Anda di halaman 1dari 46

SEJARAH YUGOSLAVIA

RUNTUHNYA YUGOSLAVIA
MAKALAH
Di ajukan untuk memenuhi tugas akhir mata pelajaran sejarah peminatan yang di
ampu oleh Bapak Abdul Somad,S.S.M.Pd

Di susun oleh :
Rifany Cahyaning Ike Putri
XII IPS 2

SMA NEGERI 1 CIRUAS


TAHUN AJARAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Terima kasih kepada bapak Abdul Somad,SS.M.Pd yang telah membimbing
saya dan teman-teman saya dalam pembuatan makalah ini.
Terima kasih juga kepada teman-teman saya yang telah mendukung saya
dalam membuat makalah dan tak lupa pula kepada teman-teman saya dalam proses
pembuatan makalah dan banyak menyimpan sumber-sumber dalam pembuatan
makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan
bisa menjadi sumber-sumber makalah-makalah lainnya. Tak ada gading yang tak
retak, dalam pembuatan makalah ini penulis masih banyak kekurangan dalam daftar
pustaka dan penulisan.

Rabu, 12 Februari 2020


Penyusun
Rifany Cahyaning Ike Putri
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II SEJARAH EROPA
2.1 Latar Belakang Komunisme di Eropa
2.2 Terbentuknya Partai Bolshevik dan Terjadinya Revolusi Bolshevik
2.3 Berkembangnya Paham Komunisme di Eropa
2.4 Runtuhnya Paham Komunisme di Eropa
BAB III SEJARAH YUGOSLAVIA
3.1 Negara-Negara Bagian Yugoslavia
3.2 Berpisahnya Negara-Negara Bagian Yugoslavia
3.3 Yugoslavia Sebelum Perang Dunia I
3.4 Yugoslavia Desember 1918-Perang Dunia II
BAB IV RUNTUHNYA YUGOSLAVIA
4.1 Awal Mula Runtuh
4.2 Korban Mulai Berjatuhan
4.3 Slovenia dan Kroasia Merdeka
4.4 Pengakuan Masyarakat Eropa dan Internasional
4.5 Angkatan Bersenjata Yugoslavia
4.6 Dekralasi Yugoslavia Baru
4.7 Banjir darah di Bosnia
4.8 Sanksi PBB
4.9 Upaya Damai
4.10 Perkembangan Terkini
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Yugoslavia berarti Slavia Selatan merupakan sebuah negara yang
pernah ada di daerah Balkan, di sebelah tenggara Eropa. Wilayah Yugoslavia
yang terletak di semenanjung Balkan itu telah menoreh sejarah panjang, menjadi
tempat perebutan pengaruh antara Romawi Barat yang Katolik dan Romawi Timur
yang Ortodoks, berlanjut ke era Ottoman Turki yang beragama Islam, membawa
pengaruh dalam etnis dan agama yang dianut.
Dalam perjalanannya, negara ini pernah berbentuk kerajaan dan
republik. Republik Federal Sosialis Yugoslavia, sebelumnya bernama Federal
Demokratik Yugoslavia (1943-1946) dan Republik Rakyat Federal Yugoslavia
(1946-1992), eksis dari tahun 1943-1992. Negara ini adalah kelanjutan dari
Kerajaan Yugoslavia (1918-1943). negara ini merupakan negara federal
dengan negara-negara bagian yakni Serbia, Montenegro, Slovenia, Kroasia,
Bosnia-Herzegovina, Makedonia serta dua daerah otonomi khusus Kosovo
dan Vojvodina. Negara ini beribukota di Beograd. Perjalanan Yugoslavia
memang sangat panjang, konflik yang ada di dalamnya juga macam-macam.
Salah satu peristiwa yang menarik perhatian dunia pada dasawarsa 1990 an
adalah runtuhnya Republik Federasi Yugoslavia.

1.2. Rumusan Masalah


1. Latar Belakang Yugoslavia?
2. Bagaimana terjadinya perpecahan Yugoslavia?
3. Bagaimana Perkembangan terkini Yugoslavia?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis capai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan Sejarah Eropa
2. Mendeskripsikan proses disintegrasi Yugoslavia
3. Mendeskripsikan perkembangan terkini Yugoslavia

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua pihak,
terutama bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang sejarah sosial dan politik,
serta diharapkan mampu menambah pengetahuan menganai perkembangan
konflik yang terjadi di Bosnia Herzegovina. Adapun manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
 Memberikan gambaran mengenai keadaan Yugoslavia setelah terjadinya
disintegrasi. Hal yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini adalah rasa
nasionalisme.
 Mendeskripsikan penyebab dari terjadinya disintegrasi ini adalah kurangnya
rasa nasionalisme kebangsaan, namun terlalu memupuk rasa
nasionalisme etnis. Melalui peristiwa tersebut, kita dapat mengambil
pelajaran mengenai pentingnya memupuk rasa nasionalisme kebangsaan
BAB II
SEJARAH EROPA
Sejarah Eropa dimulai dari sejak manusia pertama menghuni daratan Eropa
pada zaman prasejarah hingga saat ini.
Untuk prasejarah Eropa, manusia mulai masuk ke Eropa pada Zaman Batu
Tua (Paleolitikum). Penerapan pertanian sekitar tahun 7000 SM mengantar manusia
masuk Zaman Batu Muda (Neolitikum). Neolitikum di Eropa berlangsung selama
4000 tahun bersamaan dengan tersebarnya budaya penggunaan logam ke seluruh
benua. Kemajuan teknologi selama zaman prasejarah datang melalui orang-orang
Mediterania, menyebar secara bertahap ke arah barat laut. Beberapa peradaban paling
terkenal dari prasejarah Eropa adalah peradaban Minoa dan Mykenai, yang
berkembang selama Zaman Perunggu sampai keruntuhan Zaman Perunggu dalam
waktu yang singkat sekitar tahun 1200 SM.
Periode dalam sejarah Eropa yang dikenal sebagai era klasik dimulai dengan
munculnya negara-kota Yunani Kuno. Pengaruh Yunani mencapai puncaknya di
bawah kekaisaran Alexander Agung, yang menyebar ke seluruh Asia. Eropa utara dan
barat didominasi oleh kebudayaan La Tène, pendahulu bangsa Kelt. Roma, sebuah
negara-kota kecil, secara tradisional berdiri pada tahun 753 SM, kemudian tumbuh
menjadi Republik Romawi pada 509 SM dan kemudian menggantikan kebudayaan
Yunani sebagai peradaban Mediterania dominan. Peristiwa-peristiwa pada masa
pemerintahan Julius Caesar mendorong reorganisasi Republik Romawi
menjadi Kekaisaran Romawi. Kekaisaran ini kemudian dibagi oleh
kaisar Diokletianus menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi
Timur. Selama abad ke-4 dan ke-5, orang-orang Jermanik dari Eropa utara
meningkatkan kekuatan dan serangan yang berulang-ulang yang menyebabkan
runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476 M, saat yang secara tradisional
menandai akhir dari periode klasik dan awal Abad Pertengahan.
Selama Abad Pertengahan, Kekaisaran Romawi Timur bertahan, meskipun
sejarawan modern menyebut negara ini sebagai Kekaisaran Bizantium. Di Eropa
Barat, bangsa Jermanik menduduki bekas wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi
Barat dan mendirikan kerajaan dan kekaisaran mereka sendiri. Dari semua bangsa
Jermanik, suku Frank naik ke posisi hegemoni atas di Eropa Barat, Kerajaan
Franka mencapai puncaknya di bawah pimpinan Charlemagne sekitar tahun 800 M.
Kerajaan ini kemudian terbagi menjadi beberapa bagian; Franka Barat akan
berevolusi menjadi Kerajaan Prancis, sementara Franka Timur akan berevolusi
menjadi Kekaisaran Romawi Suci, cikal bakal Jerman modern. Kepulauan Inggris
menjadi tempat beberapa migrasi skala besar. Penduduk asli Celtic telah
terpinggirkan selama periode Britania Romawi, dan ketika bangsa Romawi
meninggalkan Kepulauan Inggris selama tahun 400-an, gelombang bangsa Anglo-
Saxon Jermanik bermigrasi ke Inggris selatan dan mendirikan serangkaian kerajaan
kecil yang akhirnya berkembang menjadi Kerajaan Inggris tahun 927 M.
Peradaban Yunani-Romawi menghiasi zaman permulaan Eropa, dimulai
dari Yunani Kuno, yang biasanya dianggap sebagai dasar dari peradaban Barat dan
pengaruhnya dalam bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu pengetahuan,
dan seni. Nilai-nilai tersebut diteruskan oleh Republik Roma yang berpusat di Laut
Tengah, hingga Kekaisaran Romawi mencapai puncak kejayaannya sekitar tahun 150.

2.1 Komunisme di Eropa


Pada 1847 suatu Liga Communist yang merupakan persatuan buruh
internasional meminta Karl Marx seorang filsuf Jerman untuk menulis mengenai
rencana perjuangan kaum buruh sedunia. Maka Karl Marx menulis The Manifesto of
the Communist Party
Dalam pandangan Marx, struktur dasar (basic structure) kehidupan
masyarakat adalah moda produksi ekonomi meterial, sehingga semua struktur lain
yang berdiri di atasnya (supra structure) antara lain politik, hukum, seni, agama, dll
sangat ditentukan oleh struktur dasar ekonomi tersebut. Maka relasi kekuasaan di
masyarakat sangat tergantung pada struktur modal/material. Semakin kuat suatu
kelompok menguasai suatu modal, itu berarti semakin kuat kelompok tsb berpotensi
mengeksploitasi kelompok lain yang lebih lemah. Kelompok masyarakat yg lemah
adalah mereka yg tidak memiliki modal (kaum proletariat) sedangkan kelompok yang
terkuat adalah mereka yang mengakumulasi modal (kaum borjuasi).
Oleh karena itu diperlukan perjuangan kaum proletar untuk membentuk
tatanan politik Komunisme sehingga dicapai kesetaraan ekonomi secara mendunia.
Marx memandang diperlukan perjuangan kaum proletar untuk membentuk tatanan
politik Komunisme sehingga dicapai kesetaraan ekonomi secara mendunia.

2.2 Terbentuknya Partai Bolshevik dan Terjadinya Revolusi Bolshevik


Partai Marxisme yang utama RSDLP ( Russian Social Democratic Labor
Party), termasuk faksi Bolshevik dan Menshevik,tidak berperan dalam revolusi
liberal yang menggulingkan Dinasti Romanov. Lenin sedang berada di Swiss. Stelin
Terisolasi di Siberia Barat di pengasingan sejak 1913.Sekitar 7 Bulan setelah
Revolusi Liberal yaitu bulan oktober terjadi revolusi komunis yang dipimpin oleh
Lenin dan Bolshevik.
Russian Social Democratic Labor Party (RSDLP) didirikan di kongres yang
diadakan di Minsk pada maret 1898. Saat kongres kedua RSDLP terpaksa diadakan
di luar Rusia (pertama di Brussels, kedua di London) pada juli 1903. Lenin telah
menarik perhatian dan mendapatkan pengikut. Dalam pertemuan itulah terjadi
perpecahan penting antara Bolshevik (Mayoritas) dan Menshevik (Minoritas).Pada
kongres persatuan partai ke empat yang diadakan di Swedia pada April 1906, Lenin
berhasil (selama beberapa saat kembali) menyatukan Bolshevik dan Menshevik
Lenin lahir dari keluarga yang berkecukupan di Simbirsk. Orangtuanya
menamainya Vladimir Illyich Ulyanov. Namun ia menyebut dirinya dengan Lenin.
Kakek dari pihak ibunya, Dr.Alexander Blank, berdarah Yahudi, yang nantinya akan
banyak dipermasalahkan, oleh Lenin karena ia tidak sama sekali bersentuhan dengan
tradisi yahudi. Ayah Lenin adalah seorang pegawai negeri eselon atas dan keluarga
mereka menjalani kehidupan tokoh pedesaan. Ayahnya meninggal karena penyakit
akut pada awal 1886. Kakak laki laki Lenin, Alexander saat itu sedang kuliah di St
Petersburg. Ia terlibat dengan salah satu kelompok revolusioner dan berpihak pada
kaum intelektual disana.
Leninisme didasari pemikiran bahwa revolusioner profesional akan
membentuk partai garda depan atau perintis dan memerintah atas nama ploretariat.
Penganut paham Leninisme tak mebuang-buang waktu melakukan
“penipuan” demokrasi liberal yang mereka anggap tak lebih dari pemerintahan
borjuis yang dibenci menyingkirkan monarki mutlak dan menggantinya dengan
sistem konstitusional hanyalah awal dari revolusi yang lebih autentik. Semua itu tak
akan terjadi tanpa pertumpahan darah, dan bagi Lenin, perjuangan kelas berarti
perang saudara. Ia yakin komunisme harus dipaksakan dengan kekerasan
pengikutnya adalah elitis sejati yang yakin dengan superioritas mereka sendiri.
Pengikut Leninisme menugaskan diri untuk menciptakan dunia yang seluruhnya baru.
Revolusi Bolshevik muncul berdasarkan pada ajaran Marxisme yang sedang
gencar dilakukan. Di mana isu anti Tsarisme, anti feodalisme, dan berbudakan
menjadi salah satu tema dari ajaran Marxisme. Berbagai aksi demonstrasi menentang
perubahan sistem tsarisme menggelora.
Pergerakan revolusioner dimotori oleh kaum revolusioner dari berbagai
kalangan, yang kemudian dikenal dengan Baznochinsty. Kaum intelegensia terdiri
dari akfitis mahasiswa, petani, sampai kelas-kelas pekerja perkotaan bahkan
kelompok tennis minoritas dalma kekaisaran Rusia. Gerakan revolusi pertama yang
menentang kekuasan Tsar adalah Pemberontakan Desembris tahun 1825. Gerakan ini
melibatkan para perwira muda yang mengadakan perlawanan di alun-alun kota St
Petersburg dan gerakan ini berhasila ditumpas. Gerakan Desembris ini gagal karena
tidak mendapatkan dukungan massa dan terlalu kebarat-baratan.
Ajaran Karl Marx berperan dalam revolusi yang terjadi, karena ajarannya sesuai
denga kondisi pada masyarakat Rusia. Georgy Plekhanov dia mendirikan kelompok
Marxis bernama Pembebasan Pekerja di Jenewa tahun 1883. Bahwa perkembangan
kapitalisme di Rusia akan melahirkan sebuah proletariat dan justru kelas inilah yang
akan memimpin revolusi. Ramalan Plekhanov terbukti ketika terjadi perkembangan
industri akan mengambil bagian dalam memimpin revolusi tahun 1905 dan tahun
1917.
Gelombang revolusi menuntut perubahan Negara secara radikal.
Penggulingan otokrasi dan pembentukan demokrasi, serta penghapusan struktur kelas
bangsawan terbagi dalam tiga gelombang : Gelombang pertama (9 Januari-
September 1905) adanya pemogokan dan demonstrasi di berbagai kota dan
terbentuknya Dewan Perwakilan Pekerja di kota Ivanovo Voznesensk. Serta peristiwa
minggu berdarah tanggal 9 Januari 1905 terjadi ketika 140 ribu pekerja St Petersburg
yang mengadakan aksi damai di Istana Musm Dingin (Winter Palace) untuk
menyampaikan petisi kepada Tsar, namun dibalas dengan tembakan pasukan tentara
kerajaan.
Pemogokan Umum Oktober 1905 (pemogokan seluruh Rusia) yang diikuti
sekitar 3 juta pekerja. Terbentuknya dewan-dewan pekerja, dewan tentara yang
menuntut diberlakukannya hak demokrasi dan kebebasan, termasuk pemberlakuan 8
jam per hari kerja. Hal ini mendorong pemerintah mengeluarkan Manifesto 17
Oktober sebagai jawaban dari tuntutan masyarakat. Manifesto ini menunjukan adanya
keseimbangan kekuatan pemerintah dengan kaum revolusioner namun kekuasan
Tsarisme masih berdiri.
Kaum Menshevik menilai bahwa revolusi telah mencapai apa yang
diinginkan. Kemudian mereka menyerukan dihentikannya pemogokan massal
tersebut. Kaum borjuis menengah bersama kaum intelegensia membentuk partai
“Kebebasan rakyat’ yang dikenal dengan sebutan kadet. Mereka menuntut perubahan
demokratis dalam rangka sistem monarki parlementer.
Ada perlawanan menentang gerakan revolusi yaitu Pyotr Stolypin yang menjabat
sebagai Ketua Dewan Menteri merangkap sebagai Mendagri. Dengan gigih
mempertahankan tatanan monarkhi Rusia ditengah arus gerakan revolusioner yang
terjadi. Pyotr lalu mengeluarkan reformasi agraria yang bertumpu pada kekuatan
petani kaya (kulak) di pedesaan. Petani-petani kaya ini tumbuh dari kalangan non
bangsawan yang berhasil memerdekakan diri dan menjadi kelas baru dalam
masyarakat Rusia. Namun reformasi ini mengalami kegagalan setelah Stolypin
terbunuh pada tahun 1911.
Revolusi Februari 1917 ini telah mengakhiri kekuasaan monarki Rusia,
memutus kekuasan garis keturunan Dinasti Romanov, dan memberikan dasar bagi
kehidupan yang lebih demokratis. Revolusi ini dipicu pada tanggal 22 Februari
mengenai pemberhentian sekitar 30 ribu pekerja Petrograd yang menimbulkan reaksi
begitu keras sehingga pada tanggal 23 sampai 25 Februari terjadi pemogokan besar-
besaran. Tentara yang ditugaskan menghentikan pemogokan tersebut berbalik
memihak para demonstran.
Perang dunia I membawa kehancuran bagi rezim Tsar Nicholas II. Awalnya
pada agustus 1914 bangsa Rusia bersatu mendukung pemerintah Tsar Nicholas II.
Para politikus serta kelas menengah urban menyambut perang dan tentara rusia
berangkat untuk melindungi “saudara-saudara Slav” mereka di Yugoslavia dari
agresi Jerman dan Austria. Kekaisaran Tsar mempunyai tentara terbesar di eropa, tapi
mereka tak punya sumber daya untuk berperang dalam waktu yang lama.
Pada 2 Maret 1917 Tsar Nicholas II dalam rapat di garis depan Aleksandr
Guchkov dan Vasily Shulgin, wakil-wakil Duma memaparkan opsi secara gamblang.
Guchkov menyatakan keadaan dalam negeri dan militer tidak terkendali. Terguncang
oleh perubahan keadaan itu Nicholas II menerima hal yang tak bisa dihindarinya.
Pada maret 1917, ia melepaskan tahta, juga atas putranya yang sakit para. Tsar turun
untuk digantikan oleh saudaranya Grand Duke Mikhail, yang mencoba mendapatkan
jaminan dukungan di ibu kota. Ia meminta tokoh pemimpin Duma, termasuk
pangeran Georgii Lvov, Mikhail rodzianko, dan Alexander Kerensky, untuk
menjamin keamannya jika menerima mahkota Tsar. ada yang bersedia karena itu
mikhail terpaksa menolak dirinya sebagai Tsar.
Tidak Pada Maret 1917, dunia para tsar runtuh, dan untuk beberapa saat,
dibawah pemerintahan sementara yang baru, Rusia menjadi salah satu negara
terbebas di dunia. Saat itu, Lenin masih berada jauh di Petrograd, ibu kotanya: saat
itu ia tinggal di Swiss. Mendapatkan keberanian dari perkembangan yang terjadi,
iapun kembali ke tanah kelahirannya. Ia bertekad menghancurkan sisa tatanan politik
dan sosial lama di Rusia, bernafsu mematikan semua peluang bagi Rusia yang baru
untuk menjadi negara demokrasi liberal.
Pada awal 1917, rasa tidak puas yang semakin meluas karena pengobanan
mengerikan untuk perang, kekurangan makanan, dan harga mahal memicu
pemogokan besar besaran serta demonstrasi yang diwarnai kekerasan.Pada Januari
1917 dari Petrogard para wanita dan anak anaknya kelaparan. Pada 23 Februari 1917
para demonstran menuntut Tsar turun dari jabatannya. Pada 26 februari dibawah
perintah Tsar tentara menembaki para demonstran.Kemudian keesokan harinya
revolusipun pecah, para tentara berbalik menentang Tsar dan ikut para demonstran
untuk melengserkan Tsar .
Namun pada tanggal 24 Juni dibentuk Pemerintahan Koalisi dari kedua yang
dipimpin Aleksander Kerensky. Pemerintahan sementara lebih mempunyai
legitimasi, namun secara rill kekuasaan dipegang oleh Soviet Petrograd yang
mempunyai dukungan luas di kalangan rakyat, juga memiliki kekuatan bersenjata.
Rencana Revolusi Oktober telah dirancang sedemikian rupa dengan langkah pertama
menguasai objek-objek vital seperti jembatan, stasiun kereta api, pembangkti listrik,
bank. Kemudian menyerang Istana Musim Dingin, yang merupakan simbol
kekuasaan pemerintah, untuk memusnahkan pemerintahan sementara.
Pada tanggal 10 Oktober 1917 Komite Sentral RSDRP (B) mengeluarkan
resolusi pemberontakan bersenjata. Namun hal ini mendapat tentangan oleh tokoh-
tokoh komunis seperti Lev Kamenev, Grigory Zinoviov. Namun suara mereka dapat
dikalahkan oleh Lenin mengenai pentingnya pengambilan kekuasan dengan kekuatan
bersenjata. Dibentuk pula Komite Militer Revolusi dipimpin oleh Pavel Lazimir,
Kudeta Petrograd terjadi pada tanggal 25 Oktober 1917 adanya pemindahan
kekuasaan dari Pemerintahan Sementara ke Komite Militer Revolusioner. Juga
diumumkan pembentukan perdamaian yang demokratis, penghapusan kepemilikan
tanah oleh para tuan tanah, pengenalan kontrol pekerja keras atas produksi dan
pembentukan Pemerintahan Soviet. Sidang Soviet tersebut dibentuk Pemerintahan
Soviet yang diketuai oleh Lenin sebagai kepala Negara, juga dibentuk Komite Sentral
Eksekutif seluruh Rusia yang diketuai Lev Kamenev sebagai kepala pemerintahan.
Dikeluarkan pula Dekrit tentang tanah dan perdamaian.
Bolshevik merupakan fraksi terbesar dalam Partai Pekerja Sosial Demokrat
yang kemudian memisahkan menjadi partai tersendiri menjadi RSDRP (B) B artinya
ialah Bolshevik. Sandaran ideology dan politik laum Bolshevik adalah Marxisme dan
ajaran Lenin, namun keyakinan Kaum Bolshevik bahwa pertentangan sosial yang tak
terdamaikan yang terjadi di Rusia merupakan hal yang harus terjadi dan revolusi
merupakan sesutau yang mutlak. Diyakini pula bahwa pentingnya periode transisi
dari kapitalisme ke sosialisme dimana diktatur proletariat merupakan syarat wajib
bagi masa transisi tersebut. Revolusi bulan Februari merupakan kemenangan kaum
borjuis, maka revolusi Ontober 1917 merupakan kemenangan kaum Bolshevik.
Namun revolusi kaum Bolshevik mendapat perlawanan dari berbagai golongan
seperti pasukan Yungker (pasukan elit Negara) dan unit kekuatan militer,
RSFSR (Republik Sosial Federasi Rusia) Dalam Sidang III Dewan Pekerja,
Militer dan Petani di Petrograd, kaum Bolshevik meresmikan berdirinya Negara
Republik Soviet Rusia yang telah diproklamirkan pada tanggal 7 Januari 1917 dan
mengubah namanya menjadi RSFSR (Republik Soviet Sosialis Federasi Rusia).
Kemudian Bolshevik menyusun kebijakan berupa nasionalisasi perbankan-indsutri,
pembentukan kontrol pekerja dan pembagian kerja sebagai langkah persiapan
nasionalisasi seluruh industri dan perdagangan, pembentukan monopoli pemerintah
dalam pembentukan perdagangan luar negeri. Juga penyitaan tanah-tanah milik tuan
tanah, nasionalisasi seluruh anah, dan yang lebih penting adalah mengejar
ketertinggalan ekonomi Negara dengan cara memacu perkembangan kekuatan
produksi.
Konstitusi juga dibentuk berupa diktatur proletariat yang ebertujuan
penghancuran Burjuasi dan penghentian penindasan manusia oleh manusia dan
perwujudan sosialisme, dimana tidak ada lagi perbedaan kelas dan tidak ada lagi
kekuasaan Negara.

2.3 Berkembangnya Paham Komunisme di Eropa


a. Komunis Di Yugoslavia
Komunis di Yugoslavia muncul bersamaan dengan gerakan komunis lainnya
di eropa yang muncul pada masa pasca Perang Dunia I. Gerakan Komunis di
Yugoslavia atau dikenal sebagai Liga Komunis Yugoslavia dibentuk pada tahun 1919
dan mulai eksis pasca kongres di Vukovar tahun 1920. Pada tahun 1937, Partai
Komunis Yugoslavia dipimpin oleh seorang figur kharismatis yang merupakan
seorang perwira berpangkat Sersan Mayor dan sempat terlibat dalam perang saudara
Rusia sebagai bagian dari Legiun Bolshevik Yugoslavia yang bernama Josif Broz
Tito(1892-1980).
Partai ini sebelumnya sempat dilarang pada tahun 1921 dan larangan ini tidak
dicabut hingga kerajaan dibubarkan pasca PD II. Namun aktivitas illegal tetap mereka
jalankan bahkan pada tahun 1929 sempat terjadi pemberontakan bersenjata. Gerakan
Komunis Yugoslavia kembali bergerak ketika Pasukan Koalisi Poros(Jerman-Italia-
Hungaria-Bulgaria) menyerang dan menduduki Yugoslavia pada tanggal 12 Juli
1941.
Kelompok Liga Komunis Yugoslavia mulai membuat sebuah gerakan
perlawanan yang dikenal sebagai Partisan Yugoslavia dengan membawa slogan
Brotherhood and Unity. Bahkan di bulan Desember 1941 bersamaan dengan serangan
Jerman ke Uni Soviet, Kelompok Partisan mulai membentuk sayap militer dengan
nama Brigade Proletariat ke-1. Gerakan ini dipimpin langsung oleh Josif Broz Tito.
Segera setelah dibentuk sayap militer resmi, pasukan Partisan mulai mencoba
melakukan pemberontakan melawan pasukan Axis dan pasukan kolaborator Axis
yang terdiri dari orang-orang local Kroasia, Serbia dan Bosnia dibawah paying dua
negara boneka Kroasia yang dipimpin oleh Ante Pavelic dan Serbia dibawah
pimpinan Milan Nedic.
Namun dalam usaha perlawanannya ia juga mendapatkan seteru yang berat
yaitu kelompok gerilyawan Chetnik yang merupakan tentara gerilya yang sangat
loyal kepada Kerajaan Yugoslavia. Kelompok gerilyawan ini terdiri dari sejumlah
prajurit kerajaan, Jenderal-jenderal Kerajaan dan bangsawan-bangsawan serta
berbagai macam orang penting Yugoslavia lainnya. Dan gerakan ini dipimpin
langsung oleh Kolonel Draza Milhailovich. Kelak kelompok gerilyawan ini akhirnya
bergabung dengan koalisi Axis untuk menghancurkan Partisan. Selama kurang lebih
4 tahun, Pasukan Partisan berperang tanpa adanya bantuan dari manapun baik dari
Sekutu Barat maupun Uni Soviet. Banyak logistic dan persenjataan Partisan adalah
hasil dari pelucutan terutama dari Tentara Italia.
Dengan dukungan rakyat yang melimpah ruah dari seluruh rakyat Yugoslavia,
Pasukan Partisan terus berusaha mendesak koalisi Poros pada tahun 1943. Usaha
mereka semakin diperlancar dengan menyerahnya Italia kepada sekutu pada bulan
Juli sehingga menyebabkan pasukan Tito mendapat pasokan penuh peralatan perang
dari tentara Italia yang menyerah bahkan di saat yang bersamaan pasukan Italia yang
berjumlah 20.000 orang dari 60.000 orang menyatakan bergabung dengan Partisan
sedangkan sisanya menghabiskan waktu sebagai tawanan.
Pada 14 September 1944, pasukan Partisan melancarkan serangan menuju
Serbia dengan tujuan merebut kota Belgrade. Kondisi koalisi Axis kacau balau.
Rumania mundur dari peperangan pasca kudeta yang dilancarkan pada bulan Agustus
1944 oleh Raja Michael. Kemudian, disusul oleh Bulgaria yang mundur pada tanggal
10 September bahkan menyatakan perang terhadap koalisi Axis dan membantu Tito
untuk menahan laju mundur pasukan Axis di Yunani. Sedangkan Partisan semakin
berada di atas angin apalagi sejak mendapat bantuan berupa dukungan angkatan udara
dari Inggris yang dilabeli nama Balkan Air Force(BAF).
Pada tahun 1945, Pasukan Partisan melakukan offensive besar dan terakhir
terhadap sisa-sisa pasukan Axis yang terdiri dari pasukan Jerman dan pasukan
kolaborator local Serbia dan Kroasia serta sisa-sisa milisi loyalist Chetnik dan milisi
fasis Kroasia, Ustase. Offensive ini berakhir dalam pertempuran Poljana pada tanggal
14-15 Mei 1945. Pasca pertempuran ini, banyak kolaborasionis meminta
perlindungan ke pasukan Sekutu barat namun sayangnya mereka bukan dilindungi
malah dikembalikan ke negaranya dimana sebagian besar dari mereka dieksekusi di
Bleiburg yang dikenal sebagai The Bleiburg Massacre.
Pasca PD II sebuah pemerintahan Koalisi pemerintahan Yugoslavia pada
tanggal 8 Mei 1945 di Belgrade yang melibatkan unsur kerajaan yang dipegang oleh
Raja Peter II yang saat itu masih berada di London dengan unsur-unsur sosialis
komunis yang dipimpin oleh Josif Broz Tito. Namun, pada tanggal 29 November,
sebagai akibat dari referendum masyarakat Yugoslavia yang menginginkan
terbentuknya sebuah Republik, akhirnya raja Peter II turun dari tahtanya berdasarkan
ketentuan perundang-undangan baru di Yugoslavia.
Pada tanggal 31 Januari 1946 dibuatlah sebuah konstitusi baru sebagai awal
dari berdirinya Republik Federasi Sosialis Yugoslavia dengan presiden pertama Ivan
Ribar(1945-1953) dan perdana menteri pertama, Josip Broz Tito. Bentuk negara
Yugoslavia, adalah Republik Federal yang terdiri dari 6 negara (Serbia, Bosnia-
Herzegovina, Montenegro, Kroasia, Slovenia, Macedonia) dua buah provinsi yang
otonom di wilayah Republik Sosialis Serbia yaitu Kosovo dan Vojvodina.
Yugoslavia dalam pentas politik internasional pasca PD II adalah sebuah
negara Komunis yang loyal dan kuat kedua di eropa setelah Stalin. Yugoslavia
sempat membangun hubungan yang baik dengan negara-negara sekutu barat sejak
Inggris menurunkan bantuannya tahun 1944. Namun semenjak mengetahui maksud
sekutu barat untuk menguasai Balkan, akhirnya Yugoslavia mengalihkan haluan
politiknya lebih mendekat Uni Soviet yang saat itu dipimpin oleh Joseph Stalin.
Namun masa-masa kedekatan Yugoslavia dan Uni Soviet ini tidaklah lama
setelah begitu Moskow mencurigai keinginan Yugoslavia untuk memperluas
pengaruh di Balkan. Sehingga Stalin meminta dengan tegas agar Yugoslavia tunduk
kepada Moskow apalagi Tito memutuskan untuk menciptakan sebuah sistem
Komunis dengan manajemen mandiri dari seluruh pekerja Yugoslavia serta Konsep
Komunisnya yang cenderung pada nasionalisme dan persatuan Yugoslavia.
Pada tahun 1948 ketegangan antara Stalin dengan Tito semakin menguat
bahkan tersiar kabar bahwa tentara merah ingin menginvasi Yugoslavia. Namun Tito
tetap bertahan dari semua serangan diplomatis dari Moskow. Dengan kematian Stalin
tahun 1953, Tito secara tidak langsung memenangkan pertaruangan diplomatis ini.
Kemudian pada tahun 1956, Yugoslavia membangun hubungan dengan Uni Soviet
secara perlahan ketika pada saat itu terjadi proses De-Stalinisasi.
Pada tanggal 1 September 1961, Yugoslavia menjadi negara pemrakarsa dan
menjadi negara tuan rumah bagi Konferensi Gerakan Non-Blok Pertama. Josif Broz
Tito menjadi salah satu penggerak GNB disamping Soekarno(Indonesia), Jawaharlal
Nehru(India),Gamal Abdul Nasser(Mesir), Kwame Nkrumah(Ghana)
Pada tahun 1963, Yugosalvia muncul dengan nama baru yaitu Republik
Federasi Sosialis Yugoslavia . Yugoslavia menjadi negara komunis satu-satunya
yang memperbolehkan keberadaan perusahaan swasta serta memperbolehkan adanya
berbagai bentuk ekspresi keagamaan. Bahkan sejak tanggal 1 Januari 1967,
Yugoslavia menjadi negara komunis pertama dan satu-satunya yang memperbolehkan
wisatawan asing dari berbagai negara masuk ke perbatasan negaranya dan menghapus
kebijakan Visa.
Pada tahun 1974, Yugoslavia memperkenalkan sebuah konstitusi Federal terbaru
yang memberikan otonomi khusus bagi negara-negara republic sosialis di
Yugoslavia untuk mengatur kepentingan domestiknya masing-masing. Dampak dari
Konstitusi baru ini adalah meningkatnya tensi persaingan antar etnis di Yugoslavia.
Pada tahun 1978, Masyarakat Krosia melakukan demonstrasi yang terkenal dengan
sebutan Zagreb Spring.
Pada tanggal 8 Mei 1980, sebuah awan gelap mulai menyelimuti sinar
kejayaan Yugoslavia ketika sang pendiri sekaligus kepala negaranya, Josip Broz Tito
meninggal dunia. Posisi Tito sebagai Presiden diganti oleh Lazar Kolisevski
sedangkan posisi Tito sebagai ketua Liga Komunis Yugoslavia digantikan oleh
Stepan Doronjski. Sistem pemerintahan yang berlaku pasca kematian Tito adalah
sistem kepresidenan kolektif. Namun Kematian Tito ini ternyata menandai akhir dari
masa kejayaan Yugoslavia, Sejak saat itu Yugoslavia terjebak dalam inflasi yang
terus meroket hingga 400% pada tahun 1987. Selain itu tensi ketegangan antar etnis
dalam Yugoslavia semakin meningkat tajam. Bahkan Yugoslavia terjebak dalam
pinjaman luar negeri yang diberikan IMF ditambah lagi dengan sikap politik Amerika
Serikat yang akhirnya tidak mengirim bantuan lagi pasca kebijakan Glasnost-
Perestroikanya Mikhail Gorbachev.
Keruntuhan komunis di eropa timur tahun 1989-1990 serta bubarnya Uni
Soviet pada tahun 1991 membawa akibat paralel bagi Yugoslavia. Dengan semangat
nasionalisme etnis beserta permusuhan historisnya dalam lingkungan Yugoslavia
berujung pada usaha separatisme dari republik-republik dalam federasi Yugoslavia.
Yang pertama kali memerdekakan diri adalah Slovenia pada 25 Juni 1991.
Kemerdekaan Slovenia ini direspon pemerintah federal dengan mengirim Tentara
Federal Yugoslavia untuk menginvasi Slovenia dalam perang 10 hari. Tentara Federal
akhirnya kalah dan terpakasa mengakui Slovenia sebagai negara merdeka.
Sikap ini diikuti dengan baik oleh tetangganya Kroasia yang akhirnya segera
mengumumkan kemerdekaannya pada bulan Oktober 1991. Tindakan Kroasia juga
akhirnya mendapat balasan yang sama dari pemerintah Federal. Bahkan belakangan
ini, dengan semakin menguatnya posisi etnis Serbia dalam kepresidenan federal
Yugoslavia yang dipimpin oleh Slobodan Milosevic, maka telah disusun sebuah
format negara Yugoslavia baru dalam konsep yang sangat rasis yang dikenal dengan
konsep, Serbia Raya. Untuk menggolkan konsep ini, dalam invasinya ke Kroasia,
Pemerintah Yugoslavia yang didominasi orang Serbia ini, mendorong etnis Serbia di
Kroasia untuk memberontak dan membuat sebuah negara yang bernama Republik
Krajina pimpinan Milan Marctic. Perang kemerdekaan Kroasia ini berlangsung
hingga tahun 1995.
Mengikuti beberapa negara Yugoslavia yang memisahkan diri, Bosnia-
Herzegovina memutuskan untuk menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 6 April
1992 setelah melalui sebuah referendum 53% penduduknya memilih untuk merdeka.
Maka seperti Kroasia dan Slovenia, Bosnia-Herzegovina seolah sedang mengantri
untuk menerima angkara murka dari Belgrade. Menggunakan taktik yang sama
seperti masa invasi di Kroasia, mereka menggunakan orang-orang Serbia di Bosnia
untuk mempermudah peperangan ini. Bahkan etnis Serbia-Bosnia membangun
sebuah negara khusus bernama Srebrenica pimpinan Radovan Karadzic.
Bosnia yang saat itu kekuatannya hanya bertumpu pada kelompok-kelompok
pasukan paramiliter dan pertahanan sipilnya saja. Sedangkan yang dilawan adalah
sebuah tentara resmi federal lengkap dengan alusistanya serta pasukan paramiliter
Serbia-Bosnia pimpinan Ratko Mladic. Karena kurangnya persenjataan, maka
pasukan Serbia(Federal Yugoslavia) sukses mengalahkan mereka. Dampak dari
perang ini sangat mengerikan sebagai akibat dari program etnic cleansing oleh etnis
Serbia terhadap etnis Bosnia dalam rangka terciptanya Serbia Raya. Banyak sekali
rakyat Bosnia yang dibunuh, disiksa bahkan diperkosa.
Kondisi ini semakin diperparah dengan kurangnya dukungan internasional
serta munculnya tamu tak diundang dari utara yaitu Kroasia. Ternyata sebelum
berperang Kroasia-Serbia telah mengadakan perjanjian terkait pembagian daerah
antara Kroasia dengan Serbia . Apalagi pemerintah Kroasia mempunyai kepentingan
terkait dengan keberadaan etnis Kroasia di Bosnia yang dipimpin oleh Mate Boban.
Namun seiring dengan perbedaan kepentingan, akhirnya perjanjian kesepakatan ini
berakhir dan Pasukan Kroasia akhirnya berbalik menyerang pasukan Serbia dan
membantu pasukan Bosnia membebaskan tanah airnya.
Kasus perang Bosnia ini diakhiri dengan perjanjian Dayton pada 14 Desember
1995 dan keterlibatan NATO dan PBB dalam kasus ini. Yugoslavia pasca perang
akhirnya hanya terdiri dari 2 negara ; Serbia dan Montenegro, serta 2 daerah otonom;
Vojvodina dan Kosovo. Pada tahun 2005 nama Yugoslavia resmi berganti menjadi
Serbia-Montenegro. Pada tahun 2006,akhirnya Montenegro memisahkan diri dan
merdeka disusul dengan Kosovo tahun 2008

b. Komunis Di Cekoslovakia
Gerakan Komunis di Cekoslovakia berkembang pada tahun 1921 dengan
berdirinya KSC atau dikenal sebagai Partai Komunis Cekoslovakia. Pada tahun
1939-1945 Cekoslovakia diduduki pasukan Jerman. Pada tahun 1944, Sebuah
gerakan partisan Cekoslovakia melakukan pemberontakan besar-besaran dengan
bantuan Uni Soviet. Pemerintahan awal Komunis Cekoslovakia dimulai pada tahun
1948 dengan kepala negara pertama Klement Gottwald.
Pada masa awak pemerintahan Komunis, Cekoslovakia mengalami kemajuan
pesat dalam bidang perindustrian. Bahkan pada masa decade pertama pasca Perang
Dunia Kedua, Cekoslovakia mampu mengalahkan Perancis dan Jerman yang saat itu
masih dalam tahap rehabilitasi ekonomi pasca perang. Dalam perindustrian di
Cekoslovakia, terjadi perekrutan secara meluas mulai dari kalangan pelajar hingga
kalangan buruh dan karyawan semuanya dipaksa untuk bekerja dengan waktu yang
sangat lama setiap hari untuk memenuhi kuota produksi. Namun memasuki decade
akhir 50an perekonomian Cekoslovakia terjebak dalam stagnasi dan krisis politik pun
merebak menyusul proses de-Stalinisasi yang dilakukan oleh Nikita Khrushchev
berpengaruh pada masyarakat Cekoslovakia dan akhirnya pecahlah aksi demonstrasi
yang digalang pelajar Praha dan Bratislava untuk menuntut diberlakukannya
kebebasan berbicara
Pada tahun 1960, Konstitusi Cekoslovakia menyatakan kemenangan komunis
dan merubah nama resmi negaranya menjadi Republik Sosialis Cekoslovakia. Pada
tahun 1968, Alexander Dubcek memperkenalkan sebuah kebijakan baru yang
memperbolehkan kebebasan berbicara dan berpendapat serta semua proses
penyensoran media hingga larangan untuk berpergian ke negara tertentu dicabut dan
program ini akan dikenang sebagai Prague Spring. Hal ini sempat menarik perhatian
negara-negara Blok Timur termasuk Uni Soviet. Sehingga dalam pertemuan penting
di Dresden pada tanggal 23 Maret, Delegasi Cekoslovakia diminta
pertanggungjawabannya terkait masalah program ini.
Puncak dari permasalahan ini adalah pada tanggal 20-21 Agustus 1968,
dengan dalih Doktrin Brezhnev yang berisikan mengenai hak Uni Soviet untuk ikut
campur urusan negara blok timur lainnya terkait masalah domestic dan lainnya
dengan tujuan menjaga solidaritas blok timur, Pasukan Koalisi Pakta Warsawa(Uni
Soviet-Polandia-Hungaria-Bulgaria) menginvasi Cekoslovakia. Dubcek menyerukan
masyarakatnya untuk melawan dengan damai.
Invasi ini kelak mendapat banyak kecaman dari kalangan internasional
termasuk kalangan Komunis dan Sosialis itu sendiri. Presiden Rumania, Nicolae
Ceausescu bahkan membuat sebuah pidato nasional untuk mengecam invasi ini di
Bukarest pada tanggal 21 Agustus 1968 . Selain itu, banyak kaum Komunis yang
berada di eropa barat dan Amerika merasa kecewa dengan tindakan Uni Soviet yang
mirip dengan tindakan sebuah negara Sosialis-Imperialis.
Proses normalisasi ini akhirnya dimulai dengan naiknya Gustav Husak
sebagai presiden Cekoslovakia menggantikan Alexander Dubcek dan pada tahun
1969 Cekoslovakia menjadi sebuah republik federasi dengan nama Republik Federasi
Cekoslovakia yang terdiri dari Republik Sosialis Ceko dan Republik Sosialis
Slovakia. Sejak peristiwa Prague Spring, Cekoslovakia berada dalam situasi yang
relative tenang dan stabil meskipun peraturan lama Komunis seperti penyensoran
media dan larangan ke negara tertentu kembali digunakan.
Pada tahun 1987, Gorbachev hadir dengan memperkenalkan kebijakan barunya
Glasnost(Keterbukaan) dan Perestroika(Restrukturisasi) serta member penghargaan
yang sangat besar terhadap peristiwa Prague Spring ini. Pada tahun 1989 dengan
kejatuhan Sosialisme di Eropa Timur, maka keruntuhan Cekoslovakia ini tidak dapat
dihindari lagi demonstrasi besar yang terjadi secara damai di Praha kembali pecah
dan kelak akan dikenal dalam sejarah negara itu sebagai Revolusi Velvet

c. Komunis Di Bulgaria
Pemerintahan komunis Bulgaria berdiri pada tahun 1944 setelah terjadi kudeta
terhadap Raja Simeon II oleh anasir-anasir Komunis yang dipimpin oleh Gerakan
Komunis Fatherland Front. Pemerintahan Komunis pertama ini dibentuk dan
dipimpin oleh Georgi Dmitrov yang merupakan sahabat Stalin . Pasca kematian
Georgi Dimitrov dan Presiden Vasil Kloarov pada tahun 1950, Viktor Chervenkov
naik sebagai Presiden Bulgaria hinngga kematian Stalin tahun 1953. Pada tahun 1954
Chervenkov tersingkir dan digantikan oleh Todor Zhivkov.
Todor Zhivkov memerintah Bulgaria selama 33 Tahun (1954-1987). Dibawah
pemerintahannya, Bulgaria menjadi negara eropa timur yang sangat loyal kepada Uni
soviet. Namun kebijakan politik yang ia terapkan sangat moderat terutama dengan
dua negara Balkan lainnya Yugoslavia dan Yunani. Pada masa pemerintahan
Zhivkov, Bulgaria relative menjadi negara yang damai dan jauh dari hingar binger
konflik. Bahkan saat terjadi invasi Soviet ke Hungaria(1956) dan
Cekoslovakia(1968), Bulgaria tetap dalam kondisi domestik yang stabil hal ini terjadi
karena adanya antisipasi penuh dari Zhivkov dengan membatasi ruang gerak kaum
intelektual dan kaum agamawan.
Pada sejak program ekonomi Stalinis yang memacu proses industrialisasi
Bulgaria tahun 1950an, Bulgaria menjadi negara yang maju industrinya pada masa
itu. Dan kemajuannya ini berhasil dipertahankan dan dikembangkan dengan lebih
baik oleh Todor Zhivkov.Bahkan pada tahun 1988 sebuah data demografi
menunjukan tingkat kualitas hidup masyarakat Bulgaria yang cukup baik. Meskipun
berideologi komunis, namun kebudayaan Bulgaria tetap bernafaskan kebudayaan
tradisonal Bulgaria dengan angin liberalisme yang cukup segar yang dibawa oleh
Putri Zhivkov, Lyudmila Zhivkova yang tidak suka dengan ideologi komunis
ayahnya dan cenderung pro barat.
Dampak dari program Perestroika dan Glansnost dari Gorbachev, maka
pengaruh Komunis dalam Bulgaria berangsur-angsur memudar. Pada tanggal 15
Januari 1990, Dewan Nasional menghentikan dominasi Partai Komunis Bulgaria dan
pada bulan Juni 1990, diadakan pemilu bebas pertama sejak tahun 1931

2.4 Runtuhnya Paham Komunisme di Eropa


Di awal-awal kepemimpinan Lenin dikeluarkan kebijakan New Economic
Policy (NEP) tahun 1921. Perekonomian terbukti berjalan dengan baik. Sesudah itu
diteruskan lagi dengan program lima tahun (1927-1932). Pada lima tahun kedua
(1932-1937) Stalin berhasil meningkatkan taraf hidup rakyat. Pembangunan industri
juga meluas, tetapi setelah Perang Dunia II secara berangsur-angsur perekonomian
Sovyet menurun karena dibebani pembangunan militer untuk mengimbangi Amerika.
Sistem perekonomian di Uni Sovyet tidak bisa disamakan dengan negara-negara non
komunis, disana tidak ada pasar. Padahal pasar itu merupakan tempat menusia saling
bertukar kebutuhan untuk memenuhi hidupnya. Dan dalam ekonomi pasar mengalir
ke wilayah-wilayah yang memberikan keuntungan yang lebih besar. Para produsen
menanggapi serela konsumen. Tetapi di Uni Sovyet yang berlaku adalah sistem
distribusi yang ditentukan dari atas ke bawah. Sistem perekonomian seperti itu
bersifat komando birokratik. Kalau ekonomi komunis menanggapinya atas dasar
pertimbangan politik.
Ekonomi seperti ini akan boros. Sistem distribusi bisa berbuat sewenang-
wenang. Dalam sistem ini Lionit Breznev menggunakan sifat komando ekonominya
dengan memprioritaskan pembangunan dibidang militer mencapai 15% dari total
anggaran nasional termasuk untuk biaya-biaya perang. Sebagai perbandingan di
Amerika Serikat pada saat yang sama membangun militernya hanya 7%. Itulah
sebabnya ekonomi Sovyet mengalami kemerosotan paling buruk seperti yang
dituliskan (William Ebenstein, Terj. Alex Jemadu, 1995:64) “Breznev mewariskan
kepada penggantinya perekonomian yang merosot yang memerlukan perubahan
secara besar-besaran”.
Kemerosotan ekonomi ini diucapkan juga pada pidato perpisahan Gorbachev ,
menurut (Abdul Halim Mahally, 2003:54) “Masyarakat kita dicengkram sistem
komando birokratik terpimpin. Masyarakat harus sepenuhnya mengabdi pada
ideologi dan menanggung beban berat perlombaan senjata”.
Galsnost dan Perestroika yang Gagal Glasnost (keterbukaan) dan Perestroika adalah
Jargon politik yang digunakan Michail Gorbachev untuk memimppin selama 6 tahun
dari tahun (1965-1991) di Uni Sovyet. Glasnost Perestroika diperlukan
Gorbachevuntuk mengadakan perubahan yang mendasar bahkan radikal didalam
sistem politik dan ekonomi komunis.
Kondisi Rusia saat itu merupakan Uni Sovyet yang sedang mengalami krisis
ekonomi akibat peninggalan Breznev yaitu terkurasnya kekuatan ekonomi karena
memproduksi senjata dan perang di Afganistan, serta korupsi oleh aparaturnya.
Kondisi demikian masih harus menanggung beban berat Perang Dingin dengan
perlombaan Senjata. Di pihak Amerika Serikat kondisi ekonominya sangat
mendukung untuk melanjutkan perlombaan senjata. Bahkan Ronald Reagan untuk
memprovokasi Sovyet ia mempunyai program Perang Bintang tahun 1983 yang
biayanya tinggi dan tidak mungkin Uni Sovyet sanggup meladeninya.
Mula-mula Gorbachev mendahulukan krisis ekonomi yang jadi perhatian
utamanya. Ia memulai dengan merestrukturisasi ekonomi yang rusak dengan cara
meningkatkan kedisiplinan buruh, menindak tegas dan memecat pejabat yang korup
dan berbuat kriminal, membentuk inspektorat kontrol-kualitas. Semua untuk
menciptakan pemerintahan yang bersih. Ia pun tadinya enggan melakukan
kesempatan mengenai pembatasan-pembatasan senjata dengan Amerika Serikat,
kecuali kalau Reagan bersedia menghentikan inisiatif pertahanan strategisnya (perang
bintang). Tetapi dalam pertemuan di Jenewa tahun 1985 dan di Reykyvik tahun 1987
dicapai kesepakatan tentang dihentikannya perang dingin. Ke dua pemimpin
menyepakati rencana penghancuran rudal-rudal jarak pendek dan jarak menengah
secara menyeluruh.
Mengenai Glasnost (keterbukaan), Gobachev bekerjasama dengan Reagan
melakukan pemindahan sistem leberal masuk ke Uni Sovyet. Tetapi tidak bermaksud
membubarkan Uni Sovyet. Dengan demikian dapat mengakhiri Perang Dingin dan
pembangunan ekonomi Sovyet akan pulih itu merupakan harapan Gorbachev.Proyek
pemindahan demokrasi itu sudah dijalankan Reagan sejak tahun 1987 yang
bekerjasama dengan Yayasan “ Soros Fondation” melalui LSM-LSM bentuknya
barat. LSM-LSM tersebut lalu menyebar luaskan ideologi Pro Barat dan Slogan-
Slogan pro demokrasi dan anti komunis yang dilakukan dengan berbagai mas media.
Glasnost-Perstroika belum sempat memberi kemakmuran kepada rakyat tetapi rakyat
Sovyet dapat belajar tentang demokrasi walaupun Uni Sovyet menemuhi
keruntuhannya.
Serangkaian kesepakatan untuk mengakhiri perang dingin, antara Michail
Gorbachev dengan Ronald Reagan tahun (1985-1988) dan dilanjutkan dengan George
Bush tahun (1988-1991) hasilnya sungguh mencengangkan.
Antara tahun (1985-1987) terjadi kesepakatan penghancuran rudal jarak pendek dan
mencegah. Tahun 1988 Gorbachev dan Bush menyepakati penghancuran rudak jauh
untuk Uni Sovyet diimbangi janji Bush pengurangan tentaranya di Eropa tinggal
195.000. tembok Berlin lembang kekokohan komunis di runtuhkan, kemudian
ditetapkan kembalinya Jerman bersatu tahun 1989. Kemudian penghancuran seluruh
persenjataan NATO dan Pakta Warsawa dan pembubaran
Munculnya Boris Yeltsin pemimpin Rusia yang terpilih pada tanggal 14 Juni
1991 mempercepat diakhirinya perang dingin. Ia menyetujui pengahancuran
persenjataannya besar-besaran. Sambutan negara-negara yang menginginkan merdeka
mendapat dorongan dari Amerika Serikat tanpa dapat dicegah. Setelah itu patung
Lenin yang melambangkan kekokohan komunis di kota Moskow diruntuhkan. Pada
tanggal 11 Maret 1990 tiga negara Baltik Lituania, Estonia, Latvia di merdekakan.
Pada bulan Agustus 1991 ada kudeta yang mencurigakan. Gorbachev diculik di
semenanjung Krim. Tiba-tiba muncul Boris Yeltsin mengatakan tidak akan menyerah
kepada pelaku kudeta. Setalah itu Gorbachev dilepas, munurut Yeltsin pelakunya
sudah ditangkap.
Sejak itu Yeltsin menjadi orang penting di Rusia, sementara dibeberapa
wilayah ada gejala Perang Etnis tanpa bisa dikendalikan. Setelah itu tanggal 23
Desember 1991 Gorbachev disingkirkan dari jabatannya sekjen Partai komunis pada
tanggal 25 Desember 1991 Gorbachev mengundurkan diri dari presiden. Maka secara
resmi negara komunis Uni Sovyet dinyatakan bubar dan pecah menjadi 16 negara.
Pecahan Uni Sovyet yang menjadi merdeka penuh tahun 19902 adalah Latvia,
Lithuania, dan Estonia. Yang tergabung Republik Federasi Rudia atau
Persemakmuran Negara-negara Merdeka adalah Rusia, Belarus, Ukraina dan Georgia.
Negara-negara yang merdeka pada tahun 1991 adalah Moldovia, Armenia, Armenia,
Azerbaijan, Turmenistan, Uzbekistan, Kirgistan dan kazastan.
Kebijakan yang disusulkan lenin untuk mencegah keruntuhan ekonomi soviet
Kebijakan ekonomi baru memprbolehkan bisnis kecil dibuka kembali untuk
keuntungan pribadi smentara negara tetap menguasai bank perdagangan luar negeri
dan industry besar kebijaka ekonomi baru secara resmi dipilih pada kogres ke 10
partai komunis Rusia.

BAB III
SEJARAH YUGOSLAVIA
Yugoslavia berarti Slavia Selatan merupakan sebuah negara yang
pernah ada di daerah Balkan, di sebelah tenggara Eropa. Wilayah Yugoslavia
yang terletak di semenanjung Balkan itu telah menoreh sejarah panjang, menjadi
tempat perebutan pengaruh antara Romawi Barat yang Katolik dan Romawi Timur
yang Ortodoks, berlanjut ke era Ottoman Turki yang beragama Islam, membawa
pengaruh dalam etnis dan agama yang dianut.

3.1 Negara-Negara Bagian di Yugoslavia

Yugoslavia sendiri berarti tanah milik orang-orang Slavia, yang didiami oleh
beberapa suku atau etnis. Suku-suku ini memiliki kerajaan masing-masing, dan
sebelumnya telah dijajah oleh Kerajaan Ottoman (Turki), Austria-Hungaria, dan
Rusia.
Wilayah Yugoslavia ketika masih menjadi kerajaan.

Akibat merasa ada kemiripan asal-usul dan kesamaan sejarah, maka suku-suku
tersebut memutuskan untuk bergabung menjadi satu negara. Negara Yugoslavia
sendiri berdiri sejak tahun 1918 sampai dengan tahun 2003. Negara ini berdiri sebagai
hasil Deklarasi Corfu pada 20 Juli 1917. Yugoslavia terdiri dari enam negara
federasi (bagian) dan dua provinsi otonom, yaitu:

1. Bosnia dan Herzegovina.


2. Kroasia.
3. Makedonia.
4. Slovenia.
5. Serbia.
6. Vojvodina dan Kosovo, yaitu dua provinsi otonom (dibentuk pada masa Josip
Broz Tito berkuasa).
Wilayah negara-negara bagian Yugoslavia.

Terbentuknya negara Yugoslavia diusulkan oleh Josip Broz Tito, yang


selanjutnya diangkat menjadi pemimpin tertinggi di Yugoslavia pada tahun 1953. Ia
berasal dari etnis campuran Kroasia dan Slovenia. Tito kemudian menjalankan
pemerintahan yang independen. Dirinya juga terlibat aktif dalam Gerakan Nonblok
yang didirikan di ibukota Yugoslavia pada 1961. Bagi Yugoslavia, Gerakan Nonblok
menjadi penting karena dapat menggabungkan negara-negara yang memilliki etnis
berbeda.
Josip Broz Tito

3.2 Berpisahnya Negara-Negara Bagian Yugoslavia

Setelah wafatnya Tito pada tahun 1980, kondisi Yugoslavia menjadi


berantakan. Untuk mengatasi berbagai masalah yang melanda, Yugoslavia menganut
kepemimpinan kolektif yang mewakili berbagai etnis. Namun ternyata,
kepemimpinan kolektif ini gagal mengatasi masalah politik dan ekonomi yang ada.
Di tengah situasi yang tidak menentu, muncul seorang tokoh baru yang bercita-cita
menggantikan figur Tito, yaitu Slobodan Milosevic.
Slobodan Milosevic

Pada 1987, ia memimpin Partai Komunis Serbia dan berkeinginan membentuk


“Serbia Raya” menggantikan Republik Federasi Yugoslavia. Menurut Milosevic,
Serbia merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam namun hanya dijadikan
“sapi perah” untuk bangsa Kroasia, Slovenia, dan Kosovo. Selain perihal utang yang
menumpuk, Yugoslavia terpecah karena beberapa hal berikut:

Berakhirnya Gerakan Nonblok

Ketika Perang Dingin antara Timur dan Barat berakhir, Gerakan Nonblok
yang diprakarsai oleh Yugoslavia juga telah kehilangan kepentingan dan dasar
dibuatnya gerakan tersebut. Ketika Blok Barat dan Blok Timur menghilang, Gerakan
Nonblok pun hilang.

Adanya Campur Tangan Negara Lain

Ada tiga negara yang memiliki kepentingan dengan Yugoslavia, yaitu Inggris,
Jerman, dan Amerika Serikat. Inggris menjatuhkan sanksi terhadap Yugoslavia
berupa sanksi ekonomi dan embargo (penyitaan sementara) senjata. Bahkan, Inggris
sempat ingin mengintervensi militer Yugoslavia. Waduh!

Beda lagi dengan Jerman yang memiliki masalah ekonomi dengan


Yugoslavia. Jerman ingin mengambil alih seluruhnya pasar di Slovenia dan Kroasia
sebagai negara Yugoslavia dengan kapasitas ekonomi terbesar. Selain itu, rumornya
Jerman sentimen historis karena rindu bekerjasama dengan Yugoslavia ketika masih
berstatus kerajaan, bukan negara. Duh, ternyata bukan cuma kamu aja yang bisa
rindu sama doi.

Amerika Serikat, “senang” karena Yugoslavia tidak berpihak pada Uni Soviet
dan akhirnya memberikan bantuan militer dan finansial kepada Yugoslavia, yang
menyebabkan melesatnya perekonomian Yugoslavia. Akibat bantuan yang diberikan
tersebut, Amerika Serikat memiliki kepentingan yang besar dalam rangka penguatan
pengaruhnya di kawasan Eropa Timur untuk menandingi Uni Soviet dan terkadang
merasa “memiliki” Yugoslavia.

Munculnya Gerakan Separatis

Tanda-tanda keruntuhan Yugoslavia memberikan kesempatan bagi kelompok-


kelompok separatis. Kelompok separatis ini terinspirasi dari negara-negara Afrika
terdiri dari berbagai macam etnis dan bahasa yang berbeda, namun dipisahkan oleh
batas-batas wilayah negara yang dibuat oleh penjajah. Pembatasan wilayah tersebut
sering kali dibuat melewati batas-batas kawasan permukiman etnik. Kondisi yang
multietnis ini menginspirasi kelompok separatis di Yugoslavia.

Tidak Mampu Menghadapi Perubahan yang Cepat

Pecahnya Yugoslavia tentunya memiliki dampak bagi politik perdamaian.


Sampai dimulainya perang di Kroasia tahun 1991, Yugoslavia masih diupayakan
sebagai negara kesatuan untuk menjaga stabilitas di kawasan itu, namun perubahan
politik internasional yang cepat setelah tahun 1991, membuat para diplomat dan
tokoh politik Yugoslavia tidak mampu mengejar perubahan tersebut.

Bangsa Penentangan Serbia terhadap Keinginan Lain

Serbia merasa hak-haknya dikurangi ketika bergabung dengan Yugoslavia,


sehingga mereka ingin memperkuat diri dan ingin menguasai negara bagian dengan
cara memiliki kedudukan yang tinggi di Yugoslavia. Serbia juga menolak keinginan
bangsa lain yang ingin merdeka. Mereka pernah menyerang Bosnia dan dianggap
cukup sadis karena di balik tindakan tersebut, Serbia tidak ingin Bosnia yang
didominasi agama Islam berdiri sendiri. Pembantaian umat Islam sepanjang sejarah
pun tidak dapat dihindari. Dampak konflik agama yang terjadi di Bosnia telah
memicu marahnya negara-negara Islam terutama Turki, sehingga negara tersebut
mengirimkan pasukannya untuk membantu Bosnia. Serbia sendiri lebih banyak
mendapat dukungan dari negara-negara barat.
BAB IV
PEMBUBARAN YUGOSLAVIA
Pembubaran Yugoslavia disebabkan oleh serentetan gejolak dan konflik
politik pada awal tahun 1990-an. Mengikuti krisis politik pada tahun 1980-an,
republik anggota dari Republik Federal Sosialis Yugoslavia terpecah belah, tetapi
masalah-masalah yang tak tertangani mengakibatkan perang antaretnis Yugoslavia
yang sengit. Perang ini memberi dampak terutama kepada Bosnia dan Kroasia.
Setelah kemenangan komunis dalam Perang Dunia Kedua, Yugoslavia didirikan
sebagai negara federal yang terdiri dari enam republik, yang mana dipisahkan
berdasarkan latar belakang sejarah dan etnis, di antaranya Slovenia, Kroasia, Bosnia
dan Herzegovina, Serbia, Montenegro dan Makedonia. Terdapat pula dua provinsi
otonomi yang didirikan di Serbia, yaitu Vojvodina dan Kosovo. Setiap negara
republik memiliki cabang partai komunis dan pejabat elit, dan semua perselisihan
yang ada diselesaikan di tingkat federal. Model pemerintahan Yugoslavia beserta
“jalan tengah” di antara ekonomi terpimpin dan liberal yang dianut merupakan
sebuah keberhasilan dan negara tersebut pun mengalami masa-masa pertumbuhan
ekonomi yang tinggi serta politik yang relatif stabil sampai dengan tahun 1980-an, di
bawah kekuasaan handal presiden seumur hidup Josip Broz Tito. Sepeninggalnya
pada tahun 1980, sistem pemerintahan federal yang melemah tidak lagi mampu
menangani tantangan politik dan ekonomi yang semakin sulit.
Pada tahun 1980-an, penduduk etnis Albania di Kosovo mulai menuntut agar
provinsi otonomi mereka diberi status republik anggota, dimulai dari protes pada
tahun 1981. Ketegangan antara etnis Albania dan Serbia yang tidak mereda sepanjang
dasawarsa, yang mana mengakibatkan penyebaran etnis Serbia ke seluruh
Yugoslavia, dan sistem perundingan yang tidak efektif di tingkat federal dianggap
sebagai penghambat oleh etnis Serbia yang menyaksikan semakin tingginya otonomi
provinsi-provinsi di Serbia. Pada tahun 1987, Slobodan Milošević mengambil alih
kepemimpinan di Serbia dan melalui serangkaian gerakan yang didukung khalayak
ramai, berhasil secara de facto menguasai Kosovo, Vojvodina dan Montengro.
Kebijakannya yang menggalakkan persatuan pun mendapat dukungan dari kalangan
etnis Serbia. Akan tetapi, Milošević mendapat bantahan dari pemimpin-pemimpin
partai di Slovenia dan Kroasia yang mendukung perluasan asas demokrasi seiring
dengan melemahnya paham komunis di Eropa Timur. Pada akhirnya, Yugoslavia
yang merupakan perkumpulan negara-negara berpaham komunis pun bubar pada
tahun 1990.
Pada tahun 1990, partai komunis dikalahkan oleh partai-partai nasionalis
dalam pemilihan umum multi-partai pertama yang diselenggarakan di seluruh negara,
kecuali Serbia dan Montenegro, di mana Milošević dan sekutu-sekutunya
memenangkan pemilihan umum. Hasutan nasionalis yang bersumber dari berbagai
arah pun semakin memanas. Pada tahun 1991, satu demi satu republik anggota
memproklamasikan kemerdekaan, kecuali Serbia dan Montengero, tetapi masalah
status etnis minoritas Serbia yang berada di luar Serbia tetap tidak terselesaikan.
Setelah segelintir peristiwa bentrokan antaretnis, Perang Yugoslavia pun meletus,
pertama-tama di Kroasia, yang kemudian merambat dan berdampak paling parah di
Bosnia dan Herzegovina. Perang Yugoslavia di Bosnia dan Herzegovina yang multi-
etnis meninggalkan jejak berupa krisis politik dan ekonomi yang berkepanjangan.

4.1 Awal Mula Pembubaran


Pada masa kepemimpinan Tito, Republik Federasi Sosialis Yugoslavia cukup
populer di fora internasional berkat popularitas kepemimpinan pribadi Tito. Figur
Tito sebagai tokoh pemersatu bangsa Yugoslavia memang tepat karena di samping
bakat kepemimpinan dan kewibawaannya, sebagai keturunan dari etnis Kroasia Tito
menikah dengan warga etnis Serbia. Akan tetapi keadaan kemudian berubah yaitu
ketika pada bulan Mei 1980 Tito meninggal dunia tanpa sempat mempersiapkan
pengganti yang sekuat dirinya.
Sepeninggal Tito, kehidupan politik dan negara seakan-akan kehilangan arah.
Negara yang kemudian dipimpin secara kolektif oleh suatu
badan Presidensi berjumlah delapan orang dan partai juga
dipimpin Presidium beranggotakan 24 orang, ternyata praktik pengambilan keputusan
sering berbenturan satu sama lain, sesuai dengan kepentingan masing-masing dan
memperdalam perpecahan. Demikian juga pengaruh pimpinan Federal (partai
maupun Negara) menjadi semakin berkurang, dan dilain pihak pengaruh kekuasaan
Republik bagian menjadi bertambah kuat.
Perkembangan ini semakin membawa Yugoslavia ke arah jurang perpecahan
nasional ketika tahun 1991 Slovenia dan Kroasia menarik anggotanya dari badan
kolektif tersebut dan kemudian diikuti oleh wakil-wakil dari Republik Makedonia dan
Bosnia Herzegovina. Puncak dari memburuknya situasi politik di Yugoslavia ialah
ketika pada tanggal 25 Juni 1991 Slovenia dan Kroasia memproklamirkan
kemerdekaan dan kedaulatannya secara sepihak yang diikuti dengan pembentukan
mata uang sendiri, termasuk pembentukan Angkatan Bersenjata dan penentuan tapal
batas wilayah negara sendiri.
Setelah itu Republik Bosnia-Herzegovina pada bulan Maret 1992
mengadakan referendum untuk menentukan sebagai negara merdeka atau tetap dalam
Federasi. Referendum yang diboikot oleh etnis Serb di Bosnia Herzegovina (karena
etnis Serb di Bosnia Herzegovina tanggal 30 Maret 1992 telah mengadakan
referendum sendiri dan memutuskan tetap tinggal di Yugoslavia) tersebut
menghasilkan suatu keputusan untuk merdeka. Oleh sebab itu pada tanggal 6 April
1992 kelompok negara-negara ME dan AS kemudian memberikan pengakuan dengan
segera kepada Republik Slovenia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina, tanpa menunggu
tercapainya stabilitas politik di wilayah-wilayah tersebut.
Dengan adanya pengakuan negara-negara lain kepada kemerdekaan
Republik Slovenia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina, maka Republik Serbia dan
Republik Montenegro membentuk Federasi Yugoslavia versi baru dengan nama
"Republik Federasi Yugoslavia" pada tanggal 27 April 1992 namun tidak mendapat
pengakuan internasional sebagaimana republik-republik bagian yang memisahkan diri
tersebut. Sedangkan Republik Makedonia yang juga menyatakan kemerdekaannya,
namun karena namanya yang ditentang oleh Yunani menghambat pengakuan dari
Masyarakat Eropa.

4.2 Korban Mulai Berjatuhan


Proses disintegrasi Yugoslavia, secara riil dimulai dengan aksi proklamasi
pemisahan diri secara sepihak Republik Bagian Kroasia dan Republik Slovenia
menjadi negara yang berdaulat pada tanggal 15 Juni 1991. Pemisahan diri tersebut
sedikitnya didukung oleh negara-negara Masyarakat Eropa, dan pada akhirnya
mendapat pengakuan masyarakat internasional padahal pemerintah Yugoslavia
berkeras untuk mencegahnya sehingga pecahlah konflik bersenjata yang bermula di
Kroasia dan Slovenia.
Konflik yang kemudian terjadi di Bosnia Herzegovina tidak telepas dari
proses disintegrasi Yugoslavia. Masyarakat Eropa yang berperan aktif dalam
peristiwa pemisahan diri Kroasia dan Slovenia ternyata ikut pula campur tangan di
Bosnia Herzegovina melalui Komisi Arbitrasi Masyarakat Eropa yang menyimpulkan
bahwa Republik tersebut layak mendapat pengakuan sebagai negara yang berdaulat.
Pengakuan internasional terhadap Republik Bosnia Herzegovina yang merupakan
"mini" Yugoslavia yang juga berpenduduk multi nasional, multi agama dan
komposisi penduduk yang heterogen ini dinilai oleh banyak pihak sebagai terlalu
dini, mengingat masih banyaknya masalah-masalah yang belum terselesaikan
sehingga timbullah pertikaian antar etnis di antara penduduk Republik Bosnia
Herzegovina.
Rumitnya permasalahan yang terjadi di kawasan Yugoslavia khususnya di
Bosnia-Herzegovina telah membuat upaya-upaya penyelesaian krisis Bosnia
Herzegovina melalui perundingan-perundingan damai yang dilakukan oleh faktor-
faktor internasional menjadi sangat sulit. Kegagalan-kegagalan perundingan semakin
memperburuk situasi dan semakin mengobarkan pertempuran di antara pihak-pihak
yang bertikai yang mengakibatkan timbulnya banyak sekali korban. Guna mencegah
berlanjutnya jatuh korban di Bosnia Herzegovina maupun bertambah buruknya
situasi di wilayah Yugoslavia maka PBB terpaksa mengirimkan misi damai di
wilayah eks Yugoslavia dengan tugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian.
Namun banyaknya faktor-faktor luar yang memengaruhi serta sikap pihak-pihak yang
bertikai yang tidak kompromis dalam mempertahankan kepentingan-kepentingannya
tampaknya kehadiran pasukan PBB belum berhasil mengakhiri konflik di wilayah eks
Yugoslavia.
4.3 Slovenia dan Kroasia Merdeka
Pada awal pembentukan hingga pertengahan tahun 1991 Slovenia dan Kroasia
menghendaki pembubaran Federasi Yugoslavia yang diikuti adanya Republik-
Republik Bagian yang merdeka. Dari Republik-Republik yang merdeka tersebut
kemudian dibentuk negara berdaulat yang mendapat pengakuan satu sama lain
maupun dari masyarakat internasional dan selanjutnya bergabung kembali dalam
suatu negara baru dengan bentuk Konfederasi. Pihak Serbia (Republik Serbia dan
Republik Montenegro) dan Provinsi Otonom Vojvodina maupun Kosovo menentang
ide Kroasia dan Slovenia tersebut di atas dengan alasan bahwa Kroasia dituduh ingin
melegalisasi perbatasan-perbatasan yang memisahkan antar Republik-Republik satu
sama lain menjadi perbatasan negara yang diakui oleh masyarakat internasional.
Pihak Serbia tidak mengakui perbatasan-perbatasan administrasi menjadi
perbatasan negara serta tidak akan mengakui pembentukan negara-negara berbentuk
apapun sebelum membicarakan masalah perbatasan, karena menyangkut nasib etnis
Serbia di dalam wilayah-wilayah perbatasan administrasi tersebut. Sementara itu
bentuk negara Konfederasi yang merupakan gabungan negara-negara merdeka dan
berdaulat yang dibentuk berdasarkan persetujuan maupun dapat dibubarkan
secara unilateral dipandang merugikan blok Serbia karena berarti akan memperkecil
wilayahnya dimana selama ini etnis Serbia telah tersebar di semua Republik Bagian
Yugoslavia.
Dilain pihak Pimpinan Bosnia Herzegovina /Ketua Partai SDA di Bosnia
Herzegovina, Alija Izetbegovic, bersama-sama Pimpinan Makedonia, Kiro Gligorov,
mencoba menengahi masalah kelanjutan Yugoslavia dengan mengusulkan formasi
yang disebut 2 + 2 + 2. Formasi tersebut adalah Serbia dan Montenegro bersatu
dalam suatu negara Federal yang menjalin hubungan kenegaraan dengan Bosnia
Herzegovina dan Makedonia yang juga bergabung dalam suatu Federasi dengan suatu
bentuk hubungan Federasi yang "longgar". Selanjutnya ke-4 negara tersebut di atas
mengadakan hubungan untuk bergabung dengan Kroasia dan Slovenia dalam bentuk
Konfederasi.
Baik usulan Slovenia, Kroasia maupun Bosnia Herzegovina, Makedonia
mengenai bentuk negara Yugoslavia ternyata ditolak oleh Serbia kecuali usulan untuk
meneruskan perundingan sampai ditemukannya jalan keluar. Perundingan demi
perundingan terus berlanjut namun keputusan mengenai bentuk negara tidak tercapai.
Keadaan demikian yang tidak menentu ditambah dorongan-dorongan dari pihak-
pihak luar telah mengakibatkan Slovenia dan Kroasia secara bersama-sama pada
tanggal 25 Juni 1991 memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya sehingga
menimbulkan ketegangan-ketegangan di dalam negara antara yang mendukung dan
tidak mendukung kemerdekaan.
4.4 Pengakuan Masyarakat Eropa dan Internasional
Kelompok Masyarakat Eropa yang sejak semula turut terlibat dalam proses
disintegrasi Yugoslavia menghadapi gerakan Slovenia dan Kroasia yang
memproklamirkan kemerdekaannya tersebut kembali turut campur-tangan dengan
menasehatkan Slovenia dan Kroasia untuk menangguhkan kemerdekaannya serta
tidak mengambil langkah-langkah apapun selama 3 (tiga) bulan sebagai reaksi
keputusan proklamasi kemerdekaan tersebut. Sikap Masyarakat Eropa tersebut
mendapat reaksi keras dari blok Serbia serta menolak saran dari Masyarakat Eropa
karena dinilai dapat mengancam pecahnya perang saudara karena tidak akan terjadi
kesepakatan selama masa penundaan tersebut. Dilain pihak Kroasia dan Slovenia
terus mendesak untuk mendapatkan pengakuan-pengakuan internasional terutama
dari kelompok Masyarakat Eropa.
Sementara itu Masyarakat Eropa membentuk suatu Komisi Arbitrasi untuk
mengkaji kelayakan dari keinginan-keinginan Republik-Republik eks Yugoslavia
untuk mendapatkan pengakuan. Hasil penelitian ditetapkan sudah harus sampai di
meja Ketua Masyarakat Eropa paling lambat tanggal 15 Januari 1992, namun
sebelum Komisi Arbitrasi menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya pada tanggal 23
Desember 1991 Jerman dengan tiba-tiba menyatakan pengakuan kepada Slovenia dan
Kroasia sebagai negara yang berdaulat dan merdeka. Pengakuan Jerman yang lebih
dini tersebut akhirnya diikuti oleh negara-negara di Eropa lainnya maupun negara-
negara yang bersimpati atas proses demokratisasi Republik tersebut dibelahan dunia
lainnya.
Pada tanggal 15 Januari 1992 hasil kerja Komisi Arbitrasi Masyarakat Eropa
mengatakan bahwa Slovenia dan Makedonia telah memenuhi syarat untuk mendapat
pengakuan, Kroasia belum memenuhi syarat sebelum mengubah Undang-Undang-
nya yang mengatur etnis-etnis minoritasnya sedangkan Bosnia Herzegovina akan
mendapat pengakuan setelah menyelenggarakan referendum di wilayahnya. Berbeda
dengan hasil kerja Komisi Arbitrasi Masyarakat Eropa yang mengatakan bahwa bagi
Slovenia dan Makedonia yang memenuhi syarat untuk pengakuan, ternyata justru
Slovenia dan Kroasia yang langsung diakui oleh negara-negara Masyarakat Eropa
sementara Makedonia justru ditunda karena protes Yunani atas penggunaan nama
Makedonia sebagai nama negara tersebut.
Perkembangan politik internasional selanjutnya telah mendorong negara-negara
lainnya untuk mengakui kemerdekaan Slovenia dan Kroasia. Puncak pengakuan
negara luar terhadap Kroasia dan Slovenia adalah pengakuan AS terhadap Slovenia
dan Kroasia pada tanggal 6 April 1992 yang turut pula mendorong negara-negara
maupun lembaga internasional memberikan pengakuannya terhadap Kroasia dan
Slovenia.
4.5 Angkatan Bersenjata Yugoslavia
Setelah Slovenia dan Kroasia memproklamirkan kedaulatannya pada tanggal
25 Juni 1991, pada tanggal 27 Juni 1991 sebanyak 2.000 orang pasukan Angkatan
Bersenjata Yugoslavia, Kepolisian Federal dan petugas Bea-Cukai Federal, dikirim
ke perbatasan-perbatasan Yugoslavia dengan Austria. Kedatangan pasukan Angkatan
Bersenjata Yugoslavia dan lain-lain diperbatasan Slovenia tersebut, ternyata tidak
dilengkapi dengan peluru dan perlengkapan pencegah huru-hara, Informasi tentang
kelemahan pasukan-pasukan ini, termasuk route perjalanan, diketahui oleh Wakil PM
Yugoslavia pada saat itu, Zivko Pregel (etnis Slovenia) dan segera diinformasikan
kepada pimpinan Slovenia, sehingga pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dapat
dihadang oleh HANTER Slovenia di tengah perjalanan tanpa dapat membela diri
sehingga mission Angkatan Bersenjata Yugoslavia ini gagal total. Kemenangan
HANTER Slovenia terhadap Angkatan Bersenjata Yugoslavia tersebut, semakin
membuat berani untuk mendukung para politikus Slovenia untuk memisahkan diri
dari Federasi.
Sementara itu pasukan HANTER mulai mengadakan pemasangan alat-alat
perintang untuk tank (landak-landak yang dibuat dari rel-rel kereta-api) di jalan-jalan
besar di seluruh kota besar di Slovenia, dan memblokade garnisun-garnisun,
kesatuan-kesatuan, lembaga-lembaga dan objek-objek militer Angkatan Bersenjata
Yugoslavia wilayah Slovenia. Perkembangan selanjutnya HANTER Slovenia mulai
mengadakan serangan-serangan secara militer terhadap pasukan-pasukan Angkatan
Bersenjata Yugoslavia dengan menggunakan segala sarana persenjataan yang ada.
Sehubungan dengan itu para politikus meningkatkan kampanye melalui media massa,
yang menuduh Angkatan Bersenjata Yugoslavia sebagai agresor di Slovenia, dengan
tujuan melumpuhkan kekuatan Angkatan Bersenjata Yugoslavia, serta mencegah
upaya-upaya penggunaan kekuatan militer ke wilayah Slovenia.
Usul-usul Angkatan Bersenjata Yugoslavia kepada PANGTI untuk
mengambil tindakan tegas terhadap pimpinan Slovenia melalui pembubaran pasukan-
pasukan para militer di Slovenia tidak berhasil dilaksanakan, karena Presiden
Presidensi (etnis Kroasia) dan Wakil Menhan (etnis Slovenia) tidak menyetujuinya
serta selalu memboikotnya, dengan alasan khawatir menimbulkan korban pada
penduduk. Akhirnya untuk mencegah korban yang lebih besar dikalangan Angkatan
Bersenjata Yugoslavia, sebagai akibat keraguan dalam mengambil sikap untuk
mencegah konflik, Presidensi RFSY bahkan memutuskan menarik seluruh Angkatan
Bersenjata Yugoslavia dari wilayah Slovenia, yang berarti secara tidak langsung
membiarkan Slovenia untuk memisahkan diri dari ikatan Federal.
Peristiwa mundurnya AB Yugoslavia dari Kroasia lihat AB Yugoslavia
mundur dari Kroasia, dan kisah keluarnya Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari
Bosnia dan Makedonia, lihat: AB Yugoslavia tinggalkan Bosnia dan Makedonia.
4.6 Dekralasi Yugoslavia Baru
Keadaan yang semakin tidak menentu di wilayah Republik-Republik Bagian
Yugoslavia baik di Slovenia, Kroasia maupun Bosnia Herzegovina telah memaksa
Parlemen Federal Yugoslavia untuk bersidang yang selanjutnya mengesyahkan
Undang-Undang Dasar yang baru. Undang-Undang Dasar yang baru tersebut
menetapkan pembentukan Yugoslavia yang baru sehingga pada tanggal 27 April
1992 diproklamirkan Republik Federal Yugoslavia yang anggotanya terdiri dari
Republik Serbia dan Republik Montenegro di dalam wilayah perbatasan yang ada
sekarang. Dengan deklarasi Yugoslavia baru tersebut secara de facto dan de jure telah
menjadikan Republik-Republik Kroasia, Slovenia, Bosnia Herzegovina dan
Makedonia tidak anggota Yugoslavia lagi. Di dalam deklarasi Yugoslavia baru
tersebut ditekankan bahwa RFY tidak mempunyai ambisi teritorial terhadap negara-
negara tetangganya.
Pada tanggal 4 Mei 1992 Presidensi Yugoslavia, dalam kapasitasnya sebagai
Pangti AB, telah memutuskan untuk menarik semua anggota pasukan Angkatan
Bersenjata Yugoslavia warga-negara RFY (dalam hal ini warga-negara Serbia dan
Montenegro). Anggota Angkatan Bersenjata Yugoslavia di luar warga-negara
Yugoslavia baru diberi kesempatan untuk menentukan pilihannya, apakah tetap
tinggal di Yugoslavia atau di Republik Bagian. Dengan terbentuknya RFY, dan
dilaksanakannya keputusan Presidensi Yugoslavia untuk menarik pasukan-pasukan
Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari wilayah Bosnia Herzegovina, dengan batas
waktu yang ditentukan hingga tanggal 19 Mei 1992, maka secara de jure semenjak itu
pula RFY tidak mempunyai anggota pasukan di Bosnia Herzegovina.
Sementara itu pembentukan Yugoslavia baru yang anggotanya
terdiri Republik Serbia dan Republik Montenegro, dua anggota eks RFS Yugoslavia,
masih tetap ingin disebut Yugoslavia, yaitu Republik Federal Yugoslavia (RFY),
dengan ambisi untuk tetap disebut penerus Yugoslavia (sebagai Yugoslavia bentuk
ketiga). RFY menganggap diri yang berhak mewarisi beban kewajiban-kewajiban
internasionalnya serta untuk mewakili kepentingan warga-negara Yugoslavia yang
lama di luar negeri, sebelum status mereka jelas dan diatur kembali menurut Undang-
Undang dan Peraturan yang berlaku.

4.7 Banjir Darah di Bosnia


Republik Bosnia Herzegovina terletak di bagian sentral Yugoslavia, dan
sering dianggap sebagai "miniatur Yugoslavia" karena penduduknya multi nasional
yaitu terdiri dari umat Muslim, Serbia dan Kroasia yang bercampur menjadi satu.
Itulah sebabnya Republik tersebut sebelum mendapat pengakuan internasional masih
dilanda pertikaian-pertikaian seperti masalah etnis, tidak adanya kesamaan pendapat
mengenai bentuk masa depan Republik tersebut dan masalah perebutan kekuatan
masalah wilayah termasuk penguasaan industri-industri / pabrik-pabrik serta masalah-
masalah lainnya.
Perbedaan-perbedaan yang mendalam di antara penduduk konstitutip Bosnia
Herzegovina ditambah adanya gesekan-gesekan dari pihak luar telah memercikkan
api pertikaian di antara mereka yang akhirnya berubah menjadi perang saudara,
agama dan etnis yang terus berlanjut di Bosnia Herzegovina. Oleh sebab itu
pengakuan internasional yang terlalu dini terhadap Republik Bosnia Herzegovina
tersebut dinilai merupakan sumber terjadinya krisis di Bosnia Herzegovina mengingat
masih banyaknya masalah-masalah yang belum diselesaikan.

4.8 Sanksi PBB


Hujan resolusi
Pada tanggal 30 Mei 1992, yakni sehari sebelum pelaksanaan Pemilu bagi
Parlemen Yugoslavia yang baru (terdiri dari Republik Serbia dan Republik
Montengero), Yugoslavia telah dikejutkan dan terpukul oleh keputusan DK
PBB dengan resolusinya yang telah mengenakan sanksi embargo total terhadap
Yugoslavia, dengan tuduhan Yugoslavia cq Serbia dan Montenegro yang paling
bersalah atas terjadinya peperangan di Bosnia Herzegovina, dan turut dalam
peperangan yang terjadi di Bosnia Herzegovina.
Lepas dari persoalan, apakah Yugoslavia betul-betul bersalah atau tidak dalam
gejolak yang terjadi di Bosnia Herzegovina, yang jelas sanksi DK PBB, termasuk
embargo minyak mentah, mempunyai efek yang kuat di dalam aspek kehidupan
negara Yugoslavia. Sejak awal terjadinya disintegrasi Yugoslavia tercatat lebih dari
30 resolusi PBB telah dikeluarkan, akan tetapi yang menonjol, dikaitkan dengan
adanya blokade total ekonomi internasional terhadap Yugoslavia adalah Resolusi DK
PBB nomor 757 tentang dikenakannya sanksi ekonomi dan resolusi No 820.
Sikap Yugoslavia
Pimpinan RF Yugoslavia berpendapat bahwa penyebab utama krisis
Yugoslavia adalah kegiatan-kegiatan destruktip dari negara-negara besar, yang
berhasil melemahkan negara nya dengan cara menghancurkan dari dalam dan
mengorganisir kekuatan-kekuatan secessionist dalam negeri, dengan tujuan untuk
merealisasi kepentingan globalnya. Yugoslavia mengemukakan bahwa satu-satunya
jalan untuk memecahkan krisis di wilayah eks Yugoslavia, adalah melalui
perundingan, disamping tetap menghormati kepentingan dan hak legitimitas dari
ketiga suku-bangsa itu di Bosnia.
Cara pemecahan dengan paksa dari luar, dan dengan menggunakan ultimatum
sulit untuk diterima oleh Yugoslavia. Sanksi yang keras dan dipandang tidak adil
terhadap Yugoslavia, bertujuan untuk memaksa Yugoslavia mengikuti kebijaksanaan
Eropa pada umumnya. Sanksi DK-PBB yang dijatuhkan kepada Yugoslavia pada
tanggal 30 Mei 1992 oleh kalangan politisi Yugoslavia dinilai sebagai sanksi yang
paling berat, yakni blokade ekonomi secara total, termasuk sanksi sosial budaya dan
olahraga.
Walaupun demikian posisi Yugoslavia (baru) masih cukup dianggap sebagai
faktor penentu, pada proses perdamaian di kawasan ini. Secara resmi Yugoslavia
sebenarnya pada waktu itu masih anggota PBB, akan tetapi dilarang hadir pada SU-
PBB serta organisasi-organisasi internasional lainnya, seperti UNESCO, KKKE
(CSCE). Bahkan akhirnya Yugoslavia juga disuspensi dari setiap kegiatan GNB. RF
Yugoslavia (Yugoslavia baru) yang merupakan "sisa Yugoslavia lama", menyatakan
diri sebagai pewaris Yugoslavia lama, secara de facto diakui sebagai salah satu faktor
utama yang dapat memainkan peranan penting, dalam proses perundingan-
perundingan tentang penyelesaian krisis di wilayah eks Yugoslavia.
Kehadiran Pasukan PBB
Keterlibatan PBB dalam upaya mengakhiri krisis di
wilayah Yugoslavia dimulai pada awal Januari 1992 setelah upaya Masyarakat
Eropa secara regional tidak membawa hasil perdamaian di wilayah Yugoslavia,
bahkan situasi cenderung semakin memburuk. Sejak saat itu masalah yang terjadi di
wilayah Yugoslavia telah menjadi masalah PBB, baik secara politis maupun militer.
Secara politis PBB turut mensponsori perundingan-perundingan damai yang
dilakukan oleh masyarakat internasional sedangkan dalam bidang militer PBB
mengirimkan pasukan-pasukannya yang tergabung dalam UNPROFOR untuk
memelihara perdamaian ataupun mencegah meluas konflik di wilayah Yugoslavia
khususnya di wilayah Kroasia, Bosnia Herzegovina dan Makedonia.
Namun perjalanan tugas UNPROFOR di Yugoslavia tidak berjalan dengan
mulus, bahkan menghadapi tantangan yang sangat berat dan kehadirannya tidak
dikehendaki oleh pihak yang bertikai. Pemerintah Kroasia bahkan beberapa kali
menolak perpanjangan mandat UNPROFOR sehingga akhirnya pada tahun 1995
mandat UNPPROFOR di ubah sehingga melahirkan UNPF (United Nation Peace
Force) sebagai organisasi induk berkedudukan di Zagreb dengan organisasi
pelaksana UNCRO (United Nation Confidence Restoration Operation)
di Kroasia, UNPROFOR (United Nation Protection Forces) di Bosnia
Hecegovina dan UNPREDEP ( United Preventive Deployment Force)
di FYROM (Macedonia).
Misi pasukan PBB di wilayah Serbia Krajina sebagai daerah perlindungan PBB
(UNPA)
Keberhasilan Kroasia memisahkan diri dari Yugoslavia secara paksa ternyata
belum menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh negara tersebut. Etnis Serbia
Krajina yang merupakan mayoritas di wilayah Krajina dan masih di dalam perbatasan
administratip Republik Kroasia, menolak pemisahan diri Kroasia dari Yugoslavia dan
selanjutnya membentuk suatu pemerintahan sendiri di luar kekuasaan Kroasia melalui
kemerdekaannya yang diproklamirkan pada Desember 1991. Tindakan etnis Serbia di
Kroasia tersebut dilakukan setelah pihak Kroasia menolak keinginan Serbia Krajina
untuk tetap bergabung dengan Yugoslavia karena dinilai melanggar konstitusional
Kroasia. Pernyataan kemerdekaan Serbia Krajina yang membentuk negara berdiri
sendiri semakin meningkatkan ketegangan di antara pihak Kroasia dengan Serbia
Krajina.
Puncak ketegangan terjadi setelah pasukan Kroasia menyerang polisi Serbia
di Knin (RSK) yang mengakibatkan terjadinya pertempuran. Pertempuran segera
meluas di wilayah dimana terdapat penduduk Serbia yang menjadi mayoritas di
wilayah Kroasia. Salah satu pertempuran antara Serbia Krajina dengan Kroasia yang
paling dikenal karena banyaknya korban yang berkisar puluhan ribu orang adalah
di Vukovar (suatu kota yang terletak di antara perbatasan Kroasia dengan Serbia).
Pertempuran-pertempuran yang terus berlanjut antara pihak Kroasia dan Serbia
Krajina akibat tidak adanya titik-temu untuk menyelesaikan pertikaian antara kedua
belah pihak semakin banyak menimbulkan korban. Keadaan tersebut telah memaksa
PBB untuk menjadikan wilayah Serbia Krajina sebagai daerah perlindungan
PBB (United Nations Protecting Area UNPA) sampai dicapainya penyelesaian di
antara kedua belah pihak yang bertikai.
Bersamaan dengan tindakan PBB yang menjadikan wilayah Serbia Krajina
sebagai UNPA pada tanggal 21 Februari 1992 PBB mengeluarkan resolusi No. 743
untuk membentuk UNPROFOR selama periode 12 bulan guna menciptakan kondisi
damai dan aman dalam rangka negosiasi penyelesaian krisis di Yugoslavia. Sampai
dengan akhir Maret 1992 dengan disetujuinya resolusi No. 743 tersebut PBB
merencanakan untuk menempatkan 14.389 orang anggota UNPROFOR di
wilayah UNPA. Tindakan PBB yang menjadikan Serbia Krajina (RSK) sebagai
wilayah UNPA dan ditambah penempatan pasukan UNPROFOR dengan jumlah yang
cukup besar telah meredakan situasi di wilayah tersebut. Akan tetapi kondisi tersebut
di atas tidak diikuti dengan perundingan-perundingan yang tuntas antara pihak
Kroasia dan Serbia Krajina hingga situasi di wilayah UNPA tetap eksplosip.
Pada bulan Januari 1995 Pemerintah Kroasia kembali menolak perpanjangan
mandat UNPROFOR sehingga akhirnya lahir mandat baru dengan
nama UNCRO dengan kekuatan pasukan yang lebih kecil. Pada bulan Mei 1995
pasukan Kroasia menyerang dan merebut sektor barat UNPA dan pada bulan agustus
merebut sektor selatan dan utara sehingga saat itu tinggal sektor timur yang meliputi
wilayah Slavonija timur, Srem barat dan Baranja yang masih merupakan daerah yang
dipersengketakan. Dalam bulan Oktober 1005 telah dimulai penarikan sebagai
pasukan UNCRO dari sektor selatan dan utara dan secara bertahap akan terus
dikurangi.

Missi pasukan PBB di wilayah Republik Bosnia Herzegovina


Kedatangan pasukan perdamaian PBB (UNPROFOR) yang semula disetujui
oleh semua pihak di wilayah Yugoslavia untuk menegakkan perdamaian di
wilayah Krajina, Slavonia dan Srem Barat (wilayah etnis Serbia di Republik Kroasia)
dan memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang bertikai guna penyelesaian
secara politis di meja perundingan akhirnya dilibatkan pula di wilayah
Republik Bosnia Herzegovina akibat situasi yang buruk di wilayah tersebut.
Kehadiran pasukan UNPROFOR di wilayah Bosnia Herzegovina diharapkan untuk
mencegah meningkatnya konflik antar etnis di Bosnia Herzegovina.
Pelibatan pasukan UNPROFOR di wilayah Bosnia Herzegovina pun sesuai
saran kelompok Masyarakat Eropa yang juga disetujui oleh Panglima UNPROFOR,
diawali pada akhir April 1992 dengan mendatangkan sebanyak 100 orang pengamat
militer di wilayah Bosnia Herzegovina. Perkembangan situasi di wilayah Bosnia
Herzegovina yang terus memburuk telah memaksa kedatangan pasukan pemelihara
PBB di wilayah tersebut yang pada bulan September 1995 telah mencapai lebih
kurang 30.953 orang khusus di wilayah Bosnia Herzegovina. Dengan berubahnya
mandat UPROFOR menjadi UNPPF, nama pasukan perdamaian yang bertugas di
Bosnia Hecegovina tidak mengalani perubahan yaitu tetap menggunakan
nama UNROFOR. Kekuatan dan disposisi UNPROFOR di wilayah Yugoslavia:
Dalam sejarah penugasan pasukan PBB selama ini maka missi PBB di
wilayah Yugoslavia merupakan yang terbesar baik dalam pengeluaran resolusi,
pengerahan kekuatan personel, perlengkapan militer maupun jumlah korban yang
timbul. Semenjak mulai timbulnya krisis di wilayah Yugoslavia PBB telah
mengeluarkan tidak kurang 50 resolusi mengenai krisis yang terjadi di wilayah
Yugoslavia terutama yang menyangkut masalah Bosnia Herzegovina. Sementara itu
jumlah pasukan PBB yang bertugas di wilayah Yugoslavia menurut data-data terakhir
adalah sebanyak 50.774 orang yang berasal dari berbagai negara. Sebanyak 44.991
orang dari jumlah tersebut di atas adalah pasukan, 652 orang pengamat militer, 466
orang polisi sipil dan 4.665 orang petugas sipil. Dalam pelaksanaan missinya di
wilayah Yugoslavia pasukan PBB ditempatkan diberbagai sektor di wilayah
Yugoslavia.
4.9 Upaya Damai
Dalam penyelesaian krisis yang terjadi di wilayah Yugoslavia khususnya di
wilayah Bosnia Herzegovina telah diupayakan usaha-usaha perdamaian yang
disponsori oleh Masyarakat Eropa melalui Konperensi Internasional mengenai
Yugoslavia yang akhirnya diambil-alih oleh PBB. Upaya-upaya perdamaian yang
ditempuh ternyata sulit untuk berhasil menyelesaikan krisis di Bosnia Herzegovina
karena tidak dapat memenuhi kepentingan ketiga pihak yang bertikai ataupun
memberatkan salah satu Faksi. Mengamati penyelesaian krisis di Bosnia
Herzegovina melalui perundingan-perundingan internasional selama ini seringkali
konsep-konsep penyelesaian krisis di Bosnia Herzegovina tidak berasal dari Faksi-
Faksi yang bertikai akan tetapi dari pihak luar (masyarakat internasional) yang sudah
barang tentu belum cocok untuk diterapkan untuk mengatasi krisis di Bosnia
Herzegovina. Dan konsep-konsep tersebut tampak dipaksakan untuk diterima oleh
semua pihak sehingga turut memengaruhi usaha-usaha damai.

4.10 Perkembangan Terkini


Sebelumnya sudah di jelaskan bahwa hanya Serbia dan Montenegrolah dua
Negara bekas Yugoslavia yang mempertahankan Yugoslavia yang mempertahankan
federasi Yugoslavia. Namun kini nama Yugoslavia sebagai sebuah Negara sudah
tidak ada lagi. Yugoslavia tinggal sejarah, yang tersisa hanya Serbia dan Montenegro.
Keputusan itu di ambil dalam rapat parlemen pada tanggal 4 Februari 2003. Negara
itu baru memiliki dua nama, yaitu Serbia dan Montenegro. Keduanya memiliki
kesempatan untuk memutuskan bagaimana masa depan mereka masing-masing.
Sekarang, Serbia dan Montenegro masih bersatu dengan pusat di Beograd.
Ada beberapa urusan ditangani bersama seperti urusan pertahanan, kebijaksanaan luar
negeri, hubungan ekonomi internasional dan hak asasi manusia. Sedangkan, urusan
sehari-hari ditangani secara terpisah, selama tiga tahun ke depan, keduanya masih
berusaha untuk bersatu. Baru pada tahun 2006, Serbia dan Montenegro menentukan
nasibnya sendiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan makalah ini
merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayah
Yugoslavia yang terletak di Semenanjung Balkan merupakan negara yang
multietnis. Yugoslavia yang muncul dari Perang Dunia II adalah enam republik
federasi. Dari utara-barat ke selatan timur, entitas politik adalah Slovenia,
Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Serbia, Montenegro dan Makedonia.
Tepilihnya Tito sebagai Presiden memberikan dampak positif bagi Negara
tersebut. Hal ini ditandai dengan keberhasilannya menyeimbangkan semua
kekuatan yang punya potensi bertikai dan pecah di antara enam negara bagian dan
dua daerah otonom. Stabilitas politik negeri itu terbangun di atas kepiawaiannya
menghidupkan rasa nasionalisme di antara kelompok-kelompok yang berbeda itu.
Pada tahun 1980, Tito wafat. Banyak hal yang berubah setelah itu. Perekonomian
yang makin merosot, stabilitas politik yang tidak stabil dan yang lebih parah
adalah perpecahan etnis yang menyebabkan disintegrasi di Yugoslavia.
Keruntuhan komunis di Uni Soviet membawa efek yang serupa
pada Yugoslavia yang merupakan negara satelit Uni Soviet. Runtuhnya
sistem komunis pada akhir 1988 menyebabkan Yugoslavia terpecah menjadi
enam negara, yaitu Serbia, Kroasia, Bosnia, Macedonia, Slovenia dan
Montenegro.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam penelitian ini ialah nilai cinta
tanah air, patriotisme, toleransi, nasionalisme, saling menghargai dan
menghormati serta yang paling utama ialah nilai-nilai demokrasi dalam
kehidupan.
5.2 Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pembelajaran
sejarah peminatan pada kelas XII di BAB V menganai “Sejarah Kontemporer Dunia
dan Terjadinya Konflik di Belahan Dunia”.
Ketidak sempurnaan penelitian ini masih perlu dijawab dan diteliti lebih
lanjut lagi mengenai “Runtuhnya Yugoslavia”. Semoga apa yang masih menjadi
keresahan peneliti dan dari ketidak sempurnaan penelitian ini dapat diteliti
lebih lanjut oleh peneliti lain yang tertarik dengan kondisi sosial politik yang
berkaitan dengan Yugoslavia baik dari segi sosial, politik, budaya dan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Buku paket Sejarah Peminatan kelas XII kurikulum 2013 revisi
Buku Sejarah Dunia(Book of Knlowledge)
rifpurnama.blogspot.com

Internet
Repository.upi.edu
Eprints.uny.ac.id
Eprints.umm.ac.id
https://www.slideshare.net
https://www.academia.edu/6444991/makalah_sejarah_eropa
http://memorisejarah.blogspot.com/2017/04/komunisme-di-eropa.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembubaran_Yugoslavia
https://blog.ruangguru.com/peristiwa-kontemporer-dunia-berpisahnya-negara-negara-
yugoslavia
DAFTAR LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai