Nim : 44222010265
1. Tugas manusia ke-1 Adalah untuk beribadah menyembah kepada Allah SWT. bisa dilihat
pada Al Qur’an Surah Adz Dzariyyat ayat 56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembahKu. (Adz Dzariyyat:56).
Tugas manusia ke-2 Adalah untuk mengemban amanah Allah SWT. sebagai khalifah dimuka
bumi. Bisa dilihat pada Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 30. Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: ”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
dimuka bumi”. Mereka berkata: ”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) dibumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al-Baqarah:30). Tugas
manusia ke-3 Adalah untuk berdak’wah atau menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang mungkar. Bisa dilihat pada Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 110. Kamu adalah
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali Imran: 110
Al-Quran mengajarkan kita bahwa setiap manusia dilahirkan sadar akan Tuhan:
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman),
"Bukankah Aku ini Tuhan kalian?” Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi.”(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kalian tidak
mengatakan, "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(kekuasaan Tuhan), atau agar kalian tidak mengatakan, 'Sesungguhnya orang tua-orang tua
kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedangkan kami ini adalah anak-anak
keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami
karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu'?” (Quran 7: 172-173)
Nabi Islam mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan menciptakan kebutuhan primordial ini
dalam kodrat manusia pada saat Adam diciptakan. Tuhan mengambil perjanjian dari Adam
ketika Dia menciptakannya.
Tuhan mengekstraksi semua keturunan Adam yang belum dilahirkan, generasi demi generasi,
menyebarkan mereka, dan mengambil perjanjian dari mereka.
Dia berbicara langsung kepada jiwa mereka, membuat mereka bersaksi bahwa Dia adalah
Tuhan mereka. Karena Tuhan membuat semua manusia bersumpah demi Tuhan ketika Dia
menciptakan Adam, sumpah ini tercetak pada jiwa manusia bahkan sebelum ia memasuki
janin, sehingga seorang anak dilahirkan dengan keyakinan alamiah tentang Keesaan Tuhan.
KEBAHAGIAAN DUNIA
- Kesenangan sehari-hari
Tipe kebahagiaan yang pertama yaitu kebahagiaan yang dirasakan seseorang dalam
kehidupan sehari-hari yang diisi dengan pengalaman menyenangkan. Pengalaman ini
merupakan sesuatu yang dapat memberikan perasaan positif yang mengarahkan pada
kebahagiaan.
Jika Anda ingin mendapatkan kebahagiaan jenis ini, Anda bisa memulai hari dengan
menikmati aroma secangkir kopi, mendengarkan musik atau membaca bacaan kesukaan
Anda.
- Kebahagiaan saat melakukan aktivitas favorit
Tipe kebahagiaan yang satu ini terjadi saat seseorang tenggelam ke dalam aktivitas yang dia
jalani. Pada saat melakukannya, orang itu akan sangat menikmatinya. Misalnya terjadi saat
seorang penulis sedang tenggelam dalam tulisan yang dia buat.
Menjalin hubungan yang intens merupakan salah satu hal yang disenangi oleh sebagian
orang.
Mengutip laman Step to health, ada jenis kebahagiaan yang didapatkan orang hanya melalui
cinta, kepercayaan, perasaan nyaman dan terlindungi dari orang terdekat seperti pasangan,
sahabat dan keluarga.
Apakah Anda tipe orang yang berambisi? Jika ya, kemungkinan Anda merupakan tipe orang
yang mendapatkan kebahagiaan jika mampu mencapai apa yang Anda targetkan.
Hal ini dapat dirasakan apabila Anda merasa segalanya menjadi lengkap saat Anda meraih
hal tersebut.
Banyak orang tidak merasa bahagia karena merasa hidup mereka tidak bermakna, misalnya,
orang yang hidup dalam kemelut masalah yang berkepanjangan.
KEBAHAGIAAN AKHIRAT
3. Di akhirat pun akan selamat, tidak dihisab (diperiksa) secara ketat. Rezeki halal yang
dikonsumsi oleh tubuh kita juga akan bermanfaat
3. Agama samawi berarti agama langit. Maksudnya agama ini memiliki kitab suci yang
diturunkan oleh Tuhan.
Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci
1. Agamanya tumbuh secara kelahiran dapat ditentukan dari tidak ada menjadi ada.
2. Agama ini mempunyai kitab suci yang otentik (ajarannya bertahan/asli dari tuhan)
7. Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia,masa dan keadaan.
Contoh Agama yang termasuk agama samawi adalah: Yahudi (Judaism), Nashrani
(Kristen/Katolik) dan Islam.
Agama Ardhy berarti agama bumi. Dalam artian agama ini tidak mempunyai kitab suci dari
langit, melainkan hanya memiliki kitab pegangan entah dari mana. Kalau kita teliti lebih
dalam, sebenarnya agama ardhy adalah hasil dari kebudayaan yang bermetamorfosis menjadi
agama, karena saking fanatiknya kepad kebudayaan tersebut.
9. Kebenaran ajarannya tidak universal,yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia,masa dan
keadaan.
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-
orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah
maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
Mengutip Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ayat 19 Ali Imran itu sebagai berita dari Allah SWT
yang menyatakan, tidak ada agama yang diterima dari seseorang di sisi-Nya selain Islam,
yaitu mengikuti para rasul yang diutus Allah SWT di setiap masa, hingga diakhiri dengan
Nabi Muhammad SAW yang membawa agama yang menutup semua jalan lain kecuali
hanya jalan yang telah ditempuhnya.
"Karena itu, barang siapa yang menghadap kepada Allah sesudah Nabi Muhammad SAW
diutus dengan membawa agama yang bukan syariatnya, maka hal itu tidak diterima Allah
SWT," katanya.
Seperti yang disebutkan di dalam firman lainnya, surat Ali Imran ayat 85:
ِ َو َم ْن يَ ْبت َِغ َغ ْي َر اِإْل ْساَل ِم ِدينًا فَلَ ْن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوه َُو فِي اآْل خِ َر ِة ِمنَ ْال “Barang siapa mencari agama selain
َ ِرينIخَاس
agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
ِ َو َم ْن يَ ْبت َِغ َغ ْي َر اِإْل ْساَل ِم ِدينًا فَلَ ْن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوه َُو فِي اآْل ِخ َر ِة ِمنَ ْال َخ
َاس ِرين
Artinya:
Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia
termasuk orang yang rugi.
As-Sunnah Al-Qur’an
Sunnah adalah tradisi praktis Nabi Muhammad Saw sedangkan Hadis adalah tradisi verbal
Nabi Muhammad Saw.Sunnah adalah sebuah jalan hidup Nabi Saw yang ideal. Keidealan
hidup itu kemudian diteladani oleh para generasi awal dan mereka mencoba menafsirkan
teladan tersebut kedalam sebuah prilaku baru sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada di
tengah-tengah mereka. Sebagai contoh, Sudah tentu tidak asing dengan salah satu sunnah
Nabi Saw yang mengatakan bahwa makan dengan menggunakan tiga jari adalah sunnah.
Namun, jika kita implementasikan dan leburkan ke dalam kebiasaan berperilaku yang ada di
Indonesia, sunnah tersebut nampak agak sedikit sulit diimplementasikan. Mengingat nasi
adalah makanan pokok masyarakat Indonesia, dengan ukurannya yang kecil akan sulit jika
harus diambil dengan menggunakan 3 jari saja. Berbeda halnya dengan bahan makanan
pokok yang mahsyur ada pada zaman nabi yakni gandum, yang biasanya diolah menjadi
berbagai makanan seperti roti. Tekstur roti yang padat akan lebih mudah jika harus
memakannya dengan menggunakan tiga jari. Sementara hadis umumnya tak hanya
membahas soal hal-hal yang berkaitan dengan Nabi Saw saja, melainkan juga beberapa hal
yang berkaitan dengan perilaku beberapa sahabat Nabi. Sehingga dapat diartikan bahwa
Hadis sendiri adalah media yang digunakan para alim ulama untuk meriwayatkan dan
mencatat sunnah baginda Nabi Saw.
ًين َعلَ ْي ِه َّن ِمن َجاَل بِيبِ ِه َّن َذلِكَ َأ ْدنَى َأن يُ ْع َر ْفنَ فَاَل يُْؤ َذ ْينَ َو َكانَ هَّللا ُ َغفُورا
Iَ ِك َونِ َساء ْال ُمْؤ ِمنِينَ يُ ْدن َ يَا َأيُّهَا النَّبِ ُّي قُل َأِّل ْز َوا ِج
َ ِك َوبَنَات
ً َّر ِحيما
“Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'” (QS. Al
Ahzab: 59)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengabarkan dua kaum yang kepedihan
siksaannya belum pernah beliau lihat, salah satunya adalah wanita yang memamerkan
auratnya dan tidak berbusana yang syar’i. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نساء كاسيات عاريات مميالت مائالت رؤسهن كأسنة البخت المائلة ال يدخلن الجنة وال يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من
مسيرة كذا وكذا
“Wanita yang berpakaian namun (pada hakikatnya) telanjang yang berjalan melenggang,
kepala mereka bergoyang bak punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan bahkan
mencium wanginya pun tidak. Padahal wanginya surga dapat tercium dari jarak sekian dan
sekian.” (HR. Muslim)
Berdasarkan dalil-dalil yang ada, para ulama merumuskan syarat-syarat busana muslimah
yang syar’i di antaranya: menutup aurat dengan sempurna, tidak ketat, tidak transparan,
bukan untuk memamerkan kecantikan di depan lelaki non-mahram, tidak meniru ciri khas
busana non-muslim, tidak meniru ciri khas busana laki-laki, dll.
Maka pilihlah calon istri yang menyadari dan memahami hal ini, yaitu para muslimah yang
berbusana muslimah yang syar’i.
Alasan kedua, di masyarakat kita yang masih awam terdapat permasalahan pelik berkaitan
dengan status anak zina. Mereka menganggap bahwa jika dua orang berzina, cukup dengan
menikahkan keduanya maka selesailah permasalahan. Padahal tidak demikian. Karena dalam
ketentuan Islam, anak yang dilahirkan dari hasil zina tidak di-nasab-kan kepada si lelaki
pezina, namun di-nasab-kan kepada ibunya. Berdasarkan hadits,
Oleh karena itulah, seorang lelaki yang hendak meminang wanita terkadang perlu untuk
mengecek nasab dari calon pasangan. Demikian beberapa kriteria yang perlu
dipertimbangkan oleh seorang muslim yang hendak menapaki tangga pernikahan. Nasehat
kami, selain melakukan usaha untuk memilih pasangan idaman, jangan lupa bahwa hasil
akhir dari segala usaha ada di tangan Allah ‘Azza Wa Jalla. Maka sepatutnya jangan
meninggalkan doa kepada Allah Ta’ala agar dipilihkan calon pasangan yang baik. Salah satu
doa yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan shalat Istikharah. Sebagaimana hadits dari
Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
” اللهم إني أستخيرك بعلمك: ”…إذا هم أحدكم بأمر فليصلِّ ركعتين ثم ليقل
“Jika kalian merasa gelisah terhadap suatu perkara, maka shalatlah dua raka’at kemudian
berdoalah: ‘Ya Allah, aku beristikharah kepadamu dengan ilmu-Mu’… (dst)” (HR. Bukhari)
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shaalihat. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina
Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
Dari sini dapat artikan bahwa Sunnah dan Hadis pada akhirnya memiliki beberapa perbedaan,
tetapi terdapat pula persamaan yang ada sangat jelas tidak bisa di nafikkan. Persamaan dari
keduanya adalah, baik hadis maupun sunnah sumbernya sama-sama datang dari Nabi
Muhammad Saw. Sedangkan perbedaanya adalah hadis adalah sebuah berita atau informasi
yang bersumber dari Nabi Muhammad, sedangkan As-Sunnah adalah segala sesuatu yang
meriwayatkan perbuatan serta teladan yang biasa dilakukan oleh baginda nabi
besaMuhammaSaw
8. Rukun Nikah
1. Mempelai laki-laki
Syarat sah menikah adalah ada mempelai laki-laki. Pernikahan dimulai pada saat akad nikah.
2. Mempelai Perempuan
Sahnya menikah kedua yakni ada mempelai perempuan yang halal untuk dinikahi. Dilarang
untuk memperistri perempuan yang haram untuk dinikahi seperti pertalian darah, hubungan
persusuan, atau hubungan kemertuaan.
Syarat sah menikah berikutnya adanya wali nikah. Wali merupakan orangtua mempelai
perempuan yakni ayah, kakek, saudara laki-laki kandung (kakak atau adik), saudara laki-laki
seayah, saudara kandung ayah (pakde atau om), anak laki-laki dari saudara kandung ayah.
4. Saksi Nikah
Menikah sah bila ada saksi nikah. Tidak sah menikah seseorang bila tidak ada saksi. Syarat
menjadi saksi nikah yakni Islam, baligh, berakal, merdeka, lelaki, dan adil. Dua orang saksi
ini diwakilkan oleh pihak keluarga, tetangga, ataupun orang yang dapat dipercaya untuk
menjadi seorang saksi.
5. Ijab dan Qabul
Terakhir, syarat sah nikah yakni ijab dan qabul. Ijab dan qabul adalah janji suci kepada Allah
SWT di hadapan penghulu, wali, dan saksi. Saat kalimat "Saya terima nikahnya", maka
dalam waktu bersamaan dua mempelai laki-laki dan perempuan sah untuk menjadi sepasang
suami istri.
9. Tujuan Pernikahan
1. Menjalankan ibadah
Apa pun agama yang kita anut, tujuan menikah adalah untuk menjalankan ibadah dan
mendekatkan diri ke sang pencipta. Seperti yang kita tahu, seluruh agama menganggap
pernikahan adalah hal suci dan dilakukan dengan cara yang sakral. Itulah mengapa kita dan
pasangan tidak boleh main-main saat memutuskan ke jenjang pernikahan.
2. Menjalani kehidupan dengan seseorang
Tujuan dari menikah adalah mencari teman agar tidak kesepian. Namun tak hanya sebatas itu
karena tujuan menikah adalah tidak hanya “mencari teman” untuk sekadar bersenang-senang,
tapi teman dalam menjalani kehidupan baik dalam keadaan senang maupun duka.
3. Menyempurnakan satu sama lain
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bila calon pengantin
saling mencintai, maka kelebihan dan kekurangan mereka akan saling menyempurnakan satu
sama lain. Karena mereka akan berusaha menerima pasangan apa adanya, tanpa ingin
mengubahnya.
4. Memiliki keturunan
Bagi banyak pasangan, tujuan menikah adalah untuk memiliki keturunan yang sehat dan
tidak mengalami gangguan tumbuh kembang, seperti stunting. Di sinilah pentingnya Genbest
dan pasangan untuk memastikan kesehatan masing-masing. Karena anak-anak yang sehat
lahir dari ayah dan ibu yang juga sehat.
ARTI SAKINAH
Sakinah berasal dari bahasa Arab dan dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
sebagai ketenangan, ketentraman, keamanan dan kedamaian. Lawan dari kedamaian dan
ketenangan adalah kekacauan, kehancuran, dan keterkejutan. Kedamaian, ketentraman,
keamanan, dan kedamaian antar keluarga diharapkan dalam pernikahan dalam semangat