Anda di halaman 1dari 10

KESKOM.

2020;6(3) : 393 - 402

JURNAL KESEHATAN KOMUNITAS


J ( J O U R N A L O F C O M M U N I T Y H E A LT H )
http://jurnal.htp.ac.id

The Implementation Evaluation for Primary Health


Care Management with'Utama' Accredited in
Kampar District in 2020
Evaluasi Implementasi Manajemen Puskesmas
Terakreditasi Utama di Kabupaten Kampar Tahun
2020
Zulfahman1, Syafrani2, Yanwir Kamal3, Jasrida Yunita4, Dedi Sambudi5
1,2,3,4
Prodi magister kesehatan STIKes Hangtuah Pekanbaru
5
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar

ABSTRACT ABSTRAK
Every public health center in Indonesia has an accredita on level Se ap puskesmas yang ada di Indonesia memiliki ngkatan
as a determinant of quality. Public health management is an akreditasi sebagai penentu kualitas. Manajemen puskesmas
effort to improve the quality and quality of health services. merupakan suatu upaya dalam peningkatan mutu dan kualitas
Accredita on of public health in Kampar District only 5 (five) pelayanan kesehatan. Akreditasi Puskesmas di Kabupaten
public health have been utama accredited, while the others are Kampar hanya 5 (lima) puskesmas yang telah terakreditasi
accredited middle and basic. This shows that it is necessary to utama, sedangkan yang lainnya terakreditasi madya dan dasar.
evaluate the implementa on of public health management as a Hal tersebut menunjukkan perlu dilakukan evaluasi
reference for other public health. This research aims to analyze implementasi manajemen Puskesmas sebagai acuan puskesmas
how the management of the main accredited public health in lainnya. Peneli an ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana
Kampar District is implemented in 2020. This research used a implementasi manajemen puskesmas yang telah terakreditasi
qualita ve method with the Posi ve Defiance (PD). The number utama di Kabupaten Kampar Tahun 2020. Peneli an ini
of informants was 14 people consis ng of the Head of the public menggunakan metode kualita f dengan Posi ve Defiance (PD).
health, the Head of the Administra on of the public health and Jumlah informan sebanyak 14 orang terdiri dari Kepala
the Head of the Kampar District Health Office. Data collec on Puskesmas, Kepala Subbagian Tata Usaha puskesmas dan
methods by means of in-depth interviews and document review. pimpinan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Metode
In terms of quan ty, the main accredited Primary Health Care in pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam dan
Kampar Regency has implemented health center management telaah dokumen. Secara kuan tas Puskesmas yang terakreditasi
well, but in terms of quality it s ll needs to be improved both from utama di Kabupaten Kampar sudah melaksanakan manajemen
human resource management, availability of funds, methods / puskesmas dengan baik namun secara kualitas masih perlu
policies, materials, movement planning and implementa on as di ngkatkan baik dari pengelolaan SDM, ketersediaan dana,
well as supervision and control so that service quality can be
improved. The support from the Kampar District Office greatly metode/kebijakan, material, perencanaan pergerakan dan
affects the performance of the public health in the Kampar pelaksanaan serta pengawasan dan pengendalian sehingga mutu
district. Public health management is one of the main references layanan dapat di ngkatkan. Dukungan dari Dinas Kabupaten
in the opera on of a public health. the implementa on of good Kampar sangat mempengaruhi kinerja dari puskesmas yang ada
public health management in the Kampar district public health di Kabupaten Kampar. Manajemen Puskesmas menjadi salah
also gave good scores to the 5 main accredited public health in satu acuan utama dalam bergeraknya sebuah puskesmas.
the Kampar district. implementasi manajemen puskesmas yang baik di puskesmas
kabupaten Kampar, maka turut memberikan nilai yang baik pada
5 puskesmas terakreditasi utama di kabupaten Kampar.

Keywords : Public Health, Public Health Management, Major Kata Kunci : Puskesmas, Manajemen Puskesmas, Akreditasi
Accredita on. Utama .
Correspondence : Zulfahman
Email : zulfahman04@gmail.com , 0813 7127 7120

• Received 22 November 2020• Accepted 02 Desember 2020 • p - ISSN : 2088-7612 • e - ISSN : 2548-8538 •
DOI: h ps://doi.org/10.25311/keskom.Vol6.Iss3.636
Copyright @2017. This is an open-access ar cle distributed under the terms of the Crea ve
Commons A ribu on-NonCommercial-ShareAlike 4.0 Interna onal License (h p://crea vecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)
which permits unrestricted non-commercial used, distribu on and reproduc on in any medium
Keskom, Vol. 6, No.3
394 Desember 2020

PENDAHULUAN Kampar pada tanggal 12 Januari 2020 tentang jumlah puskesmas


yang terakreditasi dari 31 puskesmas yang ada di Kabupaten
Se ap puskesmas yang ada di Indonesia memiliki ngkatan
Kampar hanya 5 (lima) puskesmas yang sudah terkreditasi
akreditasi sebagai penentu kualitas dari puskesmas tersebut
utama. Berdasarkan rekomendasi surveior hasil penilaian
(Trisna and Raharjo, 2019). Akreditasi puskesmas adalah
akreditasi puskesmas pada tahun 2019 ditemukan bahwa hampir
pengakuan terhadap puskesmas yang diberikan oleh lembaga
seluruh puskesmas di Kabupaten Kampar belum melaksanakan
independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh
proses manajemen puskesmas sesuai dengan siklus manajemen
kementerian kesehatan (Permenkes Nomor 44 Tahun 2016
puskesmas yang baik, sehingga mutu layanan yang diberikan
tentang Manajemen Puskesmas). Puskesmas dinyatakan
belum maksimal. Studi pendahuluan yang dilakukan di
terakreditasi setelah dinilai telah memenuhi standar pelayanan
puskesmas didapatkan hasil bahwa setelah pelaksanaan
puskesmas yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
akreditasi pelayanan puskesmas kembali ke pola sebelum
Republik Indonesia sesuai Permenkes RI Nomor 46 Tahun 2015
akreditasi sehingga kualitas pelayanan juga menurun, hasil
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek
wawancara peneli dengan 5 orang pasien di puskesmas XIII Koto
Mandiri Dokter dan Dokter Gigi yang bertujuan untuk
Kampar I dan 7 orang pasien di Puskesmas Kampar Timur
m e n i n g k a t k a n m u t u p e l a y a n a n p u s ke s m a s s e c a r a
didapatkan hasil bahwa pelayanan puskesmas sudah berkurang
berkesinambungan serta mewujudkan puskesmas yang
dibandingkan pada saat penilaian akreditasi puskesmas.
berkualitas (Ensha, 2018).
Peneli an ini secara umum bertujuan untuk menganalisa
Tingkatan akreditasi puskesmas terbagi dalam beberapa jenis
bagaimana implementasi manajemen puskesmas yang telah
diantaranya dak terakreditasi, terakreditasi dasar, terakreditasi
terakreditasi utama di Kabupaten Kampar Tahun 2020 dimana
madya, terakreditasi utama dan terakreditasi paripurna.
diharapkan puskesmas yang telah terakreditasi utama telah
Penilaian keberhasilan puskesmas dapat dilakukan oleh internal
melaksanakan manajemen puskesmas dengan baik sehingga
organisasi puskesmas itu sendiri, yaitu dengan “Penilaian Kinerja
dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada
Puskesmas,” yang mencakup manajemen sumber daya termasuk
masyarakat. Tujuan khususnya untuk mengetahui bagaimana
alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan
SDM, ketersediaan dana, metode/kebijkan yang dipergunakan,
manajemen sistem pencatatan dan pelaporan, disebut sistem
material, perencanaan, serta penggerakan dan pelaksanaan
informasi manajemen puskesmas (SIMPUS). Dalam standar
pengawasan dan pengendalian pada manajemen puskesmas
akreditasi puskesmas, terdapat beberapa bagian pen ng yang
dengan akreditasi utama di Kabupaten Kampar.
mendorong ngginya nilai akreditasi yang dihasilkan, salah
satunya adalah kepemimpinan dan manajemen puskesmas METODE
(Molyadi dan Trisnantoro, 2018). Peneli an ini menggunakan metode kualita f. Peneli an ini
Manajemen puskesmas adalah suatu upaya dalam dilakukan di 5 (lima) Puskesmas yang terakreditasi Utama yaitu
peningkatan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan yang Puskesmas XIII Koto Kampar 1, Puskesmas Kuok, Puskesmas Koto
dikemas dalam bentuk perbaikan administrasi, pelayanan Kampar Hulu, Puskesmas Kampar Timur dan Puskesmas Siak Hulu
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan serta di Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yang dilakukan pada
kesehatan. Tujuan manajemen puskesmas diharapkan dapat Juni – September 2020.
memberikan pemahaman kepada kepala, penanggungjawab Informan dalam peneli an ini berujumlah 14 orang terdiri
upaya kesehatan dan staf puskesmas di dalam pengelolaan dari lima (5) orang kepala puskesmas dan lima (5) orang kepala
sumber daya dan upaya puskesmas agar dapat terlaksana secara subbagian tata usaha puskesmas dengan akreditasi utama di
maksimal. Sistema ka manajemen puskesmas terdiri dari sistem Kabupaten Kampar serta dari Dinas Kesehatan Kabupaten
perencanaan, penggerakan dan pelaksanaan dalam mini Kampar sebanyak empat (4) orang yang terdiri dari satu (1) orang
lokakarya bulanan dan tribulanan serta pengawasan, kepala dinas, satu (1) orang Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan,
penilaian/pengevaluasian (Heryawan, 2017). satu (1) orang Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan
Berdasarkan data puskesmas yang diterbitkan Kemenkes R.I Kesehatan Tradisional serta satu (1) orang Penangung Jawab
pada Tahun 2019, disebutkan bahwa per tanggal 31 Desember Program Dinas Kesehatan. Informan dipilih dengan kriteria
tahun 2018, jumlah puskesmas yang ada di Indonesia adalah tertentu, seper kedudukan dalam jabatan struktural, profesi.
sebanyak 9.993 unit, dimana 236 unitnya puskesmas berada di Berikut tabel kriteria dan motode informan :
Provinsi Riau. Jumlah yang telah terakreditasi sebanyak 214 unit
dengan rincian akreditasi dasar 70 unit, madya 121 unit
sementara utama hanya 23 unit (Kemenkes RI, 2019).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kabupaten

h p://jurnal.htp.ac.id
Zulfahman, et al
The Implementa on Evalua on for Primary Health Care Management
Evaluasi Implementasi Manajemen Puskesmas Terakreditasi Utama
395

Tabel 3.2 manual, yaitu dengan menuliskan hasil peneli an dalam bentuk
Sumber Informasi, Metode, Kriteria dan Tempat transkrip wawancara mendalam, pengkodean kemudian
mereduksi data dan meringkasnya dalam bentuk matriks yang
disusun sesuai dengan bahasa baku jawaban informan.
Ringkasan ini kemudian diuraikan kembali dalam bentuk narasi
dan melakukan penyimpulan terhadap analisa yang telah didapat
secara menyeluruh. Untuk menjaga keabsahan data yang telah
terkumpul maka digunakan metode triangulasi sumber,
triangulasi metode dan triangulasi data.
Peneli an ini telah lolos uji e k dari Komisi E k Peneli an
STIKes Hang Tuah Pekanbaru dengan Nomor: 575/KEPK/STIKes-
HTP/VIII/2020 dinyatakan lulus kaji e k

HASIL
Jenis data yang dikumpulkan dalam peneli an ini adalah data
Sumber Daya Manusia (SDM)
primer dan data sekunder. Untuk data primer dilakukan berupa
Berdasarkan hasil wawancara, seluruh informan menyatakan
wawancara mendalam terhadap informan, serta melalui
bahwa ketersediaan SDM secara kuan tas sudah lebih cukup
observasi-par sipa f. Untuk data sekunder diperoleh melalui
namun masih ada jenis tenaga yang belum cukup. Berdasarkan
kegiatan penelusuran dokumen. Instrumen penelitan yang
observasi dan telaah dokumen menunjukkan bahwa seluruh
digunakan adalah da ar pertanyaan wawancara, dan checklist
puskesmas telah mengirimkan surat usulan tentang
observasi. Dalam pelaksanaanya maka akan dibantu dengan
penambahan tenaga ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
menggunakan perangkat perekam suara, handphone, kamera,
untuk penambahan tenaga yang kurang seper Apoteker, tenaga
alat tulis dan catatan singkat untuk mencatat dan merekam hasil
gizi,rekam medis, Analis, Tenaga Promkes, Akutansi/ekonomi,
wawancara. Peneli an ini dak ada penambahan informan
Tata Usaha, Sopir, Tenaga Sanitarian. Hal ini sesuai dengan hasil
karena sudah mencukupi saturasi data. Berikut tabel definisi
wawanvacara berikut :
is lah variabel yang diteli dan teknik pengambilan data dalam
SDM di puskesmas kami secara kuan tas sudah lebih cukup,
peneli an ini kesatu adalah variabel SDM berupa tenaga dalam
namun masih ada beberpa kreteria tenaga yang belum seper
unit puskesmas dengan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan
Apoteker, Gizi, Rekam Medis, Promkes, Analis, Ekonomi (KA1,
(keterampilan, pela han dan disiplin), kedua adalah variabel
Tu1)
Dana berupa Dana yang dianggarkan atau dialokasikan untuk
Berdasarkan hasil wawancara, seluruh informan menyatakan
menunjang terlaksanananya program/ tugas pokok dan fungsi di
keterampilan dan pengetahuan SDM yang tersedia di puskesmas
unit puskesmas, ke ga adalah variabel Metode berupa cara atau
sesuai dengan tupoksi. Berdasarkan observasi dan telaah
kebijakan dalam pelaksanaan manajemen puskesmas, keempat
dokumen bahwa puskesmas sudah melakukan upaya agar
adalah variabel material berupa Bagian penunjang dari
seluruh profesi atau bidang keilmuan bekerja sesuai dengan
puskesmas berupa sarana dan prasarana puskesmas, kebutuhan
tupoksi walaupun masih ada beberapa yang dak sesuai
logis k obat dan BMHP, kelima adalah variabel perencanaan
dikarenakan dak ada tenaga di bidang tersebut hal tersebut
berupa Proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
terlihat dari item yang tertuang di uraian tupoksi petugas
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang
puskesmas. Hal ini sesuai hasil wawancara berikut:
telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang
Penyusunan tupoksi disesuaikan dengan bidang keilmuan
strategis, keenam adalah variabel pergerakan dan pelaksanaan
sehingga diharapkan lebih profesional. Masih ada teman-teman
berupa Serangkaian kegiatan yang dilakukan terkait dengan
yang melaksanakan tugas yang bukan bidang keilmuannya
program puskesmas, ketujuh adalah variabel pengawasan dan
seper RM, Bendahara dan sebagainya (KA5,TU5)
pengendalian berupa Suatu kegiatan untuk membandingkan
Mengenai pela han terhadap SDM Puskesmas, seluruh
hasil kegiatan dengan target secara terus menerus dan
informan menyatakan bahwa selama ini pela han lebih banyak
berkesinambungan yang terdiri dari pemantauan dan
diselenggarakan oleh Dinas kesehatan dan diiku oleh petugas
pengawasan, alat ukur yang dipergunakan dalam peneli an ini
yang telah ditunjuk sesuai profesinya. Pela han yang dibutuhkan
adalah pedoman wawancara dan lembar checklist dengan cara
petugas puskesmas adalah pela han ATCLS/ATLS bagi dokter dan
ukur berupa wawancara mendalam, observasi dan penelusuran
pela han PPGD atau BTCLS untuk tenaga perawat dan bidan. dan
dokumen.
hal ini sesuai dengan observasi dan telaah dokumen yang
Pengolahan data yang telah terkumpul dianalisis secara
terdapat di Puskesmas dimana sudah ada jadwal sosialisasi yang

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 6, No.3
396 Desember 2020

dilakukan oleh petugas Setelah pela han, dimana petugas yang perundang-undangan serta adanya peraturan internal.
mengiku pela han akan mensosialisasi hasil pela han yang Berdasarkan oservasi dan telaah doumen terdapat SK peraturan
diiku . Hal ini sesuai dengan hasil observasi dan telaah dokumen internal yang mengatur detail peraturan yang dak tertuang di
bahwa adanya surat permintaan pela han dan sudah ada jadwal peraturan lebih nggi. Kebijakan yang ada di puskesmas seluruh
sosialisasi bagi petugas yang mengiku pela han namun informan menyatakan kebijakan sampai saat ini sudah dirasakan
pelaksanaannya belum sesuai dengan jadwal yang telah disusun. cukup. Kebijakan yang dibutuhkan adalah kebijakan tentang
Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut: BLUD. Tentang reward dan punishment terhadap petugas
...petugas yang ikut pela han akan menjadi narasumber apa seluruh informan menyatakan ada reward untuk tenaga
yang diiku nya kepada teman-teman yang ada dipuskesmas berprestasi, dan punishment bagi melanggar aturan kedisiplinan
sehingga ilmunya bisa merata (KA4, TU4) yang dituangkan dalam satu buku khusus. Hal ini sesuai dengan
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar informan hasil wawancara berikut:
menyatakan penyelesaian masalah mengenai SDM dengan ...Kami butuh adalah peraturan tentang fleksibilitas mengatur
mengirimkan surat ke dinkes tentang permintaan kekurangan keuangan yang baru kami dapatkan tahun depan melalui BLUD
SDM, dan mengupayakan petugas untuk magang serta dengan (KA2, TU2)
menerima tenaga TKS pada profesi tersebut. Tentang Ada, reward bagi yang berprestasi se ap tahun ada dan selalu
kedisiplinan dan etos kerja SDM di puskesmas seluruh informan kami usulkan jadi nakes teladan. Funismant juga ada dan kita
menyatakan secara umum disiplin dan etos kerja petugas sudah lakukan secara berjenjang berupa teguran lisan dan tertulis (KA4,
baik, namun sanksi tetap diberlalukan. Hal ini sesuai dengan Tu4)
observasi dan telaah dokumen yang terdapat di Puskesmas yaitu Material
adanya komitmen kerjasama. Berikut bagan hasil peneli an Berdasarkan hasil wawancara, seluruh informan menyatakan
mengenai SDM : sarana dan prasarana sacara garis besar cukup memadai, namun
Dana masih ada beberapa kekurangan seper rumah dinas, Ipal, mobil
Berdasarka hasil wawancara, tentang ketersediaan dana di ambulance, insenerator dan alkes. Kondisi sarana dan prasarana
puskesmas. Seluruh informan menyatakan dana secara umum saat ini masih berfungsi dengan baik tetapi perlu dana
cukup, namun dana operasional yang perlu diperha kan. sumber peratawan sarana dan prasarana tersebut. Tentang pemenuhan
pendanaan Puskesmas yaitu dari dana JKN dan BOK. sarana dan prasarana di puskesmas seluruh informan
Ketersediaan dana operasional yang dak dianggarkan dengan menyatakan membuat surat pengusulan ke dinas kesehatan dan
menggeser dana JKN ataupun BOK tetapi tetap sesuai dengan mengagarkan melalui dana JKN. Berdasarkan observasi dan
regulasi atau perundang-undangan yang berlaku. Mengenai telaah dokumen terdapat usulan permintaan sarana prasaran ke
fleksibelitas penggunaan dana seluruh informan menyatakan Dinkes Kampar serta adanya da ar sarana dan prasarana yang
berharap adanya dana BLUD akan membuat puskesmas bisa teruang pada aplikasi Aspak puskesmas. hasil wawancara di
fleksibel dalam penggunaan anggaran. Pada saat observasi dan bawah ini:
telaah dokumen di dapatkannya DPA JKN dan BOK Puskesmas, ...sudah bisa dibilang cukup, namun Ipal dan insenerator dak
dimana dana pelaksanaan manajemen puskesmas tertuang di lagi berfungsi, kita juga butuh tambahan ruangan pelayanan,
RKA BOK Puskesmas dengan jumlah anggaran yang bervariasi. Tambahan mobil ambulance untuk mendukung pelayanan
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara berikut : puskesmas. Untuk mobiler dan alkes kita upayakan dari dana JKN
... dana secara umum cukup, namun ada beberapa pos yang (KA3, TU3)
harus membantu pos yang lainnya. Dana operasional puskesmas Pengusulan ke dinas kesehatan dan mengagarkan melalui
telah lama dihapus sehingga harus memikir otak dalam dana JKN (KA2, Tu5)
penggunaan anggaran (KA4, TU4) Berdasarkan hasil wawancara, mengenai kecukupan logis k
...dua sumber dana kami adalah JKN dan BOK karena obat di puskesmas seluruh informan menyatakan cukup,
semuanya gra s sehingga dak ada pemasukan lainnya (KA2, walaupun masih ada yang kurang dikarenakan pengadaan yang
TU2) belum datang ataupun dropiing pusat yang dak mencukupi.
Perubahan kebijakan pemerintah hanya bisa disesuaikan oleh Pendistribusian obat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
puskesmas dengan BLUD, kalau ada kebijakan ditengah tahun saat ini dak ada masalah dan berjalan cukup baik. Penyimpanan
kita bisa menggeser dana lainnya untuk kegiatan yang lebih urgen obat di puskesmas dilakukan di gudang sesuai SOP. Mekanisme
dan prioritas (KA4, Tu4) pengelolaan logis k obat di puskesmas telah mengiku
Metode mekanisme sesuai SOP. Sistem pencatatan dan pelaporan
Dari hasil wawancara, seluruh informan menyatakan logis k obat di Puskesmas melalui LPLPO. Berdasarkan observasi
kebijakan yang ada di puskesmas merujuk pada peraturan dan telaah dokumen ketersediaan obat sudah cukup walaupun

h p://jurnal.htp.ac.id
Zulfahman, et al
The Implementa on Evalua on for Primary Health Care Management
Evaluasi Implementasi Manajemen Puskesmas Terakreditasi Utama
397

masih ada beberapa item yang dak tersedia, ketersedian obat puskesmas, ada dokumen rapat lintas sektor dan lintas program,
bisa dilihat di LPLPO, ada dokumen usulan obat dan penerimaan ada komitmen lintas sektor dan lintas program, ada Renstra, RUK,
obat di puskesmas, adanya SOP penyimpanan obat serta adanya RPK, PTP dan Propil serta ada dokumen konsultasi perencanaan.
SOP pengelolaan logis k. Hal ini sesuai denganwawancara Penggerakan dan Pelaksanaan
berikut : Berdasarkan hasil wawancara, seluruh informan menyatakan
Secara umum cukup, namun masih ada beberapa obat yang pelaksanaan kegiatan berpedoman pada perencanaan dan
kosong seper Paracetamol, GG dan sebagainya dikarenakan adanya komitmen seluruh staf dan unsur puskesmas dalam
pengadaan yang belum dan droping pusat juga kurang karena melaksanakan manajemen puskesmas. Bentuk koordinasi
kelangkaan bahan baku (KA1, Tu1) pelaksanaan kegiatan manajemen puskesmas seluruh informan
Obat kita simpan digudang yang telah disediakan dan proses menyatakan koordinasi dilakukan dalam pelaksanaan
penyimpanannya melalui SOP yang telah di atur (KA4, Tu4) manajemen puskesmas melalui rapat bulanan, WA Grup dan apel
Mekanisme pengelolaan obat mulai dari pengusulan, pagi. Pelaksanaan lokakarya mini bulanan dan tribulanan di
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pencatatan puskesmas telah dilaksanakan tetapi belum sesuai dengan
pelaporan telah ada SOP bakunya dan dilakukan oleh petugas panduan manajemen puskesmas. Apabila terdapat kendala
yang telah ditunjuk (KA1, Tu1) dalam pelaksanaan manajemen puskesmas seluruh informan
...dicatat dan dilaporkan melalui LPLPO yang dikirimkan ke menyatkan mengadakan penguatan dan sosialisasi kepada
dinkes se ap bulan (KA4, TU4). seluruh staf dan lintas sektor terkait manajemen puskesmas. Hal
Perencanaan ini sesuai dengan hasil wawancra berikut :
Dari hasil wawancara, tentang bentuk perencanaan di Komitmen staf mlaksanakan apa yang diamanatkan
puskesmas seluruh informan menyatakan perencanaan sudah manajemen puskesmas sangat nggi, sebagian besar teah
mengiku panduan Manajemen Puskesmas, serta m melaksanakan dengan baik (Ka2, Tu2)
perencanaan yang telah dibentuk. Alur perencanaan puskesmas Sejauh ini koordinasi yang dilakukan melalui rapat bulanan,
mulai dari puskesmas, kecamatan dan ke ngkat Kabupaten. rapat intergrasi, apel dan sosial media WA puskesmas (KA2, Tu2)
Bentuk dari perencanaan puskesmas adalah Renstra, RUK dan Langkah yang telah diambil dalam pelaksanaan manajemen
RPK serta dokumen lainnya, dengan berpedoman Permenkes adalah penguatan dan sosialisasi kepada seluruh staf dan lntas
Nomor 44 terintegrasi dengan lintas program dan lintas sektor. sektor terkait manajemen puskesmas sehingga hal tersebut
Seluruh informan juga menyatakan perencanaan telah sesuai diharapkan dapat menimbulkan pemahaman dan kesadaran
dengan manajemen puskesmas dengan adanya keterlibatan t e n t a n g p e n n g ny a m a n a j e m e n p u s ke s m a s d a l a m
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dalam perencaan pembangunan kesehatan (KA1, Tu1)
puskesmas yaitu konsultasi, pendampingan perencanaan Hal di atas didukung oleh hasil observasi dan telaah dokumen
dilakukan bersama dinas kesehatan. Perencanaan puskesmas bahwa bahwa ada dokumen perencanan tetapi dokumen
juga dapat mendukung mutu layanan puskesmas dimana pelaksanaan kegiatan dak lengkap, adanya dokumen
manajemen puskesmas yang baik adalah kunci kesuksesan penggalangan komitmen, adanya buk pertemuan dan
akreditasi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara : penggunaan media sosial.
Tim perencanaan sudah di SK kan namun belum semuanya Pengawasan dan Pengendalian
bisa bekerja sebagai m (KA3, Tu3) Berdasarkan hasil wawancara terkait pengawasan dan
Perencanaan puskesmas tetap mengacu pada Permenkes 44 pengendalian, selruh informan menyatakan pengawasan
Tahun 2016, dokumen perencanaan yang telah diseseaikan dilakukan oleh kepala puskesmas, kepala tata usaha, m mutu,
adalah Propil, PTP, Renstra, RUK dan RPK (KA3, Tu3) m audit internal dan telah di SK kan. Proses pengawasan
Konsultasi, pendampingan perencanaan itu yang telah kami internal yang dilakukan di puskesmas dengan m pengawas
minta ke dinas kesehatan sehingga dak ada perencanaan kami i nte r n a l b e ke r j a s e s u a i S O P d a n m e l a p o r ka n h a s i l
yang dak sesuai dengan perencanaan dinas, kami hanya pengawasannya kepada kepala puskesmas. Seluruh informan
menggembanlkan sesuai dengan kearaifan budaya lokal (KA4, menyatakan adanya m pengawas internal yang telah dibentuk
Tu4) melaksanakan pengawasan secara berkala dengan jadwal yang
...suskes akreditasi sangat ditentukan oleh pelaksanaan telah ditetapkan serta mengiku SOP. Tim audit internal juga
manajemen puskesmas, manajemen puskesmas yang dak sangat memberikan kontribusi walaupun belum maksimal.
berjalan dengan baik maka langkah akreditasi akan sangat-sangat Seluruh informan juga menyatakan pelaksanaan penilaian
terhambat (KA4, TU4) kinerja di puskesmas sudah dilakukan se ap triwulan tetapi
Hal tersebut didukung oleh observasi dan telaah dokumen pelaporan masih dilaporkan sekali setahun ke dinas kesehatan.
yaitu bahwa adanya m perencanaan, adanya SOP perencanaan Pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas secara eksternal

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 6, No.3
398 Desember 2020
dilakukan oleh dinas kesehatan, Inspektorat, BPK, BPKP, pihak Hal ini juga sejalan dengan peneli an yang dilakukan oleh
Kecamatan, LSM dan media masa. Dinas kesehatan juga (Koesoemahardja, Suparwa and Arso, 2016) yang menyatakan
melakukan pengawasan dan pengendalian berupa supervisi, bahwa keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan
bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi serta penilaian kinerja oleh sinergisitas antar upaya program dan sektor, serta didukung
puskesmas serta memberikan nilai dan rekomendasi perbaikan . upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara berikut: demi peningkatan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Di puskesmas kami sesuai dengan pelaksanaan akreditasi Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang
maka monitoring dilakukan secara terintegrasi program yang Puskesmas jenis ketenagaan yang wajib ada di puskesmas adalah
dilakukan oleh kapus, Ka. TU, m mutu, m audit internal yang yang terdiri dari tenaga dokter, dokter gigi, perawat, bidan,
telah di SK kan sebelumnya (KA5, Tu5) tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli
Pembinaan yang kita lakukan adalah dalam bentuk supervisi, teknik laboratorium medik, tenaga gizi, tenaga kefarmasian,
bimtek, monev dan peniliana manjemen puskesmas yang ru n tenaga administrasi dan pekarya, hasil peneli an menunjukan
kita lakukan namun belum terjadwal dikarenakan padatnya masih ada beberapa jenis ketenagaan yang belum ada tenaga
kegiatan (KS) gizi, tenaga administrasi (rekam medis dan akutansi) dikarenakan
Setelah dilakukan penilaian, maka dinas kesehatan akan jumlah yang dak banyak dan adanya kebijakan selama ini bahwa
memberikan penilaian kepada puskesmas terhadap penerapan penempatan tenaga di fasilitas pelayanan kesehatan didominasi
manajemen puskesmas, penilaian tersebut juga berisikan oleh tenaga yang memiliki dasar pendidikan kesehatan dan
rekomendasi yang harus di ndaklanju pada tahun selanjutnya hanya sedikit sekali yang diluar pendidikan kesehatan. Secara
(TJ) umum dengan dak adanya tenaga spesialis k tersebut dak
Hal tersebut didukung oleh hasil observasi dan telaah terlalu mengganggu jalannya pelayanan kesehatan, karena
dokmen yaitu terdapat SK m monitoring dan evaluasi, adanya pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh jenis ketenagaan yang
SOP pengawasan (monitoring dan evaluasi), ada dokumen berlebih seper tenaga perawat dan bidan. Kebijakan ini
pengawasan tetapi isinya dak lengkap, ada laporan m audit menyebabkan kurang profesionalnya petugas tersebut di dalam
namun dak lengkap, ada dokumen lokmin membahas PKP dan bekerja dikarenakan dak memiliki dasar keilmuan yang baik, hal
buk pengiriman ke dinas kesehatan, ada dokumen pembahasan ini lah biasanya menjadikan temuan oleh surveior pada saat
penilaian kinerja puskesmas dengan dokumen pendukung penilaian akreditasi dengan membuat kesimpulan manajemen
lainnya, ada dokumen penilaian oleh dinas kesehatan dan puskesmas dak berjalan dengan baik karena puskesmas masih
dengan adanya buk LHP dari BPK, BPKP dan Inspektorat, ada menempatkan seseorang petugas dak sesuai bidang keilmuan.
buk supervisi, bimtek, monev penilaian kinerja yang dilakukan Dana
oleh dinas kesehatan serta ada umpan balik sebagai rekomendasi Hasil peneli an mengenai variabel dana menunjukkan bahwa
dari dinas kesehatan hasil penilaian kinerja. penggunaan dan pengelolaan dana puskesmas di seluruh
PEMBAHASAN puskesmas yang terakreditasi utama di Kabupaten Kampar sudah
sangat baik, telah ada dana untuk pelaksanaan manajemen
Sumber Daya Manusia (SDM)
puskesmas yang bersumber dari dana BOK yang jumlahnya
Hasil peneli an mengenai variabel SDM menunjukkan bahwa
bervariasi untuk se ap puskesmas. Hal ini karena setaip
seluruh puskesmas yang terakreditasi utama di Kabupaten
puskesmas telah komitmen dalam transfaransi penyaluran dana,
Kampar, seluruhnya telah memiliki SDM yang cukup dari segi
serta menerapkan prioritas bersama, sehingga seluruh dana yang
jumlah naum secara jenis ketenagaan masih ada beberapa jenis
dimiliki terasa cukup dan dapat dikelola dengan baik.
ketenagaan yang dak ada seper Rekam Medis, Gizi, Apoteker
Seluruh sumber dana yang masuk dari puskesmas tersebut
dan sebagainya, penyusunan tupoksi sebagian besar sudah
berasal dari JKN dan BOK, sehingga sejauh ini belum pernah
sesuai dengan jenis ketenagaan, pela han yang dilakukan telah
terjadi permasalahan dalam penerimaan dana sesuai yang telah
sesuai dengan tupoksi, sudah ada komitmen untuk
dianggarkan, rata-rata puskesmas mengganggarkan dana BOK
meningkatkan kinerja, disiplin dan etos kerja.
untuk pelaksanaan manajemen puskesmas berada pada kisaran
Peneli an ini sejalan dengan peneli an (Asmia , Suhadi and
angka Rp. 28.900.000,00- sampai dengan Rp. 43.200.000,00- dan
Junaid, 2019) yang menganalisis kesiapan akreditasi puskesmas
kesediaan dana tersebut lebih dari cukup untuk pelaksanaan
berdasarkan manajeman sumber daya manusia di Puskesmas
kegiatan manajemen puskesmas.
Perumnas Kota Kendari Tahun 2018 yang menyatakan bahwa
Memperoleh pelayanan kesehatan merupakan hak se ap
pendidikan dan pela han tenaga kesehatan merupakan salah
warga negara. Hal ini termaktub dalam Pasal 28 Undang-Undang
satu cara dalam mengembangkan sumber daya manusia
Dasar 1945. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
kesehatan.
masyarakat, pemerintah telah menyelenggarakan program

h p://jurnal.htp.ac.id
Zulfahman, et al
The Implementa on Evalua on for Primary Health Care Management
Evaluasi Implementasi Manajemen Puskesmas Terakreditasi Utama
399

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggara Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Doket dan
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan), sebagai upaya Dokter Gigi serta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44
memberikan perlindungan kesehatan kepada peserta untuk tentang Manajemen Puskesmas
m e m p e ro l e h m a nfa at p e m e l i h a ra a n ke s e h ata n d a n Peneli an ini sejalan dengan (Susilo, Sugiarsi and Kurniawan,
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. 2015) yang menyatakan bahwa cara atau kebijakan dalam
Se ap puskesmas akan mendapatkan dana kapitasi berdasarkan pelaksanaan manajemen puskesmas sangat mempengaruhi
jumlah penduduk yang terda ar sebagai penerima bantuan iuran terhadap hasil yang diperoleh.
baik pusat maupun daerah atau peserta mandiri, dana tersebut Material
dikirimkan se ap bulan ke puskesmas dan dipergunakan sebagai Hasil peneli an mengenai variabel material menunjukkan
jasa pelayanan oleh nakes ataupun operasional puskesmas bahwa seluruh puskesmas yang terakreditasi utama di
lainnya Kabupaten Kampar sudah sangat baik walaupun masih ada
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun sedikit kekurangan namun dak signifikan, hal ini ditunjukkan
2019 tentang Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan, dengan sarana dan prasarana yang tersedia dengan baik,
dimana se ap puskesmas mendapat bantuan dana operasional pegelolaan yang baik dan sesuai dengan SOP, Logis k obat dan
kesehatan yang dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan pendistribusiannya dilakukan dengan baik, serta penyimpanan
kegiatan pelayanan luar gedung ataupun kegiatan lainnya sesuai dan pengelolaan obat yang sesuai SOP dengan menggunakan
dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan. sistem LPLPO dan selalu dikirim se ap bulan ke Dinas Kesehatan
Hal ini sejalan dengan peneli an (Koesoemahardja, Kampar
Suparwa and Arso, 2016) yang menyatakan akreditasi Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
puskesmas dapat terselenggara didukung dengan tersedianya tentang Puskesmas telah mengatur ketersediaan sarana dan
pendanaan melalui DAK dari APBN dan APBD serta telah prasarana yang wajib ada di puskesmas dalam rangka
terbentuknya m pendamping dari pihak dinas kesehatan. penyelenggarakan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Sejalan dengan hasil peneli an yang dilakukan oleh Kesehatan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Aplikasi Sarana,
(Se awan, Ja and Fatmasari, 2018) yang menganalisis Prasarana dan Alat Kesehatan dimana pada Pasal 5 ayat 5
pelaksanaan pendampingan akreditasi puskesmas pada menyatakan bahwa selain fasilitas pelayanan kesehatan, dinas
kelompok kerja administrasi dan manajemen di Kabupaten kesehatan daerah kabupaten/kota, dan dinas kesehatan daerah
Pemalang yang menyatakan bahwa dana yang masuk dari provinsi, Aspak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
puskesmas belum pernah terjadi permasalahan dalam diselenggarakan oleh Kementerian yang menyelenggarakan
penerimaan dana sesuai yang telah dianggarkan urusan pemerintahan di bidang kesehatan dalam rangka
Metode pengembangan sistem informasi kesehatan
Hasil peneli an mengenai metode yang digunakan oleh Hal ini sejalan dengan peneli an (Asmia , Suhadi and Junaid,
seluruh puskesmas yang terakreditasi utama di Kabupaten 2019) yang mana menyatakan bahwa bagian penunjang dari
Kampar menyatakan bahwa kalau puskesmas mereka telah puskesmas berupa sarana dan prasarana puskesmas, kebutuhan
menerapkan metode yang sesuai dengan aturan pemerintah dan logis k obat harus sesuai dengan standar yang telah ada
sudah berjalan dengan baik, selain itu juga ada reward dan Perencanaan
punishment diberikan kepada pegawai terkait kedisiplinan dan Hasil peneli an menunjukkan bahwa seluruh perencanaan
prestasi. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai dengan Puskesmas yang terakreditasi utama di Kabupaten Kampar sudah
pelaksanaannya, puskesmas berjalan mengiku aturan yang berjalan baik sesuai dengan ketentuan manajemen puskesmas
telah diberikan oleh pemerintah dan dapat dievaluasi secara namun secara detail kegiatan masih terdapat beberapa
berkala. kelemahan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya SK m
Kebijakan diar kan sebagai sejumlah keputusan yang dibuat perencanaan, SOP perencanaan, dokumen perencanan berupa
oleh pihak yang bertanggungjawab dalam bidang kebijakan Propil, Renstra, RUK. RPK dan PTP, integrasi lintas program yang
kesehatan untuk membuat keputusan atau ber ndak atas suatu berjalan dengan baik, adanya dokumentasi pelaksanaan
permasalahan. Kebijakan dapat disusun dalam semua ngkatan konsultasi ke Dinas kesehatan Kabupaten Kampar.
dari paling bawah sampai pusat dari swasta maupun Negara Perencanaan ngkat puskesmas adalah proses penyusunan
(Buse et al, 2005), banyak pedoman yang harus diperha kan oleh rencana kegiatan ngkat puskesmas untuk tahun yang akan
puskesmas dalam membuat kebijakan, pedoman umum yang datang, dilakukan secara sistema s untuk mengatasi masalah
harus diperha kan oleh puskesmas adalah Peraturan Menteri atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Peraturan (Laihad et al., 2015). Perencanaan yang disusun melalui
Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi pengenalan permasalahan secara tepat berdasarkan data yang

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 6, No.3
400 Desember 2020
akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat, Peneli an ini sejalan dengan (Ensha, 2018) yang menyatakan
maka akan dapat mengarahkan upaya kesehatan yang bahwa kegiatan yang dilakukan terkait dengan program
dilaksanakan puskesmas dalam mencapai sasaran dan puskesmas dapat dilaksanakan dengan baik bila koordinasi antar
tujuannya. Proses perencanaan puskesmas akan mengiku siklus pegawai puskesmas berjalan dengan lancar.
perencanaan pembangunan daerah, dimulai dari ngkat Hal ini juga sudah sesuai dengan ketentuan Permenkes
desa/kelurahan, selanjutnya disusun pada ngkat kecamatan Nomor 44 Tahun 2016 yang disampaikan oleh Heryawan (2017)
dan kemudian diusulkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota bahwa penggerakan dan pelaksanaan program/kegiatan
Peneli an ini juga sejalan dengan peneli an (Miran , merupakan kegiatan lanjutan dari rencana pelaksanaan kegiatan
Supriyadi and Sugiharto, 2016) dalam meneli tentang (RPK). Penggerakan pelaksanaan program/kegiatan dapat
monitoring dokumen kepemimpinan dan manajemen dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya adalah rapat dinas,
puskesmas dalam bidang perencanaan berdasarkan standar pengarahan pada saat apel pegawai, pelaksanaan kegiatan dari
akreditasi di Puskesmas Maesan Kabupaten Bondowoso yang se ap program sesuai penjadwalan pada rencana pelaksanaan
menyatakan bahwa perencanaan yang harus dilakukan untuk kegiatan bulanan, maupun dilakukan melalui forum yang
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang dibentuk khusus untuk itu. Forum yang dibentuk khusus untuk
telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang melakukan penggerakan pelaksanaan program/kegiatan
strategis. Perencanaan ngkat puskesmas adalah proses dinamakan forum lokakarya mini puskesmas.
penyusunan rencana kegiatan ngkat puskesmas untuk tahun Pengawasan dan Pengendalian
yang akan datang, dilakukan secara sistema s untuk mengatasi Hasil peneli an menunjukkan bahwa pengawasan dan
masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah pengendalian seluruh puskesmas yang terakreditasi utama di
kerjanya (Laihad et al., 2015). Kabupaten Kampar sudah berjalan dengan baik dan sesuai
Penggerakan dan Pelaksanaan manajemen puskesmas. Hal ini ditunjukkan dengan adanya SK
Hasil peneli an mengenai penggerakan dan pelaksanaan di m monitoring dan evaluasi, ada SOP monitoring dan evaluasi,
seluruh puskesmas yang terakreditasi utama di Kabupaten ada lokakarya pembahasan PKP, ada dokumen pembahasan
Kampar menunjukkan bahwa secara umum puskesmas sudah kinerja yang dilakukan oleh internal puskesmas, sedangkan dari
melaksanakannya kegiatan sesuai padoman manajemen eksternal puskesmas pengendalian dan pengawasan dilakukan
puskesmas walaupun belum sempurna. Hal tersebut ditunjukkan oleh dinas kesehatan melalui supervisi, bimtek, monev dan
dengan adanya penggalangan komitmen linstas program dan penilaian kinerja, adanya umpan balik terrhadap hasil penilaian
lintas sektor, pelaksanaan seluruh kegiatan yang berdasarkan kinerja puskesmas sebagai perbaikan kedepannya serta adanya
perencanaan, koordinasi antar pegawai puskesmas yang pengendalian dan pengawasan dari Inspektorat, BPKP dan BPK
dilaksanakan secara berkala dengan berbagai media seper apel Manajemen perencanaan yang telah ditetapkan sebagai
pagi, rapat bulanan hingga Group WhatsApp. Selain itu rencana pelaksanaan kegiatan, perlu dilakukan pengawasan dan
penggerakan kegaiatan lokakarya mini dijalankan sesuai dengan pengendalian agar target output dari se ap kegiatan dapat
meline dan waktu yang direncanakan, yaitu bulanan dan dicapai secara op mal. Selain melalui forum lokakarya mini,
triwulan. Meskipun terdapat sedikit kendala saat pandemi pelaksanaan pengawasan dan pengendalian secara internal
COVID-19 saat ini, namun tetap diusahakan berjalan dengan dapat dilaksanakan melalui kegiatan monitoring ru n terhadap
baik. upaya yang dilakukan, dengan berpedoman pada NSPK masing-
Penggerakan dan pelaksanaan program/kegiatan merupakan masing program. Hasil pengawasan dan pengendalian akan
kegiatan lanjutan dari rencana pelaksanaan kegiatan (RPK). dinilai di dalam suatu proses penilaian kinerja puskesmas, yang
Penggerakan pelaksanaan program/kegiatan dapat dilakukan juga merupakan instrument/tools untuk menilai pelaksanaan
melalui berbagai cara, diantaranya adalah rapat dinas, proses manajemen
pengarahan pada saat apel pegawai, pelaksanaan kegiatan dari Peneli an ini sejalan dengan apa yang ditetapkan oleh Buku
se ap program sesuai penjadwalan pada rencana pelaksanaan Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas, Kementrian
kegiatan bulanan, maupun dilakukan melalui forum yang Kesehatan tahun 2016 (Taher et al, 2016), yaitu pengawasan
dibentuk khusus untuk itu. Forum yang dibentuk khusus untuk puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan internal
melakukan penggerakan pelaksanaan program/kegiatan dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang
dinamakan forum lokakarya mini puskesmas. Dalam rangka dilakukan oleh puskesmas sendiri, baik oleh kepala puskesmas,
penggerakan dan pelaksanaan program/kegiatan, kepala m mutu, m audit internal maupun se ap penanggung jawab
puskesmas dapat melakukan pengorganisasian ulang petugas di dan pengelola/pelaksana program. Adapun pengawasan
puskesmas dalam rangka penguatan dan pemantapan organisasi eksternal dilakukan oleh instansi dari luar puskesmas antara lain
melalui mini lokakarya bulanan dan mini lokakarya triwulanan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, ins tusi lain selain Dinas

h p://jurnal.htp.ac.id
Zulfahman, et al
The Implementa on Evalua on for Primary Health Care Management
Evaluasi Implementasi Manajemen Puskesmas Terakreditasi Utama
401

Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat. Ucapan Terima Kasih


Proses pengawasan dan pengendalian merupakan hal yang Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
sangat pen ng dalam penerapan manajemen puskesmas, baik pihak, diantaranya informan yang telah memberikan data
pengawasan dan pengendalian internal ataupun eksternal. dan informasi; kepada STIKes Hang Tuah Pekanbaru;Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar; Bapak/Ibu Dosen yang
KESIMPULAN telah memberikan saran dan masukan
Berdasarkan hasil peneli an dan pembahasan tentang
“Evaluasi Implementasi Manajemen Puskesmas Terakreditasi DAFTAR PUSTAKA
Utama di Kabupaten Kampar Tahun 2020” maka dapat Asmia , Suhadi and Junaid (2019) ‘Analisis Kesiapan
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut secara umum Akreditasi Puskesmas Berdasarkan Manajeman
ketersediaan manajemen sumber daya manusia di lima Sumber Daya Manusia Di Puskesmas Perumnas Kota
puskesmas terakreditasi utama di Kabupaten Kampar sudah baik, Kendari Tahun 2018’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
namun harus ada upaya pemenuhan jenis tenaga yang kurang Kesehatan Masyarakat (JIMKESMAS), 4(1), pp. 1–7.
Ketersediaan dana di puskesmas se Kabupaen Kampar masih Buse, K., Mays, N. and Walt, G. (2005) Making Health Policy.
dirasa cukup yang bersumber dari dana JKN dan BOK.. Metode first edit, Making Health Policy. first edit. UK: Open
yang dijalankan oleh puskesmas terakreditasi utama di University Press. doi: 10.1163/9789004333109.
Kabupaten Kampar telah mengiku ketentuan dan pearaturan Ensha, I. S. (2018) ‘Pengaruh Implementasi Kebijakan
perindang-undangan yang berlaku. Ketersediaan sarana dan Akreditasi Puskesmas Terhadap Manajemen
prasarana di puskesmas terakreditasi utama di Kabupaten Pe l a y a n a n K e s e h a t a n M a s y a ra k a t D a l a m
Kampar secara umum sudah cukup, namun perlu upaya dalam Mewujudkan Produk vitas Kerja’, Jurnal Publik,
melengkapi sarana yang masih kurang ataupun dak berfungsi 12(01), pp. 12–23.
dengan baik, logis k obat secara umum cukup, namun perlu Heryawan (2017) ‘PEDOMAN MANAJEMEN PUSKESMAS’.
disiasa ketersediaan stok obat yang banyak dipergunakan oleh Koesoemahardja, N. F., Suparwa , A. and Arso, S. P. (2016)
puskesmas . Perencanaan yang dilakukan oleh puskesmas ‘Analisis Kesiapan Akreditasi Dasar Puskesmas
terakreditasi utama di Kabupaten Kampar telah sesuai dengan Mangkang Di Kota Semarang’, Jurnal Kesehatan
manajemen puskesmas. Penggerakan dan pelaksanaan
Masyarakat, 4(4), pp. 94–103.
Laihad, F. et al. (2015) Buku Panduan Perencanaan Tingkat
sebagaian besar telah dilaksanakan sesuai panduan manajemen
Puskesmas Terpadu. KOMPAK.
puskesmas. Pengawasan dan pengendalian sudah cukup baik.
Miran , F. D., Supriyadi and Sugiharto, A. S. (2016)
Diharapkan Pengelolaan sumber daya manusia di puskemas se
M o n i to r i n g D o ku m e n Ke p e m i m p i n a n D a n
Kabupaten Kampar agar lebih ak f terutama dalam pengusulan
Manajemen Puskesmas Dalam Bidang Perencanaan
tenaga, memagangkan tenaga serta rekrumen tenaga. Dinas Berdasarkan Standar Akreditasi Di Puskesmas
kesehatan juga diharapkan dapat mengadvokasi ketersediaan Maesan Kabupaten Bondowoso, Universitas
anggaran operasional puskesmas melalui APBD dan dapat M u h a m m a d y a h J e m b e r. d o i :
menggesa persiapan dan pelaksanaan BLUD puskesmas. 10.1017/CBO9781107415324.004.
Puskesmas dan dinas kesehatan diharapkan dapat membuat Molyadi and Trisnantoro, L. (2018) ‘Pelaksanaan Kebijakan
prioritas pemenuhan kebutuhan sarana dan prasaran Akreditasi Puskesmas Di Kabupaten Kubu Raya’,
puskesmas. Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, 07(01),
kemampuan kapasitas serta kapabilitas m perencanaan. Perlu pp. 18–23.
adanya regulasi khusus bagi lintas sektor yang berasal dari Permenkes Nomor 44 (2016) Peraturan Menteri Kesehatan
instansi asal lintas sektor tentang manajemen. Puskesmas Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
diharapkan dapat meningkatkan fungsi m pengawasan dan Pedoman Manajemen Puskesmas.
pengendalian internal terutama m audit. Peneli berharap hasil Se awan, H. T., Ja , S. P. and Fatmasari, E. Y. (2018)
peneli an ini dapat menjadi sebuah acuan kepada puskesmas, ‘Pelaksanaan Pendampingan Akreditasi Puskesmas
sehingga dapat mempersiapkan manajemen puskesmas yang Pada Kelompok Kerja Administrasi Dan Manajemen
baik, sehingga dapat mengusulkan dan mendapatkan nilai Di Kabupaten Pemalang ’, Jurnal Kesehatan
akreditasi puskesmas yang baik kedepannya yang disertai dengan M a s y a r a k a t , 6 ( 5 ) . d o i :
dukungan dan komitmen dari pemerintah dan pihak yang 10.1017/CBO9781107415324.004.
berwenang di Kabupaten Kampar. Susilo, D. A., Sugiarsi, S. and Kurniawan, A. (2015)
Hubungan Unsur Manajemen Dengan Penerapan
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Di

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 6, No.3
402 Desember 2020

Kabupaten Boyolali. Universitas Muhammadyah


Surakarta.
Taher, A., Djuarsa, Y. P. I. and Se awa , S. H. (2016) Petunjuk
Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas dengan
Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Trisna, I. N. P. and Raharjo, B. B. (2019) ‘Status Akreditasi
Puskesmas dengan Tingkat Kepuasan Pasien’, HIGEIA
JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND
DEVELOPMENT, 3(2), pp. 324–336.

h p://jurnal.htp.ac.id

Anda mungkin juga menyukai