Anda di halaman 1dari 3

Keutamaan Ilmu Tauhid

Posted on February 26, 2010 by Abu Mushlih

Dari Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada
yang sesembahan -yang benar- selain Allah, niscaya masuk surga.” (HR. Muslim, lihat Syarh
Muslim [2/64])

Hadits yang agung ini mengandung banyak pelajaran, di antaranya:

1. Ilmu -mengetahui maksudnya- merupakan salah satu syarat la ilaha illallah (lihat at-Tanbihat al-
Mukhtasharah, hal. 43). Maknanya, jika seseorang mengucapkan la ilaha illallah tanpa mengerti
maknanya maka syahadatnya belum bisa diterima.
2. Yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu yang melahirkan amalan. Dia mengetahui bahwa
sesembahan yang benar hanya Allah dan dia pun menyembah-Nya serta tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam dalam hadits yang lain, “Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan tidak
mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka dia akan masuk surga. Dan barangsiapa
yang meninggal dalam keadaan mempersektukan Allah dengan sesuatu apapun maka dia akan
masuk neraka.” (HR. Muslim dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anuma, lihat Syarh Muslim
[2/164-165])
3. Hadits ini menunjukkan betapa tinggi keutamaan ilmu tauhid. Karena ilmu tentang tauhid inilah
yang akan mengantarkan seorang hamba menuju surga-Nya. Dengan syarat orang tersebut
harus mengamalkannya dan tidak melakukan pembatalnya. Orang yang tidak melakukan
kesyirikan -dan dosa lain yang serupa- pasti masuk surga (lihat Syarh Muslim [2/168])
4. Hadits ini menunjukkan bahwa orang musyrik di akherat kelak kekal di dalam neraka. Sama saja
apakah dia itu berasal dari kalangan Ahli Kitab; Yahudi dan Nasrani, pemuja berhala  ataupun
segenap golongan orang kafir yang lainnya. Bahkan hukum ini -kekal di neraka- juga berlaku
umum bagi mereka yang memeluk agama selain Islam ataupun mengaku Islam padahal telah
dihukumi kekafiran akibat tindakan kemurtadan yang dilakukannya kemudian mati di atas
keyakinannya tersebut (lihat Syarh Muslim [2/168])
5. Hadits ini menunjukkan bahwa pahala bagi amalan manusia di akherat nanti ditentukan di saat
akhir kehidupannya. Innamal a’malu bil khawatim.
6. Hadits ini menunjukkan tidak mungkin bersatu antara Islam dan kekafiran. Maka bagaimanakah
lagi orang yang mengatakan bahwa mereka menganut ajaran Islam Liberal?!
7. Hadits ini menunjukkan betapa besar kebutuhan umat manusia kepada ilmu tauhid, sebab
apabila mereka tidak memahaminya akan sangat besar kemungkinannya mereka melanggarnya
-berbuat syirik- dalam keadaan tidak sadar kemudian meninggal di atasnya, wal ‘iyadzu billah!
8. Wajib mengimani adanya surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya
9. Surga hanya dimasuki oleh orang-orang yang bertauhid. Maka hadits ini menjadi bantahan yang
sangat telak bagi kaum Liberal dan Pluralis yang menggembar-gemborkan paham Islam Liberal.
Di antara contoh keyakinan mereka yang sangat menjijikkan adalah ucapan salah seorang tokoh
mereka, “Kalau surga itu hanya dihuni oleh orang Islam saja, maka tentunya mereka akan
kesepian.” Maha Suci Allah dari apa yang mereka ucapkan. Ada seorang teman yang
menceritakan kepada kami sebuah kisah yang didengarnya dari salah seorang ustadz. Suatu
ketika seseorang berkata kepada temannya sesama tukang becak, “Surga itu seperti alun-alun
Kraton Yogyakarta. Dari mana saja orang datang dan melewati jalan manapun, tidak masalah.
Yang penting akhirnya mereka juga sampai ke sana.” Maka temannya menjawab dengan lugas,
“Itu ‘kan surganya Mbah -Moyang- mu!”
10. Hadits ini mengandung dorongan untuk memahami dan mengamalkan tauhid dengan sebenar-
benarnya serta dorongan untuk menjauhi segala macam bentuk kesyirikan

Ilmu Tauhid – Presentation Transcript


1. ILMU TAUHID Pengertian, Pembahasan, Kedudukan, Hukum, dan Atsarnya dalam
Kehidupan.
2. Pengertian ( Ma’na ‘ilmi-tauhidi` )
o Ilmu yang membahas tentang pengokohan keyakinan agama yang dilandasi dalil-
dalil naqli maupun aqli , sehingga dapat menghilangkan segala keraguan.
3. Bidang Pembahasan ( Majaalaatuhu )
o Bidang pembahasan Ilmu Tauhid adalah arkaanul iimaani.
o Enam Rukun Iman:
 Iman kepada Allah
 Iman kepada rasul-rasul Allah
 Iman kepada kitab-kitab Allah
 Iman kepada malaikat-malaikat Allah
 Iman kepada hari akhir
 Iman kepada kepada takdir Allah
4. Kedudukan Ilmu Tauhid ( Makaanatuhu )
o Ilmu Tauhid adalah ilmu yang paling mulia ( asyraful ‘uluumi ). Hal ini
disebabkan dua hal:
 Pokok pembahasannya adalah tentang ALLAH rabbul ‘alamiin ( asyraful
maudhuuin )
 Manfaatnya amat luhur ( asyraful manfa’atin ), yakni kebahagiaan ( as-
sa’aadah ) yang hakiki.
5. Hukum Mempelajarinya ( Hukmu ta’allumihi )
o Hukum mempelajarinya adalah fardhu ‘ain.
o Karena tujuan dari ilmu ini adalah al-iqtinaa’ul qalbiyyu wal ‘aqliyyu bishihhatil
Islaami (keyakinan / kepuasan hati dan akal terhadap kebenaran Islam).
o Mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu kifayah.
6. Al-Qur’an adalah kitab Tauhid terbesar
o Pembahasan utama dalam al-Qur’an adalah tauhid.
o Tidak ada satu halaman pun di dalamnya—dari awal hingga akhir—kecuali
berbicara tentang tauhid.
o Bahkan dapat dikatakan bahwa ayat-ayat yang turun sebelum hijrah (ayat-ayat
makiyyah) seluruhnya berisi tauhid dan yang terkait dengannya.
7. Sikap kaum Muslimin terhadap Tauhid
o Sejarah mencatat bahwa saat kaum muslimin penuh perhatian terhadap tauhid
( ihtimaamu bihi ) , maka pada saat itulah mereka akan memperoleh kemuliaan
( al-izzah ) dan kepemimpinan ( as-siyaadah ).
o Namun, saat mereka mengabaikannya ( ihmaaluhu ), maka pada saat itulah
mereka akan memperoleh kehinaan (ad-dhillah) dan kekalahan ( al-inhizaamu ).
8. Urgensi Ilmu Tauhid
o Syarat diterimanya amal ( min syuruuthi qabulul ‘amali ) adalah Iman dan Islam.
o Pintu iman dan Islam adalah dua kalimah syahadah.
o Dua kalimah syahadah adalah tauhid itu sendiri.
o Jadi, ilmu tauhid itu sangat penting, karena menjadi pengantar bagi diterimanya
amal.
9. Iman adalah asas Amal
o Allah tidak menerima amal kecuali dari orang-orang mu’min.
o Orang-orang yang tidak beriman ketika beramal tidak mengharap pahala dari-
Nya; tidak takut pada-Nya; tidak menginginkan keridhoan-Nya; tidak peduli
apakah yang mereka lakukan itu halal atau haram.
o Allah menyebutkan tentang hal ini dalam firman-Nya: QS. 25: 23; QS. 14: 18;
QS. 24: 39).
10. Pintu Islam
o Dua kalimah syahadah adalah pintu masuk Islam.
o Syahadat tidak akan sempurna jika seseorang tidak mengetahui ilmu tauhid.
o Jadi, ilmu tauhid adalah ilmu yang penting meneurut ajaran Islam.
11. Atsar Tauhid dalam Kehidupan
o Akibat negatif bodoh terhadap Ilmu Tauhid:
 Tidak memiliki orientasi hidup (QS. 47: 12)
 Tertipu oleh dunia yang fana.
 Merajalelanya kemaksiatan dan kerusakan (QS. 30: 41).
o Atsar Tauhid dalam kehidupan:
 Memiliki orientasi hidup yang jelas.
 Tauhid melahirkan kedamaian diantara manusia.
 Membuka pintu kebaikan

Anda mungkin juga menyukai