Anda di halaman 1dari 8

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

VOLUME 22 No. 01 Maret • 2019 Halaman 11 - 18

Artikel Penelitian

KINERJA TIM KENDALI MUTU KENDALI BIAYA CABANG SURAKARTA


DALAM PENGENDALIAN MUTU DAN BIAYA PADA PROGRAM
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PERFORMANCE OF QUALITY AND COST CONTROL TEAM OF SURAKARTA BRANCHES


IN QUALITY AND COST CONTROL ON NATIONAL HEALTH INSURANCE PROGRAM

Sholahuddin Sanjaya1 * , Dwi Handono Sulistyo2 , Julita Hendrartini2


1
Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
2
Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan


Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT ABSTRAK
Background: Indonesia in 2014 implemented the National Health Latar Belakang: Indonesia pada tahun 2014 telah melaksanakan
Insurance (JKN) program. The implementation of the compari- program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Implementasi di
son between contribution and health insurance expenditure in the wilayah Kantor Cabang Utama Surakarta belum optimal dari per-
Surakarta Branch Office is not optimal. The Coordinating Team bandingan iuran dan pengeluaran jaminan kesehatan.Tim Koordi-
in TKMKB plays an important role in JKN quality and cost con- nasi pada TKMKB berperan penting dalam pengendalian mutu dan
trol. Hence, we need to evaluate the performance with the TKMKB biaya JKN. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi kinerja dengan Tim
Surakarta Branch coordination team. Koordinasi TKMKB Cabang Surakarta.
Objective: To evaluate the performance of TKMKB Surakarta Tujuan: Mengevaluasi kinerja Tim Koordinasi TKMKB Cabang
Branch Coordination Team in quality and cost control of JKN pro- Surakarta dalam pengendalian mutu dan biaya program JKN dan
gram and to identify performance inhibiting factors. mengidentifikasi faktor-faktor penghambat kinerja.
Methods: The research was descriptive with case study design us- Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain studi
ing qualitative approach focusing on developing the description and kasus menggunakan pendekatan kualitatif yang berfokus mengem-
depth analysis about Coordination Team performance on national bangkan deskripsi dan analisis mendalam tentang kinerja Tim Koor-
health insurance program at Surakarta Branch Office. Performance dinasi pada program jaminan kesehatan nasional di Kantor Cabang
was assessed based on the implementation of the job description. Utama Surakarta. Kinerja dinilai pelaksanaan tugas dan pokok
Data were collected using interviews and document review. fungsi. Data dikumpulkan menggunakan wawancara, dan telaah
Results: The utilisation review task was not standardised yet be- dokumen.
cause it was only implemented once and there was no monitoring Hasil: Tugas Utilization Review (UR) belum sesuai standar karena
and follow-up of utilisation review indicators, the discussion of the hanya dilaksanakan 1 kali dan tidak ada pemantauan dan tindak
problem and the evaluation of the policy has not been in accordance lanjut dari hasil UR, pembahasan masalah dan evaluasi kebijakan
with the standards because the recommendation issues have not belum sesuai standar karena permasalahan rekomendasi belum
been in accordance with the issues raised. The socialisation of sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Sosialisasi kewenan-
authority, ethical guidance and professional discipline of health per- gan, pembinaan etika dan disiplin profesi tenaga kesehatan belum
sonnel have not been up to standard because they are not conveyed sesuai standar karena tidak tersampaikan ke seluruh anggota or-
to all members of professional organisations. Factors that hamper ganisasi profesi. Faktor yang menghambat kinerja adalah waktu
performance were limited time, lack of data access, and facilitation. yang terbatas, kurangnya akses data, dan fasilitasi.
Conclusion: The performance of the Coordination Team on the Kesimpulan: Kinerja Tim Koordinasi pada tugas utilization review
task of utilisation review has not been optimal yet, the task of dis- belum optimal, pada tugas pembahasan masalah dan evaluasi ke-
cussing the problem and the evaluation of the policy has not been bijakan belum optimal, dan pada tugas sosialisasi kewenangan,
optimal, and in the task of authority socialisation, ethics coaching pembinaan etika dan disiplin profesi tenaga kesehatan belum opti-
and health professional discipline has not been optimal. Factors mal. Faktor yang menghambat kinerja adalah waktu yang terbatas,
that hinder performance were limited time, lack of data access, and kurangnya akses data, dan fasilitasi TKMKB.
facilitation of TKMKB.
Kata Kunci: evaluasi kinerja, tim koordinasi TKMKB cabang
Keywords: performance evaluation, coordination team of TKMKB Surakarta, faktor penghambat kinerja tim koordinasi TKMKB
Surakarta branch, obstacles factor of coordination team TKMKB

* Penulis Korespondensi. Email: sholahuddin.sanjaya@mail.ugm.ac.id


S. Sanjaya, dkk: Kinerja Tim Kendali Mutu Kendali Biaya Cabang Surakarta dalam Pengendalian Mutu dan Biaya Pada Program JKN

PENDAHULUAN mengadakan sosialisasi kewenangan dan pembinaan


Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan etika dan disiplin profesi kepada profesi kesehatan6 .
program asuransi sosial yang dilaksanakan di In- Penerapan kendali mutu dan kendali biaya atau
donesia mulai tahun 2014 dengan BPJS Kesehatan managed care dapat memberikan manfaat mengu-
sebagai pembayar tunggal. Perubahan mendasar rangi jumlah dan intensitas pelyanan, meningkatkan
dalam sistem JKN adalah cara pembayaran pemberi mutu pelayanan kesehatan berbasis evidence base
pelayanan kesehatan yang dahulu dikenal dengan sis- medicine, mengatur efisiensi penggunaan fasilitas dan
tem fee for service menjadi sistem prospektif payment peralatan, membangun utilisasi pelayanan yang efek-
yang bertujuan untuk menghindari kecurangan atau tif, mengadopsi teknologi baru dengan lebih efisien,
moral hazard.1 menerapkan pelayanan preventif yang cost effective,
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada awal mempermudah proses administrasi7 .
implementasinya belum menunjukkan hasil yang Sistem managed care mengintegrasikan pembi-
menggembirakan. Tiga tahun pelaksanaan JKN, ayaan dan penyediaan pelayanan kesehatan dalam
dari segi biaya atau keuangan, tercatat BPJS Ke- suatu sistem pengelolaan biaya, kemudahan ak-
sehatan masih mengalami defisit iuran yang cukup ses pelayanan dan mutu layanan kesehatan ter-
banyak. Laporan keuangan BPJS Kesehatan jaga. Beberapa ciri sistem managed care diantaranya
tahun 2014 s.d 2016 mencatat defisit iuran pada adanya kajian pemanfaatan pelayanan, pemantauan
tahun 2014 sebesar Rp.1,658,028,000,000, sedan- dan analisa pola praktik dokter, menggunakan dokter
gkan pada tahun 2015 menunjukkan kenaikan menjadi pelayanan primer atau gate keeper dan fasilitas ke-
sebesar Rp.4,878,688,000,000. sehatan lainnya, menggiring pasien kepada provider
Pada tahun 2016 tidak terjadi defisit iuran karena yang efisien dan bermutu, dan program peningkatan
terdapat kenaikan besaran iuran sehingga dapat mutu8 .
menambah jumlah penerimaan.2,3 Capaian pembi- Tim Koordinasi TKMKB Cabang Surakarta adalah
ayaan JKN di wilayah kerja BPJS KCU Surakarta pada tim yang dibentuk sebagai coordinator upaya pen-
tahun 2016 masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat gendalian mutu dan biaya pada program JKN di
dari Perbandingan pendapatan iuran dan pengeluaran wilayah kerja BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama
jaminan kesehatan masih berada pada selisih negatif Surakarta. Tugas Tim Koordinasi adalah melak-
yaitu sebesar Rp.1,489,536,907,612. sanakan kegiatan utilization review, pembahasan
Untuk memperbaiki implementasi JKN, pen- masalah dan evaluasi kebijakan, dan sosialisasi kewe-
gendalian mutu dan biaya sangat penting un- nangan, pembinaan etika dan disiplin profesi kepada
tuk dilakukan.4 Diperlukan upaya menekan de- tenaga kesehatan. Tim koordinasi TKMKB berang-
fisit iuran yang dapat dilakukan dengan dua pen- gotakan perwakilan dari organisasi profesi kesehatan
dekatan.Pendekatan pertama adalah dengan menam- diantaranya IDI, PDGI, PPNI, IBI, dan IAI. Oleh karena
bah pendapatan iuran melalui penambahan peserta itu perlu diteliti bagaimana kinerja tim koordinasi
baru dan menaikkan besaran iuran. Pendekatan ke- TKMKB Cabang Surakarta dalam pengendalian mutu
dua dengan mengontrol biaya dengan cara merom- dan biaya pada program JKN di wilayah kerja BPJS
bak standar tarif menyesuaikan pendapatan iuran atau Kesehatan Kantor Cabang Utama Surakarta.
mengendalikan utilisasi yang sifatnya abnormal atau Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kin-
dengan kata lain kendali mutu kendali biaya.5 erja Tim Koordinasi TKMKB Cabang Surakarta dalam
BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program pengendalian mutu dan biaya pada program Jaminan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) wajib mengem- Kesehatan Nasional di tahun 2016.
bangkan sistem kendali mutu dan kendali biaya
pelayanan kesehatan. Tujuannya untuk menghasilkan METODE
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
dengan kebutuhan medik peserta dengan pembiayaan ini adalah penelitian deskriptif dengan desain studi
nasional yang akan berdampak pada keberlanjutan kasus yang menggunakan metode pendekatan kual-
operasional BPJS Kesehatan Bentuk pengembangan itatif. Data kualitatif didapatkan dari wawancara men-
sistem kendali mutu dan kendali biaya, dibentuk Tim dalam. Selain itu juga dilakukan observasi menggu-
Kendali Mutu dan Kendali Biaya (TKMKB). Tim Ko- nakan check list untuk memenuhi data yang diper-
ordinasi TKMKB dibentuk untuk melaksanakan tugas lukan.
terkait dengan penyelenggaraan kendali mutu dan bi- Variabel penelitian ini adalah pelaksanaan utiliza-
aya yaitu melaksanakan utilization review terkait den- tion review, pelaksanaan pembahasan masalah dan
gan adanya temuan yang tidak sesuai standar yang evaluasi kebijakan, pelaksanaan sosialisasi kewenan-
disepakati, pembahasan dan evaluasi kebijakan, serta gan dan pembinaan etika dan disiplin profesi kepada

12 • Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 22 No. 01 Maret 2019


S. Sanjaya, dkk: Kinerja Tim Kendali Mutu Kendali Biaya Cabang Surakarta dalam Pengendalian Mutu dan Biaya Pada Program JKN

tenaga kesehatan, kinerja tim koordinasi TKMKB, dan kegiatan promotive preventif perlu ditingkatkan
faktor-faktor yang menjadi penghambat kinerja Tim dan di-entry di PCare.
Koordinasi TKMKB.
Dalam notulen rapat pertemuan UR dan wawan-
HASIL cara dengan informan tidak ada rencana tindak lan-
Utililization Review (UR) jut untuk memperbaiki capaian indikator tersebut. Dari
Tim Koordinasi TKMKB melaksanakan UR BPJS hanya menanyakan akan tetapi tidak dihasilkan
berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Bidang MPKP. intervensi untuk memperbaiki rasio rujukan yang tinggi
Data yang dibahas dalam utilization review adalah: tersebut. Data UR hanya ditampilkan untuk diketahui
tanpa ada langkah langkah yang diambil. Hal ini dike-
a. Implementasi kapitasi berbasis komitmen pada tahui dari hasil wawancara sebagai berikut :
20 FKTP pemerintah dan 20 FKTP swasta. Be-
berapa permasalahan yang ditemukan dalam ”..ketika dievaluasi UR nya gimana hasil
UR adalah pada semua FKTP Pemerintah pen- gimana tidak ada intervensi apa apa.
capaian rate masih berada di bawah standar Misalnya rujukannya terlalu tinggi ya
yaitu 150%. Ada 8 FKTP yang rasio rujukan- cuma ditanyakan, rujukannya kok tinggi
nya di atas angka standar yang ditetapkan sebe- dok..gimana dok..jadi tidak ada intervensi
sar 12%. Pada FKTP swasta untuk capaian apa apa..”
rate sebagian sudah di atas angka standar yang (INFORMAN 4/TKMKB)
ditetapkan yaitu 150%. Hanya 4 FKTP yang di
bawah angka standar. Ada 2 FKTP yang rasio Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa pema-
rujukannya di atas angka standar yang ditetap- haman anggota tim koordinasi TKMKB masih kurang
kan yaitu sebesar 12%. dalam mengendalikan biaya pelayanan terutama dari
b. Pencapaian kontak komunikasi pada setiap rujukan. Sebagai tim yang dibentuk untuk mengenda-
FKTP. Dalam aturan Kapitasi Berbasis Komit- likan pelayanan seharusnya dapat merumuskan ren-
men ditetapkan untuk mencapai zona aman kon- cana tindak lanjut yang akan diambil guna memper-
tak komunikasi FKTP harus mencapai 150%. baiki masalah yang ditemukan.
Pada FKTP Pemerintah sebanyak 105 unit
belum ada yang mencapai standar kontak ko- Pembahasan Masalah dan Evaluasi Kebijakan
munikasi yang dipersyaratkan. Pada 196 Pembahasan masalah dan evaluasi kebijakan
unit FKTP milik swasta sebanyak 34 unit su- merupakan tugas dan tanggung jawab yang dia-
dah memenuhi standar dalam kapitasi berba- manahkan kepada Tim Koordinasi TKMKB. Tim Ko-
sis komitmen sedangkan sejumlah 162 belum ordinasi melaksanakan pembahasan dan evaluasi ke-
memenuhi standar. bijakan pada tiga pertemuan. Pada pertemuan per-
c. 40 FKTP yang kurang disiplin entry data PCare. tama membahas terkait Penataan Rujukan Berjenjang
Ada 2 klinik dan 21 Dokter Prakter Pribadi (DPP dan Kapitasi Berbasis Komitmen. Pengambilan tema
yang belum disiplin entry PCare pada bulan tersebut dimaksudkan untuk menguatkan fasilitas ke-
pelayanan Mei sampai dengan Agustus 2016. sehatan primer karena adanya keluhan masyarakat
Dari data tersebut diketahui FKTP yang tidak dan hasil permasalahan yang dihimpun oleh BPJS.
disiplin entry PCare adalah Dokter Praktek Prib- Hal tersebut disampaikan oleh pihak BPJS sebagai
adi. berikut :

Hasil dari pertemuan adalah berupa rekomendasi- ”..agendanya dua itu..karena kami in-
rekomendasi terkait permasalahan yang dibahas dan gin memperkuat sistem rujukan berjen-
dituangkan dalam kesepakatan antara TKMKB dan jang dan menjaga mutu pelayanan primer
BPJS Kesehatan. Dari hasil telaah dokumen pemba- karena selama ini ada laporan dari grup
hasan UR didapatkan rekomendasi sebagai berikut: kepesertaan BPJS bahwa ada keluhan pe-
serta terkait FKRTL..”
1. Diperlukan kedisiplinan entry PCare, (BPJS)
2. FKTP wajib entry PCare apabila tidak meng-
entry dengan tertib maka diberikan surat Beberapa keluhan masyarakat dan permasalahan
peringatan, yang berhasil dihimpun oleh BPJS adalah sebagai
3. Untuk meningkatkan kontak komunikasi berikut :

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 22 No. 01 Maret 2019 • 13


S. Sanjaya, dkk: Kinerja Tim Kendali Mutu Kendali Biaya Cabang Surakarta dalam Pengendalian Mutu dan Biaya Pada Program JKN

Tabel 1. Permasalahan dan Keluhan Masyarakat

KELUHAN PERMASALAHAN
1. FKRTL tidak memberikan layanan 1. Masih ada FKTP yg merujuk langsung ke RS Type A
2. Adanya iur biaya pelayanan kesehatan 2. Beberapa klinik NPWP masih perorangan (sesuai
di FKRTL PMK no 71 Tahun 2013 syarat kerja sama dengan
3. Keluhan tentang antrian di FKRTL BPJS Kesehatan : untuk Klinik Pratama harus NPWP
4. Keluhan terhadap ketersediaan tempat badan)
tidur rawat inap 3. Masih ada beberapa FKTP merujuk kasus maternal
5. Penjadwalan tindakan medis neonatal tanpa melampirkan score
6. Pembatasan pelayanan obat 4. Masih ada beberapa obat PRB yang kosong
5. Blm sinergis (JKK PPU,JKK ASN,KLL)
6. Entri PCare belum optimal

Tabel 1 menunjukkan dalam pertemuan tim


koordinasi membahas permasalahan dan keluhan 1. Diperlukan kedisiplinan entry Pcare,
masyarakat pelayanan kesehatan. Permasalahan di- 2. FKTP wajib entry PCare apabila tidak meng-
rangkum dari data BPJS. Keluhan masyarakat rata- entry dengan tertib maka diberikan surat
rata pada pelayanan kesehatan FKRTL atau rumah peringatan,
sakit, sedangkan permasalahan yang diangkat adalah 3. Untuk meningkatkan kontak komunikasi
masalah-masalah yang ditemukan di FKTP. kegiatan promotif preventif perlu ditingkatkan
Dari hasil diskusi didapatkan rekomendasi sebagai dan di entry di PCare.
berikut :
Pada pertemuan ketiga dilaksanakan evaluasi ke-
1. Dinas Kesehatan akan mengupayakan pember- dua terhadap tema pembahasan penataan rujukan
lakuan SPGDT. berjenjang dan kapitasi berbasis komitmen den-
2. Rumah Sakit akan bersurat tentang diagnosa gan menitikberatkan pada negoisasi tarif pelayanan
yang merupakan kompetensi yang hanya bisa di- primer, kerja sama laborat jejaring, pelayanan dokter
tangani di RS type A dan B. gigi dan jejaring dokter gigi, penerbitan SIP, dan harga
3. Dari PGDI akan bersurat mengusulkan kasus obat e katalog.Dari hasil diskusi dirumuskan rekomen-
Odontectomi supaya bisa ditangani di PPK 1 dasi sebagai berikut:
tidak harus dirujuk ke Faskes lanjutan.
1. Terkait nego tarif non kapitasi rawat inap akan
Dari permasalahan yang disampaikan dan dilakukan negoisasi di tingkat Divre;
rekomendasi rekomendasi yang dihasilkan terlihat 2. Nego tarif laborat (HBA1C) dan laborat yang lain
bahwa tidak semua permasalahan dapat diako- bisa dilakukan di tingkat cabang;
modasi. Rekomendasi hanya terbatas pada men- 3. Akan segera dilakukan nego tarif laborat dan
gatasi masalah rujukan pelayanan kesehatan. Per- segera dilakukan sosialisasi
masalahan terkait NPWP klinik, ketersediaan obat,
belum sinergis antar penjaminan, dan entry PCare Tidak semua anggota tim memahami substansi
belum dibahas. Mengingat jumlah pertemuan terbatas permasalahan yang dibahas. Hal ini disebabkan ku-
dan masalah butuh segera ditangani seharusnya se- rangnya pengetahuan terkait masalah yang dibahas
mua permasalahan yang disampaikan harus dapat dan materi yang akan dibahas disampaikan pada saat
terbahas semua. pertemuan. Berikut kutipan wawancara dari informan
Pada pertemuan kedua dilaksanakan evaluasi :
tahap 1 terhadap hasil dan keputusan dari perte-
”..kalau dari tim koordinasi kan lintas pro-
muan pertama dan diadakan sosialisasi dan eval-
fesi ya, jadi tidak semua paham akan per-
uasi terkait kapitasi berbasis komitmen, indikator
masalahan yang dibahas..dan juga untuk
pemenuhan komitmen, perhitungan pencapaian pe-
materi disampaikan pada saat pertemuan
menuhan komitmen dengan memaparkan utilization
sehingga tidak sempat mempelajari..”
review terhadap 20 FKTP Pemerintah dan Swasta
(INFORMAN 4)
dengan kapitasi terbesar dan FKTP belum disiplin en-
try PCare. Dari hasil evaluasi diambil rekomendasi
sebagai berikut :

14 • Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 22 No. 01 Maret 2019


S. Sanjaya, dkk: Kinerja Tim Kendali Mutu Kendali Biaya Cabang Surakarta dalam Pengendalian Mutu dan Biaya Pada Program JKN

”..saya kan dari IAI ya, kadang saya ndak kepada pasien, sosialisasi hasil pertemuan, sosial-
paham kalau yang dibahas masalah ke- isasi peraturan, upgrade skill, dan membangun ke-
dokteran..” sadaran bersama. Hambatan pelaksanaan sosialisasi
(INFORMAN 6) oleh anggota TKMKB adalah:

Untuk dapat menghasilkan rekomendasi yang 1. Hanya disosialisasikan di organisasi profesi


tepat terhadap permasalahan yang dibahas seharus- kabupaten dimana anggota bergabung,
nya tim koordinasi TKMKB mempunyai pengetahuan 2. Ada yang tidak disampaikan ke sesama dokter
yang memadai sehingga diperlukan penjelasan men- di rumah sakit yang bersangkutan,
genai dasar dasar kendali mutu dan kendali biaya 3. Tidak ada kewajiban melaporkan ke BPJS
serta tupoksi dari tim koordinasi TKMKB itu sendiri. dan tidak ada mekanisme pemantauan apakah
Dari hasil wawancara dengan anggota TKMKB di- anggota sudah melakukan sosialisasi atau
dapatkan informasi bahwa mereka belum pernah di- belum.
jelaskan mengenai tupoksinya ditunjuk sebagai tim
koordinasi TKMKB. Berikut kutipan wawancara dari
Kinerja Tim Koordinasi TKMKB Cabang Surakarta
anggota tim koordinasi TKMKB :
Kinerja TKMKB adalah perbandingan dari hasil
”..saya pernah minta sebenarnya apa capaian yang telah dilaksanakan dengan standar kin-
tupoksi saya ditunjuk sebagai TKMKB erja yang merujuk pada aturan atau panduan yang
ini..tapi dari BPJS tidak memberi jawa- telah ada. Kinerja diukur dari hasil capaian kegiatan
ban..” UR, pembahasan masalah dan evaluasi kebijakan,
(INFORMAN 4) dan sosialisasi kewenangan dan pembinaan etika dan
disiplin profesi kepada tenaga kesehatan.Standar kin-
Dalam rangka pengendalian biaya JKN, TKMKB erja TKMKB merujuk pada Petunjuk Teknis Kendali
belum pernah diajak membahas tentang pembiayaan Mutu Kendali Biaya JKN yang disusun oleh TKMKB
pelayanan kesehatan yang dibayarkan kepada fasil- Pusat, dan Peraturan BPJS nomor 8 tahun 2016. Dari
itas kesehatan karena menurut BPJS bukan tugas perbandingan hasil capaian dan standar kinerja dida-
dari TKMKB. Tugas tim koordinasi TKMKB adalah patkan hasil sebagai berikut :
untuk memastikan anggota profesi melaksanakan tu-
gas sesuai kompetensi. Hal ini disampaikan dalam 1. Tugas UR, pembahasan masalah dan evalu-
wawancara sebagai berikut: asi kebijakan belum sesuai standar karena per-
masalahan rekomendasi belum sesuai dengan
”..karena sebetulnya TKMKB ini tidak lang- permasalahan yang diangkat. Sosialisasi kewe-
sung terlibat dalam arti pembiayaan itu nangan, pembinaan etika dan disiplin profesi
tidak. Yang koordinasi itu pokoknya tenaga kesehatan belum sesuai standar karena
anggotanya itu melakukan profesi sesuai tidak tersampaikan ke seluruh anggota organ-
kompetensi yang terukur dan etikanya je- isasi profesi
las. Maksudnya cuma itu..” 2. Kinerja pada tugas UR belum optimal pertemuan
(INFORMAN 1) hanya dilaksanakan 1 kali dan tidak ada peman-
”..saya tidak pernah diajak membicarakan tauan dan tindak lanjut dari permasalahan yang
terkait pembiayaan atau klaim..” ditemukan.
(INFORMAN 4) 3. Kinerja pada tugas pembahasan dan evaluasi
kebijakan belum optimal karena karena per-
Sosialisasi Kewenangan, Pembinaan Etika, dan masalahan rekomendasi belum sesuai dengan
Disiplin Profesi Kepada Tenaga Kesehatan permasalahan yang diangkat.
Bentuk pelaksanaan sosialisasi kewenangan, 4. Kinerja pada tugas Sosialisasi Kewenangan dan
pembinaan etika, dan disiplin profesi kepada tenaga Pembinaan Etika dan Disiplin Profesi kepada
kesehatan baik di FKTP adalah diantaranya dengan Tenaga Kesehatan belum sesuai standar karena
cara mengundang beberapa perwakilan FKTP, sedan- tidak tersampaikan ke seluruh anggota organ-
gkan di FKRTL bentuknya mengundang anggota tim isasi profesi.
teknis rumah sakit serta sosialisasi ke organisasi pro-
fesi kesehatan. Faktor Penghambat Kinerja Tim Koordinasi
Topik pembahasan terkait sosialisasi kewenangan, TKMKB Cabang Surakarta
pembinaan profesi dan etika kepada fasilitas kese- Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi TKMKB Ca-
hatan diantaranya pembinaan etika terkait pelayanan bang Surakarta ditemukan beberapa penghambat

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 22 No. 01 Maret 2019 • 15


S. Sanjaya, dkk: Kinerja Tim Kendali Mutu Kendali Biaya Cabang Surakarta dalam Pengendalian Mutu dan Biaya Pada Program JKN

atau kendala yang dihadapi. Beberapa kendala yang adanya target perbaikan, dan pemantauan dari indika-
diidentifikasi diantaranya: tor yang dipilih masih lemah sehingga belum ada per-
baikan yang berarti.
1. Waktu yang terbatas dan kesibukan anggota Untuk meningkatkan progress dan perbaikan kin-
TKMKB. erja dibutuhkan suatu target atas hasil yang ingin di-
Untuk melaksanakan pertemuan rutin sesuai capai. Target yang ditentukan harus dapat dinilai
dengan pedoman dirasakan sulit karena atau diukur supaya dapat memudahkan dalam upaya
anggota TKMKB merupakan professional yang pencapaiannya11 . Dalam Perpres nomor 12 tahun
mempunyai multi peran di fasilitas kesehatan 2013 disebutkan bahwa penerapan system kendali
masing masing maupun tugas professional lain- mutu pelayanan jaminan kesehatan dilakukan secara
nya. menyeluruh meliputi pemenuhan standar mutu fasili-
2. Akses terhadap data tas kesehatan, memastikan proses standar mutu fasil-
Tim Koordinasi belum leluasa mendapatkan data itas kesehatan, memastikan proses pelayanan kese-
yang ingin dibahas.Selama ini permasalahan hatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan, serta
dan data yang dibahas masih dari BPJS. pemantauan terhadap luraan kesehatan peserta.
3. Fasilitasi TKMKB UR belum optimal karena belum mengkaji dan
Sesuai amanah Permenkes 71 tahun 2013 pem- menganalisis data yang ada. Pelaksanaan UR di-
bentukan dan fasilitasi TKMKB sebagai lem- lakukan dengan cara mengkaji, menganalisis efektivi-
baga independen dalam menjalankan peran dan tas, efisiensi dan mutu pemanfaatan pelayanan kese-
melaksanakan kegiatan yang berkaitan den- hatan. Sebagai tolak ukur UR yang baik adalah den-
gan pengendalian mutu dan biaya adalah oleh gan membandingkan total biaya sebelum dan sesudah
BPJS Kesehatan. Hal ini dirasakan oleh se- dilaksanakan UR. Untuk meningkatkan kualitas pelak-
bagian anggota Tim Koordinasi kurang nyaman sanaan UR dapat dilakukan dengan cara melakukan
karena merasa tidak dapat membuat inisiatif un- kajian dan analisis pada data klaim sehingga dapat
tuk pertemuan. dilihat pola peresepan, pola pemeriksaan penunjang,
dan sebagainya12 .
PEMBAHASAN
Kinerja tim koordinasi pada tugas utilization re- Pembahasan Masalah dan Evaluasi Kebijakan
view kurang optimal karena pada standar kualitas dan Pembahasan masalah dan evaluasi kebijakan yang
kuantitas tidak tercapai, pada tugas pembahasan dan dilakukan oleh tim koordinasi TKMKB bersumber dari
evaluasi kebijakan sudah optimal karena pada stan- permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
dar kualitas dan kuantitas sudah tercapai dan pada UR maupun keluhan masyarakat. Permasalahan yang
tugas Sosialisasi Kewenangan dan Pembinaan Etika bersumber dari laporan masyarakat yaitu seputar per-
dan Disiplin Profesi kepada Tenaga Kesehatan kurang masalahan di FKRTL seperti keluhan antrean, keter-
optimal karena standar kuantitas tidak tercapai. Kin- batasan tempat tidur, adanya iur biaya yang tidak se-
erja masing-masing tugas adalah sebagai berikut : mestinya, adanya pembatasan obat, keluhan penjad-
walan tindakan medis dan sebagainya.
Utilization Review (UR) Permasalahan yang diangkat dari UR adalah dari
UR merupakan salah satu upaya yang penting hasil UR FKTP diantaranya masih ada FKTP yang
dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan berba- merujuk ke tipe A, beberapa NPWP klinik masih atas
sis managed care. UR bertujuan memantau dan nama perorangan bukan badan, masih ada rujukan
mencegah pemberian pelayanan kesehatan yang maternal neonatal yang tidak mencantumkan skore,
tidak diperlukan.10 UR oleh TKMKB lebih kepada UR kekosongan obat PRB, dan entry PCare belum opti-
prospektif yaitu secara terus menerus memantau in- mal.
dikator terpilih dan membandingkannya dengan ni- Pengambilan kebijakan diperlukan bukti ilmiah dan
lai standar sehingga dapat diidentifikasi dan dicegah pendapat dari para ahli. Hal ini bermanfaat dalam
pemberian pelayanan yang berlebihan, kurang, tidak adopsi intervensi sehingga dapat terlaksana efektif
bermanfaat, yang menyangkut aspek medis, finansial, dan hemat biaya.13 Pembuatan peraturan dan kebi-
administratif, dan aspek lain seperti kecurangan dan jakan pada sifatnya interpretatif dan prosedural dalam
penyalahgunaan.6 rangka memperbaiki administrasi dan efisiensi. Pe-
Pelaksanaan UR oleh Tim Koordinasi TKMKB Ca- rubahan kebijakan diusulkan untuk dapat dikaji dalam
bang Surakarta kurang optimal karena baru dilak- pembahasan pemerintah dan dapat diterapkan dalam
sanakan sekali dan belum memenuhi persyaratan operasional program.14
jumlah pertemuan yaitu 3 bulan sekali. Selain itu tidak

16 • Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 22 No. 01 Maret 2019


S. Sanjaya, dkk: Kinerja Tim Kendali Mutu Kendali Biaya Cabang Surakarta dalam Pengendalian Mutu dan Biaya Pada Program JKN

Sosialisasi Kewenangan, Pembinaan Etika, dan has. Dan juga akses data belum maksimal. Dalam
Disiplin Profesi Kepada Tenaga Kesehatan Petunjuk Teknis Kendali Mutu dan Kendali Biaya JKN
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dibutuhkan disebutkan bahwa TKMKB memilih memantau indika-
upaya pelayanan kesehatan yang mencakup kegiatan tor yang disepakati. Untuk melaksanakan kewenan-
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dalam gan tersebut adalah dengan mengakses database
pemberian upaya kesehatan harus sesuai den- fasyankes, database BPJS, dan database dinas ke-
gan wewenang, tanggung jawab, dan etika profesi sehatan setempat. Faktor penghambat kinerja yang
kesehatan.15 Di era JKN, kesuksesan JKN lebih ketiga adalah terkait fasilitasi TKMKB. Sesuai amanat
banyak tergantung pada layanan tenaga kesehatan Permenkes 71 tahun 2013 bahwa kegiatan TKMKB
di fasilitas kesehatan, sehingga diperlukan perubahan pada awal pelaksanaan JKN difasilitasi oleh TKMKB.
perilaku dari tenaga kesehatan dalam memberikan Fasilitasi berupa dana untuk honorarium dan opera-
layanan kesehatan.1 sional kegiatan pertemuan. Hal ini membuat tim ko-
Penyediaan pelayanan kesehatan BPJS Kese- ordinasi tidak dapat merencanakan kegiatan dengan
hatan bersinergi dengan organisasi profesi dalam ben- dan membuat perasaan kurang nyaman dari anggota
tuk pengembangan jejaring kerja sama BPJS Kese- TKMKB. Sebagai tim yang sifatnya independen seyo-
hatan dengan organisasi profesi. Mekanisme layanan gianya berada dalam posisi netral dan anggaran
kesehatan antara BPJS Kesehatan dengan organisasi khusus dari pemerintah.
profesi, pemantauan fungsi layanan kesehatan antara
BPJS Kesehatan dengan organiasi profesi, monitoring KESIMPULAN
dan evaluasi, perbaikan mutu layanan kesehatan.16 Kinerja Tim Koordinasi TKMKB Cabang Surakarta
Pelaksanaan fungsi sosialisasi kewenangan, pem- tahun 2016 pada tugas utilization review belum op-
binaan etika, dan disiplin profesi kepada tenaga ke- timal karena jumlah pertemuan belum sesuai stan-
sehatan oleh TKMKB dapat dilaksanakan di organ- dar, dan tidak ada upaya pemantauan dan tindak
isasi profesi maupun asosiasi fasilitas kesehatan. lanjut terkait hasil kegiatan UR. Kinerja Tim Koordi-
Hasil penelitian menunjukkan proses sosialisasi kewe- nasi TKMKB Cabang Surakarta tahun 2016 pada tu-
nangan, pembinaan etika dan disiplin profesi oleh gas pembahasan dan evaluasi kebijakan belum op-
TKMKB belum berjalan dengan baik karena yang timal karena rekomendasi dari permasalahan yang
dilakukan baru sebatas sosialisasi yang dilakukan dibahas kurang spesifik dan mengakomodasi semua
anggota TKMKB hanya dilakukan di daerah tempat permasalahan.Kinerja Tim Koordinasi TKMKB Ca-
anggota TKMKB berasal. Belum ada mekanisme bang Surakarta tahun 2016 pada tugas Sosialisasi
monitoring dari BPJS Kesehatan dan tidak adanya ke- Kewenangan dan Pembinaan Etika dan Disiplin Pro-
wajiban melaporkan kegiatan sosialisasi yang telah di- fesi kepada Tenaga Kesehatan kurang optimal karena
lakukan. belum sesuai standar karena sosialisasi tidak tersam-
Monitoring dalam proses kebijakan harus di- paikan ke seluruh anggota organisasi profesi. Faktor
lakukan sebagai bagian dari upaya untuk mengawasi penghambat kinerja adalah keterbatasan waktu, ak-
implementasi kebijakan agar dapat berlangsung den- ses data pelayanan kesehatan, dan fasilitasi kegiatan
gan baik dan untuk mengetahui kebijakan tersebut TKMKB.
sudah mencapai tujuan atau belum.17 Dari kesimpulan di atas, maka disarankan Kin-
erja TKMKB Cabang Surakarta untuk dapat lebih
Faktor–faktor Penghambat Kinerja TKMKB Ca- ditingkatkan dengan perencanaan kegiatan yang
bang Surakarta matang, pemantauan hasil kegiatan, dan pelaporan
Faktor penghambat kinerja yang pertama Tim Ko- kegiatan yang telah dilaksanakan, perbaikan penye-
ordinasi TKMKB Cabang Surakarta adalah waktu diaan akses data pelayanan kesehatan, perlu disusun
yang terbatas karena kesibukan dari anggota TKMKB. petunjuk teknis atau pedoman baku untuk mengevalu-
Anggota TKMKB dipilih dari perwakilan organisasi pro- asi kinerja dari TKMKB, untuk lebih memaksimalkan
fesi yang berpengalaman dan berkompeten dalam pengawasan dan independensi tim sebaiknya ke-
kendali mutu dan kendali biaya. Sebagai profesional dudukan dan fasilitasi TKMKB dibawah Kementerian
yang banyak pengalaman tentunya banyak kegiatan Kesehatan atau Dinas Kesehatan.
dan peran yang dilakukan setiap harinya.
Faktor penghambat kinerja yang kedua adalah ak- REFERENSI
ses terhadap data. Selama ini sebagai inisiator, pe- 1. Tabrany H. Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Rajawali
Press; 2015.
nentuan permasalahan, dan penyedia data adalah
2. BPJS Kesehatan. Laporan pengelolaan program tahun 2015
dari BPJS. Anggota tim koordinasi belum mempun- & laporan keuangan tahun 2015 (auditan). Jakarta: BPJS
yai peran terhadap permasalahan yang akan diba- Kesehatan; 2015b.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 22 No. 01 Maret 2019 • 17


S. Sanjaya, dkk: Kinerja Tim Kendali Mutu Kendali Biaya Cabang Surakarta dalam Pengendalian Mutu dan Biaya Pada Program JKN

3. BPJS Kesehatan. Laporan pengelolaan program tahun 2015 11. Yuniarti E. Evaluasi Pelaksanaan Utilization Review Badan
& laporan keuangan tahun 2015 (auditan). Jakarta: BPJS Pengelola Jaminan Kesehatan Sosial Provinsi Daerah Is-
Kesehatan; 2016. timewa Yogyakarta. Jurnal Manajemen Pelayanan Kese-
4. PAMJAKI. Managed Care A. Jakarta: PAMJAKI; 2014. hatan 2011; 14(3):127-32.
5. Hidayat, B. Terapi Sistemik Defisit JKN: Bahan Refleksi Bagi 12. Gabby M. Prinsip Evidence Based Policy Making Dalam Kon-
Semua Pihak. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia 2016; teks Audit Pendahuluan Operasional BPJS Kesehatan. Con-
1:65-71. ference In Business, Accounting, And Management (CBAM)
6. TKMKB. Petunjuk Teknis Kendali Mutu Kendali Biaya Pro- 2015; 2(1):301-8.
gram JKN. Jakarta; TKMKB; 2015. 13. Kinney ED. Rule and Policy Making for the Medicaid Pro-
7. Suhanda R. Jaminan Kesehatan Dan Managed Care. Jurnal gram: A Challenge to Federalism. Ohio State Law Journal
Kedokteran Syiah Kuala 2015; 15(2):104-13 1990; 51:855-916.
8. Bloor K, Goddard M, Ferguson B, Evans R. Managed Care: 14. Bastian I. Akuntansi Kesehatan (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE
Panacea or Paliation in Nuffield Occasional Papers Health Yogyakarta; 2015.
Economics Series: Paper No.8. London: The Nufflied Trust; 15. Firmansyah MI. Studi Deskriptif Tentang Sinergitas Kewe-
1998. nangan Antara Bpjs Kesehatan dengan Organisasi Profesi
9. Kongstvedt PR. Managed Care:What It Is and How It Works, dalam Penyediaan Layanan Kesehatan di Kota Surabaya.
3rd Edition. Londokl Jones and bardett Publishers Innterna- Kebijakan dan Manajemen Publik 2016; 4(2):146-56.
tional, 2009. 16. Ayuningtyas D. Kebijakan Kesehatan Prinsip dan Praktik (1st
10. Rudman R. Performance Planning and Review, 2nd Editom. ed.). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada; 2015.
Crows Nest: Allenandunwin, 2003.

18 • Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 22 No. 01 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai