Anda di halaman 1dari 10

Tafsir ayat tarbawi

tentang ilmu
pengetahuan kajian
tafsir Qs.al-isra’ayat 36
MINA KURNIA EKA WATI
206220005
Qs.al-isra’ ayat 36

 Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui.
Karena Pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta
Pertanggungjawabannya.”
ISI KANDUNGAN AYAT

 Ayat ini berpesan “Janganlah mengikuti  Menurut ilmu kedokteran modern dibuktikan
persoalan apa pun yang engkau tidak bahwa indra pendengaran berfungsi
 ketahui”, maksudnya jangan berucap apa yang  mendahului indra penglihatan. Ia tumbuh
engkau tidak ketahui, janganlah mengaku dalam diri bayi di pekan-pekan pertama,
 tahu apa yang engkau tidak tahu, atau  sedangkan indra penglihatan berkembang di
mengaku mendengar apa yang tidak di bulan ketiga dan menjadi sempurna masuk
dengar.
 bulan keenam. Kemampuan nalar (al-
 Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan af’idah) berfungsi jauh setelah kedua indra
hati, semua yang merupakan alat-alat tersebut
 pengetahuan itu, masing-masing akan ditanyai  berkembang. Ini berarti penyebutan tiga
tentang bagaimana pemiliknya
alat potensial secara berurutan
 menggunakannya serta pemiliknya akan mencerminkan
dituntut untuk mempertanggungjawabkan
 tahap perkembangan fungsi indra-indra
 penggunaannya. tersebut
TAFSIR AYAT
 A. Menurut Kitab Tafsir Al-Muniir  Larangan ini juga mencakup larangan kesaksian palsu,
perkataan dusta, menuduh zina para Muslim dan
 maksudnya setelah Allah SWT menjelaskan Muslimah yang baik-baik, menuduh mereka dengan
 tiga perintah, Allah kembali menyebut hal- tuduhan palsu, berkata bohong, melecehkan orang lain
berdasarkan
hal yang dilarang. Allah melarang tiga hal,
yang pertama adalah berkata berdasarkan  prasangka, mencari-cari kesalahannya, memalsukan
perkiraan, praduga, dan prasangka kebenaran ilmiah, memalsukan informasi dan
sebagainya. Sehingga seseorang tidak boleh mengatakan
 buruk. Ini merupakan cacat dalam perilaku, apa yang tidak dia ketahui atau mencela orang lain
merusak realitas, menuduh orang Iain tanpa dengan apa yang tidak dia ketahui. Perilaku buruk ini
dasar yang benar, dan melecehkan kesucian telah tersebar di kalangan kaum Muslimin. Dan
ilmu dan kenyataan. larangan memutuskan  tersebarnya perilaku buruk seperti ini, yaitu berbicara
sesuatu berdasarkan apa yang tidak tanpa landasan pengetahuan
 diketahui secara benar dan tidak  dan keyakinan terhadap kebenarannya disebabkan
berdasarkan dalil. Ini mencakup larangan lemahnya agama, lemahnya
bagi orang-orang musyrik yang memiliki  keimanan, rusaknya akhlak, degradasi moral, mengikuti
keyakinan tidak benar tentang ketuhanan hawa nafsu, lemahnya jiwa, tenggelam dalam materi dan
dan kenabian karena mentakdlid orang- hancurnya nilai-nilai mulia.
orang sebelum mereka dan mengikuti hawa
nafsu
Adapun beberapa nilai pendidikan yang dapat di ambil
dari ayat ini,diantaranya:

 a. Setiap manusia harus selalu bersikap jujur.


 b. Setiap manusia harus selalu berhati-hati dalam mengatakan sesuatu yang masih samar
informasinya.
 c. Kebulatan tekad untuk melakukan sesuatu sebelum melangkah ke upaya mewujudkannya,
walau belum dilakukan akan dituntut pertanggungjwabannya di hari kemudian.
 d. Manusia, apa pun dalih dan alasannya, tidak wajar bersikap angkuh dan takabur. Keangkuhan
hanyalah milik Allah, siapa yang angkuh berarti menyaingi Allah sehingga Allah akan
menyiksanya.
 e. Setiap muslim dilarang taklid terhadap seseorang. Jika memiliki keinginan mengikuti
seseorang, maka harus benar-benar memahami bagaimana amalan dan akhlaknya, yang mesti
sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah sehingga tidak termasuk kepada golongan orang-orang
yang taklid.
B. Menurut Kitab Tafsir Ibnu Katsir
 Muhammad bin al-Hanafiyyah berkata:
“yakni kesaksian palsu”
 Artinya: “Jauhilah oleh kalian prasangka,
 Qatadah mengatakan: “Janganlah kamu karena prasangka itu merupakan sedusta-
mengatakan: ‘aku melihat’, dusta ucapan.” (Muttafaqun Alaihi).
 padahal kamu tidak melihat. Atau ‘aku  Maksudnya, seorang hamba kelak akan
mendengar’, padahal kamu tidak
dimintai pertanggungjawab mengenai hal
 mendengar. Atau ‘aku mengetahui’, padahal  itu pada hari kiamat serta apa yang telah
kamu tidak tahu”
dilakukan dengan semua anggota tubuh
 Dan yang terkandung di dalam apa yang tersebut.
mereka sebutkan itu adalah
 bahwa Allah melarang berbicara tanpa
didasari dengan pengetahuan, yang tidak
 lain hanyalah khayalan belaka. Dalam sebuah
hadits disebutkan, bahwa
 Rasulullah SAW bersabda:
C. Menurut Kitab Tafsir Al-Maraghi

 Dan janganlah kamu bersikap mengeluarkan  a) Ibnu Abbas mengatakan : “Janganlah


perkataan atau perbuatan yang kamu tidak kamu menjadi saksi kecuali atas sesuatu
tahu.” Kata ini merupakan undangundang yang diketahui oleh kedua matamu,
yang mencangkup banyak persoalan didengar oleh kedua telingamu dan
kehidupan. Dan oleh karenanya, dipahami oleh hatimu.”
 mengenai kata-kata ini para penafsiran  b) Qatadah mengatakan : “Janganlah
mengeluarkan beberapa pendapat : kamu mengatakan: ‘aku melihat’,
padahal kamu tidak melihat. Atau ‘aku
mendengar’, padahal kamu tidak
mendengar. Atau ‘aku mengetahui’,
padahal kamu tidak tahu.”
D. Menurut Kitab Tafsir At-Thabari
 Para ahli takwil berbeda pendapat dalam  Ahli takwil lain berpendapat bahwa artinya adalah
menakwilkan kalimat menuduh, dan yang berpendapat demikian adalah:
 ’Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak  a. Ibnu Abbas berkata : “jangan menuduh seseorang
kamu tidak mempunyai pengetahuan dengan sesuatu yang tidak kamu ketahui”
tentangnya’’
 b. Ibnu Abi Najih berkata : “Lafaz artinya adalah, jangan
 Sebagian berpendapat bahwa maknanya menuduh”
adalah,janganlah kamu mengatakan sesuatu yang
tidak kamu ketahui,dan yang berpendapat
 c. Ibnu Juraij dengan riwayat semisalnya
demikian adalah:  Kedua penakwilan ini berdekatan maknanya, karena
 a. Ibnu Abbas berkata : “Maksudnya adalah, mengucapkan sesuatu yang tidak diketahui itu
jangan katakan” mencakup kesaksian palsu, menuduh orang dengan hal,
 b. Qatadah berkata : “Janganlah kamu  yang batul, mengaku mendengar padahal tidak, dan
mengatakan: ‘aku melihat’, padahal kamu tidak mengaku melihat padahal tidak. Pendapat yang paling
melihat. Atau ‘aku mendengar’, padahal kamu mendekati kebenaran adalah yang mengatakan
tidak mendengar. Atau ‘aku mengetahui’,  bahwa artinya jangan berkata kepada manusia tentang
padahal kamu tidak tahu.” mereka yang tidak kamu ketahui, sehingga kamu
 c. Ibnu Hanafiyyah berkata : “Maksudnya adalah menuduh meraka secara keliru dan bersaksi atas mereka
kesaksian palsu” dengan jalan yang tidak benar.
KESIMPULAN
 Ayat yang menjelaskan tentang ilmu pengetahuan salah satunya terdapat di dalam
 Qs. Al-Isra’ ayat 36. Ayat ini berpesan “Janganlah mengikuti persoalan apa pun yang engkau tidak ketahui”, maksudnya jangan
berbicara apa yang engkau tidak ketahui, janganlah mengaku tahu apa yang engkau tidak tahu, atau mengaku mendengar apa yang
engakau tidak di dengar. Karena semuanya akan diminta pertanggungjawaban. Dari ayat ini kita belajar untuk bisa berbicara
dengan kebenaran serta didasari dengan ilmu pengetahuan. Jika kita tidak mengetahuinya berbicalah tidak tahu, jangan malu
untuk
 mengucapkan kata ‘tidak tahu’
 terdapat beberapa penafsiran menurut Dalam kalimat para mufasir, diantaranya:
 A. Qatadah mengatakan : “Janganlah kamu mengatakan: ‘aku melihat’, padahal
 kamu tidak melihat. Atau ‘aku mendengar’, padahal kamu tidak mendengar.
 Atau ‘aku mengetahui’, padahal kamu tidak tahu”
 B. Ibnu Abbas mengatakan : “Janganlah kamu menjadi saksi kecuali atas
 sesuatu yang diketahui oleh kedua matamu, didengar oleh kedua telingamu
 dan dipahami oleh hatimu.”
 C. Muhammad bin al-Hanafiyyah mengatakan : “yakni kesaksian palsu
 kesimpulannya dari beberapa kitab tafsir yang telah dijelaskan, bahwa pendengaran, penglihatan, dan hati yang telah kita lakukan
di dunia semuanya akan diminta pertanggungjawaban di hari kiamat kelak. Sedangkan lidah, kaki, dan tangan akan menjadi saksi
seperti dalam Qs. An-Nur ayat 24: “Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang
dahulu mereka kerjakan.”

Anda mungkin juga menyukai