harus dihindari oleh umat Islam. Secara etimologi, ghibah berasal dari bahasa Arab
(dari kata ghaabaa yaghiibu ghaiban), yang artinya ghaib, tidak hadir.
Dalam agama Islam, ghibah sangat dilarang karena berisiko menimbulkan fitnah.
Perlu diketahui, seseorang yang berghibah bahkan diibaratkan seperti memakan
bangkai saudaranya sendiri. Ghibah juga merupakan perbuatan yang sangat dekat
dengan perbuatan buruk lainnya seperti iri, dengki, hingga fitnah.
Zaman sekarang ini sering sekali kita mendengar habar berita-berita, baik dari
televisi,radio,surat kabar.majalah dan media sosial lainnya.yang kadang-kadang bisa
membuat emosi dan perasaan kita hanyut di buatnya,bahkan bisa membuat kita
terkecuh dan marah,padahal berita yang kita terima itu belum tentu
kebenarannya .Apalagi saat ini trend dengan berita-berita hoax.
Maka oleh itu kita sebagai seorang Muslim yang baik jangan asal terima saja berita-
berita yang belum tentu kebenarannya itu. Dalam bahasa agama disebut dengan
Tabayyun, kelarifikasi (Bhs Indonesia). Tabayyun dalam Islam ? Pengertian
tabayyun dibedakan menjadi dua, yaitu pengertian secara bahasa dan istilah,
Marilah kita simak satu persatu. Secara bahasa tabayyun adalah mencari kejelasan
tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaan sesungguhnya. Jika dilihat dari
Kamus Besar Bahasa Indonesia atau yang biasa kita kenal KBBI diartikan sebagai
pemahaman atau penjelasan.
Sementara secara istilah tabayyun adalah meneliti dan menyeleksi suatu berita,
tidak secara tergesa-gesa dalam memutuskan suatu permasalahan baik dalam
perkara hukum, kebijakan dan sebaginya hingga sampai jelas benar
permasalahnnya, sehingga tidak ada pihak yang merasa terdzolimi atau tersakiti dan
terhindar dari perpecahan antar sesama manusia.
Seperti firman Allah swt sebagai berikut :Wahai orang- orang yang beriman, jika ada
seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka
tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya
pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi
menyesal atas perlakuan kalian.[al-Hujurât/49:6].
Asbabun Nuzul dari ayat di atas sendiri adalah ketika Rasulullah saw mengajak
seseorang yang bernama Al Harits untuk masuk Islam. Setelah di ajak oleh Baginda
Rasul ia pun menyatakan diri masuk Islam dan pulang kepada kaumnya untuk
mengajak masuk agama Islam. Pada saat itu juga Rasulullah saw mengajak untuk
menunaikan zakat yang disepakati oleh Al Harits.
Ketika waktu telah tiba, Rasulullah saw mengutus seseorang bernama Al Walid bin
Uqbah untuk mengambil zakat yang telah di janjikan. Namun di dalam perjalanan
hati Al Walid bin Uqban menjadi gentar dan kembali ke Rasulullah saw tanpa datang
ke tempat yang seharusnya dituju yaitu Al Harits. Ketika kembali ia kemudian
mengarang cerita bahwa Al Harits tidak mau menyerahkan zakat dan mengancam
membunuhnya. Mendengar cerita tersebut Rasulullah saw mengutus utusannya
untuk datang kepada Al Harits. Namun ternyata utusan itu bertemu Al Harits
ditengah-tengah perjalanan yang sedang menuju ke tempat Rasul dengan
membawa zakat yang telah di janjikan.
Dan dengan begitu cepat berita ini menjadi viral di kalangan masyarakat yang mana
masyarakat yang menerima informasi ini juga sama tidak melakukan prinsip
tabayyun yang akhirnya menjadikan kebohongan dan pembodohan publik dimana-
mana. Bertabayyun di segala kondisi merupakan jalan yang memang harus
ditempuh oleh masyarakat muslim di zaman sekarang ini. Dari mulai menerapkan
tabayyun di dalam keluarga, lingkungan masyarakat, pekerjaan sampai ke dalam
media sosial yang sering kita gunakan setiap hari.
Media sosial sendiri kurang memiliki filter dalam menyaring informasi dan tidak
memiliki kekuatan untuk memisahkan mana berita yang benar dan mana yang berita
bohong.
Hal tersebut rentan sekali berita-berita bohong diterima di masyarakat dan mampu
menggiring masyarakat ke dalam opini yang salah, hal ini sangat mengkhawatirkan
tentunya.Oleh karenanya mulai saat ini marilah kita,hati-hati dan bijak dalam
mensikapi apabila ada berita-berita yang kita terima.Semoga bermanfaat dan
mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang benar. Aamiin.