Anda di halaman 1dari 8

JURNAL MKMI, Vol. 13 No.

4, Desember 2017

ANALISIS KESIAPAN PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN


DALAM MENGHADAPI AKREDITASI

Readiness Analysis of Demangan Health Care Centre Madiun in Facing


Accreditation

Lailatul Maghfiroh, Thinni Nurul Rochmah


Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
(layla.fira@gmail.com, 085712816850)
ABSTRAK
Peningkatan kualitas kesehatan merupakan salah satu pelaksanaan wajib yang tertuang dalam pembangunan
kesehatan nasional yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dalam pelaksanaannya,
setiap pelaksana pelayanan kesehatan wajib untuk melakukan akreditasi untuk mewujudkan jaminan kualitas
pelayanan kesehatan. Puskesmas Demangan merupakan salah satu puskesmas tingkat pertama di Kota Madiun
dan berintegrasi dengan Badan Pelayanan Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan. Sesuai peraturan, Puskesmas
Demangan harus mulai mempersiapkan akreditasi untuk puskesmas tingkat pertama guna mewujudkan penjaminan
mutu pelayanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pencapaian awal penilaian akreditasi sesuai dengan pedoman
Peraturan Menteri Kesehatan No. 46/2015. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif observasional dengan
desain cross sectional. Telusur dokumen diidentifikasi sesuai dengan standar instrumen dan dilakukan wawancara
untuk mengetahui pelaksanaan prosedur tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian akreditasi
sampai dengan Maret 2016 hanya sebesar 62,9% dari semua elemen penilaian dalam standar akreditasi untuk
kesiapan puskesmas dalam akreditasi. Rekomendasi penelitian ini mengarah ke pembentukan tim khusus untuk
fokus ke dokumen dan monitoring evaluasi akreditasi.
Kata kunci: Kesiapan akreditasi, puskesmas, penjaminan mutu

ABSTRACT
Improving the quality of health is one of the compulsory execution set out in the national health development
namely the National Mid Term Development Plan (RPJMN). In practice, each implementing mandatory health
care for accreditation to realize the quality assurance of health services. Demangan Community Health Center is
one of the first-level health centers in Madiun and integrate with Health Insurance Service Agency (BPJS) Health.
According to regulations, Demangan’s health center should start preparing for the accreditation for first level
health centers in order to achieve quality assurance services. This study aims to determine the initial achievement
of accreditation assessment in accordance with the guidelines of the Minister of Health Regulation No. 46/2015.
This research was descriptive observational cross-sectional design. A search documents identified in accordance
with standard instruments and conducted interviews to determine the implementation of the procedure. The
results showed that the achievement of accreditation until March 2016 only reached 62.9% of all elements in
the assessment of accreditation standards for preparedness in the health center accreditation. Recommendations
this research leads to the formation of a special team to focus on documents and monitoring and evaluation of
accreditation.
Keywords: Accreditation, health centers, quality assurance

329
Lailatul Maghfiroh : Analisis Kesiapan Puskesmas Demangan Kota Madiun dalam Menghadapi Akreditasi

PENDAHULUAN ma yang bekerjasama dengan BPJS, sebagaimana


Pembangunan kesehatan merupakan salah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
satu upaya yang sangat penting untuk mewujud- 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada
kan derajat kesehatan masyarakat yang seting- Jaminan Kesehatan Nasional Pasal 6 ayat (2).6
gi-tingginya. Pembangunan kesehatan di Indo- Puskesmas Demangan merupakan salah
nesia dijabarkan dalam Rencana Pembangunan satu puskesmas di Kota Madiun yang sedang
Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Salah satu mempersiapkan akreditasi pada tahun 2016. Ber-
sasaran dari RPJMN 2015-2019 adalah mening- dasarkan laporan kunjungan rawat jalan Puskes-
katkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujuk- mas Demangan tahun 2014-2015 menunjukkan
an terutama di daerah terpencil atau tertinggal. jumlah peserta BPJS Kesehatan yang terdaftar se-
Upaya peningkatan mutu pelayanan me- makin meningkat.7 Peningkatan ini seiring dengan
rupakan hal yang sangat penting untuk meningkat- visi Puskesmas Demangan menjadi puskesmas
kan kualitas pelayanan bidang kesehatan. Pening- yang terbaik dalam pelayanannya. Mewujudkan
katan kualitas kesehatan ini bukan perkara yang visi tersebut tentunya Puskesmas Demangan ha-
mudah karena tidak hanya berlaku untuk fasilitas rus senantiasa mengupayakan penjaminan mutu
kesehatan tingkat lanjut seperti rumah sakit, tetapi dalam pemberian pelayanan kesehatan. Upaya
juga berlaku untuk semua tingkatan pelayanan kes- penjaminan mutu tersebut dapat dilakukan dengan
ehatan dasar yaitu puskesmas. Menurut Hukormas mengikutsertakan Puskesmas Demangan dalam
BUK Kemenkes, indikator mutu pelayanan ke- akreditasi puskesmas.1 Oleh karena itu, berdasar-
sehatan adalah akreditasi.1 Akreditasi diperlukan kan diseminasi hasil uji coba implementasi akre-
dengan tujuan agar pelayanan kesehatan memili- ditasi puskesmas oleh Kemenkes RI hingga tahun
ki mutu dan mampu memberikan pelayanan yang 2015 serta dalam rangka upaya penjaminan mutu
berkualitas sesuai standar.2 Mutu pelayanan kese- maka penelitian ini bertujuan mengetahui kesia-
hatan harus dilaksanakan sesuai dengan kode etik pan awal Puskesmas Demangan dalam menghada-
dan standar pelayanan yang ditetapkan, sehingga pi akreditasi.
menimbulkan kepuasan bagi setiap pasien.3
Penjaminan mutu pelayanan puskesmas BAHAN DAN METODE
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat per- Penelitian ini dilakukan di wilayah ker-
tama di Indonesia masih memiliki keterbatasan ja Puskesmas Demangan Kota Madiun. Peneli-
dalam kelengkapan peralatan dan jenis pelayanan. tian ini bersifat deskriptif observasional dengan
Selain itu, masyarakat menganggap bahwa ki- pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian ini
nerja staf di puskesmas masih kurang profe- menurut waktunya adalah desain cross sectional.
sional. Semua kondisi tersebut berkaitan dengan Pengambilan data dilakukan di Puskesmas De-
rendahnya insentif yang diterima staf puskesmas, mangan pada Maret-April 2016. Instrumen yang
lemahnya leadership dan keterampilan manajerial digunakan adalah Permenkes No. 46 tahun 2015
pimpinan maupun staf puskemas serta kurangnya sebagai pedoman untuk observasi dan wawancara.
pembinaan puskesmas oleh dinas kesehatan kabu- Observasi dilakukan dengan panduan assessment
paten/kota.4 dan telusur dokumen. Dokumen yang ditelusur
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan sesuai dengan masing-masing elemen penilaian
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 ten- dari standar akreditasi. Dokumen yang dimaksud
tang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tem- secara garis besar dibagi atas dua bagian yaitu do-
pat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik kumen internal dan eksternal. Dokumen internal
Mandiri Dokter Gigi, pasal 3 menyatakan bahwa akreditasi dapat berupa kebijakan, pedoman, Stan-
puskesmas wajib terakreditasi, dan Pemerintah dar Prosedur Operasional (SPO), sedangkan doku-
Daerah berkewajiban untuk mendukung, memo- men eksternal akreditasi meliputi peraturan per-
tivasi, mendorong, serta memperlancar proses undangan dan beberapa pedoman (regulasi) eks-
pelaksanaan akreditasi puskesmas.5 Akreditasi ternal yang berlaku.
juga merupakan salah satu persyaratan kredensial Pengambilan data dilakukan dengan metode
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat perta- wawancara untuk mendukung observasi dalam

330
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 4, Desember 2017

mengklarifikasi dokumen yang tidak diketahui. Tabel 1. Karakteristik Responden


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini Karakteristik n %
adalah seluruh tim akreditasi puskesmas. Wawan-
Kelompok Umur (tahun)
cara dilakukan pada seluruh tim akreditasi yang 18-25 2 9,1
terlibat, diantaranya tim pokja (kelompok kerja) 26-33 10 45,5
UKM, UKP dan Administrasi Manajemen. Tim 34-41 7 31,8
pokja tersebut dibentuk dari seluruh anggota pus- >41 3 13,6
kesmas baik itu pelaksana bagian sumber daya Pendidikan
manusia, admin dan paramedik. Responden dalam SMA 1 4,5
penelitian ini berjumlah 22 orang. Jumlah ini ada- D3 11 50,0
lah total sampling dari ketiga tim pokja akredita- S1 9 40,9
S2 1 4,5
si Puskesmas Demangan. Analisis data dilakukan
Masa kerja (tahun)
dengan memberikan skor pada setiap elemen yang
1-5 4 18,2
memiliki makna berdasarkan pedoman yaitu 0 (ti- 6-10 10 45,5
dak terpenuhi), 5 (terpenuhi sebagian) dan 10 (ter- 11-15 5 22,7
penuhi). Keseluruan pencapaian skor berdasarkan >16 3 13,6
standar akreditasi dikategorikan dalam persentase
yaitu ≤20% tidak terpenuhi, 21-79% terpenuhi se-
bagian dan ≥80% terpenuhi. rendah adalah Bab IX Peningkatan Mutu Klinis
dan Keselamatan Pasien (PMKP) yang hanya
HASIL sebesar 20%, artinya pada standar ini belum ter-
Hasil penelitian didapatkan informasi bah- penuhi sesuai dan masih jauh dari standar akredi-
wa distribusi responden berdasarkan kelompok tasi yang ditentukan (Tabel 2).
umur adalah pegawai terbanyak berumur 26-33
tahun sebanyak 10 orang (45,5%) dan kelompok PEMBAHASAN
umur yang paling sedikit adalah 18-25 tahun ha- Penilaian assesment pada elemen penilaian
nya mencapai 2 orang (9,1%). Tingkat pendidikan dilakukan untuk mengetahui kesiapan Puskes-
tertinggi responden mayoritas lulusan D3 menca- mas Demangan Kota Madiun dalam menghadapi
pai 11 orang (50%), dan pendidikan terendah ada- akreditasi puskesmas yang pertama. Akreditasi ini
lah SMA yang hanya 1 orang (4,5%). Untuk masa memang hal pertama yang dilaksanakan di Kota
pengalaman kerja responden sebagian besar 6-10 Madiun untuk menjalankan amanah sesuai dengan
tahun yang mencapai 10 orang (45,5%) dan seba- Peraturan Menteri Kesehatan No 46 Tahun 2015
nyak 3 orang (13,6%) yang sudah mengabdikan tentang akreditasi puskesmas.
diri di puskesmas selama lebih dari 16 tahun (Ta- Standar akreditasi yang disusun terdiri dari
bel 1). tiga bagian yang terbagi dalam sembilan bab. Bab
Berdasarkan hasil self assesment dan skor- tersebut terdiri dari 772 elemen penilaian dengan
ing terhadap elemen penilaian yang sudah dicapai skor pencapaian saat ini adalah 4.171 dari total ke-
Puskesmas Demangan untuk memenuhi standar seluruhan skor 6.630. Pencapaian saat ini secara
akreditasi puskesmas, didapatkan hasil akhir bah- keseluruhan standar rata-rata sebesar 62,9%, ter-
wa Puskesmas Demangan pencapaian akhir masih masuk dalam kategori terpenuhi sebagian. Standar
diangka 62,9% atau dikategorikan terpenuhi seba- akreditasi yang memiliki elemen terbanyak ter-
gian. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan Pus- dapat pada Bab VII Layanan Klinis yang Berori-
kesmas Demangan dalam menghadapi akreditasi entasi Pasien (LKBP) sebanyak 127 elemen pe-
belum sampai 65%. Masih perlu kerja keras ekstra nilaian. Jumlah elemen paling sedikit yaitu 32 ele-
agar dapat mencapai akreditasi dengan terpenuhi men penilaian adalah standar akreditasi pada Bab
seluruh elemen penilaiannya. Bab yang memiliki III tentang Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP).
pencapaian tertinggi adalah Bab III Peningkatan Standar kriteria Bab I Penyelenggaraan Pe-
Mutu Puskesmas (PMP) sebesar 85,9% atau su- layanan Puskesmas (PPP) terdiri dari tiga standar,
dah terpenuhi. Bab yang memiliki pencapaian te- dan keseluruhan hasil pencapaian dikategorikan

331
Lailatul Maghfiroh : Analisis Kesiapan Puskesmas Demangan Kota Madiun dalam Menghadapi Akreditasi

Tabel 2. Hasil Pencapaian Puskesmas Demangan Kota Madiun pada Maret 2016 dalam
Menghadapi Akreditasi Puskesmas menurut Permenkes No 46 tahun 2015
Jumlah skor
Jumlah elemen Skor Persentase
Bab Standar akreditasi per elemen
penilaian pencapaian pencapaian
penilaian
I Penyelenggaraan Pelayanan 59 590 340 57,6 %
Puskesmas (PPP)
II Kepemimpinan dan Manajemen 90 900 495 55 %
Puskesmas (KMP)
III Peningkatan Mutu Puskemsas (PMP) 32 320 275 85,9 %
IV Program Puskesmas yang Berorientasi 53 530 400 75,4 %
Sasaran (PPBS)
V Kepemimpinan dan Manajemen 102 1020 820 80,4 %
Program Puskesmas (KMPP)
VI Sasaran Kinerja dan MDG‟s (SKM) 55 550 295 53,6 %
VII Layanan Klinis yang Berorientasi 151 1270 930 73,2 %
Pasien (LKBP) (Opsional 24)*
VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis 172 870 500 57,5 %
(MPLK) (Opsional 85)*
IX Peningkatan Mutu Klinis dan 58 580 116 20%
Keselamatan Pasien (PMKP)
Total Pencapaian 772 6630 4171 62,9%
Keterangan : (*) opsional, penilaian tidak dilakukan pada elemen tersebut dan tidak terhitung pada penilaian

terpenuhi sebagian (57,6%). Pada saat pengecek- rencanaan yang baik, pelaksanaan harus konsisten
an masih terdapat dokumen yang belum tersedia dan berkesinambungan, dengan maksud agar tu-
ataupun belum dapat dipastikan apakah dokumen juan yang diinginkan dapat tercapai dengan efisien
tersebut sudah ada ataukah memang belum dibuat dan efektif.3
oleh Puskesmas Demangan. Bab ini menggambar- Pencapaian pada Bab II yaitu Kepemim-
kan tentang analisis kebutuhan puskesmas, peren- pinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) yang ter-
canaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi yang diri dari 6 standar. Pencapaian pada standar KMP
akan dilakukan. Keadaan ini belum sesuai dengan sebesar 55% atau sebagian terpenuhi. Dari enam
pendapat Bustami dalam upaya penjaminan mutu standar yang ada, standar terendah adalah kontrak
yaitu pencapaiannya lebih ditekankan pada pros- pihak ketiga yaitu pencapaiannya hanya sebesar
es pelayanan yang sesuai dengan standar sehingga 40%. Pencapaian ini dikategorikan terpenuhi seba-
mencegah terjadinya pelayanan yang tidak me- gian atau masih banyak dokumen penunjang yang
menuhi standar karena pada akhirnya akan ber- belum dimiliki. Hal ini berdampak secara langsung
dampak pada kepuasan pasien. pada manajemen puskesmas karena kontrak terse-
Pencapaian elemen terendah pada bab ini but merupakan salah satu dokumen internal yang
adalah pada standar akses dan pelaksanaan ke- berperan untuk menjamin penyelenggaraan pihak
giat- an yang pencapaiannya hanya sebesar 39%. ketiga memenuhi standar yang ditetapkan.
Pencapaian ini dikategorikan terpenuhi sebagian Kepemimpinan dan manajemen merupa-
atau masih banyak dokumen penunjang yang be- kan suatu hal yang penting. Menurut Bush dan
lum dimiliki. Pelaksanaan kegiatan yang kurang Coleman dalam bukunya Manajemen Strategis
berjalan dengan lancar tentu berdampak pada Kepemimpinan, manajemen mutu dapat dilak-
hasil atau nilai yang diperoleh puskesmas apa- sanakan dengan baik bila ada perbaikan secara
bila belum mencapai target dari perencanaan se- terus menerus dan sebuah penekanan pada pence-
mula. Hal ini sesuai dengan pendapat Donot yang gahan daripada deteksi.8 Puskesmas Demangan
menyebutkan bahwa untuk mencapai suatu pe- membuktikan dengan standar pemeliharaan sarana

332
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 4, Desember 2017

dan prasarana yang memiliki pencapaian nilai ter- pi tidak berfungsi dengan maksimal.
tinggi sebesar 74%, kemudian disusul dengan ma- Hasil pencapaian Bab V yaitu Kepemim-
najemen pengelolaan lainnya seperti persyaratan pinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Ma-
puskesmas sebagai faskes tingkat pertama dan syarakat yang terdiri dari 7 standar adalah sebesar
adanya kegiatan pengelolaan puskesmas. 80,4%. Nilai ini dikategorikan terpenuhi sebagian
Hasil pencapaian Bab III mengenai Pe- atau masih banyak dokumen penunjang yang be-
ningkatan Mutu Puskesmas (PMP) dengan standar lum dimiliki atau dibuat. Dari ketujuh standar yang
yaitu perbaikan mutu dan kinerja puskesmas kon- ada, standar dengan pencapaian terendah adalah
sisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan pus- standar kebijakan dan prosedur pengelolaan. Hal
kesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh Pimpinan ini diantaranya dikarenakan oleh pengendalian
Puskemas, Penanggung Jawab Upaya Puskesmas dokumen yang lemah seperti penomoran, catatan
dan Pelaksana. Pada Bab III ini hanya terdapat revisi, dan pemberlakuan oleh puskesmas. Selain
satu standar dengan jumlah elemen penilaian 32 itu dokumentasi hasil evaluasi dan monitoring
item yang pencapaiannya merupakan pencapaian juga belum terdokumentasi dengan baik sehingga
tertinggi dibandingkan dengan bab lainnya yaitu elemen penilaian pada standar ini memiliki nilai
sebesar 85,9%. Hal ini menandakan bahwa pe- yang rendah.
ningkatan mutu puskesmas menjadi kegiatan uta- Pentingnya pelaksanaan dokumentasi yang
ma dan banyak dokumen yang sudah ada bahkan baik dapat menjadikan pelayanan kesehatan lebih
sudah hampir semua dilaksanakan. Pencapaian efektif dan efisien. Dokumentasi merupakan suatu
ini dikategorikan sudah terpenuhi untuk elemen catatan yang asli yang dapat dijadikan bukti hu-
penilaiannya. Pencapaian yang tinggi ini dikare- kum, jika suatu saat ditemukan masalah yang ber-
nakan standar pada elemen penilaian hanya satu hubungan dengan kejadian yang terdapat dalam
standar yang terdiri dari 7 kriteria.9 Semua kriteria catatan tersebut. Bukti pencatatan dan pelaporan
lengkap dan hampir semua sudah diimplementa- di puskesmas berguna untuk kepentingan dalam
sikan, hanya pada standar ini belum dilakukan kaji memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar
banding ke puskesmas lain sehingga mengurangi komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertu-
nilai pada kriteria ketujuh.9 lis.10
Standar kriteria Bab IV yaitu Upaya Kes- Hasil pencapaian Bab VI yaitu Sasaran Ki-
ehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran nerja dan MDG’s (SKM) dengan standar per-
(UKMBS) terdiri dari tiga standar dan keseluruh- baikan kinerja masing-masing UKM Puskesmas
an hasil pencapaian dikategorikan terpenuhi seba- konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan
gian (75,4%). Hasil observasi menunjukkan bah- puskesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh Kepa-
wa masih terdapat dokumen yang belum tersedia la Puskesmas, Penanggung jawab UKM Puskes-
atau belum dibuat oleh Puskesmas Demangan. mas dan Pelaksana yang ditunjukkan dalam sikap
Hal ini belum sesuai dengan pendapat Sulaeman kepemimpinan mendapatkan nilai 53,6%. Penca-
bahwa puskesmas didirikan untuk memberi- paian ini dikategorikan terpenuhi sebagian untuk
kan pelayanan kesehatan dasar masyarakat yang elemen penilaiannya. Kelemahan dalam bab SKM
menyeluruh, paripurna, dan terpadu bagi seluruh ini Puskesmas Demangan belum memenuhi be-
masyarakat melalui program dan upaya kesehatan berapa elemen penilaian seperti pelaksanaan kaji
yang diselenggarakan.4 banding (benchmarking). Kaji banding memiliki
Pencapaian elemen terendah pada bab ini elemen penilaian yang cukup banyak dan belum
adalah pada standar kebutuhan akan upaya kese- dilakukan sepenuhnya oleh Puskesmas Demangan
hatan masyarakat dianalisis yang dicapai sebesar dan memiliki nilai paling rendah diantara standar
56%. Pencapaian ini dikategorikan terpenuhi seba- lainnya (39%).
gian atau masih banyak dokumen penunjang yang Menurut United Nations, pembangunan kes-
belum dimiliki. Standar ini kurang karena Pusk- ehatan dengan cara pemenuhan sasaran kinerja dan
esmas Demangan belum melakukan survei secara MDG’s dapat dilaksanakan dengan pembangun-
rutin untuk mengetahui kebutuhan dan harapan an yang berkelanjutan serta pembangunan yang
masyarakat, meskipun sudah ada kotak saran, teta- mengakomodir beberapa prinsip yang mengerucut

333
Lailatul Maghfiroh : Analisis Kesiapan Puskesmas Demangan Kota Madiun dalam Menghadapi Akreditasi

pada partisipasi, kesetaraan dan usaha-usaha un- jinan. Hasil wawancara menunjukkan puskes-
tuk menguatkan kapasitas dan kemitraan global.11 mas selama ini tidak pernah melakukan kegiatan
Peningkatan sasaran kinerja ini meliputi perbaikan maupun pelayanan yang tidak mengindahkan
program pelaksanaan PONED (Pelayanan Obste- lingkungan, tetapi puskesmas mengakui bahwa
tri Neonatal Dasar) untuk penurunan AKI (Angka belum menyediakan dokumen terkait hal tersebut
Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi), sebagai bukti pelaksanaannya. Kondisi ini dapat
HIV/AIDS, dan penanggulangan TB dengan dihubungkan dengan penelitian sebelumnya oleh
strategi DOTS.9 Hasibuan mengenai motivasi sumber daya untuk
Pencapaian Bab VII mengenai Layanan terlibat dalam proses akreditasi dipengaruhi peran
Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) yaitu para manajer melalui berbagai pendekatan tertentu
sebesar 69,9%. Pencapaian ini diklasifikasikan sehingga sumber daya mau terlibat aktif khusus-
terpenuhi sebagian. Jumlah elemen penilaian nya dalam pendokumentasian dokumen yang di-
yang belum terpenuhi cukup besar sehingga per- butuhkan.12 Kita ketahui bahwa dalam proses
lu mendapat perhatian khusus dalam persiapan akreditasi hal yang paling dibutuhkan adalah
akreditasi. Dalam bab ini ada 10 standar dan ada pendokumentasian dokumen yang baik terlebih
dua standar yang tidak dinilai (standar opsional) dahulu kemudian melihat implementasinya. Jika
yaitu (1) makanan dan terapi nutrisi; (2) pemulang- sumber daya di puskesmas belum memiliki moti-
an dan tindak lanjut. Kriteria ini opsional karena vasi yang tinggi maka proses akreditasi akan sulit
dalam pedoman tidak mewajibkan ketersediaan- memiliki pencapaian yang tinggi.12
nya. Puskesmas Demangan saat ini tidak menye- Bab IX yaitu Peningkatan Mutu Klinis dan
diakan layanan rawat inap sehingga standar terse- Keselamatan Pasien (PMKP) terdiri dari empat
but tidak termasuk dalam penilaian. standar merupakan bab yang memiliki penca-
Pencapaian terendah pada Bab VII adalah paian terendah dibandingkan yang lainnya dan
standar penyuluhan atau pendidikan kesehatan dan dikategorikan tidak terpenuhi (20%). Hasil terse-
konseling kepada pasien/keluarga. Hal ini dikare- but menunjukkan bahwa puskesmas belum men-
nakan belum maksimalnya tenaga atau SDM untuk jalankan standar mengenai keselamatan pasien
memberikan pendidikan kesehatan dan konseling begitu pula dengan kelengkapan dokumennya.
serta belum lengkapnya bukti dokumentasi pelak- Pencapaian terendah ini disebabkan kurang lebih
sanaan, karena meskipun sudah terlaksana tetapi sama dengan standar lainnya yaitu puskesmas be-
tidak ada bukti dokumentasinya maka dianggap lum memiliki beberapa dokumen penunjang yang
belum dilakukan. menjadi bukti pelaksanaannya.
Pencapaian Bab VIII yaitu Manajemen Puskesmas sebaiknya memprioritaskan
Penunjang Layanan Klinis (MPLK) yang terdiri standar dalam bab ini sesuai dengan kunci pen-
dari 7 standar. Pencapaian pada bab ini dikategori- jaminan mutu pelayanan kesehatan antara lain
kan terpenuhi sebagian. Jumlah elemen penilaian berpikir secara sistem, pendekatan saintifik, ser-
yang belum terpenuhi cukup besar sehingga per- ta peningkatan mutu berkelanjutan.13 Faktor lain
lu mendapat perhatian khusus dalam persiapan yang perlu diperhatikan dalam bab ini adalah ke-
akreditasi. Pencapaian yang hanya 57,5% karena selamatan pasien yang besar pengaruhnya terha-
Puskesmas Demangan belum menyediakan beber- dap citra, tanggung jawab sosial, moral serta ki-
apa pelayanan yang dijadikan standar kriteria se- nerjanya. Keselamatan pasien merupakan prioritas
dangkan standar kriteria yang opsional hanya dua utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait
yaitu (1) pelayanan laboratorium; (2) pelayanan dengan isu mutu dan citra.14
radiodiagnostik. Hal tersebut karena dalam pe- Secara keseluruhan standar rata-rata pen-
doman pelayanan bukan merupakan pelayanan capaian berdasarkan elemen penilaian akreditasi,
penunjang yang wajib dimiliki oleh puskesmas. Puskesmas Demangan termasuk dalam kategori
Beberapa elemen dalam bab ini juga tidak terpenuhi sebagian dengan rata-rata 62,9%. Pe-
memiliki skor atau tidak terpenuhi. Elemen terse- nilaian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari
but adalah (standar kelima) lingkungan pelayanan seluruh standar pendokumentasian, banyak do-
mematuhi persyaratan hukum, regulasi dan peri- kumen yang belum tersedia atau belum lengkap.

334
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 4, Desember 2017

Akreditasi tidak hanya melihat pencapaian atas


standar tertentu, tetapi secara keseluruhan. Hal DAFTAR PUSTAKA
utama yang perlu diketahui bahwa akreditasi 1. Hukormas BUK Kemenkes RI. Diseminasi
puskesmas bertujuan untuk meningkatkan mutu Hasil Uji Coba Implementasi Akreditasi Pusk-
pelayanan yang berkesinambungan.5 Standar pe- esmas di Provinsi Jawa Timur Dan Nusa Teng-
layanan puskesmas yang berlaku semua dinilai gara Timur. [Online].; 2015 [cited 2016 Juni
dan menghasilkan standar kualitas pelayanan un- 20. Available from: http://www.yankes.kem-
tuk masyarakat. kes.go.id/readdirjen-buk-benahi-sistem-ruju-
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam kan-yangtersendat-642.html.
penyiapan dokumen akreditasi15 adalah dengan 2. Greenfield D, Pawsey M, Braithwaite J. What
membuat kerangka acuan terlebih dahulu. Selan- Motivate professional to engage in the accred-
jutnya menentukan metode yang akan digunakan, itation of healthcare organizations? Interna-
misalnya menggunakan metode angket atau tional Journal for Quality in Health Care 1011.
metode wawancara.16 Hal berikutnya adalah meng- 2010; 23(1).
analisis instrumen dengan merekap hasil yang 3. Donot. Implementasi Manajemen Penilaian
didapatkan sesuai dengan metode yang digunakan. Kinerja Karyawan di Puskesmas 2 Mesuji
Hal ini terbukti cukup efektif guna pengerjaan dan Bandar [Tesis]. Lampung: Program Pascasa-
pemenuhan dokumen serta memenuhi elemen rjana Magister Manajemen Universitas Lam-
penilaian sesuai dengan standar akreditasi yang pung; 2016.
ditetapkan. 4. Sulaeman ES. Manajemen Kesehatan Teoritis
dan Praktik di Puskesmas Yogyakarta: Gadjah
KESIMPULAN DAN SARAN Mada University Press; 2011.
Pencapaian Puskesmas Demangan dalam 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun
persiapan akreditasi puskesmas secara keseluruh- 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
an dari 663 elemen penilaian, pencapaian saat Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
ini dengan skor 4.171 dalam persentase sebesar Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
62,9% atau dikategorikan terpenuhi sebagian. 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun
Pencapaian terendah yaitu pada standar akreditasi 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jam-
peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien. inan Kesehatan Nasional.
Pencapaian belum maksimal dikarenakan hampir 7. Puskesmas Demangan. Laporan Kunjung-
seluruh dari elemen penilaian yang belum dimiliki an Puskesmas Demangan tahun 2014 -2015
adalah ketersediaan dokumen pendukung. Namun Surabaya: Universitas Airlangga; 2015.
dengan adanya penilaian awal ini masih memu- 8. Bush T, Coleman M. Manajemen Strategis
ngkinkan untuk dikembangkan pencapaiannya Kepemimpinan Jogjakarta: IRCiSoD; 2008.
menjadi lebih besar sebelum pelaksanaan akredi- 9. Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan
tasi, mengingat ini adalah penilaian pertama kali KKR. Standar Akreditasi Puskesmas Jakarta:
menggunakan dasar Permenkes Nomor 46 Tahun Kemenkes RI; 2014.
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Prat- 10. Hutahaean. Konsep dan dokumentasi kepe-
ama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat rawatan. Jakarta: Trans Info Media; 2010.
Praktik Mandiri Dokter Gigi. Persiapan mengha- 11. United Nations. Goal: Ensure healthy lives
dapi akreditasi puskesmas yang dapat disarankan and promote well-being for all at all ages:
yaitu puskesmas sebaiknya membentuk tim yang United Nations; 2015.
khusus mempersiapkan dan melengkapi seluruh 12. Hasibuan M. Organisasi dan Motivasi: Dasar
dokumen penunjang yang dibutuhkan untuk Pemikiran Produktivitas. kedua ed. Jakarta:
akreditasi agar lebih efisien dan terintegrasi dalam Bumi Aksara; 2009.
penyelesaian dokumen tersebut. Serta perlu ada- 13. Bustami. Penjaminan Mutu Pelayanan Kese-
nya monitoring evaluasi yang dilakukan (self as- hatan dan Akseptabilitasnya Jakarta: Erlang-
sesment) untuk mengetahui posisi dan ketercapai- ga; 2011.
an puskesmas dalam menghadapi akreditasi. 14. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Jakar-

335
Lailatul Maghfiroh : Analisis Kesiapan Puskesmas Demangan Kota Madiun dalam Menghadapi Akreditasi

ta; 2008. I(1).


15. Kusuma P. Akreditasi Puskesmas: Pembaha- 16. Idris I. Analisis Kesiapan Puskesmas Dalam
san Bab 4 Kebutuhan Akan Upaya Kesehatan Implementasi Akreditasi di Kota Lhoksu-
Masyarakat. Journal Kesehatan. 2016 Oct; mawe. Universitas Sumatera Utara; 2015.

336

Anda mungkin juga menyukai