Artikel Penelitian
ABSTRACT ABSTRAK
Background: Indonesia in 2014 implemented the National Health Latar Belakang: Indonesia pada tahun 2014 telah melaksanakan
Insurance (JKN) program. The implementation of the compari- program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Implementasi di
son between contribution and health insurance expenditure in the wilayah Kantor Cabang Utama Surakarta belum optimal dari per-
Surakarta Branch Office is not optimal. The Coordinating Team bandingan iuran dan pengeluaran jaminan kesehatan.Tim Koordi-
in TKMKB plays an important role in JKN quality and cost con- nasi pada TKMKB berperan penting dalam pengendalian mutu dan
trol. Hence, we need to evaluate the performance with the TKMKB biaya JKN. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi kinerja dengan Tim
Surakarta Branch coordination team. Koordinasi TKMKB Cabang Surakarta.
Objective: To evaluate the performance of TKMKB Surakarta Tujuan: Mengevaluasi kinerja Tim Koordinasi TKMKB Cabang
Branch Coordination Team in quality and cost control of JKN pro- Surakarta dalam pengendalian mutu dan biaya program JKN dan
gram and to identify performance inhibiting factors. mengidentifikasi faktor-faktor penghambat kinerja.
Methods: The research was descriptive with case study design us- Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain studi
ing qualitative approach focusing on developing the description and kasus menggunakan pendekatan kualitatif yang berfokus mengem-
depth analysis about Coordination Team performance on national bangkan deskripsi dan analisis mendalam tentang kinerja Tim Koor-
health insurance program at Surakarta Branch Office. Performance dinasi pada program jaminan kesehatan nasional di Kantor Cabang
was assessed based on the implementation of the job description. Utama Surakarta. Kinerja dinilai pelaksanaan tugas dan pokok
Data were collected using interviews and document review. fungsi. Data dikumpulkan menggunakan wawancara, dan telaah
Results: The utilisation review task was not standardised yet be- dokumen.
cause it was only implemented once and there was no monitoring Hasil: Tugas Utilization Review (UR) belum sesuai standar karena
and follow-up of utilisation review indicators, the discussion of the hanya dilaksanakan 1 kali dan tidak ada pemantauan dan tindak
problem and the evaluation of the policy has not been in accordance lanjut dari hasil UR, pembahasan masalah dan evaluasi kebijakan
with the standards because the recommendation issues have not belum sesuai standar karena permasalahan rekomendasi belum
been in accordance with the issues raised. The socialisation of sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Sosialisasi kewenan-
authority, ethical guidance and professional discipline of health per- gan, pembinaan etika dan disiplin profesi tenaga kesehatan belum
sonnel have not been up to standard because they are not conveyed sesuai standar karena tidak tersampaikan ke seluruh anggota or-
to all members of professional organisations. Factors that hamper ganisasi profesi. Faktor yang menghambat kinerja adalah waktu
performance were limited time, lack of data access, and facilitation. yang terbatas, kurangnya akses data, dan fasilitasi.
Conclusion: The performance of the Coordination Team on the Kesimpulan: Kinerja Tim Koordinasi pada tugas utilization review
task of utilisation review has not been optimal yet, the task of dis- belum optimal, pada tugas pembahasan masalah dan evaluasi ke-
cussing the problem and the evaluation of the policy has not been bijakan belum optimal, dan pada tugas sosialisasi kewenangan,
optimal, and in the task of authority socialisation, ethics coaching pembinaan etika dan disiplin profesi tenaga kesehatan belum opti-
and health professional discipline has not been optimal. Factors mal. Faktor yang menghambat kinerja adalah waktu yang terbatas,
that hinder performance were limited time, lack of data access, and kurangnya akses data, dan fasilitasi TKMKB.
facilitation of TKMKB.
Kata Kunci: evaluasi kinerja, tim koordinasi TKMKB cabang
Keywords: performance evaluation, coordination team of TKMKB Surakarta, faktor penghambat kinerja tim koordinasi TKMKB
Surakarta branch, obstacles factor of coordination team TKMKB
tenaga kesehatan, kinerja tim koordinasi TKMKB, dan kegiatan promotive preventif perlu ditingkatkan
faktor-faktor yang menjadi penghambat kinerja Tim dan di-entry di PCare.
Koordinasi TKMKB.
Dalam notulen rapat pertemuan UR dan wawan-
HASIL cara dengan informan tidak ada rencana tindak lan-
Utililization Review (UR) jut untuk memperbaiki capaian indikator tersebut. Dari
Tim Koordinasi TKMKB melaksanakan UR BPJS hanya menanyakan akan tetapi tidak dihasilkan
berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Bidang MPKP. intervensi untuk memperbaiki rasio rujukan yang tinggi
Data yang dibahas dalam utilization review adalah: tersebut. Data UR hanya ditampilkan untuk diketahui
tanpa ada langkah langkah yang diambil. Hal ini dike-
a. Implementasi kapitasi berbasis komitmen pada tahui dari hasil wawancara sebagai berikut :
20 FKTP pemerintah dan 20 FKTP swasta. Be-
berapa permasalahan yang ditemukan dalam ”..ketika dievaluasi UR nya gimana hasil
UR adalah pada semua FKTP Pemerintah pen- gimana tidak ada intervensi apa apa.
capaian rate masih berada di bawah standar Misalnya rujukannya terlalu tinggi ya
yaitu 150%. Ada 8 FKTP yang rasio rujukan- cuma ditanyakan, rujukannya kok tinggi
nya di atas angka standar yang ditetapkan sebe- dok..gimana dok..jadi tidak ada intervensi
sar 12%. Pada FKTP swasta untuk capaian apa apa..”
rate sebagian sudah di atas angka standar yang (INFORMAN 4/TKMKB)
ditetapkan yaitu 150%. Hanya 4 FKTP yang di
bawah angka standar. Ada 2 FKTP yang rasio Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa pema-
rujukannya di atas angka standar yang ditetap- haman anggota tim koordinasi TKMKB masih kurang
kan yaitu sebesar 12%. dalam mengendalikan biaya pelayanan terutama dari
b. Pencapaian kontak komunikasi pada setiap rujukan. Sebagai tim yang dibentuk untuk mengenda-
FKTP. Dalam aturan Kapitasi Berbasis Komit- likan pelayanan seharusnya dapat merumuskan ren-
men ditetapkan untuk mencapai zona aman kon- cana tindak lanjut yang akan diambil guna memper-
tak komunikasi FKTP harus mencapai 150%. baiki masalah yang ditemukan.
Pada FKTP Pemerintah sebanyak 105 unit
belum ada yang mencapai standar kontak ko- Pembahasan Masalah dan Evaluasi Kebijakan
munikasi yang dipersyaratkan. Pada 196 Pembahasan masalah dan evaluasi kebijakan
unit FKTP milik swasta sebanyak 34 unit su- merupakan tugas dan tanggung jawab yang dia-
dah memenuhi standar dalam kapitasi berba- manahkan kepada Tim Koordinasi TKMKB. Tim Ko-
sis komitmen sedangkan sejumlah 162 belum ordinasi melaksanakan pembahasan dan evaluasi ke-
memenuhi standar. bijakan pada tiga pertemuan. Pada pertemuan per-
c. 40 FKTP yang kurang disiplin entry data PCare. tama membahas terkait Penataan Rujukan Berjenjang
Ada 2 klinik dan 21 Dokter Prakter Pribadi (DPP dan Kapitasi Berbasis Komitmen. Pengambilan tema
yang belum disiplin entry PCare pada bulan tersebut dimaksudkan untuk menguatkan fasilitas ke-
pelayanan Mei sampai dengan Agustus 2016. sehatan primer karena adanya keluhan masyarakat
Dari data tersebut diketahui FKTP yang tidak dan hasil permasalahan yang dihimpun oleh BPJS.
disiplin entry PCare adalah Dokter Praktek Prib- Hal tersebut disampaikan oleh pihak BPJS sebagai
adi. berikut :
Hasil dari pertemuan adalah berupa rekomendasi- ”..agendanya dua itu..karena kami in-
rekomendasi terkait permasalahan yang dibahas dan gin memperkuat sistem rujukan berjen-
dituangkan dalam kesepakatan antara TKMKB dan jang dan menjaga mutu pelayanan primer
BPJS Kesehatan. Dari hasil telaah dokumen pemba- karena selama ini ada laporan dari grup
hasan UR didapatkan rekomendasi sebagai berikut: kepesertaan BPJS bahwa ada keluhan pe-
serta terkait FKRTL..”
1. Diperlukan kedisiplinan entry PCare, (BPJS)
2. FKTP wajib entry PCare apabila tidak meng-
entry dengan tertib maka diberikan surat Beberapa keluhan masyarakat dan permasalahan
peringatan, yang berhasil dihimpun oleh BPJS adalah sebagai
3. Untuk meningkatkan kontak komunikasi berikut :
KELUHAN PERMASALAHAN
1. FKRTL tidak memberikan layanan 1. Masih ada FKTP yg merujuk langsung ke RS Type A
2. Adanya iur biaya pelayanan kesehatan 2. Beberapa klinik NPWP masih perorangan (sesuai
di FKRTL PMK no 71 Tahun 2013 syarat kerja sama dengan
3. Keluhan tentang antrian di FKRTL BPJS Kesehatan : untuk Klinik Pratama harus NPWP
4. Keluhan terhadap ketersediaan tempat badan)
tidur rawat inap 3. Masih ada beberapa FKTP merujuk kasus maternal
5. Penjadwalan tindakan medis neonatal tanpa melampirkan score
6. Pembatasan pelayanan obat 4. Masih ada beberapa obat PRB yang kosong
5. Blm sinergis (JKK PPU,JKK ASN,KLL)
6. Entri PCare belum optimal
”..saya kan dari IAI ya, kadang saya ndak kepada pasien, sosialisasi hasil pertemuan, sosial-
paham kalau yang dibahas masalah ke- isasi peraturan, upgrade skill, dan membangun ke-
dokteran..” sadaran bersama. Hambatan pelaksanaan sosialisasi
(INFORMAN 6) oleh anggota TKMKB adalah:
atau kendala yang dihadapi. Beberapa kendala yang adanya target perbaikan, dan pemantauan dari indika-
diidentifikasi diantaranya: tor yang dipilih masih lemah sehingga belum ada per-
baikan yang berarti.
1. Waktu yang terbatas dan kesibukan anggota Untuk meningkatkan progress dan perbaikan kin-
TKMKB. erja dibutuhkan suatu target atas hasil yang ingin di-
Untuk melaksanakan pertemuan rutin sesuai capai. Target yang ditentukan harus dapat dinilai
dengan pedoman dirasakan sulit karena atau diukur supaya dapat memudahkan dalam upaya
anggota TKMKB merupakan professional yang pencapaiannya11 . Dalam Perpres nomor 12 tahun
mempunyai multi peran di fasilitas kesehatan 2013 disebutkan bahwa penerapan system kendali
masing masing maupun tugas professional lain- mutu pelayanan jaminan kesehatan dilakukan secara
nya. menyeluruh meliputi pemenuhan standar mutu fasili-
2. Akses terhadap data tas kesehatan, memastikan proses standar mutu fasil-
Tim Koordinasi belum leluasa mendapatkan data itas kesehatan, memastikan proses pelayanan kese-
yang ingin dibahas.Selama ini permasalahan hatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan, serta
dan data yang dibahas masih dari BPJS. pemantauan terhadap luraan kesehatan peserta.
3. Fasilitasi TKMKB UR belum optimal karena belum mengkaji dan
Sesuai amanah Permenkes 71 tahun 2013 pem- menganalisis data yang ada. Pelaksanaan UR di-
bentukan dan fasilitasi TKMKB sebagai lem- lakukan dengan cara mengkaji, menganalisis efektivi-
baga independen dalam menjalankan peran dan tas, efisiensi dan mutu pemanfaatan pelayanan kese-
melaksanakan kegiatan yang berkaitan den- hatan. Sebagai tolak ukur UR yang baik adalah den-
gan pengendalian mutu dan biaya adalah oleh gan membandingkan total biaya sebelum dan sesudah
BPJS Kesehatan. Hal ini dirasakan oleh se- dilaksanakan UR. Untuk meningkatkan kualitas pelak-
bagian anggota Tim Koordinasi kurang nyaman sanaan UR dapat dilakukan dengan cara melakukan
karena merasa tidak dapat membuat inisiatif un- kajian dan analisis pada data klaim sehingga dapat
tuk pertemuan. dilihat pola peresepan, pola pemeriksaan penunjang,
dan sebagainya12 .
PEMBAHASAN
Kinerja tim koordinasi pada tugas utilization re- Pembahasan Masalah dan Evaluasi Kebijakan
view kurang optimal karena pada standar kualitas dan Pembahasan masalah dan evaluasi kebijakan yang
kuantitas tidak tercapai, pada tugas pembahasan dan dilakukan oleh tim koordinasi TKMKB bersumber dari
evaluasi kebijakan sudah optimal karena pada stan- permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
dar kualitas dan kuantitas sudah tercapai dan pada UR maupun keluhan masyarakat. Permasalahan yang
tugas Sosialisasi Kewenangan dan Pembinaan Etika bersumber dari laporan masyarakat yaitu seputar per-
dan Disiplin Profesi kepada Tenaga Kesehatan kurang masalahan di FKRTL seperti keluhan antrean, keter-
optimal karena standar kuantitas tidak tercapai. Kin- batasan tempat tidur, adanya iur biaya yang tidak se-
erja masing-masing tugas adalah sebagai berikut : mestinya, adanya pembatasan obat, keluhan penjad-
walan tindakan medis dan sebagainya.
Utilization Review (UR) Permasalahan yang diangkat dari UR adalah dari
UR merupakan salah satu upaya yang penting hasil UR FKTP diantaranya masih ada FKTP yang
dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan berba- merujuk ke tipe A, beberapa NPWP klinik masih atas
sis managed care. UR bertujuan memantau dan nama perorangan bukan badan, masih ada rujukan
mencegah pemberian pelayanan kesehatan yang maternal neonatal yang tidak mencantumkan skore,
tidak diperlukan.10 UR oleh TKMKB lebih kepada UR kekosongan obat PRB, dan entry PCare belum opti-
prospektif yaitu secara terus menerus memantau in- mal.
dikator terpilih dan membandingkannya dengan ni- Pengambilan kebijakan diperlukan bukti ilmiah dan
lai standar sehingga dapat diidentifikasi dan dicegah pendapat dari para ahli. Hal ini bermanfaat dalam
pemberian pelayanan yang berlebihan, kurang, tidak adopsi intervensi sehingga dapat terlaksana efektif
bermanfaat, yang menyangkut aspek medis, finansial, dan hemat biaya.13 Pembuatan peraturan dan kebi-
administratif, dan aspek lain seperti kecurangan dan jakan pada sifatnya interpretatif dan prosedural dalam
penyalahgunaan.6 rangka memperbaiki administrasi dan efisiensi. Pe-
Pelaksanaan UR oleh Tim Koordinasi TKMKB Ca- rubahan kebijakan diusulkan untuk dapat dikaji dalam
bang Surakarta kurang optimal karena baru dilak- pembahasan pemerintah dan dapat diterapkan dalam
sanakan sekali dan belum memenuhi persyaratan operasional program.14
jumlah pertemuan yaitu 3 bulan sekali. Selain itu tidak
Sosialisasi Kewenangan, Pembinaan Etika, dan has. Dan juga akses data belum maksimal. Dalam
Disiplin Profesi Kepada Tenaga Kesehatan Petunjuk Teknis Kendali Mutu dan Kendali Biaya JKN
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dibutuhkan disebutkan bahwa TKMKB memilih memantau indika-
upaya pelayanan kesehatan yang mencakup kegiatan tor yang disepakati. Untuk melaksanakan kewenan-
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dalam gan tersebut adalah dengan mengakses database
pemberian upaya kesehatan harus sesuai den- fasyankes, database BPJS, dan database dinas ke-
gan wewenang, tanggung jawab, dan etika profesi sehatan setempat. Faktor penghambat kinerja yang
kesehatan.15 Di era JKN, kesuksesan JKN lebih ketiga adalah terkait fasilitasi TKMKB. Sesuai amanat
banyak tergantung pada layanan tenaga kesehatan Permenkes 71 tahun 2013 bahwa kegiatan TKMKB
di fasilitas kesehatan, sehingga diperlukan perubahan pada awal pelaksanaan JKN difasilitasi oleh TKMKB.
perilaku dari tenaga kesehatan dalam memberikan Fasilitasi berupa dana untuk honorarium dan opera-
layanan kesehatan.1 sional kegiatan pertemuan. Hal ini membuat tim ko-
Penyediaan pelayanan kesehatan BPJS Kese- ordinasi tidak dapat merencanakan kegiatan dengan
hatan bersinergi dengan organisasi profesi dalam ben- dan membuat perasaan kurang nyaman dari anggota
tuk pengembangan jejaring kerja sama BPJS Kese- TKMKB. Sebagai tim yang sifatnya independen seyo-
hatan dengan organisasi profesi. Mekanisme layanan gianya berada dalam posisi netral dan anggaran
kesehatan antara BPJS Kesehatan dengan organisasi khusus dari pemerintah.
profesi, pemantauan fungsi layanan kesehatan antara
BPJS Kesehatan dengan organiasi profesi, monitoring KESIMPULAN
dan evaluasi, perbaikan mutu layanan kesehatan.16 Kinerja Tim Koordinasi TKMKB Cabang Surakarta
Pelaksanaan fungsi sosialisasi kewenangan, pem- tahun 2016 pada tugas utilization review belum op-
binaan etika, dan disiplin profesi kepada tenaga ke- timal karena jumlah pertemuan belum sesuai stan-
sehatan oleh TKMKB dapat dilaksanakan di organ- dar, dan tidak ada upaya pemantauan dan tindak
isasi profesi maupun asosiasi fasilitas kesehatan. lanjut terkait hasil kegiatan UR. Kinerja Tim Koordi-
Hasil penelitian menunjukkan proses sosialisasi kewe- nasi TKMKB Cabang Surakarta tahun 2016 pada tu-
nangan, pembinaan etika dan disiplin profesi oleh gas pembahasan dan evaluasi kebijakan belum op-
TKMKB belum berjalan dengan baik karena yang timal karena rekomendasi dari permasalahan yang
dilakukan baru sebatas sosialisasi yang dilakukan dibahas kurang spesifik dan mengakomodasi semua
anggota TKMKB hanya dilakukan di daerah tempat permasalahan.Kinerja Tim Koordinasi TKMKB Ca-
anggota TKMKB berasal. Belum ada mekanisme bang Surakarta tahun 2016 pada tugas Sosialisasi
monitoring dari BPJS Kesehatan dan tidak adanya ke- Kewenangan dan Pembinaan Etika dan Disiplin Pro-
wajiban melaporkan kegiatan sosialisasi yang telah di- fesi kepada Tenaga Kesehatan kurang optimal karena
lakukan. belum sesuai standar karena sosialisasi tidak tersam-
Monitoring dalam proses kebijakan harus di- paikan ke seluruh anggota organisasi profesi. Faktor
lakukan sebagai bagian dari upaya untuk mengawasi penghambat kinerja adalah keterbatasan waktu, ak-
implementasi kebijakan agar dapat berlangsung den- ses data pelayanan kesehatan, dan fasilitasi kegiatan
gan baik dan untuk mengetahui kebijakan tersebut TKMKB.
sudah mencapai tujuan atau belum.17 Dari kesimpulan di atas, maka disarankan Kin-
erja TKMKB Cabang Surakarta untuk dapat lebih
Faktor–faktor Penghambat Kinerja TKMKB Ca- ditingkatkan dengan perencanaan kegiatan yang
bang Surakarta matang, pemantauan hasil kegiatan, dan pelaporan
Faktor penghambat kinerja yang pertama Tim Ko- kegiatan yang telah dilaksanakan, perbaikan penye-
ordinasi TKMKB Cabang Surakarta adalah waktu diaan akses data pelayanan kesehatan, perlu disusun
yang terbatas karena kesibukan dari anggota TKMKB. petunjuk teknis atau pedoman baku untuk mengevalu-
Anggota TKMKB dipilih dari perwakilan organisasi pro- asi kinerja dari TKMKB, untuk lebih memaksimalkan
fesi yang berpengalaman dan berkompeten dalam pengawasan dan independensi tim sebaiknya ke-
kendali mutu dan kendali biaya. Sebagai profesional dudukan dan fasilitasi TKMKB dibawah Kementerian
yang banyak pengalaman tentunya banyak kegiatan Kesehatan atau Dinas Kesehatan.
dan peran yang dilakukan setiap harinya.
Faktor penghambat kinerja yang kedua adalah ak- REFERENSI
ses terhadap data. Selama ini sebagai inisiator, pe- 1. Tabrany H. Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Rajawali
Press; 2015.
nentuan permasalahan, dan penyedia data adalah
2. BPJS Kesehatan. Laporan pengelolaan program tahun 2015
dari BPJS. Anggota tim koordinasi belum mempun- & laporan keuangan tahun 2015 (auditan). Jakarta: BPJS
yai peran terhadap permasalahan yang akan diba- Kesehatan; 2015b.
3. BPJS Kesehatan. Laporan pengelolaan program tahun 2015 11. Yuniarti E. Evaluasi Pelaksanaan Utilization Review Badan
& laporan keuangan tahun 2015 (auditan). Jakarta: BPJS Pengelola Jaminan Kesehatan Sosial Provinsi Daerah Is-
Kesehatan; 2016. timewa Yogyakarta. Jurnal Manajemen Pelayanan Kese-
4. PAMJAKI. Managed Care A. Jakarta: PAMJAKI; 2014. hatan 2011; 14(3):127-32.
5. Hidayat, B. Terapi Sistemik Defisit JKN: Bahan Refleksi Bagi 12. Gabby M. Prinsip Evidence Based Policy Making Dalam Kon-
Semua Pihak. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia 2016; teks Audit Pendahuluan Operasional BPJS Kesehatan. Con-
1:65-71. ference In Business, Accounting, And Management (CBAM)
6. TKMKB. Petunjuk Teknis Kendali Mutu Kendali Biaya Pro- 2015; 2(1):301-8.
gram JKN. Jakarta; TKMKB; 2015. 13. Kinney ED. Rule and Policy Making for the Medicaid Pro-
7. Suhanda R. Jaminan Kesehatan Dan Managed Care. Jurnal gram: A Challenge to Federalism. Ohio State Law Journal
Kedokteran Syiah Kuala 2015; 15(2):104-13 1990; 51:855-916.
8. Bloor K, Goddard M, Ferguson B, Evans R. Managed Care: 14. Bastian I. Akuntansi Kesehatan (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE
Panacea or Paliation in Nuffield Occasional Papers Health Yogyakarta; 2015.
Economics Series: Paper No.8. London: The Nufflied Trust; 15. Firmansyah MI. Studi Deskriptif Tentang Sinergitas Kewe-
1998. nangan Antara Bpjs Kesehatan dengan Organisasi Profesi
9. Kongstvedt PR. Managed Care:What It Is and How It Works, dalam Penyediaan Layanan Kesehatan di Kota Surabaya.
3rd Edition. Londokl Jones and bardett Publishers Innterna- Kebijakan dan Manajemen Publik 2016; 4(2):146-56.
tional, 2009. 16. Ayuningtyas D. Kebijakan Kesehatan Prinsip dan Praktik (1st
10. Rudman R. Performance Planning and Review, 2nd Editom. ed.). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada; 2015.
Crows Nest: Allenandunwin, 2003.