Anda di halaman 1dari 34

Besaran Vektor

Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan memiliki arah. Artinya, nilai dari besaran tersebut
ditentukan oleh arah. Contoh besaran vektor misalnya kecepatan, percepatan (m/s*2), gaya (N), impuls,
momentum, medan magnet, medan listrik, perpindahan, dan tekanan (Pa).

a. Kecepatan
Kecepatan termasuk contoh besaran vektor. Alasannya adalah nilai besaran ini sangat ditentukan
kemana arah gerakan benda yang mengalami kecepatan. Dalam penulisannya, kecepatan dituliskan
secara lengkap mulai dari nilai, satuan, serta arahnya.

b. Gaya
Gaya adalah besaran yang diperoleh dari hasil kali massa suatu benda yang bergerak dengan
percepatan gerakannya. Gaya memiliki satuan N atau Newton, namun ia juga bisa dituliskan dengan
satuan kg.m/s2. Gaya termasuk contoh besaran vektor karena nilainya dipengaruhi ke arah mana gaya
tersebut bergerak.

c.Tekanan
Tekanan adalah besaran yang menyatakan gaya yang bekerja dalam satu satuan luas. Tekanan juga
termasuk contoh besaran vektor. Alasannya adalah karena tekanan dapat bergerak ke segala arah,
sehingga perlu diketahui ke arah mana gaya pada tekanan tersebut bergerak. Tekanan kerap dinyatakan
dalam satuan pascal atau Pa untuk menghormati Blaise Pascal, seorang ilmuan fisika yang telah banyak
menyumbangkan ilmunya dalam kemajuan teknologi fluida.

Tabel Contoh Besaran Vektor dan Besaran Skalar


Perbedaan Besaran Vektor dan Besaran Skalar
Dari penjabaran dan penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan adanya beberapa perbedaan antara
besaran vektor dan besaran skalar. Perbedaan-perbedaan tersebut di antaranya:

1. Besaran vektor nilainya ditentukan oleh arah, sedangkan besaran skalar nilainya tidak ditentukan
oleh arah.
2. Besaran vektor ditulis dengan kelengkapan nilai, satuan, dan arahnya, sementara besaran skalar
ditulis dengan kelengkapan nilai dan satuannya saja.

d. Konversi satuan
Sistem satuan Internasional sering disebut sistem metrik. Oleh karena itu satuan internasional dapat
diubah-ubah dari satuan satu ke satuan yang lain, hal ini dikenal dengan istilah Konversi Satuan. Konversi
satuan mutlak diperlukan dalam penulisan – penulisann hasil pengukuran yang sangat besar atau sangat
kecil. Satu contoh sederhana, apabila kita akan menyatakan atau menuliskan 0,000001 m maka akan lebih
mudah jika menuliskannya menjadi 1 mm karena dengan mengkonversikan 1 m = 106mm. Selain
konversi satuan penulisan bilangan awalan bisa dilakuakan notasi ilmiah. Notasi ilmiah adalah cara
penulisan bilangan yang sangat besar atau kecil dengan menggunakan faaktor pengali atau awalan. Hal
ini pernah disampaikan pada konferensi umum tentang berat dan ukuran ke 14 tahun 1971. berikut ini
adalah faaktor pengali atau awalan pada penulisan ilmiah :
Tabel Faktor pengali atau awalan dalam SI
Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol
101 Deka da 10-1 Desi D
102 Hekto h 10-2 Senti c
103 Kilo K 10-3 Milli m
106 Mega M 10-6 Mikro m
109 Giga G 10-9 Nano n
1012 Tera T 10-12 Piko p
1015 Peta P 10-15 Femto f
1018 Eksa E 10-18 Atto a
Contoh:
1 ton = 1000 kg
1 kg = 1000 gram
1 km = 1000 m
1 jam = 3600 sekon
1 inci =2,54 cm
1 mil =1.609 m

e. Dimensi
Dimensi dapat didefenisikan sebagai suatu besaran yang menunjukan cara besaran itu tersusun dari
besaran-besaran pokok. Dimensi besaran pokok dinyatakan dalam huruf (ditulis huruf besar) dan diberi
kurung persegi.
Contoh tabel dimensi besaran pokok
No Besaran Pokok Dimensi
Nama Besaran Simbol Besaran Nama Satuan Dimensi
1 Panjang l Meter [L]
2 Massa m Kilogram [M]
3 Waktu t Sekon [T]
4 Kuat Arus Listrik i Ampere [I]
5 Suhu T Kelvin [Θ]
6 Intensitas Cahaya J Candela [J]
7 Jumlah Zat N mole [N]

Dimensi suatu besaran turunan ditentukan oleh rumus besaran turunan tersebut jika dinyatakan dalam
besaran pokok. Berikut ini merupakan contoh dimensi besaran turunan:
Contoh tabel dimensi besaran pokok
No Besaran turunan Dimensi

Nama Besaran Simbol Besaran Nama Satuan Dimensi

1 Kecepatan v Meter/sekon [ L ] [ T ]-1


2 Percepatan a Meter/sekon2 [ L ] [ T ]-2
3 Massa jenis ρ Kilogram/meter3 [ M ] [ L ]-3
4 Energi E Joule [ M ] [ L ]2 [ T ]-2
5 Tekanan p Pascal [ M ] [ L ]1 [ T ]-2
6 daya P Watt [ M ] [ L ]2 [ T ]-3
7 Luas A Meter2 [ L ]2

Berikut ini manfaat menggunakan dimensi.


a. Dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak. Dua besaran fisis hanya setara
jika keduanya memiliki dimensi yang sama dan keduanya termasuk besaran skalar atau keduanya
termasuk besaran vektor.
b. Dapat digunakan untuk menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar
c. Dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan besaran fisi
tersebut dengan besaran-besaran fisis lainnya diketahui.
Contoh soal:
Buktikan bahwa usaha dan energi adalah dua besaran skalar yang sama!
Jawab:
 Usaha (W) =Fs
= kg m/s2 m
= M L2 T-2
 Energi = m v2
= kg m2/s2
= [M] [L]2 [T]-2
Nilai adalah konstanta, sehingga tidak memiliki dimensi.

B. V E K T O R
Besaran-besaran fisika terdiri dari besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran
yang mempunyai besar atau nilai tanpa mempunyai arah, sedangkan besaran vektor adalah besaran yang
selain mempunyai besar atau nilai juga mempunyai arah. Contoh-contoh umum besaran skalar adalah
massa jenis, volume dan suhu, sedangkan contoh-contoh umum besaran vektor adalah perpindahan,
kecepatan, percepatan dan gaya
1. Notasi vektor
Untuk dapat menuliskan vektor dengan benar, maka perlu memahami simbol atau notasi vektor. Untuk
menuliskan vektor dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :
a. Menuliskan tanda vektor atau anak panah di atas nama vektor
Contoh : atau
b. Menulis nama vektor dengan huruf yang ditebalkan
Contoh : d atau OA
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini :

OA

2. Besar vektor
Besar suatu vektor secara grfis dinyatakan dengan panjang garis, sedangkan arahnya ditunjukkan oleh
arah sinar garis tersebut. Besar suatu vektor disebut juga norma, modulus atau magnitude yang dinyatakan
dengan :

3. Mengurai vektor
Suatu vektor dapat diuraikan ke dalam komponen-komponen pada arah sumbu yang digunakan. Untuk
dimensi dua (bidang), komponen-komponen tersebut di bagi dalam arah atau sumbu X dan Y sehingga
suatu vektor diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus. Perhatikan gambar berikut ini :
Y
X
ry

rx
r
α

Vektor r diuraikan menjadi dua vektor yang saling tegak lurus yaitu rx dan ry. rxadalah komponen r pada
arah x dan ry adalah komponen r pada arah y. Besar rxdan ry dinyatakan dengan :
Contoh soal :
Sebuah vektor gaya F nilaiya 20 N membentuk sudut 300 terhadap sumbu x positif. Tentukan nilai
komponen-komponen vektor gaya F itu terhadap sumb x dan sumbu y !
Jawab:
Diketahui :
F = 20 N
α = 300
Fx = 20 cos 300
Fx = F cos α

= (20N) ()
= 10 N
Fy = F. sin α
= 20 sin 300
= (20) ( )
= 10 N
a. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN VEKTOR
1. Penjumlahan dan pengurangan vektor dengan metode grafis
Dua buah vektor masing-masing A dan B dapat dijumlahkan dan menghasilkan sebuah vektor baru yang
disebut resultan. Penjumlahan dua buah vektor dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Penjumlahan vektor mempunyai arti yang berbeda dengan penjumlahan bilangan skalar, tetapi
penjumlahan vektor memenuhi hukum komutatif penjumlahan dan hukum asosiatif penjumlahan
Hukum komutatif penjumlahan adalah

Hukum asosiatif penjumlahan adalah


Sedangkan pengurangan vektor adalah penjumlahan vektor dengan mendefenisikan vektor negatif sebagai
vektor lain yang sama besar tetapi arahnya berlawanan
Contoh :
Penjumlahan dan pengurangan vektor dengan metode grafis ada dua yaitu dengan metode poligon dan
metode jajar genjang
a. Metode poligon
Aturan melukis vektor resultan dengan metode poligon :
 Lukis salah satu vektor (sebut vektor pertama)
 Lukis vektor kedua dengan pangkalnya diujung vektor pertama dan yakinkan bahwa anda telah melukis arah
vektor kedua dengan tepat; lukis vektor ketiga dengan pangkalnya diujung vektor kedua; dan seterusnya
sampai semua vektor yang akan dijumlahkan telah dilukis
 Vektor resultan (vektor hasil penjumlahan) diperoleh dengan menghubungkan pangkall vektor pertama ke
ujung vektor terakhir

Perhatikan gambar :
A
B
C
D=A+B+C
A
B
C
D = A + (-B) + C
A
-B
C
D

Gambar penjumlahan vektor Gambar pengurangan vektor


Contoh soal :
Manakah dari gambar di bawah ini pernyataan yang benar mengenai penjumlahan vektor dengan metode
poligon?
A
B
C
D
E

a. A + B + C + D = E c. C + D + E + B = A
b. A + E + D + C = B d. D + G + E + A = B

Jawab :
Strategi : untuk menentukan vektor resultan dalam suatu poligon, carilah dahulu dua anak panah yang
ujungnya bertemu. Kemudian telusuri anak panah yang mana menutup poligon.
Dalam poligon pada gambar di atas tampak dua anak panah yang ujungnya bertemu adalah C dan B. Jika
anda telusuri tampak bahwa anak panah yang menutup poligon adalah B. Dengan demikian vektor resultan
dari poligon vektor adalah B = A + E + D + C

b. Metode jajar genjang


Aturan melukis penjumlahan vektor dengan metode jajar genjang adalah :
 Lukis vektor pertama dan vektor kedua dengan titik pangkal berimpit
 Lukis sebuah jajar genjang dengan kedua vektor itu sebagai sisi-sisinya
 Vektor resultan adalah diagonal jajar genjang yang titik pangkalnya sama dengan titik pangkal kedua vektor
Catatan : dalam metode jajar genjang, satu kali lukisan hanya dapat melukiskan resultan dari dua vektor.
Jadi, resultan dari tiga buah vektor memerlukan dua jajar genjang, empat buah vektor memerlukan tiga
jajar genjang dan seterusnya
Perhatikan gambar :
A
B
C

A
B
C
D
E
A
B
-C
D
E

Penjumlahan vektor E = D + C Pengurangan vektor E = D + (-C)

2. Penjumlahan dan pengurangan vektor dengan metode analitis


Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua atau lebih vektor. Hal ini karena vektor terdiri dari komponen-
komponen vektor. Perhatikan gambar di bawah ini :
A
B
R
α
ß
Vektor R adalah vektor hasil penjumlahan (vektor resultan) antara vektor A dan B dengan sudut diantara
keduanya adalah α. Besar vektor resultan R dari kedua vektor tersebut adalah :

Jika kedua vektor saling tegak lurus (α = 90°), maka :

Sedangkan arah resultan vektor dapat ditentukan dengan persamaan :

Jika vektor A dan vektor B saling tegak lurus, maka :

Contoh soal :
Ada da buah vektor, masing-masing F1 an F2 adalah 30N dan 40N. Vektor F1 mendatar sedangkan vektor
F2 membentuk arah 600. Carilah besar resultan dan arahnya!
Jawab:
Diketahui:
F1 = 30N α1 = 00
F2 = 40N α2 = 60
0

Ditanyakan: a.R =..........?


b. Ѳ =........?
a). F1x = F1 cos α1 = 30 cos 00 = 30 N
F2x = F2 cos α2
= 40. Cos 600 = 40 = 20 N
Fx = F1x + F2x = 30 + 20 +50N
F1y = F1 sin α1 = 30 sin 00 = 0
F2y = F2 sin α2 = 40. = 20
Fy = F1y + F2y = 0 + 20 = 20
R= =
= = N
= 60, 83 N (hasil pembulatan)
b). Arah resultan
tan ѳ = =
=
Ѳ = 34,720 (hasil pembulatan)
Untuk menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan metode analitis dapat dilakukan dengan menguraikan
vektor-vektor tersebut ke arah sumbu x dan sumbu Y. Selanjutnya dicari resultan vektor pada kedua sumbu
dengan persamaan umum penjumlahan vektor.

Perhatikan gambar di bawah ini :


Y
X
V1y
V1x
V1
α
ß
V2
V2y
V2x

Dari gambar diperoleh resultan vektor pada masing-masing sumbu :


Pada sumbu X :
Pada sumbu Y :
Resultan seluruh vektor dihitung dengan persamaan :
Dengan V = Modulus vektor resultan
= Modulus vektor komponen x
= Modulus vektor komponen Y
Contoh soal :
Lima buah vektor gaya mempunyai besar dan arah sebagai berikut :
F1 = 20 N α1 = 30°
F2 = 10 N α2 = 60°
F3 = 15 N α3 = 90°
F4 = 10 N α4 = 150°
F5 = 5 N α5 = 210°
Tentukan besar resultan vektor F = F1 + F2 + F3 + F4 + F5!

Jawab :
Besar komponen F dalam arah sumbu X
Sehingga
Besar komponen F dalam arah sumbu Y

Sehingga
Jadi, besar resultan vektor adalah

C. PENGUKURAN

1.1 KETELITIAN PENGUKURAN


Pengukuran atau mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan alat ukur yang
sesuai dengan besaran yang diukur. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka (nilai). Di dalam mengukur suatu besaran, tentunya anda perlu memilih alat ukur yang sesuai dengan
besaran yang akan diukur. Berikut ini akan dipelajari beberapa alat yang digunakan untuk mengukur
besaran.

1. Pengukuran panjang
Untuk mengukur besaran panjang, kita dapat menggunakan mistar, jangka sorong atau mikrometer sekrup.
Akan tetapi, dari setiap alat ukur panjang tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing
a. Mistar

Alat ukur yang paling sederhana dan dikenal semua orang adalah mistar atau penggaris, yang memiliki
garis-garis skala ukuran. Mistar memiliki skala pengukuran terkecil 1 mm, sesuai dengan jarak garis terkecil
yang terdapat pada skala penggaris. Mistar juga memiliki tingkat ketelitian atau ketidakpastian hasil
pengukuran 0,5 mm atau 0,05 cm, yaitu sebesar setengah dari skala terkecil yang dimiliki oleh mistar
tersebut.
Ketika mengukur panjang dengan menggunakan mistar,posisi mata hendaknya berada pada tempat yang
tepat yaitu terletak pada garis yang tegak lurus mistar. Jika posisi mata berada diluar garis tersebut,panjang
benda yang terukur akan terbaca lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang sebenarnya. Akibatnya
pengukuran menjadi kurang teliti dan terjadilah kesalahan pengukuran.
b. Jangka sorong
jangka sorong memliki bagian utama yang disebut rahang tetap dan rahang sorong (rahang geser). Skala
panjang yang tertera pada rahang tetap disebut skala utama, sedangkan skala pendek yang tertera pada
rahang sorong disebut nonius atau vernier. Nonius memiliki panjang 9 cm dan dibagi atas 10 skala,
sehingga beda satu skala nonis dengan satu skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Nilai 0,1 mm atau
0,01 cm merupakan skala terkecil jangka sorong. Dengan demikian ketidakpastian x jangka sorong
adalah:
x  x 0,01 cm  0,005 cm

Contoh soal:
Gambar di bawah ini menunjukkan pembacaan skala jangka sorong yang digunakan untuk mengukur
diameter tabung kayu. Tentukan pembacaan skala jangka sorong yang sesuai dengan gambar di bawah
ini!
4
5
6
0
10

Jawab :
Berdasarkan gambar, pembacaan skala utama yang berhimpit dengan skala nonius nol adalah 4,5 cm,
sedangkan skala nonius yang berhimpit tegak dengan skala utama adalah skala ketiga. Jadi, diameter
silinder kayu tersebut adalah (4,5 cm + 0,02 cm) = 4,52 cm

c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius. Skala utama ditunjukkan oleh
silinder pada lingkaran dalam, sedangkan skala nonius ditunjukkan oleh selubung pada lingkaran luar. Jika
selubung lingkaran luar diputar satu kali lingkaran penuh, skala utama akan berubah 0,5 mm. Selubung
luar terbagi menjadi 50 skala sehingga 1 skala pada selubung luar adalah , yang merupakan skala terkecil
pada mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian atau ketidakpastian hasil pengukuran mm
= 0,005 mm atau 0,0005 cm. Mikrometer sekrup dapat dipakai untuk mengukur tebal selembar kertas atau
diameter seutas kawat yang sangat halus.
Pada saat mengukur panjang benda dengan mikrometer sekrup,bidal diputar sehingga benda dapat
diletakkan antara landasan dan poros. Ketika poros hampir menyentuh benda,pemutaran dilakukan
dengan menggunakan roda bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar roda bergigi ini
putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika poros sampai menekan
benda,pengukuran menjadi tidak teliti.
Contoh soal :
Tentukan pembacaan skala mikrometer sekrup yang sesuai dengan gambar di bawah ini:
3
2
37

Jawab :
Berdasarkan gambar, pembacaan skala utama yang berhimpit dengan tepi selubung luar adalah 3,5 mm
sedangkan garis selubung luar yang berhimpit tepat dengan garis mendatar skala utama adalah garis ke-
44.
Jadi, bacaan mikrometer sekrup tersebut adalah (3,5 mm + 0,44 mm) = 3,94 mm
2. Pengukuran massa
Untuk mengukur besaran massa, kita dapat menggunakan timbangan atau neraca. Beberapa neraca atau
timbangan yang seringkali digunakan adalah neraca pikulan, neraca pegas, neraca O-hauss dan neraca
digital, selain itu alat pengkukur massa lainnya adalah timbangan pegas, neraca elektronik, timbangan
badan, timbangan beras (dachin), dan neraca tiga lengan.

3. Pengukuran waktu
Pengukur waktu adalah alat yang dapat menunjukan waktu pada saat itu dan alat yang dapat menunjukan
lamanya sebuah proses berlangsung. Untuk mengukur besaran waktu, kita dapat menggunakan alat ukur
seperti jam tangan, jam dinding dan stopwatch. Terdapat beberapa jenis stopwatch. Ada stopwatch yang
memiliki satu tombol yaitu untuk menjalankan,menghentikan serta mangembalikan jarum ke titik nol. Ada
pila yang memiliki dua atau tiga tombol. Saat ini juga sudah terdapat stopwatch digital.

4. Pengukuran kuat arus


Untuk mengukur kuat arus digunakan amperemeter atau multimeter. Pada amperemeter analog ,nilai kuat
arus dapat dibaca pada skala yang ditunjukan oleh jarum penunjuk. Dalam penggunaanya amperemeter
dipasang secara seri dengan rangkaian. Ini berarti kita harus memotong kawat rangkaian untuk membuat
hubungan ke ujung-ujung terminal amperemeter.

1.2 ASPEK-ASPEK PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING

1. Aspek-aspek pengukuran
Setiap pengukuran dapat memiliki kesalahan yang berbeda-beda, bergantung pada keadaan alat
ukur, perbedaan tingkat ketelitian alat ukur, metode pengukuran dan kemampuan orang yang
mengukurnya. Oleh karena itu, salah satu cara mengurangi kesalahan pengukuran adalah pengetahuan
yang cukup mengenai sifat-sifat alat ukur. Untuk mengetahui sifat-sifat alat ukur, digunakan beberapa
istilah teknis yang perlu anda ketahui. Beberapa diantaranya adalah :
a. Aspek ketelitian (presisi)
Ketelitian atau presisi didefenisikan sebagai kemampuan proses pengukuran untuk mendapatkan hasil
yang sama, khususnya pada pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.
b. Aspek kalibrasi alat
Kalibrasi atau peneraan adalah mencocokkan harga-harga yang tercantum pada skala alat ukur dengan
harga-harga standar (atau yang dianggap benar)
c. Aspek ketepatan (akurasi)
Ketepatan atau akurasi didefenisikan sebagai kesesuaian antara hasil pengukuran dan nilai yang
sebenarnya
d. Aspek kepekaan (sensitivitas)
Kepekaan atau sensitivitas didefenisikan sebagai kemampuan alat ukur untuk mendapatkan suatu
perbedaan yang relatif kecil dari harga hasil pengukuran

Selain faktor alat ukur, faktor-faktor yang menentukan proses pengukuran menjadi tidak tepat dan
tidak teliti diantaranya adalah pengaruh objek benda yang diukur, proses pengukuran dan orang yang
melakukan pengukuran.
Selain kesalahan, ada ketidakpastian hasil pengukuran yang disebabkan oleh cara atau metode
pengukuran, yakni ketidakpastian hasil pengukuran tunggal dan ketidakpastian hasil pengukuran berulang
a. Ketidakpastian hasil pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal dilakukan karena pengukuran yang dilakukan tidak mungkin diulang dan disebabkan
oleh alat ukur yang digunakan terlalu kasar ketelitiannya, misalnya mistar. Ketidakpastian pada pengukuran
tunggal digunakan setengah skala terkecil
skala terkecil alat yang dipakai

Hasil pengukuran ditulis :


b. Ketidakpastian hasil pengukuran berulang
Hasil pengukuran berulang terdiri atas nilai atas rata-rata dan ketidakpastian pengukuran yang dinyatakan
dengan simpangan baku ( )
 Nilai rata-rata dihitung :
 Ketidakpastian atau simpangan baku
Hasil pengukuran ditulis :
atau

1.3 ANGKA PENTING

Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari pembacaan skala alat ukur yang terdiri atas angka
pasti dan angka terakhir yang ditaksir
* Aturan angka penting
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh : 153,2 gram (mempunyai 4 angka penting)
16,7 cm (mempunyai 3 angka penting)
2. Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol termasuk angka penting
Contoh : 20,35 kg (mempunyai 4 angka penting)
326,04 (mempunyai 5 angka penting)
3. Angka nol disebelah kanan angka bukan nol, bukan angka penting kecuali jika ada tanda seperti garis
bawah
Contoh : 25.000 kg (mempunyai 5 angka penting)
25.000 (mempunyai 4 angka penting)
4. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak disebelah kiri maupun disebelah
kanan koma desimal, bukan angka penting
Contoh : 0,539 gram (mempunyai 3 angka penting)
0,0037 kg (mempunyai 2 angka penting)

* Aturan berhitung dengan angka penting


1. Pembulatan
Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas dan kurang dari 5 dibulatkan ke bawah. Apabila angka tepat 5,
dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya angka ganjil dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya
angka genap
Contoh : 65,665 dibulatkan menjadi 65,66 (angka 5 dibulatkan ke bawah)
65,675 dibulatkan menjadi 65,68 (angka 5 dibulatkan ke atas)

2. Penjumlahan dan pengurangan


Hasil perhitungan dari penjumlahan dan pengurangan hanya boleh mengandung satu angka taksiran.
Banyaknya angka penting pada hasil penjumlahan dan pengurangan ditentukan oleh banyaknya bilangan
dengan angka yang paling sedikit di belakang koma
Contoh :
Jumlahkan 237, 219 gr; 15,5 gr; dan 8,43 gr
Kurangi 468,39 m dengan 412 m

Jawab :
Strategi : lakukanlah operasi penjumlahan atau pengurangan secara biasa, kemudian bulatkan hasilnya
hingga hanya memiliki satu angka taksiran
a. 237,219 gr → 9 angka taksiran
15,5 gr → 5 angka taksiran
8,43 gr → 3 angka taksiran

297,149 gr → dibulatkan 297,1 gr karena hanya boleh mengandung satu angka taksiran
b. 468,39 m → 9 angka taksiran
412 m → 2 angka taksiran

56,39 m → 56 m karena hanya boleh mengandung satu angka taksiran


3. Perkalian dan pembagian
Hasil perkalian atau pembagian dari angka tidak eksak (angka penting) memiliki angka penting yang
banyaknya sama dengan banyaknya angka penting yang paling sedikit
Contoh :
Hitunglah operasi perkalian atau pembagian bilangan-bilangan berikut ini :
a. 0,6283 cm x 2,2 cm b. 4,554 x 105 kg : 3,0 x 102 m3
Jawab :
Strategi : Pertama, lakukanlah prosedur perkalian atau pembagian dengan cara biasa, kemudian bulatkan
hasilnya hingga memiliki angka penting sebanyak salah satu bilangan yang memiliki angka penting paling
sedikit
a. 0,6283 cm → empat angka penting
2,2 cm → dua angka penting (paling sedikit)

1,38226 cm2 → dibulatkan menjadi 1,4 cm2 (dua angka penting)


b. 4,554 x 105 kg → empat angka penting
3,0 x 102 m3 → dua angka penting (paling sedikit)
:
3
1,518 x 10 kg/m 3 → dibulatkan menjadi 1,5 x 103 kg/m3 (dua angka penting).
1. Besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok disebut
besaran ...

A. Turunan

B. Penurunan

C. Utama

D. Vektor

E. Skalar

2. besaran di bawah ini yang termasuk besaran pokok adalah ...

A. Panjang, Massa, Kecepatan

B. Panjang, Massa, Waktu

C. Panjang, Massa, Luas

D. Panjang, Luas, Berat

E. Panjang, GayaK

3. kelompok besaran dibawah ini yang merupakan kelompok

besaran turunan yaitu ....

A. Panjang, lebar, dan luas

B. Kuat arus, suhu, dan usaha

C. Massa, waktu, dan percepatan

D. Kecepatan, percepatan, dan gaya

E. Intensitas cahaya, banyaknya mol, dan volum


Soal No. 1

Istilah yang menunjukkan banyaknya suatu besaran disebut ….

A. besaran pokok

B. pengukuran
C. satuan

d. besaran turunan

Jawaban: C. satuan

Soal No. 2

Di antara besaran-besaran berikut, yang termasuk ke dalam kelompok besaran pokok adalah ….

A. panjang, massa, dan tekanan

B. panjang, waktu, dan suhu

C. berat, kecepatan, dan gaya

D. waktu, suhu, dan volume

Jawaban: B. panjang, waktu, dan suhu

Soal No. 3

Alat pengukur waktu yang paling teliti adalah ….

A. jam tangan

B. jam dinding

C. jam pasir

D. stopwatch

Jawaban: D. stopwatch

Soal No. 4

Nilai yang sama dengan sembilan milimeter (9 mm) adalah ….

A. 90 cm

B. 9 cm

C. 0,9 cm

D. 0,09 cm

Jawaban: C. 0,9 cm

Soal No. 5

Besaran-besaran berikut ini yang termasuk ke dalam besaran turunan adalah ….

A. panjang, suhu, dan volume

B. luas, volume, dan waktu

C. massa, luas, dan panjang


D. massa jenis, luas, dan volume

I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

No. 1
Diantara kelompok besaran berikut, yang termasuk kelompok besaran pokok dalam system Internasional adalah
….

A. Suhu, volume, massa jenis dan kuat arus


B. Kuat arus, panjang, waktu, dan massa jenis
C. Panjang, luas, waktu dan jumlah zat
D. Kuat arus, intersitas cahaya, suhu, waktu
E. Intensitas cahaya, kecepatan, percepatan, waktu

No. 2.
Perhatikan tabel berikut!

No Besaran Satuan dalam SI

1 Jumlah zat Mole

2 Suhu Celcius

3 Waktu Sekon

4 Panjang Km

5 Massa Gram

Pasangan yang benar adalah ……


A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 5

No.3.
Dibawah ini yang merupakan satuan besaran pokok adalah …

A. Newton ,Meter, Sekon


B. Meter, Sekon, Watt
C. Kilogram, Kelvin, Meter
D. Newton, Kilogram, Kelvin
E. Kelvin, Joule, Watt

No 4.

Kelompok besaran di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan adalah …
A. Panjang lebar dan luas
B. Kecepatan, percepatan dan gaya
C. Kuat arus, suhu dan usaha
D. Kecepatan, berat dan suhu
E. Intensitas cahaya, banyaknya mol dan volume

No. 5.
Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam jika dinyatakan dalam satuan Internasional
(SI) maka kecepatan sepeda motor adalah …

A. 36 ms-1
B. 30 ms-1
C. 24 ms-1
D. 20 ms-1
E. 15 ms-1

No. 6.
Besaran pokok panjang dapat diturunkan menjadi …
A. volume dan daya
B. volume dan kuat arus listrik
C. luas dan volume
D. luas dan tegangan
E. tinggi dan kecepatan

No. 7.
Sebuah pipa berbentuk silinder berongga dengan diameter dalam 1,6 mm dan diameter luar 2,1 mm. Alat yang
tepat untuk mengukur diameter dalam pipa tersebut adalah…

A. Mistar
B. Altimeter
C. Mikrometer
D. Jangka Sorong
E. Amperemeter

No. 8.
Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu bidang persegi panjang masing-masing 12,73 cm dan 6,5 cm.
Menurut aturan penulisan angka penting, luas bidang tersebut adalah ……

A. 82,74 cm2
B. 82,745 cm2
C. 82,75 cm2
D. 82,,8 cm2
E. 83 cm2

No.9.
Luas suatu Bujur sangkar adalah 26,5 cm2, mka panjang salah satu sisinya adalah…

A. 5,1478 cm
B. 5,148 cm
C. 5,15 cm
D. 5,2 cm
E. 5,1 cm

No. 10.
Seorang siswa mengukur diameter sebuah lingkaran hasilnya adalah 8,50 cm. Keliling lingkarannya dituliskan
menurut aturan angka penting adalah … (π = 3,14).

A. 267 cm
B. 26,7 cm
C. 2,67 cm
D. 0.267 cm
E. 0,0267 cm

No. 11.
Perhatikan gambar berikut!

Gambar tersebut menunjukkan hasil pengukuran diameter tabung menggunakan jangka sorong. Berdasarkan
gambar tersebut hasil yang benar
adalah ….
A. 5,70 cm
B. 5,75 cm
C 5,76 cm
D. 5,86 cm
E. 6,30 cm

11. Sebuah balok diukur ketebalannya dengan jangka sorong. Skala yang ditunjukkan dari hasil pengukuran
tampak pada gambar. Besarnya hasil pengukuran adalah :
A. 3,19 cm
B. 3,14 cm
C. 3,10 cm
D. 3,04 cm
E. 3,00 cm

12.
Gambat berikut menampilkan hasil pengukuran mikrometer terhadap sebuah diameter bola logam kecil , maka
nilai yang ditunjukkan adalah :

A. 8,12 mm D. 8,62 mm
B. 8,50 mm E. 9,12 mm
C. 8,52 mm

13. Satuan dari beberapa besaran-besarn dibawah ini yang benar adalah…
A. Massa satuannya Newton
B. Berat satuannya Kilogram
C. Massa jenis satuannya Newton/m2
D. Tekanan satuannya Paskal
E. usaha satuannya joule/sekon

14. Beberapa pasangan besaran berikut, memiliki dimensi yang sama, yaitu :
1. Massa dan berat
2. momentum dan impus
3. Gaya dan berat
4. usaha dan daya
Pernyataan yang benar adalah..
A. 1,2 dan 3
B. 1 , 2 dn 4
C. 1 dan 3
D. 2 dan 3
E. 2 dan 4

15. . Dimensi ML-1T-2 menyatakan dimensi : …..


A. Gaya
B. Energi
C. Daya
D. Tekanan
E. Momentum

16. Rumus dimensi momentum adalah ……


A. MLT -³
B. ML-1T -2
C. MLT-1
D. ML–2T2
E. ML–2 T–2

17. Rumus dimensi daya adalah …


A. ML2 T –2
B. ML³ T –2
C. MLT–2
D. ML²T -³
E. MLT -³

18. Tiga besaran di bawah ini yang merupakan besaran skalar adalah ….
A. Jarak, waktu dan luas
B. Perpindahan, kecepatan dan percepatan
C. Laju, percepatan dan perpindahan
D. Gaya, waktu dan induksi magnetic
E. Momentum, kecepatan dan massa

19. Dari hasil pengukuran di bawah ini yang termasuk vektor adalah …
A. Gaya, daya dan usaha
B. Gaya, berat dan massa
C. Perpindahan, laju dan kcepatan
D. Kecepatan, momentum dan berat
E. Percepatan, kecepatan dan daya
20. Dua buah vector V1 dan V2 masing-masing besarnya 12 satuan dan 5 satuan. Kedua vector tersebut
membentuk sudut 90°. Resultan kedua gaya
A. -7 satuan B. 5 satuan C. 7 satuan D. 12 satuan E. 13 satuan

21. Dua buah vector F1 dan F2 masing-masing besarnya 12 satuan dan 12 satuan. Kedua vector tersebut
membentuk sudut 120o. Resultan kedua gaya
A. 0 satuan b. 6 satuan C. 12 satuan D. 15 satuan E. 24 satuan

22. Dua buah gaya bernilai 3 N dan 4 N. Resultan gaya tersebut tidak mungkin bernilai ….. N
A. -1
B. 2
C. 5
D.7
E. 8

23. Dua vektor gaya tampak pada gambar berikut.

Jika salah satu mewakili gaya 1 N, maka besarnya resultan


kedua gaya adalah …
A. 6 N B. 8 N C. 10 N D. 16 N E. 18 N

24. Komponen-komponen vektor dari gambar vektor berikut adalah…


A. Fx = 6 N dan Fy = 8 N
B. Fx = 8 N dan Fy = 6 N
C. Fx = -6 N dan Fy = 8 N
D. Fx = -8 N dan Fy = 6 N
E. Fx = -8 N dan Fy = -6 N

25. Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 meter dan kecepatan arus airnya 4 m/s. Bila perahu
di arahkan menyilang tegak lurus sungai dengan kecepatan 3 m/s, maka setelah sampai diseberang perahu telah
menempuh lintasan sejauh ….
A. 100 m
B. 240 m
C. 300 m
D. 320 m
E. 360 m

26. Vektor F1 = 20 N berimpit sumbu x positif, Vektor F2 = 20 N bersudut 120° terhadap F1 dan F3 = 24 N
bersudut 240° terhadap F1. Resultan ketiga gaya pada pernyataan di atas adalah :
A. 4 N searah F3
B. 4 N berlawan arah dengan F3
C. 10 N searah F3
D. 16 N searah F3
E. 16 N berlawanan arah dengan F3

27. Dua buah gaya bernilai 3 N dan 4 N. Resultan gaya tersebut tidak mungkin bernilai …..
A. -1 N
B. 0 N
C. 2 N
D. 5 N
E. 8 N

28. Jika sebuah vector= 12 N diuraikan menjadi dua buah vector yang saling tegak lurus dan yang sebuah dari
padanya membentuk sudut 30° dengan vector itu, maka besar masing-masing adalah :
A. 3 N dan 3V3 N
B. 3 N dan 3V2 N
C. 6 N dan 3V2 N
D. 6 N dan 6V2 N
E. 6 N dan 6V3 N
29. Tiga vektor perpindahan tampak pada gambar berikut .

Jika salah satu garis kotak mewakili perpindahan 10 satuan maka Resultan perpindahan dari grafik di atas adalah

A. 100 satuan
B. 80 satuan
C. 70 satuan
D. 60 satuan
E. 50 satuan

30. Seorang anak berjalan lurus 2 meter ke barat, kemudian balik ke selatan sejauh 6 meter, dan belok lagi ke
timur sejauh 10 meter. Perpindahan yang dilakukan anak tersebut dari posisi awal …

A. 18 meter arah barat daya


B. 14 meter arah selatan

C. 10 meter arah tenggara


D. 6 meter arah timur
E. 2 meter arah tenggara

OPERASI ANGKA PENTING

1) Aturan pembulatan angka penting.

a. Jika angka terakhir lebih kecil dari 5, bulatkan ke bawah.

b. Jika angka terakhir lebih besar dari 5 bulatkan ke atas.


c. Jika angka terakhir sama dengan 5 maka lihat angka sebelum 5:

a) Jika bilangan genap bulatkan ke bawah.

b) Jika bilangan ganjil bulatkan ke atas.

2) Penjumlahan dan pengurangan angka penting.

Aturan penulisan hasilnya adalah memiliki banyak angka penting dibelakang koma yang yang paling sedikit
diantara angka-angka yang dijumlahkan atau dikurangkan.

3) Perkalian dan pembagian angka penting.

Aturan penulisan hasilnya adalah memiliki banyak angka penting yang paling sedikit diantara angka-angka yang
dikalikan atau dibagi.

Contoh Soal dan Pembahasan

Pada pengukuran panjang benda diperoleh hasil pengukuran 0,07060 m. Banyaknya angka penting hasil
pengukuran tersebut adalah...

a. Dua

b. Tiga

c. Empat

d. Lima

e. Enam

Pembahasan:

Angka 7 dan 6 adalah angka penting karena angka bukan nol.

Hasil pengukuran pada soal berupa desimal (ada tanda koma) sehingga dua angka 0 yang pertama bukan angka
penting karena terletak disebelah kiri angka bukan nol yang pertama (angka 7). Dua angka nol lainnya adalah
angka penting karena terletak disebelah kanan angka bukan nol yang pertama.

Jadi, banyak angka penting empat.

Jawaban: c

Nomor 2

Seorang anak mengukur panjang tali diperoleh angka 0,50300 m. Maka banyak angka penting hasil pengukuran
tersebut adalah...

a. 6

b. 5
c. 4

d. 3

e. 2

Pembahasan:

Angka 5 dan 3 adalah angka penting karena angka bukan nol.

Hasil pengukuran pada soal berupa desimal (ada tanda koma) sehingga angka 0 yang pertama bukan angka
penting karena terletak disebelah kiri angka bukan nol yang pertama (angka 5). Angka nol lainnya adalah angka
penting karena terletak disebelah kanan angka bukan nol yang pertama.

Jadi, banyak angka penting ada lima.

Jawaban: b

Nomor 3

Hasil penjumlahan dari 2,30 cm + 1,1 cm menurut aturan angka penting adalah...

a. 2,40 cm

b. 2,41 cm

c. 2,4 cm

d. 3,40 cm

e. 3,4 cm

Pembahasan:

Hitung terlebih dahulu dua angka tersebut dengan cara biasa.


Menentukan banyak angka penting yang paling sedikit dibelakang koma diantara angka yang dijumlahkan. 2,30
cm memiliki dua angka penting dibelakan koma (angka 3 dan 0).

1,1 cm memiliki satu angka penting dibelakang koma (angka 1) Jadi yang paling sedikit adalah satu angka penting
dibelakang koma sehingga hasilnya harus memiliki angka penting dibelakang koma sebanyak satu angka. Angka
3,40 cm dibulatkan menjadi 3,4 cm.

Jawaban: e

Nomor 4

Hasil pengurangan dari 4,551 gram – 1,21 gram menurut aturan angka penting adalah...

a. 3,3 gram

b. 3,34 gram

c. 3,341 gram

d. 4,67 gram

e. 4,671 gram

Pembahasan:

Hitung terlebih dahulu dua angka tersebut dengan cara biasa.

Menentukan banyak angka penting yang paling sedikit dibelakang koma diantara angka yang dikurangi.4,551
gram memiliki tiga angka penting dibelakang koma (angka 5, 5, dan 1).
1,21 gram memiliki dua angka penting dibelakang koma (angka 2 dan 1) Jadi yang paling sedikit adalah dua angka
penting dibelakang koma sehingga hasilnya harus memiliki angka penting dibelakang koma sebanyak dua angka.
Angka 3,341 gram dibulatkan menjadi 3,34 gram.

Nomor 5

Hasil perkalian dari 3,33 cm x 1,1 cm menurut aturan angka penting adalah...

a. 3,6 cm2

b. 3,66 cm2

c. 3,660 cm2

d. 3,663 cm2

e. 3,7 cm2

Pembahasan:

Kalikan terlebih dahulu dua angka tersebut dengan cara biasa.

Menentukan banyak angka penting yang paling sedikit diantara angka yang dikalikan. 3,33 cm memiliki tiga
angka penting (semua angka penting karena bukan angka nol) 1,1 cm memiliki dua angka penting (semuanya
angka penting karena bukan angka nol) Jadi yang paling sedikit adalah dua angka penting sehingga hasilnya harus
memiliki angka penting sebanyak dua angka. Angka 3,663 cm2 dibulatkan menjadi 3,7 gram.

Jawaban: e

Nomor 6

Dari hasil pengukuran plat tipis panjang 15,35 cm dan lebar 8,24 cm. Maka luas plat tersebut adalah...

a. 126 cm2

b. 126,5 cm2

c. 126,48 cm2

d. 126,484 cm2

e. 126,4840 cm2

Pembahasan:

Hitung terlebih dahulu luas pelat tersebut.

Luas pelat = panjang x lebar


Menentukan banyak angka penting yang paling sedikit diantara angka yang dikalikan.

· 15,35 cm memiliki empat angka penting (semua angka penting karena bukan angka nol).

· 8,24 cm memiliki tiga angka penting (semuanya angka penting karena bukan angka nol)

Jadi yang paling sedikit adalah tiga angka penting sehingga hasilnya harus memiliki angka penting sebanyak tiga
angka. Angka 126,4840 cm2 dibulatkan menjadi 126 gram.

Lihat aturan pembulatan!


126,4840 cm2 dibulatkan sehingga menjadi tiga angka.
126,4840 cm2 = 126,484 cm2 = 126,48 cm2 = 126,5 cm2 = 126 cm2 (angka terakhir tepat 5 lalu angka sebelum 5
adalah 6 bilangan genap jadi dibulatkan ke bawah).
Jawaban: a

Soal dan Pembahasan

1. Panjang tali yang diukur oleh seorang siswa adalah 0,20350 m. Jumlah angka penting hasil pengukuran tersebut
adalah…
A. dua
B. tiga
C. empat
D. lima
E. enam

Pembahasan :
Jawaban yang benar adalah D. Yang termasuk angka penting adalah 2, 0, 3, 5, 0. Angka 0 yang terletak di depan
koma bukan merupakan angka penting.

2. Hasil pengukuran panjang sebuah benda adalah 0,02030 m. Hasil pengukuran tersebut mempunyai angka
penting sebanyak..
A. dua
B. tiga
C. empat
D. lima
E. enam

Pembahasan :
Jawaban yang benar adalah C. Yang termasuk angka penting adalah 2030. Angka 0 yang terletak di depan koma
dan angka 0 yang terletak di depan angka 2, bukan merupakan angka penting.
3. Hasil pengukuran panjang sebuah benda adalah 10,3 cm dan lebarnya adalah 6,5 cm. Luas benda tersebut
mempunyai angka penting sebanyak …
A. enam
B. lima
C. empat
D. tiga
E. dua

Pembahasan :
Jawaban yang benar adalah E.
10,3 mempunyai tiga angka penting, sedangkan 6,5 mempunyai dua angka penting. Angka penting paling sedikit
adalah dua yang dimiliki oleh bilangan 6,5. Hasil perkalian 10,3 dan 6,5 harus mempunyai angka penting sebanyak
dua angka penting (angka penting paling seidkit). 10,3 x 6,5 = 66,95 = 67.

4. Hasil pengukuran diameter sebuah lingkaran adalah 4,50 cm. Keliling lingkaran mempunyai angka penting
sebanyak… (π = 3,14)
A. satu
B. dua
C. tiga
D. empat
E. lima

Pembahasan :
Jawaban yang benar adalah C.
Diameter lingkaran 4,50 cm, mempunyai tiga angka penting. Hasil perkalian harus mempunyai angka penting
sebanyak tiga.

5. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu lantai adalah 13,23 m dan 4,3 m. Menurut aturan angka penting, luas
lantai tersebut adalah …
A. 56,889 m2
B. 56,89 m2
C. 56,9 m2
D. 56 m2
E. 57 m2

Pembahasan :
Jawaban yang benar adalah E.
Panjang mempunyai angka penting sebanyak empat (13,23) dan lebar mempunyai angka penting sebanyak dua
(4,3). Sesuai aturan perkalian angka penting, hasil perkalian harus mempunyai angka penting sebanyak angka
penting paling sedikit, yakni dua. 13,23 x 4,3 = 56,889. Hasil perkalian ini dibulatkan menjadi 57.

Anda mungkin juga menyukai