4, Desember 2017
ABSTRACT
Improving the quality of health is one of the compulsory execution set out in the national health development
namely the National Mid Term Development Plan (RPJMN). In practice, each implementing mandatory health
care for accreditation to realize the quality assurance of health services. Demangan Community Health Center is
one of the first-level health centers in Madiun and integrate with Health Insurance Service Agency (BPJS) Health.
According to regulations, Demangan’s health center should start preparing for the accreditation for first level
health centers in order to achieve quality assurance services. This study aims to determine the initial achievement
of accreditation assessment in accordance with the guidelines of the Minister of Health Regulation No. 46/2015.
This research was descriptive observational cross-sectional design. A search documents identified in accordance
with standard instruments and conducted interviews to determine the implementation of the procedure. The
results showed that the achievement of accreditation until March 2016 only reached 62.9% of all elements in
the assessment of accreditation standards for preparedness in the health center accreditation. Recommendations
this research leads to the formation of a special team to focus on documents and monitoring and evaluation of
accreditation.
Keywords: Accreditation, health centers, quality assurance
329
Lailatul Maghfiroh : Analisis Kesiapan Puskesmas Demangan Kota Madiun dalam Menghadapi Akreditasi
330
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 4, Desember 2017
331
Lailatul Maghfiroh : Analisis Kesiapan Puskesmas Demangan Kota Madiun dalam Menghadapi Akreditasi
Tabel 2. Hasil Pencapaian Puskesmas Demangan Kota Madiun pada Maret 2016 dalam
Menghadapi Akreditasi Puskesmas menurut Permenkes No 46 tahun 2015
Jumlah skor
Jumlah elemen Skor Persentase
Bab Standar akreditasi per elemen
penilaian pencapaian pencapaian
penilaian
I Penyelenggaraan Pelayanan 59 590 340 57,6 %
Puskesmas (PPP)
II Kepemimpinan dan Manajemen 90 900 495 55 %
Puskesmas (KMP)
III Peningkatan Mutu Puskemsas (PMP) 32 320 275 85,9 %
IV Program Puskesmas yang Berorientasi 53 530 400 75,4 %
Sasaran (PPBS)
V Kepemimpinan dan Manajemen 102 1020 820 80,4 %
Program Puskesmas (KMPP)
VI Sasaran Kinerja dan MDG‟s (SKM) 55 550 295 53,6 %
VII Layanan Klinis yang Berorientasi 151 1270 930 73,2 %
Pasien (LKBP) (Opsional 24)*
VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis 172 870 500 57,5 %
(MPLK) (Opsional 85)*
IX Peningkatan Mutu Klinis dan 58 580 116 20%
Keselamatan Pasien (PMKP)
Total Pencapaian 772 6630 4171 62,9%
Keterangan : (*) opsional, penilaian tidak dilakukan pada elemen tersebut dan tidak terhitung pada penilaian
terpenuhi sebagian (57,6%). Pada saat pengecek- rencanaan yang baik, pelaksanaan harus konsisten
an masih terdapat dokumen yang belum tersedia dan berkesinambungan, dengan maksud agar tu-
ataupun belum dapat dipastikan apakah dokumen juan yang diinginkan dapat tercapai dengan efisien
tersebut sudah ada ataukah memang belum dibuat dan efektif.3
oleh Puskesmas Demangan. Bab ini menggambar- Pencapaian pada Bab II yaitu Kepemim-
kan tentang analisis kebutuhan puskesmas, peren- pinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) yang ter-
canaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi yang diri dari 6 standar. Pencapaian pada standar KMP
akan dilakukan. Keadaan ini belum sesuai dengan sebesar 55% atau sebagian terpenuhi. Dari enam
pendapat Bustami dalam upaya penjaminan mutu standar yang ada, standar terendah adalah kontrak
yaitu pencapaiannya lebih ditekankan pada pros- pihak ketiga yaitu pencapaiannya hanya sebesar
es pelayanan yang sesuai dengan standar sehingga 40%. Pencapaian ini dikategorikan terpenuhi seba-
mencegah terjadinya pelayanan yang tidak me- gian atau masih banyak dokumen penunjang yang
menuhi standar karena pada akhirnya akan ber- belum dimiliki. Hal ini berdampak secara langsung
dampak pada kepuasan pasien. pada manajemen puskesmas karena kontrak terse-
Pencapaian elemen terendah pada bab ini but merupakan salah satu dokumen internal yang
adalah pada standar akses dan pelaksanaan ke- berperan untuk menjamin penyelenggaraan pihak
giat- an yang pencapaiannya hanya sebesar 39%. ketiga memenuhi standar yang ditetapkan.
Pencapaian ini dikategorikan terpenuhi sebagian Kepemimpinan dan manajemen merupa-
atau masih banyak dokumen penunjang yang be- kan suatu hal yang penting. Menurut Bush dan
lum dimiliki. Pelaksanaan kegiatan yang kurang Coleman dalam bukunya Manajemen Strategis
berjalan dengan lancar tentu berdampak pada Kepemimpinan, manajemen mutu dapat dilak-
hasil atau nilai yang diperoleh puskesmas apa- sanakan dengan baik bila ada perbaikan secara
bila belum mencapai target dari perencanaan se- terus menerus dan sebuah penekanan pada pence-
mula. Hal ini sesuai dengan pendapat Donot yang gahan daripada deteksi.8 Puskesmas Demangan
menyebutkan bahwa untuk mencapai suatu pe- membuktikan dengan standar pemeliharaan sarana
332
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 4, Desember 2017
dan prasarana yang memiliki pencapaian nilai ter- pi tidak berfungsi dengan maksimal.
tinggi sebesar 74%, kemudian disusul dengan ma- Hasil pencapaian Bab V yaitu Kepemim-
najemen pengelolaan lainnya seperti persyaratan pinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Ma-
puskesmas sebagai faskes tingkat pertama dan syarakat yang terdiri dari 7 standar adalah sebesar
adanya kegiatan pengelolaan puskesmas. 80,4%. Nilai ini dikategorikan terpenuhi sebagian
Hasil pencapaian Bab III mengenai Pe- atau masih banyak dokumen penunjang yang be-
ningkatan Mutu Puskesmas (PMP) dengan standar lum dimiliki atau dibuat. Dari ketujuh standar yang
yaitu perbaikan mutu dan kinerja puskesmas kon- ada, standar dengan pencapaian terendah adalah
sisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan pus- standar kebijakan dan prosedur pengelolaan. Hal
kesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh Pimpinan ini diantaranya dikarenakan oleh pengendalian
Puskemas, Penanggung Jawab Upaya Puskesmas dokumen yang lemah seperti penomoran, catatan
dan Pelaksana. Pada Bab III ini hanya terdapat revisi, dan pemberlakuan oleh puskesmas. Selain
satu standar dengan jumlah elemen penilaian 32 itu dokumentasi hasil evaluasi dan monitoring
item yang pencapaiannya merupakan pencapaian juga belum terdokumentasi dengan baik sehingga
tertinggi dibandingkan dengan bab lainnya yaitu elemen penilaian pada standar ini memiliki nilai
sebesar 85,9%. Hal ini menandakan bahwa pe- yang rendah.
ningkatan mutu puskesmas menjadi kegiatan uta- Pentingnya pelaksanaan dokumentasi yang
ma dan banyak dokumen yang sudah ada bahkan baik dapat menjadikan pelayanan kesehatan lebih
sudah hampir semua dilaksanakan. Pencapaian efektif dan efisien. Dokumentasi merupakan suatu
ini dikategorikan sudah terpenuhi untuk elemen catatan yang asli yang dapat dijadikan bukti hu-
penilaiannya. Pencapaian yang tinggi ini dikare- kum, jika suatu saat ditemukan masalah yang ber-
nakan standar pada elemen penilaian hanya satu hubungan dengan kejadian yang terdapat dalam
standar yang terdiri dari 7 kriteria.9 Semua kriteria catatan tersebut. Bukti pencatatan dan pelaporan
lengkap dan hampir semua sudah diimplementa- di puskesmas berguna untuk kepentingan dalam
sikan, hanya pada standar ini belum dilakukan kaji memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar
banding ke puskesmas lain sehingga mengurangi komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertu-
nilai pada kriteria ketujuh.9 lis.10
Standar kriteria Bab IV yaitu Upaya Kes- Hasil pencapaian Bab VI yaitu Sasaran Ki-
ehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran nerja dan MDG’s (SKM) dengan standar per-
(UKMBS) terdiri dari tiga standar dan keseluruh- baikan kinerja masing-masing UKM Puskesmas
an hasil pencapaian dikategorikan terpenuhi seba- konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan
gian (75,4%). Hasil observasi menunjukkan bah- puskesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh Kepa-
wa masih terdapat dokumen yang belum tersedia la Puskesmas, Penanggung jawab UKM Puskes-
atau belum dibuat oleh Puskesmas Demangan. mas dan Pelaksana yang ditunjukkan dalam sikap
Hal ini belum sesuai dengan pendapat Sulaeman kepemimpinan mendapatkan nilai 53,6%. Penca-
bahwa puskesmas didirikan untuk memberi- paian ini dikategorikan terpenuhi sebagian untuk
kan pelayanan kesehatan dasar masyarakat yang elemen penilaiannya. Kelemahan dalam bab SKM
menyeluruh, paripurna, dan terpadu bagi seluruh ini Puskesmas Demangan belum memenuhi be-
masyarakat melalui program dan upaya kesehatan berapa elemen penilaian seperti pelaksanaan kaji
yang diselenggarakan.4 banding (benchmarking). Kaji banding memiliki
Pencapaian elemen terendah pada bab ini elemen penilaian yang cukup banyak dan belum
adalah pada standar kebutuhan akan upaya kese- dilakukan sepenuhnya oleh Puskesmas Demangan
hatan masyarakat dianalisis yang dicapai sebesar dan memiliki nilai paling rendah diantara standar
56%. Pencapaian ini dikategorikan terpenuhi seba- lainnya (39%).
gian atau masih banyak dokumen penunjang yang Menurut United Nations, pembangunan kes-
belum dimiliki. Standar ini kurang karena Pusk- ehatan dengan cara pemenuhan sasaran kinerja dan
esmas Demangan belum melakukan survei secara MDG’s dapat dilaksanakan dengan pembangun-
rutin untuk mengetahui kebutuhan dan harapan an yang berkelanjutan serta pembangunan yang
masyarakat, meskipun sudah ada kotak saran, teta- mengakomodir beberapa prinsip yang mengerucut
333
Lailatul Maghfiroh : Analisis Kesiapan Puskesmas Demangan Kota Madiun dalam Menghadapi Akreditasi
pada partisipasi, kesetaraan dan usaha-usaha un- jinan. Hasil wawancara menunjukkan puskes-
tuk menguatkan kapasitas dan kemitraan global.11 mas selama ini tidak pernah melakukan kegiatan
Peningkatan sasaran kinerja ini meliputi perbaikan maupun pelayanan yang tidak mengindahkan
program pelaksanaan PONED (Pelayanan Obste- lingkungan, tetapi puskesmas mengakui bahwa
tri Neonatal Dasar) untuk penurunan AKI (Angka belum menyediakan dokumen terkait hal tersebut
Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi), sebagai bukti pelaksanaannya. Kondisi ini dapat
HIV/AIDS, dan penanggulangan TB dengan dihubungkan dengan penelitian sebelumnya oleh
strategi DOTS.9 Hasibuan mengenai motivasi sumber daya untuk
Pencapaian Bab VII mengenai Layanan terlibat dalam proses akreditasi dipengaruhi peran
Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) yaitu para manajer melalui berbagai pendekatan tertentu
sebesar 69,9%. Pencapaian ini diklasifikasikan sehingga sumber daya mau terlibat aktif khusus-
terpenuhi sebagian. Jumlah elemen penilaian nya dalam pendokumentasian dokumen yang di-
yang belum terpenuhi cukup besar sehingga per- butuhkan.12 Kita ketahui bahwa dalam proses
lu mendapat perhatian khusus dalam persiapan akreditasi hal yang paling dibutuhkan adalah
akreditasi. Dalam bab ini ada 10 standar dan ada pendokumentasian dokumen yang baik terlebih
dua standar yang tidak dinilai (standar opsional) dahulu kemudian melihat implementasinya. Jika
yaitu (1) makanan dan terapi nutrisi; (2) pemulang- sumber daya di puskesmas belum memiliki moti-
an dan tindak lanjut. Kriteria ini opsional karena vasi yang tinggi maka proses akreditasi akan sulit
dalam pedoman tidak mewajibkan ketersediaan- memiliki pencapaian yang tinggi.12
nya. Puskesmas Demangan saat ini tidak menye- Bab IX yaitu Peningkatan Mutu Klinis dan
diakan layanan rawat inap sehingga standar terse- Keselamatan Pasien (PMKP) terdiri dari empat
but tidak termasuk dalam penilaian. standar merupakan bab yang memiliki penca-
Pencapaian terendah pada Bab VII adalah paian terendah dibandingkan yang lainnya dan
standar penyuluhan atau pendidikan kesehatan dan dikategorikan tidak terpenuhi (20%). Hasil terse-
konseling kepada pasien/keluarga. Hal ini dikare- but menunjukkan bahwa puskesmas belum men-
nakan belum maksimalnya tenaga atau SDM untuk jalankan standar mengenai keselamatan pasien
memberikan pendidikan kesehatan dan konseling begitu pula dengan kelengkapan dokumennya.
serta belum lengkapnya bukti dokumentasi pelak- Pencapaian terendah ini disebabkan kurang lebih
sanaan, karena meskipun sudah terlaksana tetapi sama dengan standar lainnya yaitu puskesmas be-
tidak ada bukti dokumentasinya maka dianggap lum memiliki beberapa dokumen penunjang yang
belum dilakukan. menjadi bukti pelaksanaannya.
Pencapaian Bab VIII yaitu Manajemen Puskesmas sebaiknya memprioritaskan
Penunjang Layanan Klinis (MPLK) yang terdiri standar dalam bab ini sesuai dengan kunci pen-
dari 7 standar. Pencapaian pada bab ini dikategori- jaminan mutu pelayanan kesehatan antara lain
kan terpenuhi sebagian. Jumlah elemen penilaian berpikir secara sistem, pendekatan saintifik, ser-
yang belum terpenuhi cukup besar sehingga per- ta peningkatan mutu berkelanjutan.13 Faktor lain
lu mendapat perhatian khusus dalam persiapan yang perlu diperhatikan dalam bab ini adalah ke-
akreditasi. Pencapaian yang hanya 57,5% karena selamatan pasien yang besar pengaruhnya terha-
Puskesmas Demangan belum menyediakan beber- dap citra, tanggung jawab sosial, moral serta ki-
apa pelayanan yang dijadikan standar kriteria se- nerjanya. Keselamatan pasien merupakan prioritas
dangkan standar kriteria yang opsional hanya dua utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait
yaitu (1) pelayanan laboratorium; (2) pelayanan dengan isu mutu dan citra.14
radiodiagnostik. Hal tersebut karena dalam pe- Secara keseluruhan standar rata-rata pen-
doman pelayanan bukan merupakan pelayanan capaian berdasarkan elemen penilaian akreditasi,
penunjang yang wajib dimiliki oleh puskesmas. Puskesmas Demangan termasuk dalam kategori
Beberapa elemen dalam bab ini juga tidak terpenuhi sebagian dengan rata-rata 62,9%. Pe-
memiliki skor atau tidak terpenuhi. Elemen terse- nilaian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari
but adalah (standar kelima) lingkungan pelayanan seluruh standar pendokumentasian, banyak do-
mematuhi persyaratan hukum, regulasi dan peri- kumen yang belum tersedia atau belum lengkap.
334
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 4, Desember 2017
335
Lailatul Maghfiroh : Analisis Kesiapan Puskesmas Demangan Kota Madiun dalam Menghadapi Akreditasi
336