Anda di halaman 1dari 10

ACARA IV

TEGANGAN AC DC PADA OSILOSKOP

A. PELAKSANAAN EKSPERIMEN
1. Tujuan Eksperimen
Tujuan praktikum pada acara ini yaitu mengukur tegangan AC dan DC
menggunakan Osiloskop dan Multimeter.
2. Waktu Eksperimen
Jum’at, 3 November 2023
3. Tempat Eksperimen
Lantai III, laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN EKSPERIMEN


1. Alat – Alat Praktikum
a. Function generator (1 buah)
b. Kabel banana aligator (kuning) (1 buah)
c. Kabel banana aligator (merah) (1 buah)
d. Multimeter (1 buah)
e. Osiloskop (1 buah)
f. Power supply (1 buah)
g. Passive probe (1 buah)
2. Bahan – Bahan Praktikum
a. Baterai (2 buah )
C. LANDASAN TEORI
Arus listrik merupakan sebuah aliran listrik yang terjadi akibat jumlah
muatan listrik yang mengalir dari satu titik ke titik lain dalam suatu
rangkaian tiap satuan waktu. Penyebab dari terjadinya arus listrik ini adalah
karena adanya beda potensial atau tegangan pada media penghantar antara
dua titik. Semakin besar nilai tegangan antara kedua titik tersebut, maka
akan semakin besar pula nilai arus yang mengalir pada kedua titik tersebut.
Pada umumnya, aliran arus listrik sendiri mengikuti arah aliran muatan
positif. Dengan kata lain, arus listrik mengalir dari muatan positif menuju
muatan negatif, atau bisa pula diartikan bahwa arus listrik mengalir dari
potensial menuju potensial rendah. Berdasarkan arah alirannya, arus listrik
dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yakni arus searah (direct current/DC) dan
arus bolak-balik (alternating current/AC).

Gambar 4.1 Rangkaian DC dan rangakaian AC.


Direct Current (DC) atau arus listrik searah, merupakan arus listrik yang
mengalir dari kutub negatif ke positif, dan hanya terjadi dalam searah saja.
Aliran-aliran tersebut, akan menyebabkan adanya lubang dengan muatan
positif yang terlihat menuju ke kutub negatif. Sedangkan Alternating
Current atau AC dapat disebut juga sebagai arus listrik bolak-balik. Arus ini
biasanya dihasilkan oleh generator yang dapat menghasilkan listrik, namun
besar dan arahnya selalu berubah setiap waktu. Arus bolak-balik ini akan
membentuk sebuah gelombang dengan frekuensi tertentu yang berbentuk
sinus.
Sehingga banyak juga yang menyebutkan arus listrik AC berbentuk
gelombang sinus, itu disebabkan karena arus AC selalu mengalir dua arah
(bolak balik), adapun sumber tegangan dari arus listrik AC antara lain arus
listrik dari PLN, genset, dinamo, dan turbin angin.

D. PROSEDUR EKSPERIMEN
1. Pengukuran Tegangan DC
a. Osiloskop dikalibrasi terlebih dahulu.
b. Passive probe pada osiloskop dihubungkan pada baterai tunggal,
dengan memperhatikan kutub positif dan negatif baterai.
c. Gelombang yang terbentuk pada osiloskop diamati. Dicatat skala
gelombang dan volt/div yang digunakan.
d. Tegangan baterai diukur menggunakan multimeter.
e. Dicatat hasil pengukuran tegangan dengan multimeter.
f. Baterai tunggal dirangkai secara seri dengan baterai tunggal lainya.
g. Langkah b sampai d diulangi untuk rangkaian seri tersebut.
h. Langkah b diulangi dengan membalikkan kutub baterai. Dan
diulangi langkah c dan d untuk rangkaian tersebut.
i. Baterai tunggal dirangkai secara parallel dengan baterai tunggal lainya.
j. Langkah b sampai d diulangi untuk rangkaian paralel ersebut.
k. Langkah b diulangi dengan membalikkan kutub baterai. Dan
diulangi langkah c dan d untuk rangkaian tersebut.
2. Pengukuran Tegangan AC
a. Osiloskop dikalibrasi terlebih dahulu.
b. Power Supply dihidupkan dan dihubungkan output power supply ke
kabel
passive probe osiloskop.
c. Tegangan pada power supply diatur dan diberikan info gelombang
sinus.
d. Diberikan perlakuan berupa variasi tegangan input pada power
supply
sebanyak 10 kali.
e. Dicatat time perdiv, volt perdiv, x dan y yang digunakan pada osiloskop.
f. Tegangan diukur menggunakan multimeter sesuai dengan variasi
frekuensi yang diberikan.

E. HASIL PENGAMATAN
a. Pengukuran Tegangan AC
Tabel 4.1 Hasil pengamatan tegangan AC
Div Volt/div Time/div Multimeter
(div) (volt) (volt) (volt)
0,6 2 5 0,40
0,8 2 5 0,70
1 2 5 0,50
1,2 2 5 1,09
1,4 2 5 1,35
1,6 2 5 1,64
1,8 2 5 1,89
2 2 5 2,21
2,2 2 5 2,52
2,4 2 5 2,77

b. Pengukuran Tegangan DC
Tabel 4.2 Hasil pengamatan tegangan DC
Sumber Vp (Osiloskop) Veff
Skala Multimeter
Volt/div
(div) (volt)
1 Baterai 1,5 0,5 7,03
Seri (2 baterai) 1,4 0,5 1,94
Paralel (2 baterai) 1,6 1 1,44
Seri parallel (2 baterai) 2,8 1 2,91
F. ANALISIS DATA
a. Sumber Tegangan Arus Bolak – Balik (AC)
Diketahui : Y = 0,6 div
Volt/div = 2 volt/div
V multimeter = 0,40 volt
Ditanyak : Veff = ….?
𝑉𝑝𝑝 = 𝑦 × 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑝𝑝 = 0,6 𝑑𝑖𝑣 × 2 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑝𝑝 = 1,2 𝑣𝑜𝑙𝑡

𝑉𝑝 = 𝑉𝑝𝑝
2
𝑉𝑝 = 1,2𝑣𝑜𝑙𝑡
2
𝑉𝑝 = 0,6 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑉𝑝
𝑉𝑒𝑓𝑓 =
√2
0,6𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑉𝑒𝑓𝑓 =
√2
𝑉𝑒𝑓𝑓 = 0,42 volt

Sumber tegangan arus bolak – balik untuk perulangan 2 sampai


5 termuat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil perhitungan arus bolak – balik (AC)

Div Volt/div Veff Veff


(div) (volt) osiloskop multimeter
(volt) (volt)
0,6 2 0,42 0,40
0,8 2 0,56 0,60
1,0 2 0,70 0,70
1,2 2 0,84 1,16
1,4 2 0,98 1,25
1,6 2 1,13 1,53
1,8 2 1,27 1,80
2,0 2 1,41 2,30
2,2 2 1,55 2,38
2,4 2 1,70 3,20

b. Sumber Tegangan Arus Searah (DC)


i. Baterai 1 Buah

Diketahui : Y = 1,5div
Volt/div = 0,5 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
V multimeter = 7,03 volt
Ditanyak : Vpp = ...?
Vpp = 𝑦 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Vpp = 1,5 𝑑𝑖𝑣 𝑥 0,5 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Vpp = 0,75 𝑣𝑜𝑙𝑡
ii. Rangkaian Seri 2 Buah Baterai
Dengan perhitungan secara osiloskop
Diketahui : Y = 1,4 𝑑𝑖𝑣
Volt/div = 0,5 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
V multimeter = 1,94 volt
Ditanyak : Vpp = ...?
Vpp = 𝑦 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Vpp = 1,4 𝑑𝑖𝑣 𝑥 0,5 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Vpp = 0,7 𝑣𝑜𝑙𝑡
iii. Rangkaian Paralel 2 Buah Baterai
Dengan perhitungan menggunakan osiloskop
Diketahui : Y = 1,6 𝑑𝑖𝑣
Volt/div = 1 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
V multimeter = 1,44 volt
Diketahui : Vpp = ...?
Vpp = 𝑦 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Vpp = 1,6 𝑑𝑖𝑣 𝑥 1 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Vpp = 1,6 𝑣𝑜𝑙𝑡
iv. Rangkaian Seri Paralel 2 Buah
Baterai Diketahui : Y = 2,8 𝑑𝑖𝑣
Volt/div = 1 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
V multimeter = 2,91 volt
Ditanyak : Vpp
Vpp = 𝑦 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Vpp = 2,8 𝑑𝑖𝑣 𝑥 1 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Vpp = 2,8 𝑣𝑜𝑙𝑡

Sumber tegangan arus searah (DC) untuk perulangan 2 sampai 5 termuat


pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Perbandingan hasil pengamatan sumber arus searah (DC)

Sumber Vp (Osiloskop) Veff Veff


Skala (div) Volt/div Time/div osiloskop Multimeter
(volt) (volt)
1 Baterai 3,0 0,5 0,5 0,75 7,03
Seri 1,6 2 5 0,7 1,94
Paralel 1,4 1 5 1,6 1,44
Seri parallel 2,8 1 5 2,8 2,91
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang tegangan AC dan tegangan DC
yang dimana tegangan AC (Arus Bolak-balik) berubah arah secara teratur,
sedangkan tegangan DC (Arus Searah) memiliki arah yang konstan. Pada
praktikum kali ini memiliki tujuan untuk mengukur tegangan AC dan DC
dengan menggunakan osiloskop dan multimeter.
Untuk percobaan pertama yang dilakukan adalah menghitung sumber
arus bolak balik atau AC yang dimana pada percobaan perhitungan untuk
sumber AC digunakan hasil percobaan untuk Y = 0,6 div dengan Volt/div =
2 volt/div yang dimana menghasilkan nilai Veff sebesar 0,42 volt, hasil
untuk Y yang lainnya pada percobaan AC dapat dilihat pada tabel 4.3.
Pada percobaan kedua untuk rangkaian DC sama halnya dengan
percobaan untuk rangkaian AC yakni melakukan perhitungan untuk sumber
arus DC namun bedanya pada rangkaian ini ada empat kali perhitungan
yakni batrai tunggal, rangkaian baterai seri, rangkaian baterai paralel dan
rangkaian untuk seri dan paralel, untuk perhitungan pertama dengan
menggunkan satu buah baterai yang dimana memiliki nilai Y = 1,5 div dan
untuk Volt/div = 0,5 volt/div untuk perhitungan ini menghasilkan nilai Vpp
= 0,75. Pada perhitungan kedua untuk rangkaian seri dengan 2 buah baterai
memiliki nilai Y = 1,4 div dan volt/div = 0,5 volt/div untuk rangakaian ini
menghasilkan nilai Vpp = 0,7volt. Perhitungan ketiga dengan rangkaian
paralel dengan 2 buah baterai memiliki nilai Y = 1,6 dan untul volt/div = 1
volt/div menghasilkan nilai Vpp = 1,6.
Untuk perhitungan terakhir pada rangkaian DC untuk seri dan paralel
dengan 2 bateri memiliki nilai Y = 2,8 div dan untuk Volt/div = 1 volt/div
menghasilkan nilai Vpp = 2,8 volt. Pada rangkaian DC ini memiliki nilai
hasil percobaan untuk multimeternya sebesar 7,03 volt, 1,94 volt, 1,44 volt
dan 2,91 volt.
H. PENUTUP
a. Kesimpulan
Pada percobaan untuk teganga AC dan DC ini dilakukan sejumlah
perhitungan untuk mendapatkan nilai teori pada Osiloskop yang
dimana setelah dilihat pada tabel 4.3 untuk arus AC dan 4.4 untuk arus
DC untuk hasilnya memiliki perbedaan yang cukup jauh itu mungkin
saja terjadi karena nilai ketetapan pada kedua alat tersebut jauh
berbeda.
b. Saran
Saran saya untuk praktikum kali ini agar memperhatikan jika ada
kerusakan pada alat yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai