Anda di halaman 1dari 9

Nama : Mohammad Abdul Bari’ Al Jundy

Tugas Mata Kuliah : Ilmu Kalam


Dosen Pengampu : Al-Ustadz Arif Afandi Zarkasyi, LC. MA.
Prodi/Fakultas : Aqidah Filsafat Islam/Ushuluddin Semester 2

Pengertian Ilmu kalam

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata “kalam” diartikan dengan perkataan


atau kata (terutama bagi Allah)‘. Sementara menurut bahasa dalam perspektif tauhid
yaitu ilmu yang membicarakan/membahas tentang masalah ketuhanan/ketauhidan
(Mengesakan Allah).
Ilmu kalam adalah nama lain dari sebagian nama lain dari sebagian ilmu yang
menjadi dasar kepercayaan atau keimanan dalam Islam. Nama yang sering disebut
adalah ilmu tauhid, ilmu aqaid, ilmu ushuluddin, ilmu kalam dan teologi Islam.
Semua ilmu itu membahastatacara yang dipakai untuk mengesakan Tuhan dan
meningkatkan keyakinan kepada-Nya. Namun antara setiap ilmu itu terdapat
perbedaan corak karena perbedaan penekanan objeknya. Ilmu tauhid melihat dari
pentingnya keesaan Tuhan, ilmu aqidah melihat dari segi keesaan Tuhan itu menjadi
keyakinan umat Islam, ilmu kalam melihat dari segi teknis analisisnya yang
menggunakan logika atau mantiq.

Hubungan Ilmu Kalam, Tasawuf dan Filsafat

Ilmu Kalam sebagai ilmu yang menggunakan logika di samping argumentasi-


argumentasi naqliyah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama.
Sehingga pada dasarnya ilmu kalam menggunakan metode dialektika (jadaliyah) atau
dikenal juga dengan dialog keagamaan. Sementara Tasawuf adalah ilmu yang lebih
menekankan rasa dari pada rasio. Sebagai sebuah ilmu yang prosesnya diperoleh
melalui rasa, ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif, yakni sangat berkaitan
denganpengalaman. Itulah sebabnya, bahasa tasawuf sering nampak aneh bila dilihat
dari aspek rasio. Karena pengalaman rasa sangat sulit dibahasakan. Sedangkan filsafat
sebagai sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional. Metode
yang digunakanpun adalah metode rasional. Oleh karenanya filsafat menghampiri
kebenaran dengan cara menuangkan akal budi secara radikal (mengakar), integral
(menyeluruh) serta universal (mengalam), tidak merasa terikat oleh ikatan apapun
kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika.
Khawarij berarti orang-orang yang telah keluar. Kata ini dipergunakan oleh
kalangan Islam untuk menyebut sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali ibn
Abi Thalib ra, karena kekecewaan mereka terhadap sikapnya yang telah menerima
tawaran tahkim (arbitrase) dari kelompok Mu‘awiyyah yang dikomandoi oleh Amr
ibn Ash dalam Perang Shiffin ( 37H / 657 )

Doktrin Ajaran Aliran Khawarij

1. Setiap ummat Muhammad yang terus menerus melakukan dosa besar hingga matinya
belum melakukan tobat, maka dihukumkan kafir serta kekal dalam neraka.
2. Membolehkan tidak mematuhi aturan-aturan kepala negara, bila kepala negara
tersebut khianat dan zalim.
3. Ada faham bahwa amal soleh merupakan bagian essensial dari iman. Oleh karena itu,
para pelaku dosa besar tidak bisa lagi disebut muslim, tetapi kafir. Dengan latar
belakang watak dan karakter kerasnya, mereka selalu melancarkan jihad (perang suci)
kepada pemerintah yang berkuasa dan masyarakat pada umumnya.
4. Keimanan itu tidak diperlukan jika masyarakat dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri. Namun demikian, karena pada umumnya manusia tidak bisa memecahkan
masalahnya, kaum Khawarij mewajibkan semua manusia untuk berpegang kepada
keimanan, apakah dalam berfikir, maupun dalam segala perbuatannya. Apabila segala
tindakannya itu tidak didasarkan kepada keimanan, maka konsekuensinya
dihukumkan kafir

Jabariyyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentu-
kan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah. Maksudnya, setiap perbuatan yang diker-jakan
manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan
kehendak-Nya, manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, manusia mengerjakan
perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur).

Doktrin Paham Jabariyah

Aliran Jabariyah ekstrim dengan tokoh utamanya Jahm bin Shafwan, doktrin pokok ajarannya
adalah :

1. Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa, tidak punya daya, tidak punya
kehendak sendiri, serta tidak punya pilihan apapun.
2. Surga dan neraka tidak kekal, dan yang kekal hanya Allah Swt.
3. Iman adalah makrifat atau membenarkan dengan hati, dan hal ini sama dengan konsep
yang dikemukakan oleh kaum Murji’ah.
4. Kalam Tuhan adalah makhluk.
5. Allah Swt tidak mempunyai keserupaan dengan manusia seperti berbicara,
mendengar, dan melihat.
6. Allah Swt tidak dapat dilihat dengan indera mata di akhirat kelak.

Qodariyah

Orang-orang yang menganut aliran qadariyah, merupakan sebuah kelompok


yang meyakini bahwa seluruh perbuatan manusia terwujud, karena ada kehendak serta
kemampuan manusia itu sendiri. Dalam aliran qadariyah pula, para penganut percaya
bahwa manusia dapat melakukan sendiri seluruh perbuatan, sesuai dengan
kemampuan yang ia miliki.

Doktrin Ajaran Aliran Qadariyyah :

1. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlah mukmin, tapi fasik dan
orang fasik itu masuk neraka
2. Allah Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang
menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik
(surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas
segala amal perbuatannya yang salah dan dosa karena itu pula, maka Allah berhak
disebut adil.
3. Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu Maha Esa atau Satu dalam arti bahwa
Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, kudrat, hayat, mendengar dan
melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu
mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat dengan zatnya
4. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang
baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya
segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.

Syiah

kelompok aliran atau paham yang mengidolakan bahwa Ali bin Abi Thalib ra. dan
keturunannya adalah Imam-Imam atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi
MuhammadSAW.
Ajaran-ajaran Aliran Syi’ah Kaum Syi‘ah memiliki 5 pokok pikiran utama yang harus
dianut oleh para pengikutnya diantaranya yaitu at-tauhid, al-adl, an-nubuwah, al-imamah dan
al-ma‘ad

1. At-Tauhid. Kaum Syi‘ah juga meyakini bahwa Allah SWT itu Esa, tempat bergantung
semua makhluk, tidak beranak dan tidak diperanakkan dan juga tidak serupa dengan
makhluk yang ada di bumi ini
2. Al-adl Kaum Syi‘ah memiliki keyakinan bahwa Allah memiliki sifat Maha Adil.
Allah tidak pernah melakukan perbuatan zalim ataupun perbuatan buruk yang lainnya.
Allah tidak melakukan sesuatu kecuali atas dasar kemaslahatan dan kebaikan umat
manusia
3. An-Nubuwwah Kepercayaan kaum Syi‘ah terhadap keberadaan Nabi juga tidak
berbeda halnya dengan kaum muslimin yang lain. Menurut mereka Allah mengutus
nabi dan rasul untuk membimbing umat manusia. Rasul-rasul itu memberikan kabar
gembira bagi mereka-mereka yang melakukan amal shaleh dan memberikan kabar
siksa ataupun ancaman bagi mereka-mereka yang durhaka dan mengingkari Allah
SWT.
4. Al-Imamah Bagi kaum Syi‘ah, Imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama
sekaligus dalam dunia. Ia merupakan pengganti Rasul dalam memelihara syari‘at,
melaksanakan hudud (had atau hukuman terhadap pelanggar hukum Allah), dan
mewujudkan kebaikan serta ketentraman umat.
5. Al-Ma‘ad Secara harfiah al-Ma‘dan yaitu tempat kembali, yang dimaksud disini
adalah akhirat. Kaum Syi‘ah percaya sepenuhnya bahwa hari akhirat itu pasti terjadi.

Murji’ah

 Aliran ini disebut Murji’ah karena dalam prinsipnya mereka menunda


penyelesaian persoalan konflik politik antara Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi
Sufyan dan Khawarij ke hari perhitungan di akhirat nanti. Karena itu mereka tidak
ingin mengeluarkan pendapat tentang siapa yang benar dan siapa yang dianggap kafir
dian- tara ketiga golongan yang tengah bertikai tersebut.
Ajaran-Ajaran Aliran Murji’ah Secara umum, pokok ajaran dari Murji‗ah
dapat dilihat dari beberapa pendapatnya, sebagai berikut:
a) Rukun iman ada dua, yaitu: iman kepada Allah dan iman kepada utusan Allah.
b) Orang yang berbuat dosa besar tetap mukmin selama ia telah beriman, dan bila
meninggal dunia dalam keadaan berdosa, maka segala ketentuannya tergantung Allah
di akhirat kelak.
c) Perbuatan kemaksiatan tidak berdampak apa pun terhadap orang bila telah beriman.
d) Perbuatan kebajikan tidak berarti apa pun apabila dilakukan di saat kafir. Ini berarti
perbuatan-perbuatan ―baik‖ tidak dapat menghapuskan kekafirannya dan bila telah
muslim tidak juga bermanfaat, karena melakukannya sebelum masuk Islam.
e) Golongan Murji‗ah tidak mau mengkafirkan orang yang telah masuk Islam, sekalipun
orang tersebut zalim, berbuat maksiat dan lain-lain, sebab mereka mempunyai
keyakinan bahwa dosa sebesar apa pun tidak dapat memengaruhi keimanan seseorang
selama orang tersebut masih muslim.
f) Aliran Murji’ah juga menganggap bahwa orang yang lahirnya terlihat atau
menampakkan kekufuran, namun bila batinnya tidak, maka orang tersebut tidak dapat
dihukum kafir, sebab penilaian kafir atau tiaknya seseorang itu tidak dilihat dari segi
lahirnya namun tergantung batinnya

Mu'tazilah
merupakan aliran teologi yang mengedepankan akal sehingga mereka mendapat
nama “kaum rasionalis Islam.” Kaum Mu'tazilah adalah golongan yang membawa
persoalan persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dibanding
dengan persoalan persoalan yang dibawa kaum Khawarij dan Murji'ah.

At-Tauhid (keesaan Allah)
Ini merupakan inti akidah madzhab mereka dalam membangun keyakinan ten- tang
mustahilnya melihat Allah di akhirat nanti, dan sifat-sifat Allah itu adalah sub- stansi Dzatnya
sendiri serta Al Qur`an adalah makhluq.

Al-‘Adl (keadlilan Tuhan)
Paham keadilan yang dikehendaki Mu’tazilah adalah bahwa Tuhan tidak meng-
hendaki keburukan, tidak menciptakan perbuatan manusia dan manusia dapat mengerjakan
perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya dengan qudrah (kekuasaan)
yang ditetapkan Tuhan pada diri manusia itu.

Al-Wa’d wa al-wa’id (janji dan ancaman)


Al-Wa’du Wal-Wa’id (janji dan ancaman), bahwa wajib bagi Allah untuk memenuhi
janji-Nya (al-wa’d) bagi pelaku kebaikan agar dimasukkan ke dalam sur- ga, dan
melaksanakan ancaman-Nya (al-wa’id) bagi pelaku dosa besar (walaupun di bawah syirik)
agar dimasukkan ke dalam neraka, kekal abadi di dalamnya, dan tidak boleh bagi Allah untuk
menyelisihinya. Karena inilah mereka disebut dengan Wa’idiyyah

Al-Manzilah bain al Manzilatain (posisi diantara posisi)


Secara harfiah, berarti posisi diantara dua posisi. Menurut Mu’tazilah maksud- nya
adalah suatu tempat antara surga dan neraka sebagai konsekwensi dari pema- haman yang
mengatakan bahwa pelaku dosa besar adalah Fasiq; tidak dikatakan beriman dan tidak pula
dikatakan kafir, dia tidak berhak dihukumkan Mu’min dan tidak pula dihukumkan Kafir,
begitu pula dihukum munafiq, karena sesungguhnya munafiq berhak dihukumkan kafir
seandainya telah diketahui kenifaqkannya. Dan tidaklah yang demikian itu dihukumkan
kepada pelaku dosa besar.

MADZHAB AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH

Menurut bahasa kata As-Sunnah mempunyai bentuk jamak yaitu As-Sunnah,yang


berarti sejarah (perjalanan hidup) dan jalan (metode)yang ditempuh.Ibnu Mandur berkata,
“Sunnah makna awalnya adalah jalan yang ditempuh oleh para pendahulu yang akhirnya
ditempuh oleh orang lain sesudahnya.”

Dengan demikian, secara bahasa kata sunnah merupakan sejarah dan metode yang
diikutioleh orang lain atau sesudahnya.Sedangkan menurut istilahnya, Ahlus Sunnah adalah
orang yang mengikuti sunnahdan teguh dengannya, yaitu para sahabat dan setiap muslim
yang mengikuti jalan mereka sampai hari terakhir.

Kemudian kata Jamaah secara bahasa berarti kelompok, bersatu, lawan dari
kata pecah belah. Menurut istilah Syekh Abdul Kadir Jeilani berpandat bahwa, sunnah adalah
segalasesuatu yang dilakukan Rasulullah SAW., sedangkan al Jamaah ialah apa yang
disepakatioleh para sahabat Nabi pada masanya khalifah jamaah yang empati
(KhulafaurRasyiddin).

AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH VERSI SALAF(TRADISIONAL)

Aliran salaf sesuai maknanya yaitu pertunjukan tradisional aliran ini aliran pertama
dari Ahlussunnahwal Jamaah,salaf berarti pulaulama-ulama shalehyang hidup pada 3 abad
pertama Islam.

Beberapa ulama mendefinisikan tentang arti salaf, di antaranya As-Syahrastani


mengatakan bahwa ulama salaf adalah yang tidak menggunakan ta'wil (dalam ayat-
ayatmetasyabihat) dan tidak mempunyai paham tasybih.

Mahmud Al-Bisybisyi dalam Al-Firaq Al-Islamiyyah mendefinisikan sebagaisahabat,


tabi'in, dan tabi'in yang dapat diketahui dari sikapnya menampik penahananyang mendalam
mengenai sifat-sifat Allah yang menyerupai segala sesuatu yang baruuntuk menyucikan dan
mengagungkan-Nya.
Aliran ini secara mutlak mempertahankan kemurnian ajaran Rasulullah SAW dan
masa sahabat serta masa tabi'in. akidah salafiah sangat bertentangan dengan konsep ahlikalam
(mu'tazilah). Akidahnya semata-mata berdasarkan tektual (harfiah) dan samasekali tidak mau
menerima segala sesuatu yang kontekstual saja. Mereka kurang berkontribusi pada peranan
akal (rasio).

1. Imam Ahmad Bin Hanbali

Ibnu Hanbali merupakan anak dari pasangan suami istri, ibunya bernama
Shahifah binti Maimunahdengan ayahnya yangbernama Muhammadbin Hanbal,jika diurut-
urutkan akan bertemu dengan keluarga Nabi Muhammad SAW. Dilahirkan diBagdad pada
tahun 164 H/780 M dan meninggal 241 H/855 M.ia sering dipanggilAbu Abdillah yang
merupakan nama salah satu anaknya. Namun, dia lebih dikenaldengan nama Imam Hanbali
Karena merupakan pendiri madzhab Hanbali.

Ibnu Hanbal, yaitu Muhammad bin Nuh, ia sependapat dengan Ibnu Hanbal bahwa
alQur'an itu tidak diciptakan atau bersifat qadim.Akhirnya keduanya
dipenjarakan,Muhammad bin Nuh wafat di dalam penjara. Kita tentunya dapat
membayangkan bagaimana perjuangan yang begitumengharukan, firqah yang begitu suci
harus diperjuangkan dengan tetesan darahulama yang gigih mempertahankan akidah yang
haqq demi terus hidup sampai kelaknanti.Kaum Mu'tazilah dikatakan dalam sejarah
merupakan perlawanan terberat bagi kaum Ahlussunnah wal Jamaah, sampai akhirnya nanti
menang setelah lahir Ahlsussunnah versi Khalaf yang di komandani Abu Hasan Al Asy'ari.

2. Ibnu Taimiyah

Ibnu Taimiyah dilahirkan di Harran pada tahun 661 H dan meninggal pada tahun729
H. Nama aslinya Taqiyuddin bin Al Halim bin Taimiyah, namun lebih terkenaldengan
sebutan Ibnu Taimiyah.Ibnu Taimiyah terkenal sangat cerdas sehingga pada usia 17 tahun, ia
telah meninggalmasyarakat dipercaya untuk memberikan pandangan-pandangan mengenai
hukumsecara resmi di istana Gubernur Damaskus, pemikiran-pemikirannya dijadikan.

landasan hukum di Damaskus. Hal ini membuat risau ulama-ulama kota tersebut yang
banyak aliran paham Mu'tzilah.Karena Ibnu Taimiyah yaitu ulama salaf yang ekstrim dan
kurang memberi ruang gerak kepada akal. Ia banyak mengkritik ulama-ulama seperti Imam
Al Ghazali dan Ibnu Arabi. Ibn Taimiyah kerugian itumereka tidak 100% berdasar pada
wahyu Illahi. Sebagai ulama salaf sudah barangtentu sepenuhnya pada tekstual saja tanpa
repot menggunakan kontekstual, karenamenurutnya semua ia serahkan kepada Allah
semata.dalam perjuangannya ini IbnTaimiyah seperti halnya ulama terdahulunya Ibnu Hanbal
yang harus rela kaluarmasuk penjara demi mempersatukan umat dan kembali kepada ajaran
RasulullahSAW yang benar. Bahkan ia pun meninggal di dalam penjara.

Sebagai pemikiran-pemikiran ulama salaf Ibnu Taimiyah pada intinya sama,yaitu


lebih mengendap tekstual dibanding kontekstual.

AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH VERSI KHALAF(KONVENSIONAL)

Sudah dijelaskan tadi bahwa Ahlussunnah versi Khalaf adalah firqah yang dibawaoleh
ulama pada tiga abad pertama Islam. Sedangkan Ahlussunnah versi Khalaf inimerupakan
kelanjutan dari versi sebelumnya, yakni pada awal abad ke tiga hijriah.

Firqah ini menengahi antara dua Firqah Mu'tazilah dan Ahlussunah versi Salaf.Jika
Mu'tazilah mengendap rasionalime dan Ahlussunnah lebih mengendap
NashatauWahyusecaratekstual.FirqahAhlussunnahversiKhalafinicenderungmoderat, artinya
Akal dan Wahyu saling mendukung, kecuali dalam masalah tertentuakal tidak cukup untuk
memahami wahyu karena keterbatasannya. Namun, firqah initetap sejalan dengan aliran
Ahlussunnah wal Jamaah, karena tetap berpegang teguh padaajaran Rasul yang lurus yakni al
Qur'an dan Hadist sebagai sumber utama pedoman hidup.

1. Al asy’ari

Nama asli Abu Hasan Ali tempat sampah Ismail tempat sampah Abi Basyar Ishak
tempat sampah Salim tempat sampah Ismail bin Abdullah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah
Amir bin Abi Musa Abdullah.

Ayahnya meninggal ketika Asy'ari masih kecil, sehingga Ibunya menikah lagi dengan
seorang tokoh Mu'tazilah bernama Abu Ali Jubba'i. Kemudian dia dididik oleh ayah tirinya
itu hingga ia menguasai betul masalah Mu'tazilah, selama 40 tahun Asy'ari belajar
dengannya. Entah mengapa Asy'ari setelah sekian tahun mempelajari Mu'tazilah. Tiba-tiba ia
menyatakan keluar dari Mu'tazilah.Banyak peneliti yang mengemukakan pendapatnya
tentang kepindahan Asy'ariini.dalam buku Ilmu Kalam karya Abdul Rozak mengatakan
bahwa Asy'ari bermimpi bertemu Rasulullah SAW selama tiga kali pada malam ke-10, ke-20,
ke-30 bulan Ramadhan. Dalam mimpinya dikatakan bahwa Rasulullah GERGAJI
perkembangannya agar meninggalkan paham Mu'tazilah dan membela paham yang telah
diriwayatkan oleh beliau.M. Yusran dalam bukunya yang berjudul Ilmu Tauhid mengatakan
bahwa Asy'arimeninggalkan Mu'tazilah karena merasa tidak puas dengan aliran
tersebut.Sehingga ia merenung di dalam rumah selama 15 hari dan memeutuskan untuk
keluar dari firqah Mu'tazilah

2. Al maturidi

Tidak banyak yang diteliti tentang riwayat hidup Al Maturidi, yang jelas iahidup
sejaman dengan Asy'ari. Nama aslinya Abu Mansur Muhammad bin Muhammad bin
Mahmud al Maturidi. Dilahirkan di Maturid, Samarkand pada pertengahan abad ke-9 mashi
dan wafat pada tahun 332 H.Pemikiran al Maturidi secara garis besar selaras dengan Abu
Hasan Asy'ari,namun Al Maturidi lebih rasional ketimbang Asy'ri, sesuai madzhab yang ia
anutyakni Madzhab Hanafi.

Berikut beberapa pemikiran al maturidi:

 Bahwa Allah SWT mempunyai sifat


 Bahwa Al-Qur an mempunyai Qadam
 Bahwa Allah SWT itu adil
 Bahwa perbuatan manusia merupakan ciptaan tuhan.

Anda mungkin juga menyukai