di Eropa Kontemporer
Baiq Wardhani
Dosen Program Magister Hubungan Internasional
FISIP Universitas Airlangga
ABSTRACT
Nationalism and ethnicity are problematic issues replacing military in Europe
today. In West Europe, issues regarding with human security, identity, and
integration are primary problem rather than state sovereignty whic become
key factor of the success or failure of Europe integration. West Europe faces
weakening of nationalism which is caused by some factors such as
immigration and the lost of state boundaries. On the other hand, East Europe
faces the rise of ethnic nationalism which potentially changes political map in
the whole of Europe. Strenghthening of nationalism in East Europe needs a
way out soon. The complexity of this problem could not be ignored since it
relates to geopolitical issue i.e. territory, state boundaries, and minority.
Human insecurity in the West and East Europe as a consequence of
nationalism and ethnicity will influence Europe stability in the future.
Keywords: nationalism, ethnicity, identity, Europe.
Isu nasionalisme dan etnisitas menjadi problematik di Eropa, menggantikan
masalah militer yang selama beberapa dekade menjadi isu utama di kawasan
ini. Di Eropa Barat, isu-isu yang terkait dengan keamanan manusia, identitas,
dan integrasi menempati urutan penting menggantikan peliknya kedaulatan
negara yang menjadi kunci utama kegagalan atau keberhasilan integrasi
Eropa. Eropa Barat mengalami pelemahan nasionalisme yang disebabkan
oleh beberapa faktor seperti imigrasi dan memudarnya batas-batas negara.
Sebaliknya, Eropa Timur mengalami kebangkitan nasionalisme etnis
spektakuler yang berpotensi mengubah peta politik seluruh Eropa. Penguatan
nasionalisme di Eropa Timur dan identitas nasional sebagai 'warisan'
imperium Soviet dan Yugoslavia, seperti yang ditemui di Georgia,
memerlukan jalan keluar segera. Kompleksitas masalah ini tidak dapat
diabaikan begitu saja karena berkaitan dengan masalah geopolitik.
Ketidakamanan manusia di Eropa Barat dan Timur yang bersumber dari
nasionalisme dan etnisitas akan menentukan stabilitas Eropa di masa
datang.
Kata-Kata Kunci: nasionalisme, etnisitas, identitas, Eropa.
217
Baiq Wardhani
219
Baiq Wardhani
News,
2008.
http://www.usnews.com/articles/news/world/2008/
08/26/is-ukraines-crimea-the-next-flash-point-with-russia.html,
18
Februari 2009). Ukraina memanfaatkan minoritas Crimea untuk
mendapatkan simpati internasional melalui berbagai cara seperti
melalui perjanjian bilateral dengan Rusia, yang menghendaki Rusia
meninggalkan wilayah Crimea selambat-lambatnya tahun 2017
(bbc.co.uk,
2005.
http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/europe/
4153800.stm, 18 Februari 2009). Ukraina juga gigih mmperjuangkan
kembalinya Crimea melalui berbagai konferensi, seminar dan kegiatan
lain yang diperjuangkan melalui organisasi non-pemerintah (Ibragimov
2002).
Kedua, mengadakan pendekatan diri dengan Barat. Beberapa pemimpin
Eropa Timur mengekspresikan nasionalismenya dengan lebih intensif
mendekatkan diri pada Barat, seperti Ukraina dan Georgia yang
menggabungkan diri dalam Uni Eropa dan NATO. Para pemimpinnya
menyadari bahwa bergabung dengan Eropa Barat merupakan cara
terbaik untuk mencapai kepentingan-kepentingan politik, ekonomi dan
keamanan. Juga, bergabung dengan Eropa Barat merupakan salah satu
mekanisme praktis untuk dapat diterima oleh masyarakat internasional.
Kegagalan mencapai demokrasi dapat membahayakan keamanan Eropa
secara keseluruhan. Dengan kata lain, masalah keamanan Eropa sangat
ditentukan oleh keberhasilan Eropa Timur mengintegrasikan diri
dengan Eropa Barat. Uni Eropa yang dicita-citakan sulit diwujudkan jika
para pemimpin Eropa Timur masih belum dapat menangani berbagai
masalah etnis. Keberhasilan integrasi Eropa Timur sangat ditentukan
keberhasilannya dalam menangani berbagai konflik etnis yang
memperlemah energi bagi penguatan integrasi.
Ketiga, banyaknya gerakan-gerakan pemisahan diri di wilayah-wilayah
bekas kekuasan Uni Soviet sebagai ekspresi demokrasi. Salah satu bukti
terjadinya penguatan nasionalisme etnis di Eropa Timur ditunjukkan
dengan munculnya (kembali) kesadaran etnis di banyak wilayah yang
pernah mengalami kekuasaan Uni Soviet. Bentuk lain dari ekspresi
nasionalisme adalah tuntutan dan perjuangan melepaskan diri atas
wilayah-wilayah yang pernah menjadi imperium Uni Soviet maupun
Yugoslavia. Jika berbicara mengenai nasionalisme Eropa, pada dasarnya
tidak terjadi perbedaan mendasar antara Eropa Barat dan Timur.
Namun terjadi perkembangan yang menarik dari nasionalisme pasca
komunisme, terutama di Balkan yang menemukan pemenuhan
kebutuhannya melalui gerakan-gerakan pemisahan diri dan
penggabungan kembali (secessionism dan irredentism) yang merupakan
kombinasi paradoks nasionalisme (Popa 1999, 10). Hampir serupa
dengan nasionalisme Balkan, berakhirnya kejayaan komunis di Eropa
Timur bersamaan dengan munculnya nasionalisme dan gerakangerakan pemisahan diri di hampir semua negara di Eropa Timur,
Global & Strategis, Edisi Khusus, Desember 2011
221
Baiq Wardhani
Nama
Negara
Belarus
Bosnia
222
Nama
Partai/Organisasi
1. Liberal'noDemokratieskaja
Partija (LDP) LiberalDemocratic Party
Srpska Demokratska
Sifat
nasionalis
Jumlah Pemilih
dalam Pemilu
n.a
Nasionalis
and
Hercegovi
na
Bulgaria
Croatia
Rep. Ceko
Estonia
Hungary
Latvia
Stranka (Serbian
Democratic Party)
Nacionalen Sjuz
Ataka (ATAKA)
National Union
Attack
1.Hrvatska Stranka
Prava (HSP) Croatian
Right's Party
2. Hrvatski
Demokratski Sabor
Slavonije i Baranje
(Croatian Democratic
Assembly of Slavonia
and Baranja)
1. Natodni Strana
(National Party)
2. Nrodn Odpor
1.Eesti
Iseseisvuspartei
(Estonian
Independence Party)
2.Estonian
Nationalist
Movement
1. Magyar Igazsg
s let Prtja
(Hungarian Party for
Justice and Life)
2. Hatvannegy
Varmegye
Ifjusagi
Mozgalom
1. Latvian National
Democratic Party
2. "Visu Latvijai!"
("All for Latvia!")
3. Tvzemei un
Brvbai/LNNK
(TB/LNNK)
Fatherland and
Freedom
4. NSS (National
Power Unity)
2006
Nasionalis
Nasionalis
Nasionalis
Partai antiimigran
Organis.
nasionalis
n.a
Partai
nasionalis
n.a
Organis.nasi
onalis
Antiimigran
5. Klubs 415
6. Pro-Russian
Latvian Party
Global & Strategis, Edisi Khusus, Desember 2011
223
Baiq Wardhani
9
Lithuania
10
Macedoni
a
Monteneg
ro
11
12
Polandia
Tvarka ir
Teisingumas (Order
and Justice)
IMRO patriotic
macedonian party
Srpska Narodna
Stranka (SNS)
Serbian People's
Party
1. Samoobrona
Rzeczpospolitej
Polskiej (SRP)
(Self-Defense of
the Republic of
Poland)
2. Liga Polskich
Rodzin (League of
Polish Families)
Nasionalis
konservatif
Nasionalis
Antiimigran (?)
Nasionalis
Nasionalis
3. Narodowe
Odrodzenie Polski
(NOP) National
13
Rusia
4. Rebirth of Poland
1. Edinaja Rossija
(ER) United Russia
Organis.
nasionalis
anti-imigran
nasonalis
n.a
Nasionalis
2. Liberal'noDemokratieskaja
Partija Rossii (LDPR)
Liberal-Democratic
Party of Russia
3. Movement Against
Illegal Immigration
(DPNI)
14
Serbia
15
Slovakia
224
1. Srpska Radikalna
Stranka (Serbian
Radical Party)
2. Socijalistika
Partija Srbije (SPS)
Socialist Party of
Serbia
1. Slovensk Nrodn
Strana (Slovak
National Party)
2. L'udov Strana Hnuti za
Demockratick
Slovensko (People's
Antiimigran
225
Baiq Wardhani
227
Baiq Wardhani
Persoalan ras dan agama tetap menjadi isu penting dalam integrasi
Eropa. Hal ini pulalah yang dapat menjelaskan salah satu kendala
sulitnya Turki bergabung dalam Uni Eropa. Disamping kendala
struktural seperti lambatnya reformasi, belum tercapainya perbaikan
rekor HAM dan hak milik intelektual, Turki merupakan satu-satunya
negara calon anggota Uni Eropa yang berpenduduk sekitar 70% muslim.
Kombinasi antara belum terpenuhinya standar struktural yang
disyaratkan bagi keanggotaan Uni Eropa dan faktor primordial menjadi
penghalang bagi Turki untuk segera bergabung dalam organisasi
tersebut (Villelabeitia 2008).
Sama halnya seperti yang terjadi di Eropa Timur, salah satu fenomena
yang menarik bahwa semenjak resminya Uni Eropa, partai maupun
organisasi anti-imigrasi yang dibentuk oleh masyarakat di banyak
negara anggota Uni Eropa semakin meningkat, bervariasi dari yang
beraliran moderat sampai radikal. Beberapa di antaranya dapat dilihat
dalam tabel berikut:
No
1
228
Nama
Negara
Austria
Belgia
Nama
Partai/Organisasi
1. Freiheitliche Partei
sterreichs
(FP)
(Freedom Party of
Austria)
2. Bndnis Zukunft
sterreich
(BZ)
(Alliance for the
Future of Austria)
1.
Vlaams
Blok
(Flemish Bloc)
2. Vlaams Belang
(Flemish Interest)
3. Front National
(National Front)
4. Groen Rechts
Sifat
anti-imigrasi
anti-imigrasi
anti-imigrasi
nasionalis
anti-migrasi
nasionalis
organis
nasionalis
organis
Jumlah pemilih
dalam Pemilu
17, 5 % dlm
pemilu 2008
10,7 % dalam
pemilu 2008
n.a
24,2% dlm pemilu
2004
4, 7% dlm pemilu
2007 di Brussel
Denmark
Finlandia
Perancis
Jerman
Yunani
5.
Mouvement
Nation
6. FNB Pour la
Securite
1. Dansk Folkeparti
(Danish
People's
Party)
1. Perussuomalaiset
(True Finns)
2. Suomen Sisu
3. Assosiation of
Finnish Culture and
Identity
4. Bluewhites of the
Finnish People
1. Front National (
National Front)
2. Front National de
la
Jeunesse
(National
Front
Youth)
3. Front National de
la
Jeunesse
(National
Front
Youth)
4. Les Identitaires
5. Terre et Peuple
6. ADSAV
1. Nationaldemokrat
ische
Partei
Deutschlands
(Nationaldemokratis
che
Partei
Deutschlands)
2. Pro-Kln
3. Deutsche
Volksunion
4. Deutsche Liga fr
Volk und Heimat
(German League for
Folk and Homeland)
5. Die Republikaner
1. Hellenic Front
2. Laikos
Orthodoxos
Sunagermos
(Popular Orthodox
Rally)
nasionalis
organis
nasionalis
Anti-imigrasi,
moderat
Anti-imigrasi
Organis.
nasionalis
Organis.
Kebudayaan
nasional
Partai
nasionalis
Nasionalis
Organis
anti-imigrasi
n. a.
Organis.
nasionalis
Organis.
nasionalis
Organis.
nasionalis
Organis.
nasionalis,
separatis
Anti-imigrasi
Nasionaisme
moderat
Partai
antiimigrasi
Organis. antiimigrasi
n.a
n.a
n.a
n.a
Anti-imigrasi
Anti-imigrasi
Partai
nasionalis
n.a
3,8% dlm pemilu
2007
Organis.
nasionalis
229
Baiq Wardhani
Irlandia
Italia
10
Belanda
11
Inggris
12
Spanyol
13
Swedia
3. Chrissi
Avghi
(Golden Dawn)
1.
Immigration
Control Platform
1. Alleanza
Nazionale
(AN)
National Alliance
2. Lega Nord (LN)
League North
3. Fiamma Tricolore
4. La Destra
5. Fronte
Sociale
Nazionale
6. Forza Nuova
7. Destra Nazionale
1. Partij voor de
Vrijheid
(Freedom
Party)
2. Nederlandse Volks
Unie
3. NVB
4. Dietse Kameraden
1. British National
Party (BNP), BNP
Youth, BNP Scotland,
BNP
Newspaper,
BNP Magazine
2. The UK National
Front
3. England First
Party
1. Espaa 2000
2. Alianza Nacional
3.
Democracia
Nacional
4. Fuerza Nueva
(New Force)
5. Plataforma per
Catalunya
1.
Sverigedemokraterna
(
Swedish
Democrats)
2. Nationaldemokrat
erna
(National
Democrats)
230
Organis. Antiimigrasi
Partai
antiimigrasi
Partai
antiimigrasi
Partai
antiimigrasi
Nasionalis
Partai
antiimigrasi
Gerakan
nasionalis
Organis.
nasionalis
Anti-imigran
Organis.
Nasionalis
Organis.
nasionalis
n.a
8,3 % dlm pemilu
2008
2, 4% bersama
Fiamma Tricolore
dlm pemilu 2008
n.a
5,9%
dalam
pemilu 2006
Anti-imigran
Organis.nasio
nalis
Organis.
nasionalis
Anti-imigrasi
Anti-imigrasi
Anti-imigrasi
Anti-imigrasi
Anti-imigrasi
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
Anti-imigrasi
4% di tingkat
nasional, 11 % di
regional, tahun ?
n.a
Anti-imigrasi
Gerakan
nasional
Gerakan
nasional
231
Baiq Wardhani
232
find that, while scarcely affecting the wages and employment levels of
German nationals, immigrants competed mainly among themselves.
Sebagai organisasi yang heterogen, Uni Eropa telah mempersenjati diri
dalam hal jaminan dan perlindungan kebebasan kultural dan hak-hak
minoritas. Pada tahun 1993 para Kepala Negara dan Pemerintahan
Council of Europe mengadopsi produk hukum untuk melindungi kaum
minoritas nasional untuk masing-masing negara. Deklarasi yang
ditandatangai di Wina (dikenal dengan Deklarasi Wina) dihasilkan dua
perjanjian, yaitu Konvensi bagi Perlindungan para minoritas (yang
diakui) dan Protocol European Convention on Human Rights. Tujuan
utama produk hukum ini adalah memberi jalan keluar atas ketegangan
etnis di Eropa Tengah dan Timur (Keller 1999, 1). Bahkan sebelum
terbentuk Uni Eropa, beberapa regulasi telah ditetapkan seperti
European Convention on Human Rights and Fundamental Freedom
yang ditandatangani pada 4 November 1950. Konvensi ini menjamin
hak-hak dasar setiap ras di Eropa sekaligus aturan hukum untuk
memerangi rasisme dan xenophobia (Geddes 1999, 199).
Kesimpulan
Terjadi penguatan nasionalisme dan etnisitas tidak saja di Eropa Timur
seperti yang diasumsikan selama ini, namun juga di Eropa Barat. Hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya organisasi dan gerakan anti-imigrasi
dan kelompok beraliran kanan yang berkembang terutama sejak tahun
1990-an menjelang Perjanjian Maastricht ditandatangani. Sebuah
kontradiksi besar terjadi, di satu pihak Eropa bermaksud
menghilangkan batas geografis dalam bingkai supra-nasionalisme
namun di pihak lain sifat xenophobic meningkat. Penguatan sense keEropa-an memang dapat terjadi dengan penolakan masuknya imigran,
tetapi hal ini bukanlah keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan
kelangsungannya karena berbahaya dan kontra-produktif bagi cita-cita
terbentuknya nation-state Eropa. Kebijakan imigrasi Eropa yang efektif
dapat merupakan langkah awal terbentuknya sebuah nation-state
Eropa.
Banyaknya perbedaan yang terdapat antara Eropa Barat dan Eropa
Timur serta bergabungnya mereka kembali ke dalam satu Eropa akan
membawa banyak perubahan pada Eropa di masa depan. Eropa tidak
saja ditentukan oleh Eropa sendiri, melainkan aktor-aktor eksternal
yang berkepentingan. Perluasan keanggotaan NATO bagi beberapa
negara Eropa Timur membawa konsekuensi terseretnya Eropa Timur
dalam percaturan global AS. Keberhasilan Uni Eropa menjadi institusi
supra nasional sangat ditentukan oleh dinamika negara-negara
233
Baiq Wardhani
Daftar Pustaka
Buku
Parekh, Bhikhu, 1999. 'The Incoherence of Nationalism', in R. Beiner
(ed.), Theorizing Nationalism. Albany, SUNY Press.
Peter, Gowan, 2002. The EU and Eastern Europe: Diversity without
Unity? Dalam Farrell, Mary, Fella, Stefano dan Newman, Michael,
(eds.), European Integration in the 21st Century: Unity in Diversity?
London, SAGE Publication.
Popa, Oana, 1999. Ethnic Nationalism and Regional Security in
Souhteast Europe. A Multidimensional Perspective. NATO Individual
Fellowship, March 1999.
Saideman, Stephen M., The Power of the Small: The Impact of Ethnic
Minorities on Foreign Policy. SAIS Review, vol. XXII, No. 2
(Summer-Fall 2002), pp. 93-105.
Smith Anthony, 1991. National Identity. Harmondsworth, Penguin.
234
Artikel Jurnal
Carter, W. F., 1993. Ethnicity as a Cause of Migration in Eastern Europe.
GeoJournal, 30 (3): 241-248.
Geddes, Andrew, 1995. Immigrant and Ethnic Minorities and the EU's
'Democratic Deficit'. Journal of Common Market Studies, 33 (2):
197-217.
Huysmans, Jef. 2000. The European Union and the Securitization of
Migration. Journal of Common Market Studies, 38 (5): 751-777.
Keller, Perry, 1998. Re-Thinking Ethnic and Cultural Rights in Europe.
Oxford Journal of Legal Studies, 18 (1): 29-59.
Kraus, Margit dan Schwager, Robert, 2003. EU Enlargement and
Immigration. Journal of Common Market Studies, 42 (2): 165-181.
Laffan, Brigid, 2002. The Politics of Identity and Political Order in
Europe. Journal of Common Market Studies, 34 (1): 81-102.
Lahav, Gallya dan Messina, Anthony M., 2005. The Limits of a European
Immigration Policy: Elite Opinions and Agendas within the European
Parliament. Journal of Common Market Studies, 43 (4): 851-875.
Artikel Online
http://www.stormfront.org/forum/showthread.php?t=531225,
Februari 2009.
23
235
Baiq Wardhani
Gee, Alastair, 2008. Is Ukraine's Crimea the Next Flash Point With
Russia? [internet] US News, 26/08/2008. http://www.usnews.com/
articles/news/world/2008/08/26/is-ukraines-crimea-the-next-flashpoint-with-russia.html, 18 Februari 2009.
Ibragimov, Ayder, 2002. Center of Information and Documentation of
Crimean Tatars. [internet] http://www.cidct.org.ua/en/about/, 18
Februari 2009.
Feischmidt, Margit. Tt. Bibliography on Ethnic Relations in Eastern
Europe.
[internet]
http://lgi.osi.hu/publications/books/
bibliography2/announce 20000301-2.html, 18 Februari 2009.
http://www.taurillon.org/Immigration-and-identity-in-Europe.
Immigration and Identity in Europe, 23 Februari 2009.
Ottaviano, Gianmarco I. P dan Peri, Giovani, 2008. Immigration in
Western
Europe.
[internet]
http://www.voxeu.org/index.
php?q=node/1061, 24 Februari 2009.
Sigurdson, Richard, 2006. Nationalism and Immigration Policy: North
and South. Makalah yang dipersiapkan untuk The North-South
Divide and International Studies, tanggal 22-26 Maret 2006, 23
Februari 2009.
Steel, Mark. 2004. Britons still believe in their natural superiority.
[internet]
http://www.independent.co.uk/opinion/commentators/
mark-steel/britons-still-believe-in-their-natural-superiority732435.html, 25 Februari 2009.
Villelabeitia, Ibon. 2008. Is Turkey's EU membership dream vanishing?
[internet] http://www.reuters.com/article/reutersEdge/idUSTRE4
AA3 6L20081111, 24 Februari 2009.
Vujacic, Veljko, 2003. One Hypothesis on the Different Outcomes of
Soviet and Yugoslav State Collapse. www.wilsoncenter.org/topics/
pubs/MR274 Vujacic.doc, 24 Februari 2009.
236