Anda di halaman 1dari 7

Makalah Tentang

Q.S Al-Hujarat/49:12

Disusun oleh :

Nama : Nabila Alia Safitri

Kelas : X.A

SMK FARMASI KESUMA BANGSA

BANDAR LAMPUNG
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sebagian dugaan adalah dosa yakni dugaan yang tidak mendasar , Biasanya dugaan yang
tidak mendasar yang mengakibatkan dosa adalah dugaan buruk terhadap orang lain . Q.S. Al -
Hujurat 12 dengan tegas telah melarang melakukan dugaan buruk yang tampak mendasar, karena
akan dapat menjerumuskan seseorang kedalam dosa , Dengan menghindari dugaan dan prasangka
buruk , maka kita akan hidup tenang dan tentram serta produktif. Ayat tersebut juga membentengi
setiap anggota masyarakat dari tuntutan terhadap yang baru bersifat prasangka . tersangka belum
dinyatakan bersalah , belum terbukti kesalahannya, bahkan seseorang tidak dapat dituntut sebelum
terbukti kebenaran dugaan yang di hadapkan kepadanya memang bisikan – bisikan yang terlintas di
dalam benak tentang sesuatu dapat di toleransi asal bisikan tersebut tidak ditingkatkan menjadi
dugaan dan prasangka buruk . berangkat dari beberapa maslah di atas alangkah baiknya kita
mendalami makna dan tafsir dari qu’an Surat Al – Hujurat ayat 12.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami rumuskan beberapa masalah

1.Apa Asbabun Nuzul Q.S. Al - Hujurat 12


2.Apa kandungan pokok ayat Q.S. Al - Hujurat 12
3.Bangaimana pandangan para mufassir terhadap Ayat Q.S. Al -Hujurat 12.

I.3. Tujuan Masalah

1.Agar mengetahui Azbabun Nusul Q.S. Al - Hujurat 12


2.Agar dapat mengetahui kandungan pokok Q.S. Al - Hujurat 12
3.Dapat mengetahui pandangan mufassir terhadap ayat Q.S. Al - Hujurat 12
BAB II
AYAT & TERJEMAH

‫يايهاالدين امنوا اجتنبوا كثيرا من الظن ان بعض الظن اثم ول تجسسوا اول يغتب بعضكم بعضا ايحب احدكم اياءكل‬

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena


sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

II.1. Asbabun Nuzul

Dalam suatu riwayat di kemukakan bahwa ayat ini ( Qs. Al _ hujarat ( 12) turun berkenaan
dengan Salman Al - Farisi yang apabila ia telah selesai makan maka ia suka langsung tidur , dan
mendengkur . pada waktu itu ada orang yang menggunjingi perbuatannya maka turunlah ayat ini
( Q.S. Al - Hujurat 12 ) yang melarang seseorang mengumpat dan menceritakan aib orang lain.

II.2. Tafsir Mufrodat & Kandungan Pokok Q.S Al – Hujarat 12

II.2.1. Tafsir Mufrodat


Kata Ijtanibu (‫ )اجتنيبوا‬di abbil dari kata jenabah (‫ )جنب‬yang berarti samping
mengesampingkan sesuatu berarti menjauhkan dari jangkauan tangan . Dari sini kata tersebut
diartikan jauhi penambahan huruf tha’)‫ )ت‬pada kata tersebut berfungsi penekanan yang menjadikan
kata ijtanibu berarti bersungguh - sungguh , upaya sungguh sungguh untuk menghindari prasangka
buruk.
Kata Katsiran ( ‫ ) كثيرا‬/ banyak bukan berarti kebanyakan sebagai mana di pahami atau di
terjemahkan sementara oleh para mufassir .tiga dari sepuluh menurut para mufassir sudah berarti
banyak , sedangkan enam dari sepuluh berarti kebanyakan atau banyak sekali . jika demikian bisa
saja “ banyak dari dugaan adaklah dosa dan banyak pula yang bukan dosa yang bukan dosa adalah
yang dermikian bisa saja banyak dari dugaan adalah dosa dan banyak pula dugaan yang tidak dosa *
dugaan yang mengakibatkan dosa adalah dugaan yang mengantarkan seseorang menuju keharaman
atau kkepada sesuatu yang di haramkan baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan .dugaan yang
bukan disa adalah rincian hokum- hokum keagamaan . karena ada sebagian hukum- hukum
keagamaan berdasarkan kepada argumentasi yang inter pretasinya bersifat dzanni (dugaan ) dan
tentu saja apa yang berdasarkan dugaan hasilnyapun adalah dugaan .
kata (‫ )تجسسوا‬tajassasu terambil dari kata(‫ )جس‬jassa ,yakni upaya mencari tahu dengan cara
tersembunyi . dari sini mata- mata dinamakan (‫ )جاسوس‬jasus
kata (‫ )يغتب‬yaghtab terambil dari kata (‫ )غيبة‬ghibah yang berasal dari kata (‫ )غيب‬ghaib yakni
tidak hadir .
kata (‫ )التواب‬attawwab sering kali diartikan penerima taubat, tetapi arti ini belum
mencerminkan secara penuh kandungan kata tawwab , walaupun kita tidak dapat menilainya keliru .
II.2.2. Kandungan Pokok Q.S Al – Hujarat 12

1. Menggambarkan betapa buruknya menggunjing


2. Ayat ini mencerminkan apa yang pada hakekatnya tidak di senangi *
3. Ayat ini juga mempertanyakan kepada setiap orang “sukakah salah seorang diantara kamu
memakan daging saudaranya sendiri
4. Ayat ini juga menegaskan bahwa saudara itu dalam keadaan mati yakni tidak bisa membela
diri.

II.3. Pandangan Para Mufassir dan Analisis

Dalam komentarnya tentang bahaya berburuk sangka dan hasud atau menggunjing
Thabathaba’I mengatakan bahwa ghibah merupakan perusakan bagian dari masyarakat satu persatu
sehingga dampak positif yang diharapkan dari wujuudnya suatu masyarakat menjadi gagal dan
berantakan . yang diharapkan dari wujudnya masyarakat adalah hubungan harmonis antar
masyarakat dimana setiap orang dapat bergaul dengan penuh rasa aman dan damai masing- masing
orang mengenal anggauta masyarakat lainnya sebagai seorang manusia yang di senangi tidak di
benci atau dihindari .adapun bila seseorang di kenal dengan sifat yang mengundang kebencian atau
memperkenalkan aibnya maka akan terputus hubungan dengan orang itu sebesar kebencian atau aib
yang ia tebarkan dan ini pada gilirannya akan melemahkan hubungan kemasyarakatan sehingga
gunjingan tersebut bagaikan rayap yang mengotori anggauta badan yang digunjing sedikit demi
sedikit sehingga berahir dengan kematian.
Menurut Thabathaba’I tujuan manusia dalam usahanya membentuk masyarakat adalah agar
masing- masing orang yang hidup didalamnya dapat dikenal dengan suatu idenditas yang baik
sehinga mereka dapat berinteraksi sosial dengan baik . menggunjing dapat mengakibatkan
masyarakat kehilangan idenditasnya serta menjadikan salah seorang dari anggauta masyarakat itu
tidak berfunfsi sebagai mana yang di harapkan dan jika budaya menggunjing ini meluas maka pada
ahirnya berbalaik dari kebaikan kepada keburukan sehingga sirnalah ketenangan , keamanan dan
kedamaian .
Menurut Thabathaba’I ( ulama’ yang beraliran syiah ) Dia memperoleh kesan dari
saudaranya dalam kontek larangan bergunjing larangan bergunjing hanya berlaku jika yang
digunjing adalah seorang muslim karena persaudaraan yang di kenal disini adalah persaudaraan
seiman pendapat yang serupa telah di kemukakan oleh ulama lainnnya.
Penulis tidak sependapat dengan pendapat diatas karena akhi ( saudara ) yang digunakan al- qur’an
tidak harus berarti selalu beragama bahkan al- quran telah menegaskan kata seagama jika
bermaksud menghilangkan pesan persaudaraaan y ang tidak seagama. Seperti firmannya :
‫فا ان تابوا واقامواالصلة واتوا الزكاة فا احوانكم في الدين‬
Jika mereka bertaubat , melaksanakan sholat dan menunaikan zakat maka ( mereka itu adalah
saudara- saudara kamu seagama ( q. s Al Taubag { 9} 11.).

Dari Surat Al – Hujuraat {49} 12 . adalah diwajibkan bagi setiap orang mukmin untuk selalu
hati – hati dan berpikir ( berangan – angan ) di dalam setiap prasangka ( dhon ) karena prasangka itu
ada beberapa macam hal itu ada kalanya prasangka yamg wajib di ikuti contohnya prasangka dalam
bidang amaliyah dan prasangka kebaikan kepada Allah seperti di kuatkan dalam hadist qutsyi
dan ada kalanya prasangka itu haram untuk ‫انا عند ظن عبدى بى فل يظن بى ال خيرا و ظن ا لخير فى المؤ منون‬
diikutinya seperti prasangka buruk pada sifat ketuhanan , berburuk sangka pada nabi dan berburuk
sangka pada orang mukmin dan sebagian dhon ( prasangka ) itu mubah hukumnya seperti
berprasangka di dalam urusan mata pencaharian . [4] Selain dari itu seorang mukmin diwajibkan
untuk tidak selalu mencari keburukan orang lain atau bahkan merasa yakin terhadap keburukan
orang lain, serta orang mukmin juga di wajibkan untuk tidak selalu membicarakan kejelekan orang
lain atau menggunjingnya . Sehingga dalam ayat tersebut pantaslah jika di umpamakan memakan
danging orang mati yang hukumnya tidak halal untuk di makan kecuali dalam keadaan darurot dan
.dalan ayat itu merupakan larangan bagi orang mukmin bukan menjadi larangan bagi orang kafir
Allah swt. Melarang hamba- hambanya yang beriman berperanngka buruk pada keluarganya dan
terhadap orang lain . Karena sebagian prasangka itu merupakan perbuatan yang mengakibatkan
dosa dan janganlah kamu mencari – cari kesalahan orang lain Allah memperumpamakan orang yang
menggungjing selain saudaranya yang mukmin seperti orang yang memakan daging saudaranya
yang mati . Tentu tak seoorangpun diantara kamu suka berbuat demikian maka bertaqwalah kamu
ke [pada Allah sesungguhnya Ia menerinma taubat lagi penyaiyang .
Diriwayatkan oleh malik dari Abu Hurairah RA, bahwa rasulullah SAW bersabda
)‫اياكم والظن فان الظن الحديث ول تجسسوااول تجسسوا ول نتافسوا ولتحاسدوا ول تباعضوا ول تدابروا وكونوا عبادا اخونا‬
( ‫متفق عليه‬
Artinya
Jauhilah prasangka karena prasangka itu adalah cerita yang paling dusta , dan janganlah kamu
saling memaki, saling mencari kesalahan , saling membanggakan , saling ber iri ,saling membenci ,
dan jadilah kamu hamba – hamba allah yang bersaudara .
Diriwayatkan oleh abu ya’la dari barra’ ban azib bahwa rasulullah bersabda dalam satu khotbahnya:
‫يا معشرمن امن بلسانه ول تفتبوا المسلمين ول تتبعوا عوراتهيم فانه كن يتب عورة اخيه يتبع ا عوراته ومن يتبع ا عورته‬
(‫يفضحه في جوف بيته ) الحد يث‬
Artinya
Wahai orang- orang yang beriman dengan lidahnya, janganlah kamu menggunjingi orang- orang
islam dan janganlah kamu mencari aurat (hal yang dirahasiakan ) mereka . karena barang siapa
mencari- cari aurat saudaranya allah akan mencari auratnya dan siapa yang dicari auratnya oleh
allah pasti akan terbukalah auratnya itu walaupun ia ditengah- tengah rumahnya
Disisi lain islam mengundang anggauta masyarakat untuk bekerja sama menciptakan kesejahteraan
bersama . menggunjing salah seorang anggauta masyarakat dapat melumpuhkan masyarakat itu ,
seperti yang dikemukakan juga oleh thabathaba’I disisi lain bukankah menggunjing atau
berprasangka adalah perbuatan yang tidak baik ? . melakukan sesuatu perbuatan buruk kepada
siapapun , pastilah tidak direstui agama bukankah mengunjing merupakan pekerjaan yang tidak adil
sedangkan agama memerintahkan untuk menegakkan keadilan kepada siapapun walaupun ,kepada
orang –orang kafir.
‫وليجر منكم شنان قوم ان صد كم عن المسجد الحرام ان تعتدوا وتعا ونوا على البر والتقوى ول تعا ونوا على الثم والعد وان‬
Artinya Janganlah sekali – kali kebencianmu kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang
halangi kamu dari masjidil haram ,mendorongmu berbuat aniaya ( kepada mereka dan tolong
menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan janganlah tolong – menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggran ( Qur’a, Al- Maidah { 5 } 3 ).
BAB III
KESIMPULAN

Dari seluruh wacana diatas kami dapat menyimpulkan bahwa Allah Subhanahu wataalah
melarang – hamba – hambanya untuk berperasangka buruk kepada orang lain dan mencari – cari
kesalahan orang lain serta menggunjing atau membicarakan aib orang lain dan Allah menyuruh
hamba- hambanya bertaqwa kepada Allah serta bertaubat atas segala kesalahan – kesalahannya
karena Allah penerima Taubat dan lagi maha penyayang.

Dan dari ayat ini kita dapat pelajaran yang bermanfaat diantranya kita bisa mengetahui
bahwa berperasangka buruk mencari – cari kesalahan orang lain serta menggunjing merupakan
perbuatan yang sangat dilarang dan dibenci Allah SWT sehingga kita sebagai orang yang beriman
harus bisa menghindari dan menjauhi perbuatan – perbuatan tersebut .
Daftar Pustaka

1. Bahraisy Salim H. Dan Bahreisy Said H. Terjemahan singkat Ibnu Katsier Jilid 7
2. Sholeh Kh q dan dahlan HAA “ Asababun NUsul “ ( CV Di Penogoro Bandung 2000 )
3. Shihab Quraish M. “ Tafsir al Misbah “ Jakarta lentera hati 2002)
4. Syaih Muhammad Nawawi al Jawi “ Tafsir Nawawi al tafsir Munir li mualimil Tanzil al –
Musyafirul an wujuhi muhasinit al takwil “ Jus Stani (Daral fikr)

Anda mungkin juga menyukai