Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER

NAMA : ONGGY ARIES SEKA

NIM : 94221001

MATA KULIAH : AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ani Aryati, S.Ag. M.Pd.I


Dr. Drs. Antoni, M.H,I
Dr. Sayyid Habiburrahman, S.Pd.I., M.Pd.I
TAHUN AJARAN : 2022/2023

TANGGAL : 21 JANUARI 2022


PROGRAM PASCA SARJANA ( S2 ) FAKULTAS TEKHNIK , JURUSAN TEKHNIK KIMIA UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG.

SOAL NO 1

1. Agama secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata
yaitu "a" berarti tidak dan "gama" berarti kacau, jika digabung kata "agama" berarti
tidak kacau. Sedangkan terminologi agama Islam adalah Agama (yaitu agama Islam)
yang dibawa oleh nabi Muhammad ialah apa yang diturunkan Allah SWT di dalam AL
Qur'an dan tersebut dalam Sunnah yang Shahih, berupa perintah dan larangan serta
petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan kahirat. Pertanyaannya :
a. Tuliskan Hakikat Agama Islam
b. Bagaimana Fitrah Manusia beragama

JAWAB :

A. Hakikat agama adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang berkuasa, yang
dipatuhi oleh hamba-Nya. Tuhan menyampaikan ajarannya lewat wahyu-Nya
kepada manusia. Islam adalah agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW, sebagai
kelanjutan dan penyempurnaan agama yang dibawa oleh para Nabi
sebelumnya. Tujuan agama ini ialah untuk mencari keselamatan hidup materi dan
keselamatan hidup spiritual, yang dalam istilah agama disebut: “keselamatan
dunia dan akhirat.”, dan puncaknya ingin mencapai rida Allah Swt. Di dalam Al-
Qur’an dan hadist Nabi Saw dinyatakan bahwa agama (tauhid/keimanan kepada
Allah (Swt) merupakan fitrah atau potensi dasar bagi manusia (anak).

B. Menurut pandangan Islam setiap manusia yang lahir di muka bumi ini dalam
keadaan fitrah yakni asal kejadian yang suci dan murni. Manusia terlahir dalam
keadaan bersih tanpa mempunyai dosa, walaupun orangtua yang melahirkannya
mungkin telah berbuat dosa. Dalam Islam tidak dikenal adanya dosa warisan,
sehingga orangtua yang telah berdosa kemudian membagikan dosanya kepada anak
keturunannya sebagai ahli waris. Atau seseorang merasa telah mendapatkan
warisan dosa yang banyak dari orangtuanya sehingga menjadikan dirinya berputus
asa dari rahmat Allah. Kata fitrah menurut bahasa berarti penciptaan atau kejadian,
sehingga fitrah manusia adalah kejadian sejak awal atau bawaan sejak lahir. Kata
fitrah ini terdapat dalam Al Qur’an surat Ar Rum ayat 30: “Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah (pilihlah) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. Kata
‘fitrah Allah’ pada ayat ini maksudnya adalah ciptaan Allah. Melalui ayat ini dapat
dipahami pula bahwa manusia dilahirkan dengan naluri keimanan kepada Allah dan
siap menerima Islam dalam penciptaannya.

Manusia menurut fitrahnya telah beragama, mengakui dan bersaksi bahwa Allah
adalah tuhannya. Maka kalau ada orang yang tidak beragama tauhid, sesungguhnya
itu tidak wajar. Biasanya hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh lingkungan
sekitarnya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Setiap anak terlahir dalam
keadaan fitrah. Orangtuanya yang akan membuat dia yahudi, nasrani, dan majusi”
(H.R. Muslim). Manusia dengan tabiat penciptaannya yang merupakan
pencampuran antara tanah dari bumi dan peniupan ruh, maka manusia dibekali
potensi-potensi yang sama untuk berbuat baik dan buruk. Seseorang mampu
membedakan antara yang baik dan yang buruk, sebagaimana ia juga mampu
mengarahkan jiwanya kepada kebaikan atau keburukan. Kemampuan ini dalam Al
Qur’an diungkapkan dengan kata ilham, sebagaimana firman Allah dalam Q.S.
Asy-Syam: 7-8: “Demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah
mengilham kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya”. Sedangkan pada
Q.S. Al Balad: 10, kemampuan ini diungkapkan dengan petunjuk. Maka ilham atau
petunjukkan itu sudah tersimpan di dalam diri manusia dalam bentuk potensi-
potensi.

SOAL NO 2

2. Pada akhir masa kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib, muncul beberapa aliran
dalam Islam, yaitu Khawarij, Syi'ah, Murji'ah, Mu'tazilah, Qodariyah dan Jabariyah,
Ahlu Sunnah wal Jama'ah dan Maturidiah. Pertanyaan:
a. Tuliskan pengertian dari masing-masing aliran (Khawarij, Syi'ah, Murji'ah,
Mu'tazilah, Qodariyah dan Jabariyah, Ahlu Sunnah wal Jama'ah dan Maturidiah)!
b. Jelaskan tentang ajaran pokok dari aliran (Khawarij, Syi'ah, Murji'ah, Mu'tazilah,
Qodariyah dan Jabariyah, Ahlu Sunnah wal Jama'ah dan Maturidiah)!

JAWAB
A. 1. Aliran khawarij adalah sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali Ibn Abi
Thalib, di karenakan mereka tidak menerima atas tahkim (arbitrse) yang diterima
oleh Khalifah Ali Ibn Abi Thalib dengan Mu’awiyah dalam perkara Khilafah
(pemimpin). Dan orang-orang Khawarij ini dicirikan dengan watak yang keras,
karena asal usul mereka dari masyarakat badawi dan gurun pasir yang tandus.
2. Aliran syi’ah adalah sebutan untuk aliran dalam ilmu kalam yang menjadi
pengikut Ali bin Abi Thalib. Secara etimologis, Syi'ah berasal dari bahasa Arab
yang berarti pembela atau pengikut seseorang.

3. Aliran murji’ah adalah merupakan aliran Theologi Islam yang netral atau
menangguhkan dan memberi pengharapan terhadap ummat yang melakukan dosa
besar, munculnya aliran ini pada mulanya ditimbulkan oleh persoalan politik
kemudian akhirnya berkembang menjadi persoalan teologis.

4. alirah mu’tazilah adalah merupakan aliran teologi yang mengedepankan akal


sehingga mereka mendapat nama “kaum rasionalis Islam.” Kaum Mu'tazilah adalah
golongan yang membawa persoalan persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat
filosofis dibanding dengan persoalan persoalan yang dibawa kaum Khawarij dan Murji'ah.
5. Aliran Qodariyah dan jabariyah adalah Qadariyah adalah paham yang lebih con-
dong kepada penggunaan akal pikiran yang sangat dominan, sehingga menganggap
bahwa perbuatan yang dihasilkan manusia itu atas dasar kehendaknya sendiri tanpa
adanya campur tangan Tuhan. Jabariyah adalah paham yang menganggap
bahwa segala perbuatan manusia tunduk pada kehendak Tuhan semata. Dengan de-
mikian jika dikaitkan dengan pendidikan Islam maka pendidikan sama sekali tidak
mempunyai daya atau kekuatan untuk mempengaruhi anak.

6. Aliran Ahlu Sunnah wal Jama'ah dan Maturidiah adalah Secara etimologis,
istilah “Ahlus Sunnah Wal Jamaah” berarti golongan yang senantiasa mengikuti
jejak hidup Rasulallah Saw. dan jalan hidup para sahabatnya. Atau, golongan yang
berpegang teguh pada sunnah Rasul dan Sunnah para sahabat, lebih khusus lagi,
sahabat yang empat, yaitu Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin
‘Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Maturidiyah adalah aliran kalam yang dinisbatkan
kepada Abu Mansur al-Maturidi yang berpijak kepada penggunaan argumentasi dan
dalil aqli kalami dalam membantah penyelisihnya seperti Mu'tazilah, Jahmiyah dan
lain-lain untuk menetapkan hakikat agama dan akidah Islamiyah.

B. 1. Pokok ajaran aliran khawarij adalah Ajaran Khawarij bermula dari masalah
pandangan mereka tentang kufur. Kufur (orang-orang kafir), berarti tidak percaya.
Lawannya adalah iman (orang yang dikatakan mukmin) berarti percaya. Di masa
Rasulullah kedua kata itu termanifestasi secara tajam sekali, yakni orang yang telah
percaya kepada Allah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dan orang-
orang yang tidak percaya kepada Allah tersebut. Dengan kata lain, mukmin adalah
orang yang telah memeluk agama Islam sedangkan kafir adalah orang yang belum
memeluk agama Islam. Secara umum, konsep aliran khawarij adalah iman bukan
pembenaran dalam hati semata-mata. Pembenaran hati (al-tasdiq bi al-qabl)
menurut mereka, mestilah disempurnakan dengan menjalankan perintah agama.

2. Pokok ajaran Aliran syi’ah adalah Inti ajaran Syi’ah adalah berkisar masalah
khilafah, jadi masalah politik yang akhirnya berkembang dan bercampur dengan
masalah-masalah agama. Ajaran-ajarannya yang terpenting yang berkaitan dengan
khilafah ialah Al-Ishmah, Al-mahdi, At-Taqiyyah, dan Ar-Raj’ah.
3. Pokok ajaran Aliran murji’ah adalah Ajaran pokok Murji’ah Pada dasarnya
bersumber dari gagasan doktrin irja atau ar-Ja’a yang diaplikasikan dalam banyak
persoalan, baik persolan politik maupaun persoalan teologis. Di bidang politik
doktrin Irja’a diimplementasikan dengan sikap politik netral atau non blok yang
hamper diekpresikan dengan sikap diam, itulah sebabnya, kelompok Murji’ah
dikenal pula sebagai the queietisisi ( kelompok bungkam) ,
Adapun bidang theologi, doktrin Irja’ dikembangkan Murji’ah ketika
menanggapi persoalan-persoalan teologis yang muncul saat itu pada
perkembangan berikutnya persoalan-persoalan yang ditanggapinya menjadi
semakin kompleks sehingga mencakup iman, kufur dosa besar dan ringan.
4. Pokok ajaran alirah mu’tazilah adalah 1) “at-tauhid” keesaan Tuhan, 2) “al-adl”
keadilan Tuhan, 3) “al-wa‟du wal wa‟id” janji dan ancaman 4) “almanzilah bainal
manzilatain” posisi antara dua posisi dan 5) “amar makruf nahi mungkar”
(menyuruh berbuat kebaikan dan melarang segala kemungkaran). Dimana
seseorang belum bisa diakui sebagai anggota Mu‟tazilah kecuali jika sudah
mengakui dan menerima lima dasar ajaran Mu‟tazilah (al-ushul alkhamsah).

5. Pokok ajaran Aliran Qodariyah dan jabariyah , pokok-pokok ajaran Qadariyah itu
adalah Orang yang berdosa besar itu bukan kafir dan bukan mukmin, tapi fasiq dan
masuk neraka, Allah SWT tidak menciptakan amal perbuatan manusia, Yang
menciptakan amal perbuatannya. Jika amalnya baik maka akan masuk surga, Allah
tidak mempunyai sifat-sifat Azaly, seperti Ilmu,Kudrat,hayat,mendengar,melihat
yang bukan dengan zat-Nya sendiri. Menurut mereka Allah itu
mengetahui,berkuasa,hidup,mendengar,dan melihat dengan Zat-Nya sendiri. Bahwa
akal manusia mampu mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik.
ajaran pokok dari Jabariyah adalah Al-Qur'an adalah makhluk dan sesuatu yang
baru dan tidak dapat di sifatkan kepada Allah. Allah tidak mempunyai sifat yang
serupa dengan makhluk, seperti berbicara, melihat dan mendengar.
6. Pokok ajaran aliran Ahlu Sunnah wal Jama'ah dan Maturidiah , ajaran pokok ahlul
sunnah wal jama’ah ada 3 hal yaitu Iman adalah keyakinan hati seorang mukmin
terhadap kebenaran ajaran-ajaran Islam , Islam (Ilmu Fikih) Islam dapat terwujud
dengan melaksanakan hukum dan aturan fikih yang telah ditetapkan oleh Alquran dan
Al-Hadits dengan berbagai perangkat pemahamannya , Ihsan (Tasawuf) Tasawuf
adalah usaha untuk menjaga hati agar dalam berperilaku dan bertingkah laku selalu
menuju satu harapan, yakni mengharap ridha Allah SWT sebagai wujud dari ihsan.
Pokok-Pokok Ajaran Maturidiyah Kewajiban mengetahui tuhan. Akal semata-mata
sanggup mengetahui tuhan. Namun itu tidak sanggup dengan sendirinya hukum-
hukum takliti (perintah-perintah Allah Swt).
UJIAN AKHIR SEMESTER

NAMA : ONGGY ARIES SEKA

NIM : 94221001

MATA KULIAH : AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ani Aryati, S.Ag. M.Pd.I


Dr. Drs. Antoni, M.H,I
Dr. Sayyid Habiburrahman, S.Pd.I., M.Pd.I
TAHUN AJARAN : 2022/2023

TANGGAL : 21 JANUARI 2022


PROGRAM PASCA SARJANA ( S2 ) FAKULTAS TEKHNIK , JURUSAN TEKHNIK KIMIA UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG.

SOAL NO 3

3. Menurut Putusan Tarjih Muhammadiyah bahwa pagelaran Seni dan Budaya itu
hukumnya Mubah, apabila tidak mengakibatkan; fasad, dlarar, issyan, dan ba’id
anillah. Jelaskan apa maksudnya? (bobot 20%)
JAWAB

Fasad. Artinya: merusak, maksudnya mencipta dan menikmatinya berakibat merusak, baik
merusak orang yang menciptakannya maupun merusak orang lain maupun lingkungan:
meliputi akidah, ibadah, dan hubungan sosial.

Darar. Artinya: bahaya, maksudnya mencipta dan menikmatinya tidak menimbulkan bahaya
pada diri orang yang menciptakannya atau pada orang yang menikmatinya.

‘Isyan. Artinya: kedurhakaan, maksudnya mencipta dan menikmatinya tidak mendorong


kepada pelanggaran hukum agama atau kedurhakaan kepada Allah, orang tua, atau suami istri
bagi orang berkeluarga.

Ba’id ‘anillah. Artinya: jauh dari Allah, maksudnya tidak membuat jauh dari Allah atau
menghalangi pelaksanaan ibadah.

SOAL NO 4

4. Jelaskan! Apa saja yang menjadi faktor penyebab ada perbedaan faham agama antara
Muhammadiyah dan Nahdhotul Ulama? (bobot 20%)

JAWAB

Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi massa Islam terbesar di
Indonesia yang setidaknya meliputi 100 juta penduduk Indonesia. Konsekuensinya adalah
kiprah, sumbangsih, peran, serta dan tanggung jawab kedua ormas tersebut merupakan
partisipasi yang sangat nyata bagi Indonesia. Secara umum Nahdlatul Ulama dan
Muhammadiyah mempunyai beberapa perbedaan terutama dalam pengamalan ibadah yang
bersifat furuiyah (cabang-cabang) dalam syariat Islam seperti bacaan qunut, tahlil, dan lainnya.
Hal ini diakibatkan dari adanya distingsi perbedaan pengaruh pemikiran serta orientasi
kegamaan. Didalam muhmmadiyah wajib membaci qunut sedangkan pada Nu tidak membaca
qunut tidak apa-apa , di dalam muhmmadiyah tidak wajib menggelar acara tahlilan pasca
saudara meninggal di dalam nu menggelar tahlilan guna menghibur kuluarga yang di
tinggalkan.
SOAL NO 5

5. Surat Ali Imran (3) ayat 104 sebagai berikut:

Tulis kembali ayat tesebut beserta harokatnya dan jelaskan apa hubungan ayat tersebut
dengan pemikiran KH. Ahmad Dahlan? (bobot 20%)

JAWAB

Harokat surah al-imran ( 3 ) ayat 104

1. Idgham bighunnah karena huruf nun sukun bertemu huruf mim bertasydid. Dibaca masuk
dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.

2. Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf kaf. Cara membacanya samar dengan dengung
dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti bunyi "ng".

3. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf hamzah. Cara membacanya
dengan jelas.
4. Ghunnah sebab mim bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan
3 harakat.

5. Idgham bighunnah karena huruf ta berharakat dhamah tanwin bertemu huruf ya bertasydid.
Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.

6. Qalqalah sughra karena huruf qalqalah dal berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat.
Cara membacanya dipantulkan secara ringan.

7. Mad asli atau mad thabi’i karena huruf 'ain berharakat dhamah bertemu wau sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2
harakat.

8. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf kha. Dibaca secara jelas.

9. Mad lin karena huruf ya sukun didahului oleh huruf kha berharakat fathah. Dibaca panjang
2 harakat.

10. Mad asli atau mad thabi’i karena huruf ra berharakat dhamah bertemu wau sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2
harakat.

11. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf mim. Dibaca secara jelas.

12. Mad asli atau mad thabi’i karena huruf ra berharakat dhamah bertemu wau sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2
harakat.

13. Idzhar sebab huruf nun sukun bertemu huruf ha. Dibaca jelas tidak berdengung sama
sekali.

14. Mad lin karena huruf wau sukun didahului oleh huruf ha berharakat fathah. Dibaca panjang
2 harakat.

15. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf mim. Dibaca secara jelas.

16. Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf kaf. Cara membacanya samar dengan dengung
dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti bunyi "ng".

17. Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca
panjang 4 atau 5 harakat.

18. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf mim. Dibaca secara jelas.

19. Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya
dengan dipanjangkan 2 sampai 6 harakat.

Pemaknaan K.H Ahmad Dahlan pada QS. Ali Imran 104 dititikberatkan tentang pentingnya
sebuah perkumpulan yang terorganisir dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar. Gerakan yang
terorganisir mampu menjangkau banyak aspek. Proses berpikir K.H Ahmad Dahlan tentang
“perkumpulan yang menyeru kepada yang ma’ruf dan menjauhi yang mungkar” dan
“masyarakat islam” bagaikan anak tangga. Ali Imran 104 adalah dasarnya
SOAL NO 6
6. Konsep pendidikan yang dibangun oleh KH. Ahmad Dahlan terinspirasi dari surat al-
Ma’un. Jelaskan bagaimana pengaruh teologi al-Ma’un terhadap konsep pendidikan
Muhammadiyah? (bobot 20%)
JAWAB

Pengaruh teologi al-Ma’un terhadap konsep pendidikan Muhammadiyah : Dilandasi oleh


semangat al-MaÂ’un, Muhammadiyah mengaktualisasikan doktrin-doktrin agama itu
dalam gerakan kongkrit. Doktrin-doktrin itu lebih dikenal dengan teologi al-MaÂ’un atau
teologi keberpihakan. Penelitian ini bertujuan untuk:
1). Mendeskripsikan konsep teologi al-MaÂ’un dalam pendidikan Muhammadiyah
2). Mengkritisi implementasi teologi al-MaÂ’un dari waktu ke waktu yang dinilai
mengalami
penyimpangan, terlebih karena pengaruh globalisasi tersebut.
Akhir dari Penelitian ini menemukan kesimpulan bahwa sebagai sebuah konsep,
teologi al-MaÂ’un memang cukup ideal karena bukan hanya diterapkan pada awal-awal
kelahiran Muhammadiyah, namun juga tertuang dalam dokumen-dokumen penting
Muhammadiyah seperti hasil Munas maupun Muktamar. Namun dalam implementasinya
ia mengalami pembelokan-pembelokan atas pengaruh globalisasi. Dalam perkembangan
terkini diharapkan al-MaÂ’un dapat menjadi alternatif counter hegemony atas
menggejalanya kapitalisasi pendidikan. Atas kenyataan di atas, maka revitalisasi teologi
al-MaÂ’un dalam pendidikan Muhammadiyah menjadi sebuah agenda besar. Gagasan ini
adalah sebuah ikhtiar mencari alteranatif pengentasan kemiskinan dan mewujudkan hak
dasar manusia atas pendidikan.
SOAL NO 7

7. Secara umum, menyebutkan bahwa Sumber Hukum Islam yaitu al-Qur’an, as-
Sunnah, Ijmak dan Qiyas. Sedang menurut Manhaj Tarjih Muhammadiyah adalah al-
Qur’an, as-Sunnah, dan Ijtihad. Jelaskan! Pemahaman saudara tentang kedua
pandangan tersebut? (bobot 20%)

JAWAB

Empat sumber hukum Islam beserta kedudukannya:


 Al-Quran
Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam
hukum Islam, Al-quran merupakan sumber utama. Karena Alquran dijamin
keontentikannya dan juga terhindar dari intervensi tangan manusia. Meski merupakan
sumber hukum utama, Abdullah Ahmad An-Naim dalam buku Dekonstruksi Syariah
menyebut bahwa Alquran bukanlah kitab hukum maupun kitab kumpulan hukum.
 Hadist
Menurut Al-Ghouri dalam Mu’jam al-Mushthalahat al-Haditsah, hadist adalah segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW dari perkataan, perbuatan, taqrir
(keputusan), atau sifat. Dalam agama Islam, hadist merupakan sumber hukum setelah
Alquran.
 Ijma
Secara bahasa, ijma adalah memutuskan dan menyepakati sesuatu. Ijma dapat dipahami
sebagai sebuah kesepakatan ulama mengenai suatu perkara bila tidak terdapat
penjelasan yang spesifik dalam Alquran dan Hadist.
 Qiyas
Qiyas merupakan perluasan dari hukum yang ada. Qiyas adalah salah satu metode untuk
menentukan hukum sesuatu yang baru dan belum dikenal sebelumnya, dengan cara
mencari padanannya dengan hal yang sebelumnya diketahui dan sudah diatur dalam
Alquran dan Hadits.

Pengertian Ijtihad Menurut Manhaj Tarjih Muhammadiyah


 Kata ijtihad berasal dari kata “al-jahd” atau “al-juhd”, yang memiliki arti “al-masyoqot”
(kesulitan atau kesusahan) dan “athoqot” (kesanggupan dan kemampuan) atas dasar
pada firman Allah Swt dalam QS. Yunus ayat 9 yang artinya: ..”dan (mencela) orang
yang tidak memperoleh (sesuatu untuk disedekahkan) selain kesanggupan”. Pengertian
ijtihad sendiri dapat dilihat dari dua sisi, yakni pengertian ijtihad secara etimologi dan
pengertian ijtihad secara terminologi. Pengertian ijtihad secara etimologi memiliki
pengertian: “pengerahan segala kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit”.
Sedangkan pengertian ijtihad secara terminologi adalah penelitian dan pemikiran untuk
mendapatkan sesuatu yang terdekat pada kitabullah (syara) dan sunnah rasul atau yang
lainnya untuk memperoleh nash yang ma’qu; agar maksud dan tujuan umum dari
hikmah syariah yang terkenal dengan maslahat. Kemudian Imam al-Amidi menjelaskan
pengertian ijtihad yaitu mencurahkan semua kemampuan untuk mencari hukum syara
yang bersifat dhanni, sampai merasa dirinya tidak mampu untuk mencari tambahan
kemampuannya itu. Sedangkan menurut mayoritas ulama ushul fiqh, pengertian ijtihad
adalah pencurahan segenap kesanggupan (secara maksimal) seorang ahli fikih untuk
mendapatkan pengertian tingkat dhanni terhadap hukum syariat.

Anda mungkin juga menyukai