FIOHUL IryAOI'
-t -l
-./
\IOTTO :
llercka Prang kafir) tidak laln hanyalah mengikuti sangkaan'sdngkadn
dan apa yang clllngini oleh hawa nafsu mereka'
padahal telah datang petunJuk ll€padd mereka dari Robb mereka
lQs. An Naim : 23)
FTQHUL WAQI'
ANTISIPASI SEORANG MUSLIM TERHADAP
MAKAR DAN TIPU DAYA MUSUHNYA
:
7"=
+/\(€
t--
E
ttALA pR.E t
HelJ;l;l W /.^ N.l qr".t^.n 1i.4.: L4,{t1. H.r'kl R&i
rudurAsri
&-Jtglt {Jl
o.;lLao.oltii .Ct"9;
Penulis Dr. Nashir Bin Sulaiman Al'Umr
Penerbit Daarul Wathon Lin Nasyr, Riyadl
MUKADDIMAH 11
BAB I AZAS FIQHUL WAQI' 17
BAB II. SENDI SENDI FIQHUL WAQI' 29
1. Menerima Kepentingan Fiqhul Waqi' 29
2. Mendasarkan Fiqhul Waqi' pada Ilmu Syar'i 3l
3. Luasnya Telaahan dan Senantiasa Memper
baharuinya 36
4. Mampu menghubungkan, Membandingkan
dan Menguraikan 38
5. Berinteraksi Positif terhadap Fakta 39
6. Baik dalam Memilih Nara Sumber qo
PENUTUP 77
KATA PENGANTAR
Kupersembahkan risalah singkat ini kepada para syekh-
ku yang mulia, ulama' umat, pemikul amanat ilmu dan
risalah, karena mengingat kemuliaan dan jihad mereka di
jalan Alloh dalam menegakkan kalimatNYA serta rnem-
bimbing umat dan membela kebenaran dengan bertitik tolak
dari aqidah yang murni, ilmu yang mendalam serta pe-
mahamannya terhadap fakta-fakta kontemporer.
Kupersembahkan pula risalah singkat ini kepada sau-
dara-saudaraku para penuntut ilmu, yang mengambil lang-
sung dari sumbernya yang murni melalui para ulama' kita
yang mulia.
Risalah ini merupakan salah satu dari batu bata pem-
bentuk bangunan yang menjulang, juga merupakan salah
satu dari petunjuk jalan.
Saya berharap, para pembaca hendaknya memahami
beberapa hakikat berikut :
8
3. Jika para penuntut ilmu diperkenankan untuk tidak
mempelajari ilmu duniawi seperti kedokteran, ekonomi,
tehnik, namun mereka tidak diperkenankan untuk tidak
mempelajari dan memahami'Fiqhul Waqi' (lihat definisi
fiqhul waqi' hal. .17 ... pent.) secara umum sekalipun
tidak berspesialisasi.
Perbedaan ilmu tersebut dengan ilmu-ilmu yang lain
adalah, bahwa fiqhul waqi' termasuk ilmu syari'ah,
antara sebagian yang satu dengan sebigian yang lain
saling membangun, adapun ilmu yang lain dalam jajaran
ilmu dunia adalah termasuk ilmu yang tidak harus di-
pelajari dan di fahami (oleh setiap individu muslim).
Fiqhul waqi' senantiasa diperlukan oleh para penuntut
ilmu dalam kaitannya dengan kebanyakan fatwa kon-
temporer
4. Risalahini merupakan hasil dari jerih payah, dimana
demi mewujudkan hal ini saya telah mengadakan per-
temuan dengan para penuntut ilmu dan ulama' unlul(
membahas dan mendiskusikannya. Saya telah mendapat
manfaat dari komentar dan pendapat mereka. Dan sa,va
tidak mengklaim bahwa risalah ini selamat dari kesalah-
an, namun kami juga mengharapkan kritik dan saran
dari saudara-saudaraku yang mulia, demi perbaikan
pada cetakan berikutnya bi-idznillah.
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih, dan teriring d*'a
semoga kita memperoleh taufiq, keikhlasan dan ke-
benaran.
5. Bisa jadi ketika membaca risalah ini sebagian iktnvan
ada yang mengatakan : "Seandainya ini didahulukan
tentu lebih baik" atau "Seandainya ini diakhirkan tenru
lebih baik, seandainya ini dihilangkan tentu lebih reirat,
seandainya ini ditambah tentu lebih tepat." Karr* rtal.:*
kan kepada mereka, bahwa semua itu adalah rii;rj,r.!:;lr
tehnis dan istilah ijtihadiyah.
Akhirnya bila anda temui aib atau cacat, perlu diketahui
bahwa tak ada gading yang tak retak. =
10
MUKADDIMAH
Segala puji bagi Alloh, kami memuji, mohon pertolongan
dan ampun kepadaNya. Itami berlindung kepada Alloh dari
kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami.
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Alloh maka tidak
ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barang
siapa yang disesatkan, maka tidak ada seorangpun yang
sanggup memberikan petunjuk kepadanya. Saya bersaksi
bahwa tidak ada ilah kecuali Alloh, tiada sekutu bagiNya.
Dan saya bersaksi bahwa Muharnmad adalah hambaNya
dan rosulNya - Sholawat dan salam semoga tercurah kepada
beliau, kepada para keluarganya dan para sahabatnya"
/
'9')
- 1
tJttJt9;.t(-E
i;Ij#w(5;:axty65ry\td$tqt#
1,- J Y$i
| J
Hat orang-orang yang beiman, bertakwalah kepada
Alloh dengan sebenarnya takwa kepadaNya, danjangan-
lah sekall-kalt kamu mati melainkan dalam keadaan
Islam. (Ali'Imron : 1O2)
et::t;Jjs;3Jt; ia,y*,vt,v"$t*1
,Ki
Wty:u "t; atqi n, gr8 &j &ffi ;{*i 3
t2
pun rakyatnya, dari petunjuk Al Kitab dan As Sunnah serta
dari jalan yang telah ditempuh oleh para salafus sholeh.
Oleh karenanya, kini muncul berbagai sebab yang turut
mempengaruhi kondisi yang kita hadapi seperti sekarang
ini, yang membuat kita mundur setelah mengalami kejaya-
annya.
6jp;*;*6ij*,#'!4tt*tJF,$s
glo-*g4fi*
Kamu adalah umat terbaik S,,ang dtlahtrkan untuk
manusta, menyuruh kepadayang ma'ryf dan mencegah
dai yang mungkar dan beiman kepada Alloh. (Ali
'Imron : 110)
Kita menjadi tergantung kepada musuh dan cemas kepadit
umat kita sendiri. Musuh-musuh kita mengetahui rahasia
kemunduran, musibah dan bencana kita. Mereka berbuat
kerusakan di muka bumi, bersekongkol dan membuat pro-
gram (untuk menghancurkan kita), sementara kita sendiri
lalai terhadap rencana jahat yang ditujukannya kepada
kita.
Kita sibuk sendiri tanpa mempedulikan musuh kita, sibuk
dengan dunia tanpa mempedulikan dien kita. Dan saya tidak
ingin menyalahkan seluruh musibah dan bencana kita ini
kepada musuh kita.
'
iiiidxr W &1 dt iqfl iKrg,$i
i F p\,y,;r it, a1
{-"", 9+
Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada pe-
er;;dt
perangan Uhud) padahal kamu telah menimpakan ke-
kalahan dua kali lipat pada musuh-musuhmu (pada pe-
l3
pcrangan Badr) kamu berkata : "Dai mana datangnya
(kckalahan) ini?" Katakanlah : "ltu dai (kesalahan)
tlirlnu send[r[" (Ali 'lmron : 165)
Penyakit itu datangnya dari kita dan obatnya ada pada kita
iuga, biidznillah. Tidaklah Alloh menurunkan penyakit me-
lainkan juga menurunkan obatnya, yang mana ini diketahui
oleh orang yang ingin mengetahui, dan tidak diketahui
oleh orang yang tidak ingin mengetahui. (lihat risalah "eul
huwa nrin 'indi anfusikum" oleh Syekh Abdul Aziz AlJalil).
Bertitik tolak dari hal itu, saya berkesimpulan bahwa
kejahilan kita terhadap fakta dan kondisi kita merupakan
sebab utama rnusibah yang menimpa kita. Dan saya yakin
bahwa fiqhul waqi' adalah suatu ilmu yang telah diabaikan
oleh para penuntut ilmu dan tokoh kebangkitan Islam.
Fiqhul waqi' adalah suatu ilmu yang prinsip /ang me.
rupakan dasar dari mayoritas ilmu dan hukum, dan melalui
ilnru ini kita akan ntampu menentukan sikap.
Dari apa yang telah saya baca sekilas dan saya perhati-
kan secara khusus terhadap ilmu ini, ternyata tak ada se-
orangpun yang nlenulis secara khusus tentang ilmu ini.
t.alu saya nrulai menghimpun topik ini dari berbagai
kitab, pernikiran para pakar, serta pengalaman dari para
rulama' dan para da'i, nraka terbentuklah suatu kumpulan
ilnriah dan saya nterasa bahwa para penuntut ilmu akan
nrernbutuhkannya. Akhirnya saya mulai menyampaikan
kepada nrereka dalanr kuliah nringguannya, kemudian saya
sanrpaikan juga pada ceramah umum. Pada akhirnya me-
reka nreminta kepada saya untuk menulisnya dalam risalah
tersendiri, yang senantiasa akan diperoleh manfaatnya
bi'idznillah.
Apa yang ada dihadapan saudara sekarang ini merupa-
kan hasil dari apa yang telah saya lakukan. Mengenai ke-
baikan yang dikandungnya itu semuanya dari Alloh semata,
14
sedangkan nlengenai kelemahan dan kekurangannya itu
adalah dari diri saya sendiri dan syaithon, dan saya mohon
ampun kepada Alloh.
Risalah singkat ini mengandung fasal-fasal berikut ;
l. Definisi fiqhul waqi',
2. Azas dari ilmu tersebut,
3. Sendi-sendi Fiqhul waqi',
4. Pengaruh positif fiqhul waqi',
5. Beberapa kaidah dan peringatan,
6. Sumber-suniber ilmu tersebut, dan
7. Penutup. =
15
BAB I
AZAS FIQHUL WAQI'
flsAdraigas*\,i+t44
nan demtitanlahiami irro,,gno,i ayar-a)/ar Al euran
(supaya jelaslalan orang orangJang sltoleh) dan nipoga
jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. (Al An'aft :
55)
77
Dan diantara fungsi fiqhul waqi' adalah mengungkap jalan
orang-orang yang berdosa (para pelaku kejahatan) serta
mengetahui tujuan dan rencana mereka. Oleh karena itu
banyak kita dapati ayat-ayat yang menjelaskan tentang
jalan musuh-musuh Alloh, mengungkap maksud dan tuiu-
an mereka. Kita ambil contoh satu surat yang menegaskan
kepada kita tentang hakikat tersebut, yaitu surat At Taubah,
yang mana diantara nama dari surat ini adalah "Al Faadli-
hah", karena mengungkap tentang orang-orang munafik,
tipu daya, kesesatan dan persekongkolan mereka. Alloh
SWT. berfirman,
*j:A,o'4;1:tjt
Dan orang mungfrk lakt-lakt dan perempuan sebalpan
Jang satu dengan sebagtan .yang lain adalah sama,
rnercka menyuruh berbuat yang munkar dan melarang
berbuatyang ma'nd (Ar Taubah r 6Z)
t9
Dan kita akan mendapati pada akhir surat At Taubah
itu
i*ia
s'. l).2 , ..
i*j,Y
().
t1zt.t1
qii;#,vt35
'l-iji ) g
6r#-ii-* {UW tn t .yfr, 6ia:, f F,
Dan apabila diturunkan suatu surat, sebagian mereka
memandang sebagtanyang latn (sambtl berkata) : "Ada-
kah dan kauin muslimtnyang melihat kamu ?" Sesudah
itu merekapun perg[ Alloh telah memalingkan hatt
mereka discbabkan rnereka adalah kaumyang tidak me-
ngerti, (At Taubah : 127)
Begitu juga kita dapati di dalam surat Al Baqoroh, Al
Ahzab, surat Al Munafiqun yang mengungkap tentang
orang-orang yang munafik dan tuiuan mereka.
Adapun ayat-ayat yang mengungkap tentang orang-
orang Yahudi, Nashrani dan orang musyrik banyak sekali,
dan inijuga termasuk dari inti fiqhul waqi'yang dijelaskan
oleh Alloh SWT kepada nabiNya dan orang-orang mukmin'
Kita ambil contoh sebagian ayat ;
"&.,k,iu,'&q;;j:;jr,is,*i;Afr r.:,atib
6-U;xffijryy,&W
A1tabila mcre'ka bcracla s('sanrct nrcreka sqia mereka ber-
:
kattr "Apakah kanu nu'nce'itakan kepada mereka
(orang-orttttg nt ukmi n.) ctpayang telah diterangkatt Alloh
kcpac{amu, supaJ/(t tlcngan dcmtktan mereka dapat me-
ngalahkan hqicrhmu tll haclapatt Robbntu, tldakkah
karnlr mcnSlcrti .2 " (Al Baqoroh : 76)
20
i* g r;* op' i; "fr' t';,"it U;
'
Orang-orang Yahudi dan Nashranl tldak akan senang
kepada kamu sehinga kamu mengikutl agama mereka.
iAl Baqoroh : 120)
iL',v,!oj)*Kl:g;r&i,pi$"-
ffift;rel,offipti4;6,
=J
il -/v- -J .. l-e / v-
--/
Orang-orang (Yahudt dan Nashrani) yang telah Kam[
bei AlKttab (Taurat Dan \ryll) mengenal Muhammad se-
perti mereka mengenal anaV mercka sendli. Dan se-
sungguhnya sebagtan mereka rncnyembunytkan ke-
benaran, padahal mereka mengetahui. (Al Baqr:roh :
t46)
Ayat-ayat tersebut di atas mengungkap tentang fakta
orang-orang Yahudi dan busuknya niat mereka. Adapun
mengenai orang-orang Nashrani kita dapati firman Allah
SWT. ;
2l
Dan tentang orang-orang musyrik Alloh SWT. berfirman :
tx\ei6Aii,6'5Gr&,rti&
{tt t
j4 ojff-* y,,=# ci_Wi}, rAS
qb,iji',s#)'iuj
apakah (orang-orang) yang telah membei mlnum ke-
pada orang-orangyang mengerJ'akan hqli dan mengurus
Masjtdil Haram kamu samakan dengan orang-orang
yang beiman kepada Alloh dan hai kemudian serta ber-
jihad dtjalan Alloh ? Mereka rfdak sama di s{st Alloh;
dan Alloh tidak membei peturyuk kepada orang-orang
yang zholim. (At Taubah : 19)
Dan Dia berfirman pada ayat sebelumnya;
*t{i*r,:r,i$u-i,C.HdjJJi;-ii;t:,y1, jft/i
Wfr-jdgsii's'&,$ Y,ii)
Apakah kamu ttdak memperhatikan orang-orang muna-
ifr k yang b erka ta kep ada s audara -s audara mere kq ycng
kgfir di antara ahli kttab : "Sesungjguhnyajlka kamu di-
22
us[r niscaJla kam[pun akan keluar bersamamu, dan kami
selamanya ttdak akan patuh kepada siapapun untuk
(menyusahkan) kamu, dan jlka kamu diperangt pasti
kami akan bantu kamu. " (Al Hasyr : 11)
Sebenarnya ayat-ayatyang menjelaskan masalah ini banyak
sekali dan apa yang telah kami sebutkan hanyalah sebagai
isyarat dan bukti tentang perhatian A1 Quranul Karim ter-
hadap Fiqhul waqi'. bukan untuk membatasi.
Adapun tentang As Sunnah banyak sekali yang men-
jelaskan tentang berbagai fakta dan peristiwa yang me-
nunjukkan perhatian Rosululloh saw. terhadap masalah
ini.
Kita dapati Rosululloh saw. mengarahkan para sahabat-
nya untuk hijrah ke Habsyah (Ethiopia). Hal ini merupakan.
bukti jelas tentang pengetahuan Rosululloh terhadap apa.
yang terjadi disekelilingnya dan kondisi umatyang sejaman
dengan beliau.
Mengapa beliau tidak memerintahkan para sahabatnya
untuk berhijrah ke Parsi atau ke Romawi, atau ke yang lain-
nya ? Dan mengapa beliau memilih negeri Habsyah ? Beliau
menjelaskan hal tersebut dengan sabdanya : "sesunguh-
nya di sana ada seorang rqla;,tang tidak ada seornng pun
yang dizholiminya. " (lihat Fiqhus Sirah oleh Al Ghozali,
hadits tersebut telah dishohihkan oleh Al Albani)
Kita lihat marhalah dakwah sesuai dengan fakta yang
beliau hadapi, dan kita dapati beliau saw. memilih kota
Madinah untuk tempat hijrahnya (yang terakhir), bergaul
dengan semua fihak yang ada di sana dan sekitarnya de-
ngan cara yang sesuai dengan kondisinya. Dan ketika beliau
saw. mengirim Mu'adz bin |abal ke Yaman beliau ber-
sabda kepadanya
z . ,. ,,,- ,-i, ,-
.+'ci=-Lb
&'vz
i
;*1i", 1'YJ t
23
Sesungquhnya engkau akan mendatangl suatu kaum
ahli kttab (HR. Bukhori dan Muslim).
Hal ini menunjukkan pemahaman beliau terhadap kondisi
setiap negeri dan terhadap apa yang beliau butuhkan, oleh
karena itu beliau bersabda ;
c'Ay-*IoJ;:.,bi,fi bli'$(ry*P
Gt:;1i*ti',1';F-+tfr..6;;fi
Algf Laant ,l4itrn. Telah dikalahkan bangsa Romaw{ dt
negcr[yang tcrdekat, den rnereka (sesudah dikalahkan)
ltu akan mcnang, dalam beberapa tahun lagt BagtAlloh-
lah untsan sesudah dan sebelum (mereka menang). Dan
di lrui (kcrncnangan bangsa Romawl) itu bergembtra'
lah orang orcrng .ycng beiman, karena pertolongan
Alloh. Dta rnenolong stapa yang dtkehendaktNya. Dan
Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (Ar
Ruum: 1 - 5)
Dalanr kisah tersebut fiqhul waqi' terwujud sebagai berikut:
1. Persoalannya adalah persoalan antara dua negara yang
sama-sama kafir, namun demikian diabadikan di dalam
AlQuranul Karim karena pengaruhnya yang langsung
terhadap kehidupan kaum muslimin.
25
2. Perhatian kaum muslimin terhadap masalah tersebut,
mereka sedih di saat Persi menang dan gembira ketika
Romawi menang.
3. Perhatian Abu Bakar ra. terhadap peristiwa tersebut dan
mengadakan taruhan akan kemenangan Romawi.
4. Ketetapan Rosululloh SAw. terhadap Abu Bakar ra.,
bahkan beliau memerintahkan untuk menambah jangka
waktunya, sebab kata " al Bidl' u " digunakan untuk angka
sampai sepuluh.
Persoalannya bukanlah persoalan politik semata, se-
bagaimana anggapan banyak orang, namun lebih dari itu
yaitu persoalan mabda' (prinsip). Karena kemenangan
orang-brang atheis terhadap Ahli Kitab berpengaruh ter-
hadap kaum muslimin. Dan kemenangan Ahli Kitab me-
nunlukkan menangnya kebenaran atas kebatilanl), dan itu
seb6gai isyarat kemenangan kaum muslimin terhadap Ahli
Kitab setelahnya, sebab kaum musliminlah yang berada di
atas kebenaran.
Lalu muncul pertanyaan, yang saya tujukan pada para
penuntut ilmu. Di sini saya katakan, bahwa sesungguhnya
saya mernandang Rusia dan Amerika berperan sebagai Persi
dan Romawi di masa lalu, lantas apakah kita tahu apa yang
sedang berlangsung di saat perang dingin, atau apakah kita
akan mengatalan bahwa ini adalah persoalan yang tidak
perlu bagi kita. Kemudian apakah kita memahami dan mem-
bahas fase persetujuan setelah itu, dimana hal ini ber-
pengaruh terhadap kaum muslimin, ataukah kita akan me-
ngatakan : "Kekafiran adalah milah yang satu."
Ketika komunis runtuh apakah kita bergembira atas hal
tersebut dengan kegembiraan yang sifatnya praktis, yang
didasarkan pada hasilnya sekarang ini dan munculnya
(bayangan) masa depan yang cemerlang bi'idznillah.
1) Hal ini bukan berarti bahwa Romawi berada di atas kebenaran, sebab mereka telah merubah
injil dan mengingkarinya.
26
-
Kemudian apakah kita sekarang mempelajari tentang ada-
nya pertarungan antar kekuatan, bahwa telah terjadi per-
tarungan antara blok Barat dengan blok Timur, dan Barat
menang atas Timur. Selanjutnya akan teriadi lagi pertarung-
an antara blok Barat yang Nashrani dengan blok Timur
yang Muslim ?
bisinilah Islam akan menang pada akhirnya, bi idznil-
Iah, sebagaimana yang telah terjadi atas Romawiyang Nas-
hrani yang menang dari Parsi yang paganis, yang kemudian
Islam menang atas Nasrani (Ahli Kitab). Begitu juga seka-
rang, Barat yang Nasrani telah menang atas Timur yang
atheis, yang kemudian akan disusul dengan kemenangan
Islam atas Nashrani, bi idzinillah.
28
BAB II
SENDI SENDI FIQHUL WAQI'
#1cKlA,*;:*u
Dlantara kebaikan Islam seseorang, meninggalkan se-
suatu J/ang tidak ada kepenttngannya.
31
Mereka menafsirkannya dengan meninggalkan masalah-
masalah politik, masalah fiqhul waqi' dan masalah lainnya.
Bahkan ada juga yang memuji salah seorang penuntut ilmu
karena diantara kebaikannya dan sifat keilmuannya dia
tidak mau terlibat dalam rnasalah-masalah yang tidak ada
kepentingannya (maksudnya masalah politik). Ini penafsir-
an hadits yang tidak sesuai dengan maksud yang sebenar-
nya dan tidak sesuai dengan proporsinya.
Ada perbedaan antara seorang muslim yang tidak men-
campuri persoalan orang lain (persoalan yang tidak ada
kepentingannya) dengan orang yang memahami batasan
persoalan tersebut dalam prinsip dan kaidahnya. Dengan
kata lain, orang yang ikut mencampuri eksekusi suatu per-
buatan dan dia sendiri tidak dibebani terhadap hal tersebut,
berbeda dengan orang yang mengatakan perkataan yang
hak apabila pelaku perbuatan tersebut melanggar batasan
yang telah disyari'atkan oleh Alloh SWT. Hal ini tidak anda
fahami kecuali bila anda memahami fakta dan kondisi di
sekeliling anda.
Dari sini kita lihat iuga, bahwa sebagian besar orang-
orang yang memberikan perhatian terhadap ilmu tersebut
hanya bersandar pada sebab-sebab fisik saja. Di dalam
menguraikan suatu peristiwa dan memprediksinya jauh dari
sebab-sebab syar'.i. Karena kalau orang kehilangan sesuatu,
maka sesuatu itu tak akan dapat dia berikan (kepada orang
lain), dan sesuatu yang dibangun di atas kesalahan ujung-
ujungnya akan menghasilkan kesalahan juga.
Karena itu sendi terkuat diantara sendi-sendi fiqhul
waqi' adalah mendasarkannya pada ilmu syar'i. Dan manu-
sia yang paling berhak dalam hal ini adalah para ulama'
dan para penuntut ilmu.
Seorang spesialis fiqhul waqi' tidak harus lulus dari
fakultas syari'ah, namun begitu dia harus menguasai se-
32
jumlah ilmu syar'i yang dia butuhkan dalam mendalami
fiqhul waqi', dan yang harus diketahui seperti fardlu 'ain
dan fardlu kifayah.
Sebagai contoh, seandainya terjadi peperangan antara
fihak mukmin dan kafir, maka diantara orang-orang yang
tidak memahami ilmu syar'i yang memiliki perhatian ter-
hadap fiqhul waqi' akan menguraikan peristiwa serta mem-
buat prediksi hanya bersandar pada sebab-sebab fisik saja.
Dia akan mulai menghitung jumlah pasukan, perlengkapan
yang dimiliki oleh masing-masing kelompok, kondisi geo-
grafisnya dan lain-lainnya. Tetapi bila orang yang berspe-
sialis terhadap ilmu ini, termasuk orang-orang yang me-
mahami dan memiliki ilmu syar'i, tentu dia akan menjelas-
kan tentang pentingnya sebab fisik karena Alloh telah me-
merintahkan kita untuk mengambil dan melakukan hal ter.-
sebut.
?536F|il,,u&t,+';
Dan perstapkanlah untuk menghadapt mereka kekuatan
apa sqlayang kamu sanggup[. (Al Anfal : 60)
FF,S&re;{ct6r StAa'iili6C$;
W,'C;'*'tigisqqptf
33
(Yattu) ornng-orang Cang mentaat[ Alloh dan Rosul-
Nya) yang kepada mereka adayang mengatakan : "Se-
sunguhnya manusla telah mengumpulkan pasukan un-
tuk menyerangmu, karena itu takutlah kepada mereka, "
maka perkrtaan itu menambah kelmanan mereka dan
:
mereka meryawab "Cukuplah Alloh me4iadl penolong
kami dan Alloh adalah sebaik-balknya pelfnduhg. " (Ali
Imron : 173)
34
Kemudian kita ambil contoh lain, yaitu peristiwa Teluk.
Saya telah mengikuti uraian dan penilaian dari apa yang
telah ditulis oleh sebagian besar para ahli tentang satu per-
istiwa (dari krisis Teluk) dan hasilnya, setelah saya teliti,
saya tidak menjumpai sebab terjadinya peristiwa kecuali
sebab-sebab yang jauh dari uraian syar'i dan hanya ber-
sandar pada sebab-sebab fisik yang terpisah dari pandang-
an syar'i.
Di sini saya katakan, bahwa sesungguhnya yang per-
tama kali harus diperhatikan oleh orang yang berspesiali-
sasi, hendaknya mendasarkan ilmunya di atas asas-asas
syar'i yang bersandar pada Al Kitab dan As Sunnah, khu-
susnya ilmu akidah. Sebab tanpa hal tersebut sekali-kali
tidak akan ada pemahaman terhadap prinsip wala' dan
baro'.
Dengan ilmu akidah kita dapat memahami batas-batas
keimanan dan prinsip-prinsipnya, khouf, roja', tawakkal
dan hakikat kemenangan dan kekalahan. Sedangkan dari
Kitabulloh kita mengetahui jalan para penjahatdan musuh-
musuh Islam, uslub mereka dan apa saja yang menjadi ke-
harusan terhadap hal tersebut. Dan dari Sunnatul Musthofa
saw. Kita bangun asas interaksi dengan fakta yang kita
hadapi, tanpa adanya sifat berlebihan yang memungkinkan
bagi dakwah, dan menjauhkannya dari ketergelinciran.
Perlu diperhatikan bahwa hal ini bukan berarti meng-
halangi kita untuk mengambil manfaat dari spesiaiis ilmu
politik dan ilmu-ilmu yang lainnya, yang ilmunya tidak di-
dasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Namun hal itu dilaku-
kan setelah dipertimbangkan dan diselaraskan dulu dengan
prinsip-prinsip dan kaidah syar'i2). Dengan begitu persepsi
menjadi sempurna dan tujuan akan terealisir.
tffi'fi'ffifi-k d.t". bab "Ceritakanlah tentang Bani tsroil dan tidak ada keberatan" (yakni
tidak berdosa selama itu baik menurut syara')
Shohihul Jami' I : 600 nomor 3131, dengan kaidah-kaidah yang disebutkan oleh para ulama'
dalam bab ini
ss
3 Luasnya telaahan dan senantiasa memperba-
haruinya
Ilmu ini berbeda dengan ilmu-ilmu yang lain. Ada suatu
ilmu yang bisa dipelajari secara mendalam dalam waktu
terbatas, kemudian beralih kepada ilmu yang lain. Semen-
tara ada ilmu yang mana orang yang berspesialisasi dalam
ilmu ini membutuhkan waktu yang terus menerus untuk
mengikuti perkembangannya.
Sebagai contoh adalah ilmu faroidl (waris), ilmu ini
sangat penting bahkan dikatakan ilmu ini setengah dari se-
luruh ilmu. Namun demikian penuntut ilmu mampu men-
dalaminya dalam tempo waktu tertentu, kemudian mulai
mengambil manfaat dan menerapkannya. Dalam ilmu ini
tidak ada medan pengembangannya kecuali daiam masalah-
masalah cabang. Begitu pula dengan ilmu Nahwu, kita
cukup mendalami apayang telah ditulis oleh pendahulu kita.
Oleh karena itu usaha-usaha untuk memperbaharuinya se-
nantiasa mengalami kegagalan, memang sepatutnya demi-
kian.
Adapun fiqhul waqi' membutuhkan dua hal yang penting :
5 Berinteraksipositifterhadap fakta
Untuk memahami fakta, maka anda harus berinteraksi
terhadap fakta tersebut, menjadi unsur yang memberi
pengaruh di dalamnya.
Orang yang hidup di tepian kehidupan, dia tidak akan
mampu mengetahui jauhnya alam ini dan apa yang terjadi
di dalamnya.
39
Oleh karena itu diantara konsekwensi dari ilmu ini,
hendaknya anda berinteraksi dengan berbagai peristiwa
dengan interaksi yang positif, ikut bergembira dengan ada-
nya berita yang menggembirakan, ikut sedih dengan adanya
musibah yang melanda kaum muslimin. Tidak cukup hanya
ikut bergembira dan sedih saja, namun anda harus menjadi
orang yang memberi pengaruh terhadap fakta tersebut,
yaitu menjadi unsur penggerak, memberikan tanggapan ter-
hadap peristiwa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Oleh karena itu, seorang dokter yang mengurung diri di
dalam rumahnya setelah dia lulus kuliah, tidak membuka
praktek dan tidak mengikuti perkembangan ilmu kedokter-
an, tidak juga mengobati lewattelepon atau surat misalnya,
tidak mungkin akan menjadi seorang dokter yang berhasil.
fika benar (dalam terapinya) sekali, maka kesalahannya
akan berkali-kali, dan bisa jadi pengobatannya itu dapat
mengakibatkan kebinasaan bagi pasiennya.
Begitu juga dengan orang yang memisahkan diri dari
kehidupan kaum muslimin, jauh dari keadaan dan kesedih-
an mereka, tidak terpengaruh dan tidak memberi pengaruh.
Orang yang demikian, sekalipun menulis, memberikan urai-
an, maka uraiannya itu akan tetap dingin dan tidak realistis.
40
min sampai pada befita-berita orang-orang kafir.
Dengan demikian orangyang berspesialisasi dalam ilmu
ini merasa bingung memilih sumber-sumber tersebut dan
memperlakukannya.
Orang yang menggembala kambing akan mendapatk\an
dan memahami sebagian dari sifat dan watak dari kambing-
kambing tersebut, demikian ju ga dengan orang yang meng-
gembala onta. Lantas bagaimana halnya dengan orangyang
menerima berbagai pemikiran dan pendapat. Terkadang dia
bisa menjadi korban bagi sumber yang dipilihnya, dan se-
lanjutnya hal tersebut akan berpengaruh pada pemahaman-
nya terhadap fakta dan penilaiannya terhadap alur peris-
tiwa. Oleh karena itu, baik dalam memilih nara sumber me-
rupakan hal yang penting dan asasi, bahkan merupakan
salah satu dari sendi ilmu ini.
Berapa banyak orang yang terpengaruh oleh media
asing, hingga sebagian dari mereka menjadi corongnya,
menyebarluaskan pemikirannya, menggembar-gemborkan
tujuannya tanpa disadari olehnya.
Kemudian ada hal lain, yaitu melihat banyaknya nara
sumber ilmu ini seorang spesialis tidak akan mampu untuk
mengetahui semuanya, dia membutuhkan kecermatan da-
lam memilih demi menghemat tenaga, memilih yang terbaik
dari yang baik, memilih yang paling utama dari yang utama,
yang terpenting dari yang penting.
Itulah sendi-sendi fiqhul waqi', barangsiapa menegak-
kannya, maka ia akan mampu menundukinya dan me-
nguasainya. Dan barang siapa yang tidak memperhatikan-
nya, maka hal itu akan berpengaruh pada ilmu dan penge-
tahuannya.
Sendi-sendi tersebut diperlukan bagi spesialisnya mau-
pun yang tidak. Bagi yang berspesialisasi hal tersebut ber-
guna untuk membantunya dalam mendalami masalah ter-
4t
sebut. Adapun bagi yang tidakberspesialisasi berguna un-
tuk mengetahui asal diperolehnya ilmu tersebut, dan untuk
membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara yang
benar dan yang salah. Karena tidaklah semua yang putih
itu lemak dan yang hitam itu korma. Berapa banyak orang
yang mengklaim mengetahui ilmu tersebut, padahal dia
belum mengetahuinya dengan baik. s
42
BAB III
PENGARUH POSITIF FIQHUL WAQI'
1 Memperkokoh farwa
Ibnul Qoyyim mengisyaratkan pentingnya ilmu ini bagi
seorang mufti (lihat kitab I'lamul muwaqqi'in 'an Robbil
'alamin). Dan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh para
43
ulama' bahwa hukum menetapkan atas sesuatu merupakan
cabang dari persepsinya.
Seorang mufti wajib memperhatikan suatu masalah se-
cara khusus dan juga tentang esensi fatwa pada masalah-
masalah kontemporer. Oleh karena itu kita dapat jumpai
adanya ketidak percayaan umat terhadap sebagian fatwa,
yang muncul dari sebagian para penuntut ilmu, sebab fatwa
tersebut tidak didasarkan pada pemahamanyang mendalam
terhadap fakta kontemporer.
Sementara kita juga menjumpai fatwa-fatwa yang mun-
cul dari para ulama' kita yang didasarkan pada persepsinya
yang sempurna terhadap kondisi yang berlangsung, serta
pemahaman terhadap hal-hal yang bersifat baru, memper-
oleh posisi yang baik di mata umat dan hal ini tidak memberi
kesempatan bagi pancela dan penentangnya.
Oleh karena itu, sesungguhnya fanva --dalam banyak
masalah membutuhkan pemahaman terhadap ushul, furu'
dan fakta. Apabila lemah salah satu dari hal tersebut maka
akan lemah pula farwanya.
Tak disangsikan lagi, fatwa yang kokoh dan mendasar
akan mempunyai pengaruh yang positif dalam kehidupan
umat baik sekarang maupun akan datang. Hal itu tak akan
terwujud kecuali dengan terpenuhinya syarat-syarat fatwa
yang telah ditentukan oleh para ulama', antara lain sem-
purnanya persepsi terhadap masalah, yaitu fiqhul waqi'ter-
hadap masalah-masalah kontenporer.
44
Islam dan para da'inya ke dalam kesalahan asasi dalam
manhaj dan ushlub dakwahnya.
Bila kita perhatikan penyebabnya, akan kita rasakan
bahwa rygiqq lnereka terbagi dalam dua bagian :
Y9rtaryq,'mereka, para da'i, memahami'fakta yang ada
di haYap6-nnya, namun mereka tidak mendasarkannya pada
prinsip-prinsip syar'i yang sempurna. Mengingat kelemah-
an mereka dalam membangun dakwah di atas manhaj Ahlis
Sunnah wal fama'ah, akhirnya mereka terjerumus ke dalam
kesalahan yang berat. Mereka membayar para pengikutnya
dengan harga yang tinggi, namun mereka belum mereali-
sasikan tujuan yang didengung-dengungkannya, yaitu
tegaknya hukum Alloh di muka bumi, karena cacatnya di
dalam irranhai.
r'' Kedua, mereka memiliki ilmu syar'i dan manhaj mereka
bdrrar secara umum, namun mereka tidak memahami fakta
serta kondisi yang ada dihadapannya dan tidak berinteraksi
dengannya, akibatnya ushlub dakwahnya pincang. Men-
dahulukan sesuatu sebelum waktunya, dan tidak bisa mem-
bedakan antara ushlub dan manhaj, akhirnya hasilnya pun
negatif dan memiliki pengaruh yang terbatas.
Untuk menghindari hai-hal yang negatif serta kesalah-
an-kesalahan tersebut, maka dakwah haruslah dibangun di
atas asas syar'i yang bersandar pada Kitabulloh dan As
Sunnah sefia pemahaman terhadap Salaful Ummah, yang
diantaranya adalah fiqhul waqi' dengan sendi-sendinya.
Dengan demikian dakwah dan para pengikutnya akan ter-
hindar dari ketergelinciran, bahaya dan penyimpangan,
dan kita merealisasikan firman Alloh SWT.;
3i-3,ry;it4gu,+;rFJ:d
Serulah (manusta) kepadajalan Rob bmu dengan htkmah
dan pelqjaran.yang baik. (An Nahl : 125)
45
5 Sampai kepada hasil yang baik dan penentuan
silcap yang benar
46
adalah persepsi setiap jama'ah bahwa kerusakan umat ter-
letak pada lemahnya dalam satu segi diantara segi tersebut,
tanpa yang lainnya. Lalu dicanangkanlah tujuan asasinya,
yaitu menyempurnakan kekurangan tersebut. Seperti yang
telah saya sebutkan bahwa sesuatu yang dibangun di atas
permulaan yang salah akan mengakibatkan hasil yang
salah juga.
Orang yang memperhatikan realitas umat Islam seka-
rang ini mengetahui bahwa sebab kemunduran umat kita
sekarang ini dipengaruhi oleh banyak faktor ; ruhiyah,
sains, politik, jihad, akidah, dan ekonomi. Persepsi yang
sempurna terhadap fakta ini akan menjadikan para da'i
menggariskan manhaj dakwahnya secara sempurna, iauh
dari sifat parsial dan individual.
Demikianlah Rosululloh saw. mentarbiyah para saha-
batnya dan membangun masyarakat muslim, masyarakat
yang sempurna jauh dari aiaran kaum sufi dan politik
orang-orang sekuler.
,4''i ;;;+W #s {G: {{ ffi i1i
q:{rj'&
Pada hai lnt telah Kusempurnakan untukmu d{en
kamu, dan telah Kucukupkan nikmatKu kepadamu, dan
telah Kuidho[ Islam ttu menladi dtenmu (Al Maidah : 3)
47
an yang mendalam terhadap alur peristiwa serta persepsi
yang sempurna terhadap fakta, dalam seluruh aspeknya,
akibatnya akan menjadi kacau dan bukan lagi menjadi pe-
rencanaan.
Kondisi yang melanda negeri-negeri-negeri kaum mus-
limin, dan ujian yang kita hadapi mengungkap tentang ke-
munduran kita dalam banyak hal, dibandingkan dengan
musuh-musuh kita. Sampai-sampai kita membutuh[an
mereka dalam banyak hajat kehidupan kita.
Pada waktu dimana musuh-musuh kita membuat pe-
rencanaan untuk seratus tahun mendatang atau lebih, liita
dapati kegagalan yang begitu cepat dalam perencanaan
kaum muslimin untuk sepuluh tahun atau kurang dari itu.
Fiqhul waqi' dalam segala aspeknya yang beragam akan
memberikan kesempurnaan dalam mempersepsikan peren-
canaan. Dan ini termasuk dalam aksioma perencanaan yang
Fatang untuk masa depan umat dan harapan bagi generasi
berikutnya.
Sedangkan perencanaan tersebut mencangkup seluruh
aspek kahidupan, dakwah, sains, ekonomi, militeidan lain-
lain, sampai kita menjadi seperti apa yang dikehendaki
Alloh kepada kita ;
qL:4,4rt41tr#
Kamu adalah umatyang terbaikyang dilahirkan untuk
manusta (Ali 'Imron : 110)
Yaitu umat yang kuat bangunannya, disegani, dan umat-
umat lain serta para raja tunduk kepadanya demikian juga
para tiran.
-A+ir;l,vlii*t,a;
Kekuatan itu hanya milik Alloh, mtlik RosulNya dan
milik orang-orang mukmin. (Al Munafiqun : 8)
48
Dengan demikian kita memelihara kaum muslimin dan
mewujudkan wibawa mereka dalam jiwa musuh-musuh-
nya, sebagaimana sabda Rosululloh S?w. ;
Saya dibei pertolongan dengan digentarkanNya (twa
musuh) dalam peryalanan sebulan. (Shohihul Jami' I :
24O, no.: 1o56)
Dan benarlah firman Alloh SWT. yang Maha Agung ;
&j:,za+s$i;;q t{iia,,lb3 ..
l.
J'z
&a:nigPY
(dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh-
musih Atloh, musuhmu, dan orang selain mereka yang
kamu ttdak mengetahuinya sedangkan Alloh menge-
tahutnya. (Al Anfal : 60)
'"{jjⅈr4i$]6$gJ+{c;;g-pt
orang
Sesungguhnya itu merencanakan tipu daya
kq,frr
yangiahat Cengan sebenar-benamya. Dan Akupun mem-
buat (rencana) pula dengan sebenar-benarnJla. Karena
itu bei teguhlah mereka barang sebentar. (Ath Thoriq :
ls-t7)
49
Dan juga mengungkap tipu daya Yahudi dan Nashrani :
&$,rtupr,ti;fr '.9"+;6;
Orang-orang Yahud{ dan orang orang Nashrant tidak
akan senang kepadamu hingga kamu mengikutl qiaran
mereka. (Al Baqoroh : l2O)
,4i:ii-i;le65dg,6ii;Uiyn:rS
&i+t{Ea&c'i,7ap;ti6,!:t;
Dan apabila mereka beryumpa dengan orang-orang ber-
iman, mereka berkata: "Kamipun telah beiman'Tetapi
bi[a mereka berada dt sesama mereka, fa[u mereka ber'
kata : "Apakah kamu menceitakan kepada mereka
(orang-orang rnukmin) apayang telah dtterangkan Alloh
kepada mu, supqya dengan demtkian mereka d.apat me-
ngalahkan h4ijahmu dthadapan Robbmu. (Al Baqoroh :
76)
Dan tentang orang-orang munafik Al Quran telah meng-
ungkap ;
#H;;'^it,qL*ca*ii,at
Sesungguhnya orang-orang munqfrk itu menipu Alloh,
dan Atloh akan membalas tipuan mereka. (An Nisa' :
r42)
o;A;,,rr7rtttit|-e'iltg*Sg
o;j;H-*rS-:1e;;;:'p &rti
50
Dan blla dikatakan kepada mereka ; "/anganlah kamu
membuat kerusakan d[ muka bumt, " mcreka mcryawab ;
51
masyarakat umum, spekulasinya berhasil.
Fiqhul waqi' mengungkap tentang mereka dan tujuan-
nya, pada akhirnya memelihara para ulama' dan umat.
Kedua, fiqhul waqi' juga sebagai pelindung ulama',
khususnya disaat fatwa mereka didasarkan pada fakta, dan
tahu tentang cabang-cabang masalah serta ushulnya. Fafwa
yang demikian tidak memberi kesempatan bagi orang-orang
yang mau mencela atau menentangnya, dan juga diterima
baik oleh para penuntut ilmu dan masyarakat umum. Tak
diragukan lagi, hal ini akan memperkuat hubungan antara
ulama' dan para penuntut ilmu, dan menangkal orang-orang
yang mengeksploitir kesalahan untuk menjauhkan para
pemuda dari ulama'nya.
Dengan demikian kita memelihara dan memperkokoh
kedudukan para ulama' di dalam jiwa masyarakat, agar ada
di tangan mereka kepemimpinan, termasuk di dalamnya
kepemimpinan ilmu dalam mengarahkan umat dan mem-
bimbing mereka dalam urusan dien dan dunianya, seperti
dulu -dan senantiasa akan berlangsung sepanjang masa, bi
idznillah.
!.-41ela_q4_99&up 4e-
tan mensetahui haki-
Krat4ya, tgr
tipu oava
uDu dava coa q@ins-dilanearka!-te-mGp-=gpaJ
ini. EI[-[G
d,@&'!Fllmanlqgs4&44--aual-aq-amalalt j*-i!!i
-. - J__,---- -
yaqggenqh-deUg.4lr_kgr_qlgrub44.Itadangkalaada jugase-
orang penuntut ilmu melakukan perkara-perkara yang sifat-
nya tidak prinsip, dengan anggapan bihwa persoalan umat
52
ini berjalan baik-baik saja, tak ada sesuatu yang mengotori
kebersihannya dan tak ada yang mengancam eksistensi dan
masa depan uamt ini.
Namun apabila kita memahami fakta dengan sebenar-
!ya,,-Ienpt siffi t yans bCile6ihal,-tlta
tgnpa etrryqns_994qq44!, akan meqseE4lr'
.!l!l_qISq menrfuahui
usaha:usa-hffim rnaupun dari luar qn-
t$ mqtgbglgUrkan grnellli, dan menghancurkan miliknya
tukme
velgteEsselra, v1!9 4ieryvq.
n adanya rasa tan.qgung
D_94934,?q?nya ta -la!q?D, akan lgly3p]$
rwab, aKan lgnyaplan
penghalang yang melemahk44p4ndangan kita. Dan lenyap
bila=Iasan:AaFan tang-aigembti$mborkan oleh ke-
banyakan manusia dengan anggapan bahwa persoalan
umat ini berjalan baik-baik saja. Kita lebih baik dari yang
lain, dan ini tak dapat diragukan lagi berkat karunia yang
dilimpahkan oleh Alloh SWT. Namun, terlena dengan per-
kataan ini tanpa disertai dengan amal dan usaha untuk
mempertahankan kebaikan dan memeliharanya, bisa meng-
akibatkan kepada lenyapnya kebaikan itu.
(,;:rf-i$Ltirt;r;-r"5hi1*u'{,;'i{
Allf laam mlim. Apakah manusla [tu meng[ra bahwa
rncreka dtbiarkan (sq1a) mcngatakan ; "Kami teltrli bs-
53
lman" sedang mereka ttdak dttgt lagi ? (Al Ankabut: 1
-2)
q'P'&;Q|e,t$fui7i1;{:1,ys6'i;F/
Apakah kamu mengtra bahwa kamu akan masuk sywga,
padalal belum nyata bagi Alloh orang-orangyang ier-
jihad diantaramu, dan belum nJ/ata orang-orang.yang
sabar. (Ali'Imron : 142)
Pemahaman kita terhadap ayat di atas dan pengetahuan
tentang rintangan yang telah dihadapi oleh Rosululloh saw.
dan para sahabatnya yang mulia di dalam dakwahnya, se-
muanya akan menambah keimanan kita. oan kesudahan
yang baik itu adalah untuk orang-orang yang bertakwa,
sekalipun jalannya panjang dan rintangannya bermacam-
macam.
Pada saat yang sama kita juga memahami jalan dari
musuh-musuh kita dan kesulitan yang mereka alami dalam
mewujudkan trijuannyayang batil dan keji. Dan juga akan
menambah ketahanan kita dalam menggapai tujuan kita
yang tinggi dan mulia.
,.n6t,*fr:6iuj18
fika kamu mendapat luka, maka sesungguhnya kaum
(kqfir) itu pun mendapat lukayang serupa. Dan (masa
kq/ayaan dan kehancuran) tru tfami pergilirkan diantara
manusia. (Ali'Imron : l4O)
6#;p,rt41p;oii6t5,tii1&vilvt''#ot
54
/ika kamu mendeita saklt, rnaka sesungguhnya mereka-
pun mendeita saktt pula, sebagafmanayang kamu dei-
ta, sedangkan kamu mengharap dai Alloh apa J/ang
tldak mereka harapkan (An Nisa' : 1,04)
Dengan demikian, penderitaan dan kesulitan berubah
menjadi kelezatan, sebagaimana para pendahulu kita yang
merasakan lezatnya jihad fi sabilillah. Dengan hal itulah
kita eksis atau tidak.
'ew;4;1itr€s
Kamu adalah umat)/ang terba[kyang dllahlrkan untuk
manusia. (Ali Imron : 110)
Sedangkan sekarang, kita seperti buih menjadi bulan-
bulanan musuh, seperti makanan yang diperebutkan dari
berbagai penjuru" Kita berada di tengah-tengah istilah :
dunia terbelakang, dunia berkembang, dunia ketiga dan
istilah-istilah lainnya.
Pemahaman kita terhadap masalah ini, dan melakukan
hal-hal yang positif untuk keluar dari padanya, merupakan
pembuka jalan untuk kembali kepada kedudukan kita se-
mula. Inilah sebagai langkah awal untuk keluar dari krisis
55
kita. Rtas karunia Alloh lah kita memiliki sendi-sendi ke-
muliaan dan kepemimpinan.
Dan kita masih membutuhkan orang lain dalam bidang
tsaqofah, politik, dan mayoritas dari hajat kehidupan kita.sr
Kebutuhan kita untuk mengembalikan tsaqofah kita se-
cara mandiri sudah mendesak, yang selanjutnya akan me-
ngembalikan kepercayan manusia kepada kita dalam segala
bidang, tsaqofah, politik, sosial, dan ekonomi. Kemudian
kedudukan kita akan meningkat dan kita menjadi sebagai-
mana yang dikehendaki Alloh kepada kita, yaitu "umat ter-
baik yang dilahirkan untuk manusia". =
51. Orang yang nlr'lihdt junrlah para urusan dari neg.lrd ncllara IslaDr vdng (likirinl kr ilc{ara
nr'saraBaraldanTinnrrdiolnnaiunrl:thnrtrrkasuclahnr('ncapaibtratrrs r;rtusrilrrrataulcbih
ntemahanri apn varL sava maksutlkan.
56
BAB IV
KAIDAH-KAIDAH DAN PERINGATAN
57
Oieh karena itu bersandar pada sebab-sebab fisik saja
dalam menguraikan suatu peristiwa bisa mengakibatkan
kesalahan yang fatal.
Maka dari itu, bagi orang yang mendalami fiqhul waqi'
harus berpegang pada kaidah ini dan menjauhkan diri dari
sifat berlebihan. Dia ju"ga harus nlenempatkan masalah se-
cara proporsional dan menselaraskan maklumatnya dengan
mizan syar'i dan akal, sebab akal yang murni tidak ber-
tentangan dengan dalil naqli yang benar.
i
i#trt a$;Cl)taicJt6!
H ct t'trrt t tg - t1 r(t n-q -l/ a ng b c rl t n a t t. -f i k tt tl tt r tt t t5l k cp a d a m u
c.!'(n.g Jitstk tttctttlttntct suttttt bt'n'ttt, ntctktt peiksalah
ctrrtgtut tclitt. 1Al Huiurot : 6 )
2. Sebagiarl nara surnber fiqhul waqi' berasal dari manusia
yang tidak nrenrenuhi kriteria keadilan, baik orang-orang
kafir maupun orang-orang fasik.
Bahayanya rnenrbangun hakikat berdasarkan pada
sumber yang tidak jelas atau diraglrkan kebenarannya,
mengharuskan kita teliti, tidak serampangan dan tidak ter-
buru-buru, agar hasilnya tidak meleset dari apa yang telah
kita prediksikan.
Saya peringatkan pada anda tentang salahnya bersandar
dengan kalimat 'katanya', kalirnat ini memang memiliki
pasaran yang laris, rttudah diterirna oleh kebanyakan orang.
58
Begitu juga dengan cara mengatakan : "Telah mencerita-
kan kepadaku orang yang dipercaya dari orang yang diper-
caya..." . Cara demikian tidak bisa dijadikan sebagai sandar-
an dalam menetapkan hakikat, dan sebagai petunjuk ada-
nya bukti. Cara seperti ini tidak membuat berita bisa di-
terima benar atau salahnya.
|uga saya peringatkan khusus kepada para penuntut
ih r, !. n du L tryg* qg_qpg!be!i&! te n ta ng pe!!!!g4ya m_e-
Uulttt: 4aqd&!eara-
\el,9.gpuv{'09!!1n1q!e!\e1}gpqdqEerebs=se-ruatl$qs
rii e reka se ndiii-tfi ak me mliurulilair ny-.
59
dalam, yang berdasarkan pada kesempurnaan dan hakikat
kebenaran.
S. eimnang merupata a' Robbani, dan
tida i'faltor Pem-
bantu kelanggengan, "dan amalan yang paling disukai oleh
Alloh adalah yang langgeng walaupun sedikit." Seimbang
juga sebagai salah satu jalan untuk melakukan amalan se-
cara baik, dan "Alloh senang apabiia salah seorang dari
kalian melakukan suatu amalan dengan baik dan'rapi".4)
Yaitu tidak menambah dan tidak mengurangi, tidak ber-
lebihan dan tidak mengabaikan.
LUJi:i{ii4a,K;
Dan demtktanlah Kamt telah me4iadikan kamuummatcn
wasatho. (Al Baqoroh : 142)
ang m e,r,qp_q k4q tU tUuta n syar' i. o_gl_qgggry._logila
S e imb
tr-AgEi[q=s-dqtipegglgehtnmergpakassi{at-tercela.
ffi
mashlahat d an mafzadat dan memilih bahaya yang teringan,
memperhatikan akibat yang ditimbulkan oleh sikapnya,
jauh dari semangat yang tidak terkendali dan emosional.
Berkenaan dengan itu, akan saya tunjukan tentang satu
masalah penti ng, yaitu\llqj;angatg gmbutulqkan semangat.
NamunsemaxgatituharuslaTrunduk-ktedtakal,{snakA
haiuFberpegangpfl! kaidah - kaidatr syar i. Apabiia sema--
ngaf terlepai dari kendali akal akan mernbahayakan bagi
pemiliknya dan bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.
Dan akal bila tidak dikendalikan oleh syara', akan meng-
akibatkan pada penyirnpangan dan kesesatan.
Ia!i, selqqqg4 In-p94g4g' !ap! .4&al,il1rl9!th-!cn!ing
de11,pAdeqy.a. D.ar1@]ft,i kuat, tapi-syela' Iebih kuat dali
piqa'nva ol n tennlaun_panoa n.qffi @
spmangr! menyatu qyglr kqnda]r-sJ4la' ryAEAhasIrya
qli4n_Lepgji, $aq $apuya benar. Dan apab,ila salah satu
rukunnfrleniafi, makffitara yang diin!;inkan dan yang
menginginkan keduanya sama-sama lemah.
Dan hikmahrSia berinteraks! lerbgdap&&ta adalah se-
bagaimandteng seya maksudkan, y4tu sebagai bent5:1g
p ql_r4{ULg
1|l!, b_a hay_a_d4t_ s ikqp ek s tre m.
6i.5Ad\p**,Wly{*u#;*Jte
Serulah (manusta) kepadaialan Robbmu dengan hikmah
dan pelqlaranycng batk, dan bantahlah mereka dengan
caraJ/ang balk. (An Nahl : 125)
Nw';;i')ilig'ci{-i18}':eii&
Alloh menganugerahkan htkmah bagi siapayangoti ne-
hendaki Dan barang,sicrpa.vang dianugerahi htkmah ttu,
ia benar benar d[anugeruh{ karun[a yang banyak, (N
Baqoroh :269)
61
4 Tldak memastikan dalam membuat
predlksl
Diantara yang dibutuhkan oleh spesialis ilmu ini adalah
membuat prediksi dan kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi, Hal ini dimaksudkan untuk membuat anti-
sipasi dan menginformasikannya kepada umar rentang
maksud jahat dan tipu daya musuh yang sedang dilancar-
kan.
Sesungguhnya apa yang akan terjadi di rnasa mendatang
merupakan perkara yang gaib yang hanya diketahui oleh
Alloh, sedangkan manusia hanya mampu membuar ke-
ntungkinan-kemungkinan dan memprediksinya, Dan
Rosululloh saw. sendiri diperintahkan oleh Alloh SWT.
rurrtuk nrengatakan :
i-rtl,Git$fr
J--v. e!,r,bl#i''trdf:i;
Dart sckirarLlu aku mtngetcthui,ttarg gaib, tentulah aku
m(mbudt kc'ltcytkatt scbarg'ctk-banyaknya dan aku
titluk akart ditirrtltir kc'nuk{l(trott /r. (Al A'rof : 188)
Oleh karerra itu, diantara yang harus diperhatikan juga
bagi spesialis ilnru ini adalah ridak mernastikan terhadap
prediksinya, khususnya bila dalil-dalil yang dijadikan
dasar rnasih berkisar anrara dalil zhonn (praduga) baik
zhon niyyatust tsubut ataupult zhonniyyatud dilalah. Jarang
sekali adanya dalil yang qorh'i baik yang qorh'iyyurs rsubur
maupun qoth'iyyud dilalah, dalam keadaan seperti iru.
Seandainya ada dalil yang qoth'i, namun inasih dalam
katagori kemungkinan tentang terjadinya, sebab wahyu
sudah terputus;
t^i4K,iti";:;1r$V
62
Dan t{ada scorctngputr yang dapat motgetahul (tkngan
pastl) apa:/ang diusahakann-va brcok. (Luqnlan : 34)
Sekalipun dalil yang kita gunakan adalah sunnatulloh yang
sudah tetap, namun penerapannya pada tempatnya mem-
butuhkan penelitian dan tidak memastikan.
u-st:t&_Uglabra& &gr pe{q !gllg!j!! i I m_u. h e n d a knva
[q4PgfbaJiEaq masalah inii -44[
noerhatikan m4salan_jn dan mendasarkan
nr kemunekin-
kemu ngki-n-
;qE.,a:d&uaolya_padatratrfEt-aat'-_dalif,i_!dA!il yang
@f ta' dia
\gqhgi..O
ketahui. Dan berinteraksi d munskinan nada
se s ua t u yulg r9!-
sesuatu o e n€?! nytu ag4l! o9I_ o IK e u I K a n
)la_Lg_.s 9l_u3J _ I
64
BAB V
NARA SUMBER FIQHUL WAQI'
65
perhatikan hakikatnya, maka melalui hal di atas kita akan
memperoleh suatu kejelasan.
Misalnya masalah pertarungan dengan Yahudi yang
merupakan masalah kontemporer dan menahun. Kita akan
dapati nara sumber terkuat untuk memahami jalannya pe-
ristiwa tersebut adalah Kitabulloh, yaitu melalui hal-hal
berikut :
1. Ayat-ayat yang banyak berbicara tentang tabi'at, watak
dan hakikat Yahudi serta akhlak mereka, hingga akhlak
mereka terhadap Sang Penciptanya, Alloh'azza wa |alla.
2. Ayat-ayat yang mengekalkan sejarah mereka bersama
Musa as. sejak beliau diutus kepada mereka, sampai
kisah tentang tersesatnya mereka (di Padang Tiih), di
mana hal tersebut mengandung ibroh yang tidak ter-
batas.
3. Sejarah Yahudi bersama para nabi mereka.
3;.3r6ti;-ii{Lf;#t
Maka bcbcru:pa orang (diantara mere{as kamu dustakan
dan bebcraT':r orQltt (yang lainnya) kamu bunuh. (Al
Baqoroh:8/)
4. Sikap Yahudi terhadap berbagai perjanjian yang diada-
kan oleh Alloh dan para nabi terhadap mereka. Sejarah
mereka penuh dengan penghianatan.
&,!.s;d,:#ii&G;i
Patutkah (nercka ingkar kepada aJat-aJat Alloh), dan
sctiap kalI ntercka nrcngtkatjaryi scgolongart merekc me-
lcmparkanrrya (Al Baqoroh : 100)
5. Sikap mereka terhadap Islam dan Shohibur risalah
Muhammad SAW.
6-;x_&6;Jo{,;;;xg"1i;ir_;1;ii
66
6-fr-Fttlr'644,b4'4.,edt'-{
Apakah kamu maslh mengharapkan mereka akan per-
cqya kepadamu, padahal segolongan dai mereka men-
dengarfrman Alloh lalu mereka mengubahnya setelah
mereka memahamlnya, sedang mereka mengetahui. (Al
Baqoroh: 75)
Para mufassir telah menjelaskan masalah ini dan mampu
memberikan kepuasan. Kalau anda mau, lihat kembali apa
yang telah disebutkan oleh Sayyid Quthb rohimahulloh,
tentang Yahudi di awal surat Ash Shof. Dan bagi orang-
orang yang menyelesaikan masalah Palestina pertama-
tama hendaknya menengok kembali Al Quran.
Kita juga akan dapati penjelasan Al Quran tentang.
masalah dahulu dan masalah-masalah sekarang, yaitu ten-
tang kemunafikan dan orang-orang munafik, tentang cara
dan program mereka. Lalu cara apa yang lebih utama untuk
menyelesaikan keadaan dan makar mereka ?
',i r';irtzt
F; L:t; i &
M e re k a t tu I a h m us u h Qta ng s eb e n arny a) "3,
m a k a w asp ada -
lah terhadap mereka, semoga Alloh memblnasakan
mereka. (Al Munafiqun : 4)
fadi Al Quranul Karim adalah penolong yang tidak akan
pernah sirna, dan yang tidak akan pernah kering, dimana
di dalamnya terdirpat informasi tentang orang-orang se-
belum kita dan informasi tentang sesuatu yang akan datang
dan juga penjelasan tentang sesuatu yangada di sekeliling
kita.
,fu-F"W,z.Saj+fi,"vneKS
Dan demiktanlah Kami jelaskcn aJ/at-ayat Al Quran
67
( s up ayaj c I asj a I a n o ra ng o rangya ng s ho / e h1 da n s up aya
jdas (pula) jalan orang-orangyang berdosa. (Al An'am :
5s)
2 As Sunnatun Nabawiyah
Rosululloh SAW. tidak berbicara menurut kemauan
hawa nafsunya, namun yang diucapkannya itu adalah
wahyu yang disampaikan kepadanya. Kalau kita perhatikan
siroh Rosululloh SAW. baik di waktu damai maupun di
waktu peperangan, dan sruat-surat beliau kepada para raja
dan kaisar serta penyambutan beliau terhadap para utusan
dan pada saat.mengadakan perjanjian, akan nampak jelas
dihadapan kita suatu hakikat yang tidak bisa dipertenrang-
kan lagi, bahwa beliau diberi hikmah secara sempurna.
68
keluar menuju ke jalan keselamatan.
Siroh beliau terhadap orang-orang munafik, dan sikap
beliau yang teguh terhadap tipu daya mereka. Kita mem-
butuhkan siroh-siroh tersebut di jaman kita sekarang ini
di mana kemunafikan merajalela.
69
Dan perhatikanlah farwa-fatwa Syaikh Muhammad bin
Ibrohim, surat-surat Syaikh Abdulloh bin Humaid, di situ
anda akan mendapatkan cakrawala yang luas, pandangan
yang jauh serta pemahaman yang mendalam terhadap ber-
bagai peristiwa.
TO
/l
/, lz , -
^ ^/.
d;oti-y'e;+og'i56;EJ;r:rii-t6.pj;
Dan apakah mereka tidak mengadakan pery'alanan di
muka bumi dan memperhattkan bagaimana aklbat $/ang
dtdeita) oleh orang-orang sebelum mereka ? (Ar Ruum :
e)
-1$'e4oq,;:ii,t
Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-
sunnah Alloh, karena itu, bejalanlah kamu dl muka bumt
dan p e rh a t tka n / a h b aga I ma na a k b a t orang - o ra ng J/(r ng
t
,ry. ti 1 ;#36p,6,g,ti 1 6H
Maka beryalanlah kamu dl muka bumi dan perhattkan{ah
aktbat orang-orang yang mendustakan (Rosul-rosul,l.
(An Nahl : 36)
Dan masih banyak lagi ayat-ayatyang menjelaskan masalah
ini.
Al Quran telah menceritakan kepada kita tentang peris-
tiwa umat-umat sebelum kita ;
*L ;u i * 4i U ags for,yi1g,.ji;; s st
Demtktanlah ^t;
Kamt kisahkan
kepadamu (Muhammad)
sebagian kisah umatyang telah lalu, dan sesungquhnya
telah Kamt beikan kepadamu dai s[st Kami suatu per-
[ngatan (Al Quran). (Thoohaa : 99)
7l
Dan Rosululloh SAW. sendiri telah mengisahkan
kepada para sahabatnya tentang orang-orang sebelum
mereka.
l,lempelajari sejarah akan menjelaskan kepada kita ten-
tang sunnah-sunnah Alloh (balasan dari perbuatan tercela)
yang berlaku bagi berbagai umat dan lapisan masyarakat.
72
tiwa yang terjadi sekarang.
Kita ambil contoh, misalnya peristiwa-peristiwa yang
dihadapi umat kita sekarang, di mana dalam berbagai segi
mempunyai kesamaan dengan peristiwayang pernah terjadi
di Andalus, bahkan penyebab peristiwa tersebut memberi-
kan isyarat akan terjadinya peristiwa sebagaimana yang
telah terjadi. Dan orang-orang yang mempelajari kondisi
kaum muslimin di Andalus, sebelumnya mereka telah mem-
buat prediksi tentang peristiwa yang sekarang tdlah terjadi.
Hal tersebut bukanlah hasil dari suatu khayalan, namun
merupakan hasil dari studi dan pemahaman terhadap seja-
rah.
Oleh karena itu, nara sumber ini layak untuk diperhati-
kan, karena merupakan satu dasar dari fiqhul waqi'.
"Bacalah sejarah karena banyak yang mengandung
ibroh"
"Tersesatlah satu kaum yang tidak mengetahui infor-
masi"
74
nya. Training-training khusus merupakan sarana positif
untuk mendalami ilmu ini agar bisa menjauhkan diri dari
ketergelinciran dan bahaYa.
4. Ada beberapa buku yang mem.berikan perhatian ter-
hadap fiqhul waqi' yang berbicara tentang fakta secara
langzung, seperti "Waaqi'unal Mu'ashir" oleh Ustadz
Muhammad Qutb, "Ay'yu'iidud Taarikh naf'suhu" (Apa-
kah sejarah akan kembali dengan sendirinya) oleh Us-
tatlz Muhammad Al Abduh, "laa-a daurul Majus" (Tiba
Giliran Majusi) oleh Abdulloh Al Ghorib dan lain-lainnya
yang membantu untuk dapat memahami fakta dan
mengasah keahliannya dalam fiqhul waqi'. =
75
PENUTUP
78
SEGERA DITERBITKAN