Anda di halaman 1dari 86

Fisika Dasar

A. Pengertian
Besaran
Sesuatu yang dapat diukur, mempunyai nilai yang dapat dinyatakan dengan angka-
angka dan memiliki satuan tertentu. Contoh : panjang, massa, dan waktu.

Satuan
Pernyataan yang menjelaskan arti dari suatu besaran. Contoh : panjang satuannya
meter, massa satuannya kilogram, dan waktu satuannya detik.

B. Besaran Pokok dan Besaran Turunan


1. Besaran Pokok
Besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih dahulu dan tidak diturunkan
dari besaran lain, yaitu :
a. Panjang (l) (
b. massa (m)
c. waktu (t)
d. kuat arus listrik (i)
e. suhu (T)
f. intensitas cahaya (I)
g. jumlah zat (N).

2. Besaran Turunan
Besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok, contoh :
Tabel 1.1 Rumus Besaran Turunan
No Besaran Turunan Rumus
1 Volume (V) Panjang x lebar x tinggi
2 Massa Jenis (rho) Massa/volume
3 Gaya (F) Massa x percepatan
4 Tekanan (P) Gaya/luas
5 Impuls (I) Gaya x waktu

C. Sistem Satuan dan Dimensi


Sistem satuan yang digunakan adalah “Satuan Internasional” (SI) atau sistem metrik
“meter, kilogram, sekon” (mks), sistem inggris “ foot, pound, second” (fps).
Tabel 1.2 Awalan-awalan pada satuan SI
No Awalan Singkatan Keliipatan Contoh
-12
1 Piko P 10 Pikometer
2 Nano N 10-9 Nanometer
-6
3 Mikro Μ 10 Micrometer
1
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

4 Mili M 10-3 Millimeter


5 Senti C 10-2 Sentimeter
6 Desi D 10-1 Desimeter
7 Tera T 1012 Tetrameter
8 Giga G 109 Gigameter
9 Mega M 106 Megagram
10 Kilo K 103 Kilogram
11 Hekto H 102 Hectometer
12 Deka Da 101 Dekameter

Tabel 1.3 Satuan dan Dimensi Besaran Pokok


No Besaran Pokok Satuan Dimensi Besaran Turunan Satuan Dimensi
1 Panjang m [L] Volume m3 [L]3
2 Massa Kg [M] massa jenis kg m-3 [M][L]-3
3 Waktu s [T] Percepatan m s-2 [L][T]-2
4 kuat arus listrik A [I] gaya kg m s-2 [M][L][T]-2
5 Suhu K [θ] tekanan kg m-1 s-2 [M][L]-1[T]-2
6 intensitas cahaya Cd [J] daya kg m2 s-3 [M][L]2[T]-3
7 jumlah zat Mol [N] Momentum kg m s-1 [M][L][T]-1

Cara perhitungannya :
1). Massa Jenis (ρ)
[ ]
= = =[ ]
= [ ][ ]

2). Gaya (F)


[ ]
= = =[ ] = [ ][ ][ ]
[ ]

D. Angka Penting
1. Notasi Ilmiah
Hasil pengukuran dinyatakan :
a, …. X 10n
dengan a = bilangan asli 1 s/d 9
n = eksponen
10n menunjukkan orde
Contoh :
a. 150.000 = 1,5 x 105
b. 0,0035 = 3,5 x 10-3

2. Aturan Angka Penting


a. Semua angka bukan angka nol adalah angka penting
b. Angka nol yang terletak diantara dua bukan angka nol termasuk angka
penting. Contoh : 1,005  4 angka penting (1,0,0,5).
c. Angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik decimal bukan angka
penting. Contoh : 0,0045  2 angka penting ( 4,5).

2
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

d. Semua angka nol dideretan terakhir angka berkoma adalah angka penting.
Contoh : 0,0045000  5 angka penting (4,5,0,0,0).
e. Semua angka sebelum orde termasuk angka penting. Contoh : 2,6 x 104  2
angka penting (2,dan 6), 2,60 x 10 5  3 angka penting (2,6,0).

3. Berhitung dengan Angka Penting


a. Aturan Penjumlahan dan Pengurangan
Contoh : 105,316  6 angka taksiran
25,52  2 angka taksiran
7,8  8 angka taksiran
136,636  dibulatkan 136,6 karena hanya boleh mengandung satu
angka taksiran.
b. Aturan Perkalian dan Pembagian
Contoh: p = 32,45 mm  4 angka penting
L = 8,20 mm  3 angka penting
--------------------- x
2,66,090 mm2  dibulatkan menjadi 266 mm2 (tiga angka penting)

E. Akurasi Pengukuran
Hasil pengukuran dilaporkan sebagai
= ±∆
Dengan x = nilai pendekatan terhadap nilai awal
∆ = ketidakpastian mutlak  ∆ = , nst = nilai skala terkecil
Contoh : mistar nst : 1 mm, jangka sorong nst : 0,1 mm, micrometer sekrup
nst : 0,01 mm

3
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

A. Pengertian
Skalar
a. simbol: A
b. Kuantitas yang hanya memiliki besaran saja.
c. memenuhi aljabar biasa
Vektor
a. simbol: A atau ̅
b. Kuantitas yang memiliki besaran dan arah
c. memenuhi aljabar vektor
d. Diagram: Gambar panah
 Panjang panah: besarnya vektor
 Arah panah: Arah vektor

Apa itu Vektor?


 Suatu besaran yang memiliki magnitudo (besaran skalar) dan arah
sekaligus
 Contoh : Pesawat bergerak dengan laju 700 km/hr dalam arah 10° ke
tenggara

 Contoh vektor
posisi, kecepatan, percepatan, momentum
 Contoh skalar
waktu, energi, temperatur

B. PENJUMLAHAN VEKTOR TAIL-TO-HEAD

4
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

R=A+B

Besar dan arah vektor diukur langsung

C. PENGURANGAN VEKTOR

1. Sebuah vektor jika dikalikan -1, besarnya tetap tetapi arahnya berbalik 180
derajat.
2. Pengurangan vektor berdasarkan operasi penjumlahan vektor.

KOMPONEN SEBUAH VEKTOR

Vektor A dengan komponen2 vektor Ax dan Ay yang saling tegaklurus.


Komponen skalarnya:
Ax=A cos q
Ay=A sin q
Ada 2 cara menyatakan vektor A
1. A=Ax + Ay
2.
A Ax2  Ay2
A 
  tan 1  y 
 Ax 

5
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

Arah komponen vektor tergantung pada arah sumbu2 yang digunakan sbg acuan.
A =Ax + Ay
atau
A =A’x + A’y

PENJUMLAHAN VEKTOR BERDASARKAN KOMPONENNYA

C  C x2  C y2
C=A+B
Cx = Ax + Bx dan
Cy = Ay + By Cy
  tan 1 ( )
Cx

VEKTOR SATUAN
Vektor dapat dituliskan dalam vektor-vektor satuan. Sebuah vektor satuan mempunyai
magnitudo/ukuran yang besarnya sama dengan satu (1). Vektor satuan dalam sistem
koordinat kartesis dinyatakan dengan i, j dan k yang saling tegaklurus.

6
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

Dalam sistem koordinat tegak lurus tiga dimensi, sebuah vektor A dituliskan sbb:

A  A iˆ  A ˆj  A kˆ
x y z

atau
A  Ax i  Ay j  Az k
dan

A
Aˆ 
A

PERKALIAN VEKTOR

Seperti halnya skalar, vektor dengan macam yang berlainan dapat dikalikan satu dengan
yang lainnya, sehingga menghasilkan besaran fisis baru dengan dimensi yang baru.
Aturan perkalian vektor tidaklah sama dengan perkalian skalar, karena vektor memiliki
besar dan arah. Ada tiga macam operasi perkalian dengan vektor, yaitu :
1. Perkalian Vektor dengan Skalar
Perkalian antara vektor dan skalar adalah hasil kali suatu scalar k dengan sebuah
vector A sehingga dapat dituliskan kA dan didefinisikan sebagai sebuah vektor baru
yang besarnya adalah besar k dikalikan dengan besar A. Arah vektor yang baru ini
sama dengan arah vector A jika k positif dan berlawanan arah dengan vector A jika k
negative
2. Perkalian Titik (Dot Product)
Perkalian titik antara dua vector A dan B dapat ditulis dengan A . B. Perkalian
komponen vector yang sejenis dan searah akan menghasilkan nilai 1. Contoh
. = . = . = 1. Perkalian vector yang tidak sejenis atau tegak lurus akan
menghasilkan nilai 0 seperti : . = . = . = 0
3. Perkalian Silang (Cross Product)
Perkalian silang diantara dua vektor A dan B dapat ditulis A X B dan hasilnya adalah
sebuah vektor lain C. Arah dari C sebagai hasil perkalian vektor A dan B didefinisikan
tegak lurus pada bidang yang dibentuk oleh A dan B. Pada perkalian vektor ini ada
ketentuan sebagai berikut :
= = =0
= , = , = =− , =−, =−
7
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

Soal soal

7. Carilah besar dan arah vektor-vektor berikut :


a. A = 5i + 3j
b. B = 10i – 7j
c. C = -2i – 3j + 4k

8. Dua buah vektor diberikan sebagai A = 4i – 3j + k dan B = -i + j + 4k. Tentukan :


a. A + B
b. A – B
c. Vektor C agar A – B + C = 0

9. Diberikan tiga buah vektor : A = 3i + 3j – 2k, B = -i -4j + 2k, dan C = 2i +2j +k.
Hitunglah :
a. A • (B X C )
b. A • (B + C)
c. A X (B + C)

8
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

9
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Kinematika adalah bagian dari mekanika yang mempelajari tentang gerak tanpa
memperhatikan apa/siapa yang menggerakkan benda tersebut. Bila gaya penggerak ikut
diperhatikan maka apa yang dipelajari merupakan bagian dari dinamika.
Partikel adalah benda dengan ukuran yang sangat kecil. Partikel merupakan suatu
pendekatan/model dari benda yang diamati. Pendekatan benda sebagai partikel dapat
dilakukan bila benda melakukan gerak translasi murni.
Gerak disebut gerak translasi bila selama bergerak sumbu kerangka acuan yang
melekat pada benda (x’,y’,z’) selalu sejajar dengan keranggka acuannya sendiri (x,y,z).
y

PERGESERAN, KECEPATAN dan PERCEPATAN

A. Pergeseran
Posisi dari suatu partikel di dalam suatu sistem koordinat dapat dinyatakan dengan vektor
posisi r = x i + y j.

y
(x,y)

r=xi+yj
x

Partikel bergerak dari pisisi pertama r1 ke posisi kedua r2 melalui lintasan sembarang
(tidak harus lurus). Pergeseran merupakan suatu vektor yang menyatakan perpindahan
partikel dari posisi pertama ke posisi kedua melalui garis lurus. Pergeseran didefinisikan :
r = r2 - r1

10
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

A r

r1
r2 B

x
B. Kecepatan
Pertikel bergerak dengan suatu lintasan tertentu. Pada sat t1 partikel pada posisi r1 dan
pada t1 partikel pada posisi r1. Kecepatan adalah pergeseran partikel per satuan waktu.
1. Kecepatan rata-rata.
r2 - r1
vrata-rata =
t2 - t1

2. Kecepatan sesaat.
Bila selang waktu pengukuran t mendekati harga nol maka diperoleh kecepatan
sesaat.
vs = lim x/t
t  0
vs = dr/dt

Dalam 2 dimensi r dapat dinyatakan sebagai r = x i + y j maka diperoleh kecepatan


v = dr/dt
v = dx/dt i + dy/dt j
= vx i + vy j

Dalam 1 dimensi dimana gerak dari pertikel hanya dalam satu arah saja (misalkan
dalam arah sumbu x) maka vy = 0.
Maka percepatan partikel dalam 1 dimensi (sumbu x) adalah
v = vx i

C. Percepatan
Selama pergeseran tersebut kecepatan pertakel dapat mengalami perubahan. Perubahan
kecepatan per satuan waktu disebut percepatan.

1. Percepatan rata-rata
Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu t.


= ∆
=

2. Percepatan sesaat
Bila selang waktu t mendekati nol maka diperoleh harga sesaat dari percepatan.

11
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

as = lim v/t
t  0

as = dv/dt.

Dalam 2 dimensi v dapat dinyatakan sebagai v = vX i + vY j maka diperoleh percepatan


a = dv/dt

= dvx/dt i + dvy/dt j

= ax i + ay j

Dalam 1 dimensi dimana gerak dari pertikel hanya dalam satu arah saja (misalkan dalam
arah sumbu x) maka ay = 0.
Maka percepatan partikel dalam 1 dimensi (sumbu x) adalah
a = ax i
Apabila partikel bergerak dengan percepatan konstan, maka ar = as = a.

D. GERAK DALAM SATU DIMENSI dengan PERCEPATAN KONSTAN

1. Gerak dalam arah sumbu x.


Gerak satu dimensi berarti partikel bergerak dalam satu arah saja, misalkan dalam arah
sumbu x.
pergeseran : r = x i
kecepatan : v = vx i
percepatan : a = ax I
Karena arah gerak sudah ditentukan maka dalam perumusan tentang gerak partikel
hanya menyangkut tentang besarnya saja.

 Percepatan konstan : ar = as = a

Diperoleh persamaan vx = vo + at (*)

a dan t menyatakan pertambahan kecepatan pada selang waktu tersebut.

 Percepatan konstan = perubahan v konstan.


Dari statistik dapat diperoleh vr = (vo + v )/2.
Bila vr t menyatakan pertambahan posisi dalam selang waktu t, maka posisi partikel
menjadi
x = xo + vr t
Dengan mensubstitusikan vr = (vo + v )/2 diperoleh
12
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

x = xo + 1/2 (vo + v ) t (**)


Bila persamaan (*) disubstitusikan ke (**) diperoleh :
x = xo + 1/2 (vo + vo + at) t

x = xo + vo t +1/2 at2 (***)

dan bila t = (vx - vo )/a yang disubstitusikan diperoleh


x = xo + 1/2 (vo + vx )t
x = xo + 1/2 (vo + vx ) (vx - vo )/a
vx 2 = vo2 + 2a (x - xo ) (****)

Dari pembahasan di atas diperoleh 4 buah persamaan yang menghubungkan 4 buah


variabel dari kinematika (x, v, a, t). Sehingga permasalahan tentang gerak partikel dapat
diselesaikan dengan menggunakan 4 buah persamaan berikut :

(1) vx = vo + at tanpa : x
(2) x = xo + 1/2 (vo + v ) t tanpa : a
(3) x = xo + vo t +1/2 at2 tanpa : v
(4) vx 2 = vo2 + 2a (x - xo ) tanpa : t

2. Gerak dalam arah sumbu y.


Gerak dalam arah sumbu y dapat diperoleh langsung dengan mengambil persamaan
yang sudah diperoleh pada bagian 1.
(1) vy = vo + ayt
(2) y = yo + 1/2 (vo + vy) t
(3) y = yo + vo t +1/2 ayt2
(4) vy 2 = vo2 + 2ay (y - yo )

 Gerak Jatuh Bebas (GJB)


Gerak jatuh bebas adalah kondisi khusus dari gerak dalam arah sumbu y.
vo = 0, yo = 0 dan ay = g. (karena arah gerak selalu ke bawah, maka arah ke bawah
diberi tanda positip) diperoleh persamaan :
(1) vy = gt
(2) y = 1/2 vy t
(3) y = 1/2 gt2
(4) vy 2 = 2gy

 Gerak Vertikal ke Bawah (GVB)


vo = ada. Persamaannya :
(1). Vy = vo + gt
(2). Y = vot + ½ gt2

 Gerak Vertikal ke Atas (GVA)


vo = ada. ay = -g Persamaannya :
(1). Vy = vo - gt
(2). Y = vot - ½ gt2

13
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

E. GERAK DUA DIMENSI


Gerak dua dimensi dapat diuraikan ke komponen geraknya dalam sumbu x dan sumbu y.
komponen gerak dalam sumbu x komponen gerak dalam sumbu y
(1x) vx = vxo + at (1y) vy = vy o + ayt
(2x) x = xo + 1/2 (vxo + v ) t (2y) y = yo + 1/2 (vy o + vy) t
2
(3x) x = xo + vxo t +1/2 at (3y) y = yo + vy o t +1/2 ayt2
(4x) vx 2 = vo2 + 2a (x - xo ) (4y) vy 2 = vo2 + 2ay (y - yo )

1. Gerak Peluru
Gerak peluru merupakan gerak dalam 2 dimensi (bidang).

Posisi awal peluru terletak di pusat koordinat, jadi x0 = 0 dan y0 = 0.

Peluru mempunyai kecepatan awal v0. Kecepatan awal peluru ini dapat diuraikan menjadi
komponen-komponennya :

vx0 = v0 cos 
vy0 = v0 sin 
Setelah peluru melayang diudara, pada peluru hanya bekerja percepatan gravitasi yang
arahnya ke bawah ,
ay = -g
ax = 0
Sehingga untuk gerak peluru persamaan geraknya :

komponen gerak dalam sumbu x komponen gerak dalam sumbu y


(1x) vx = v0 cos  (1y) vy = v0 sin  - gt
(2y) y = 1/2 (v0 sin  + vy) t
(3x) x = v0 cos  t (3y) y = v0 sin  t +1/2 ayt2
(4y) vy 2 = (v0 sin )2 + 2gy

14
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

a. Waktu untuk mencapai titik tertinggi


= =
b. Tinggi maksimum
ℎ =
2
c. Waktu untuk mencapai titik terjauh
2 2
= =
d. Jarak terjauh
2 2
=

2. Gerak Melingkar

Perpindahan sudut : Perpindahan partikel pada gerak melingkar


=
Pada gerak melingkar beraturan partikel bergerak dengan besar kecepatan konstan,
tetapi arah percepatan tidak konstan. Partikel akan bergerak dipercepat.

P
r v v
c v v
r
P’
v’

Pada saat t partikel di P dan pada saat t + t di P’. Kecepatan di P adalah v dan kecepatan
di P’ adalah v’ yang besarnya sama dengan v tetapi rahnya berbeda. Panjang lintasan
yang ditempuh dalam waktu t adalah busur PP’ yang sama dengan v t.
 CPP’ sebangun dengan OQQ’. Bila dibuat pendekatan panjang tali busur PP’ sama
dengan panjang busur PP’ maka,
∆ ∆
=

=

Untuk t  0 diperoleh harga eksak


a = lim v/t = v2/r
t0
yang merupakan besar kecepatan yang dialami oleh partikel.
Sedang arahnya sama dengan arah v, yaitu menuju ke pusat kelengkungan. Karena
menuju ke pusat, percepatan ini disebut percepatan centripetal.

15
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

u y = r sin 
x = r cos 
ur
y r

u dan ur adalah vektor satuan dalam arah tangensial dan radial.


Kecepatan partikel v dapat dinyatakan dalam koordinat polar sebagai
v = v u
Bila besar dan arah v berubah maka dv/dt adalah :

dv/dt = a = v du/dt + u dv/dt


a = aT u - aR ur

aR : percepatan radial = percepatan centripetal = v2/r


aT : percepatan tangensial

Soal soal

16
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

17
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

A. HUKUM-HUKUM GERAK.

1. Apa yang membuat benda bergerak ?

Aristotle (384-322 B.C) :


gaya, tarik atau dorong, diperlukan untuk menjaga sesuatu bergerak.

Galileo Galilei (awal 1600-an) :


benda bergerak mempunyai “kuantitas gerak” secara intrinsik.

Issac Newton (1665 - 1666) :


Hukum Newton mengandung 3 konsep : massa, gaya, momentum
massa : mengukur kuantitas bahan dari suatu benda.
gaya : tarikan atau dorongan.
momentum : kuantitas gerak

“Kuantitas gerak” atau momentum diukur dari perkalian massa benda dengan
kecepatannya :
p=mv

Hukum I : Benda yang bergerak cenderung untuk tetap bergerak, atau


tetap diam jika diam.

Hukum II : Laju perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya total
yang bekerja pada benda tersebut.

F = dp/dt

bila massa m konstan,

F = d(mv)/dt
m dv/dt

karena dv/dt = a (percepatan), maka

F = ma

Hukum III : Untuk setiap aksi selalu terdapat reaksi yang sama besar dan
berlawanan.
18
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

2. Hukum pertama Newton dan Inersia.

Hukum pertama Newton lebih presisi dibanding dengan apa yang diusulkan Galileo.
Tanpa adanya gaya luar, sebuah benda yang bergerak akan tetap terjaga bergerak.
Dengan kata lain kecepatannya tidak akan berubah baik besar maupun arah.
Ketahanan sebuah benda untuk merubah gerakan disebut inersia. Hukum pertama
Newton ekivalen dengan mengatakan sebuah benda mempunyai inersia.

3. Hukum kedua Newton.

Persamaan F = ma dapat diterjemahkan dalam 2 pernyataan.

Bila sebuah benda dengan massa m mendapat percepatan a, maka gaya sebesar
ma bekerja pada benda tersebut.

Bila sebuah benda bermassa m mendapat gaya F, maka benda tersebut akan
dipercepat sebesar F/m

4. Gaya gravitasi : massa dan berat.

Dari hukum kedua Newton bahwa massa mengukur ketahanan benda untuk berubah
gerakannya, yaitu inersianya. Massa adalah sifat intrinsik dari suatu benda, tidak
tergantung ketinggian maupun keadaan yang lain.

Berat merupakan gaya yang diperlukan benda untuk melakukan gerak jatuh bebas.
Untuk gerak jatuh bebas a = g = percepatan gravitasi setempat.
F =ma
w=mg
Berat tergantung pada lokasi terhadap bumi.

5. Hukum ketiga Newton.

Hukum ketiga Newton menyatakan adanya pasangan gaya aksi-reaksi.


Pasangan gaya aksi-rekasi :
 terjadi serentak
 bekerja pada benda yang berbeda
 sama besar,
 berlawanan arah

19
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

B. PEMAKAIAN HUKUM NEWTON

Hukum kedua Newton , F = m a, merupakan bagian yang penting di dalam menyelesaikan


masalah-masalah mekanika. Ada beberapa langkah yang berguna untuk membantu
menyelesaikan masalah-masalah mekanika.
1. Identifikasi obyek/benda yang menjadi pusat perhatian.

yang menjadi pusat perhatian : balok



m

lantai licin

2. Gambar gaya-gaya yang bekerja pada obyek/benda tersebut secara vektor.


N
F

3. Pilih sistem koordinat pada obyek/benda tersebut dan proyeksikan gaya-


gaya yang bekerja pada sumbu koordinat.
y
N
F sin  F

F cos  x

w = mg

4. Tulis hukum keduan Newton dalam F = ma, dan jumlahkan F total yang bekerja
pada obyek/benda tersebut secara vektor.
komponen x
Fx = m ax
F cos  = m ax
Komponen y
Fy = m ay
F sin  + N - mg = m ay

5.Selesaikan permasalahannya secara simbolik (dengan notasi simbol, misal m, a, F dsb).

Dari dua persamaan dalam komponen x dan komponen y tersebut variabel yang
ditanyakan dapat dicari.

6. Masukkan nilai tiap-tiap variabel ke dalam persamaan yang sudah diperoleh.


20
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

C. GESEKAN
Gaya gesek adalah gaya yang terjadi antara 2 permukaan yang bergerak relatif
berlawanan.

adhesi
permukaan

Tinjau sebuah balok yang terletak pada bidang datar yang kasar.
diam F = 0

F1 diam F=0
fs F1 fs = F1

F2 diam F=0
fs F1 fs = F2

F3 diam F=0
fs F1 fs = F3

Gaya gesek yang terjadi selama benda diam disebut gaya gesek statik. Gaya gesek statik
maksimum adalah gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Gaya gesek
statik maksimum :
a. Tidak tergantung luas daerah kontak.
b. sebanding dengan gaya normal. Gaya normal muncul akibat deformasi elastik
benda-benda yang bersinggungan.
fs  s N
s = koefisien gesek statis

Bila F3 diperbesar sedikit saja, benda akan bergerak.

mulai bergerak F = m a
F1 F4 fk < F4
fk

Gaya gesek yang terjadi selama benda sedang bergerak disebut gaya gesek kinetik.

21
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

fk = k N
k = koefisien gesek kinetik

D. DINAMIKA GERAK MELINGKAR

Suatu partikel yang bergerak melingkar dengan besar kecepatan konstan, partikel
tersebut mengalami percepatan (centripetal) sebesar
a = v2/r
yang arahnya menuju ke pusat lingkaran (kelengkungan).

Dari hukum ke-2 Newton, bahwa apabila sebuah benda bergerak dipercepat maka pada
benda tersebut bekerja gaya. Maka pada kasus benda bergerak melingkar, pada benda
tersebut bekerja gaya yang arahnya juga ke pusat. Gaya-gaya tersebut disebut gaya
sentripetal.

Contoh : sebuah balok yang diputar vertikal dengan tali.

pada posisi di atas gaya yang menuju ke pusat adalah tegangan tali T dan berat balok w,
jadi Fs = T + w

T
w

w
Pada posisi di bawah, gaya yang menuju ke pusat adalah tegangan tali T dan berat balok
w (arah menjauhi pusat). Jadi Fs = T - w

22
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Soal soal

23
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar atau menggunakan kata “usaha”
dan “energi”. Kata “usaha” yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari memiliki
makna yang berbeda dengan pengertian usaha dalam fisika.

A. USAHA

Usaha alias Kerja yang dilambangkan dengan huruf W (Work-bahasa inggris),


digambarkan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh Gaya (F) ketika Gaya bekerja pada
benda hingga benda bergerak dalam jarak tertentu. Hal yang paling sederhana adalah
apabila Gaya (F) bernilai konstan (baik besar maupun arahnya) dan benda yang dikenai
Gaya bergerak pada lintasan lurus dan searah dengan arah Gaya tersebut.

Secara matematis, usaha yang dilakukan oleh gaya yang konstan didefinisikan sebagai
hasil kali perpindahan dengan gaya yang searah dengan perpindahan.

Persamaan matematisnya adalah :

W = Fs cos 0 = Fs (1) = Fs

W adalah usaha alias kerja, F adalah besar gaya yang searah dengan perpindahan dan s
adalah besar perpindahan.

Apabila gaya konstan tidak searah dengan perpindahan, sebagaimana tampak pada
gambar di bawah, maka usaha yang dilakukan oleh gaya pada benda didefinisikan sebagai
perkalian antara perpindahan dengan komponen gaya yang searah dengan perpindahan.
Komponen gaya yang searah dengan perpindahan adalah F cos θ

24
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Hasil perkalian antara besar gaya (F) dan besar perpindahan (s) di atas merupakan
bentuk perkalian titik atau perkalian skalar. Karenanya usaha masuk dalam kategori
besaran skalar. Persamaan di atas bisa ditulis dalam bentuk seperti ini :

= .

Satuan Usaha dalam Sistem Internasional (SI) adalah newton-meter. Satuan newton-
meter juga biasa disebut Joule ( 1 Joule = 1 N.m). menggunakan sistem CGS (Centimeter
Gram Sekon), satuan usaha disebut erg. 1 erg = 1 dyne.cm. Dalam sistem British, usaha
diukur dalam foot-pound (kaki-pon). 1 Joule = 107 erg = 0,7376 ft.lb.

Perlu kita pahami dengan baik bahwa sebuah gaya melakukan usaha apabila
benda yang dikenai gaya mengalami perpindahan. Jika benda tidak berpindah tempat
maka gaya tidak melakukan usaha. Agar memudahkan pemahaman anda, bayangkanlah
anda sedang menenteng buku sambil diam di tempat. Walaupun anda memberikan gaya
pada buku tersebut, sebenarnya anda tidak melakukan usaha karena buku tidak
melakukan perpindahan. Ketika anda menenteng atau menjinjing buku sambil berjalan
lurus ke depan, ke belakang atau ke samping, anda juga tidak melakukan usaha pada
buku. Pada saat menenteng buku atau menjinjing tas, arah gaya yang diberikan ke atas,
tegak lurus dengan arah perpindahan. Karena tegak lurus maka sudut yang dibentuk
adalah 90o. Cos 90o = 0, karenanya berdasarkan persamaan di atas, nilai usaha sama
dengan nol. Contoh lain adalah ketika dirimu mendorong tembok sampai puyeng… jika
tembok tidak berpindah tempat maka walaupun anda mendorong sampai banjir keringat,
anda tidak melakukan usaha. Kita dapat menyimpulkan bahwa sebuah gaya tidak
melakukan usaha apabila gaya tidak menghasilkan perpindahan dan arah gaya tegak
lurus dengan arah perpindahan.

Contoh Soal 1 :

Sebuah peti kemas bermassa 50 kg yang terletak pada lantai ditarik horisontal sejauh 2
meter dengan gaya 100 N oleh seorang buruh pelabuhan. Lantai tersebut agak kasar
sehingga gaya gesekan yang diberikan pada karung beras sebesar 50 N. Hitunglah usaha
total yang dilakukan terhadap karung berisi beras tersebut…

25
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

Jawaban :

Sebelum menghitung usaha total, terlebih dahulu kita hitung usaha yang dilakukan oleh
buruh karung dan usaha yang dilakukan oleh gaya gesekan. Kita tetapkan arah kanan
bertanda positif sedangkan arah kiri negatif. (b = buruh, Fg = gaya gesekan, N = gaya
normal, w = berat). Gaya gesekan berlawanan arah dengan arah gerakan benda sehingga
bertanda negatif.

Pada soal di atas, terdapat empat gaya yang bekerja pada peti kemas, yakni gaya tarik
buruh (searah dengan perpindahan peti kemas), gaya gesekan (berlawanan arah dengan
perpindahan peti), gaya berat dan gaya normal (tegak lurus arah perpindahan, sudut
yang terbentuk adalah 90o).

Untuk mengetahui usaha total, terlebih dahulu kita hitung besar usaha yang dilakukan
masing-masing gaya tersebut.

Usaha yang dilakukan oleh buruh pelabuhan :

Wb = Fb.s = (100 N) (2 m) = 200 N.m

Usaha yang dilakukan oleh Gaya gesekan :

Wg = Fg.s =- (50 N) (2 m) = -100 N.m

Usaha yang dilakukan oleh gaya berat :

Ww = Fw.s = (mg) (2 m) cos 90o = 0

Usaha yang dilakukan oleh gaya normal :

WN = FN.s = (mg) (2 m) cos 90o = 0

Usaha total = Wb + Wg + Ww + WN = (200 N.m) + (-100 N.m) + 0 + 0 = 100 N.m = 100 Joule

Contoh Soal 2 :

Seorang anak menarik mobil mainan menggunakan tali dengan gaya sebesar 20 N. Tali
tersebut membentuk sudut 30o terhadap permukaan tanah dan besar gaya gesekan

26
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

tanah dengan roda mobil mainan adalah 2 N. Jika mobil mainan berpindah sejauh 10
meter, berapakah usaha yang dilakukan anak tersebut ?

Jawaban :

Pada dasarnya soal ini sama dengan contoh soal 1. Pada soal ini terdapat sudut yang
dibentuk antara gaya dengan arah horisontal, sehingga komponen gaya tarik yang dipakai
adalah F cos teta (sejajar dengan arah perpindahan)

Untuk mengetahui usaha total, terlebih dahulu kita hitung besar usaha yang dilakukan
masing-masing gaya : (A = anak, g = gesekan, w = berat dan N = normal)

Usaha yang dilakukan oleh Gaya gesekan :

Wg = Fg.s = (-2 N) (10 m) = -20 N.m

Usaha yang dilakukan oleh gaya berat :

Ww = Fw.s = (mg) (2 m) cos 90o = 0

Usaha yang dilakukan oleh gaya normal :

WN = FN.s = (mg) (2 m) cos 90o = 0

Usaha total :

B. ENERGI

Segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan


energi. Untuk bertahan hidup kita membutuhkan energi yang diperoleh dari makanan.
Setiap kendaraan membutuhkan energi untuk bergerak dan energi itu diperoleh dari
27
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

bahan bakar. Hewan juga membutuhkan energi untuk hidup, sebagaimana manusia dan
tumbuhan.

Energi merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam fisika. Konsep
yang sangat erat kaitannya dengan usaha adalah konsep energi. Secara sederhana, energi
merupakan kemampuan melakukan usaha. Definisi yang sederhana ini sebenarnya
kurang tepat atau kurang valid untuk beberapa jenis energi (misalnya energi panas atau
energi cahaya tidak dapat melakukan kerja). Definisi tersebut hanya bersifat umum.
Secara umum, tanpa energi kita tidak dapat melakukan kerja. Sebagai contoh, jika kita
mendorong sepeda motor yang mogok, usaha alias kerja yang kita lakukan menggerakan
sepeda motor tersebut. Pada saat yang sama, energi kimia dalam tubuh kita menjadi
berkurang, karena sebagian energi kimia dalam tubuh berubah menjadi energi kinetik
sepeda motor. Usaha dilakukan ketika energi dipindahkan dari satu benda ke benda lain.
Contoh ini juga menjelaskan salah satu konsep penting dalam sains, yakni kekekalan
energi. Jumlah total energi pada sistem dan lingkungan bersifat kekal alias tetap. Energi
tidak pernah hilang, tetapi hanya dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi menjadi
bentuk energi lain.

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak jenis energi. Energi kimia pada
bahan bakar membantu kita menggerakan kendaraan, demikian juga energi kimia pada
makanan membantu makhluk hidup bertahan hidup dan melakukan kerja. Dengan
adanya energi listrik, kita bisa menonton TV atau menyalakan komputer sehingga bisa
bermain game sepuasnya. Ini hanya beberapa contoh dari sekian banyak jenis energi
dalam kehidupan kita. Misalnya ketika kita menyalakan lampu neon, energi listrik
berubah menjadi energi cahaya. Energi listrik juga bisa berubah menjadi energi panas
(setrika listrik), energi gerak (kipas angin) dan sebagainya. Banyak sekali contoh dalam
kehidupan kita, dirimu bisa memikirkan contoh lainnya. Secara umum, energi bermanfaat
bagi kita ketika energi mengalami perubahan bentuk, misalnya energi listrik berubah
menjadi energi gerak (kipas angin), atau energi kimia berubah menjadi energi gerak
(mesin kendaraan).

1. ENERGI KINETIK.

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh setiap benda yang bergerak. Energi
kinetik suatu benda besarnya berbanding lurus dengan massa benda dan kuadrat
kecepatannya.

Ek = ½ m v2

Ek = Energi kinetik ; m = massa benda ; v = kecepatan benda

SATUAN

BESARAN SATUAN MKS SATUAN CGS


Energi kinetik (Ek) Joule Erg
Massa (m) Kg Gr
Kecepatan (v) m/det cm/det

28
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Usaha = perubahan energi kinetik.


W = Ek = Ek2 – Ek1

2. ENERGI POTENSIAL GRAFITASI

Energi potensial grafitasi adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
pengaruh tempatnya (kedudukannya). Energi potensial ini juga disebut energi diam,
karena benda yang diam-pun dapat memiliki tenaga potensial.

Sebuah benda bermassa m digantung seperti di bawah ini.

m
g

Jika tiba-tiba tali penggantungnya putus, benda akan jatuh.


Maka benda melakukan usaha, karena adanya gaya berat (w) yang menempuh jarak h.
Besarnya Energi potensial benda sama dengan usaha yang sanggup dilakukan gaya
beratnya selama jatuh menempuh jarak h.

Ep = w . h = m . g . h

Ep = Energi potensial, w = berat benda, m = massa benda ; g = percepatan grafitasi; h


= tinggi benda

SATUAN

BESARAN SATUAN MKS SATUAN CGS


Energi Potensial (Ep) Joule Erg
Berat benda (w) newton Dyne
Massa benda (m) Kg Gr
Percepatan grafitasi (g) m/det2 cm/det2
Tinggi benda (h) M Cm

Energi potensial grafitasi tergantung dari :


percepatan grafitasi bumi
kedudukan benda
massa benda
29
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

3. ENERGI POTENSIAL PEGAS.

Energi potensial yang dimiliki benda karena elastik pegas.

Gaya pegas (F) = k . x


Ep Pegas (Ep) = ½ k. x2

k = konstanta gaya pegas ; x = regangan


Hubungan usaha dengan Energi Potensial :
W = Ep = Ep 1 – Ep2

4. ENERGI MEKANIK

Energi mekanik (Em) adalah jumlah antara energi kinetik dan energi potensial suatu
benda.

Em = Ek + Ep

HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK.

Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.


Jadi energi itu adalah KEKAL.

Em1 = Em2
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2

C. Daya

Dalam ilmu fisika, daya diartikan sebagai laju dilakukannya usaha atau
perbandingan antara usaha dengan selang waktu dilakukannya usaha. Dalam kaitan
dengan energi, daya diartikan sebagai laju perubahan energi. Sedangkan Daya rata-rata
didefinisikan sebagai perbandingan usaha total yang dilakukan dengan selang waktu total
yang dibutuhkan untuk melakukan usaha. Secara matematis, hubungan antara daya,
usaha dan waktu dirumuskan sebagai berikut :

ℎ ℎ
= =

berdasarkan persamaan ini, dapat disimpulkan bahwa semakin besar laju usaha, semakin
besar Daya. Sebaliknya, semakin kecil laju Usaha maka semakin kecil laju Daya. Yang
dimaksudkan dengan laju usaha adalah seberapa cepat sebuah usaha dilakukan. Misalnya
mobil A dan B memiliki massa yang sama menempuh suatu lintasan berjarak 1 km.
Apabila mobil A menempuh lintasan tersebut dalam waktu yang lebih singkat
30
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

dibandingkan dengan mobil B, maka ketika menempuh lintasan itu, daya mobil A lebih
besar dari mobil B. Dengan kata lain, Mobil A memiliki laju perubahan energi kimia
menjadi energi mekanik yang lebih besar dari pada mobil B.

Daya merupakan besaran skalar, besaran yang hanya mempunyai nilai alias besar, tidak
mempunyai arah. Satuan Daya dalam Sistem Internasional adalah Joule/detik. Joule/detik
juga biasa disebut Watt (disingkat W), untuk menghargai James Watt. Dalam sistem
British, satuan daya adalah 1 pon-kaki/detik. Satuan ini terlalu kecil untuk kebutuhan
praktis sehingga digunakan satuan lain yang lebih besar, yakni dayakuda atau horse
power (disingkat hp). 1 dayakuda = 550 pon-kaki/detik = 764 watt = ¾ kilowatt.

Besaran Usaha juga bisa dinyatakan dalam satuan daya x waktu, misalnya kilowatt-jam
alias KWH. Satu KWH adalah usaha yang dilakukan dengan laju tetap sebesar 1 Kilo Watt
selama satu jam.

Daya seekor kuda menyatakan seberapa besar usaha yang dilakukan kuda per satuan
waktu. Daya sebuah mesin menyatakan seberapa besar energi kimia atau listrik dapat
diubah menjadi energi mekanik per satuan waktu.

Contoh soal 1 :

Seseorang yang bermassa 60 kg menaiki tangga selama 4 sekon. Apabila ketinggian


vertikal tangga tersebut adalah 4 meter, hitunglah daya orang itu dalam satuan watt dan
besarnya energi yang dibutuhkan untuk menaiki tangga. Anggap saja percepatan gravitasi
(g) = 10 m/s2.

Jawaban :

Hasil perhitungan kita menunjukkan bahwa ketika menaiki tangga, orang tersebut
mengubah energi kimia menjadi energi mekanik sebesar 2400 Joule. Ini belum termasuk
energi panas yang dihasilkan ketika orang tersebut bergerak. Jadi ketika menaiki tangga,
energi yang diubah orang tersebut lebih besar dari 2400 Joule.

31
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Soal Soal

1. Sebuah benda meluncur di atas papan kasar sejauh 5 m, mendapat perlawanan gesekan
dengan papan sebesar 180 newton. Erapa besarnya usaha dilakukan oleh benda
tersebut.
2. Gaya besarnya 60 newton bekerja pada sebuah benda. Arah gaya membentuk sudut 30o
dengan bidang horizontal. Jika benda berpindah sejauh 50 m. Berapa besarnya usaha ?
3. Gaya besarnya 60 newton menyebabkan benda yang massanya 15 kg (g = 10 m/s2)
berpindah horizontal sejauh 10 m. Berapa besarnya usaha dan besarnya perubahan
energi potensial.
4. Berapa besar usaha jika sebuah elevator yang beratnya 2000 N dinaikkan setinggi 80 m ?
Berapa besar energi potensial elevator setelah dinaikkan ?
5. Berapa besar usaha untuk menaikkan 2 kg setinggi 1,5 m di atas lantai ? Berapa besar
energi potensial benda pada kedudukan yang baru ? (g = 10 m/s2)
6. Berapa besar gaya diperlukan untuk menahan 2 kg benda, tetap 1,5 m di atas lantai dan
berapa besar usaha untuk menhan benda tersebut selama 5 detik
( g = 10 m/s2).
7. Untuk menaikkan kedudukan benda yang massanya 200 kg ke tempat x meter lebih
tinggi, diperlukan kerja sebesar 10.000 joule. Berapa x ? (g = 9,8 m/s2)
8. Gaya besarnya 300 newton dapat menggerakkan benda dengan daya 1 HP. Berapa
besarnya kecepatan benda.
9. Berapa besar energi kinetik suatu benda yang bergerak dengan kecepatan 20 m/s, jika
massa benda 1000 kg ?
10. Benda massanya 1 kg mempunyai energi kinetik besarnya 1 joule berapa kecepatan
benda ?
11. Benda yang massanya 2 kg (g = 9,8 m/s2) jatuh dari ketinggian 4 m di ats tanah. Hitung
besar energi potensial benda dalam joule dan dalam erg.
12. Benda massanya 5 kg, jatuh dari ketinggian 3 m di atas tanah ( g = 9,8 m/s2) Berapa
energi kinetik benda pada saat mencapai tanah ?
13. Benda massanya m kg bergerak di atas papan kasar dengan kecepatan 10 m/s. Jika
besarnya koefisien gesekan 0,25. Hitunglah waktu dan jarak yang ditempuh benda
setelah benda berhenti (g = 10 m/s2)
14. Sebuah bom yang massanya m kg ditembakkan dengan kecepatan 600 m/s oleh meriam
yang panjangnya 6 m. Berapa besar gaya yang diperlukan untuk menembakkan bom
tersebut ?.
15. Gaya besarnya 80 newton bekerja pada benda massanya 50 3 kg. Arah gaya
membentuk sudut 30o dengan horizontal. Hitung kecepatan benda setelah berpindah
sejauh 10 m.
16. Benda beratnya w Newton (g = 9,8 m/s2) mula-mula dalam keadaan diam. Gaya
besarnya 10 newton bekerja pada benda selama 5 detik. Jika gaya telah melakukan usaha
sebesar 2500 joule, berapa w dan berapa besarnya daya dalam watt dan HP.
17. Kereta api beratnya 196.000 newton bergerak dengan kecepatan 54 km/jam. Kereta api
itu dihentikan oleh rem yang menghasilkan gaya gesek besarnya 6000 newton. Berapa
besar usaha gaya gesek dan berapa jarak ditempuh kereta api selama rem, bekerja (g =
9,8 m/s2)

32
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

18. Sebuah batu massanya 0,2 kg ( g = 9,8 m/s2) dilemparkan vertical ke bawah dari
ketinggian 25 m dan dengan kecepatan awal 15 m/s. Berapa energi kinetik dan energi
potensial 1 detik setelah bergerak ?
19. Di dalam suatu senapan angin terdapat sebuah pegas dengan konstanta pegas 25.000
dyne/cm. Ketika peluru dimasukkan, per memendek sebanyak 2 cm. Hitunglah berapa
kecepatan peluru ketika keluar dari senapan itu. Gesekan peluru dengan dinding
senapan diabaikan, massa peluru 5 gram.
20. Sebuah benda dijatuhkan bebas dari ketinggian 200 m jika grafitasi setempat 10 m/s2
maka hitunglah kecepatan dan ketinggian benda saat Ek = 4 Ep

33
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

A. Elastisitas
Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut dihilangkan, maka
benda akan kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah benda elastis. Namun
pada umumnya benda bila dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula walaupun
gaya yang bekerja sudah hilang. Benda seperti ini disebut benda plastis. Contoh benda
elastis adalah karet ataupun pegas.

B. Modulus Elastisitas
Yang dimaksud dengan Mosdulus Elastisitas adalah perbandingan antara tegangandan
regangan. Modulus ini dapat disebut dengan sebutan Modulus Young.
1. Tegangan atau Stress
Tegangan adalah gaya per satuan luas penampang, satuan tegangan adalah
N/m2. Secara matematis dapat dituliskan :
=
2. Regangan (Strain)
Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu batang
terhadap panjang awal mulanya bila batang itu diberi gaya. Secara matematis
dapat ditulis :

=
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini

Dari kedua persamaan di atas dan pengertian modulus elastisitas, kita dapat mencari
persamaan untuk menghitung besarnya modulus elastisitas, yang tidak lain adalah:


= = =
∆ ⁄ ∆

Satuan untuk modulus elastisitas adalah N/m2

34
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

C. Hukum Hooke
Bila pegas ditarik melebihi batasan tertentu maka benda itu tidak akan elastis lagi.
Lalu bagaimanakah hubungan pertambahan panjang dengan gaya tarik? Karena besarnya
gaya pemulih sebanding besarnya pertambahan panjang, maka dapat dirumuskan bahwa

=−
Fs = Gaya pemulih (N)
k = konstanta pegas
x = perpanjangan pegas (m)

Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam persamaan
menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan arah perpanjangan

D. Energi Potensial Pegas


Energi potensial pegas merupakan salah satu jenis energi potensial yang berhibungan
dengan bahan-bahan elastis. Misalnya saja sebuah pegas sederhana (Gambar di bawah )
akan mempunyai energi potensial ketika ditekan (atau diregangkan), karena ketika
dilepaskan pegas itu dapat melakukan kerja pada sebuah bola seperti yang ditunjukkan
oleh gambar.

Secara matematis energi potensial pegas dapat ditulis :

=1 2

E. Gerak benda di bawah pengaruh gaya pegas


Bila suatu benda yang digantungkan pada pegas ditarik sejauh x meter dankemudian
dilepas, maka benda akan bergetar. Percepatan getarnya itu dapatdihitung dengan
persamaan :

=−

35
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Dari persamaan di atas, kita mengetahui bahwa besarnya percepatan getar (a) sebanding
dan berlawanan arah dengan simpangan (x)

Contoh Soal
1.

Soal Soal

1. Untuk menarik sebuah pegas sejauh 10 cm diperlukan gaya 10 N. Bila panjang pegas
adalah 40 cm, dan pegas ditekan dan ditahan agar panjang menjadi 35 cm. Tentukan
tetapan pegas.
2. Sebuah pegas mempunyai konstanta pegas k sebesar 440 N/m. Seberapa jauh pegas ini
harus direntangkan untuk menyimpan energi potensial sebesar 25 J ?
3. Sebuah pegas menggantung dalam keadaan normal panjangnya 25 cm. Bila pada ujung
pegas digantungkan sebuah benda yang mempunyai massa 80 gr, panjang pegas menjadi
30 cm. Kemudian benda itu disimpangkan sejauh 5 cm. Berapakah energi potensial elastik
pegas ?
4. Sebuah pegas bila ditarik dengan gaya 40 N akan meregang 10 cm. Berapakah gaya tarik
yang dikerjakan agar pegas meregang sepanjang 7 cm?
5. Sebuah pegas yang digantung vertikal panjangnya 15 cm. Jika diregangkan dengan gaya
sebesar 0,5 N, panjang pegas menjadi 27 cm. Berapakah panjang pegas jika diregangkan
dengan gaya sebesar 0,6 N ?

36
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

A. PENGERTIAN MOMENTUM DAN IMPULS.

Setiap benda yang bergerak mempunyai momentum.


Momentum juga dinamakan jumlah gerak yang besarnya berbanding lurus dengan massa
dan kecepatan benda.
Suatu benda yang bermassa m bekerja gaya F yang konstan, maka setelah waktu t
benda tersebut bergerak dengan kecepatan :

vt = vo + a . t
F
vt = vo + . t
m

F . t = m . vt – m.vo

Besaran F. t disebut : IMPULS sedangkan besarnya m.v yaitu hasil kali massa dengan
kecepatan disebut : MOMENTUM

m.vt = momentum benda pada saat kecepatan vt


m.vo = momentum benda pada saat kecepatan vo

Kesimpulan
Momentum ialah : Hasil kali sebuah benda dengan kecepatan benda itu pada suatu saat.
Momentum merupakan besaran vector yang arahnya searah dengan
Kecepatannya.
Satuan dari mementum adalah kg m/det atau gram cm/det

Impuls adalah : Hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls merupakan
Besaran vector yang arahnya se arah dengan arah gayanya.

Perubahan momentum adalah akibat adanya impuls dan nilainya sama dengan impuls.

B. Hubungan Momentum dan Impuls


1. Hasil kali gaya dengan selang waktu singkat bekerjanya gaya pada benda
tersebut dinamakan impuls.
2. Besarnya impuls pada benda sama dengan besarnya perubahan momentum
pada benda tersebut.
F . ∆ t = m / v2 – m / v1

37
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

Dengan F = gaya yang bekerja (N)


∆ t = selang waktu singkat (s)
v1 = kecepatan awal benda (m/s)
v2 = kecepatan akhir benda (m/s)
dapat juga ditulis :

I=F.∆t
dengan I = impuls benda (N.s)

3. Teorema impuls dan momentum


Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum
yang dialami benda.
I = ∆ p = p2 – p1 = m . v2 – m . v1

4. Hukum II Newton dalam bentuk momentum


F=∆p
∆t

Contoh soal :
1. Ditetapkan arah ke kanan sebagai acuan arah positif, hitunglah momentum:
a. peluru bermassa 20 gram yang sedang bergerak ke kiri dengan kelajuan 50 m /s
b. sepeda bermassa 100 kg (beserta pengendara) yang bergerak ke kanan dengan
kelajuan 4 m/s.
Jawab :
a. m = 20 gram = 0.02 kg b. m = 100 kg
v = - 50 m/s v = 4 m/s
p =mxv p =mxv
p = 0,02 kg x (-50 m/s) = 100 kg x 4 m/s
= -1 kg m/s = 400 kg m/s
2. Sebuah bola bermassa 0,15 kg mula-mula diam, setelah dipukul dengan tongkat
kecepatan bola 15 m/s hitung Impuls dari gaya pemukul tersebut. (2,25 N.s)
3. Sebuah mobil massanya 1500 kg bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. Tiba-tiba
menabrak sebuah tebing, mobil tersebut berhenti setelah 0,2 sekon. Hitunglah gaya
yang bekerja pada mobil selama tumbukan (-150.000 N)

38
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

C. Hukum Kekekalan Momentum

vA vA’
vB FBA vB’
FAB

Misalkan benda A dan B masing-masing mempunyai massa mA dan mB dan masing-


masing bergerak segaris dengn kecepatan vA dan vB sedangkan vA > vB. Setelah tumbukan
kecepatan benda berubah menjadi vA’ dan vB’. Bila FBA adalah gaya dari A yang dipakai
untuk menumbuk B dan FAB gaya dari B yang dipakai untuk menumbuk A, maka menurut
hukum III Newton :

FAB = - FBA
FAB . t = - FBA . t
(impuls)A = (impuls)B

mA vA’ – mA vA = - (mB vB’ – mB vB)

mA vA + mB vB = mA vA’ + mB vB’

Jumlah momentum dari A dan B sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama/tetap.
Hukum ini disebut sebagai HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER.

D. Tumbukan

Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu
berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah
menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :

Macam tumbukan yaitu :

1. Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan energi.
Koefisien restitusi e = 1
Hukum kekekalan momentum :
PA + PB = PA’ + PB’
MA vA + mB vB = MA vA’ + mB vB’

Hubungan kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan :


VA’ – vB’ = vA - vB

2. Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan
energi mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya
panas.
Koefisien restitusi 0 < e < 1

39
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

3. Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi
mekanik dan kedua benda setelah tumbukan melekat dan bergerak bersama-sama.

mA vA + mB vB = mA vA’ + mB vB’
vA’ = vB’ = v’

Koefisien restitusi e = 0

Besarnya koefisien restitusi (e) untuk semua jenis tumbukan berlaku :

| |
v A  vB
e
v A  vB

| |
v A ; v B = kecepatan benda A dan B setelah tumbukan
vA ; vB = kecepatan benda A dan B sebelum tumbukan

Energi yang hilang setelah tumbukan dirumuskan :

Ehilang = Eksebelum tumbukan - Eksesudah tumbukan

Ehilang = { ½ mA vA2 + ½ mB vB2} – { ½ mA (vA’)2 + ½ mB (vB’)2}

Tumbukan yang terjadi jika bola dijatuhkan dari ketinggian h meter dari atas lanmtai.

Kecepatan bola waktu menumbuk lantai dapat dicari dengan persamaan :


vA = 2 gh
Kecepatan lantai sebelum dan sesudah tumbukan adalah 0.
vB = vB’ = 0
Dengan memasukkan persamaan tumbukan elstis sebagian :

| |
v  vB
e A
v A  vB
| |
vA  0 vA
diperoleh : e   atau e
vA  0 vA

h'
dengan demikian diperoleh : e 
h

h’ = tinggi pantulan h = tinggi bola jatuh.

Untuk mencari tinggi pantulan ke-n dapat dicari dengan : hn = h0 e2n

40
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Soal soal

1. Seorang pemain bisbol akan memukul bola yang datang padanya dengan massa 2 kg
dengan kecepatan 10 m/s, kemudian dipukulnya dan bola bersentuhan dengan pemukul
dalam waktu 0,01 detik sehingga bola berbalik arah dengan kecepatan 15 m/s.
a. Carilah besar momentum awal
b. Carilah besar momentum akhir
c. Carilah besar perubahan momentumnya.
d. Carilah besar impulsnya.
e. Carilah besar gaya yang diderita bola.

2. Dua buah benda massanya 5 kg dan 12 kg bergerak dengan kecepatan masing-masing 12


m/s dan 5 m/s dan berlawanan arah. Jika bertumbukan sentral, hitunglah :
a. Kecepatan masing-masing benda dan hilangnya energi jika tumbukannya elastis
sempurna.
b. Kecepatan masing-masing benda dan energi yang hilang jika tumbukannya tidak
elastis sama sekali.

3. Massa perahu sekoci 200 kg bergerak dengan kecepatan 2 m/s. dalam perahu tersebut
terdapat orang dengan massa 50 kg. Tiba-tiba orang tersebut meloncat dengan kecepatan 6
m/s. Hitunglah kecepatan sekoci sesaat (setelah orang meloncat)
Jika : a. arah loncatan berlawanan dengan arah sekoci.
b. arah loncatan searah dengan arah perahu.

4. Benda jatuh di atas tanah dari ketinggian 9 m. Ternyata benda terpantul setinggi 1 meter.
Hitunglah :
a. Koefisien kelentingan.
b. Kecepatan pantulan benda.
c. Tinggi pantulan ketiga.

5. Sebuah peluru dari 0,03 kg ditembakkan dengan kelajuan 600 m/s diarahkan ppada
sepotong kayu yang massanya 3,57 kg yang digantung pada seutas tali. Peluru mengeram
dalam kayu, hitunglah kecepatan kayu sesaat setelah tumbukan ?

6. Bola seberat 5 newton bergerak dengan kelajuan 3 m/s dan menumbuk sentral bola lain
yang beratnya 10 N dan bergferak berlawanan arah dengan kecepatan 6 m/s. Hitunglah
kelajuan masing-masing bola sesudah tumbukan, bila :
a. koefisien restitusinya 1/3
b. tumbukan tidak lenting sama sekali
c. tumbukan lenting sempurna.

7. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 1½ m di atas sebuah lantai lalu memantul setinggi
0,9 m. Hitunglah koefisien restitusi antara bola dan lantai

8. Sebuah truk dengan berat 60.000 newton bergerak ke arah utara dengan kecepatan 8
m/s bertumbukan dengan truk lain yang massanya 4 ton dan bergerak ke Barat dengan

41
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

kecepatan 22 m/s. Kedua truk menyatu dan bergerak bersama-sama. Tentukan besar dan
arah kecepatan truk setelah tumbukan.

9. Dua buah benda A dan B yang masing-masing massanya 20 kg dan 40 kg bergerak segaris
lurus saling mendekati. A bergerak dengan kecepatan 10 m/s dan B bergerak engan
kecepatan 4 m/s. Kedua benda kemudian bertumbukan sentral. Hitunglah energi kinetik
yang hilang jika sifat tumbukan tidak lenting sama sekali.

10. Sebuah peluru massanya 20 gram ditembakkan pada ayunan balistik yang massanya 5
kg, sehingga ayunan naik 0,2 cm setelah umbukan. Peluru mengeram di dalam ayunan.
Hitunglah energi yang hilang.

Jawaban. 06. a. –5 m/s, 2 m/s


b. 3 m/s , 3 m/s
01. a. 20 kg m/s c. nol , –9 m/s
b. 30 kg m/s
c. 50 kg m/s 07. 0,7746
d. 50 kg m/s
e. 5.000 newton 08. 10,02 m/s
tg  = 1,8333
02. a. -5 m/s dan 12 m/s , nol
b. nol , 510 joule 2
09. 1306 joule
3
03. a. 4 m/s 10. 50,1 joule.
b. 1 m/s

1
04. a.
3
b. 2 5 m/s
1
c. m
81
05. 5 m/s

42
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Jenis gerak yang paling sering ditemukan adalah kombinasi gerak translasi dan gerak rotasi.
Pada bab ini akan dibahas gerak rotasi terhadap sebuah benda tegar. Benda tegar adalah
benda dengan bentuk tertentu yang tidak berubah sehingga partikel-partikel pembentuknya
berada pada posisi yang tetap relatif satu sama lain.

A. Persamaan Gerak Rotasi


Persamaan gerak rotasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

43
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

B. Momen Gaya

44
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Contoh

C. Momen Inersia

45
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Tabel Momen Insersia dari beberapa benda

D. Momentum Sudut
Pada gerak linear : momentum linier
p=mv

Pada gerak rotasi : Momentum sudut (L)


L=

Contoh :
Sebuah partikel massanya 0,5 gr bergerak dengan kecepatan sudut tetap 20 rad/s. jika jari-jari
lintasan partikel 5 cm, hitung momentum sudut partikel (250 x 10-7 kg m2/s)

E. Energi kinetic Rotasi


EKtrans = ½ m v2
=½m( )

F. Ek Gabungan
Ektot = Ektrans + Ekrot

Momen gaya :
F = m at
46
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

at =
= Hk. Kedua Newton untuk gerak rotasi

47
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Peta Konsep

berhubungan dengan merupakan


Suhu Kalor

diukur dengan

Aliran energi

Termometer berpindah bergantung pada


secara
skala berdasarkan
komponen utamanya
Massa, m
Celsius Termometer Zat Cair

Kalor jenis, c
Termometer Gas
Kelvin
Perubahan suhu, t
Termometer Bimetal

Fahrenheit
Pyrometer Optik

Konduksi Konveksi Radiasi

terjadi pada terjadi pada terjadi

Zat Padat Zat Cair dan Gas Tanpa


Medium

48
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

A. Pengertian Sifat Termal Zat.


Sifat termal zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor, maka
zat tersebut akan mengalami :
- Perubahan suhu / temperatur / derajat panas.
- Perubahan panjang ataupun perubahan volume zat tersebut.
- Perubahan wujud.

B. Pengukuran Suhu / Temperatur.


Alat untuk mengukur suhu suatu zat disebut TERMOMETER.
Secara umum ada 3 jenis termometer, yaitu :
a. Termometer celcius, mempunyai titik beku air 0 0
titik didih air 1000
b. Termometer reamur, mempunyai titik beku air 00
titik didih air 800
c. Termometer Fahrenheit, mempunyai titik beku air 320
titik didih air 2120

Dengan demikian dari ketiganya dapat digambarkan skala untuk air sbb :
Titik didih 100 80 212 373

C R F K

Titik beku 0 0 32 273


Jadi 100 bagian C = 80 bagian R = 180 bagian F
0
C & 0R dimulai pada angka nol dan 0F dimulai pada angka 32
Maka C : R : (F-32) = 100 : 80 : 180
C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9

tR =
4 t tR =
4 (t – 32) tF =
9 t + 32
C F C
5 9 5

Selain 3 jenis termometer di atas, derajat panas sering dinyatakan dengan derajat
mutlak atau derajat KELVIN ( 0K )
T = suhu dalam 0K
T = t C + 2730
tC = suhu dalam 0C

49
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Macam – macam termometer.


a. Termometer alkohol.
Karena air raksa membeku pada – 400 C dan mendidih pada 3600, maka termometer
air raksa hanya dapat dipakai untuk mengukur suhu-suhu diantara interval tersebut.
Untuk suhu-suhu yang lebih rendah dapat dipakai alkohol (Titik beku – 1300 C) dan
pentana (Titik beku – 2000 C) sebagai zat cairnya.
b. Termoelemen.
Alat ini bekerja atas dasar timbulnya gaya gerak listrik (g.g.l) dari dua buah
sambungan logam bila sambungan tersebut berubah suhunya.
c. Pirometer Optik.
Alat ini dapat dipakai untuk mengukur temperatur yang sangat tinggi.
d. Termometer maksimum-minimum Six Bellani.
Adalah termometer yang dipakai untuk menentukan suhu yang tertinggi atau
terendah dalam suatu waktu tertentu.
e. Termostat.
Alat ini dipakai untuk mendapatkan suhu yang tetap dalam suatu ruangan.
f. Termometer diferensial.
Dipakai untuk menentukan selisih suhu antara dua tempat yang berdekatan.

C. Kalor (Energi Panas)


Kalor dikenal sebagai bentuk energi yaitu energi panas dengan notasi Q
Satuan Kalor :
Satuan kalor adalah kalori (kal) atau kilo kalori (k kal)
1 kalori/kilo kalori adalah : jumlah kalor yang diterima/dilepaskan oleh 1 gram/1 kg air
untuk menaikkan/menurunkan suhunya 10 C.
Kesetaraan antara satuan kalor dan satuan energi.
Kesetaraan satuan kalor dan energi mekanik ini ditentukan oleh PERCOBAAN JOULE.
1 kalori = 4,2 joule 1 joule = 0,24 kal
atau

Harga perbandingan di atas disebut TARA KALOR MEKANIK.


Kapasitas kalor atau Harga air / Nilai air (H)
Kapasitas kalor suatu zat ialah banyaknya kalor yang diserap/dilepaskan untuk
menaikkan/menurunkan suhu 10 C
Jika kapasitas kalor/Nilai air = H maka untuk menaikkan/menurunkan suhu suatu zat
sebesar t diperlukan kalor sebesar :
Q = H . t

Q dalam satuan k kal atau kal


H dalam satuan k kal / 0C atau kal / 0C
t dalam satuan 0C

50
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Kalor Jenis (c)


Kalor jenis suatu zat ialah : banyaknya kalor yang diterima/dilepas untuk
menaikkan/menurunkan suhu 1 satuan massa zat sebesar 10 C.
Jika kalor jenis suatu zat = c, maka untuk menaikkan/menurunkan suatu zat
bermassa m, sebesar t 0C, kalor yang diperlukan/dilepaskan sebesar :
Q = m . c . t

Q dalam satuan k kal atau kal


m dalam satuan kg atau g
c dalam satuan k kal/kg 0C atau kal/g 0C
t dalam satuan 0C

Dari persamaan di atas dapat ditarik suatu hubungan :


H . t = m . c . t
H=m.c

Perubahan wujud.
Semua zat yang ada di bumi ini terdiri dari 3 tingkat wujud yaitu :
- tingkat wujud padat
- tingkat wujud cair
- tingkat wujud gas
Kalor Laten (L)
Kalor laten suatu zat ialah kalor yang dibutuhkan untuk merubah satu satuan massa
zat dari suatu tingkat wujud ke tingkat wujud yang lain pada suhu dan tekanan yang
tetap.

Jika kalor laten = L, maka untuk merubah suatu zat bermassa m seluruhnya ke tingkat
wujud yang lain diperlukan kalor sebesar :
Dimana :
Q=m.L
Q dalam kalori atau k kal
m dalam gram atau kg
L dalam kal/g atau k kal/kg

- Kalor lebur ialah kalor laten pada perubahan tingkat wujud padat menjadi cair pada
titik leburnya.
- Kalor beku ialah kalor laten pada perubahan tingkat wujud cair menjadi padat pada
titik bekunya.
- Kalor didih (kalor uap) ialah kalor laten pada perubahan tingkat wujud cair menjadi
tingkat wujud uap pada titik didihnya.

Dibawah ini akan digambarkan dan diuraikan perubahan wujud air (H2O) dari fase padat,
cair dan gas yang pada prinsipnya proses ini juga dijumpai pada lain-lain zat.

51
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Gambar perubahan wujud air.

suhu

100o C

0o C

waktu
I. Di bawah suhu 00 C air berbentuk es (padat) dan dengan pemberian kalor suhunya
akan naik sampai 00 C. (a-b) Panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu es pada
fase ini adalah : Q = m x c x t
es

II. Tepat pada suhu 0 0 C, es mulai ada yang mencair dan dengan pemberian kalor
suhunya tidak akan berubah (b-c). Proses pada b-c disebut proses MELEBUR
(perubahan fase dari padat menjadi cair).
Panas yang diperlukan untuk proses ini adalah :
Q = m . Kl Kl = Kalor lebur es.

III. Setelah semua es menjadi cair, dengan penambahan kalor suhu air akan naik lagi (c-
d)
Proses untuk merubah suhu pada fase ini membutuhkan panas sebesar :
Q = m . cair . t
Pada proses c-d waktu yang diperlukan lebih lama daripada proses a-b, karena kalor
jenis air (cair) lebih besar daripada kalor jenis es (ces).
IV. Setelah suhu air mencapai 1000 C, sebagian air akan berubah menjadi uap air dan
dengan pemberian kalor suhunya tidak berubah (d-e). Proses d-e adalah proses
MENDIDIH (Perubahan fase cair ke uap).
Panas yang dibutuhkan untuk proses tersebut adalah :
Q = m . Kd
Kd = Kalor didih air.
0
Suhu 100 C disebut TITIK DIDIH AIR.
V. Setelah semua air menjadi uap air, suhu uap air dapat ditingkatkan lagi dengan
pemberian panas (e-f) dan besarnya yang dibutuhkan :
Q = m . cgas . t

Proses dari a s/d f sebenarnya dapat dibalik dari f ke a, hanya saja pada proses dari f ke a
benda harus mengeluarkan panasnya.
 Proses e-d disebut proses MENGEMBUN (Perubahan fase uap ke cair)
 Proses c-b disebut MEMBEKU (Perubahan fase dari cair ke padat).
Besarnya kalor lebur = kalor beku
52
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Pada keadaan tertentu (suhu dan tekanan yang cocok) sesuatu zat dapat langsung
berubah fase dari padat ke gas tanpa melewati fase cair. Proses ini disebut sebagai
SUBLIMASI.
Contoh pada kapur barus, es kering, dll. Pada proses perubahan fase-fase di atas dapat
disimpulkan bahwa selama proses, suhu zat tidak berubah karena panas yang
diterima/dilepas selama proses berlangsung dipergunakan seluruhnya untuk merubah
wujudnya.
Hukum Kekekalan Energi Panas (Kalor)
Jika 2 macam zat pada tekanan yang sama, suhunya berbeda jika dicampur maka :
zat yang bersuhu tinggi akan melepaskan kalor, sedangkan zat yang bersuhu lebih rendah
akan menyerap kalor.
Jadi berlaku : Kalor yang diserap = kalor yang dilepaskan
Pernyataan di atas disebut “Asas Black” yang biasanya digunakan dalam kalorimeter,
yaitu alat pengukur kalor jenis zat.

D. Perpindahan Kalor.
Panas dapat dipindahkan dengan 3 macam cara, antara lain :
a. Secara konduksi (Hantaran)
b. Secara konveksi (Aliran)
c. Secara Radiasi (Pancaran)
a. KONDUKSI.
Pada peristiwa konduksi, atom-atom zat yang memindahkan panas tidak berpindah
tempat tetapi hanya bergetar saja sehingga menumbuk atom-atom disebelahnya,
(Misalkan terdapat pada zat padat) Banyaknya panas per satuan waktu yang dihantarkan
oleh sebuah batang yang panjangnya L, luas penampang A dan perbedaan suhu antara
ujung-ujungnya t, adalah :
H=k.A.
t
L

k adalah koefisien konduksi panas dari bahan dan


besarnya tergantung dari macam bahan.
Bila k makin besar, benda adalah konduktor panas
yang baik.
Bila k makin kecil, benda adalah isolator panas.
b. KONVEKSI.
Pada peristiwa ini partikel-partikel zat yang memindahkan panas ikut bergerak. Kalor
yang merambat per satuan waktu adalah :
H = h . A . t

h = koefisien konveksi
misalkan pada zat cair dan gas.
c. RADIASI.

53
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Adalah pemindahan panas melalui radiasi energi gelombang elektromagnetik. Energi


panas tersebut dipancarkan dengan kecepatan yang sama dengan gelombang-
gelombang elektromagnetik lain di ruang hampa (3 x 10 8 m/det)
Banyaknya panas yang dipancarkan per satuan waktu menurut Stefan Boltzman adalah :
W = e .  .A. T 4 W = Intensitas radiasi yang dipancarkan per satuan luas,
dinyatakan dalam : J/m2.det atau watt/m2
e = Emisivitas (Daya pancaran) permukaan
–8 watt
 = Konstanta umum = 5,672 x 10 2 4
m (K)
T = Suhu mutlak benda
Besarnya harga e tergantung pada macam permukaan benda 0  e  1
e=1 - Permukaan hitam sempurna (black body)
- Sebagai pemancar panas ideal.
- Sebagai penyerap panas yang baik.
- Sebagai pemantul panas yang jelek.

e=0 - Terdapat pada permukaan yang lebih halus.


- Sebagai pemancar panas yang jelek.
- Sebagai penyerap panas yang jelek.
- Sebagai pemantul yang baik.
Botol thermos dibuat dengan dinding rangkap dua dan diantaranya terdapat ruang

hampa serta dinding-dindingnya dilapisi dengan perak, maksudnya adalah :

- Karena adanya ruang hampa tersebut, praktis


pemindahan panas lewat konduksi dan konveksi
tidak terjadi.
- Lapisan mengkilap dari perak dimaksudkan untuk
memperkecil terjadinya pemindahan panas
secara radiasi. (Permukaan mengkilap e = 0)

E. Pemuaian Zat.
1. Pemuaian panjang.
Bila suatu batang pada suatu suhu tertentu panjangnya Lo, jika suhunya dinaikkan
sebesar t, maka batang tersebut akan bertambah panjang sebesar L yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
L = Lo .  . t

 = Koefisien muai panjang = koefisien muai linier


didefinisikan sebagai : Bilangan yang menunjukkan berapa cm atau meter
bertambahnya panjang tiap 1 cm atau 1 m suatu batang jika suhunya dinaikkan 10 C.
Jadi besarnya koefisien muai panjang suatu zat berbeda-beda, tergantung jenis zatnya.

Jika suatu benda panjang mula-mula pada suhu t0 0C adalah Lo.


54
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Koefisien muai panjang = , kemudian dipanaskan sehingga suhunya menjadi t1 0C maka :


L = Lo .  . (t1 – t0)

Panjang batang pada suhu t1 0C adalah :


Lt = Lo + L
= Lo + Lo .  . (t1 – t0)
= Lo (1 +  t)
Satuan : Keterangan :
MKS CGS Lt = Panjang benda setelah dipanaskan t 0C
Lo & Lt m cm Lo = Panjang mula-mula.
0 0
t C C  = Koefisien muai panjang
0 -1 0 -1
 C C t = Selisih antara suhu akhir dan suhu mula-mula.

2. Pemuaian Luas.
Bila suatu lempengan logam (luas Ao) pada t00, dipanaskan sampai t10, luasnya akan
menjadi At, dan pertambahan luas tersebut adalah :

A = Ao .  t dan

At = Ao (1 +  t) t = t1 – t0

 adalah Koefisien muai luas ( = 2 )


Bilangan yang menunjukkan berapa cm2 atau m2 bertambahnya luas tiap 1 cm2
atau m2 suatu benda jika suhunya dinaikkan 1 0C.

Satuan : Keterangan :
MKS CGS At = Luas benda setelah dipanaskan t 0C
Ao & At m2 cm2 Ao = Luas mula-mula.
0 0
t C C  = Koefisien muai Luas
0 -1 0 -1
 C C t = Selisih antara suhu akhir dan suhu mula-mula.

3. Pemuaian Volume
Bila suatu benda berdimensi tiga (mempunyai volume) mula-mula volumenya Vo pada
suhu to, dipanaskan sampai t1 0, volumenya akan menjadi Vt, dan pertambahan
volumenya adalah :
V = Vo .  t dan

Vt = Vo (1 +  t) t = t1 – t0

 adalah Koefisien muai Volume ( = 3 )


Bilangan yang menunjukkan berapa cm3 atau m3 bertambahnya volume tiap-tiap 1
cm3 atau 1 m3 suatu benda jika suhunya dinaikkan 1 0C.

55
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Satuan : Keterangan :
MKS CGS Vt = Volume benda setelah dipanaskan t 0C
Vo & V t m3 cm3 Vo = Volume mula-mula.
0 0
t C C  = Koefisien muai ruang
0 -1 0 -1
 C C t = Selisih antara suhu akhir dan suhu mula-mula.

Namun tidak semua benda menurut hukum pemuaian ini, misalnya air. Didalam
interval 00- 40 C air akan berkurang volumenya bila dipanaskan, tetapi setelah mencapai
40 C volume air akan bertambah (Seperti pada benda-benda lainnya). Hal tersebut diatas
disebut ANOMALI AIR.
Jadi pada 40 C air mempunyai volume terkecil, dan karena massa benda selalu tetap
jika dipanaskan maka pada 40 C tersebut air mempunyai massa jenis terbesar.

Soal-soal
1. Pada temperatur berapakah :
b. Jumlah skala F dan skala C = 740
c. Selisih skala F dan skala C = 240
d. Skala F dan skala C menunjukkan angka sama
e. Skala C = 1/3 skala F
2. Berapakah perubahan panjang kawat besi yang dipanaskan dari 00 sampai 400 jika pada
00 panjangnya 12,75 m ( besi = 12 x 10 –6 / 0C)
3. Berapa panjang kawat tembaga pada 800 C jika pada 200 C panjangnya 71,28 m (
–6 0
tembaga = 17 x 10 / C)
4. Kawat besi dan seng pada 100 C panjangnya 158,21 cm.
5. Berapa selisih panjang keduanya pada 1000 C jika muai panjang besi dan seng masing-
masing 12 x 10 –6 / 0C dan 29 x 10 –6 / 0C.
6. Pada 150 C panjang penggaris besi tepat 1 m sedang panjang penggaris tembaga 0,036
cm lebih panjang. Jika muai panjang besi dan tembaga masing-masing 1,2 x 10 –5 / 0C dan
1,92 x 10 –6 / 0C. Berapa selisih panjang pada 00 C.
7. Kawat besi dan kawat seng pada 900 panjangnya sama.
8. Berapa panjang kawat besi pada 10 0 jika pada 500 panjang kawat seng adalah 132,87 cm
(muai panjang lihat soal no. 7)
9. Panjang kawat logam 191,7 cm pada 00 C dan bertambah panjang 0,23 cm jika
dipanaskan sampai 1000 C. Benda logam tersebut volumenya 387,189 cm3 pada 200 C,
volumenya pada 700 C akan bertambah ………
10. Volume logam pada 200 C adalah 281,328 cm3 dan menjadi 281,834 cm3 pada 700 C.
Berapa panjang kawat logam pada 900 C jika pada 100 C panjangnya 83,72 cm ?

56
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

11. Balok logam volumenya 429,725 cm3 pada 200 C dan bertambah 1,096 cm3 jika
dipanaskan sampai 800 C. Berapa panjang kawat logam pada 100 0 C, jika pada 00 C
panjangnya 188,23 cm.
12. Balok logam panjang 2,5 m dan penampang 20 cm2, massanya 40,048 kg pada 00 C,
massa jenis logam 8 g/cm3 pada 200 C. Berapa pertambahan panjang jika batang
dipanaskan dari 00 C sampai 1000 C.
13. Bejana dari gelas penuh berisi air raksa sebanyak 124,7 cm3 pada 00 C. Berapa air raksa
tumpah jika bejana beserta isinya dipanaskan sampai 43,80 C. Muai ruang dan muai
panjang dari air raksa dan gelas masing-masing adalah 0,000181 / 0C dan 8 x 10 –6 / 0C.
Massa jenis air raksa 13,6 g/cm3 pada ssat itu.
14. Tangki besi pada 00 C volumenya 21,35 m3. Berapa m3 minyak pada 100 C dalam tangki
jika pada 400 C tangki penuh dengan minyak ? Muai panjang besi 1,2 x 10 –6 / 0C dan muai
ruang minyak 0,001 / 0C.
15. Bola gelas pada 00 C volumenya 214,97 cm3, massanya 28,17 gram. Pada 800 C, bola
tersebut berisi x gram raksa dan jika dimasukkan ke dalam air ternyata ½ volume bola
dalam air dan ½ volume yang lain di atas permukaan air. Berapa x ? Muai panjang gelas 8
x 10 –6 / 0C.
16. Ban dari besi hendak dipasang pada roda kayu yang diameternya 100 cm. Diameter ban
besi 5 mm kurang dari diameter roda. Berapa temperatur harus dinaikkan agar ban besi
tepat masuk pada roda ?
( besi = 12 x 10 –6 / 0C)
17. Pada temperatur 500 C dan 4500 C, dua penggaris dari besi dan tembaga, mempunyai
beda panjang sama yaitu 2 cm.
18. Muai panjang besi = 12 x 10 –6 / 0C dan muai panjang tembaga 17 x 10 –6 / 0C. Berapa
panjang masing-masing penggaris pada 00 ?
19. Silinder gelas pada 00 C berisi 100 gram air raksa sedang pada 200 C berisi penuh 99,7
gram air raksa. Jika koefisien muai ruang air raksa 18 x 10 –5 / 0C, berapa koefisien muai
panjang gelas ?
20. 200 gram air dari 100 C dicampur dengan 100 gram air dari t0 C menghasilkan campuran
dengan temperatur akhir 300 C, hitung t.
21. Dicampurkan 50 gram air dari 200 C dengan 400 gram air raksa dari 650 C. Jika kalor
jenis air raksa 0,03 kal/g 0C, Hitung temperatur akhir

57
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

A. Fluida Statik
1. Tekanan Hidrostatik.
Tekanan adalah gaya per satuan luas yang bekerja dalam arah tegak lurus suatu
permukaan.
Tekanan disimbolkan dengan : P

P= F
A
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang disebabkan oleh berat zat cair.
Tiap titik di dalam fluida tidak memiliki tekanan yang sama besar, tetapi berbeda-beda
sesuai dengan ketinggian titik tersebut dari suatu titik acuan.
Dasar bejana akan mendapat tekanan sebesar :
P = tekanan udara luar + tekanan oleh gaya berat zat cair
Po (Tekanan Hidrostatik).
Gaya berat fluida
P = po +
Luas penampang dasar bejana
h
ρ. V . g ρ.g.A.h
P = po + = po +
A A

P = po +  . g . h

Jadi Tekanan Hidrostatik (Ph) didefinisikan :

Ph =  . g . h

½h
h h
h

58
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

Untuk konversi satuan tekanan adalah :1 atm = 76 cm Hg dan 1 atm = 105 N/m2
= 106 dyne/cm2
Untuk bidang miring dalam mencari h maka dicari lebih dahulu titik tengahnya
(disebut : titik massa).
Tiap titik yang memiliki kedalaman sama diukur dari permukaan zat cair akan memiliki
tekanan hidrostatik sama

B.
Gambar: Pada kedalaman yang sama tekanan hidrostatis bernilai sama asal zat
cair sejenis p1 = p2 = p3

Contoh:
1. Seekor ikan berada di dasar kolam air tawar sedalam h = 5 meter. Hitunglah tekanan
hidrostatis yang dialami ikan!

Penyelesaian
ph =  . g . h
ph = 1000 . 10 . 5
ph = 5 . 104 N/m2

2. Hukum Pascal.
Hukum Pascal berbunyisebagai berikut, tekanan yang bekerja pada fluida di dalam
ruang tertutup akan diteruskan oleh fluida tersebut ke segala arah dengan sama besar.

Contoh alat yang berdasarkan hukum Pascal adalah : pompa hidrolik, kempa hidrolik,
alat pengangkat mobil.

59
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

Perhatikan gambar bejana berhubungan di bawah ini.


Permukaan fluida pada kedua kaki bejana berhubungan
F1 F2 sama tinggi.
Bila kaki I yang luas penampangnya A1 mendapat gaya F1
A1 A2 dan kaki II yang luas penampangnya A2 mendapat gaya F2
maka menurut Hukum Pascal harus berlaku :
p1 = p2

F1  F2 F 1 : F 2 = A1 : A 2
A1 A atau
2

Pada alat pengangkat mobil dengan gaya yang kecil dapat menghasilkan gaya angkat
yang besar sehingga mampu mengangkat mobil

Gambar : Alat hidrolik pengangkat mobil

Soal-soal
1. Luas penampang penghisap yang kecil dan yang besar dari suatu pompa hidrolik
adalah 6 cm2 dan 20 cm2. Jika pada penghisap yang kecil bekerja gaya 50 N,
berapakah besar gaya timbul pada penghisap yang besar ?
2. Pompa hidrolik mempunyai penghisap dengan luas penampang 15 cm2 dan 3 dm2.
Jika pada penghisap yang kecil diberi beban 400 N. Berapa besar gaya pada
penghisap yang besar agar terjadi keseimbangan ?
3. Gaya besarnya 5 N pada penghisap yang kecil dari suatu pompa hidrolik dapat
mengangkat beban beratnya 600 N yang terdapat pada penghisap yang besar. Jika
penghisap yang kecil berpenampang 400 cm2, berapakah luas penampang yang besar
?
4. Suatu kempa hidrolik dapat mengangkat 1 ton mobil, jika diameter penghisap besar
50 cm, diameter penghisap kecil 10 cm. Tentukan gaya yang harus dikerjakan pada
penghisap kecil.
5. Sebuah kempa hidrolik mempunyai torak yang berdiameter 20 cm dan 2 m untuk
mengangkat mobil. Pada torak kecil dilakukan gaya sebesar 100 N, sehingga torak
besar naik setinggi 1 cm. Tentukan massa mobil dan berapa m turunnya torak kecil
tersebut.

60
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

3. Hukum Utama Hidrostatik.


Hukum utama hidrostatik berbunyi sebagai berikut, tekanan hidrostatis pada
sembarang titik yang terletak pada bidang mendatar di dalam sejenis zat cair yang dalam
keadaan seimbang adalah sama.

Gambar: Skema hukum utama hidrostatik

Hukum utama hidrostatika berlaku pula pada pipa U (bejana berhubungan) yang diisi
lebih dari satu
macam zat cair yang tidak
(ph)A = (ph)B
bercampur.
Percobaan pipa U ini biasanya
Minyak

h1
digunakan untuk menentukan
1h1 = 2h2
h2 massa jenis zat cair.
ρ1 ρ2

Gaya Hidrostatika. (= Fh)


Besarnya gaya hidrostatika (Fh) yang bekerja pada bidang seluas A adalah :
Fh = ph . A =  . g . h . A

Fh =  . g . V

Dimana Fh = gaya hidrostatika dalam SI (MKS) adalah Newton, dalam CGS adalah dyne.

61
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

Soal-soal
1. Suatu bejana berbentuk pipa U mula-mula diisi dengan air raksa yang massa jenisnya
13,6 g/cm3, kemudian kaki kanan dituangkan 14 cm air lalu di atas air ini dituangkan
minyak yang massa jenisnya 0,8 g/cm3, ternyata dalam keadaan setimbang selisih
tinggi permukaan air raksa dalam kedua kaki 2 cm. Hitung berapa cm tinggi lajur
minyak pada kaki kanan.
2. Dalam pipa U terdapat Hg (massa jenisnya 13,6 g/cm3). Pada kaki kiri dituangkan air
setinggi 20 cm kemudian minyak (massa jenisnya 0,9 g/cm3) tingginya 8 cm. Pada
kaki kanan ditambahkan alkohol (massa jenisnya 0,8 g/cm3) sehingga permukaan
minyak dan permukaan alkohol sebidang. Berapa beda tinggi Hg pada kedua kaki
pipa ?
3. Dalam pipa U terdapat Hg (massa jenisnya 13,6 g/cm3). Pada kaki kiri dituangkan air
setinggi 30 cm. Berapa tinggi minyak pada kaki di sebelah kanan harus ditambahkan
agar permukaan air dan permukaan minyak sebidang ? (massa jenis minyak 0,9
g/cm3).
4. Kaki kiri dan kanan sebuah pipa U masing-masing berdiameter 3 cm dan 11/2 cm,
mula-mula diisi air raksa (Hg = 13,6 g/cm3). Kemudian kaki kiri diisi alkohol (massa
jenis 0,8 g/cm3), kaki kanan diisi bensin (massa jenisnya 0,7 g/cm3) setinggi 2 cm,
sehingga tinggi air raksa di kaki kanan naik 1 cm. Hitunglah volume alkohol yang
dituangkan.

5. Ke dalam pipa U yang berdiameter 5 cm, mula-mula diisi air raksa (massa jenisnya

13,6 g/cm ). Kemudian kaki kiri diisi dengan gliserin (massa jenisnya 1,25 g/cm3).
3

Tentukan volume gliserin yang diperlukan agar air raksa pada kaki kanan naik ½ cm.

4. Hukum Archimedes

Hukum Archimedes berbunyi sebagai berikut, semua benda yang dimasukkan dalam zat
cair akan mendapat gaya ke atas dari zat cair itu seberat zat cair yang dipindahkan yaitu
sebesar c g Vc .

Ada tiga keadaan benda berada dalam zat cair antara lain sebagai berikut.
a. Benda tenggelam di dalam zat cair.
Berat zat cair yang dipindahkan = mc . g
= c . Vc . g
Karena Volume zat cair yang dipindahkan = Volume benda, maka :
= c . Vb . g

62
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Gaya keatas yang dialami benda tersebut besarnya :


FA = c . Vb . g

Dimana,
b = Rapat massa benda FA = Gaya ke atas
c = Rapat massa zat cair Vb = Volume benda
FA W = Berat benda di udara Vc = Volume zat cair yang
wc = Berat semu dipindahkan
(berat benda di dalam zat cair).

w Benda tenggelam maka : FA  W


c . Vb . g  b . Vb . g
c  b
Selisih antara w dan FA disebut Berat Semu (wc)
wc = w - F A

b. Benda melayang di dalam zat cair.


Benda melayang di dalam zat cair berarti benda tersebut dalam keadaan setimbang.
FA = w
c . Vb . g = b . Vb . g FA
c = b
w

Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :
(FA)tot = wtot

c g (V1+V2+V3+V4+…..) = w1 + w2 + w3 + w4 +…..

c. Benda terapung di dalam zat cair.


Misalkan sepotong gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas,
gabus tersebut akan naik ke permukaan zat cair (terapung) karena :
FA > w
c . Vb . g > b . Vb . g
c b
Selisih antara w dan FA disebut gaya naik (Fn).
Fn = FA - w

63
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Benda terapung tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku :


FA = W

c . Vc . g = b . Vb . g

Vu FA = Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang


Vc tercelup di dalam zat cair.
Vu = Volume benda yang berada dipermukaan zat cair.
Vc = Volume benda yang tercelup di dalam zat cair.
Vb = V u + Vc
FA = c . Vc . g

Benda terapung yang tepat diam diberlakukan keseimbangan benda yang mana resultan
gaya pada benda sama dengan nol. Maka berlaku FA = w
c.Vc.g. = b.V b.g.

Vc = b Vb
c
Karena
Vb = V u + Vc
V u = Vb - Vc
ρ
Vu = (1 - b )Vb
ρc
d. Hukum Archimedes Untuk Gas.
Balon Udara.
Sebuah balon udara dapat naik disebabkan adanya gaya ke atas yang dilakukan
oleh udara.
Balon udara diisi dengan gas yang lebih ringan dari udara misalnya : H2, He sehingga
terjadi peristiwa seolah-olah terapung.
Balon akan naik jika gaya ke atas FAwtot (berat total) sehingga :
F = FA - Wtot
Dimana FA = ud . g . Vbalon dan wtot = wbalon + wgas + wbeban
wgas = gas . g . Vbalon
Dengan Keterangan :
FA = Gaya ke atas (N)
F = Gaya naik (N)
3
gas = Massa jenis gas pengisi balon (kg/m )
3
ud = Massa jenis udara = 1,3 kg/m
w = Berat (N)
V = Volume (m3)

Soal-soal

1. Sepotong logam beratnya di udara 4 N, tetapi beratnya tinggal 2,5 N bila dibenamkan
dalam zat cair. Berapakah gaya tekan ke atas yang diderita benda?

64
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

2. Sebuah silinder aluminium pejal mempunyai massa jenis 2700 kg/m3, massanya 77
gram. Berat aluminium itu tinggal 450 N bila dibenamkan dalam minyak tanah
Berapa massa jenis minyak tanah?
3. Sebuah benda terapung di atas minyak yang mempunyai massa jenis 0,9 g/cm 3.
Tinggi benda tersebut adalah 20 cm, sedangkan tinggi benda yang tidak tercelup
adalah 2 cm. berapa massa jenis benda tersebut?
4. Sepotong gabus terapung di atas air dengan ¼ bagian terendam. Jika berat jenis air
adalah 1 grf/cm3, hitunglah berat jenis gabus!
5. Suatu benda dicelupkan dalam zat cair yang massa jenisnya 1 gr/cm3, ternyata
mendapat gaya ke atas sebesar 40 dyne. Bila massa jenis benda dua kali berat jenis
air, berapakah volume benda itu?
6. Batang besi dalam air berat semunya 372 N. Berapa berat semu besi tersebut dalam
cairan yang densitasnya 0,75 g/cm3 jika berat besi 472 N?
7. Suatu gelas beratnya 25 N di udara, 15 N di air, dan 7 N di dalam asam belerang,
hitung massa jenis asam belerang!
8. Sebuah benda mempunyai berat 100 N di udara dan 60 N di minyak (massa jenisnya
0,8 g/cm3). Hitung massa jenis benda tersebut!
9. Sepotong besi massanya 450 gram, di dalam air massanya berkurang menjadi 390
gram. Tentukan massa jenis besi!
10. Sebuah patung berongga mempunyai berat 210 N dan jika ditimbang di dalam air
beratnya 190 N. Patung tersebut terbuat dari logam (massa jenisnya 21 g/cm3).
Tentukan volume rongga patung tersebut. (g = 10 m/det2)!
11. Sebatang emas (massa jenisnya 19,3 g/cm3) dicurigai mempunyai rongga. Beratnya di
udara 0,3825 N dan di air 0,3622 N. Berapa besar rongga tersebut ?
12. 50 gram gabus (massa jenisnya 0,25 g/cm3) diikatkan pada timbal sehingga gabungan
benda melayang di dalam air. Berapa berat timbal ( massa jenisnya 11,3 g/cm3)?
13. Sebuah kubus dari gabus dibebani dengan sepotong logam sehingga melayang dalam
aseton. Jika massa logam 77 gram, massa jenis gabus 0,24 g/cm3, massa jenis logam
8,8 g/cm3, massa jenis aseton 0,8 g/cm3. Tentukan rusuk kubus!
14. Sebongkah es (massa jenisnya 0,9 g/cm3) terapung pada air laut (massa jenisnya 1,03
g/cm3). Jika es yang timbul di permukaan air laut 7,8 dm3. Hitunglah volume es!
15. Massa jenis es 917 kg/m3. Berapa bagian es terletak di permukaan air?
16. Sebatang kayu yang massa jenisnya 0,6 g/cm3 terapung di dalam air. Jika bagian kayu
yang ada di atas permukaan air 0,2 m3, tentukan volume kayu seluruhnya!
17. Sebuah kubus dari kayu (massa jenisnya 0,8 g/cm3), Mula-mula dibenamkan ke
dalam bejana kemudian dilepas sehingga naik ke permukaan gliserin (massa jenisnya
1,25 g/cm3) dan ternyata 200 cm3 dari kayu tersebut berada di permukaan gliserin.
Tentukan :
a. gaya ke atas kayu pada saat masih berada seluruhnya dalam gliserin
b. gaya naik
c. gaya ke atas setelah benda setimbang
65
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

d. Rusuk kubus!
18. Sebuah balon udara volumenya 400 m3, mengalami gaya naik 2200 N. Tentukan gaya
ke atas dan berat total balon (g = 10 m/det2).
19. Sebuah balon udara bervolume 20 m3. Berisi H2 ( massa jenis 0,09 gr/dm3) berat
perlengkapannya 100 N. Tentukan berat beban yang dapat diangkut!
20. Sebuah balon udara mengalami gaya naik 2450 N. Berat total balon 4050 N.
Tentukan gaya ke atas dan diameter balon udara tersebut.

5. Hukum Stokes
Gaya gesekan antara permukaan benda padat dengan fluida di mana benda itu
bergerak akan sebanding dengan kecepatan relatif gerak benda ini terhadap fluida.
Pada dasarnya hambatan gerakan benda di dalam fluida itu disebabkan oleh gaya
gesekan antara bagian fluida yang melekat ke permukaan benda dengan bagian fluida di
sebelahnya di mana gaya gesekan itu sebanding dengan koefisien viskositas () fluida.
Menurut Stokes, gaya gesekan itu diberikan oleh apa yang disebut rumus Stokes:
Fs = 6  r  v
Dimana r adalah jari-jari benda, v adalah kecepatan jatuh dalam fluida.

Percobaan Kelereng Jatuh


Pada dasarnya penentuan  dengan menggunakan rumus Stokes sangatlah
sederhana. Hanya saja untuk itu secara teknis diperlukan kelereng dari bahan yang amat
ringan, misalnya dari aluminium, serta berukuran kecil, misalnya dengan jari- jari sekitar 1
cm saja.
Sewaktu kelereng dijatuhkan ke dalam bejana kaca yang berisi cairan yang hendak
ditentukan koefisien viskositasnya, oleh gaya beratnya, kelereng akan semakin cepat
jatuhnya. Tetapi sesuai dengan rumus Stokes, makin cepat gerakannya, makin besar gaya
gesekannya sehingga akhirnya gaya berat itu tepat seimbang dengan gaya gesekan dan
jatuhnya kelerengpun dengan kecepatan tetap sebesar v sehingga berlaku persamaan:
w = Fs
m. g = 6rv
Akan tetapi sebenarnya pada kelereng juga bekerja gaya ke atas Archimedes sebesar
berat cairan yang dipindahkan, yaitu sebesar:
4
FA = c g V = c g  r3
3
dengan V adalah volum kelereng dan c adalah massa jenis cairan.
Dengan menuliskan:
4
m = b V = b .  r3
3
dengan b adalah massa jenis bahan pembuat kelereng, persamaan tersebut dapat ditulis
menjadi: Fs FA
w = Fs + FA
w  FA =Fs

66
e-mail : syefrinando@yahoo.com
w Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
UIN
Fisika Dasar

4 4
. r3 b. g –  r3 c g = 6  r  v
3 3
4
. r3 g (b – c) = 6  r  v
3
2 2
r g (b – c) = 3  v
3
2 ρ  ρc
 = r2 g ( b ) , disebut persamaan viskositas fluida. Sedangkan persamaan
9 v
kecepatannya adalah sebagai berikut.
2 2 ρ  ρc
v = r g ( b ) , dimana rumus ini disebut kecepatan terminal atau
9 η
kecepatan jatuh.
Jadi dengan mengukur jari-jari kelereng r, kecepatan jatuh v sewaktu kecepatan itu tetap,
dan diketahuinya b , c dan g, dapatlah dihitung koefisien viskositas cairan  di dalam
bejana itu, atau sebaliknya dapat dihitung kecepatan jatuhnya

B. Fluida Dinamik
Tiga hal yang mendasar untuk menyederhanakan pembahasan fluida dinamik yaitu :
1. Fluida dianggap tidak kompresibel
2. Dianggap bergerak tanpa gesekan walaupun ada gerakan materi (tidak mempunyai
kekentalan)
3. Aliran fluida adalah aliran stasioner, yaitu kecepatan dan arah gerak partikel fluida
yang melalui suatu titik tertentu tetap. Jadi partikel yang datang kemudian di satu
titik akan mengikuti jejak partikel-partikel lain yang lewat terdahulu.
1. Debit
Fluida mengalir dengan kecepatan tertentu, misalnya v meter per detik.
Penampang tabung alir berpenampang A, maka yang dimaksud dengan debit fluida
adalah volume fluida yang mengalir persatuan waktu melalui suatu pipa dengan luas
penampang A dan dengan kecepatan v.
V
Q=
t
A.s s
Karena V = A.s maka persamaan debit menjadi : Q = dan v =
t t

maka Q = A . v

2. Persamaan Kontinuitas
Perhatikan fluida yang mengalir dalam sebuah pipa yang mempunyai ukuran
penampang berbeda.

67
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

A1 v1 v2 A2

Gambar: Aliran fluida dalam pipa

Pipa terletak mendatar dengan ukuran simetris. Partikel fluida yang semula di A1
setelah t berada di A2. Karena t kecil dan alirannya stasioner maka banyaknya fluida
yang mengalir di tiap tempat dalam waktu yang sama harus sama pula.
Banyaknya fluida yang mengalir di A1 sama dengan banyaknya fluida yang mengalir di A2
karena mengikuti kekekalam massa.
massa di A1 = massa di A2
.A1v1 ∆t = .A2v2 ∆t
A1v1 = A2v2

Bagaimana dengan pipa yang memiliki penampang berbeda dan terletak pada
ketinggian yang berbeda. Perhatikan tabung alir a-c di bawah ini. A1 adalah penampang
lintang tabung alir di a.
A2 = penampang lintang di c. v1 = kecepatan alir fluida di a, v2 = kecepatan alir fluida di
c. V2
A2
c d

a v1 b h2
A1

h1
Gambar : Pipa alir

Partikel – partikel yang semula di a, dalam waktu t detik berpindah di b, demikian pula
partikel
yang semula di c berpindah di d. Apabila t sangat kecil, maka jarak a-b sangat kecil,
sehingga luas penampang di a dan b boleh dianggap sama, yaitu A1. Demikian pula jarak
c-d sangat kecil, sehingga luas penampang di c dan di d dapat dianggap sama, yaitu A2.
Banyaknya fluida yang masuk ke tabung alir dalam waktu t detik adalah :
.A1.v1. t dan dalam waktu yang sama sejumlah fluida meninggalkan tabung alir
sebanyak .A2.v2. t. Jumlah ini tentulah sama dengan jumlah fluida yang masuk ke
tabung alir sehingga :
.A1.v1. t = .A2.v2. t
68
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

A .v = A .v
1 1 2 2
Jadi :
Persamaan tersebut dinamakan persamaan Kontinuitas
A.v yang merupakan debit fluida sepanjang tabung alir selalu konstan (tetap sama
nilainya), walaupun A dan v masing-masing berbeda dai tempat yang satu ke tempat
yang lain. Maka disimpulkan :
Q = A1.v1 = A2.v2 = konstan
Bila A1v1.t. = m maka selama waktu t massa sebanyak m ini dianggap telah
berpindah dari A1 ke A2. Kecepatannya berubah dari v1 menjadi v2. Bila ketinggiannya
juga berubah dari h1 menjadi h2. Oleh karena itu elemen massa m telah mengalami
tambahan energi sebesar :
E = Ek + Ep
= ½ m (v22 - v12) + mg (h2 – h1)
= ½ m v22 - ½ m v12 + mgh2 – mgh1
Pahami ini sebagai akibat adanya gaya dorong di A 1 dari zat cair yang ada di sebelah
kiri dengan arah ke kanan. Walaupun ada juga gaya penghambat dari sebelah kanan A2.
Kerja total dari gaya-gaya ini adalah :
W = F1s1  F2s2
W = p1A1 v1t – p2A2 v2t atau
p1 p
W =  A1 v1t  2  A2 v2 t
ρ ρ
p1 p2
W = m m
ρ ρ
m
W = (p1  p2)
ρ

3. Hukum Bernoulli

Hukum Bernoulli merupakan persamaan pokok fluida dinamik dengan arus


streamline. Di sini berlaku hubungan antara tekanan, kecepatan alir dan tinggi tempat
dalam satu garis lurus. Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Perhatikan gambar tabung alir a-c pada gambar pipa alir. Jika tekanan p 1 ke kanan
pada penampang A1, dari fluida di sebelah kirinya, maka gaya yang dilakukan terhadap
penampang di a adalah p1A1, sedangkan penampang di c mendapat gaya dari fluida
dikanannya sebesar p2A2, di mana p2 adalah tekanan terhadap penampang di c ke kiri.
Dalam waktu t detik dapat dianggap bahwa fluida di penampang a tergeser sejauh v1
t dan fluida di penampang c tergeser sejauh v2 t ke kanan.
Jadi usaha yang dilakukan terhadap a adalah : p1A1v1 t sedangkan usaha yang
dilakukan pada c sebesar : - p2A2v2 t
Jadi usaha total yang dilakukan gaya-gaya tersebut besarnya :
Wtot = (p1 A1 v1 - p2 A2 v2) t
W = p1A1 v1t – p2 A2 v2t
p1 p
W =  A1 v1t  2  A2 v2 t
ρ ρ

69
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

p1 p
W = m 2 m
ρ ρ

Dalam waktu t detik fluida dalam tabung alir a-b bergeser ke c-d dan mendapat
tambahan energi sebesar :
Em = Ek + Ep
Em = ( ½ m v22 – ½ m v12) + (mgh2 – mgh1)
= ½ m (v22 – v12) + mg (h2 – h1)

Dari kekekalan energi yaitu perubahan energi mekanik adalah sama dengan usaha.

Em = W
p1 p
½ m v22 – ½ m v12 + mgh2 – mgh1 = m 2 m
ρ ρ
(suku-suku persamaan ini memperlihatkan dimensi usaha)
Apabila setiap ruas dibagi dengan m kemudian dikalikan dengan  akan diperoleh
persamaan:
p1 p
½ v22 – ½ v12 + g h2 –g h1 =  2
ρ ρ
p2 p1
+ ½ v22 + g h2 = + ½ v12 + g h1
ρ ρ
p1 + ½  v12 +  g h1 = p2 + ½  v22 +  g h2
(suku-suku persamaan di atazs memperlihatkan dimensi tekanan)
atau p + ½  v2 +  g h = Konstan
Persamaan tersebut dikenal sebagai hukum Bernoulli.
Contoh penggunaan Hukum Bernoulli :
a) Semprotan
b) Sayap pesawat terbang
c) Venturi meter = alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan aliran zat
cair.
d) Pipa pitot
e) Tower air

4. Viskositas (Kekentalan)
Viskositas / kekentalan dapat dibayangkan sebagai gesekan antara satu bagian dengan
bagian yang lain dalam fluida.
V
F=A
L

F = gaya gesek antara dua lapisan zat cair yang mengalir


 = angka kekentalan = viskositas
A = luas permukaan
V
= kecepatan mengalir sepanjang L
L

70
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

FL
=
Av
dynecm dynedet
Satuan dalam sistem cgs = 2 cm
= = poise
cm cm 2
det
Newton det ik
Dalam sistem MKS =
m2

 Satuan viskositas dinamis = poise :


 Satuan viskositas kinetis = stokes :
η
=
ρ
 Satuan dalam teknik = SAE (Society of Automotic Enginers)

Semprotan

Persamaan Bernoulli diterapkan pada prinsip semprotan obat pembasmi nyamuk yang
cair.

Gambar: Semprotan obat nyamuk

Perhatikan skema semprotan berikut ini.

V2

v1

Obat nyamuk cair mula-mula diam sehingga v1 = 0, sedangkan udara bergerak dengan
kecepatan v2 karena didorong oleh pengisap. Tekanan p1 sama dengan p 2 yaitu tekanan
udara luar. Sehingga persamaan bernoulli menjadi:
p1 + ½  v12 +  g h1 = p2 + ½  v22 +  g h2
0 +  g h1 = ½  v22 +  g h2
g h1 = ½ v22 + g h2
g (h1  h2) = ½ v22
g h = ½ v22
Cairan obat nyamuk naik setinggi h daan akan tersemprot oleh pengaruh kecepatan v2.

5. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang

71
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

Pembahasan gaya angkat pada sayap pesawat terbang dengan menggunakan


persamaan Bernoulli dianggap bentuk sayap pesawat terbang sedemikian rupa
sehingga garis arus aliran udara yang melalui sayap adalah tetap (streamline)
p1

v1

v2
p2

Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan
sisi bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini
menyebabkan kecepatan aliran udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian
bawah (v2 > v1).
Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan :
p1 + ½ .v12 +  g h1 = p2 + ½ .v22 +  g h2

Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga  g h1 =  g h2.
Dan persamaan di atas dapat ditulis :
p1 + ½ .v12 = p2 + ½ .v22

p1 – p2 = ½ .v22 - ½ .v12

p1 – p2 = ½ (v22 – v12)

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan p 1 > p2 untuk
luas penampang sayap F1 = p1 A dan F2 = p2 A dan kita dapatkan bahwa F1 > F2. Beda
gaya pada bagian bawah dan bagian atas (F1 – F2) menghasilkan gaya angkat pada
pesawat terbang. Jadi, gaya angkat pesawat terbang dirumuskan sebagai :

F1 – F2 = ½  A(v22 – v12)
Dengan  = massa jenis udara (kg/m3)

6. Venturimeter
a. Venturimeter tanpa manometer
Venturimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan aliran
zat cair. Dengan memasukkan venturimeter ke dalam aliran fluida kecepatan aliran
fluida dapat dihitung menggunakan persamaan Bernoulli berdasarkan selisih
ketinggian air atau selisih ketinggian raksa.
Venturimeter dibagi dua macam yaitu venturimeter tanpa manometer dan
venturimeter dengan manometer.

a. Venturimeter Tanpa Manometer

72
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Air dengan massa


jenis  mengalir
memasuki pipa
berpenampang
P1 A1 v2 P2 A2  besar dengan
v1 kecepatan v1
menuju
Air dengan massa jenis
 mengalir memasuki
pipa berpenampang besar dengan kecepatan v1 menuju pipa berpenampang kecil
dengan kecepatan v2 dimana v2  v1. Terjadi perbedaan ketinggian air (h) pada kedua
pipa vertikal. Dalam hal ini berlaku h 1 = h2 sehingga  g h1 =  g h2.
Berlaku persamaan Bernoulli sebagai berikut.
p1 + ½  v12 +  g h1 = p2 + ½  v22 +  g h2
2
p1 + ½  v1 = p2 + ½  v22
p1  p2 = ½  v22  ½  v12
∆p = ½  (v22  v12)
gh = ½  (v22  v12)
gh = ½ (v22  v12)
Dengan menggunakan persamaan kontinuitas A1.v1 = A2.v2 untuk mendapatkan
hubungan antara v2 dan v1, maka v1 dapat dihitung.

b. Venturimeter dengan Manometer

v1 
v2
P1 P2

r

Air dengan massa jenis  mengalir memasuki pipa berpenampang besar dengan
kecepatan v1 menuju pipa berpenampang kecil dengan kecepatan v2 dimana v2  v1.
Terjadi perbedaan ketinggian (h) raksa dengan massa jenis r pada kedua pipa
manometer. Dalam hal ini berlaku h 1 = h2 sehingga  g h1 =  g h2. Berlaku persamaan
Bernoulli sebagai berikut.
p1 + ½  v12 +  g h1 = p2 + ½  v22 +  g h2
2
p1 + ½  v1 = p2 + ½  v22
p1  p2 = ½  v22  ½  v12
∆P = ½  (v22  v12)
(r  ) g h = ½  (v22  v12)

73
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Dengan menggunakan persamaan kontinuitas A1.v1 = A2.v2 untuk mendapatkan


hubungan antara v2 dan v1, maka v1 dapat dihitung.

7. Pipa pitot

Pipa pitot dipakai untuk mengukur kecepatan aliran fluida dalam pipa. Biasanya pipa
ini dipakai untuk mengukur laju fluida berbentuk gas. Pipa pitot dilengkapi dengan
manometer yang salah satu kakinya diletakkan sedemikian sehingga tegak lurus aliran
fluida sehingga v2 = 0. Terjadi perbedaan ketinggian (h) raksa dengan massa jenis r
pada kedua pipa manometer. Dalam hal ini berlaku h1 = h2 sehingga  g h1 =  g h2.
Persamaan Bernoulli deterapkan sebagai berikut.
p1 + ½  v12 +  g h1 = p2 + ½  v22 +  g h2
2
p1 + ½  v1 = p2
p1 + ½  v12 = p1 + r g h
2
½  v1 = r g h
Kecepatan aliran fluida sebagai berikut.
2ρ r gh
v1 =
ρ

Tower Air

Sebuah bak penampungan air sebagi tower dengan kran air


yang dapat memancarkan air melalui sebuah lubang baik di dasar maupun di
ketinggian tertentu dapat di selesaikan kecepatan pancaran air dari lubang (v2)

74
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

v1 1

X
Kecepatan air di permukaan (v1) sama dengan nol
karena diam tidak mengalir. p 1 = p2 = tekanan udara luar. Selisih ketinggian air di permukaan
(h1) dengan air di dasar (h2) = h. Persamaan Bernoulli sebagai berikut.
p1 + ½  v12 +  g h1 = p2 + ½  v22 +  g h2
0 +  g h1 = ½  v22 +  g h2
g h1 = ½ v22 + g h2
g h 1  g h2 = ½ v22
½ v22 = g (h1  h2)
½ v22 = gh
v2 = 2gh
Persamaan ini tidak lain adalah rumus gerak jatuh bebas. Sedangkan jarak jatuhnya fluida
diukur dari titik proyeksi lubang air dihitung menggunakan persamaan gerak lurus
beraturan.
X = v2 . t sedangkan waktu jatuh fluida h = ½ g t2
Contoh:

1. Sebuah tangki terbuka berisi air setinggi H. Pada jarak h dari permukaan air dibuat
suatu lubang kecil, sehingga air memancar dari lubang itu. Berapa jauh air yang
keluar dari tangki mengenai tanah ?
Penyelesaian:
Persamaan Bernoulli:
p1 + ½  v12 +  g H = p2 + ½  v22 +  g (H – h)
 g H = ½  v22 +  g (H – h)
½  v22 =  g H -  g (H – h)
½ v22 = g H – g (H – h)
½ v22 = g (H – H +h)
v2 = 2 g h
h
Gerak jatuh bebas:
h = ½ g t2
H

75
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

2 (H - h)
t=
g
Gerak beraturan arahmendatar:
s=v t
2 (H - h)
= 2gh
g
s= 4 h (H - h)

2. Air mengalir melalui sebuah pipa yang berbentuk corong. Garis tengah lubang
corong dimana air itu masuk 30 cm. Dan garis tengah lubang corong dimana air itu
keluar 15 cm. Letak pusat lubang pipa yang kecil lebih rendah 60 cm daripada pusat
lubang yang besar. Jika cepat aliran air dalam pipa itu 140 liter/det, sedangkan
tekanannya pada lubang yang besar 77,5 cm Hg. Berapakah tekanannya pada lubang
yang kecil ?
Penyelesaian:

A1
v1

h2
A2 v2
h1

r1 = 15 cm
r2 = 7,5 cm
(h1 – h2) = 60 cm
p1 = 77,5 cm Hg, P2 = ....?
Q2 = 140 lt/det
Jawab:
Q2 = A2 v2
140 =  (7,5)2 v2
140000
v2 = = 793 cm/det
 (7,5)2
A1 v1 = A2 v2
 (15)2 V1 =  (7,5)2 793
v1 = 198 cm/det
p1 + ½  v12 +  g h1 = p2 + ½  v22 +  g h2
p2 = p1 + ½  v12 +  g h1 – ½  v22 -  g h2
p2 = p1 + ½  (v12 – v22) +  g (h1 – h2)
76
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

= 77,5 + ½ (1982 – 7932) + 980 (60)


p2 = 59,9 cm Hg
3. Dalam tangki tertutup terdapat air setinggi 1 m. Udara di atas air mempunyai tekanan lebih
besar 8000 Newton 2 daripada tekanan udara luar. Pipa di A mempunyai luas 20 cm2.
m
Dan di B 20 cm2.
a) Berapa flux ( liter ) air keluar di B ?
det
b) Berapa tinggi air dalam pipa terbuka ?

P1
h
1m B
A

Penyelesaian:
a.
p1 = 8000 N/m2 + Bar
H =1m
AA = 20 cm2 = 0,002 m2
AB = 10 cm2 = 0,001 m2
vA =0

Aliran dari C ke B:
pA + ½  vA2 +  g h = pB + ½  vB2 +  g hB
(8000 + Bar) + ½ 1000 0 + 1000 0 1 = Bar + ½ 1000 vB2 +1000 10 0
8000 + Bar + 10000 = Bar + 500 vB2
18000 = 500 vB2
vB = 36
vB = 6 m/det
QB = AB vB
QB = 0,001. 6 = 0,006 lt/s.
b.
Aliran dari A ke B:
AA vA = AB vB
0,002 vA = 0,001 6
vA = 3 m/det

pA + ½  vA2 + A g hA = pB + ½  vB2 +  g hB
Bar + ½ 1000 32 + 1000 10 hA = Bar + ½ 1000 62 + 1000 10 0
hA = 1,35 m

77
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

4. Air menyemprot keluar dari sebuah lubang pada dinding sisi sebuah tangki. Lubang
tersebut berbentuk lingkaran yang bergaris tengah 2 cm dan berada 3 m di bawah
permukaan air. Jika luas penampang lubang itu 0,6 , berapa liter air akan mengalir
tiap menit ?

3m

Penyelesaian:
D = 2 cm
h = 300 cm
 = 0,6  cm2
v = 2gh
= 2 980 300 = 76,68 cm/det
Q = 76,68 0,6 
= 46,73 10-3 lt/det = 276  10-3 lt/mnt
5. Sebuah venturimeter, tabung yang besar mempunyai penampang lintang 10 dm3.
Dan tabung yang kecil berpenampang lintang 5 dm3. Selisih tekanan kedua tabung
itu 38 cmHg. Berapakah cepat aliran zat cair yang diukur ?

P1 A1 P2 A2

Penyelesaian:
A1 = 10 dm2
A2 = 5 dm2
p1 – p2 = 39 cm Hg
v1 =...?
Persamaan Bernoulli:
p1 +  gh1 + ½  v12 = p2 +  gh2 + ½  v22
h1 = h2
p1 – p2 = ½  (v22 – v12)
Persamaan kontinuitas:
A1 v1 = A2 v2
A
v2 = 1 v1
A2
Substitusi:

78
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

A12 2
p1 – p2 = ½  ( v – v12)
2 1
A2
A12
p1 – p2 = ½  v12 ( - 1)
A 22
10002
38 = ½ 1 v12 ( - 1)
5002
76 = v12 3
v1 = 25,3 = 5,3
v1 = 5 cm/det

79
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Di dalam teori kinetik gas terdapat suatu gas ideal. Gas ideal adalah suatu gas yang
Memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

" Jumlah partikel gas banyak sekali tetapi tidak ada gaya tarik menarik (interaksi) antar
partikel , Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah sembarang atau bergerak secara
acak "

Ukuran partikel gas dapat diabaikan terhadap ukuran ruangan. Atau bisa dikatakan ukuran
partikel gas ideal jauh lebih kecil daripada jarak atar partikel . Bila tumbukan yang terjadi
sifatnya lenting sempurna , maka partikel gas terdistribusi merata pada seluruh ruang
dengan jumlah yang banyak dan berlaku hukum Newton tentang gerak

Di dalam kenyataannya, kita tidak menemukan suatu gas yang memenuhi kriteria di atas,
akan tetapi sifat itu dapat didekati oleh gas pada temperatur tinggi dan tekanan rendah
atau gas pada kondisi jauh di atas titik kritis dalam diagram PT.

A. Hukum-hukum tentang gas


1. Hukum Boyle

Hasil kali tekanan(P) dan volume(V) gas pada suhu tertentu adalah tetap. Proses seperti ini
disebut juga dengan isotermal (temperatur tetap).
*PV=konstan
*T2>T1
*Tidak berlaku pada uap jenuh

80
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

2.Hukum Guy Lussac

Hasil bagi volume(V) dengan temperatur (T) gas pada tekanan tertentu adalah tetap. Proses
ini disebut juga isobarik (tekanan tetap).
*V/T=konstan
*P3>P2>P1

3.Hukum Charles

Hasil bagi tekanan (P) dengan temperatur (T) gas pada volume tertentu adalah tetap. Proses
seperti ini disebut dengan isokhorik (volume tetap).

*P/T=konstan
*V3>V2>V1

4.Hukum Boyle-Guy Lussac

Hukum Boyle dan Guy Lussac merupakan penggabungan dari hukum Boyle dengan hukum
Guy Lussac. Biasanya di dalam soal rumus yang sering digunakan adalah rumus dari hukum
ini. Sekedar trik dari saya, anda bisa menamai hukum ini dengan hukum BoLu (Boyle-Lussac).
Nah, dari hukum ini kita bisa mendapatkan: PV/T=konstan.

81
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

Persamaan Keadaan Gas Ideal

Contoh soal dan pembahasannya

1. Sebuah bejana berisi gas He yang mempunyai volume 2 L, tekanan 1 atm dan suhunya
27`C. Jika suhunya dinaikkan menjadi 127`C dan ternyata tekanannya naik 2 kalinya. Hitung
volume sekarang !

2. Sebuah tangki bervolume 3000 cm3 berisi gas O2 pada suhu 20`C dan tekanan relatif
pada alat 25 atm. Jika massa molar O2 =32 kg/kmol, tekanan udara luar 1 atm, maka massa
O2 di dalam tangki adalah …

82
e-mail : syefrinando@yahoo.com
Fisika Dasar

Teori untuk gas ideal memiliki asumsi-asumsi berikut ini:

 Gas terdiri dari partikel-partikel sangat kecil, dengan [massa] tidak nol.
 Banyaknya molekul sangatlah banyak, sehingga perlakuan statistika dapat diterapkan.
 Molekul-molekul ini bergerak secara konstan sekaligus acak. Partikel-partike yang
bergerak sangat cepat itu secara konstan bertumbukan dengan dinding-dinding wadah.
 Tumbukan-tumbukan partikel gas terhadap dinding wadah bersifat lenting (elastis)
sempurna.
 Interaksi antarmolekul dapat diabaikan (negligible). Mereka tidak
mengeluarkan gaya satu sama lain, kecuali saat tumbukan terjadi.
 Keseluruhan volume molekul-molekul gas individual dapat diabaikan bila dibandingkan
dengan volume wadah. Ini setara dengan menyatakan bahwa jarak rata-rata
antarpartikel gas cukuplah besar bila dibandingkan dengan ukuran mereka.
 Molekul-molekul berbentuk bulat (bola) sempurna, dan bersifat lentur (elastic).
 Energi kinetik rata-rata partikel-partikel gas hanya bergantung kepada suhu sistem.
 Efek-efek relativistik dapat diabaikan.
 Efek-efek Mekanika kuantum dapat diabaikan. Artinya bahwa jarak antarpartikel lebih
besar daripada panjang gelombang panas de Brogliedan molekul-molekul dapat
diperlakukan sebagai objek klasik.
 Waktu selama terjadinya tumbukan molekul dengan dinding wadah dapat diabaikan
karena berbanding lurus terhadap waktu selang antartumbukan.
 Persamaan-persamaan gerak molekul berbanding terbalik terhadap waktu.

Tekanan
Tekanan dijelaskan oleh teori kinetik sebagai kemunculan dari gaya yang dihasilkan oleh
molekul-molekul gas yang menabrak dinding wadah. Misalkan suatu gas denagn N molekul,
masing-masing bermassa m, terisolasi di dalam wadah yang mirip kubus bervolume V.
Ketika sebuah molekul gas menumbuk dinding wadah yang tegak lurus terhadap sumbu
koordinat x dan memantul dengan arah berlawanan pada laju yang sama (suatu tumbukan
lenting), maka momentum yang dilepaskan oleh partikel dan diraih oleh dinding adalah:

di mana vx adalah komponen-x dari kecepatan awal partikel.


Partikel memberi tumbukan kepada dinding sekali setiap 2l/vx satuan waktu (di
mana l adalah panjang wadah). Kendati partikel menumbuk sebuah dinding sekali setiap
1l/vx satuan waktu, hanya perubahan momentum pada dinding yang dianggap, sehingga
partikel menghasilkan perubahan momentum pada dinding tertentu sekali setiap
2l/vx satuan waktu.

gaya yang dimunculkan partikel ini adalah:

83
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Keseluruhan gaya yang menumbuk dinding adalah:

di mana hasil jumlahnya adalah semua molekul gas di dalam wadah.


Besaran kecepatan untuk tiap-tiap partikel mengikuti persamaan ini:

Kini perhatikan gaya keseluruhan yang menumbuk keenam-enam dinding, dengan


menambahkan sumbangan dari tiap-tiap arah, kita punya:

di mana faktor dua muncul sejak saat ini, dengan memperhatikan kedua-dua dinding
menurut arah yang diberikan.
Misalkan ada sejumlah besar partikel yang bergerak cukup acak, gaya pada tiap-tiap dinding
akan hampir sama dan kini perhatikanlah gaya pada satu dinding saja, kita punya:

Kuantitas dapat dituliskan sebagai , di mana garis atas menunjukkan rata-rata,


pada kasus ini rata-rata semua partikel. Kuantitas ini juga dinyatakan dengan di
mana vrms dalah akar kuadrat rata-rata kecepatan semua partikel.
Jadi, gaya dapat dituliskan sebagai:

Tekanan, yakni gaya per satuan luas, dari gas dapat dituliskan sebagai:

di mana A adalah luas dinding sasaran gaya.


Jadi, karena luas bagian yang berseberangan dikali dengan panjang sama dengan volume,
kita punya pernyataan berikut untuk tekanan

di mana V adalah volume. Maka kita punya

Karena Nm adalah masa keseluruhan gas, maka kepadatan adalah massa dibagi oleh volume

.
Maka tekanan adalah

84
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Hasil ini menarik dan penting, sebab ia menghubungkan tekanan, sifat makroskopik,

terhadap energi kinetik translasional rata-rata per molekul yakni suatu


sifat mikroskopik. Ketahuilah bahwa hasil kali tekanan dan volume adalah sepertiga dari
keseluruhan energi kinetik.

85
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Fisika Dasar

Referensi :

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga

Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit
Erlangga

Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta :
Penerbit Erlangga

86
e-mail : syefrinando@yahoo.com
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Anda mungkin juga menyukai