Anda di halaman 1dari 5

EVANKA NILA TRIFANI

UAS TEOLOGI ISLAM


TBI 7/B

1. Perbedaan:
Jalan pemikiran Al-Maturidi lebih rasional ketimbang Al-Asy’ari sebagaimana
dalam ajaran teologinya, sehingga meskipun ia banyak menyerang konstitusi
Mu’tazilah namun ia lebih dekat kepadanya ketimbang Asy’ariah. Demikian
keadaannya, maka posisi Al-Maturidi berada di antara dua kutub yang senantiasa
kontroversial yaitu, antara kutub Al-Asy’ariah yang sangat ortodok karena lebih setia
kepadaa sumber-sumber Islam secara literal dengan kutub Al-Mu’tazilah yang sangat
rasional dan dipengaruhi oleh filsafat Yunani.
Persamaan:
Sama-sama menentang faham Mu’tazilah

Ciri-ciri gerakan wahabi

a. Berpegang kepada al quran dan sunnah sebagai sumber pertama syariat.

b. Menyeru untuk memurnikan pemahaman tauhid dan menuntut orang


muslimin untuk kembali seperti orang-orang muslim pada masa awal islam.

c. Berpegang teguh kepada manhaj salaf shaleh dan para imam mujtahid.

d. Meninggalkan fanatisme serta berdakwah untuk mengikuti kebenaran sesuai


dalil.

e. Menetapkan bagi Allah dalam perkara asma dan shifat sesuai dengan yang
Allah tetapkan serta menafikan apa yang Allah nafikan.

Tanda-tanda aliran yang terpapar pemikiran khawarij:

Semua aliran yang bersifat radikal, pada perkembangan lebih lanjut,


dikategorikan sebagai aliran khawarij, selama terdapat indikasi doktrin yang identik
dengan aliran ini. Berkenaan dengan persoalan ini, Harun mengidentifikasi beberapa
indikasi aliran yang dapat dikategorikan sebagai aliran khawarij masa kini, yaitu:

a. Mudah mengafirkan orang yang tidak segolongan dengan mereka, walaupun orang
itu adalah penganut agama islam;
b. Islam yang benar adalah islam yang mereka pahami dan amalkan, sedangkan islam
sebagaimana yang di pahami dan di amalkan golongan lain tidak benar;

c. Orang-orang islam yang tersesat dan menjadi kafir perlu di bawa kembali ke islam
yang sebenarnya, yaitu islam seperti yang mereka pahami dan amalkan;

d. Karena pemerintahan dan ulamayang tidak sepaham dengan mereka adalah sesat,
mereka memilih imam dari golongannya, yaitu imam dalam arti pemuka agama dan
pemuka pemerintahan;

e. Mereka bersifat fanatik dalam paham dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan
dan pembunuhan untuk mencapai tujuannya.

2. - Dampak seseorang yang berdosa


a. Menurut Khawarij
Kelompok Khawarij menolak untuk dipimpin orang yang dianggap tidak
pantas. Jalan pintas yang ditempuh adalah membunuhnya, termasuk orang yang
mengusahakannya menjadi khalifah. Dikumandangkanlah sikap bergerilnya untuk
membunuh mereka. Dibuat pula doktrin teologi tentang dosa besar.

b. Menurut Murjiah

Murji’ah dengan mengatakan bahwa pembuat dosa besar tetap mukmin, tidak
kafir, sementara dosanya diserahkan kepada Allah SWT., apakah mengampuninya atau
tidak.

c. Ahli sunnah

Mukmin yang berbuat dosa besar dihukumi tidak mukmin dan tidak pula kafir,
tapi fasik dan keberadaan orang tersebut diantara mukmin dan kafir. Mengenai
perbuatan manusia. Manusia memiliki kebebasan, kemampuan dan kekuasaan untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan. Kebebasan memilih dan kekuasaan,
dan kemampuan berbuat yang pada pada manusia merupakan pemberian Tuhan
kepadanya. Karena itu manusialah yang menciptakan perbuatannya dan harus
bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukannya. Jika perbuatan baik akan dibalas
dengan pahala dan jika perbuatan jelek akan diberi ganjaran.

- Persamaan dan perbedaan iman menurut khawarij, murjiah dan ahli sunnah
1. Menurut Khawarij

Iman dalam pandangan Khawarij adalah tidak semata-mata percaya


kepada Allah, mengerjakan segala perintah dan kewajiban agama juga
merupakan bagian dari keimanan. Segala perbuatan yang berbau religius
termasuk di dalamnya masalah kekuasaan adalah merupakan bagian dari iman.
(al-`amala juz’un al-iman). Jadi bagi siapa yang percaya kepada Allah tapi
masih melakukan perbuatan dosa maka orang tersebut dianggap sebagai kafir.
Dan orang kafir wajib diperangi dan hartanya bisa dirampas sebagai ghanimah.

2. Menurut Murjiah

Murji’ah ekstrim adalah golongan Murji’ah yang sangat dominan


mengatakan bahwa iman sama sekali tidak dipengaruhi oleh perbuatan, mereka
mengatakan bahwa iman semata-mata hanya di dalam hati, walaupun lidah dan
perbuatan mengatakan tidak percaya kepada Allah. Tapi dikembalikan lagi pada
hati orang itu sendiri, maka hati adalah semata-mata penentu iman seseorang.

3. Menurut Ahli sunnah

Iman harus diikrarkan dengan lisan dan membenarkan dengan hati.


Persyaratan minimal untuk adanya iman adalah tashdiq, dan sempurnanya iman
adalah mengikrarkan dengan lisan, membenarkan dengan hati, dan mengerjakan
dengan anggota.

3. Konsep Aqidah NU dan Muhammadiyah

- NU menjadikan Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai asas oraganisasi, yaitu


dalam bidang aqidah mengikuti Abu Hasan Asy’ari dan Abu Mansur al-
Maturidi. Sedangkan dalam bidang fikih mengikuti salah satu dari fikih 4
(empat) madzhab yaitu madzhab Syafi’i (Syafi’iyyah).

- Muhammadiyah, Aqidah Muhammadiyah adalah Aqidah Salaf . Prinsip


penting dalam aqidah ini : Mengimani ayat-ayat mutasyabihat, dan
menyerahkan maknanya kepada Allah tanpa menyerupakan dengan sifat-sifat
makhluk-Nya dan meninggalkan makna tersurat (dhohir).
Persamaan dan Perbedaan Gerakan NU dan Muhammadiyah:

Persamaan antara NU dengan Muhammadiyah yakni bergerak dalam bidang


sosial dan politik. NU dan Muhammadiyah tidak bergerak dalam politik praktis. NU
dan Muhammadyah merupakan organisasi massa yang tidak asing lagi
bagi masyarakat Indonesia. Keanggotaan NU secara umum berbasis masyarakat
pedesaan, sedangkan Muhammadiyah berbasis masyarakat perkotaan. Pada masa
pergerakan nasional kedua organisasi ini memiliki persamaan dalam aktifitas
pergerakan yaitu bergerak di bidang sosial keagamaan.

Perbedaan, Secara doktrinal, NU dan Muhammadiyah memiliki beberapa


perbedaan terutama dalam pengamalan ibadah yang bersifat Furuiyah (cabang-cabang)
dalam Islam. Karena perbedaan sudut pandang dan metode ijtihad yang dikembangkan
oleh dua organisasi Islam itu, efeknya sangat terasa, misalnya ketika menentukan awal
bulan Ramadhan , Syawal, Zulhijjah dan sebagainya.

perbedaan orientasi keagamaan NU dan Muhammadiyah bisa dilacak


berdasarkan proses polarisasi pemikiran dan pengalaman pendidikan dua tokoh utama
pendiri organisasi tersebut, yaitu KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim
Asy‟ari. Keduanya merupakan representasi ulama nusantara yang hidup pada abad ke
19 dan ke 20.

Perbedaan pendidikan dan pengalaman itulah yang menyebabkan NU dan


Muhammadiyah menjadi dua organisasi yang berbeda, meski hal tersebut tidak bersifat
prinsipil. Sehingga, perbedaan NU dan Muhammadiyah ini masih berada dalam koridor
toleransi dan tidak sampai menimbulkan konflik.

Manfaat Mempelajari Teologi Islam

Dengan mempelajari Teologi Islam ada beberapa manfaat yang dapat kita
peroleh, diantaranya:

1. Menambah Iman kita kepada Allah.

2. Mengetahui aliaran-aliran dalam Agama Islam.

3. Dapat menilai suatu yang benar dan salah dalam Aliran Agama.

4. Mampu mengembangkan pemikiran yang rasional.


5. Senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah

Anda mungkin juga menyukai