BAB 1
PENDAHULUAN
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber manusia. Hak
berjenjang dan terpadu serta pelayanan kesehatan yang baik. Puskesmas dan klinik
merupakan ujung tombak serta gate keeper dalam memberikan pelayanan klinis
kepada masyarakat dan harus bisa menyediakan pelayanan klinis tingkat pertama
perlu dibakukan dan dikembangkan sistem pelayanan klinis yang minimal dari
sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan klinis yang ditindaklanjuti dengan
pada Permenkes No. 46 tahun 2015 yaitu tentang akreditasi Puskesmas, klinik
pratama, tempat praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi.
Dalam peraturan tersebut pada pasal selanjutnya juga dijelaskan untuk akreditasi
Puskesmas dan klinik pratama dilakukan setiap 3 (tiga) tahun, sedangkan pada
tempat praktik mandiri dokter dan tempat praktik mandiri dokter gigi dilakukan
pratama, tempat praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi
sebagai institusi. Selain itu akreditasi fasilitas kesehatan juga bertujuan untuk
meningkatkan kinerja klinik, klinik pratama, tempat praktik mandiri dokter, dan
melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. HK. 02. 02/ Menkes / 59 / 2105 untuk
akreditasi merupakan suatu hal yang wajib bagi klinik pratama, tempat praktik
mandiri dokter, maupun tempat praktik mandiri dokter gigi. Namun kenyataannya
di Jawa Timur adalah 99,48%. Menurut data terakhir dari Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur pada bulan Juni tahun 2020 terdapat 963 Puskesmas yang
sudah terakreditasi dari jumlah total 968 puskesmas. Dinas Kesehatan Kota
klinik pratama yang sudah terakreditasi di Jawa Timur sampai bulan Juni 2020
adalah 37 klinik pratama dari total 1526 klinik pratama dengan prosentase 2,4%
(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur). Sedangkan data klinik pratama di kota
Surabaya ada 230 yang terdiri dari 10 rawat inap dan 220 rawat jalan.
Tabel 1.1 Status akreditasi klinik pratama berdasarkan jenis pelayanan di Surabaya
Status Akreditasi
Klinik pratama Sudah terakreditasi Belum terakreditasi
Σ % Σ %
Rawat Inap 10 0 10 100
Rawat Jalan 220 2 218 99,9
Jumlah 230 0 228 99,9
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya 2019
Jumlah klinik pratama di kota Surabaya sebanyak 230 namun baru 2 klinik
pratama yang sudah terakreditasi (Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2019). Pada
tabel 1.1 menunjukkan bahwa hanya 1% klinik pratama yang ada di Kota Surabaya
sudah terakreditasi.
Nasional (JKN).
TNI/Polri 23 23 100 0 0
Berdasarkan tabel 1.2 diatas, 57% klinik pratama milik swasta belum
bekerjasama dengan BPJS yaitu sejumlah 120, sedangkan semua klinik pratama
milik TNI/Polri dan Kementrian sudah bekerjasama dengan BPJS sejumlah 23.
Dari total klinik sebanyak 230 hanya 2 klinik pratama yang terakreditasi atau 1%
sudah terakreditasi.
Berdasarkan uraian data yang disajikan maka masalah yang diangkat adalah
Banyak faktor yang kemungkinan menjadi penyebab klinik pratama yang ada
Faktor internal
Kesiapan
1. Kepemimpinan dan Akreditasi Klinik Pratama
Manajemen Klinik
(KMK)
2. Layanan Klinis yang
Berorientasi Pasien
(LKBP), Memenuhi Belum memenuhi
3. Manajemen Penunjang Standar dan Standar dan
Layanan Klinis (MPLK) Kriteria kesiapan Kriteria kesiapan
Akreditasi Akreditasi
4. Peningkatan Mutu Klinis
(KMK, LKBP,
dan Keselamatan Pasien (KMK, LKBP,
MPLK PMKP) MPLK PMKP)
(PMKP)
gerbang utama peserta BPJS mengakses layanan kesehatan dasar. Untuk bisa
standar yang ada. Kesiapan akreditasi sebuah klinik bisa dipengaruhi oleh faktor
pada Permenkes No. 46 tahun 2015 tentang akreditasi Puskesmas, klinik pratama,
tempat praktek mandiri dokter dan tempat praktek mandiri dokter gigi.
Kesenjangan yang sering terjadi pada Bab ini adalah tata kelola sarana,
tempat tinggal atau unit kerja yang lain. Persyaratan lingkungan sehat
kegiatan dan anggaran, maka tiap bagian dalam suatu organisasi dalam
anggaran berbasis kinerja prinsip ini dikenal dengan istilah money follow
pengelolaan dan pelaksanaan misi, tujuan, dan tata nilai, arah strategi
c) Pengelolaan Keuangan.
layanan, sosialisasi kepada masyarakat dan pihak terkait serta SK dan SOP
Proses pemilihan pihak ketiga dengan kriteria yang jelas serta tersedianya
10
gas medis, sistem tata udara, sistem pencahayaan, ambulans dan prasarana
g) Ketenagaan
aman, bermutu dan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan
yang berlaku. Ketenagaan klinik rawat jalan terdiri dari tenaga medis,
11
tenaga analis kesehatan, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan
Disisi lain keterbatasan anggaran juga menjadi salah satu alasan klasik
tidak adanya dana yang digunakan untuk akreditasi bagi klinik pratama,
agar dana bisa tersalurkan ke bagian yang paling dibutuhkan saat ini antara
Kesenjangan yang sering ditemukan pada Bab ini adalah pelayanan dari
12
misi dan sumber daya yang tersedia di klinik. Keterangan yang didapat tentang
kebutuhan pasien dapat diperoleh pada saat pendaftaran. Jika kebutuhan pasien
tidak dapat dipenuhi, maka dapat dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang
lebih tinggi keselamatan pasien dan petugas sudah harus diperhatikan sejak
identifikasi pasien.
itu informasi pendaftaran harus tersedia dengan jelas yang dapat dengan mudah
memperhatikan latar belakang budaya dan bahasa yang dimiliki oleh pasien.
Hak pasien dan keluarga merupakan salah satu elemen dasar dari proses
pelayanan di klinik, yang melibatkan petugas, pasien dan keluarga. Oleh karena
itu, SK dan SOP harus ada dan dilaksanakan untuk menjamin bahwa petugas
klinik yang terkait dalam pelayanan pasien memberi respons terhadap hak
pasien dan keluarga, ketika mereka melayani pasien. Hak pasien tersebut perlu
dipahami baik oleh pasien maupun oleh petugas yang memberikan pelayanan,
oleh karena itu pasien perlu mendapatkan informasi tentang hak dan kewajiban
13
Kesenjangan yang sering terjadi pada bab ini adalah pelayanan penunjang yang
tersedia di klinik hingga tata kelola, peralatan maupun sumber daya lainnya
pengkajian pasien, serta mematuhi standar, hukum dan peraturan yang berlaku.
pemeriksaan.
dan jenis petugas untuk melaksanakan tes laboratorium cukup dan tersedia
selama jam pelayanan dan untuk gawat darurat. Perlu ada jenis pelayanan
Kesenjangan pada Bab ini sering terjadi pada perencanaan, monitoring serta
evaluasi terkait mutu layanan klinis dan keselamatan yang belum memenuhi
standar.
Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh system pelayanan yang ada,
14
dan keselamatan pasien menjadi tanggung jawab seluruh tenaga klinis yang
memberikan asuhan pasien. Tenaga klinis adalah dokter, perawat, bidan dan
Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi permasalahan mutu
indikator pelayanan klinis yang ada oleh klinik dengan acuan yang jelas. Upaya
Diharapan (KTD), yaitu cedera atau hasil yang tidak sesuai dengan harapan,
yang terjadi bukan karena kondisi pasien tetapi oleh karena penanganan klinis
menimbulkan cedera, maka kejadian ini disebut dengan Kejadian Tidak Cedera
(KTC).
Puskesmas saja, tetapi klinik pratama, praktik dokter mandiri, maupun praktik
dokter gigi mandiri juga wajib terakreditasi menurut peraturan yang telah ada.
Akreditasi tidak akan berjalan jika tidak ada perencanaan tahun sebelumnya. Selain
itu seharusnya ada dukungan dari pihak terkait diantaranya dukungan dari Dinas
15
kepada klinik pratama yang sudah siap untuk akreditasi oleh Tim Pendamping
yang ada di Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang saat ini masih fokus untuk
sebagai Tim Pendamping Akreditasi mungkin perlu ditambah jika nantinya akan
Surabaya?
Surabaya?
16
penyusunan anggaran akreditasi klinik pratama di kota Surabaya pada tahun 2020.
Surabaya
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki proses
17
perpustakaan Institusi.