Anda di halaman 1dari 9

TEKS CERAMAH LARANGAN MENGGUNJING .

. Teman-teman yang Dirahmati Allah Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak utamanya kepada diri saya pribadi dan juga kepada teman-teman pada umumnya, untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Alloh, dengan sebenar-benarnya takwa yaitu ikhlas menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang. Kemudian marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak nimat. Jauh lebih banyak nikmat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam QS Ibrahim: 34: Yang artinya: "Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan jumlahnya." Selanjutnya saya mengajak teman-teman untuk senantiasa memanjatkan sholawat dan salamsejahtera kepada teladan kita bersama imamul muttaqin (pemimpin orang-orang bertaqwa) dan qaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya nabiyullah Muhammad Sallalahu alaihi wa sallam. Teman-teman yang Dirahmati Allah Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Hujurat ayat 12: Yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujuraat:12) Ayat di atas mengandung larangan berbuat ghibah atau menggunjing atau seperti apa yang telah ditafsirkan pula pengertiannya oleh Rasulullah, sebagaimana yang terdapat di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud bahwa Abu Hurairah berkata, Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ghibah itu? Rasulullah menjawab, Kamu menceritakan perihal saudaramu yang tidak disukainya. Ditanyakan lagi, Bagaimanakah bila keadaan saudaraku itu sesuai dengan yang aku katakan? Rasulullah menjawab, Bila keadaan saudaramu itu sesuai dengan yang kamu katakan, maka itulah ghibah terhadapnya. Bila tidak terdapat apa yang kamu katakan maka kamu telah berdusta (Fitnah). Menurut bahasa, kata ghibah berasal dari al-ghib (tidak tampak). Makna ghibah berkembang jadi bergunjing atau membicarakan aib orang yang tidak disukai. Ghibah merupakan penyakit jiwa yang berbahaya dan termasuk kelompok Nafsu Lawwamah. Terbentuknya ghibah karena munculnya sifat iri dan dengki dalam hati seseorang, karena faktor tidak suka, cemburu dan benci. Kemudian sifat tersebut mengkristal menjadi benih-benih su-uzhan (buruk sangka). Adapun pemicu munculnya su-uzhan karena panca indera rekaman terhadap semua peristiwa dengan disertai lintasan negatif thinking (pikiran yang buruk). Setelah itu, disimpulkan menjadi sebuah persepsi dan opini, padahal kesimpulan tersebut belum tentu sesuai dengan fakta dan realita. Selanjutnya, persepsi tersebut diekspresikan dalam bentuk kata-kata. Ketika itu, akal tidak mampu berpikir jernih karena tergulung gelombang ghibah, sehingga membuncah kalimat

kebencian dan keburukan pada orang lain yang merupakan refleksi batiniahnya. Itulah yang disebut ghibah. Ghibah adalah haram. Tidak ada pengecualian mengenai perbuatan ini kecuali bila terdapat kemaslahatan yang lebih kuat seperti beberapa hal atau kasus sebagai berikut: 1. Orang yang mazhlum (teraniaya) boleh menceritakan dan mengadukan kezaliman orang yang menzhaliminya kepada seorang penguasa atau hakim atau kepada orang yang berwenang memutuskan suatu perkara dalam rangka menuntut haknya. 2. Meminta bantuan untuk menyingkirkan kemungkaran dan agar orang yang berbuat maksiat kembali ke jalan yang benar. Pembolehan ini dalam rangka isti'anah (minta tolong) untuk mencegah kemungkaran dan mengembalikan orang yang bermaksiat ke jalan yang hak. Selain itu ini juga merupakan kewajiban manusia untuk ber-amar ma'ruf nahi munkar. 3. Memperingatkan kaum muslimin apabila ada perawi, saksi, atau pengarang yang cacat sifat atau kelakuannya, menurut ijma' ulama kita boleh bahkan wajib memberitahukannya kepada kaum muslimin. Hal ini dilakukan untuk memelihara kebersihan syariat. Ghibah dengan tujuan seperti ini jelas diperbolehkan, bahkan diwajibkan untuk menjaga kesucian hadits. Teman-teman yang berbahagia Dalam sekelompok orang yang sedang dalam perbincangan, kita sering menemui pembicaraan yang mengarah kepada kejelekan seseorang, entah yang memulai pembicaraan itu kita atau orang lain, disadari atau tidak disadari. Yang jelas apabila kita ikut larut dalam memperbincangkan kejelekan orang maka kita telah berbuat ghibah yang dalam Al-Quran dan hadits telah diterangkan perbuatan itu adalah terlarang (haram). Maka bagaimana sebaiknya kita menyikapi kasus yang demikian? Insya Allah berikut ini adalah poin-poin yang dapat menjauhkan kita dari ghibah: 1. Pertama merasakan apakah yang dibicarakan itu termasuk ghibah atau bukan. Caranya mudah, yaitu bayangkan seandainya orang yang kita bicarakan itu mendengar apa yang kita bicarakan, jika dia merasa tidak senang maka itu adalah perbuatan ghibah. 2. Setelah mengetahui haramnya ghibah maka berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhinya yaitu dengan menyeleksi apa yang akan kita katakan. Apabila kita ketahui apa yang akan kita katakan itu tergolong ghibah, maka harus ditahan untuk mengatakannya. Atau apabila kita kemudian menyadari apa yang terlanjur kita katakan itu adalah ghibah karena khilaf tidak sengaja, maka sesegera mungkin beristighfar dan bertekad untuk lebih berhati-hati dalam berbicara. 3. Menelaah, merenungkan, dan meyakinkan diri sendiri bahwa dengan membicarakan kejelekan orang lain sebetulnya itu sama sekali tidak akan menambah derajat kita. Justru orang yang sering berbuat ghibah akan mudah untuk tidak dipercaya orang lain, dan hatinya pun tidak akan tenteram. 4. Menyadari bahwa seseorang yang kita bicarakan kejelekannya itu sebenarnya adalah saudara kita sendiri, bukan musuh yang harus dihujat atau pun dicela. Sekiranya seseorang tersebut melakukan perbuatan tercela atau yang kurang berakhlak maka sesungguhnya dia belum mengetahui tentang ilmu, maka kita seyogyanya ikut menunjukinya kepada jalan yang lurus bukannya malah menggunjingnya. 5. Jika kita diajak membicarakan kejelekan orang lain oleh seseorang maka kita harus menyadari bahwa ada dua kemungkinan tentang orang yang menggunjing, pertama, karena dia belum tahu haramnya ghibah menurut Islam atau kemungkinan kedua, yaitu dia sedang khilaf tanpa sengaja telah menggunjing. Maka berusahalah untuk menghentikannya secara maruf tanpa menyinggung perasaannya. Pertama ingatkanlah secara lisan bahwa kita dilarang berbuat ghibah. Jika belum berhenti, maka kita bisa menanggapi seperlunya kemudian berusaha mengalihkan kepada pembicaraan yang lebih baik. Jika sekiranya kedua upaya itu belum menghentikannya berbuat ghibah maka diam adalah lebih baik, kemudian berdoa supaya kita dan orang tersebut sama-sama dijauhkan dari perbuatan ghibah.

Teman-teman yang Dirahmati Allah Itulah beberapa hal yang dapat saya sampaikan, bahwa sesungguhnya ghibah itu dilarang dan merupakan salah satu penyakit hati yang harus bisa berusaha untuk menyembuhkannya. Demikian ceramah singkat ini saya sampaikan kalau ada kata-kata yang salah saya mohon ampun dan kepada Allah saya mohon ampun. Ahirul kalam Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Teks Ceramah MENUNTUT ILMU . Yang terhormat Tim Juri Para Pegawai Kantor Departemen agama Kab. MUBA Para Dewan Guru Pendamping Dan teman-teman sekalian yang berbahagia, Hadirin dan hadirat yang Insya Allah dirahmati Allah ! Pertama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa bertatap muka di tempat yang cukup sederhana ini. Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh manusia Yaitu: Nimat Kesehatan dan kesempatan, .. Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah membebaskan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan, dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang, dari zaman Siti Khodijah menuju Zaman Siti Nur Kholijah, dari zaman Ibu Fatimah menuju zaman Ibu Kita Kartini, berkat jasa beliau Islam tersebar di penjuru dunia. Berkat Jasa beliau pula kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Hadirin dan hadirat yang Insya Allah dirahmati Allah ! Selanjutnya, tidak lupa saya sampaikan banyak terima kasih kepada Moderator dan tim juri yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan beberapa patah kata. Baiklah pada kesempatan ini saya akan ceramah dengan Judul: MENUNTUT ILMU Hadirin dan hadirat yang Insya Allah dirahmati Allah ! Ketahuilah saudara-saudara sekalian, bahwa mencari ilmu itu hukumnya adalah wajib bagi kaum muslimin dan muslimat. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW di dalam haditsnya: Mencari ilmu itu wajib bagi orang Islam laki-laki dan perempuan. Kenapa Rasulullah SAW. Mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu ? Karena ilmu sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Dengan ilmu, kita bisa menundukkan seluruh makhluk Allah di dunia ini. Kita bisa menguasai gunung, bintang, bulan, langit, tumbuhtumbuhan dan binatang buas sekalipun. Dengan ilmu pula kita bisa memimpin dunia, memimpin seluruh makhluk hidup. Dan dengan ilmu kita bisa menjadi makhluk yang terbaik di antara makhluk Allah SWT. Tetapi jika tidak berilmu, kita akan menjadi bodoh, tidak tahu apa-apa di dunia ini dan pada akhirnya kita menjadi makhluk yang paling jelek dan paling rendah. Saudara sekalian Seakidah !!! Sebagaimana saya sebutkan di awal, bahwa ilmu pengetahuan sangat penting dalam hidup ini, karena dengan ilmu pengetahuan kita akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat. Oleh karena itu, barang siapa yang menghendaki bahagia di dunia, maka harus menguasai ilmu dunia, begitu juga barang siapa yang menghendaki bahagia di akherat, jaga harus dengan ilmu. Sebagaimana sabda Nabi Muhmmad SAW bersabda:

Artinya: Barangsiapa yang menghendaki dunia maka hendaklah ia berilmu, dan barang siapa yang menghendaki akhirat maka hendaklah ia berilmu dan barang siapa yang menghendaki keduanya, hendaklah ia berilmu. (Al Hadits). Dari keterangan hadits ini kita bisa menyimpulkan, betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan manusia. Karena itulah manusia akan tingi derajatnya di sisi Allah, dan Allah akan mengagkat derajat orang-orang yang berilmu ke beberapa tingkat (derajat). Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al Mujadalah ayat : 11:

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al Mujadalah: 11) Karena ilmu pula yang membedakan manusia dengan hewan. Begitu pentingnya ilmu bagi kehidupan manusia, Allah mengisyaratkan dalam Al Quran bahwa pada wahyu pertama, kata yang pertama dipakai adalah kata IQRA, yang artinya bacalah. Membaca adalah cara untuk mendapatkan ilmu, tanpa mau membaca seseorang sangat sulit mendapatkan ilmu. Sebagai manusia, kita memiliki akal atu intelegensi. Dengan akal inilah kita dapat mencari ilmu pengetahuan, yang mana akan menjadikan kita berbeda dengan binatang. Makhlukflora dan Fauna tidak mampu mencari ilmu, karena mereka tidak berakal. Itulah sebabnya manusia lebih unggul ketimbang makluk lainya. Misalnya, manusia dapat menaklukkan semua makhluk di dunia ini seperti gunung-gunung yang besar, pohon-pohon raksasa, hewan-hewan buas dan lain-lain. Dapat kita bayangkan, jikalau kita tidak memiliki ilmu, maka kita akan sama derajatnya dengan makhluk lain, atau bahkan mungkin lebih hina. Menuntut ilmu tidak ada batasannya, meskipun sudah tamat MI, MTs, MA atau sampai Sarjana. Kita wajib menuntut ilmu dari buaian sampai keliang lahat. Sebagaimana sabda Nabi: Carilah ilmu sejak dari buaian sampai keliang lahat. Dan sabda beliau : Artinya: Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina. Islam memerintahkan kita untuk mencari ilmu, selama nyawa masih dikandung badan. Tidak ada alasan untuk tidak mencari ilmu, karena dengan ilmu manusia akan bahagia baik di dunia maupun di akherat, hanyalah orang-orang yang tidak waraslah yang tidak mau menuntut ilmu. Hadirin dan hadirat yang Insya Allah dirahmati Allah ! Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan, jika ada kata-kata yang salah saya minta maaf dan kepada Allah Swt. Saya mohon ampun. Wabillahit taufiq walhidayah. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Assalamu Alaikum wr.Wb Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya cintai. Tiada kata yang lebih pantas untuk kita ucapkan selain memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kepada kita segala rohmat, taufiq, dan hidayahnya. Sehingga kita masih dapat menikmati anugrah terindahnya yang ada dimuka bumi ini. Solawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya hormati. Islam adalah agama fitrah. Karena itu, dalam segala urusan kehidupan manusia yang bersifat duniawi, Islam lebih banyak mengikuti ketentuan yang sesuai dengan fitrah manusia yang sempurna. Termasuk di dalamnya adalah masalah pakaian. Islam tidak pernah menentukan ataupun memaksakan suatu bentuk pakaian yang khusus bagi manusia. Islam tidak mempersoalkan model pakaian yang dipakai oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu, bahkan Islam mengakui setiap bentuk pakaian dan arah hidup manusia. Islam secara tegas telah menetapkan batas-batas penutupan aurat bagi laki-laki dan perempuan. Islam mewajibkan kaum lelaki menutup auratnya dengan pakaian yang sopan, diutamakan dari pusar hingga lutut, sedangkan bagi wanita, diwajibkan menutup seluruh anggota badannya, kecuali wajah dan telapak tangannya. Jika dilihat dari banyak kasus seperti pelecehan akhlaq, kemesuman, dan perzinahan, salah satu sebabnya ialah karena kebebasan wanita memakai pakaian yang tidak sopan, ajaran Islam sungguh merupakan suatu solusi alternatif yang paling tepat. Pakaian gaya Barat dirancang bukannya untuk menutup aurat, tetapi untuk mendatangkan syahwat. Menghias diri memakai make up bukannya untuk suami di rumah, tetapi ditujukan untuk menarik perhatian orang di jalan atau pertemuan umum. Selera hidup mereka pun karena tidak dibimbing oleh agama dan lebih terdorong oleh hawa nafsunya, telah menyebabkan budaya mode-mode pakaian mereka yang serba wah, mewah, dan memancing nafsu. Akibatnya, pergaulan antara pria dan wanita cenderung tidak mengenal kehormatan diri dan tidak lagi didasari oleh iman dan akhlaq yang terpuji. Duduk-duduk berduaan dengan lain jenis ditempat sunyi amat mudah dilakukan di mana saja, dan oleh siapa saja. Sehingga, perbuatan zina pun seakan-akan sudah tidak dianggap sebagai suatu kejahatan, selama hal itu dilakukan dengan dasar suka sama suka antara yang bersangkutan. Sikap dan perilaku tidak terhormat seperti digambarkan di atas sangat dibenci oleh Islam. Sehingga untuk mencegah dan menangkalnya, Islam telah mensyariatkan pemakaian jilbab bagi wanita muslim. Allah SWT berfirman : Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu. (Al-Ahzab: 59) Ayat ini menegaskan bahwa wanita-wanita mukmin diperintah untuk menjulurkan jilbabnya, yakni memakai hijab untuk menutup auratnya. Adapun yang dimaksud dengan jilbab atau hijab itu adalah sejenis baju kurung dengan kerudung yang longgar bentuknya, yang didesain supaya dapat menutup kepala, muka, dan dada. Model pakaian seperti itu sudah umum dipakai oleh kaum muslimah karena merupakan simbol penampilan wanita pribadi yang shalihah. Rasulullah saw bersabda, Wahai Asma, sesungguhnya wanita itu bila sudah menstruasi (baligh) tidak pantas terlihat tubuhnya kecuali ini dan ini. Dan beliau menunjukkan muka dan telapak tangannya. (HR Abu Dawud dan Aisyah) Syariat Islam mewajibkan wanita mengenakan jilbab, yakni berpakaian yang benar-benar menutup aurat, tidak lagi agar kaum wanita tidak terjerumus menjadi alat penggoda bagi setan untuk melecehkan akhlaq dan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan pakaian yang sesuai dengan kaidah Islam itu, setidaknya akan melindungi pemakainya dari godaan setan yang jelalatan di jalanan. Bagi wanita yang memakai jilbab pada umumnya bisa merasakan adanya semacam kendala diri untuk tidak melakukan hal-hal yang terlarang dan dicela oleh syara. Dengan kata lain, jilbab dapat dikategorikan sebagai pengontrol perilaku wanita guna menyelamatkan kehormatan dirinya dari berbagai macam godaan dan rongrongan setan.

Di samping itu, dengan tertutupnya aurat, wanita muslim tidak mudah dijadikan permainan oleh orang-orang yang berniat jahat, terutama kaum lelaki yang mata keranjang dan suka mengganggu kehormatan kaum hawa. Di dalam tubuh wanita diibaratkan ada perhiasan yang harus dijaga. Jika dijaga dengan penutup yang rapat, niscaya perhiasan tersebut akan mudah jadi sasaran kerlingan mata siapa saja. Jadi, sangat berbeda dengan kaum wanita yang gemar mengumbar auratnya di muka umum dengan pakaiannya yang tak senonoh. Kelompok wanita ini, seperti biasanya, akan mudah dituduh sebagai wanita yang tidak berakhlaq mulia dan berselera rendah. Rasulullah saw bersabda : Seseorang wanita yang menanggalkan pakaiannya di luar rumah, yakni membuka auratnya untuk laki-laki lain, maka Allah Azza wa Jalla akan mengelupaskan kulit tubuh si wanita itu. (HR Imam Ahmad, Thabrani, Hakim, dan Baihaki) Dulu, jilbab yang merupakan identitas busana muslimah ini pernah menjadi isu politik di sementara negeri-negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Bahkan ketika itu, masyarakat Islam sendiri umumnya masih menganggap bahwa jilbab merupakan busana eksklusif yang hanya dipakai oleh kalangan santri di pondok pesantren atau siswa pada sekolah agama. Sekarang, alhamdulillah, jilbab telah memasyarakat dan menyeruak ke segenap lapisan masyarakat; dipakai oleh kalangan luas, baik santri, pelajar, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, maupun para wanita karir, di desa maupun di kota-kota besar. Mengapa busana muslimah sampai di zaman modern ini tetap digemari dan dirasa cocok, baik oleh kawula muda maupun kaum tua? Selain karena alasan syara, bentuk pakaian jilbab memang tak pernah ketinggalan jaman, dan akan tetap eksis atau bertahan di tengah-tengah masyarakat. Sebab, sebenarnya mode busana muslimah itu tidaklah statis. Boleh-boleh saja ia mengalami renovasi atau pembaharuan mode yang mengacu kepada modernisasi, sebagaimana yang kini telah banyak ditampilkan oleh para perancang mode, asalkan semua itu tidak terlepas dari kaidah-kaidah yang ada dalam AlQuran dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai akhlakul karimah. Kenyataan ini patut kita banggakan, lebih-lebih dalam rangka membentengi kaum wanita dari persaingan mode-mode pakaian Barat yang semakin norak dan tidak berakhlaq. Kenyataan ini bisa terjadi karena sesungguhnya hukum Islam membolehkan orang Islam mengenakan pakaian dengan bentuk dan model apa saja sesuai dengan zaman dan budaya bangsanya, asalkan dapat berfungsi untuk menutup aurat dan tidak menjurus kepada pemborosan atau kesombongan atau bermegah-megahan. Sebab, Rasulullah saw telah memperingatkan : Allah tidak akan melihat dengan rahmat pada hari kiamat kepada orang yang memakai kainnya (pakaian) karena sombong. (HR Bukhari dan Muslim) Rasulullah saw bersabda : Barang siapa meninggalkan pakaian yang mewah-mewah karena tawadhu kepada Allah, padahal ia mampu membelinya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di muka sekalian manusia untuk disuruh memilih sendiri pakaian iman yang mana yang ia sukai untuk dipakainya. (HR Tirmidzi)

Teks Pidato Meneladani Akhlak Rasulullah Posted on 20 Oktober 2012 by Mas Say Laros Yang terhormat, dewan juri, para hadirin, teman-temanku semua apa kabar?.Allhamdulillah Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW Disini saya akan menguraikan tentang MENELADANI AKHLAK RASULILLAH SAW Teman temanku yang di mulyakan Allah Salah satu keberhasilan rasulullah SAW dalam dawahnya menyebarkan agama islam ialah dengan menggunakan akhlak, tidak pernah beliau membujuk orang arab dengan hartanya: Ayo ..siapa yang masuk islam 50 ribu. tidak pernah. dengan menakut nakuti orang: Awas ya..kalau gak masuk islam aku pecat jadi orang arab. dakwahnya menggunakan akhlak, Sebagai mana ada dalam hadis beliau Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk mmenyempurnakan budi pekerti yang luhur.(HR Ahmad) Teman temanku yang dimulyakan Allah .. Ada..seorang kafir yang selalu meludahi nabi dikala beliau berangkat ke masjid, hingga suatu hari nabi heran, kemana orang yang selalu meludahiku, dicarinya kafir tersebut hingga ada sahabat yang bertanya; ya..rasul sedang apa kau disini. sedang mencari orang.Siapa ya..rasul. orang yang biasa meludahiku,kok tumben hari ini gak ada. sakit ya..rasul. sakit apa? Demam ya..rasul. sepulang beliau dari masjid beliau bertanya pada istrinya .Aisyah..ada makanan. ada ya..rasul ,kurma sama roti.bungkuslah aku mau menengok orang sakit.kemudian beliau berjalan menuju rumah kafir tersebut lalu beliau mengetuk pintu Tok..3x Assalamualaikum. Siapa.. Aku Muhammad. Muhammad yang mana .langganan kamu. Dari balik pintu kafir tersebut tubuhnya gemetar,,sambil membukakan pintu, kreeeek .dari kemarin hingga saat ini, belum ada seorangpun teman yang menengokku, kau yang tiap hari kuludahi datang menengokku, tiada benci dihatimu sungguh mulia akhlakmu Muhammad maka saksikanlah mulai saat ini ASYHADU ALLAILAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH Masuklah islam kafir tersebut karena melihat keagungan akhlak rasulullah SAW .saking mulianya akhlak rasulullah, Allahpun memujinya dalam Alquran Surat Al Qalam ayat 8 yang artinya Engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur (Q.S Al Qalam 8) Teman-temanku yang di mulyakan Allah.. Sebagai oleh oleh dirumah ingatlah pesan saya yang terahir,,,,,Sebagai umat beliau marilah kita meniru ,marilah kita meneladani marilah kita mencontoh,marilah kita jadikan uswatun hasanah ahlak beliau yang mulia. Akhirnya hanya itu yang dapat saya sampaikan Santen duduh klopo, ketupat janur tuwo , cekap semanten atur kulo wonten atur ingkang mboten eco, kulo nyuwun agunge pengapuro. Billahi taufiq walhidayah Wassalamualaikum Wr.Wb

Naskah Pidato Islami (Da'i) bertemakan Mensyukuri Nikmat Allah Assalamualakum Wr. Wb. . . Kaum muslimin wal muslimat yang dirahmati AllahPada kesempatan yang indah ini perkenankanlah ananda menyampaikan pidato yang berjudul mensyukuri nikmat Allah Teman-teman, siapa yang tahu arti syukur itu..? Arti syukur adalah berterima kasih dan memuji si pemberi nikmat yaitu Allah SWT baik secara langsung maupun tidak secara langsung atas karunia atau kebaikan dari Allah. Pengungkapan rasa syukur meliputi tiga hal yaitu : Teman-teman..! ingin tahu kan? Yang pertama, Mengakui nikmat dalam batin. Artinya kita meyakini bahwa apa saja yang telah kita rasakan, baik yang berbentuk jasmani maupun rohani, itu adalah dari Allah SWT. Adapun yang selanjunya adalah membicarakan secara lahir atau lisan yang artinya kita senantiasa mengingat dan menyebut-nyebut kemurahan dan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita. Hal ini sesuai firman Allah dalam Al-Quran surat Ad-Dhuha ayat 11 yang bunyinya yang artinya Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya. Teman-teman ingin tahu yang terakhir? Cara besyukur yang ketiga adalah menjadikan nikmat karunia Allah sebagai sarana taat kepada Allah. Faktor pertama dan kedua belum mencapai nilai haqiqi apabila faktor yang ketiga ini dapat direalisasikan. Dan hanya orang-orang yang berimanlah yang bisa bersyukur dengan sebaik-baiknya. Merekalah yang tahu hakikat syukur yang sebenarnya. Kalau kita lihat dan perhatikan di sekitar kita, betapa banyak nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada hamba-hamba-Nya. Dari nikmat hidup, sarana prasarana penunjang, sampai nikmat yang terbesar yaitu nikmat Iman dan Islam. Dan kalaulah kita hitung nikmat Allah niscaya kita takkan mampu menghitungya. Hal itu karena nikmat Allah sangatlah banyak, sebagaimana Allah berfirman Wa inn taudduu nimatallallohi laatuhsyuuhaa yang artinya dan jikalau kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu takkan dapat menghitungnya. Hadirin yang rahmati Allah. Oleh karenanya sepantasnyalah kita selaku hamba Allah yang begitu banyak mendapatkan fasilitas nikmat ini untuk pandai bersyukur atas anugerahnya. Bahkan rasulullah pun tak hentihentinya untuk selalu berdoa dan berusaha untuk menjadi hamba yang selalu bersyukur. Hal itu mencontohkan, hendaknya seorang hamba selalu bersyukur atas apa yang dianugerahkan Allah kepadanya. Untuk mendorong para hamba-Nya untuk selalu bersykur, Allah menjanjikan akan menambah dengan tambahan yng berlipat ganda dan sebaliknya Allah akan memberikan adzab yang pedih bagi mereka yang mengingkari nikmat Allah SWT. Janji Allah ini dapat kita baca pada firman Allah dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi La ingsyakartum la aziidannakum walaingkafartum inna adzabii lasyadid Sungguh bila kamu bersyukur atas nikmat-Ku akan Aku tambah nikmat-Ku kepadamu namun apabila kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya adzab-Ku amat pedih Hadirin yang di rahmati Allah. Dengan demikian, jika kita dapat mengamalkan firman Allah tersebut, Allah pasti akan melipatgandakan nikmat-Nya dan menjauhkan adzab-Nya. Demikian yang dapat saya sampaikan mudah-mudahan bermanfaat dan dapat kita amalkan dalam kehidupan. Amin Yaa Robbal Alamin. Membajak sawah ketika turun hujan, Kalau ada kata yang salah mohon dimaafkan. Billahi taufik wal hidayah, wa ridho wal inayah. Wasalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai