Disusun oleh:
Mata kuliah:
Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu:
Drs.H.Siun Ruhan,M.Hi
Agama adalah percaya adanya tuhan yang Maha Esa dan mempercayai hukum-
hukumnya. Islam adalah mengimani satu tuhan yaitu Allah.
Tujuan agama islam Islam berasal dari kata salam yang berarti kesejahteraan
atau keselamatan. Tujuannya memberi keselamatan atau kesejahteraan didunia dan diakhirat bagi
umatnya. Islam juga bertujuan sebagai umatnya. Islam juga bertujuan sebagai pembimbing
didunia dan diakhirat bagi umatnya. Terdapat agama terbesar adalah:
1. Islam
2. Kristen
3. Budha
4. Saminisme
5. Konghucu
6. Baha'i
7. Yahudi
8. Jainisme
10. Shintosme
Ajaran islam tersebut adalah suatu pandangan pada sisi keislaman seseorang. Dimensi
ajaran islam ini Allah menurunkan ajaran islam kepada Nabi Muhammad SAW. Secara garis
besar terdapat dalam 3 hal yaitu: aqidah, syariat, dan akhlaq yang masing masing adalah sistem
ajaran islam.
5. Menggunakan istilah Kiai, Ustadz, atau Ustadzah untuk para pemuka agama
7. Tidak mengonsumsi daging babi maupun makanan atau minuman yang mengandung
unsur yang berasal dari atau produk turunan dari babi
BAB II
TAUHID
Macam-macam tauhid:
Tauhid Rububiyyah Allah yang maha segalanya, mengesakan Allah subhannahu wa ta'ala
dalam segala perbuatanNya, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan
segenap makhluk.
Tauhid Uluhiyyah Menjadikan Allah yang terpenting dalam hidup, mengesakan Allah
dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub (mendekatkan diri) yang
disyari'atkan seperti do'a, nadzar, qurban, raja' (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah
(senang), rahbah (takut) dan inaabah (kembali atau taubat). Dan jenis tauhid ini adalah
inti dakwah para rasul,mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir.
Fungsi tauhid:
Dalam kehidupan individu artinya dapat mengendalikan hawa nafsu sehingga kejahatan
dan keburukan bisa dicegah Sehingga mendasarkan pada keyakinan untuk beraktifitas
secara ikhlas mencari ridha Allah.
TAQWA
Taqwa artinya takut, kemudian menjaga, memelihara, melindungi dari perbuatan yang
dilarang Allah. Orang yang bertaqwa artinya takut kepada Allah dengan kesadaran mengerjakan
perintah Nya dan menjauhi larangannya. Atau orang yang menjaga diri dari kejahatan, tidak
melakukan perbuatan yang dilarang Allah, bertanggung jawab mengenai sikap, tingkah laku dan
perbuatan serta memenuhi kewajiban. Taqwa merupakan ukuran pokok dari segala pekerjaan
muslim.
Mencintai sesama manusia yang diwujudkan melalui pengorbanan harta, tenaga dan
pikiran.
1. Aqidah
Islam merupakan penutup agama yang diturunkan oleh allah sebelumnya, dengan
diutusnya Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir. Secara istilah aqidah ialah sistem kepercayaan
dalam islam
2. Syariat
Syariat islam yaitu sto jalan yang untuk mengahat umat islam dan harus dipatuhi yang
berisi perintah perintah, anjuran, dan larangannya. Yang menentukan kehidupan manusia dan
kita sebagai umat muslim hal itu harus dipatuhi
3. Akhlaq
Suatu kekuatan dalam kehendak manusia sendiri aklaq adalah sesenta yang dibiasakan
artinys kehendak iti bila membiasakan semata, maka kebiasaan ini disebut dengan akhlang.
Akhing menekankan kualitas perbuatan
IMAN
9. Mungkar dan,
1.Iman kepada kitab-kitab-Nya adalah mempercayai bahawa Allah mempunyai kitab-kitab yang
diturunkan kepada rasulnya sebagai pedoman hidup bagi umatnya Kitab Allah dan Kalamullah
artinya perintah atau ketentuan Allah.
3. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS. S QS AL-Maidah syat 46.
4. Kitab Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Os Thaha ayat 113.
1. Merupakan penyempumam kitab Allah sebelumnya yang berisi bimbingan dan petunjuk
bagi manusia untuk memperoleh hal khotimah dengan menghindari berlaku durhaka
kepada Allah.
Tahap-tahap taqwa:
Sosialisasi: Pengenalan ajaran agama, pada masa kecil atau baru masuk Islam.
3.IMAN
Arti iman menurut bahasa percaya. Iman menurut istilah percaya pada hakekat Allah dan percaya
pada kebenaran ajaran Islam. Status iman sebagai fondasi ajaran Islam. Letak iman di dalam hati.
Pembahasan pokok aqidah Islam berkisar pada aqidah yang terumuskan dalam rukun Iman,
yaitu:
1.Iman kepada Allah yaitu mempercayai bahwa Allah adalah dzat Yang Maha Esa. Beriman
kepada Allah adalah membenarkan dengan yakin akan keesaannya baik dalam perbuatannya,
penciptaan alam seluruhnya maupun dalam penerimaan ibadah segenap hambaNya.
Keesaan Allah atau tauhid merupakan konsep refolusioner yang merupakan inti ajaran islam.
Didalamnya terkandung pengertian bahwa hanya ada satu Tuhan penguasa alam semesta. Bukti
keesaan Allah dengan cara mudah dimengerti adalah kalau lebih dari satu keteraturan dan
ketundukan alam semesta tidak akan terwujud, sehingga hal ini mungkin terjadi apabila hanya
ada satu Tuhan yang mengatur dan mengendalikannya yaitu Allah SWT.
3. Tidak boleh diangkat menjadi pemimpin bagi kaum yang memperoleh kemenangan
sementara.
Allah mempunyai sifat-sifat diantaranya yaitu hidup, tidak berpemulaan, kekal, maha
kuasa, maha tahu, berkemauan bebas, berbeda dengan makhluk-Nya, maha mendengar.
4. Mendapatkan kehidupan yang baik, adil dan makmur akan dipercepat oleh Allah.
BAB III
Mempelajari ilmu syari'ah adalah wajib karena sebagai orang muslim bagaimana kita mau
mengerjakan ibadah bila tidak didasari dengan ilmu syari'ah. Kita sering mendengar maqolah
bahwah "al amalu bila ilmin amaluhu mardudadun la yuqbalu " amal yang dikerjakan tanpa ilmu
maka amalnya akan ditolak dan tidak diterima.
1. Ta'rif syari'ah:
"Segala perkara yang Allah syariatkan kepada hambaNya, daripada hukum hakam."
Allah taala maha kaya daripada hambaNya, Dia tidak berhajat kepada sesuatu daripada
"Mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya."
4. Sumber-sumber syariah:
Syariah diambil daripada dalil-dali syarak. Terdapat dua jenis dalil: pertama dalil yang
disepakati. Iaitulah al-Quran yang merupakan sumber yang paling utama, kemudian sunnah,
ijmak dan qias. Jenis yang kedua pula dalil yang terdapat perselisihan antara ulama seperti
amalan umat terdahulu, masalch mursalah, istihsan, uruf, istishab dan sebagainya (rujuk kitab-
kitab usul fiqh) Semus sumber-sumber ini sudah memadai bagi menyelesaikan setiap
permasalahan manusia.
• Kedua, masa remaja. Sejarah umat manusia ketika para rasul diutus dalam rangka
melangsungkan ajaran tauhid, akhlak dan ibadah langsung kepada Allah.
• Ketiga, masa dewasa. Sejarah umat manusia ditandai dengan kekuatan akal. Komunikasi antar
umat mulai dirasakan kompleks, karena macam faktor pertukaran kebutuhan hidup.
5. Iman kepada hari akhir adalah mempercayai atau meyakini akan adanya hari dimana Allah
akan mengkhiri kehidupan di alam semesta. Iman terhadap adanya hari akhir merupakan
kewajiban bagi setiap muslim, karena termasuk salah satu rukun iman. Apabila seseorang
mengingat-Nya. Begitu pula seseorang yang mengimani akan adanya hari akhir.
6. Iman kepada Takdir Allah artinya mempercayai bahwa dalam penciptaan alam semesta
termasuk manusia. Allah telah menciptakan kepastian dan ketentuan-Nya Terhadap makhluk
selain manusia ketentuan yang diberlakukan Allah atasnya pada dasarnya hanyalah sunnatullah
atau hukum alam saja.
Beriman kepada taqdir itu akan memberikan pelajaran kepada kita bahwa segala sesuatu yang
terjadi di alam semesta ini berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh dzat yang
maha tinggi yaitu Allah. Perlu diketahui bahwa manusia tidak dapat mengetahui taqdir secara
pasti, karena itu hanya tertulis di Lauhul Mahfudz.
• Menghilangkan kesembongan.
POTENSI AKAL
Potensi akal untuk membuktikan kekuasaan Allah. Potensi akal adalah kekuataan rohani untuk
memahami hakekat yang tidak dapat dindera. Atau kemampuan paling tinggi untuk memakrifati
adanya Allah dan makhluknya baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.
Tidak boleh. Tidak boleh sekumpulan manusia melaksanakan hudud sendiri Mestilah negara
Kebanyakan hukum syariah mempunyai khilaf Hanya sedikit sahaja yang tiada khilaf.
Berkaitan dengan ruang lingkup ijtihad para ulama ushul sepakat bahwasanya ijtihad ini hanya
terjadi pada ayat-ayat yang bersifat zhanniyah, karena sebagian dari materi-materi hukum dalam
Al-Qur'an dan Sumah, sudah terbentuk diktum yang odentik, yakni tidak mengandung pengertian
lain, atau sudah diberi interpretasi otentik oleh sunah itu sendiri.
Perkara yang tetap' dan tidak akan berubah adalah yang berkaitan dengan akidah, ibadah yang
asas, akhlak-akhlak yang utama, nilai murni dan perkara (J) yang dipandang keji', halal dan
haram, perkara-perkara yang dasar yang berkaitan dengan individu, mencari pekerjaan halal,
berpakaian menutup aurat, makanan halal, hubungan antara suami isteri, kaum kerabat, hak-hak
asas masyarakat, pemerintah, rakyat dan sebagainya. (Yakni perkara yang sudah diijmak dan
bukan tempat ijtihad)
Perkara yang 'boleh berubah' adalah selaindaripada perkara sabit. Iaitulah yang bukannya dari
masalah akidah, ibadah, akhlak-akhlak utama, bukan juga dari hukum qatie yang tidak menerima
sebarang perubahan, seperti masalah pewarisan harta yang sudah disebutkan secara jelas di
dalam al-Quran dan hadis, kerana sudah disepakati oleh seluruh umat Perkara sabitini tidak
menerima perubahan atau ijtihad.
7. Perlaksanaan Syariah
syariah adalah amat bertepatan dengan nas dan akal manusia la akan dilaksanakan sebagaimana
dilaksanakan undang-undang biasa. Bukan bermakna apabila kita mahu melaksanakan syariah
terus kita memotong tangan pencuri.
8. Berperingkat di dalam melaksanakan syariah
Hukum syariah banyak memberikan contoh kepada tadarruj Contohnya pengharaman arak Arak
diharamkan menerusi beberapa peringkat di dalam beberapa ayat.
2. Ijtihad insya'i usaha untuk menetapkan kesimpulan hukum mengenai peristiwa-peristiwa baru
yang belum diselesaikan oleh para ahli fikih terdahulu
a. Langkah pertama yang harus dilakukan mujtahid adalah merujuk pada al-Qur'an. bila
menemukan dalil atau petunjuk yang umum dan dzahir, maka si mujtahid harus mencari
penjelasannya, baik dalam bentuk lafadz khas yang akan mentakhsiskan, lafadz muqoyyad yang
menjelaskan kemutlakannya, qorinah (petunjuk) yang akan menjelaskan maksudnya.
1. Ijtihad intiqa'i adalah ijtihad yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk memilih
pendapat para ahli fikih terdahulu mengenai masalah-masalah tertentu, sebagai mana tertulis
dalam kitab fikih, kemudian menyeleksi mana yang lebih kuat dalilnya dan lebih relevan dengan
kondisi kita sekarang.
BAB IV
Akhlak adalah budi pekerti atau kelakuan. Dengan adanya akhlak manusia dapat membedakan
mana yang baik dan buruk. kebiasaan dan kelakuan.
Berdasarkan istilahnya, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam diri seseorang yang keluar
dengan mudahnya tanpa adanya pemikiran atau paksaan.
Pengertian Akhlak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Akhlak adalah budi pekerti atau kelakuan. Sedangkan,
Menurut tiga cendikiawan yaitu Ibou Miskawaih, Al Gazali dan Ahmad Amin, Akhlak
merupakan perangai yang ada pada diri seseorang dan melekat dalam diri yang seketika dapa
muncul tanpa mempertimbahkan pikiran terlebih dahulu.
Tujuan Akhlak
Sebagai manusia, sudah selayaknya memiliki akhlak yang baik. Hal ini kenapa manusia
adalah.Ilmu tentang Akhlak bertujuan untuk mengetahui perbedaan perbuatan manusia yang baik
dan buruk, agar manusia dapat memiliki pegangan dan terhindar dari perangai jahat, dan akan
menciptakan tata tertip dalam pergaulan dimasyarakat.Yang harus dikendalikan manusia untuk
menjadi orang berakhlak adalah tindakan lahir manusia atau tindakan bathinnya. Jika seseorang
dapat mengendalikan tindakan bathinnya, maka ia dapat menjadi orang yang berakhlak baik.
• Akhlak Waqi'iyah
Akhlak waqi'iyah mengandung pengertian bahwasanya ajaran akhlak memperhatikan kenyataan
(realitas) hidup manusia didasari oleh suat kenyataan, bahwasanya manusia itu disamping
memiliki kualitas-kualitas unggul, juga memiliki sejumlah kelemahan.
•Dalil Akhlak
Memiliki akhlak yang baik sangat disyariatkan dalam islam seperti berbuat jujur amanah,
Ibnu Tirmidzi Ahmad HR) "kiab gnay kalhka nagned kalhkareb nad hallA adapek awqatre"
Selain itu, dalam hadits riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW pernah bersabda: إن من أجتكم إلى
والفريكة علي مظلمنا يوم القيامة المملكة الخالط
duknys cirung yang paling aku cintai dan paling dekat tempat d-gnaro aratna id synhugge
(Tirmidzi HR)" orang yang paling baik akhlaknya-pada hari kiamat denganku.
1. Akhlak Rabbaniyah
2. Akhlak Insaniyah
Akhlak Insaniyyah mengandung pengertian bahwa tuntunan fitrah dan eksistensi manusia
sebagai makhluk yang bermartabat, sesuai dan ditetapkan oleh ajaran akhlak.
3.Akhlak Jam'iyah
Akhlak Jam'iyah mempunyai arti bahwa kebaikan yang terkandung di dalammya sesuai dengan
kemanusiaan yang universal.
4.Akhlak Wasithiyah
Akhlak wasithiyah berarti bahwasanya ajaran akhlak itu menitikberatkan keseimbangan antara
rohani dan jasmani, keseimbangan antara dunia dan akhirat, dan seterusnya.
BAB V
Sebagai hamba Allah, manusia harus mengabdi kepada Allah sebagai Sang Pencipta. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam surat at-Taubah ayat 112,
دود هللاiiون لحiiاهون والحفظiiالمعروف والنiiرون بiiيجدون األمiiر السiiون عن المنكiiيخون الركعiiالتيبون العبيدون الحمدون الش
ونشر المؤمنين و
"Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memuji (Allah), yang
melawat, yang rukuk, yang sujud, yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat
mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin
itu" (QS. At-Taubah: 112)
(Bukhari Ahmad HR) "kiab gnay kalhka nakanrupmeynem kutnu sutuid uka aynhuggnuseS"
Dalil tentang akhlak termuat dalam Al-Qur'an, Surat Al-Qalam ayat 4. Allah SWT berfirman:
([A]Qalam-Al QS)" gnuga gnay kalhka sata id adareb uakgne aynhuggnuses naD"
Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang paling baik akhlaknya, paling sempurna adabnya
dan paling indah muamalahnya sehingga kita sebagai umatnya wajib mencontoh segala akhlak
baiknya. Sebagaiman yang difirmankan Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat 21:
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah bagi kalian contoh yang baik bagi orang yang
mengharap pertemuan dengan Allah dan hari akhir dan mengingat Allah dengan dzikir yang
banyak." (QS. Al-Ahzab[33]: 21)
dikarenakan oleh ilmu yang dimilikinya. Namun sebagai al-Insan, manusia juga memiliki sisi
negatif, yakni manusia tidak bisa lepas dari sifat kelupaannya. Hal ini sesuai dengan firman
Allah dalam surat Hud ayat 9.
Manusia dalam konsep ini, menunjukkan manusia hanya sebagai makhluk yang berada
(berwujud), yang erat hubungannya dengan perkembangbiakkan, pertumbuhan, perkembangan,
dan juga kebutuhan dalam kehidupan (makanan) dan akhirnya sampai pada kematian. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Mu'minun ayat 12-14,
مكينه ثم خلقنا النطفة علقة فخلقنا العلقة مضغة فخلقنا المضغة عظيما فكسونا العظيم لحما ثم أنشأنه خلقا واخر فتبارك هللا
أحسن الخلقين-
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah,
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim),
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al-Mu'minun 12-14).
فيها ويسفك الدماء ونحن لشيخ ممدك وتقدم لك قال إلى أعلم ما ال تعلمون
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
menyucikan Engkau Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui." (QS. Al-Baqarah: 30) Dalam tafsir Ibnu Katsir, maksud diciptakannya manusia sebagai
khalifah ialah untuk mewakili dan melaksanakan hukum-hukum dan peraturan-peraturan Allah
Swt. Menjadikan manusia sebagai manusia di muka bumi, berarti menjadikannya sebagai
pemimpin dan pengatur atas proses berjalannya kehidupan.
ذينiiوا منكم والiiذين امنiiع هللا الiiانت روا يرفiiبناها الذين ءامنوا إذا قيل لكم تفسحوا في المجلس فأفسحوا يفسح هللا لكم وما قبل الشروا ف
أوتوا العلم درجات وهللا بما تعملون خبيره
Kata ilmu berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu 'ilm yang berarti pengetahuan dan kemudian
arti tersebut berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Kata ilm itu sendiri diserap dalam bahasa
Indonesia menjadi kata ilmu atau yang merujuk pada ilmu pengetahuan.
Dalam sudut pandang Islam, ilmu sendiri diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh
berdasarkan ijtihad atau hasil pemilkiran mendalam para ulama dan ilmuwan muslim yang
didasarkan pada Alqur'an dan hadits. Alqur'an dan hadits adalah pedoman hidup manusia dan di
dalamnya terdapat ilmu pengetahuan yang universal. Allah bahkan menurunkan ayat pertama
yang berbunyi "Bacalah" sedangkan kita mengetahui bahwa membaca adalah aktifitas utama
dalam kegiatan ilmiah. Kata ilmu itu sendiri disebut sebanyak 105 kali dalam alQur'an dan kata
asalnya disebut sebanyak 744 kali.
Masa keemasan umat islam terjadi pada masa kelam masyarakat barat dimana ilmu pengetahuan
berkembang dengan pesat dikalangan umat muslim. Pada saat itu islam telah memperluas
wilayah hingga Eropa. Pada masa keemasan tersebut banyak ilmuwan muslim yang melalukan
riset dan penterjemahan besar-besaran terhadap karya-karya filosofi para ilmuwan Yunani (baca
hakikat pendidikan islam dalam filsafat).
Periode Islam klasik (650-1250 M) dipengaruhi oleh pandangan tentang tingginya kedudukan
akal seperti yang terdapat dalam al-Qur'an dan hadist. Kemudian pandangan ini ternyata sejalan
dengan filsafat sains bangsa Yunani kuno.
BAB VI
Islam adalah agama yang menghargai dan meninggikan derajat orang yang berilmu. Dalam islam
sendiri terkandung ilmu pengetahuan yang tidak terbatas dan terpisah-pisah seperti halnya
masyarakat barat membagi dan memisahkan ilmu menjadi beberapa cabang. Ilmu pengetahuan
dalam islam tersusun dalam kesatuan dan bahkan dalam Alqur'an sendiri terkandung ilmu
pengetahuan di dalamnya. Sebagaimana Allah menyebutkan dalam Alqur'an tentang orang orang
yang berilmu, berpikir dan berakala
Kata ilmu berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu 'ilm yang berarti pengetahuan dan kemudian
arti tersebut berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Kata ilm itu sendiri diserap dalam bahasa
Indonesia menjadi kata ilmu atau yang merujuk pada ilmu.
2.Jenis-Jenis Kesehatan
1.Kesehatan Rohani
2. Kesehatan Sosial
Manusia dikatakan sehat apabila ketiga unsur tersebut dapat terpenuhi. Apabila salah satu unsur
tidak terpenuhi maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
BAB VIII
Negara adalah cakupan wilayah yang sangat luas, dan memiliki beraneka ragam budaya yang
tidak sama antara satu dan yang lainnya. Selain itu negara juga memiliki sebuah pemerintahan,
dimana sebuah aturan hukum di dirikan demi mencapai mencapai Tujuan Penciptaan Manusia
dan Proses Penciptaan Manusia. Selain itu negara juga memiliki konsep pemerintahan yang
berbeda-beda seperti demokrasi misalnya. Demokrasi adalah suatu pemerintahan yang
memberikan hak sama pada setiap warga negaranya dalam menentukan hidup mereka.
Ciri-Ciri Pemerintahan Demokrasi
• Memerintah berdasarkan kehendak rakyat
• Memiliki ciri kontitusioanal
• Memiliki wakil rakyat
• Memiliki kegiatan pemilihan pemimpin
• Memiliki suatu kelompok partai
•Memiliki batasan kekuasaan
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan. Hak
asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila
tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak asasi diperoleh manusia
dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.
Terkait tentang hakikat hak asasi manusia, maka sangat penting sebagai makhluk ciptaan tuhan
harus saling menjaga dan menghormati hak asasi masing-masing individu.
Hak asasi manusia dalam Islam telah ada dalam al-Quran dan masyarakat pada zaman nabi
Muhammad saw. Yang mana hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara jelas untuk
kepentingan manusia, yaitu lewat syari'ah Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut
syari'ah, manusia adalah makhluk bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan
karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang ditegakkan
atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa pandang bulu.
1. Piagam Madinah
a. Semua pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku bangsa.
b. Hubungan antar komunitas Muslim dan non-muslim didasarkan pada prinsip:
-Berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga -Saling membantu dalam menghadapi musuh
bersama.
-Membela mereka yang teraniaya.
-Saling menschati
-Menghormati kebebasan beragama
2. Deklarasi Kairo (Cairo Declaration)
HAM dalam Islam mempunyai ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
Berbicara mengenai sejarah HAM atau sejarah Hak Asasi Manusia, para pakar HAM
berpendapat bahwa lahirnya HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta. Piagam ini
menyatakan bahwa raja yang semula memiliki kekuasaan absolut (raja yang menciptakan
hukum, akan tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum), kekuasaan raja tersebut dibatasi dan
mulai dapat diminta pertanggung jawabannya di muka hukum. Dari piagam tersebut kemudian
lahir suatu doktrin bahwa raja tidak kebal hukum lagi serta bertanggung jawab kepada hukum.
Hak yang pertama kali dianugerahkan islam diantara HAM lainnya adalah hak untuk hidup dan
menghargai kehidupan manusia. Masalah balasan untuk seseorang yang melanggar hak ini akan
diadili oleh lembaga hukum yang kompeten.
b. Hak Milik
g. Kebebasan Berekspresi
Agama islam menganugerahkan hak kebebasan berfikir untuk mengungkapkan pendapat kepada
seluruh umat manusia. Kebebasan berekspresi ini tidak hanya diberikan kepada warga negara
ketika melawan tirani, namun juga bagi warga suatu negara islam untuk bebas tempunyai
pendapat-pendapat yang berbeda dan mengekspresikannya berkenaan dengan berbagai masalah.
i. Kebebasan Berserikat
Agama islam telah menganugerahkan kepada rakyat hakuntuk membentuk perkumpulan dan
partai atau organisasi. Sebagaimana telah dinyatakan dalam QS. Ali Imran (104-105), hak ini
bukanlah merupakan sebuah hak yang mutlak, namun harus dijalankan menurut pembatasan
pembatasan umum tertentu. Yakni hak ini harus dilaksanakan untuk tujuan propaganda (dakwah)
amal-amal kebaikan dan kesalihan, serta harus digunakan untuk menumpas kejahatan dan
kesesatan.
j.Kebebasan Berpindah
Islam menganugerahkan hak untuk bebas bergerak atau berpindah kepada umat manusia. Negara
islam tidak membatasi setiap warga negaranya untuk bertempat tinggal dalam suatu bagian
tertentu dalam wilayah negaranya. Begitu juga, tidak ada seorang pun yang dapat dilarang untuk
keluar dari wilayah negeri dalam keadaan wajar. Al Qur'an selain menyebukan dosa yang
dilakukan oleh kaum yahudi juga menyingkap bahwa mereka biasa mengusir orang-orang dari
rumah meraka. Negara islam hanya boleh mengasingkan atau membuang orang yang telah
melanggar hukum.
Ibnu Aqil menjelaskan bahwa politik adalah segala aktivitas yang membuat manusia cenderung
pada perbaikan dan preventif terhadap kehancuran, walaupun tidak dicontohkan Rasul, dan tidak
pula dijelaskan dalam Al-Quran. Jadi jelaslah bahwa tujuan utama politik adalah memastikan
aktivitas pemerintahan agar berorientasi pada kebaikan masyarakat dan meminimalisir kebijakan
yang destruktif walaupun langkah-langkah tersebut tidak ada sumbernya dalam referensi Islam.
Akan tetapi, tidak berarti politik Islam adalah politik liberal yang tidak mengenal batasan sama
sekali kecuali batasan yang diciptakan manusia sendiri. Perbedaan mendasar antara politik
umumnya dnegan politik Islam ada pada batasannya.
Islam sebagai sebuah ajaran yang mencakup persoalan spritual dan politik memberikan
kontribusi yang cukup signifikan terhadap kehidupan politik di Indonesia partai-partai
berasaskan Islam serta partai nasionalis berbasis umat Islam dan kedua dengan ditandai sekiap
pro aktif tokoh-tokoh politik Islam dan umat lislam terhadap keutuhan negara kesatuan Republik
Indonesia, sejak proses awal kemerdekaan sampai zaman reformasi. Pertama ditandai dengan
munculnya.
BAB XI
KEBUDAYAAN ISLAM
Kebudayaan berasal dari kata "budi" dan "daya", kemudian digabungkan menjadi "budidaya"
yang artinya upaya untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu agar menjadi lebih baik
dan memberi manfaat bagi kehidupan. Lalu diberi imbuhan "ke" dan "an" menjadi kebudidayaan
atau disingkat menjadi kebudayaan. Jadi, kebudayaan adalah upaya yang dilakukan umat
manusia untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu, baik yang sudah ada maupun yang
belum ada agar memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
adalah mengenal keadaan masyarakat Islam, peradaban dan pemikiran umat manusia.
Membahas sejarah Islam sangatlah luas dan kompleks. Islam hadir di tengah masyarakat
Jahiliyyah melalui Nabi Muhammad Saw. Islam selanjutnya menyebar dengan peran keluarga
dan para sahabat. Kemudian setelah itu muncul dinasti dinasti al-Khulafa ar-Rasyidun. Al-
Khulafa Ar-Rasyidun adalah Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Ustman, dan
Sayyidina Ali yang menjadi penguasa tertinggi bagi umat Islam setelah Nabi Muhammad Saw
wafat. Mereka berhasil membuat peradaban dan kekuatan politik yang menandingi kekuatan.
Yang saat itu, yaitu Bizantium dan Persia.
krisis-krisis yang dialami Islam pada saat kehidupan Nabi hingga akhir hayat beliau. Saat ini
Islam mulai masuk pada babak berikutnya yaitu Islam di masa modern sekitar abad 18-20 M
yang mengalami masa kemunduran.
Saat itu dunia Islam kalah dan disingkirkan oleh Eropa dengan semangat gold, glory dan gospel.
Semangat penjajah Eropa bangkit untuk mengulangi kejayaan saat menakhlukkan Islam melalui
perang salib. Lain halnya dengan pendapat Toynbee, bahwa dunia Islam jatuh di tangan Barat
dan Kaisar Rusia, karena Eropa berusaha mengulangi kejayaan mereka saat ditakhlukkan Islam
pada perang Salib. Hemat pemakalah bahwa, kaum muslimin terlalu bangga dengan kemajuan
kemajuan dan kemenangan-kemenangan nenek moyang di masa keemasan. Dan tidak perhatian
pada Laut Tengah dan lalai menghancurkan belenggu musuh di leher mereka, sehingga Eropa
yang yang sedang bangkit.
Upaya mengembalikan kekuatan Islam dikenal dengan gerakan pembaharuan yang didiorong dua
faktor yaitu:
1. Pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang menyebabkan kemunduran Islam.
2. Menimba gagasan-gagasan baru dan ilmu pengetahuan dari Barat. Karena gerakan ini telah
masuk dunia politik dan Islam bukan hanya agama semata melainkan suatu kebudayaan dan
peradaban yang utuh.
BAB XII
PERADABAN ISLAM
1. Pertama, kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalamsuatu periode
kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad SAW.sampai perkembangan kekuasaan
sekarang.
2. kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangankesusasteraan, ilmu
3.ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperanmelindungi pandangan hidup
Islam terutama dalam hubungannya denganibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan
hidup kemasyarakatan.
1. Fase ekspansi Masa Kemajuan Islam I adalah masa ekspansi, integrasidan keemasan Islam.
Masa inimeliputi masa Khulafa Al-Rasyidin (632-661M), zaman Dinasti Bani Umayyah (661-
750 M), dan separuh dari zamanDinasti Bani Abbas (750-1000 M).
1. Pengertian Khilafiah
Khilafiyah atau ikhtilaf (perbedaan pendapat) dalam perkara apa saja, termasuk dalam masalah-
masalah pandangan agama adalah sangat wajar. Sesuatu yang mustahil dan akan menjadi suatu
keajaiban apabila selunah umat Islam di dunia ini dapat dipersatukan dalam satu pendapat,
pandangan, madzhab, dan sikap dalam masalah ushul, fora, dan siyamh (politik). Hanya sebuah
mimpi jika semua umat Islam di seluruh penjuru dunia dapat bersatu padu dalam satu istimbat
hukum Islam.
1. Pengertian dakwah
Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu
dakwah dan Dakwah Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah
Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain
supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat
atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "da'i" sedangkan yang
menjadi objek dakwah disebut "mad'u" Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam
adalah "da'i".
2. Tujuan dakwah
Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di
akhirat yang diridai oleh Allah.
3. Macam-macam dakwah
1. Dakwah fardiah
2. Dakwah ammah
b. Al-Jam'u
al-jam'u adalah mengkompromikan makna hadis yang bertentangan, sehingga tidak terlihat lagi
bertentangan. Komprominya, dapat saja dengan cara dipahami bahwa hadis yang mewajibkan
membaca al-fatihah adalah shalat sendirian, sedangkan hadis yang tidak mewajibkan membaca
al-fatihah adalah shalat berjamaah, khususnya bagi makmum.
c. Nasikh Mansukh
yaitu al-nasikh wa al-mansukh. Nasikh, dari segi bahasa, adalah menghapus, atau membatalkan.
Sedangkan mansukh adalah yang dihapus atau dibatalkan. Menurut ulama hadis, nasikh mansukh
hadis adalah membatalkan atau menghapus berlakunya hukum yang ditetapkan terlebih dahulu,
dengan adanya atau munculnya hukum baru yang ditetapkan setelahnya.
4. Hukum dakwah
Para ulama berlainan pendapat dalam menetapkan hukum menyampaikan dakwah Islam itu. Ada
yang menetapkannya sebagai fardu kifayah (kewajiban kolektif) dan ada pula yang
menetapkannya sebagai fardu a'in. Mereka sama-sama mendasarkan pendapat mereka pada surat
Ali Imran ayat 104. Kata minkum dalam ayat tersebut ada yang menganggap mengandung
pengertian tab'id (bagian),sehingga hukum dakwah menjadi fardu kifayah. Ada pula yang
menganggapnya sebagai zaaidah (tambahan), sehingga hukumnya menjadi fardu 'ain.
3. Dakwah bil-lisan
Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau
komunikasi langsung antara subjek dan objek dakwah), dakwah jenis ini akan menjadi efektif
bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya,
kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan
dengan metode dialog dengan hadirin.
4. Dakwah bil-Haal
Dakwah bil al-hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan
agar si penerima dakwah (al-Madulab) mengikuti jejak dan hal ihwal si Da'i (juru dakwal).
Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.
5. Dakwah bit-tadwin
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, poln dakwah bit at-tadwin (dakwah melalui
tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang
mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.
6. Dakwah bil hikmah
Dakwah bil hikmah adalah menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu
melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu melaksanakan
dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik.