Anda di halaman 1dari 14

S T A T I K A

KELAS : A

BAB 1.
KONSEP-KONSEP DASAR
1.1. PENDAHULUAN
Statika adalah cabang dari mekanika yang mempelajari/mengkaji gaya-gaya
dan pengaruh dari gaya-gaya tersebut yang bekerja pada benda yang berada dalam
keseimbangan tanpa bergerak. Dengan mempelajari statika, kita akan dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan beban (aksi) dan reaksi
yang bekerja pada benda (yang ditumpu) yang berada dalam keseimbangan.
Kekuatan material berhubungan dengan kajian terhadap tegangan (stress),
regangan (strain) defleksi (deflections) atau deformasi (deformations)/perubahan
bentuk pada sebuah benda yang diakibatkan oleh beban yang bekerja pada benda
tersebut.
1.2. QUANTITAS (BESARAN) DASAR: SATUAN-SATUAN
Dua besaran/quantitas mendasar yang digunakan dalam penyelesaian masalah
statika adalah GAYA dan PANJANG.
Sebuah gaya dapat di-definisikan sebagai aksi dari sebuah benda terhadap
benda lain sehingga cederung mengubah bentuk atau keadaan gerak dari benda lain
tersebut. Disamping gaya yang dapat kita munculkan dengan cara mendorong atau
menarik benda dengan tangan kita, maka gaya yang paling familiar/terbiasa dengan
kita adalah gaya gravitasi. Gaya gravitasi atau atraksi yang ditimbulkan oleh bumi
pada sebuah benda adalah berat dari benda itu. Gaya-gaya lainnya yang familiar
adalah gaya (atraksi) magnit dan listrik, gaya angin pada sebuah permukaan, dll.
Panjang adalah suatu ukuran dari besar atau posisi relative. Panjang
digunakan untuk menerangkan/menjelaskan besar(ukuran) dari sebuah benda dan
untuk menetapkan posisi dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda.
Untuk menjelaskan sebuah gaya kita perlu untuk memerinci/menguraikan tiga
hal: besar (magnitude), arah (direction) dan titik tangkap (point of application).
Besar dari sebuah gaya diberikan dengan suatu angka/bilangan tertentu dari satuan
gaya. Arah dapat diberikan dengan sudut yang terbentuk dari gaya tersebut
terhadap sebuah sumbu referensi yang dipilih. Arah sebuah gaya adalah arah
disepanjang satu garis lurus yang melalui titik tangkap dimana gaya cenderung
menggerakan benda kearah gaya bekerja. Garis ini disebut garis kerja gaya (line
of action). Titik tangkap (point of applications) adalah titik dimana gaya bekerja
(gaya dapat dianggap terkonsentrasi). Dalam kasus gaya gravitasi yang
terdistribusi di seluruh volume benda, maka titik tangkap dimana berat total dapat
dianggap terpusat disebut titik berat benda (centre of gravity)

SISTEM SATUAN KEBIASAAN di AMERIKA [U.S. Customary System (USCS)].


Insinyur-insinyur Amerika biasanya menggunakan pound (lb) sebagai satuan
untuk gaya dan foot (ft) sebagai satuan panjang. Pound gaya menggambarkan berat
dari sebuah silinder platinium yang ditempatkan pada level/ketinggian permukaan
laut dan pada garis lintang (latitude) 45 o. Satuan lain untuk gaya biasanya
digunakan kilopound (kip) adalah sama dengan 1000 lb. danTon sama dengan 2000 lb.
Foot (ft) didefinisikan sebagai 0,3048 meter. Satuan panjang lainnya yang
didasarkan pada foot (ft) adalah mile (mi.) yang sama dengan 5280 ft; inch (in.)
sama dengan 1/12 ft. atau 1 ft sama dengan 12 in.; dan satu yard sama dengan 3 ft.

SISTEM SATUAN INTERNASIONAL (SI).


Versi modern dari system metric disebut Satuan System Internasional yang
disingkat SI, telah dipakai diseluruh dunia.
Dalam system SI, meter (m) adalah satuan dari panjang dan newton (N)
adalah satuan dari gaya. 1 meter adalah 3,2808 ft. Satuan gaya, newton adalah
satuan turunan. 1 N samadengan 0,2248 lb. atau 1 lb sama dengan 4,4482 N.

Berat dan Massa.


Berat atau gaya gravitasi pada sebuah benda ditentukan dari massa benda.
Satuan massa disebut kilogram (secara pendekatan sama dengan volume dari
0,001 m3 air) dan didefinisikan sebagai massa dari sebuah silinder platinum
tertentu yang tersimpan didekat Paris, Perancis.
Untuk mendapatkan berat W dalam newton (N) dari sebuah benda dari massa
m dalam kilogram (kg), kita gunakan persamaan:
W =m. g …………………………………………… (1.1)
Dimana g adalah percepatan akibat gravitasi dalam meter per detik kuadrat
(m/det2). Percepatan bervariasi hanya sedikit dari suatu tempat ke tempat lain di
muka bumi. Kita akan gunakan 9,81 m/det 2 sebagai pendekatan untuk percepatan
gravitasi bumi. Sebagai contoh, untuk mendapatkan berat sebuah benda dengan
massa 2,5 kg, kita kalikan dengan 9,81 m/det2.
Jadi:

( )
W =2 ,5 ( 9 , 81 )=24 , 5 kg .
m
det
2
=24 ,5 N
Kelipatan atau sub-kelipatan dari panjang dan gaya yang umum digunakan
adalah kilometer (km), yang samadengan 1000 meter; millimeter (mm) samadengan
0,001 meter; kilonewton (kN) samadengan 1000 N; dan meganewton (MN),
samadengan 1.000.000 N. Jadi kita lihat bahwa prefix (awalan) milli berarti
0,001 atau 10 , sedangkan prefix (awalan) kilo berarti 1000 atau 103, dan prefix
-3

mega berarti 1.000.000 atau 106. (lihat table A.1 untuk prefix lainnya).

1.3. KONVERSI SATUAN


Sebagai aturan umum kita harus menyelesaikan problem/masalah dalam
satuan-satuan yang sama. Dalam kasus-kasus khusus, perlu untuk mengkonversi
dari suatu system satuan ke system satuan lainnya.

Tabel 1.1 Equivalen dari satuan umum dan satuan SI

Satuan umum US (Amerika) Satuan SI (Satuan Internasional)


Panjang
1 in. = 25,40 mm 1 mm = 0,03937 in.
1 in. = 0,02540 m 1 m = 39,37 in.
1 ft = 0,3048 m 1 m = 3,281 ft
Gaya
1 lb = 4,448 N 1 N = 0,2248 lb
1 kip = 4,448 kN 1 kN = 0,2248 kip

Untuk mengkonversi panjang atau gaya dalam suatu himpunan satuan ke


himpunan satuan lainnya, kita menggandakan/mengalikan dengan factor konversi.
Sebagai contoh, untuk mengkonversi suatu panjang L = 12,5 in. kedalam meter (m),
kita hatus menggantikan inches (in.) dengan meter (m). Dari table 1.1 kita liat
bahwa:
1m
1 m = 39,37 in. atau =1
39 ,37∈.
Karena ratio (perbandingan) ini mempunyai nilai satu satuan, maka nilai L
tidak akan berubah jika kita tulis :

( 39 1m
L = 12,5 in.
,37 ∈, )
Dengan melakukan perhitungan angka dan menghilangkan satuan yang ada di
pembilang dan penyebut, maka kita dapatkan hasil :
L = 12,5 (0,0254) m = 0,318 m
Bilangan 0,0254 yang digunakan untuk mengkonversi panjang dalam inches
(in.) ke (menjadi) meter (m) disebut factor konversi.
Untuk mengkonversi suatu tegangan yang nilainya 18,540 lb/in. 2 ke (menjadi)
satuan N/m2, kita gantikan pounds (lb) dengan newton (N) dan inches (in.) dengan
meter (m). Dari table 1.1 di atas, kita mempunyai:
1N
1 N = 0,2248 lb atau =1
0 ,2248 lb
39 ,37∈.
dan 1 m = 39,37 in. atau =1
1m
Karena tiap ratio adalah samadengan satu satuan, maka nilai tegangan tidak
berubah jika kita tulis :

tegangan = 18,540
lb
¿
2 ( 0,2248
1N
lb )( 1 m )( 1 m )
39 ,37∈. 39 ,37∈.

Setelah dihitung dan satuannya di hilangkan, kita miliki:

N
tegangan = 18,540 (6895) = 127,8 x 106 2
m

Bilangan 6895 adalah sebuah factor konversi dari lb/in. 2 ke N/m2. Dari table A.1
pada Apendiks kita lihat bahwa 10 6 newton adalah samadengan satu meganewton
(MN); karena itu,

MN
tegangan = 127,8 2
m

Faktor konversi untuk beberapa besaran diberikan dalam table A.2 pada Apendiks.

1.4. PERHITUNGAN NUMERIK


Keakuratan/ketepatan (ketelitian)
Ketepatan/keakuratan dari sebuah penyelesaian (solusi) tidak lebih besar
dari keakuratan data dimana penyelesaian didasarkan pada data tersebut. Sebagai
contoh, panjang dari satu sisi segitiga siku-siku diberikan misalnya 20 ft. Tanpa
mengetahui ada kesalahan dalam pengukuran panjang, maka ada kemungkinan untuk
menentukan kesalahan pada (solusi) yang diperoleh dari data, (20 ft). Kita
biasanya akan mengassumsikan bahwa data diketahui dengan suatu ketelitian
0,2 persen. Karena itu kesalahan yang mungkin pada panjang 20 ft. akan menjadi
0,04 ft.
Untuk mempertahankan suatu ketepatan pendekatan 0,2 persen dalam
perhitungan, kita akan gunakan aturan praktis berikut: menggunakan 4 digit untuk
mencatat bilangan yang dimulai dari 1 (satu) dan menggunakan 3 digit untuk
mencatat bilangan yang dimulai dengan 2 sampai 9. Jadi sebuah panjang 19 ft
ditulis menjadi 19,00 ft, sebuah panjang 20 ft ditulis menjadi 20,0 ft. dan sebuah
panjang 43 ft menjadi 43,0 ft.
Pembulatan Bilangan-bilangan.
Jika data yang diberikan dengan ketepatan yang lebih besar daripada yang
diinginkan untuk dipertahankan, maka aturan berikut ini dapat digunakan untuk
pembulatan nilai-nilai:
1. Bila digit yang dibuang adalah lebih besar dari 5, maka menambah digit ke
kiri dengan 1. Contoh 23,56 ft menjadi 23,6 ft
2. Bila digit yang dibuang adalah lebih kecil dari 5, maka tanpa merubah digit
yang sebelah kiri. Contoh 23,34 ft menjadi 23,3 ft.
3. Bila digit yang dibuang adalah 5 yang diikuti hanya dengan nol, maka
menambah digit yang disebelah kiri dengan 1 (satu) hanya jika itu menjadi
genap. Jika digit sebelah kiri menjadi ganjil, maka hilangkan 5 tanpa
merubah digit dikiri. Contoh 23,5500 ft dibulatkan ke tiga bilangan menjadi
23,6 ft., dan 23,4500 ft menjadi 23,4 ft.

Soal-soal.
1.1 Ubah panjang berikut ini ke dalam 1.6 Tentukan massa dari benda berikut
millimeter dan meter: ini dalam kilogram jika beratnya
(a). 16,8 in. (b). 5,8 ft. (c). 12,5 in. adalah: (a) 2000 N, (b) 3,50 kN
dan (d). 93,4 ft. (c). 1200 N, (d) 4.40 kN, (d) 2400
1.2 Ubah/Konversikan panjang N
berikut ini kedalam inches(in.) dan
feet (ft): 1.7 Ubah berikut ini:
(a) 10,2 m, (b) 45,0 m, (c) 204 mm (a) 5,25 lb/in2 menjadi N/m2
dan (d). 4600 mm. (b) 1,265 kips/in2 menjadi kN/m2
1.3 Ubah gaya-gaya berikut ini kedalam dan MN/m2
newton dan kilonewton: (c) 2500 lb-ft menjadi N.m & kN.m
(a) 23,5 lb, (b) 5,8 kips, (c) 250 (d) 4,35 kip-ft menjadi N.m &
lb kN.m
(d) 15,9 kips. (e) 260 lb/ft menjadi kg/m.
1.4 Ubah gaya-gaya berikut ini kedalam
pounds dan kilopounds: 1.8 Ubah berikut ini:
(a) 52,9 N, (b) 6,85 kN, (c) 1200 (a) 65,5 kN/m2 menjadi lb/in2 dan
N kips/in2
(d) 20,8 kN. (b) 1550 N.m menjadi lb-ft dan
1.5 Tentukan berat dari massa berikut kip-ft
ini kedalam newton dan kilonewton: (c) 208 kg/m menjadi lb/ft
(a) 250 kg, (b) 45,0 Mg, (c) 375 kg (d) 104x106 mm4 menjadi in4
(d) 25,10 Mg, (e). 140,0 kg. (e) 108 x 103 mm3 menjadi in3
1.5 FUNGSI-FUNGSI TRIGONOMETRI
Kita akan dapatkan fungsi-fungsi trigonomeri dan rumus-rumus trigonometri
yang amat berguna dalam menyelesaikan masalah-masalah statika.
Perhatikan segitiga siku-siku berikut ini {dalam gbr.1.1}., tiga sisi menutup
gambar dimana satu dari sudut-sudutnya adalah siku-siku (90 O). Sisi b dan c dari
segitiga membentuk sebuah sudut A dan sisi a dan c membentuk sudut B. Sudut
siku-siku adalah sudut C.
Sisi c yang berhadapan sudut siku-siku disebut hypotenuse. Dua sisi lainnya
dinamakan berdasarkan pada sudut A atau sudut B. Bila berdasarkan pada sudut A
sisi yang berhadapan adalah a. dan sisi berdekatannya adalah b (gbr.1.1b). Secara
serupa dengan sudut B, sisi berhadapan adalah b dan sisi berdekatan adalah a, {gbr.
1.1c}.
B B B
c sisi sisi
Hipotenusa Hipotenusa
Hipotenusa a berhadapan A berdekatan B

90 0 90 0 90 0
A b C A sisi C A sisi C
berdekatan A berhadapan B
(a ) (b ) (c )

Gambar 1.1

Fungsi trigonomerti adalah ratio/perbandingan dari panjang sisi-sisi dari


sebuah segitiga siku-siku. Tiga fungsi trigonometri dari sudut A yang menarik
adalah tangent, sinus dan kosinus dari titik A. fungsi ini disingkat sebagai: tan A,
sin A dan cos A, tapi dibaca penuh. Untuk contoh tan A dibaca tangent A atau
tangent sudut A. Fungsi-fungsi ini didefinisikan sebagai berikut:

panjang sisi yang berhadapan sudut a


tan A=¿ = ¿ ………… (1.2)
panjang sisi yang berdekatan sudut b

panjang sisi yang berhadapan sudut a


sin A= = ........... (1.3)
panjang sisi hypotenusa c

panjang sisi yang berdekat an sudut a


cos A= = ........... (1.4)
panjang sisi hypotenusa c

Sudut-sudut ini tidak bebas tapi berhubungan sebagai berikut :

sin A a /c a
= = =tan A
cos A b /c b
Fungsi trigonometri untuk sebuah sudut A yang diberikan, adalah sebuah
konstanta tanpa dimensi. Nilai-nilai fungsi-fungsi ini biasanya bilangan irasional
yang digambarkan dengan decimal tak berulang, decimal tak terhenti. Kita akan
gunakan kalkulator untuk nilai-nilai fungsi trigonometri.
Nilai fungsi trigonometri untuk beberapa sudut yang umum, ditabelkan dalam
table 1.2 :
TABEL 1.2
Fungsi-fungsi Trigonometri
Sudut Sinus Cosinu Tngent
s
0 0
0,0 1,000 0,70
30 0
0,500 0,866 0,577
45 0
0,707 0,707 1,000
60 0
0,866 0,500 1,732
90 0
1,000 0,0 ∞

Contoh 1.1 :
Bayangan dari tiang bendera yang jatuh pada tanah seperti ditunjukan dalam gbr 1.2(a).
Panjang bayangan pada tanah diukur 20 ft dan sudut sinar matahari dengan tanah adalah 60 0.
Dapatkan panjang tiang bendera.

Sinar
matahari Tiang
bendera L

Bayangan

60 0 60 0

20 ft 20 ft

(a ) (b )
Penyelesaian :

Dalam gambar 1.2(b) kita tunjukan segitiga


Gambar siku-siku
1.2 yang diperlukan untuk penyelesaian.
Sisi yang berdekatan dengan sudut 60 0 adalah 20 ft dan sisi yang berhadapan dengan sudut
600 adalah panjang dari tiang bendera L. Dari pers.(1.2),

0
0 sisi berhadapan sudut 60
tan60 = 0
=2
sisi berdekatan sudut 60
0
L=20 tan 60 =20 ( 1,732 )=34 , 64

Jadi panjang tiang bendera = 34,64 ft (jawaban)

Contoh 1.2
Dalam gambar 1.3(a), sebuah tangga 8 m ditunjukan disandar pada dinding sebuah rumah
pada sudut 700 dengan tanah. Tentukan (a) jarak dasar tangga dari rumah dan (b) jarak
puncak tangga dari tanah.
Penyelesaian:
Ditunjukan dalam gambar 1.3(b) segitiga siku-siku yang dimintakan, dengan panjang
hypotenusa 8 meter, sisi b berdekatan dengan sudut 70 0, dan sisi a berhadapan dengan
sudut 700.

8m c  8m a

70 O

70 0

A b C
(a ) (b )
Gambar 1.2

(a) Jarak dasar tangga dari rumah: dari pers.(1.4),

sisi berdekatan sudut 70 ° b


cos 70 °= =
hypotenusa 8

b=8 cos 70 °=8 ( 0,3420 )=2,736

Jadi jarak dasar tangga dari rumah = 2,74 m Jawaban

(b) Jarak ujung tangga dari tanah: dari pers.(1.3),

sisi berhadapan sudut 70 ° a


sin 70 ° ° = =
hypotenusa 8

a=8 sin 70 °°=8 ( 0,9397 )=7,517

Jadi jarak ujung tangga dari tanah = 7,52 m Jawaban

Soal-soal
1.9 Untuk segitiga yang ditunjukan, tentukan
sisi c , sin θ dan cos θ jika: (a)
b=1000 mm , h=500 m ; (b) b=4 ft , h=3 ft ;
(c) b=2 ,5 m , h=1 , 5 m; dan (d)
b=24∈. , h=7∈.

1.10 Dalam gambar, c=35 ft , θ1=56 ° dan 1.11. Dalam gambar, d=300 m, θ=45 ° dan
θ2=39° , tentukan jarak b dan d secara θ2=35° , Tentukan jarak b dan c secara
grafik dan matematis. grafik dan secara matematis.

Catatan: Sudut garis arah yang terbentuk


c
dengan horizontal disebut sudut elevation jika
garis arah berada diatas horizontal dan sudut

d
  2
1

b
soal 1.10 dan soal 1.11
depression jika garis arah berada dibawah 42O dan dari titik N adalah 59O, seperti
horizontal. ditunjukan dalam gambar. Tentukan secara
grafis dan secara matematika tinggi dari balon
1.12. Seorang laki-laki tinggi 5 ft 8 in.
diatas tanah.
memberikan bayangan yang panjangnya 10 ft.
Tentukan sudut elevation dari sinar mataahari
secara grafis dan matetatis.

1.13.Dari suatu titik yang jaraknya 30 m dari


dasar tiang bendera sudut elevation dari ujung
atas adalah 35o. Tentukan tinggi tiang
bendera secara grafis dan matematis,

1.14. Sudut depression sebuah kapal dari


mercu suar yang tingginya 288 ft adalah 22 o.
Tentukan secara grafis dan secara matematik
berapa jauh kapal dari mercu suar.

1.15. Benang layang-layang yang panjangnya 90


meter membentuk sudut 38o dengan tanah.
Tentukan secara grafis dan secara matematik
jarak layangan diatas tanah. Abaikan
lengkungan tali (anggap saja lurus).

1.16.

Gambar1.5
(a )

1.17.

1.18. Dari sebuah titik diatas tanah , sebuah


balon diatas tanah diselidiki (diobservasi)
dengan sudut elevasi (kemiringan) 40 O .
Setelah balon naik 500 meter, di observasi
mempunyai sudut elevasi 53O. Tentukan
secara grafis dan secara matematika tinggi
balon diatas tanah pada observasi pertama.

1.19. Dua titik M dan N pada ketinggian


permukaan tanah terpisah 4500 ft. Sebuah
balon diatas garis M ke N , di selidiki dengan
suatu elevasi (kemiringan) dari titik M adalah

Balon
1.6 RUMUS-RUMUS TRIGONOMETRI

Banyak penerapan dalam statika dimana sudut yang diperhatikan tidak


termasuk sudut siku-siku. Untuk penerapan tersebut rumus kosinus dan rumus
sinus sangat berguna.

ATURAN COSINUS
Pangkat dua (kuadrat) dari suatu sisi segitiga adalah sama dengan jumlah
kuadrat dari dua sisi lainnya dikurangi dua kali perkalian sisi-sisi ini dengan kosinus
sudut yang diapit.
Segitiga dalam gambar 1.4 mempunyai panjang sisi-sisi a , b , dan c . Sudut A
berhadapan sisi a , sudut B berhadapan sisi b , dan sudut C berhadapan sisi c .
Aturan kosinus untuk panjang sisi a , b , dan c . adalah sebagai berikut:

2 2 2
a =b +c – 2 bc cos A
2 2 2
b =a +c – 2 ac cos B ……………… (1.5)
2 2 2
c =a + b – 2 ab cos C
ATURAN SINUS
Ratio/perbandingan dari sisi suatu segitiga dengan sinus sudut berhadan
adalah suatu constant (tetap). Memakai rumus sinus untuk segitiga (gbr 1.5), kita
mempunyai:
a b c
= = ……………………… (1.6)
sin A sin B sin C

Dalam kasus khusus dimana suatu segitiga siku-siku, maka teorema


Pythagoras dapat digunakan.
B

c a

C
A b

Gambar 1.4

TEOREMA PYTHAGORAS
Dalam suatu segitiga siku-siku, panjang hypotenuse kuadrat sama dengan
jumlah kuadrat panjang sisi-sisi lainnya.
Ini adalah suatu kasus khusus dari rumus kosinus dimana salah satu sudut
adalah samadengan 900. Misalkan sudut C = 90 0 , maka cos C=cos 90 °=0 . Sehingga
persamaan (1.5) tereduksi menjadi :
2 2
c =a + b
2
…………………… (1.7)
Pers. (1.7) adalah teorema Pythagoras.
Contoh 1.3
Sebuah segitiga {gbr.1.5(a)} mempunyai sisi-sisi 3 ft dan 4 ft dan sudut yang di-apit sama
dengan 1350. Dapatkan sisi ketiga dan sudut yang dibentuk dengan garis AE.

Penyelesaian:
Dalam gbr. 1.5(b), sisi-sisi dan sudut segitiga identik dengan yang ditunjukan dalam gambar
1.4. Sisi a=3 ft sisi b=4 ft dan sudut C=135 ° . Kita selesaikan untuk mendapatkan
sisi c dengan menggunakan rumus kosinus:
2 2 2
c =a + b −2 ab cos C
cos 135 °=−cos 45 °=−0,707
2 2 2
c =( 3 ) + ( 4 ) −2 ( 3 )( 44 ) (−0,707 )=41 , 97
Maka: c= √ 41, 97=6 , 48 Jawaban
Untuk mendapatkan sudut A kita gunakan rumus sinus:
a c 3 6.48
= maka =
sin A sinC sin A sin135 °
3 (−0,707)
sin A= =0,327
6 , 48
A=arc sin 0,327=19 ,1 °
Sudut yang sisi c segitiga membentuk dengan garis AE adalah:
θ=A +15 °=19 , 1° +15 °=34 ,1 ° Jawaban

c
3 ft a  3 ft
135  135
O O

4 ft b  4 ft
15 O
15 O

A E A E
CONTOH 1.4
(a ) (b )
Sebuah segitiga mempunyai sisi 6 m dan 12 m dan satu sudut 35 o , seperti ditunjukan dalam
gambar 1.6 (a). Dapatkan sisi ketigaGambar
dan dua sudut
1.5 lainnya.
Penyelesaian:
Sisi dan sudut segitiga ditunjukan dalam gambar 1.6(b). Karena sudut C diantara a dan b
tidak diketahui, kita tidak dapat menggunakan aturan kosinus secara langsung. Gunakan
aturan sinus untuk mendapatkan sudut A, maka kita miliki:

b a 12 6
= =
sin B sin A sin 35 ° sin A

sin A=6 ¿ ¿

A=arc sin 0,287=16 , 7 ° Jawaban

b  12 m
A
12 m C

a  6m 35  c

6m
35
B

(a ) (b)
Sudut A+ B+C=180 ° ; karena itu C=128 , 3° . Sekarang kita dapat selesaikan untuk
sisi yang ketiga dari segitiga dengan menggunakan aturan kosinus:
2 2 2
c =a + b −2. a . b cos C
cos 128 , 3 °=−cos 51, 7 °=−0,620
2 2 2
c =(16) +(12) −2. ( 6 ) . ( 12 ) (−0,620 ) =269
c=16 , 4 m Jawaban

SOAL-SOAL
1.20. Tentukan panjang dari sisi ketiga dari
segitiga dengan sisi-sisi dan sudut-sudut B
C
berikut ini:
(a). a=10 , 3∈. b=14 , 5∈. & C=54 °

(b). a=2 , 2m . c=6 ,5 m & C=95 °
(c). b=12 ,2 ft . c=25 ,0 ft & A=34 ° A
D
(d). b=4 ,2 m . c=8 ,5 m & B=28 ° Soal 1.22

B
1.23. Sebuah boom ditumpu dengan sebuah kabel
seperti ditunjukan. Tentukan panjang
a kabel dari A ke B dan sudut kabel yang
c dibentuk dengan horizontal.

Kabel
C
b A B

A
Soal 1.20 dan soal 1.21 5 ft 40 o
8 ft W

1.21. Tentukan sisi dan sudut dari segitiga yang C Boom


tidak diketahui bila diketahui sisi dan
Soal 1.23
sudut yang diberikan berikut:
(a). a=7∈. B=40 °. & C=30 ° a

(b). a=3 m. b=6 m & C=48 ° 1.24. Sebuah boom (Derek) ditumpu oleh dua
(c). a=8 ft . b=7 ft & A=60 °. kabel seperti ditunjukan. Kabel BD
(d). a=4 m. b=7 m & c=9 m panjangnya adalah 28,3 ft dan kabel CD
panjangnya adalah 44,7 ft. Tentukan
1.22. Tentukan panjang dari diagonal AC dan BD
panjang boom dan sudut kabel BD dan CD
dari parallelogram yang ditunjukan dengan
terhadap horizontal.
sisi-sisi dan sudut berikut:
(a). 8∈. , 12 ,5∈. & 65 °
(b). 550 mm , 320 mm & 55 ° D 18,4 o
(c). 10 , 3 ft . , 12 ,5 ft & 45 °
(d). 5 m. , 12 m & 125 ° Kabel

Kabel

A C
B
Boom
W
1.28. Sebuah Truss (Rangka batang) dibebani
seperti ditunjukan. Tentukan sudut berikut
1.25. Poros engkol, pena engkol dan piston
ini: (a). sudut GCB, (b). sudut AHJ, (c).
ditunjukan dalam Gbr 1.25, tentukan jarak
sudut GFC.
perpindahan piston jika posisi dari poros J
engkol yang ditunjukan dengan sudut θ
H
bergerak dari θ=35o sampai θ=90o . 2m
G

F A
A B 1,5 m
300 mm C
120 mm P D
E
0  4 kali 1,5  6,0 m
B P
Soal 1.28
Soal 1.25

1.29. Untuk tower yang dihubungkan dengan pen,


1.26. Sebuah boom AC ditumpu dengan sebuah
tentukan sudut berikut ini: (a). sudut BAH,
kabel BD seperti ditunjukan. Tentukan panjang
(b). sudut BCG dan (c). sudut DEF
kabel.
D 3 ft 14 ft

D E P

C C F P
4,0 m B 3 kali 12 ft  36 ft

B G P

3,6 m
A 65 o A H

Soal 1.26 20 ft

1.27. Batang BA ditumpu oleh sebuah kabel AC Soal 1.29


seperti ditunjukan. Tentukan sudut θ
diantara batang dan kabel.
0,9 m

D C

2,4 m

3,0 m

1,8 m
B

Soal 1.27
I.7. Prinsip-prinsip Statika.
a. Prinsip Paralelogram Gaya.
b. Prinsip Keseimbangan gaya-gaya kolinear.
c. Prinsip Superposisi dan Transmisibilitas
d. Prinsip Aksi dan Reaksi.

Anda mungkin juga menyukai