Anda di halaman 1dari 35

Ajaran

Islam
Kelompok 2 I AIK
Kelompok 2
011 Dyah Ayu Dwi Artanti
012 Asra Zahra Asdi
013 Ahmad Rafii’ Syahputra Manilarti
014 Yashifa Aura Adhibah
015 Firly Syahriza Anisabella
016 Eki Muhammad Iqbal
017 Andini Sahya Reswara
018 Sofyana Rajabi Wulan
019 Nabila Putri
020 Kanina Alma Dystanti
Al-Islam
Kata Islam berasal dari: salima yang artinya selamat. Dari kata itu
terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh.
Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan islam adalah
agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir
dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang
ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia
Dalil mengenai Al-Islam

‫ب ِااَّل ِم ۢنْ َبعْ ِد‬


َ ‫ف الَّ ِذي َْن ا ُ ْو ُتوا ْال ِك ٰت‬ ْ ‫ِانَّ ال ِّدي َْن ِع ْندَ هّٰللا ِ ااْل ِسْ اَل ُم ۗ َو َما‬
َ ‫اخ َت َل‬
‫هّٰللا‬ ‫ما ج ۤاء ُهم ْالع ْلم ب ْغي ًۢا ب ْي َن ُهم ۗومنْ َّي ْكفُرْ ب ٰا ٰي هّٰللا‬
ِ ‫ت ِ َف ِانَّ َ َس ِر ْي ُع ْال ِح َسا‬
‫ب‬ ِ ِ َ َ ْ َ َ ُ ِ ُ َ َ َ
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih
orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka
memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa
ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat
perhitungan-Nya.

Surah ali imran ayat 19


Karakteristik Ajaran
Islam
Karakteristik Ajaran
Islam
Dari berbagai sumber tentang Islam yang ditulis para tokoh, dapat
diketahui bahwa Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat
dikenali melalui konsepsinya dalam berbagai bidang. Berikut bidang
yang menjadi karakteristik ajaran Islam ;

1. Bidang agama
2. Bidang Ibadah
3. Bidang akidah
4. Bidang ilmu kebudayaan
5. Bidang pendidikan
6. Bidang sosial
7. Bidang kehidupan ekonomi
8. Bidang kesehatan
9. Bidang politik
10. Bidang pekerjaan
Karakter Ajaran Islam

Bidang Ibadah Bidang Agama


Secara harfiah karakteristik ajaran Islam dalam bidang Ibadah Karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama adalah
berarti bakti manusia kepada Allah SWT., karena didorong dan mengakui adanya pluralisme sebagai sesuatu kenyataan,
dibangkitkan oleh akidah tauhid. mengakui adanya universalisme, yakni mengajarkan
kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh
Sebagaimana Allah SWT. Firman: “Dan aku tidak menciptakan jin berbuat baik, dan mengajak pada keselamatan.
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku
tidak menghendaki rejeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya
Allah, Dialah Maha Pemberi rejeki yang mempunyai Kekuatan
lagi sangat kokoh”
Karakter Ajaran Islam

Bidang Ilmu dan Bidang


Bidang Aqidah
Kebudayaan Pendidikan
Akidah dalam Islam meliputi Karakteristik ajaran Islam dalam ilmu dan Islam memandang pendidikan adalah
keyakinan dalam hati tentang Allah kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif, hak bagi setiap orang (education for
sebagai Tuhan yang wajib disembah; tetapi juga selektif. Dari satu segi Islam all), laki-laki atau perempuan, dan
ucapan dengan lisan dalam bentuk terbuka dan akomodatif untuk menerima berlangsung sepanjang hayat (long life
dua kalimat syahadat, yaitu berbagai masukan dari luar, tetapi education).
menyatakan tidak ada Tuhan selain bersamaan dengan itu Islam juga selektif,
Allah, dan bahwa Nabi Muhammad yakni tidak bergitu saja menerima seluruh
sebagai utusanNya; jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan
ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan
ajaran Islam sendiri
Karakter Ajaran Islam

Bidang Sosial Bidang kesehatan


Karakteristik ajaran Islam di bidang Islam menekankan segi kebersihan lahir dan
sosial, bahwa Islam mengajarkan setiap batin. Sementara itu Islam memandang
manusia untuk hidup damai dan sejahtera. kebersihan lahir-batin (jiwa) dalam istilah nafs,
Lebih khususnya, di bidang ini Islam akhlak, dan irfan.
menjunjung tinggi tolongmenolong, firman Allah SWT.: “Sesungguhnya Allah
saling menghargai tentang hak dan menyukai orang-orang yang bertaubat dan
kewajiban, kesetiakawaan, egaliter senang kepada orang-orang yang membersihkan
(kesamaan derajat), tenggang rasa, dan diri
kebersamaan
Ruang Limgkup Ajaran
Islam
Ruang Lingkup Ajaran Islam
Aqidah
Pembahasan aqidah dalam lingkup khusus meliputi Rukun Iman, yaitu: Iman kepada Allah, Iman kepada
Malaikat, Iman kepada Kitabkitab-Nya, Iman kepada Rasul-rasul-Nya, Iman kepada Hari Akhir, dan Iman
kepada Taqdir

Syariah
Syari’ah Islam adalah satu sistem norma Ilahi yang mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan,
hubungan sesama manusia serta hubungan manusia dengan alam lainnya. Kidah syariah dibagi menjadi 2,
yaitu Kaidah Ubudiyah dan Kaidah Muamalah.

Akhlaq
Akhlak meliputi: (1) Akhlak kepada Allah; (2) Akhlak kepada makhluk. Sedang akhlaq kepada makhluk
meliputi: (a) akhlak kepada Rasul; (b) akhlak kepada manusia; (c)akhlak kepada alam. Akhlak terhadap
manusia termasuk akhlak pada diri sendiri, meliputi: keluarga, masyarakat. Akhlak terhadap alam, meliputi:
flora, fauna, dan benda.
Sumber Utama Ajaran
Islam
Sumber Utama
AJaran Islam
Al Qur`an merupakan dasar dan sumber utama ajaran dalam Islam selain al hadits/sunnah
Nabi Muhammad saw, juga memberikan barakah baik bagi mereka yang membaca maupun
bagi pihak yang mendengarkannya.
Sumber Utama Ajaran Islam
Al qur’an menempati posisi pertama. Kemudian disusul sunnah atau hadis. Jika melihat begitu luas
dan persuasifnya Alquran dalam menuntun manusia, menjadikannya sebagai kitab utama dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Maurice Bucaille, seorang dokter ahli bedah kebangsaan Prancis,
kagum dengan isi Alquran. Ia mengatakan bahwa Alquran merupakan kitab suci yang objektif dan
memuat petunjuk bagi pengembangan ilmu pengetahuan modern. Kandungan ajarannya sempurna
dan tidak bertentangan dengan hasil penemuan sains modern. Sebagai petunjuk dan pembimbing,
Alquran menempatkan dirinya sebagai pemberi penjelasan terhadap seluruh fenomena dan
cakrawala kehidupan serta juga mampu memberi jawaban terhadap seluruh problema kemanusiaan
dan kealaman.
I. Al-Qur’an sebagai sumber dasar ajaran
islam
➢ Unsur-unsur pokok yang mutlak terkandung dalam pengertian al-Qur‘an adalah:
1. Al-Qur‘an adalah kalamullah yang bersifat mu‘jiz.
2. Al-Qur‘an adalah kitab suci yang khusus diturunkan kepada nabi Muhammad.
3. Metode pewahyuan al-Qur‘an mesti melalui Jibril, meski tidak semua yang diwahyukan lewat Jibril
berwujud al-Qur‘an.
4. Al-Qur‘an berbahasa Arab, yang lafadz—dan tentu juga maknanya—berasal langsung dari Allah.
5. Al-Qur‘an adalah kalamullah yang eksistensinya sudah tertuliskan dalam mushaf.
6. Al-Qur‘an merupakan kalamullah yang membacanya saja sudah dinilai sebagai ibadah.
7. Al-Qur‘an merupakan kalamullah yang periwayatannya secara mutawatir
➢ Isi/Kandungan Al-Qur’an

Al-Qur‘an merupakan kitab suci yang di dalamnya sudah dijelaskan sistem


perekonomian, politik, sosio-budaya, ilmu pengetahuan dan seterusnya, sehingga tidak
ada satu pun yang terlupakan olehnya. Hal ini didasarkan pada Q.S. Al-Maidah : 3,

ِArtinya: “...Hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agamamu”.
Dan dalam Q.S. An-Nahl : 89

Artinya: “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi
atas mereka dari mereka sendiri. Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur‟an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri”.
Ayat-ayat Makiyah yang prosentasinya sekitar tiga perempat dari seluruh isi al-
Qur‘an, isinya secara umum berupa penjelasan mengenai keimanan, dan sedikit hal
terkait dengannya. Oleh karena itu logis kiranya sebagian besar penjelasannya adalah
mengenai Tuhan dan sifat-sifat-Nya, iman, kufr, islam, nifak, hidayah, syirk, khair dan
syarr, akhirat dan dunia, surga dan neraka, kitab-kitab sebelum alQur‘an, umat serta
para nabi dan rasul sebelum Muhammad.

Adapun ajaran yang berkaitan dengan hidup bermasyarakat dan bernegara


terkandung dalam ayat-ayat Madaniyah, yakni ayat-ayat al-Qur‘an yang diturunkan
pada pasca hijrah Nabi Muhammad ke Madinah. Karena pada periode Madinah itu
keberadaan umat Islam sudah merupakan suatu tatanan masyarakat yang sudah
memiliki wilayah, rakyat, pemerintahan, angkatan perang dan lembga-lembaga
kemasyarakatan lainnya.
II. As-Sunnah Sebagai Dasar Operasional Islam

Kata as-sunnah berarti al-thariqah (jalan), baik yang terpuji atau pun
yang tercela. Pemaknaan as-sunnah seperti ini didasarkan kepada sabda nabi
yang artinya :
“Barangsiapa mengadakan atau membuat sunah (jalan) yang terpuji
(baik) maka baginya pahala sunnah itu dan pahala orang lain yang
mengamalkannya hingga hari kiamat. Dan barangsiapa menciptakan sunah
yang buruk maka baginya dosa atas sunnah yang buruk itu dan menanggung
dosa orang yang mengikutinya hingga hari kiamat” (Muttafaq „alaih)

Al-hadits secara bahasa berarti al-jadid (baru), antonim dari kata al-qadim
(lama).
Para ahli hadith atau muhaddisun pada umumnya mengidentikkan pengertian hadith
dan sunnah. Mereka mendefinisikan sunnah dengan yang artinya :
“Segala sesuatu yang dinukil dari Nabi Muhammad saw baik berupa perkataan,
perbuatan, taqrir, sifat moral (khuluqiyah), sifat khalqiyah (jasmani) ataupun perjalanan
hidupnya sejak sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudah diangkat menjadi rasul”

Merujuk kepada definisi tersebut tampak bahwa sunah atau hadith mempunyai
pengertian yang sangat kompleks yakni mencakup segala riwayat yang berasal dari
Rasulullah berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat dan tingkah laku beliau, baik
pada masa sebelum diangkatnya beliau sebagai rasul maupun sesudahnya (qabla
nubuwwat maupun ba‟da mubuwwat). Dengan demikian pengertian hadith lebih sempit
ketimbang pengertian sunah yang cakupannya meliputi segala apa yang diriwayatkan dari
nabi, baik sebelum bi‟tsah maupun sesudahnya
➢ Kedudukan Sunnah dan Hadits dalam Islam

Berkaitan dengan penempatan sunnah sebagai sumber kedua ajaran Islam, di bawah al-
Qur‘an, al-Syatibi memberikan argumen sebagai berikut:
1. Al-Qur‘an bersifat qath‟i al-wurud, sedangkan sunnah zhanni alwurud—selain hadith
mutawatir. Keyakinan kita terhadap hadith hanya secara global, bukan rinci, sedangkan al-
Qur‘an, baik secara global maupun detail, diterima secara meyakinkan.
2. Sunnah atau hadith ada kalanya menerangkan sesuatu yang masih global dalam al-Qur‘an,
kadangkala memberi komentar terhadap al-Qur‘an, dan kadangkala membicarakan sesuatu
yang belum dibicarakan oleh al-Qur‘an. Kalau sunah berfungsi sebagai penjelas atau
pemberi komentar terhadap al-Qur‘an, maka sudah tentu ia memiliki status di bawah al-
Qur‘an.
3. Di dalam hadith sendiri terdapat penegasan bahwa hadith atau sunnah
menduduki posisi kedua setelah al-Qur‘an. Di antaranya adalah riwayat al-
Bukhari dan Muslim, yang memuat dialog nabi dengan Mu‘adz saat diangkat
sebagai gubernur Yaman.

Identik dengan argumen al-Syatibi pertama di atas, Mahmud Abi Rayyah


mengatakan bahwa posisi sunah atau hadith itu di bawah al-Qur‘an disebabkan
oleh perbedaan tingkat periwayatannya.
➢ Fungsi Sunnah dalam Al-Qur’an:

1. Menegaskan kembali hukum-hukum yang sudah ditetapkan alQur‘an.


2. Memberikan penjelasan arti yang masih samar dalam al-Qur‘an atau memberikan
rincian terhadap apa yang disebutkan dalam alQur‘an secara garis besar.
3. Menetapkan suatu hukum yang tidak disebutkan di dalam alQur‘an secara tegas
4. Menasakh hukum-hukum yang terdapat di dalam al-Qur‘an.
Aspek Inti Nilai-Nilai dalam
Ajaran Islam
Terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
● Nilai-Nilai Aqidah
Nilai-nilai aqidah yaitu nilai yang mengajarkan manusia agar
percaya akan keberadaan Allah YME dan Yang Maha Kuasa
sebagai Pencipta bumi, alam semestadan seisinya, yang akan
selalu memperhitungkan dan mengawasi segala perbuatan dan
tingkah laku manusia di dunia.
Aspek nilai akidah sudah tertanam sejak manusia dilahirkan, telah disebutkan dalam Qs.
Al A’raf/7: 172 yang berbunyi:

Terjemahnya:

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
Ini (keesaan Tuhan)".
Dalam Muhammd Alim, Abu A’la al-Mahmudi menyebutkan akidah tauhid berpengaruh terhadap
kehidupan seorang muslim yakni sebagai berikut:

● Menjauhkan manusia dari pandangan yang ● Membentuk pendirian teguh, kesabaran,


sempit dan picik. ketabahan dan optimisme.
● Menanamkan kepercayaan terhadap diri ● Menanamkan sifat kesatria, semangat dan
sendiri dan tahu harga diri. berani, tidak gentar menghadapi resiko, bahkan
● Membentuk manusia menjadi jujur dan tidak takut mati.
adil. ● Menciptakan sikap hidup damai dan ridha.
● Menghilangkan sifat murung dan putus asa ● Membentuk manusia menjadi patuh, disiplin
dalam menghadapi setiap persoalan dan dan taat dalam menjalankan peraturan Allah
situasi.
Aspek Inti Nilai-Nilai dalam
Ajaran Islam
● Nilai-Nilai Ibadah
Nilai-nilai ibadah yang selalu dilandasi hati dan niat yang
ikhlas hanya untuk mencapai ridho Allah SWT dan akan
melahirkan manusia manusia yang adil, jujur, dan suka
membantu sesamanya.
Allah berfirman dalam Qs. Adz-Dzariat/51: 56 yang berbunyi:

Terjemahnya:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya


mereka mengabdi kepada-Ku.”
Aspek Inti Nilai-Nilai dalam
Ajaran Islam
● Nilai-Nilai khlak
Nilai-nilai akhlak mengajarkan kepada manusia untuk bersikap
dan berperilaku yang baik sesuai norma atau adab yang benar
dan baik, sehingga akan membawa pada kehidupan manusia
yang tenteram, damai, harmonis, dan seimbang.
Indikator Akhlak yang bersumber
dari Al-Qur’an yakni:

● Kebaikan yang bersifat mutlak, yakni ● Implementasi bersifat wajib yakni


kebaikan yang terkandung dalam merupakan hukum tingkah laku yang
akhlak merupakan kebaikan murni harus dilaksanakan sehingga ada sanksi
dalam lingkungan, keadaan, waktu dan hukum.
tempat apa saja.
● Pengawasan bersifat menyeluruh
● Kebaikan yang bersifat menyeluruh, yakni, melibatkan pengawasan Allah
yakni kebaikan yang terkandung, di swt dan manusia lainnya, karena
dalamnya kebaikan untuk seluruh umat sumbernya dari Allah swt.
manusia.
Telah dijelaskan oleh Allah Swt. di dalam Qs. Al-Isra/17: 23,
yaitu:

Terjemahnya:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain


dia dan hendaklah berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya,
jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”
Tujuan Ajaran Islam
Dua ayat di atas dapat dimenjelaskan bahwa “syariat” sama dengan “agama”. Syaikh Muhammad
Syaltout mengatakan bahwa Syari’at adalah aturan-aturan yang diciptakan oleh Allah SWT. untuk
dipedomani oleh manusia dalam mengatur hubungan dengan Tuhan, dengan manusia, baik sesama
muslim maupun non muslim, alam dan seluruh kehidupan.

Dengan kata lain, tujuan ajaran Islam adalah uuntuk memberitahukan pedoman-pedoman hidup yang
berkaitan dengan kemaslahatan hidup manusia, baik ruhani maupun jasmani, individual maupun sosial.

Abu Ishaq al-Shatibi merumuskan lima tujuan (ajaran) Islam, yakni:

1. Memelihara Agama (Hifdz Ad-Din)


2. Memelihara Jiwa (Hifdz An-Nafs)
3. Memelihara Akal (Hifdz Al’Aql)
4. Memelihara Keturunan (Hifdz An-Nasb)
5. Memelihara Harta (Hifdz Al-Maal)

Kelima tujuan hukum Islam tersebut di dalam kepustakaan disebut al-maqasid al-khamsah atau al-
maqasid al- shari’ah. Dengan 5 (lima) tujuan ini, maka kemaslahatan kehidupan manusia terpenuhi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai