harus bekerja dengan peralatan listrik
hidup. Pengukuran tegangan akan membantu teknisi listrik dalam menilai seberapa baik
modul catu daya, apakah cukup daya untuk pengoperasian peralatan
Mari melalui beberapa langkah dasar untuk mengukur tegangan
Langkah 1: Putar dial ke VAC atau VDC sesuai dengan daya AC atau DC
Langkah 2: Masukkan kabel hitam dan merah ke jack COM dan V yang sesuai

Langkah 3: Hubungkan kabel ke terminal catu daya


Langkah 4: Membaca nilai pengukuran yang ditampilkan di layar
Mengukur resistensi
Yang penting berikutnya adalah besaran resistansi yang dapat diukur
multimeter. Sebagian besar perangkat listrik di sekitar kita dibangun oleh induktor
seperti penerangan, motor itu berarti bahwa setiap perangkat memiliki nilai resistansi
yang ditentukan.
Dengan mengukur hambatan, kita dapat dengan mudah mendeteksi jika perangkat listrik
tidak normal.
Sebagai contoh:
Nilai resistansi 01 motor normal adalah 5 Ohm, dan setelah lama beroperasi, nilai

resistansinya menjadi lebih kecil atau nilai sangat besar (OL). Dari hambatan tersebut,
tukang listrik menilai motor ini rusak.
Mengukur resistansi kemungkinan besar untuk mengukur tegangan tetapi lebih mudah.
Langkah 1: Putar dial ke simbol ꭥ pada multimeter
Langkah 2: masukkan lead hitam dan merah ke COM dan jack, membalikkan antara 2
lead dimungkinkan
Langkah 3: sambungkan 02 lead ke 02 titik alat pengukur
Langkah 4: Membaca nilai resistansi di layar multimeter
Tes kontinuitas

Fungsi multimeter selanjutnya juga berguna dan sering digunakan oleh ahli listrik.
Ini membantu kami mendeteksi kabel yang rusak atau kontak yang buruk dari tombol
atau sirkuit pengalih…
Sangat mudah untuk melakukan uji kontinuitas dengan multimeter.
Langkah 1: Putar tombol ke simbol dioda
Langkah 2: Masukkan 02 lead hitam dan merah ke COM dan jack seperti pengukuran
resistansi
Langkah 3: Hubungkan 02 mengarah ke 02 titik kabel atau kontak perlu diuji
Langkah 4: Periksa layar multimeter, jika menunjukkan0.0ꭥ maka kabel / kontak dalam

keadaan baik, jika tidak maka akan rusak.


Kesimpulan
Selain pengujian tegangan, hambatan, dan kontinuitas, saat ini multimeter dapat
mengukur berbagai besaran listrik lainnya. Jadi memilih multimeter
multimete terbaik dan
menguasainya adalah keterampilan yang diperlukan bagi setiap teknisi listrik, itu akan
sangat membantu dan mempermudah pekerjaan tukang listrik
Bab 3 – SERIES, PARALLEL CIRCUIT AND OHM’S LAW
Nama Asisten : STEVEN CHRISTIAN (TK023)
MICHELLE VIRGINIA WIDJAJA (TK021)

1. Ohm’s Law

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan yang menyebutkan bahwa arus listrik (I) yang
mengalir pada suatu kawat konduktor sebanding dengan beda potensial (V) yang
diberikan pada ujung-ujungnya. Artinya, semakin besar beda potensial, maka semakin
besar arus yang mengalir. Sebaliknya, jika beda potensial yang diberikan diperkecil,
semakin kecil pula arus yang mengalir. Kita bisa merumuskannya menjadi sebagai
berikut.
I=V
Ketika arus listrik I mengalir dalam sebuah kawat konduktor dengan beda p ote nsial di
ujung-ujungnya V, maka arus akan berbanding terbalik dengan hambatan, menghasilkan
rumus sebagai berikut.
I α 1/R

Berdasarkan dua persamaan di atas, maka didapatkan rumus dari hukum Oh m sebagai
berikut.
I=V/R atau V = IR
Besaran R adalah hambatan pada kawat.
Hukum Ohm juga dapat dinyatakan sebagai “arus yang mengalir melalui konduktor
berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua ujungnya, sementara kondisi f is ik
konduktor seperti temperatur, regangan, dan lainnya tetap konstan”.
Grafik perubahan beda potensial terhadap arus yang mengalir pada kawat konduktor
berbentuk linier seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Keterbatasan hukum Ohm
Namun, hukum Ohm juga memiliki keterbatasan. Hukum ini telah diturunkan dengan
asumsi bahwa hambatan tidak tergantung pada arus. Sehingga, hambatan atau resistansi
selalu tetap dan tidak tergantung pada arus (I). Artinya, hukum Ohm tidak berlaku untuk
fluida, materi semikonduktor, maupun isolator. Material yang tidak memenuhi hukum
Ohm disebut sebagai material non-Ohmik. Berikut adalah grafik arus dan beda potensial
bagi material non-Ohmik.
Latihan Soal
Seorang siswa menghubungkan dua resistor R1 dan R2 secara seri ke sumber DC dengan
tegangan 20V. Dapatkah kamu menghitung arus yang mengalir melalui rangkaian jika
kode warna untuk resistor:
(gambar)

R1 = Kuning, ungu, oranye


R2 = Coklat, hitam, merah
Kalau sudah, yuk kita bahas dan cocokkan jawabannya bersama-sama.
Jawab
Menurut kode warna resistor karbon, pita warna R1 mewakili angka-angka berikut:
Kuning = 4, Ungu = 7 dan Oranye = 3
R1 = 47 x 103 Ω = 47k Ω
Pita warna resistor R2 mewakili angka-angka berikut:
Coklat = 1, Hitam = 0 dan Merah = 2

R2 = 10 x 102 Ω = 1k Ω
Jadi, nilai hambatan penggantinya adalah
R = R1 + R 2
= 47 kΩ + 1kΩ
R = 48kΩ
Arus yang mengalir di rangkaian, I = V/R
V = 20 V, R = 48kΩ
>> I = 20 V/48kΩ = 4,16 x 10-4A

2. The relation between Voltage (V), Current (I), and Resistance (R)
Tegangan, Arus, dan Resistensi
Sirkuit listrik terbentuk ketika jalur konduktif dibuat untuk memungkinkan muatan
listrik terus bergerak. Pergerakan muatan listrik yang terus menerus melalui konduktor
rangkaian disebut arus , dan ini sering disebut dalam istilah "aliran", seperti aliran
cairan melalui pipa berlubang.
Gaya yang memotivasi pembawa muatan untuk "mengalir" dalam rangkaian
disebut tegangan . Tegangan adalah ukuran spesifik energi potensial yang selalu re la tif

antara dua titik.


Ketika kita berbicara tentang sejumlah tegangan yang ada di suatu rangkaian, kita
mengacu pada pengukuran berapa banyak energi potensial yang ada untuk
memindahkan pembawa muatan dari satu titik tertentu di rangkaian itu ke tit ik te rtentu
lainnya. Tanpa mengacu pada dua titik tertentu, istilah "tegangan" tidak ada artinya.
Arus cenderung bergerak melalui konduktor dengan beberapa derajat gesekan, atau
berlawanan dengan gerakan. Perlawanan terhadap gerakan ini lebih tepat

disebut resistensi . Besarnya arus dalam suatu rangkaian tergantung pada jumlah
tegangan dan besarnya hambatan dalam rangkaian untuk melawan aliran arus.
Sama seperti tegangan, hambatan adalah besaran relatif antara dua titik. Untuk alasan
ini, jumlah tegangan dan resistansi sering dinyatakan sebagai "antara" atau "melintasi"
dua titik dalam suatu rangkaian.

Satuan Pengukuran: Volt, Amp, dan Ohm


Untuk dapat membuat pernyataan yang berarti tentang besaran-besaran ini dalam
rangkaian, kita harus dapat mendeskripsikan besarannya dengan cara yang sama sepert i
kita menghitung massa, suhu, volume, panjang, atau jenis besaran fisik lainnya. Un tu k

massa, kita mungkin menggunakan satuan "kilogram" atau "gram".


Untuk suhu, kita bisa menggunakan derajat Fahrenheit atau derajat Celsius. Berikut
adalah satuan standar untuk arus listrik, tegangan, dan tahanan:

"Simbol" yang diberikan untuk setiap kuantitas adalah huruf alfabet standar yang
digunakan untuk mewakili kuantitas tersebut dalam persamaan aljabar. Huruf standar
seperti ini umum dalam disiplin ilmu fisika dan teknik dan diakui secara internasional.
"Singkatan unit" untuk setiap kuantitas mewakili simbol alfabet yang digunakan sebagai
notasi singkatan untuk unit pengukuran tertentu. Dan, ya, simbol "tapal kuda" yang
tampak aneh itu adalah huruf kapital Yunani Ω, hanya sebuah karakter
dalam alfabet asing (maaf untuk setiap pembaca Yunani di sini).

Setiap unit pengukuran dinamai berdasarkan eksperimen terkenal di bidang


kelistrikan: Ampere diambil dari nama orang Prancis Andre M. Ampere, volt setelah
Alessandro Volta Italia, dan ohm setelah Georg Simon Ohm dari Jerman.
Simbol matematika untuk setiap besaran juga memiliki arti. "R" untuk resistansi dan "V"
untuk tegangan keduanya cukup jelas, sedangkan "I" untuk arus tampaknya agak
aneh. "I" dianggap telah dimaksudkan untuk mewakili "Intensitas" (aliran muatan), dan
simbol lain untuk tegangan, "E," adalah singkatan dari "Gaya gerak listrik." Dari

penelitian apa yang bisa saya lakukan, sepertinya ada beberapa perselisihan tenta ng a
rti "saya".
Simbol "E" dan "V" dapat dipertukarkan untuk sebagian besar, meskipun beberapa te ks
menyimpan "E" untuk mewakili tegangan pada suatu sumber (seperti baterai atau
generator) dan "V" untuk mewakili tegangan pada sumber lainnya.
Semua simbol ini diekspresikan dengan huruf kapital, kecuali dalam kasus di mana
besaran (terutama tegangan atau arus) dijelaskan dalam jangka waktu singkat (disebut
nilai "sesaat"). Misalnya, voltase baterai, yang stabil dalam jangka waktu yang lama,
akan dilambangkan dengan huruf kapital "E", sedangkan puncak voltase sambaran p etir

pada saat itu menghantam saluran listrik kemungkinan besar akan terjadi. dis im bo lkan
dengan huruf kecil “e” (atau huruf kecil “v”) untuk menunjukkan nilai tersebut pada satu
waktu.
Konvensi huruf kecil yang sama ini juga berlaku untuk arus, huruf kecil “i” mewakili
arus pada suatu waktu. Kebanyakan pengukuran arus searah (DC), bagaimanapun,
menjadi stabil dari waktu ke waktu, akan dilambangkan dengan huruf kapital.
Coulomb dan Muatan Listrik
Salah satu satuan dasar pengukuran listrik yang sering diajarkan pada permulaan kur sus
elektronika tetapi jarang digunakan setelahnya, adalah satuan coulomb , yang merupakan

ukuran muatan listrik yang sebanding dengan jumlah elektron dalam keadaan tidak
seimbang. Satu coulomb muatan sama dengan 6.250.000.000.000.000.000 elektron.
Simbol besaran muatan listrik adalah huruf kapital “Q”, dengan satuan coulomb
disingkat dengan huruf kapital “C.” Kebetulan unit untuk aliran arus, amp, sama dengan
1 coulomb muatan yang melewati titik tertentu dalam rangkaian dalam waktu 1
detik. Dalam istilah-istilah ini, arus adalah laju gerak muatan listrik melalui sebuah
konduktor.
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, tegangan adalah ukuran energi potensial per u nit
muatan yang tersedia untuk memotivasi aliran arus dari satu titik ke titik

lainnya. Sebelum kita dapat secara tepat menentukan apa itu "volt", kita harus
memahami cara mengukur kuantitas ini yang kita sebut "energi potensial." Satuan metrik
umum untuk energi jenis apa pun adalah joule , sama dengan jumlah usaha yang
dilakukan oleh gaya 1 newton yang diberikan melalui gerakan 1 meter (searah).
Dalam satuan Inggris, ini sedikit kurang dari 3/4 pon gaya yang diberikan p ada ja ra k 1
kaki. Secara umum, dibutuhkan energi sekitar 1 joule untuk mengangkat beban se bera t
3/4 pon 1 kaki dari tanah, atau untuk menyeret sesuatu sejauh 1 kaki menggunakan
gaya

tarik paralel 3/4 pon. Didefinisikan dalam istilah ilmiah ini, 1 volt sama dengan 1 jo ule
energi potensial listrik per (dibagi dengan) 1 coulomb muatan. Jadi, baterai 9 volt
melepaskan energi 9 joule untuk setiap coulomb muatan yang dipindahkan melalui suatu
rangkaian.
Satuan dan simbol besaran
bes listrik ini akan menjadi sangat penting untuk dike tahui sa at
kita mulai mengeksplorasi hubungan antar keduanya dalam rangkaian.

Persamaan Hukum Ohm


Penemuan utama Ohm adalah bahwa jumlah arus listrik yang melalui konduktor lo gam

dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan yang dilewatinya, untuk suhu
tertentu. Ohm mengungkapkan penemuannya dalam bentuk persamaan sederhana, yan g
menjelaskan bagaimana tegangan, arus, dan hambatan saling berhubungan:

Dalam ekspresi aljabar ini, tegangan (E) sama dengan arus (I) dikalikan dengan
resistansi (R). Dengan menggunakan teknik aljabar, kita dapat memanipulasi persamaa n
ini menjadi dua variasi, masing-masing menyelesaikan untuk I dan R:

Menganalisis Sirkuit Sederhana dengan Hukum Ohm


Mari kita lihat bagaimana persamaan ini bekerja untuk membantu kita menganalisis
rangkaian sederhana:
Pada rangkaian di atas, hanya ada satu sumber tegangan (baterai, di sebelah kiri) dan

hanya satu sumber resistansi terhadap arus (lampu, di sebelah kanan). In i membuatny a
sangat mudah untuk menerapkan Hukum Ohm. Jika kita mengetahui nilai dari dua dari
tiga kuantitas (tegangan, arus, dan resistansi) di rangkaian ini, kita dapat menggunakan
Hukum Ohm untuk menentukan yang ketiga.
Dalam contoh pertama ini, kita akan menghitung jumlah arus (I) dalam suatu rangkaian,
diberi nilai tegangan (E) dan resistansi (R):
Berapa besar arus (I) di sirkuit ini?

Dalam contoh kedua ini, kami akan menghitung jumlah resistansi (R) dalam suatu
rangkaian, diberi nilai tegangan (E) dan arus (I):

Berapakah besar hambatan (R) yang ditawarkan oleh lampu?

Dalam contoh terakhir, kami akan menghitung jumlah tegangan yang dipasok oleh
baterai, diberi nilai arus (I) dan resistansi (R):
Berapakah besaran voltase yang disediakan oleh baterai?

Teknik Segitiga Hukum Ohm


Hukum Ohm adalah alat yang sangat sederhana dan berguna untuk menganalisis
rangkaian listrik. Ini digunakan begitu sering dalam studi kelistrikan dan elektronik
sehingga perlu dihafalkan oleh siswa yang serius. Bagi mereka yang belum terbiasa
dengan aljabar, ada trik untuk mengingat cara menyelesaikan berapa pun kuantitas,
mengingat dua lainnya.
Pertama, susun huruf E, I, dan R dalam segitiga seperti ini:

Jika Anda tahu E dan I, dan ingin menentukan R, hilangkan saja R dari gambar dan lihat
apa yang tersisa:
Jika Anda mengetahui E dan R, dan ingin menentukan I, hilangkan I dan lihat ap a yang
tersisa:

Terakhir, jika Anda mengetahui I dan R, dan ingin menentukan E, hilangkan E dan lih at
apa yang tersisa:

Pada akhirnya, Anda harus terbiasa dengan aljabar untuk mempelajari kelistrikan dan
elektronik dengan serius, tetapi tip ini dapat membuat perhitungan pertama Anda sedikit
lebih mudah diingat. Jika Anda merasa nyaman dengan aljabar, yang perlu Anda
lakukan hanyalah memasukkan E = IR ke dalam memori dan mendapatk an dua r umus
lain dari itu saat Anda membutuhkannya!
3. Describe the characteristic of Serial Circuit

Rangkaian seri hanya memiliki satu jalur untuk aliran arus listrik.
Rangkaian seri memiliki kelebihan yaitu kuat arus listrik (I) yang mengalir pada tiap bagian sama, lampu lebih
Rangkaian seri memiliki kelemahan yaitu bila satu bagian terputus maka seluruh rangkaian akan terputus dan

4. Describe the characteristic of Parallel Circuit


Dalam rangkaian paralel, voltase sama untuk masing-masing cabang. Hukum Ohm
memberi persamaan sederhana yang dapat membantu Anda menghitung voltase, arus dan
hambatan dalam rangkaian paralel.

Tegangan
Tegangannya sama untuk masing-masing resistor dalam rangkaian paralel karena hanya ada

dua titik umum yang menghubungkan semua resistor, dan voltase atau tegangan antara titik
umum selalu sama. Tegangan, atau perbedaan potensial listrik, adalah energi per satuan
muatan; Itu diukur dalam volt pada voltmeter.

Arus
Arus listrik bisa menempuh banyak jalur melalui sirkuit paralel. Arus total sama dengan
jumlah masing-masing cabang arus individual. Arus total rangkaian dapat dihitung dengan
persamaan
I = V / (1 / R1 + 1 / R2 + … + 1 / Rn)

di mana I adalah arus total, V adalah tegangan dan R1, R2 dan seterusnya Adalah hambatan
dari setiap cabang individu. Arus diukur dalam ampere dengan ammeter.

Hambatan
Hambatan atau Resistansi total untuk rangkaian paralel harus kurang dari resistansi cabang
individu dibagian manapun. Resistansi diukur dalam ohm. Cara menghitung resistansi total
dengan membagi arus total dengan voltase; Persamaan ini,
I=V/R
dikenal sebagai Hukum Ohm. Hal ini dapat ditulis ulang sebagai

R=V/I
Jika Anda tidak mengetahui tegangan dan arus total, hitunglah resistansi total dari tahanan
masing-masing cabang dengan persamaan 1 / R = 1 / R1 + 1 / R2 + 1 / R3 + … + 1 / Rn.
Daya tahan sirkuit
Pembukaan cabang individu hanya menghentikan arus di cabang itu. Bagian cabang lainnya
akan terus bekerja karena arus memiliki banyak jalur yang bisa ditempuh di seluruh sirkuit.

5. The application of serial and parallel circuit


1. RANGKAIAN SERI
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu daya lewat
satu rangkaian. Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, di mana input suatu
komponen berasal dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan rangkaian
listrik seri dapat menghemat biaya (digunakan sedikit kabel penghubung).
Selain memeliki kelebihan, rangkaian listrik seri juga memiliki suatu kelemahan, yaitu jika
salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tidak akan berfungsi

sebagaimana mestinya. Misal tiga buah bola lampu dirangkai seri, maka input dari lampu satu
akan datang dari output lampu yang lain. Jika salah satu lampu dicabut atau rusak, maka
lampu yan lain akan ikut padam.
Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian. Contoh yang baik dari
beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu pohon Natal. ( kurang lebih 20 lampu
dalam rangkaian seri ).
Dua buah elemen berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah titik utama
yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan.Karena semua

elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam rangkaian seri,

arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun seri.
Sifat-sifat Rangkaian Seri
1. Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.

2. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan

3. Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total rangkaian
menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalirdalam rangkaian. Arus yang

mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.Jika salah satu
beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus terhenti.
Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan sehari-hari (di
rumah) :

• Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik & lampu
LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20 pcs) sehingga dapat
menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220 V).

• Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang masih
memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara jala-jala dengan
ballastnya.

• Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur kontrol),
demikian juga kulkas.

• Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.

2. RANGKAIAN PARALEL
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar
untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik
dihubungkan secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa
mempengaruhi rangkaian yang lain.
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel).
Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik
paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber
yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan
susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel
penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel
memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika
salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi
sebagaimana mestinya.
Sifat-sifat Rangkaian Paralel
1) Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.

2) Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus


masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
3) Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian
mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)

4) Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada
rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa
terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.

Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam kehidupan sehari-hari (di
rumah) :
1) Distribusi Listrik PLN kerumah-rumah adalah paralel.
2) Stop contact merupakan rangkaian paralel dengan jala-jala.

6. Compare the result that you get from the practicum with the simulation and the
theory

Dalam menjawab soal dalam praktikum kami seluruhnya menggunakan teori dengan
rumus
Tabel 3.1 = I = V / R
Tabel 3.2 = I = V / R
Tabel 3.3 = I = V / R → RT.I = R1.I + R2.I + R3.I
Tabel 3.4 =

Make the theory and your experiment data as the reference in making analysis and
give the conclusion (5) about the experiment.
Tabel 3.1 dan tabel 3.2 :
1) Nilai hambatan berbanding terbalik dengan nilai kuat arusnya. Jika nilai hambatannya
besar, maka nilai kuat arusnya akan kecil. Begitu juga sebaliknya.
2) Tegangan sebanding dengan kuat arus listrik. Semakin besar tegangan maka semakin
besar arus yang dihasilkan
3) Dapat disimpulkan bahwa Hukum Ohm menyatakan bahwa kuat arus listrik (I)
sebanding dengan beda potensial yang diberikan dan berbanding terbalik dengan
hambatan rangkaian
(R) dapat disimbolkan dengan : V = I . R

4) Hukum ohm mempelajari arus listrik pada rangkaian tertutup. Arus listrik mengalir
karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar, seperti lampu
senter,radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala (berfungsi) karena adanya
aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan peralatan tersebut sehingga
menghasilkan beda potensial.
5) Jika arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut sebanding lurus
dengan tegangan listrik yang terdapat antara kedua penghantar tadi.
6) Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan dengan arah
arus dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini sering disebut juga

dengan Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current .

Tabel 3.3 :
1) Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
2) Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seridari masing-masing tahan an seri adalah
sama dengan tegangan total sumber tegangan.
3) Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan to ta l ra ngkaia
n menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus
yang

mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.


4) Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus
terhenti.
5) Beda potensial/tegangan tiap-tiap hambatannya berbeda-beda dan hasil penjumlahan
tegangan tiap-tiap hambatannya sama dengan tegangan totalnya.
V xoxal  V1 + V2 +. . Vn I xoxal  I1  I2  ⋯ . I n R
xoxal
 R1 + R2 + . .. Rn

Tabel 3.4 :

1) Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.


2) Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing- masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
3) Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian
mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
4) Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputu s hanya p ada
rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa te rga nggu
oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
5) Beda potensial/ tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar tegangan setiap
percabangan sama dengan tegangan totalnya.
V xoxal  V1  V2  V3  . .Vn I xoxal  I1 + I2
+. .In 1/R xoxal  1/R1 + 1/R2 + … 1/R n
Bab 4 – KIRCHOFF VOLTAGE-CURRENT LAW AND
POTENTIOMETER
Nama Asisten : STEVEN CHRISTIAN (TK023)
MICHELLE VIRGINIA WIDJAJA (TK021)

1. Kirchoff Voltage Law and Kirchoff Current LawJ

Pada tahun 1845, seorang fisikawan Jerman, Gustav Kirchhoff mengembangkan


sepasang atau seperangkat aturan atau hukum yang mengatur tentang kekekalan arus
dan energi dalam rangkaian listrik. Kedua aturan ini umumnya dikenal
sebagai: Hukum Sirkuit Kirchhoffs dengan salah satu hukum Kirchhoff berurusan
dengan arus yang mengalir di sekitar rangkaian tertutup, Hukum Arus Kirchoffs,
(KCL) sedangkan hukum lainnya berkaitan dengan sumber tegangan yang ada dalam
rangkaian tertutup, Tegangan Kirchhoffs Hukum, (KVL) .
Hukum Pertama Kirchhoff - Hukum Saat Ini, (KCL)
Kirchhoffs Current Law atau KCL, menyatakan bahwa " arus total atau muatan
yang memasuki persimpangan atau node sama persis dengan muatan yang
meninggalkan node karena tidak ada tempat lain untuk pergi kecuali pergi, karena
tidak ada muatan yang hilang di dalam node ". Dengan kata lain jumlah aljabar dari
SEMUA arus yang masuk dan keluar sebuah node harus sama dengan nol, I (keluar) + I
(masuk) = 0. Ide oleh Kirchhoff ini umumnya dikenal sebagai Konservasi Muatan .

Hukum Kirchoffs Saat Ini

Di sini, tiga arus yang memasuki node, I 1 , I 2 , I 3 semuanya bernilai positif dan dua
arus yang meninggalkan node, I 4 dan I 5 bernilai negatif. Maka ini berarti kita juga
dapat menulis ulang persamaan tersebut sebagai;
I1 +I2 +I3 -I4 -I5 =0
Istilah Node dalam rangkaian listrik umumnya mengacu pada koneksi atau
persimpangan dari dua atau lebih jalur atau elemen pembawa arus seperti kabel dan
komponen. Juga agar arus mengalir baik masuk atau keluar dari node, jalur sirkuit
tertutup harus ada. Kita dapat menggunakan hukum Kirchoff saat menganalisis
rangkaian paralel.
Hukum Kedua Kirchhoff - Hukum Tegangan, (KVL)
Hukum Tegangan Kirchhoff atau KVL, menyatakan bahwa " dalam jaringan loop
tertutup apa pun, total tegangan di sekitar loop sama dengan jumlah semua
tegangan yang turun dalam loop yang sama " yang juga sama dengan nol. Dengan
kata lain jumlah aljabar dari semua tegangan dalam loop harus sama dengan nol. Ide
oleh Kirchhoff ini dikenal sebagai Konservasi Energi .
Hukum Tegangan Kirchhoff

Mulai di titik mana pun di loop, lanjutkan ke arah yang sama dengan mencatat arah
semua penurunan tegangan, baik positif atau negatif, dan kembali ke titik awal yang
sama. Penting untuk menjaga arah yang sama baik searah jarum jam atau berlawanan
arah jarum jam atau jumlah tegangan akhir tidak akan sama dengan nol. Kita dapat
menggunakan hukum tegangan Kirchhoff saat menganalisis rangkaian seri.
Saat menganalisis rangkaian DC atau rangkaian AC menggunakan Hukum Sirkuit
Kirchoff sejumlah definisi dan terminologi digunakan untuk menggambarkan bagian-
bagian rangkaian yang dianalisis seperti: node, jalur, cabang, loop, dan mesh. Istilah-
istilah ini sering digunakan dalam analisis rangkaian sehingga penting untuk
memahaminya.

2. The difference between potentiometer and resistor

Potentiometer adalah komponen elektronik yang dapat disesuaikan. Ini terdiri dari tubuh
resistor dan sistem berputar atau geser. Ketika tegangan diterapkan di antara dua kontak tetap
dari tubuh resistor, posisi kontak pada tubuh resistor diubah dengan memutar atau menggeser
sistem, dan posisi kontak yang bergerak dapat diperoleh antara kontak yang bergerak dan
kontak tetap. Tegangan hubungan tertentu. Ini sebagian besar digunakan sebagai pembagi
tegangan, ketika potentiometer adalah elemen empat terminal. Potentiometer pada dasarnya
adalah rheostat geser. Ada beberapa gaya, yang umumnya digunakan untuk sakelar volume
speaker dan penyesuaian daya kepala laser. Potentiometer adalah komponen elektronik yang
dapat disesuaikan.
Resistor variabel untuk divisi tegangan. Pada tubuh resistor telanjang, satu atau dua kontak logam bergerak

Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk
mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan)
tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan
terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan
persamaan hukum Ohm:

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari
paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan.
Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.

Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit
terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus
cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

3. Potentiometer and how it works

Potensiometer adalah instrumen listrik yang digunakan untuk mengukur EMF (electro motive
force) dari sebuah sel, resistansi internal sel. Dan juga digunakan untuk membandingkan
EMFs dari sel yang berbeda. Itu juga dapat digunakan sebagai resistor variabel di sebagian
besar aplikasi.
Potensiometer ini digunakan dalam jumlah besar dalam pembuatan peralatan elektronik yang
menyediakan cara menyesuaikan sirkuit elektronik sehingga output yang benar diperoleh.
Meskipun penggunaannya yang paling jelas harus untuk kontrol volume pada radio dan
peralatan elektronik lainnya yang digunakan untuk audio.
1. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan
cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai
dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
2. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur
dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya
menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer
Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
3. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus
menggunakan alat khu sus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya.
Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan

pengaturannya

Cara Kerja
Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur (track)
dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah)
adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen
resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang
mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.
Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam)
dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).
Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2
jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik
(Logarithmic Potentiometer).
4. Analyze every circuit

• Pada susunan loop, aljabar tegangannya adalahnya nol. Jika Iab dan Ixy di
total maka hasilnya adalah 0, dan untuk susunan paralel, walau tegangan
terbagi kebeberapa bagian alan tetapi listrik yang mengalir akan tetap besar
pada hambatan yang rendah,maka tegangan pada I gh tertinggi karena
hambatannya pada I hambatan listrik tersebut paling rendah.
gh
• Potentiometer memiliki fungsi sama haknya dengan resistor, tetapi
potentiometer memiliki keunggulan dapat mengatur besar kecil jumlah arus
yang masuk , pada saat diatur kedalam mode CCW ,jumlah arus yang
masuk hanya sedikit , seperti pada bagian Vab dimana lampu yang menyala
tidak menyala secara maksimal atau redup , pada mode CW jumlah arus yang
masuk penuh , pada bagian Vab dimana lampu yang menyala akan menyala
secara maksimal karena jumlah arus yang mengalir lebih banyak dibandingkan
mode CCW

Pada hukum kirchoff dijelaskan bahwa arus yang masuk akan sama dengan
arus yang keluar .
5. Compare the result that you get from the practicum with the theory
a. Kirchoff Current Law

• VPS = 5 V
1 1 1
 +
Rp1 220 1000
Rp1  180,33 Ω
1
1 1
R 180,33 + 300 + 220

R  133,9 Ω
R  133,9 + 100  233,9 Ω
V
I 5 
 0,021 A  21 mA
Æb
R 233,9

IcD 133,9
Rp . I  . 21  5,5 mA
Ra + R5 520
133,9
If  . 21  2,86 mA
1000
133,9
IG  . 21  13 mA
220
I (in)  I (oux)  21 mA
Æb xr
• VPS = 10 V
R  133,9 Ω
R  133,9 + 100  233,9 Ω
V 10
I    0,043 A  43 mA
Æb
R 233,9
IcD 133,9
Rp . I  . 43  11 mA
Ra + R5 520

If 133,9
1000 . 43  5,72 mA
IG  . 43  26 mA
IÆb(in)  Ixr (oux)  43 mA

b. Kirchoff Voltage Law

• VPS = 5 V
R  470 + 1000 + 2000 + 4700  8.170 Ω
V 5
I  6,12x10−a A
R8.170
R1
VA1xV cu
maer  .10  0,29 V
R
470
8170
1000
VA  . 5  0,61 V
8170
2000
VA3  . 5  1,22 V
8170
4700
VAa  . 5  2,88 V
8170
• VPS = 10 V
R  470 + 1000 + 2000 + 4700  8.170 Ω
V  10
I  1,22x10−3 A
R8.170
 R1 xV
VA1
cumaer 
470 .10  0,58 V
R 8170
VA  1000 . 10  1,22 V
8170
2000
VA3  . 10  2,45 V
8170
4700
VAa  . 10  5,75 V
8170

Berdasarkan hasil praktikum, data yang didapatkan pada praktikum jika dibandingkan
dengan data yang didapat dari hasil perhitungan teoritis memiliki nilai yang sama
dengan deviasi data sebesar 0%.
6. Write the conclusion for this experiment (at least 3)
Kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu :
1) Kita telah melihat di sini bahwa hukum Kirchoff 2 - tegangan, KVL adalah hukum
kedua Kirchoff dan menyatakan bahwa jumlah aljabar dari semua tegangan turun, ketika Anda mengeli

titik yang sama, dan mempertimbangkan polaritasnya selalu nol. Itu adalah ΣV = 0.
Teori di balik hukum kedua Kirchoff juga dikenal sebagai hukum konservasi
2)
tegangan, dan ini sangat berguna bagi kita ketika berhadapan dengan rangkaia n seri,
karenarangkaian seri juga bertindaksebagai pembagi tegangan dan rangkaian

pembagi tegangan merupakan aplikasi penting dari banyak seri rangkaian.


Kami telah menggunakan Hukum Kirchoff 1 pada percobaan kali ini. Arus di sini
3)
untuk menunjukkan bagaimana mungkin untuk menyelesaikan rangkaian ya ng lebih
kompleks ketika kita tidak bisa begitu saja menerapkan Hukum Ohm.

4) Pengukuran tegangan dengan menggunakan rangkaian potensiometer lebih akurat

dibandingkan dengan pengukuran menggunakan voltmeter biasa, namun ketika


mengukur tegangan efek pembebanan nilai kesalahannya sangat besar.
Bab 5 – LOAD EFFECT, MAXIMUM POWERTRANSFER, AND
SUPERPOSITION
Nama Asisten : STEVEN CHRISTIAN (TK023)
MICHELLE VIRGINIAWIDJAJA (TK021)

1. The internal resistance of a supply and its effect


Semua catu daya memiliki beberapa resistansi di antara terminalnya yang disebut
resistansi internal. Hal ini menyebabkan muatan di sirkuit menghilangkan sebagian
energi listrik di catu daya itu sendiri. Catu daya menjadi hangat saat mengalirkan arus.

Jadi ε = V r + VR

2. The relation between the resistance of the load and the voltage of the load

Hubungan antara beban hambatan dan beban tegangan adalah semakin besar
hambatan beban, maka tegangan yang melewati hambatan tersebut juga semakin
besar. Berbeda dengan arus dimana apabila beban hambatan besar maka arus yang
mengalir pada hambatan itu makan semakin kecil.

3. The relation between the load and the power

Hubungan antara daya dan tegangan adalah dimana mereka sama sama membuthkan
sumber tenaga listrik agar dapat berfungsi dan bergerak.

4. Power and the maximum power


Teorema transfer daya maksimum dinyatakan sebagai berikut: Untuk sebuah sumber
voltase, daya maksimum ditransfer dari sebuah sumber ke sebuah muatan di saat
resistansi muatan sama dengan resistansi daya internal. Dalam percobaan ini, akan
dicoba untuk memperoleh daya semaksimal mungkin dari sumber daya. Pada gambar
8.2 daya yang diterima RL adalah sebagai berikut:
P
Aa = vR12
A1

5. The concept of superposition and the usage

Pernyataan umum dari teorema superposisi adalah sebagai berikut: Arus dari cabang
tertentu dari sebuah rangkaian berbagai sumber ditemukan dengan menentukan arus
di cabang tertentu dihasilkan masing-masing sumber bertindak sendiri, dengan setiap
sumber lain mengganti resistansi internal masing-masing. Jumlah arus dalam cabang
adalah penjumlahan aljabar dari arus individual dalam cabang tersebut.
Prinsip superposisi menyatakan bahwa tanggapan (voltase atau arus yang dihasilkan)
pada setiap titik di rangkaian linier yang memiliki lebih dari satu sumber voltase atau
sunber arus, adalah tanggapan total yang dihasilkan oleh tiap sumber yang bekerja

dengan sendirinya.
Langkah-langkah dalam menerapkan metode superposisi adalah sebagai berikut:
1. Tinggalkan satu sumber voltase (atau arus) dalam rangkaian dan ganti tiap sumber
voltase (atau arus) lainnya dengan resistansi internal masing-masing. Untuk sumber ideal
sebuah rangkaian pendek melambangkan resistansi internal nol dan sebuah rangkaian
terbuka melambangkan resistansi internal tak hingga.
2. Tentukan arus (atau voltase) tertentu yang diinginkan seakan hanya ad a satu sumber dalam
rangkaian.
3. Ambillah sumber berikutnya dalam rangkaian dan ulangi langkah satu dan dua, lakukan

langkah ini untuk setiap sumber.


4. Untuk mencari arus yang sesungguhnya dalam sebuah cabang, secara aljabar jumlahkan
arus yang dihasilkan masing-masing sumber. (Jika arus berada pada arah yang sama, maka
dijumlahkan. Jika arus berada pada arah yang berlawanan, maka dikurangi dengan arah arus
yang dihasilkan sama dengan yang lebih besar dari jumlah aslinya.) Setelah menentukan arus,
tegangan dapat ditentukan menggunakan hukum Ohm.
Ilustrasi Superposisi
Secara sederhana, dapat ditulis sebagai: I1 + I2 = I
I1 = arus yang dihasilkan oleh sumber V1 dengan pemisalan V2 = 0
I2 = arus yang dihasilkan oleh sumber V2 dengan pemisalan V1 = 0
I = arus yang dihasilkan oleh sumber V1 dan V2

6. The limit of the using of superposition

Ternyata hanya sedikit, kalau pun ada, waktu yang dihemat dalam menganalisis
sebuah rangkaian yang mengandung satu atau lebih sumber-sumber tak bebas dengan
menggunakan prinsip superposisi, karena harus selalu ada a harus selalu ada paling
sedikit dua paling sedikit dua sumber yang beroperasi, sebuah sumber bebas dan
semua sumber yang tak bebas. Dan harus terus menerus sadar akan batasan
superposisi. Ini hanya dapat dipakai untuk respons liner, jadi respons nonlinear yang
paling umum-daya-tidak memenuhi superposisi.Misalnya, dua batere 1-V yang seri
dengan sebuah tahanan 1- . Daya yang diberikan kepada tahanan jelaslah 4 W, tetapi
jika kita secara salah menggunakan superposisi mungkin kita akan mengatakan bahwa
setiap batere memberi 1 W sehingga daya total 2 W. Ini daya total 2 W. Ini tidak
benar

7. The calculation of super position experiment

Step 1
1 1 1
R3 560 + 2200
R3  446,38 Ω
R  V220 +9446,38  666,38 Ω
I    0,0135 A
1
RR666,38 446,38
3
I  .I  . 0.0135  0,00274 A
31
R
1 2200
3

Step 2

1 1 1
Rp  2200 +
220 R  200
Ω
V 4,5  0,0059 A
I R 560 + 200
R
I  .I
3
RD 
I32

200 . 0,0059  5,3828x10−a A
2200
I 3  I 31 + I 32
I3  0,00274 + 5,3828x10−a  0,0033 A
8. Compare the result that you get from the practicum with the theory
Pada hasil praktikum teorema superposisi, didapatkan hasil seperti yang ditunjukkan
pada tabel di bawah ini.

Maka, dapat disimpulkan bahwa data yang didapatkan pada praktikum memiliki nilai yang
sama dengan data yang didapat dari hasil perhitungan teoritis dengan deviasi data seb
esar 0%. Sehingga teorema superposisi yang digunakan untuk menghitung kuat arus yang
mengalir pada suatu beban terbukti dengan data yang diperoleh dari hasil praktikum.

9. Write the conclusion for this experiment (at least 3)


Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin besar nilai hambatan pada beban maka semakin besar pula besar tegangan
pada beban, sedangkan arus listrik dan tegangan pada power supply semakin kecil. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai hambatan dan tegangan pada beban berbanding lurus.
2. Nilai tegangan listrik berbanding lurus dengan daya listrik. Hal ini dibuktikan d engan
mengatur power supply pada tegangan minimum sebesar 2 V didapatkan daya l is tr
ik

sebesar 0,004 W dan nilai tegangan power supply semakin naik sampai tegangan
maksimum di 10 V didapatkan nilai daya listrik sebesar 0,1 W.
3. Daya maksimum yang dihasilkan pada rangkaian sebesar 20,833 mW ketika besar
resistansi pada beban sebesar 300 V. Hal ini menunjukkan bahwa ketika resistansi
beban bernilai sama dengan resistansi internal power supply sebesar 300 V didapatkan
daya maksimum sebesar 20,833 mW pada rangkaian.
4. Teorema superposisi dapat digunakan untuk menghitung besar arus pada masing-

masing beban dengan menentukan terlebih dahulu arah arus pada rangkaian. Pada
praktikum superposisi didapatkan hasil arus pada R3 dengan sumber tegangan VPS1
sebesar 0,00274 A, dengan sumber tegangan V PS2 sebesar 5,3828x10-4 A, dan arus
aktual yang mengalir pada R3 sebesar 0,0033 A

Anda mungkin juga menyukai