DISUSUN OLEH :
NAMA : RIJALUL MAHDIY
RAYON : PMII RAYON ADAB KOMISARIAT UIN SUNAN AMPEL
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud faham Ahlusunnah Wal-Jama’ah ?
2. Bagaimana cara menyebarkan faham Ahlusunnah Wal-Jama’ah di kampus-kampus umum?
Tujuan Makalah
1. Memahami faham Ahlusunnah Wal-Jama’ah
2. Memahami cara penyebaran faham Ahlusunnah Wal-Jama’ah di kampus-kampus umum.
PEMBAHASAN
A. Faham Ahlusunnah Wal-Jama’ah
Islam yang pertamakali datang ke Indonesia jugaberhaluan ahlussunnah wal
Jama’ah. Pengertian ahlusunnah wal Jama’ah di lingkungan NU adalah golongan dibidang
aqidah mengikuti faham yang dipelopori oleh imam Asy’ari danal-Maturidi, di bidang Fiqh
mengikuti salah satu Madzhab 4 (Maliki, Hanafi,Syafi’i, Hanbali) dan di bidang tashawwuf
mengikuti imam Junaidi al-Baghdadidan imam al-Ghozali. Artinya, golonganAhlusunnah wal
Jama’ah adalah golongan yang setia mengikuti sunnah Rasul Allahdan petunjuk para sahabat
menerapkan di bidang Fiqh, Aqidah dan Tashawwuf. Orang yang tergolong ahlusunnah wal
Jama’ahdapat dibagi menjadi delapan kelompok:
1. Para ‘Ulama di bidang Tauhid dan kenabian,hukum-hukum janji dan ancaman, pahala
dan dosa, syarat-syarat ijtihad, imamahdan za’amah. Juga para mutakallimin yang
bebas dari segala macam penyelewenganhawa nafsu dan kesesatan.
2. Kelompok imam-imam ilmu Fiqh, baikkelompok ilmu hadith maupun kelompok
ahli ro`yi, yang di dalamushuluddin mempercayai madzhab-madzhab Shifatiyah
tentang Allah di dalamshifat-Nya yang azali dan bebas dari pendirian Qadariyah dan
Mu’tazilah (qadardan i’tizal).
3. Kelompok yang mengerti tentangkhabar-khabar dan sunnah Nabi SAW. dan pandai
membedakan antara yang shahih danyang tidak shahih serta tidak mencampurnya
sedikitpun.
4. Kelompok yang ahi di bidang Adab(kesusateraan Arab), nahwu dan shorrof serta
mengikuti jalan yang ditempuh olehtokoh-tokoh ahli bahasa, seperti al-Khalil, Abu
Amer bin al-A’la, ImamSyibaweh, al-Farra`, al-Akhfasyi, al-Asmu’iy, al-Mazini, Abu
Ubaid dan semuaahli nahwu baik dari Kuffah maupun Basrah yang tidak mencampuri
denganfaham-faham selain Ahlussunnah wla Jama’ah.
5. Kelompok yang ahli berbagai macam bacaanal-Qur`an, tafsir ayat al-Qur`an serta
ta`wil-ta`wilnya sesuai dengan madzhabAhlussunnah wal Jama’ah.
6. Kelompok orang-orang zuhud dari kalangansufi, yaitu mereka yang telah mendapatkan
bashiroh lalu bersikap sederhana danberusaha mendapat khabar dan berita tetapi setelah
itu mereka melakukani’tibar, ridho dengan apa yang telah ditentukan dan apa yang
mudah diperoleh.
Dasar hukum Islam menurut Ahlussunnah wla Jama’ahada empat yaitu al-Qur`an,
Hadith/Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Al-Qur`an ialah Firman Allah SWT. yangbersifat mu’jizat
bagi Nabi Muhammad SAW. yang diturunkan melalui malaikatJibril as. yang telah ditulis di
dalam mushaf dan disampaikan kepada kitasecara mutawatir dan merupakan ibadah bagi
pembacanya. Menurut Ahlusunnah wal Jama’ah, al-Qur`anadalah perwujudan Kalam Allah
yang qodim. Al-Qur`an yang berupa huruf dan suara adalah baru. Isi yang terkandung di dalam
al-Qur`an dapatdibagi menjadi lima kelompok yaitu: (1) Aqidah/Tauhid. (2) Janji dan
ancamanSWT.. (3) Ibadah. (4) Jalan dan cara memperoleh kebahagiaan. (5) Sejarah
ummatmasa lalu. Di dalam al-Qur`an jugaterkandung beberapa hukum yakni hukum
I’tiqodiyah (yang berkaitan dengankepercayaan), hukum khuluqiyah (yang berkaitan dengan
tingkah laku manusia,hukum ‘amaliyah (yang berkaitan dengan masalah usaha dalam
memperolehpenghidupan kesehariannya). Sedangkan nash al-Qur`an dapat dibagimenjadi dua
yaitu qath’i dan dhonni. Nash qath’tiadalah nash yangmenunjukkan adanya makna yang
dapat difahami secara tertentu tanpa memerlukan ta`wildan dikenal juga sebagai ayat-
ayat ahkam. Nash dhonni ialah nashyangmenunjukkan adanya makna yang mungkin
menerima ta`wil dari maknaasal. Cara memuliakan al-Qur`an adalah:mempelajari dan
mengajarkan al-Qur`an, membaca dan mensyi’arkan al-Qur`an danmensucikan al-Qur`an.
Definisi Sunnah menurut para ‘Ulama ahliHadits adalah segala sesuatu yang bersumber dari
Nabi baik berupa perkataan,perbuatan maupun penetapan. Definsisunnah menurut para
‘Ulama ahli Fiqh adalah segala sesuatu yang bersumber dariNabi selain yang
diwajibkan. Adapun fungsi hadith adalah untuk menguatkanhukum-hukum yang sudah ada di
dalam al-Qur`an, menjelaskan hukum-hukum yang adadi dalam al-Qur`an, serta merupakan
ketetapan hukum yang bersifat tambahanterhadap hal-hal yang tidak terdapat di dalam al-
Qur`an. Ijma’ ialah kesepakatan sahabat atau ‘Ulama (semua ahliijtihad ummat Muhammad
SAW.) sesudah beliau wafat dalam pereode tertentutentang suatu perkara hukum. Qiyas ialah
menetapkan hukum suatu perkara yang belumada ketentuan hukumnya berdasarkan suatu
hukum yang telah ditentukan oleh nashkarena adanya persamaan ‘illat(sebab) hukum di antara
keduanya.
1. Orang mukmin yang tak berdosa akan masuk Surga selama-lamanya. Sedang mukmin
yang berdosa, apabila tidak mendapat ampunan Allah, dia akan masuk Neraka untuk
sementara kemudian masuk Surga untuk selama-lamanya. Namun bagi orang Kafir
akan masuk Neraka untuk selama-lamanya.
2. Nasib baik dan buruk adalah taqdir Allah, manusia hanya menjalaninya saja. Manusia
hanya mampu berkasab, ikhtiyar dan usaha. Setiap manusia wajib berikhtiyar.
3. Pahala yang akan diberikan Allah kepada manusia adalah karena rahmat-Nya dan
hukuman yang yang diberikannya adalah karena keadilannya.
4. Tuhan dengan Nama-nama dan Sifat-sifat-Nya adalah qodim karena Nama dan Sifat itu
berada pada Dzat Yang Qodim.
5. Al-Qur`an adalah Kalam Allah yang Qadim, maka al-Qur`an adalah Qodim dan tidak
boleh dikatakan huduts atau baru.
6. Rizqi, jodoh dan ajal kesemuanya telah ada ketentuannya di alam azal. Manusia hanya
diwajibkan berikhtiyar untuk mengharapkan hal yang dikehendaki, tidak boleh hanya
menunggu taqdir saja, tetapi juga tidak boleh memastikan akan berhasil ikhtiyarnya itu.
7. Anak-anak orang Kafir yang mati masih kecil akan masuk Surga.
8. Do’a orang mukmin dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang yang dido’akan.
9. Pahala sedekah, wakaf dan pahala bacaan (tahlil, sholawat, bacaan al-Qur`an) boleh
dihadiahkan kepada orang yang telah mati dan sampai kepada mereka kalau dimintakan
kepada Allah untuk menyampaikannya.
10. Ziarah kubur orang mukmin adalah sunnah hukumnya, mendapat pahala jika dilakukan.
11. Berdoa kepada Allah secara langsung atau melalui wasilah (bertawassul) adalah sunnah
hukumnya, mendapat pahala jika dilakukan.
12. Masjid di seluruh dunia adalah sama derajatnya kecuali tiga masjid yang lebih tinggi
derajatnya yaitu Masjidil Haram di Makkah, Masjid Nabawi di Madinah dan Baitul
Maqdis di Palestina.
13. Seluruh manusia adalah anak cucu Adam. Adam diciptakan dari tanah. Sedangkan
malaikat dari cahaya. Iblis diciptakan dari api.
14. Bumi dan langit itu ada. Tidak percaya adanya langit berarti keluar dari kaum
Ahlussunnah wal Jama’ah.
15. Nama Tuhan tidak boleh dibuat-buat oleh manusia tetapi harus mengikuti apa yang
telah ditetapkan oleh Tuhan sendiri dalam al-Qu`an atau Hadith. Dalam Hadits Imam
Tirmidzi dan Bukhori, nama Tuhan ada 99 jumlahnya, barang siapa yang hafal akan
masuk Surga.
16. Orang mu`min dapat menjadi kafir kembali (ridat) apabila melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Ragu-ragu terhadap adanya Allah, terhadap kerasulan Muhammad SAW.,
terhadap wahyu al-Qur`an, hari qiyamat, hari akhirat dan alam ghaib lainnya,
juga ragu-ragu terhadap kejadian Isra` M’raj Nabi Muhammad SAW. dengan
ruh dan tubuhnya.
2. Beri’tiqad bahwa Allah tidak mempunyai sifat seperti ilmu, hayat, qidam dan
lainnya.
3. Beri’tiqad bahwa Allah bertubuh seperti manusia.
4. Menghalalkan hal-hal yang oleh syari’at diharamkan.
5. Mengharamkan hal-hal yang oleh syari’at dihalalkan.
6. Mengingkari suatu bentuk amaliah ibadah yang telah diwajibkan oleh syari’at.
7. Mengingkari al-Qur`an, meskipun hanya sebagian kecil dari ayat-ayatnya.
8. Mengingkari keutamaan sahabat Nabi, seperti Abu Bakar al-Shiddiq ra., Umar
bin Khottob ra. dan yang lainnya.
9. Mengi’tiqadkan ada Rasul setelah Nabi Muhammad SAW..
1.) Melancarkan hegemoni faham Ahlusunnah Wal-Jama’ah melalui media-media yang ada di
kampus.
Selama ini kita terpaku kepada kepemimpinan dakwah kampus yang ada sehingga
meninggalkan pos-pos penting yang ada di kampus-kampus umum khususnya pos media.
Seperti yang telah kita pahami bersama bahwa saat ini sangat mempengaruhi pola fikir
masayarakat ataupun mahsiswa di kampus. Media disini bisa berupa media online maupun
media cetak berupa bulletin, majalah, sebaran, pamphlet dsb. Padahal banyak media yang dapat
digunakan untuk mengembangkan dakwah di kampus. Khususnya di kampus-kampus umum
yang notabene mayoritas memiliki basic pendidikan sekedar sekolah umum tanpa pernah
mendalami pemahaman Islam seperti di pesantren ataupun madrasah-madrasah seperti yang
biasa ditemukan dalam kampu-kampus Islam. Seolah-olah kalau tidak memiliki kepemimpinan
lembaga dakwah kampus, kita tidak dapat melakukan dakwah seperti semestinya padahal
lembaga dakwah yang biasa ada di kampus tidaklah memiliki jamaah ataupun effect yang besar
bagi mahasiswa-mahasiswa lainnya. Menurut penulis metode yang efektif juga dengan akhlaq
(metode hikmah kebijaksanaan), karena Nabi pun media dakwah utama ialah Uswatun
Hasanah, dan cara-cara semacam itu saat ini cukup dikontekstualisasikan melalui media-media
seperti online maupun media cetak tadi. Media lisan, lukisan atau audio visual tidak sulit kita
gunakan, setiap individu memiliki Tuhan yang ada di genggaman mereka berupa smartphone
yang tak pernah mereka lepaskan dalam setiap harinya. Melalui smartphone bisa membuat
meme islam, audio visual (melalui dubsmash atau yang lain). Media publikasi pun tidak jauh,
dapat melewati WhatsApp, Twitter, Instagram dan media-media sosial lainnya. Seperti
paradigm PMII yang kita pahami yakni paradigma menggiring arus berbasis realita.
3.) Mendirikan atau menginisiasi kegiatan keagamaan wadah kegiatan yang berasaskan
Ahlussunnah Wal Jamaah.
Jika organisasi keIslaman memungkinkan untuk Syiar Islam Aswaja An-Nahdliyyah
maka silahkan disyiarkan melalui LDK itu tadi, namun problem yang dihadapi adalah hal
tersebut yakni LDK yang ada di kampus-kampus umum memang mayoritas berfaham non
Aswaja sehingga menyulitkan untuk dimulai dari dalam kecuali jika kita memang berhasil
memasukan orang-orang seperti poin pertama tadi. Akan tetapi jika tidak memungkinkan
alangkah baiknya untuk membentuk lembaga keIslaman dengan label tradisi NU atautepatnya
yang berasaskan Ahlusunnah Wal-Jama’ah. Hak paling utama untuk menghidupkan nilai
Aswaja di lingkungan Kampus terutama kampus umum adalah menata niat. Hilangkan
pemikiran pragmatis tentang dakwah, pikirkan rencana jangka pendek dan rencana jangka
panjang. Perlu rasa tawadhu’ untuk mengembangkan Aswaja ala Nahdliyin dan PMII.
Rancangan ide harus jelas, dan dilakukan dengan aksi tepat dan dievaluasi secara berkala untuk
selalu memperbaiki diri. Selebihnya, ini sebatas strategi. Untuk benar-benar memperjuangkan
kehidupan nilai-nilai Aswaja di kampus umum memerlukan kerja keras. Sehingga, kampus
umum menjadi damai dan sejuk tanpa indikasi benih-benih ekstreamisme