Halo teman-teman, setelah kemarin kita membahas periodisasi sejarah islam untuk
menambah wawasan kita tentang islam mari kita tambah wawasan kita tentang
karakteristik agama islam, baca artikel ini sampai habis ya.
Islam yaitu kata turunan dari kata salama yang berarti sejahtera, tidak tercela dan tidak
pula cacat. Sedangkan menurut syekh Muhammad Naquib Al-Attas islam yaitu
penyerahan diri kepada Allah SWT dari segi terminologis.
Berikut ini beberapa karakteristik agama islam yang harus kita ketahui:
Sejak diturunkan, Islam memusatkan perhatian kepada Allah SWT. Didasarkan pada tauhid (ke-
esaan Allah)
pixabay
Karakteristik agama islam menurut Al-Qur’an ada beberapa yang harus kita ketahui
diantaranya:
1. Ketuhanan atau Rabbaniyah: Yaitu ajaran yang sumbernya dari Allah SWT bukan
dari manusia.
2. Kemanusian atau Insânîyyah: yaitu Semua tuntunannya sesuai dengan fitrah
manusia. Pengaturan yang dilakukan bertujuan untuk menjaga agar fitrah tidak
membawa pada runtuhnya nilai kemanusiaan, namun tidak berlawanan.
3. Realistis atau Al-Waqi’îyyah: Yaitu ajarannya dapat diamalkan oleh semua
manusia, terlepas dari status sosial dll.
4. Ketercakupan semua aspek atau Asy-Syumûl: Yaitu Ajarannya menyangkut
segala aspek kehidupan.
5. Tidak memberatkan atau ‘Adam Al-Haraj: Yaitu Islam bertujuan menyelamatkan
manusia, bukan memberatkannya.
6. Moderasi atau Al-Wasathîyyah: Yaitu tuntunannya bersifat
pertengahan. Menjadikan kehidupan dunia untuk kebahagiaan akhirat.
7. Kejelasan atau Al-Wudhûh: Yaitu ajarannya jelas dan logis. Tidak ada yang
bertentangan dengan akal.
8. Penahapan dan Keberangsuran atau At-Tadarruj: Yaitu ajaran Islam diturunkan
secara bertahap. Diawali dengan hal yang berkaitan dengan akidah lalu persoalan
hukum.
9. Sesuai dengan semua tempat dan situasi atau Al-Khair, nilai-nilai universal, yaitu
prinsip dan ketentuan berkaitan dengan fitrah dan keperluan tetap manusia,
contoh kasih sayang orangtua, kebutuhan akan makanan, dan pakaian.
10. Sedikitnya tugas-tugas keagamaan atau Qillat At-Taklîf: Yaitu islam tidak
membebani manusia dengan tugas yang berat dan banyak. Semua disesuaikan
dengan kemampuan manusia itu sendiri.
Berdasarkan karakter di atas bisa kita simpulkan bahwa islam merupakan agama yang penuh
dengan nilai kebaikan
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersifat selektif, yaitu
tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan
Islam.
Islam merupakan sebuah paradigm terbuka, islam adalah mata rantai peradaban dunia.
Banyak contoh yang bisa dijadikan bukti tentang peranan Islam sebagai mata rantai
peradaban dan kebudayaan dunia.
Dengan meletakkan agama sebagai sasaran penelitian budaya tidaklah berarti agama
yang diteliti itu merupakan hasil kreasi budaya manusia.
Sebagian agama tetap diyakini sebagai wahyu dari Tuhan, yang dimaksud bahwa
pendekatan yang digunakan disitu adalah pendekatan penelitian yang lazim digunakan
dalam penelitian budaya.
Sedangkan budaya yang berdasarkan agama, bisa berubah dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat. Sebagian besar budaya didasarkan pada agama, tidak pernah
sebaliknya.
Oleh karena itu, agama seperti primer dan budaya seperti sekunder. Budaya bisa berupa
ekspresi hidup keagamaan karena budaya sub ordinat terhadap agama dan tidak
pernah sebaliknya Agama pada hakikatnya mengandung dua kelompok ajaran, yaitu:
1. Kelompok pertama, ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui para Rosul-Nya
kepada masyarakat manusia. Ajaran dasar ini terdapat dalam kitab-kitab suci dan
ajaran-ajaran itu memerlukan penjelasan, baik mengenai arti dan
pelaksanaannya.
2. Kelompok kedua, karena merupakan penjelasan dan hasil para pemikiran pemuka
atau ahli agama, pada hakikatnya tidaklah absolute, tidak mutlak benar, dan tidak
kekal.
Kelompok dua bersifat relative, nisbi dan bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Dalam Islam, kelompok pertama terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits mutawatir.
Sedangkan kelompok kedua ini diambil dari penjelasan-penjelasan para pemuka atau
ahli agama tersebut.
1. Islam datang dari sisi Allah SWT dan sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa
yang menjadi kebaikan bagi hamba-hamba-Nya.
2. Islam menjelaskan awal kejadian manusia dan akhir kehidupannya, serta tujuan
manusia diciptakan.
3. Islam adalah agama fitrah. yaitu tidak akan pernah bertentangan dengan fitrah
dan akal pikiran manusia.
4. Islam adalah ilmu syar’i. Ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah,
dan ilmu mengangkat derajat orang-orang yang memilikinya ke derajat yang
paling tinggi.
5. Allah Azza wa Jalla menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan bagi
orang yang berpegang teguh kepada Islam dan menerapkannya dalam
kehidupan, baik bagi perorangan maupun masyarakat.
6. Dalam agama Islam terdapat penyelesaian bagi segala problematika, karena
syari’at dan dasar-dasar ajarannya mencakup segala hukum bagi segala peristiwa
yang tidak terbatas.
7. Syari’at Islam adalah syari’at yang paling bijak dalam mengatur semua bangsa,
paling tepat dalam memberikan solusi dari setiap masalah, memperhatikan
kemaslahatan dan sangat memperhatikan hak-hak manusia.
8. Islam merupakan agama yang fleksibel cocok untuk semua tempat, zaman,
bangsa dan berbagai macam situasi).
9. Islam merupakan agama cinta, kebersamaan, persahabatan dan kasih sayang
sesama kaum muslim.
10. Islam adalah agama kesungguhan, keseriusan dan amal.
11. Islam adalah agama yang sangat jauh dari kontradiksi.
12. Islam itu sangat jelas dan sangat mudah, mudah dipahami oleh setiap orang.
13. Islam mengajak kepada akhlak mulia dan amal soleh.
14. Islam memelihara kesehatan.
15. Islam seiring dengan penemuan ilmiah. Oleh karena itu tidak mungkin penemuan
ilmiah yang benar ber-tentangan dengan nash-nash syari’at Islam yang jelas.
Kedua, sisi pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin bisa dirasakan oleh indera dan
akal, berbentuk pengalaman-pengalaman faktual maupun pengalaman-pengalaman
pikir, baik yang berasal dari wahyu maupun dari sunah maupun dari para pemeluk
(kebudayaan).
Sisi pertama lebih menekankan pada kehidupan akhirat dan sisi kedua lebih menekanan
pada kehidupan dunia.
Semua yang terlibat dalam pendidikan harus berpedomankan kepada wahyu Tuhan
tersebut.
Dari segi sebagai pengajar, pekerjaan itu terpuji karena merupakan penerus tugas Nabi,
di samping itu perbuatan itu merupakan amal jariah yaitu amal yang terus berlangsung
sampai yang bersangkutan meninggal dunia.
Penutup
Demikianlah pembahasan kita kali ini tentang Karakteristik Agama Islam. Semoga artikel
ini bisa menambah wawasan kita. Jangan lupa share ke teman-teman kalian juga ya
pengatahuan islam
Di sini dijelaskan tentang pengarahan hukum,hukum Islam, hukum Indonesia,
dan pengatahuan umum
FRIDAY, 29 JANUARY 2016
Endang Saifuddin mengemukakan defenisi sebagai berikut: kebudayaan adalah hasil karya
cipta (pengolahan, pengarahan dan pengarahan terhadap alam) oleh manusia dengan kekuatan
jiwa (pikiran perasaan, kemauan, intuisi, imajinasi fakultas-fakultas ruhaniah lainnya) dan
raganya, yang menyatakan diri dalam berbagai kehidupan (hidup ruhaniah penghidupan hidup
lahiriah) manusia, sebagai jawaban atas segala tantangan, tuntutan dan dorongan dari intra diri
manusia dan ekstra diri manusia, menuju arah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan
manusia.(spritual dan material) manusia, baik individu maupun masyarakat ataupun individu dan
masyarakat.[3]
A.H. Hasanuddin mengemukakan fungsi agama itu adalah:[4]
1. Mendidik manusia, jadi tenteram dan damai, tabah dan tawakal, ulet dan percaya pada diri
sendiri.
2. Membentuk manusia jadi berani berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan dengan kesiapan
mengabdi dan berkorban.
3. Mencetak manusia jadi sabar, enggan atau takut untuk melakukan pelanggaran yang menjurus
kepada dosa.
4. Memberi sugesti manusia, agar dalam jiwanya tumbuh sifat mulia terpuji dan penyantun, toleran
kepada dosa.
Peranan agama itu sebagai tali kekang
1. Tali kekang dari pada pengembara akal pikiran (yang liar dan binal)
2. Tali kekang dari gejolak hawa nafsu (yang angkara murka)
3. Tali kekang dari pada ucapan dan perilaku (yang keji dan biadab).
C. Tujuan Agama Islam Dalam Kehidupan Manusia
Salah satu syarat kehidupan manusia yang teramat penting adalah keyakinan, yang oleh
sebagaian orang dianggap menjelma sebagai agama. Agama ini bertujuan untuk mencapai
kedamaian rohani dan kesejahteraan jasmani. Dan untuk mencapai kedua ini harus diikuti
dengan syarat yaitu percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
[4]
Orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa selalu merasa dilindungi oleh tuhan
dalam suasana, keadaan yang bagaimanapun mereka tidak merasa takut.
Tuhan tidak akan mengizinkan, mengingat kebutuhan manusia akan rasa aman itulah yang
menjadi pokok atau pangkal utama bagi manusia untuk mempercayai/Tuhan dan perlunya hidup
beragama.
Setiap orang yang percaya akan kebesaran Tuhan yang menciptakan alam semesta ini
mereka akan selalu memuja atas rahmat-Nya. Setiap daerah, setiap agama dan setiap agama
mempunyai cara-cara tersendiri untuk mendekatkan diri dan memuja kepada Tuhan. Misalnya,
seperti Bali, yang mana sebagian penduduk memeluk agama hindu-dharma. Mereka mempunyai
cara tersendiri di dalam melakukan pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Mereka memuja
Tuhan dengan memakai sesajen yang berisi berbagai macam buah-buahan dan kembang yang
berwarna-warni, yang semanya ditujukan untuk memuja tuhan. Begitu pula halnya dengan
daerah-daerah lain seperti: Jawa, Madura, Kalimantan, Sumatera dan lain sebagainya semua
mempunyai cara-cara tersendiri untuk mendekatkan diri dan memuja Tuhan sesuai dengan
agamanya masing-masing. Meskipun caranya berbeda-beda, akan tetapi tujuannya sama yaitu
Tuhan Yang Maha Kuasa sang pencipta alam dunia ini.
Kapanpun dan di manapun kita berada, kalau kita senantiasa mengingat_Nya, meskipun
dalam keadaan bahaya kita pasti bias untuk mengatasinya. Kita bisa menyelesaikan segala
sesuatu dengan penuh keenangan dan bijaksana. Dan untuk mencapai semua ini cukup kita
dengan melakukan ibadat, sembahyang maupun dengan doa-doa yang semuanya bertujan untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan.
Yang jelas dan yang paling dapat diterima adalah bagi agama monoteisme, yakni Tuhan
yang bersifat Ar-Rahman Ar-Rahim, yaitu Tuhan yang menyayangi dan menentramkan. Tuhan
yang memenuhi jiwa manusia. Manusia dengan jalannya sendiri-sendiri selalu berusaha untuk
mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa. Kita tidak tahu dimana tuhan itu berada, dan
bagaimana bentuknya, rasaNya, bauNya. Kita tahu itu tahu itu semua. Tetapi yang jelas tuhan itu
ada, dan kita mempercayainya.
5
Karena tanpa adanya Tuhan, kehidupan ini, beserta segala isi dunia ini tidak akan ada. Dengan
percaya kepada-Nya, dan selalu mengingat_Nya, maka kita akan bias tenang dan tenteram dalam
menghadapi segala hal.[5]
Adapun yang tujuan agama Islam terhadap kehidupan manusia adalah:[6]
1. Penyelamat manusia baik di dunia maupun di akhirat
Firman Allah dalam al-Qur’an surat Ibrahim: 1
Artinya: Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu)
menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Firman Allah SWT dalam surat al-‘Alaq: 4-5
2. Pengendalian diri
Firman Allah dalam surat ar-Rum: 33
Artinya: “Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali
bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit
rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya,”
3. Menjamin kebahagiaan manusia dunia dan akhirat
Firman Allah SWT dalam surat al-Isra’: 9
[6]
Artinya: “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi
kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka
ada pahala yang besar.”
Firman Allah SWT dalam surat al-A’raf: 18
7
Begitu juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya akan selalu tentram karena
setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan ketetapan Allah dan yang membedakan derajat
manusia dimata Allah bukanlah hartanya melainkan keimanan dan ketakwaannya.
d. Pengendali Moral
Setiap manusia yang beragama yang beriman akan menjalankan setiap ajaran agamanya.
Terlebih dalam ajaran Islam, akhlak amat sangat diperhatikan dan di junjung tinggi dalam Islam.
Pelajaran moral dalam Islam sangatlah tinggi, dalam Islam diajarkan untuk menghormati orang
lain, akan tetapi sama sekali tidak diperintah untuk meminta dihormati.
Islam mengatur hubungan orang tua dan anak dengan begitu indah. Dalam Al-Qur’an ada ayat
yang berbunyi: “dan jangan kau ucapkan kepada kedua (orang tuamu) uf!!” Tidak ada ayat
yang memerintahkan kepada manusia (orang tua) untuk minta dihormati kepada anak.
Selain itu Islam juga mengatur semua hal yang berkaitan dengan moral, mulai dari berpakaian,
berperilaku, bertutur kata hubungan manusia dengan manusia lain (hablum
minannas/hubungan sosial). Termasuk di dalamnya harus jujur, jika seorang berkata bohong
maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya contoh kecil peraturan Islam yang berkaitan
dengan moral. Masih banyak lagi aturan Islam yang berkaitan dengan tatanan perilaku moral
yang baik, namun tidak dapat sepenuhnya dituliskan disini.
E.Ruang Lingkup Islam
Secara garis besar ruang lingkup Islam terbagi atas tiga bagian yaitu:
1. Hubungan manusia dengan penciptanya (Allah SWT)
Firman Allah:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS.
Az Zariyat: 56)
Firman Allah:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah:
5)
8
2. Hubungan manusia dengan manusia
Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan,
kenegaraan, perekonomian dan lain-lain. Konsep dasar tersebut memberikan gamabaran tentang
ajaran yang berkenaan dengan: hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula sebagai
ajaran kemasyarakatan. Seluruh konsep kemasyaraktan yang ada bertumpu pada satu nilai, yaitu
saling menolong antara sesama manusia.
“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al Maidah: 2)
Manusia diciptakan Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka hidup berkelompok
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Mereka saling membutuhkan dan saling mengisi sehingga
manusia juga disebut makhluk sosial, manusia selalu berhubungan satu sama lain. Demikian pula
keragaman daerah asal.
Tidak pada tempatnya andai kata diantara mereka saling membanggakan diri. Sebab kelebihan
suatu kaum bukan terletak pada kekuatannya, kedudukan sosialnya, warna kulit,
kecantikan/ketempanan atau jenis kelamin. Tapi Allah menilai manusia dari takwanya.
3. Hubungan manusia dengan makhluk lainnya/lingkungannya
Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam ini mengandung manfaat bagi
manusia. Alam raya ini berwujud tidak terjadi begitu saja, akan tetapi diciptak oleh Allah dengan
sengaja dan dengan hak.
“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi
dengan hak?” (QS. Ibrahim; 19)
Manusia dikaruniai akal (sebagai salah satu kelebihannya), ia juga sebagai khalifah di muka
bumi, namun demikian manusia tetap harus terikat dan tunduk pada hukum Allah. Alam
diciptakan oleh Allah dan diperuntukkan bagi kepentingan manusia
F.Hakekat Agama Islam
11
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Maha Suci Allah, ucapan ini adalah
sebagaimana perkataan kaumnya Musa ( ( )اْج َع ْل َلَن ا ِإَلًها َك َم ا َلُهْم آِلَه ٌةyang artinya: Wahai Musa!
Jadikanlah untuk kami sebuah sembahan sebagaiman mereka memiliki sembahan), demi
jiwaku yang berada di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang sebelum
kalian”. HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani.
Demi Allah, sungguh tidak ada manusia yang paling lembut, santun, kasih sayang selain
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tetapi beliau tetap tegas dan keras ketika hal itu
dibutuhkan.
Contoh lain:
َفَقاَل « َج َع ْلَت ِنى ِهَّلِل َع ْد ًال َب ْل َم ا َش اَء ُهَّللا َو ْح َدُه. » َع ِن اْب ِن َع َّباٍس رضي هللا عنه َأَّن َر ُج ًال َق اَل َي ا َر ُسوَل ِهَّللا َم ا َش اَء ُهَّللا َو ِش ْئ َت
Artinya: “Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa ada seorang yang
berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Sesuai dengan apa yang telah
dikehendaki Allah dan anda (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam)”, lalu Nabi
membalas ucapannya: “Kamu telah menjadikanku sejajar dengan Allah, akan tetapi
(katakanlah) sesuai dengan Kehendak Allah satu-satu-Nya”. HR. Ahmad dishahihkan oleh Al
Albani.
Contoh lain: Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, meskipun beliau berlemah lembut ketika memanggil
bapaknya, tetap saja beliau mencegah kemungkaran yang dilakukan bapak beliau:
{( ) َي ا َأَبِت اَل َت ْع ُبِد الَّش ْي َط اَن ِإَّن الَّش ْي َط اَن َك اَن ِللَّر ْح َم ِن َعِص ًّي ا43( َي ا َأَبِت ِإِّن ي َقْد َج اَء ِني ِمَن اْلِع ْلِم َم ا َلْم َي ْأِتَك َف اَّت ِبْع ِني َأْه ِدَك ِص َر اًط ا َس ِو ًّي ا
)45( ) َي ا َأَبِت ِإِّن ي َأَخ اُف َأْن َيَمَّسَك َع َذ اٌب ِمَن الَّر ْح َم ِن َفَت ُك وَن ِللَّش ْي َط اِن َو ِلًّي ا44} [45 - 43 :]مريم
Artinya: “Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan
yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu
jalan yang lurus”. “Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu
durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah”. “Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir
bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan
bagi setan”. QS. Maryam: 43-45.
Lihat! bagaimana Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tetap memanggil dengan panggilan yang lembut
tapi tetap juga AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR.
Pesan yang ingin disampaikan dalam tulisan ini adalah:
1. Janganlah dengan dalih “Islam adalah agama yang lembut, santun dan penuh kasih sayang“,
akhirnya membenarkan yang salah atau menyalahkan yang benar.
2. Janganlah dengan dalih “Islam adalah agama yang lembut, santun dan penuh kasih sayang“,
akhirnya menyembunyikan kebenaran.
3. Janganlah dengan dalih “Islam adalah agama yang lembut, santun dan penuh kasih sayang“,
akhirnya tidak berani mengatakan ini salah, ini kesyirikan, ini bid’ah, ini maksiat dan tidak boleh
dikerjakan.
Ingatlah…
: قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم: عن عائشة رضي هللا عنها قالت
« َم ِن اْلَت َمَس ِر َض اَء ِهَّللا ِبَس َخ ِط الَّن اِس رضي هللا عنه وأرضى الناس عنه َو َم ِن اْلَت َمَس ِر َض اَء الَّن اِس ِبَس َخ ِط ِهَّللا سخط هللا عليه وأسخط عليه
الناس » رواه ابن حبان
12
Artinya: “Aisyah radhiyallah ‘anha berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Siapa yang mencari keridhaan Allah dengan kemarahan manusia maka Allah kan meridhainya
dan menjadikan manusia ridha kepadanya, dan siapa yang mencari keridhaan manusia dengan
kemurkaan Allah maka Allah akan murka kepadanya dan menjadikan manusia murka
kepadanya”. HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Al Albani.
Ingatlah…
َو ِإْن َك اَن ُم ًّر ا، ” ُقِل اْلَح َّق: َقال َر ُسوُل ِهللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم: ” َع ْن َأِبي َذ ٍّر رضي هللا عنه َق ال.
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Katakanlah yang benar meskipun hal itu pahit“. Hadits riwayat Ibnu Hibban dan dishahihkan
dengan riwayat-riwayat pembantu oleh Al Albani.
Ingatlah…
) واُلمتكِّلم بالباطل شيطاٌن ناطق, ( الساكُت عن الحِّق شيطان أخرس: قال أبو علي الَّدقاق رحمه هللا
Abu Ali Ad Daqqaq rahimahullah (w: 516H) berkata: “Orang yang diam dari kebenaran adalah
setan yang bisu, sedang yang berbicara dengan kebatilan adalah setan yang berbicara”. Lihat
kitab I’lam Al Muwaqqi’in dan Al Jawab Al Kafi, karya Ibnul Qayyim.
G.URGENSI AGAMA ISLAM DALAM KEHIDUPAN
Segala puji bagi Allah yang telah meridhai agama Islam sebagai jalan hidup bagi hambanya,
lalu memuliakan orang yang berpegang teguh dengan ajarannya serta menahan diri dari segala
larangan-Nya.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah yang Maha Melihat dan
Maha Mendengar, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang
membawa kabar gembira dan peringatan bagi manusia.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
kepada semua keluarga dan sahabatnya yang mulia.
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
diriyang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan namanya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (An-nisaa' (4) : 1)
"Hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku sempurnakan atasmu
nikmatku,dan telah Aku ridhai bagimu Islam sebagai agama."(Al-Maidah (5) : 3)
Sesungguhnya manusia bagaimanapun ia diberi kekuatan, harta, ilmu dan kekuasaan, ia tak
sanggup berdiri sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya, si kaya tidak bisa hidup
tampa si miskin, yang kuat tidak akan eksis tanpa yang lemah, orang pintar tidak dianggap
kalau tak ada orang bodoh, begitu juga sang raja tidak tidak bisa memerintah jika tak ada
rakyat. Jadi, kehadiran orang lain dalam hidup ini adalah merupakan kemestian, hidup bersama
mereka adalah kebutuhan asasi yang tidak bisa ditawar-tawar, demi mewujudkan kebahagiaan
dan kemakmuran dalam hidup ini.
13
Namun, akankahkebahagiaan itu kan tercapai secara sempurna? Rasanya semua itu mustahil
kalau dalam upaya mencapai kebahagiaan tersebut tidak diatur oleh petunjuk dan rambu-rambu
yang memberikan rasa aman kepada mereka yang berjalan di atas dunia ini. Selanjutnya kita
membutuhkan aturan-aturan yang jelas, undang-undang yang adil dan bijaksana, undang-
undang yang mencegah orang-orang zhalim berbuat onar,yang memberikan keadilan bagi yang
dizhalimi. Undang-undang yang mampu menahan manusia dari melanggar batas-batas
larangan Allah, sehingga mereka tetap berada pada asas kewajaran dan keseimbangan yang
ditetapkan Allah. Agar supaya hawa nafsu yang menjadi sumber segala kejahatan dan
kerusakan di dunia ini bisa diredam, dan tidak merajalela menguasai manusia untuk
menghancurkan kebahagiaannya.
Lalu, adakah undang-undang yang sesempurna ini? Kalau kita cari, tidak akan kita dapatkan
kecuali pada agama. Hanya agamalah yang mampu melunakkan watak manusia yang keras
seperti batu, yang mampu membersihakan jiwa dari kotoran dan karat-karat penyakitnya,
sehingga bisa menyinari jalan hidupnya.
Kalau kita bertanya, "Kenapa agama memperingatkan kita untuka menjauhi iri hati dengki, tipu
daya,aniya, permusuhan, dan semua bentuk kejahatan. Lalu menganjurkan kita untuk
berakhlak mulia dan berbuat baik. Tentu itu semua adalah untuk membersihkan jiwa dan hati
kita agar mudah menyerap cahaya hidayah Allah yang akan menerangi hidup ini, menuju
kbahagiaan dunia dan akhirat.
Kalau kita perhatikan agama-agama samawi (yang diturunkan oleh Allah) semuanya mengajak
kepada Allah, menganjurkan pemeluknya kepada akhlak yang mulia dan budi pekerti yang
tinggi. Akan tetapi Islam adalah lain daripada yang lain, agama Islam adalah yang paling
istimewa. Sebab Islam agama yang terakhir, dialah agama yang paling sempurna ajarannya,
yang paling indah aturannya, yang paling jelas hujjahnya.
Demikianlah Islam membawa kemaslahatan manusia baik dunia maupun akhirat, dan
menyampaikan manusia kepada kebahagiaan yang hakiki nan abadi. "Katakanlah ini jalan
(agama)ku dan orang-orang yang mengikutiku, mengajak kamu kepada Allah dengan hujjah
yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik." (Yusuf (12) :
108).
Agama islam agama yang tidak bertentangan dengan akal sehat, bahkan agama islam selalu
menagjak manusia untuk selalu menggunakan akal untuk berpikir tentang hakekat kehidupan
ini. Di dalam Al-qur'an banyak kita menemukan ayat-ayat yang mengajak manusia untuk
berpikir tentang hakikat kehidupan ini untuk menumbuhkan iman kepada Allah, agar iman itu
menembus masuk ke dalam jiwa, bersarang di lubuk hati yang paling dalam.
Perhatikanlah bagaimana Allah menerangi akal manusia dengan ayat-Nya; "Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di
laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa
air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah (keringnya) dan Dia sebarka di bumi segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang di antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang berakal."(Al-Baqarah (2)
: 164).
14
Di sisi lain agama islam adalah agama yang sangat indah ,di dalamnya terdapat ajaran dan
bukti-bukti kebenaran yang berdasar pada tauhid, yang bercirikan keadilan dan persamaan,
aturan pergaulannya yang bersendikan cinta kasih dan toleransi, ibadahnya menumbuhkan jiwa
ikhlas dan pengorbanan, mengeratkan hubungan antara hamba dan penciptanya dan
meneguhkan ikatan persatuan dan kesatuan antar sesama.
Maka, jelaslah bahwa hanya Islamlah yang menjamin kedamaian masyarakat dalam
mencapai kebahagiaan, karena tidak yang diutamakan diantara manusia kecuali orang-orang
yang berbuat baik dan bertakwa. "Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah
adalah orang yang aling takwa di antara kamu, sesungguhnya Allah Maha mengetaui dan
Maha Mendengar." (Al-Hujurat (49) : 13)
Ini adalah sebagian dari ketinggian ajaran islam, maka kami mengajak para hadirin untuk
meningkatkan takwa kita kepada Allah, selalu berpegang teguh kepada ajaran agama,
meningkatkan amal ibadah, serta mengeratkan tali persaudaran, dengan cara tolong menolong
antar sesama. "Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran" (Al-Maidah (5) : 2). "Dan jika
kamu berpaling maka ketahuilah bahwa kewajiban Rasul kami, hanyalah menyampaikan
(amanat) dengan terang." (Al-Maidah (5) : 92).
H.Cara Islam Menyelesaikan Permasalahan Hidup
Untuk mengetahui cara Islam menyelesaikan permasalahan hidup manusia, seseorang perlu
kembali meneliti dan memahami Fiqh Da’wah Rasulullah SAW. Yakni da’wah yang dibimbing
oleh wahyu Allah SWT, al-Quran al-Karim. Di waktu yang sama seseorang perlulah melihat
realiti masyarakat sewaktu Rasulullah SAW. diutuskan dari segi politik, ekonomi dan sosial
kerana dalam bidang-bidang inilah sering timbul masalah-masalah yang dihadapi oleh sesuatu
masyarakat, bangsa atau negara.
Ketika mana Muhammad Rasulullah SAW diutuskan, negeri Arab seperti Syam dan Yaman
yang subur dan kaya dengan hasil mahsul dikuasai oleh Romawi dan Parsi. Tinggallah Hijaz,
Tihamah dan Najd yang kering kontang, dilitupi padang pasir dan dimiliki secara bebas oleh
orang-orang Arab yang berpuak dan berqabilah.
Kalau difikirkan secara biasa, tanpa meyakini bahawa setiap tindakan baginda bersabit dengan
konsep Da’wah Islamiyyah sebenar dan metod penyampaian baginda adalah bimbingan wahyu
Allah SWT, maka sudah tentu seseorang akan membuat andaian-andaian bahawa:
15
1.Dalam kesempatan Muhammad Rasulullah SAW yang memiliki sifat-sifat kepimpinan,
kewibawaan dan pernah diberi kepercayaan oleh pembesar-pembesar Quraisy untuk
menyelesaikan masalah-masalah tertentu, maka sebelum baginda menjalankan Da’wah
Islamiyyah kepada masyarakat, sudah tentu dengan senang baginda dapat menyatupadukan
umat Arab yang berpuak dan berqabilah di bawah slogan Qaumiyyah ‘Arabiyyah demi
membebaskan bumi Arab dari dijajah oleh Romawi serta Parsi dan mengembalikan kuasa
politik ke tangan umat Arab.
Setelah umat Arab bersatu, buminya dirampas kembali dari tangan Rumawi dan Parsi dengan
semangat Qaumiyyah ‘Arabiyyah dan setelah kedudukan Muhammad sebagai pemimpin kukuh
maka dapatlah baginda, dengan kuasa dan kedudukan yang dimiliki, memantapkan ‘Aqidah
Tauhid untuk dianuti oleh masyarakat dan seterusnya mewartakan Islam sebagai cara hidup
mereka. Dengan cara ini, tentulah pada andaian seseorang yang hanya menggunakan aqal,
Muhammad Rasulullah SAW tidak akan menghadapi berbagai-bagai halangan, rintangan,
siksaan dan tentangan yang keras daripada Kafir Qura’isy selama 13 tahun dalam usaha untuk
menanamkan ‘Aqidah Tauhid ke dalam hati masyarakat dan menegakkan Islam sebagai ad-Din
(sistem hidup). Tetapi andaian ini bukanlah jalan yang sebenar.
2. Kesempatan yang lain, realiti ekonomi dan sumber kekayaan di zaman Rasulullah SAW
dikuasai oleh segolongan kecil dari masyarakat jahiliyyah. Mereka menguasai aktiviti
perniagaan berasaskan riba’. Majoriti rakyat hidup miskin dan melarat. Berdasarkan
kesempatan ini, mungkin seseorang mengandaikan jika Muhammad Rasulullah SAW berusaha
mengajak majoriti masyarakat yang miskin dan melarat, lalu menyatupadukan mereka dalam
satu saf bagi melepaskan diri daripada cengkaman golongan feudal dan meningkatkan taraf
hidup mereka, nescaya Rasulullah SAW dengan senang dapat mempengaruhi dan menyatukan
mereka. Selepas itu bolehlah Rasulullah SAW menegakkan ‘Aqidah Tauhid dan seterusnya
mentatbiqkan undang-undang Islam dalam kehidupan masyarakat, tanpa bersusah payah
menghadapi tentangan masyarakat Quraisy yang agresif hingga ke tahap ingin membunuh
baginda. Tetapi andaian ini bukanlah jalan yang sebenar.
3. Kesempatan yang lain pula, realiti sosial dari sudut moral dan akhlak orang-orang Arab
ketika itu amatlah menyedihkan. Sesiapa yang kuat dialah berkuasa. Permusuhan, kezaliman
dan pergeseran sesama sendiri sering berlaku. Anak gadis ditanam hidup-hidup. Kemabukan
arak, perjudian, amalan pelacuran dan seumpamanya berleluasa. Mungkin seseorang
mengandaikan sekiranya Muhammad Rasulullah SAW mengisytihar dari awal-awal lagi suatu
bentuk Da’wah Islamiyyah yang bertujuan membaiki moral, membentuk disiplin dan
membangunkan akhlak tanpa menekankan permasalahan iman, nescaya Rasulullah SAW akan
mendapat sambutan dan sokongan majoriti penduduk tanah Arab. Lebih-lebih lagi pada ketika
itu masih terdapat di kalangan orang-orang ‘Arab yang mempunyai sifat-sifat dan `basic
morality’ yang baik. Tidak perlu Rasulullah SAW bersusah payah selama 13 tahun berda’wah
mengajak manusia supaya beriman kepada Allah SWT dan mentauhidkan-Nya. Tetapi andaian
ini bukanlah jalan yang sebenar.
16
Allah SWT Maha Mengetahui
Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui bahawa semua andaian di atas bukan jalan yang
betul untuk menyelesaikan masalah hidup manusia. Allah SWT Maha Mengetahui bahawa
masalah hidup manusia tidak dapat diselesaikan tanpa melalui proses pembentukan jiwa
berasaskan ‘aqidah yang sahih. ‘Aqidah yang akan menentukan sikap dan nilai sebenar.
Apabila ‘aqidah tauhid mengambil tempat dalam hati dan jiwa para sahabat Rasulullah SAW,
dalam suasana mereka menghadapi berbagai halangan dan tentangan yang keras, maka
terbentuklah ‘Aqidah Tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah SWT. Aqidah tauhid menjadi
keyakinan dalam jiwa mereka. Syari’ah dan peraturan Islam menjadi praktik hidup mereka.
Pencetus Dan Pengawas Yang Kuat
Apabila manusia mengenal Ilah, beribadah kepada-Nya semata-mata, membebaskan diri
daripada kesultanan manusia serta hawa nafsu dan apabila kalimah Lailaha Illallah menguasai
jiwa manusia, pada ketika itu Allah SWT akan menyempurnakan untuk mereka segala sesuatu
termasuklah andaian-andaian seperti tersebut di atas tadi. Dalam masa lebih kurang suku abad
sahaja, bumi Arab yang terdahulu dijajah oleh Romawi dan Parsi telah dapat dikuasai oleh
generasi yang dibentuk oleh Rasulullah SAW melalui proses keimanan kepada Allah SWT dan
prinsip-prinsip keimanan yang lain.
Bersihlah masyarakat ‘Arab daripada sebarang bentuk kezaliman. Tertegaklah peraturan Islam
pilihan Allah SWT yang adil dan saksama untuk manusia. Bersihlah jiwa dan moral masyarakat
daripada saki baki jahiliyyah hingga jarang sekali hukum hudud, qisas dan ta’zir dijalankan pada
generasi yang unik ini.
Inilah pencetus dan pengawas yang kuat dan rapi bertapak di dalam hati dan jiwa mereka.
Pencetus dan pengawas dalaman bukan luaran semata-mata. Mereka melaku atau
meninggalkan sesuatu kerana Allah SWT dan inginkan balasan yang baik daripada-Nya. Inilah
rahsia sebenar yang mungkin tidak terfikir dan difikir oleh orang ramai ketika ini.
Realiti Umat Islam Kini
Sering terdengar percakapan-percakapan dan perbincangan-perbincangan di kalangan
pemuda-pemuda dan ahli-ahli fikir Islam dewasa ini mengenai keperluan umat Islam terhadap
kekuatan harta benda, ilmu pengetahuan dan pelbagai bidang ikhtisas untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi umat Islam dan membangunkan hidup mereka agar lebih maju
dan makmur. Namun, amat sedikit didapati perbicaraan dan tindakan yang serius tentang
keperluan umat Islam terhadap keimanan sebenar, perhubungan hati dengan Allah SWT,
kepatuhan kepada titah perintah-Nya dan mencari keredhaan-Nya dalam semua amalan.
17
Tegasnya, seseorang perlulah faham dan sedar bahawa setiap amalan yang lakukan dan
wasilah yang dimiliki, tanpa bersandarkan kepada dasar keimanan terhadap Allah SWT, akan
sia-sialah segala amalan dan wasilah itu di sisi Allah SWT. Begitu banyak harta yang menjadi
milik orang-orang Islam tetapi tidak menguntungkan Islam. Begitu juga halnya dalam bidang-
bidang lain.
Rahsia Kejayaan Generasi Awal
Kejayaan generasi para sahabat yang dibentuk Rasulullah SAW dalam mengejar matlamat
hidup bukanlah kerana mereka memiliki pelbagai wasilah dan alat kelengkapan yang cukup.
Rahsia kejayaan mereka ialah keimanan sejati, kepatuhan maksimum terhadap titah perintah
Allah SWT dan cita-cita mendalam untuk mendapat keredhaan serta pahala daripada-Nya.
Inilah rahsia menyebabkan mereka bersedia penuh menyahut setiap hajat dan keperluan Islam
dari masa ke semasa. Juga rahsia yang mendorong mereka berkorban dan bangun
melaksanakan setiap tuntutan Islam tanpa rasa berat walaupun menghadapi pelbagai
kesukaran.
Islam berhajatkan kerja-kerja da’wah. Maka tampillah para du’at yang jujur, berani dan sabar
menyampaikan risalah Allah SWT melalui lisan dan contoh teladan meskipun menghadapi
berbagai halangan dan tentangan daripada musuh. Mereka tetap meneruskan kerja-kerja
da’wah tanpa takut atau mundur ke belakang.
Islam memerlukan pengorbanan harta benda. Maka tampillah mereka yang memiliki harta
benda dan kekayaan, lalu menginfaq kepada Rasulullah SAW dengan penuh rela tanpa rasa
bakhil atau sayang kepada harta benda itu. Hinggalah terdapat di kalangan mereka yang
berkata kepada Rasulullah SAW, “Apa yang tuan ambil daripada kami adalah lebih baik
daripada apa yang tuan tinggalkan.”
Islam berkehendakkan pengorbanan jiwa untuk mempertahankan kesuciannya daripada
dicemari musuh. Maka berlumba-lumbalah mujahid-mujahid dan pejuang-pejuang Islam
memberi khidmat suci demi menyahut panggilan Allah SWT. Sungguh banyak pengorbanan,
sumbangan dan khidmat bakti mereka untuk kepentingan Islam semata-mata.
Islam Bermula Dengan Usul, Tidak Dengan Furu’
Islam tidak memulakan da’wah dengan mengenegahkan permasalahan furu’ tetapi
memulakannya dengan perkara usul (perkara asas atau dasar). Islam di peringkat awal, di
zaman Rasulullah SAW, tidak meminta manusia agar bangun berjihad di medan peperangan,
berpuasa, berzakat, meninggalkan arak, menjauhkan judi dan sebagainya. Tetapi Islam di
peringkat awal meminta dan menuntut supaya beriman kepada Allah SWT semata-mata.
Tegasnya Islam bermula dengan ‘aqidah, tidak bermula dengan taklif atau kewajipan. Aqidahlah
yang menjadi asas dalam perlaksanaan taklif (kewajipan). Islam bermula dengan batin , hati
dan fikiran manusia sebelum sesuatu yang lain. Dari titik tolak aqidah yang bertempat di hati
akan berlakulah perubahan dan pembangunan yang hakiki, yakni pembangunan insan di
tengah-tengah alam kebendaan.
18
Apabila perkara dasar ini menguasai hati dan fikiran mereka yang dibentuk oleh Rasulullah
SAW, lahirlah keperibadian ummah yang berorientasikan iman. Keperibadian itu menjadi
kenyataan. Mereka iltizam dan intizam kepada titah perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW
dalam berbagai aktiviti hidup pada setiap masa tanpa berhajatkan pengawasan luar. Segala
sesuatu yang terdahulu menjadi masalah dalam kehidupan mereka dapat diatasi dan
diselesaikan dengan senang.
Lihatlah bagaimana Rasulullah SAW menyelesaikan permasalahan arak hanya melalui tiga
potong ayat al-Quran al-Karim. Firman Allah SWT:
“Mereka bertanyakan engkau (Muhammad) mengenai arak dan judi. Katakanlah bahawa
kedua-duanya dosa besar dan ada manfaat-manfaat kepada manusia, dosa kedua-duanya
lebih besar daripada manfaatnya.”
- Surah al-Baqarah: ayat 219
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghampiri solah ketika kamu mabuk
hingga kamu tidak ketahui apa yang kamu katakan.” - Surah an-Nisa’: ayat 43
“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya arak, judi, berhala dan tenung nasib adalah
kotor dari amalan syaitan, maka hendaklah kamu menjauhinya agar kamu mendapat kejayaan.”
- Surah al-Maidah: ayat 90
19
[1] Harun, Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. (Jakarta:1985, Universitas Islam-
Press).hal.9
[2] Ibid.hal.24
[3] Dra. Rosniati Hakim, Pengantar Studi Islam (Padang:2003, Suluh) hal.154-155
[4] Ibid. hal. 56-57
[5] M. Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar: Kumpulan Essay Manusia dan
Budaya (Surabaya:1979.Usaha Nasional).hal. 69
[6] Op.Cit Rosniati. Hal. 59
Posted by Muhammad Iqbal at January 29, 2016
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: ibadah, ilmu, islam, pembahasan, pembelajaran, pembinaan, pendidikan, sekolah, sosial, susuna
n penilitian