Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

PENJAJAHAN BARAT ATAS DUNIA ISLAM DAN


PERJUANGAN KEMERDEKAAN NEGARA-NEGRA
ISLAM
Dosen Pengampu: Sitti Mutmainnah, S.Ag., M.Ag

Disusun Oleh :
Kelompok 7
Fira Sucianti Sakir 1956041011
Dean Erawati 1956041022
Munira Yuliana Imran 1956041026

PROGRAM STUDI PENDIDIKANBAHASA ARAB


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Bismillah, puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang atas limpahan rahmat dan kurunia-Nya sehingga kami dapat.
Menyelesaikan makalah yang berjudul “Penjajahan Barat atas Dunia Islam dan
Perjuangan Kemerdekaan Negara-Negara Islam” Ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Tujuan penyusunan makalah ini adalah Untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang Diberikan oleh dosen pengampu
Ibu Sitti Mutmainnah, S.Ag., M.Ag.
Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang kami peroleh dari
Media elektronik yaitu internet yang berhubungan dengan materi tersebut. Kami
Menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi perbaikan makalah ini. Kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu Penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi Para pembaca.

Makassar, 02 April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

A. Latar Belakang............................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

C. Tujuan ........................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 5

A. Renaisans Eropa .......................................................................................... 5

B. Penjajahan Barat terhadap Dunia Islam di Anak Benua India dan Asia
Tenggara ....................................................................................................... 6

C. Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat ke Timur Tengah 8

D. Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam dan Timbulnya Gerakan


Partai yang Memperjuangkan Kemerdekaan Negaranya ..................... 10

E. Kemerdekaan Negera-Negara Islam dari Penjajahan ........................... 11

BAB III PENUTUP............................................................................................... 13

A. Kesimpulan ................................................................................................. 13

B. Saran ........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam periodesasi perkembangan sejarah kebudayaan dan sejarah
pemikiran Islam yang diketengahkan oleh Harun Nasution, bahwa
perkembangan sejarah islam terdapat tiga periode yaitu periode klasik (650-
1250M), periode pertengahan (1250-1800M), dan periode modern
(1800M). Periode modern dalam sejarah islam bermula dari tahun 1800 M
dan berlangsung sampai sekarang. Pada periode ini mulai bermunculan
pemikiran pembaharuan terhadap islam. Gerakan pembaharuan itu paling
tidak muncul karena dua hal. Pertama, timbulnya kesadaran dikalangan
ulama bahwa banyak ajaran-ajaran “asing” yang masuk dan diterima
sebagai ajaran islam. Gerakan ini dikenal sebagai gerakan reformasi. Kedua,
muncul kesadaran dari para tokoh Islam yang pernah belajar dan mengecam
atau setidaknya bersentuhan dengan Barat agar umat islam menjadi
kekuatan penyeimbang bagi kemajuan Barat di berbagai bidang.
Adapun ciri periode modern yaitu dimana seluruh wilayah
kekuasaan islam, baik langsung maupun tidak berada dibawah cengkraman
penjajah Barat, dan memperoleh kemerdekaan kembali pada saat
berakhirnya perang dunia kedua.
Setelah jatuhnya tiga kerajaan besar. Yaitu kerajaan Safawi
dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan, kerajaan Mughal yang
dihancurkan Inggris, dan kerajaan Turki Usmani , namun yang terakhir
inipunterus mengalami kemunduran demi kemunduran, sehingga ia dijuluki
sebagai “the Sick Man of Europe-orang sakit Eropa”. Hingga menyebabkan
Eropa mudah untuk menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah.
Akibatnya mereka menjadi bertambah maju. Dan dengan mudahnya
Napoleon Bornaparte berhasil menduduki Mesir pada 1789 M sebagai salah
satu pusat Islam terpenting.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana renaisans Eropa ?
2. Bagaimana sikap penjajah barat terhadap dunia islam di anak benua
india dan asia tenggara ?
3. Bagaimana kemunduran kerajaan usmani dan ekspansi barat ke timur
tengah ?
4. Bagaimana proses bangkitnya nasionalisme di dunia islam dan
timbulnya Gerakan partai yang memperjuangkan kemerdekaan
negaranya ?
5. Bagaimana kemerdekaan negara-negara islam dari penjajahan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Renaisans Eropa
2. Untuk mengetahui sikap penjajah barat terhadap dunia islam di anak
benua india dan asia tenggara
3. Untuk mengetahui kemunduran kerajaan usmani dan ekspansi barat
ke timur tengah
4. Untuk mengetahui bangkitnya nasionalisme di dunia islam dan
timbulnya Gerakan partai yang memperjuangkan kemerdekaan
negaranya
5. Untuk mengetahui kemerdekaan negara-negara islam dari penjajahan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Renaisans Eropa
Renaissance atau renaisans adalah gerakan perubahan besar di Eropa yang
terjadi setelah abad pertengahan. Istilah renaisans berasal bahasa Latin renaitre
yang terdiri dari dua kata, yakni re berarti kembali dan naitre berarti lahir. Dengan
begitu, Renaissance dapat diterjemahkan sebagai masa terlahir kembali.
Renaisans merupakan masa yang terjadi pada abad ke-14 sampai abad ke-17.
Gerakan perubahan ini dimulai dari Italia yang kemudian menyebar ke seluruh
Benua Eropa. Jules Michelet merupakan sejarawan yang pertama kali
mendefinisikan dan memperkenalkan istilah Renaissance dalam karyanya yang
berjudul 'Histoire de France'.
Secara garis besar, ciri utama dari Renaisans adalah humanisme, yaitu
memanusiakan manusia, empirisme yang berarti kebebasan pengembangan ilmu
pengetahuan, dan rasionalisme, yakni kebebasan dalam mengembangkan pikiran.
Pada dasarnya, Renaisans terjadi sebagai respons dari perilaku dominasi
gereja terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat Eropa. Untuk mengetahui
lebih dalam, kita harus mengetahui keadaan Eropa pada masa abad pertengahan
yang dikenal juga sebagai periode Dark Age atau abad kegelapan.
Abad pertengahan terjadi setelah Kekaisaran Romawi di abad IV Masehi
runtuh. Pada masa itu berkembang anggapan bahwa ilmu pengetahuan harus
berlandaskan agama yang menyebabkan gereja mendominasi seluruh aspek
kehidupan manusia, mulai dari bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dan
sosial budaya.
Tidak hanya itu, gereja bahkan memengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat
pemerintah sehingga raja kehilangan kekuasaannya dalam pemerintahan. Salah satu
contoh dominasi gereja pada abad pertengahan adalah pemberian hukuman kepada
Nicolaus Copernicus yang menyebutkan matahari sebagai pusat tata surya.
Pernyataan tersebut tentu dianggap bertentangan dengan ajaran gereja sehingga
Copernicus dijatuhi hukuman mati.
Melihat doktrin dan dominasi gereja yang dianggap merugikan masyarakat,
akhirnya muncul gerakan yang ingin mempelajari ilmu pengetahuan agar terbebas
dari belenggu kekuasaan gereja. Gerakan inilah yang disebut dengan renaisans.
Namun, selain dilatarbelakangi oleh dominasi gereja, munculnya renaisans juga
dipengaruhi oleh latar belakang ekonomi. Pada saat itu, Eropa menggunakan sistem
ekonomi tertutup yang membuat perekonomian hanya dikuasai oleh para golongan
penguasa. Kondisi tersebut menyebabkan kehidupan masyarakat terkungkung dan
tidak memiliki harga diri yang layak sebagai manusia.
B. Penjajahan Barat terhadap Dunia Islam di Anak Benua India dan Asia
Tenggara
Invasi Eropa terhadap dunia Islam tidak pernah sama, tetapi selalu secara
menyeluruh dan efektif. Penetrasi Barat terhadap dunia Islam di Timur Tengah
pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Perancis.
Inggris terlebih dahulu mencoba menguasai kerajaan Mughal India. Selama
pertengahan terakhir abad ke-18, para pedagang Inggris telah memantapkan diri di
Benggali. Rentang waktu antara 1798 – 1818, dengan perjanjian atau aksi militer,
pemerintahan kolonial Inggris tersebar ke seluruh India, kecuali lembah Indus, yang
baru menyerah pada tahun 1843 – 1849.
Sementara itu Perancis merasa perlu memutuskan hubungan komunikasi
antara Inggris di barat dan India di timur. Oleh karena itu, pintu gerbang ke India,
yakni Mesir berhasil ditaklukkan dan dikuasai oleh Napoleon Bonaparte pada tahun
1798 M. Alasan lain Perancis menaklukkan Mesir adalah untuk memasarkan hasil-
hasil industrinya. Mesir, di samping mudah dicapai dari Perancis juga dapat
menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang-barang ke Turki, Syiria
hingga ke timur jauh.
Pada tahun 1799 M., Napoleon Bonaparte meninggalkan Mesir karena situasi
politik yang terjadi di negara tersebut. Ia kemudian menunjuk jenderal Kleber
menggantikan kedudukan Napoleon di Mesir. Dalam suatu pertempuran laut antara
Inggris dan Perancis, jenderal Kleber kalah dan meninggalkan Mesir pada tahun
1801 M., dan di Mesir terjadi kekosongan kekuasaan. Kekosongan tersebut
dimanfaatkan oleh seorang perwira Turki, Muhammad Ali dengan didukung oleh
rakyat, berhasil megambil alih kekuasaan dan mendirikan dinasti. Pada masa itu
Mesir sempat menegakkan kedaulatan dan melakukan beberapa pembeharuan,
namun pada tahun 1882 M. dapat ditaklukkan kembali oleh Inggris.
Faktor utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negara-
negara muslim adalah ekonomi dan politik. kemajuan Eropa dalam bidang industri
menyebabkannya membutuhkan bahan-bahan baku, di samping rempah-rempah.
Mereka juga membutuhkan negeri-negeri tempat memasarkan hasil industri
mereka. Untuk menunjang perekonomian tersebut, kekuatan politik diperlukan
sekali. Akan tetapi persoalan agama seringkali terlibat dalam proses politik
penjajahan barat atas negerinegeri muslim. Trauma Perang Salib masih membekas
pada sebagian orang barat, terutama Portugis dan Spanyol, karena kedua negara ini
dalam jangka waktu lama, berabad-abad berada di bawah kekuasaan Islam. India,
pada masa kemajuan kerajaan Mughal adalah negeri yang kaya dengan hasil
pertanian. Hal ini mengundang Eropa yang sedang mengalami kemajuan untuk
berdagang ke sana. Di awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan
kaki di India. pada tahun 1611 M, Inggris mendapat izin menanamkan modal, dan
pada tahun 1617 M belanda mendapat izin yang sama.
Kongsi dagang Inggris, British East India Company (BEIC), mulai berusaha
menguasai wilayah India bagian timur, ketika merasa cukup kuat. Penguasa
setempat mencoba mempertahankan kekuasaan dan berperang melawan Inggris.
Namun, mereka tidak berhasil mengalahkan kekuatan Inggris. Pada tahun 1803 M,
Delhi, ibukota kerajaan Mughal jatuh ke tangan Inggris dan berada di bawah
bayang-bayang kekuasaan Inggris. Tahun 1857 M, kerajaan Mughal dikuasai secara
penuh, dan raja yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu India berada
di bawah kekuasaan Inggris yang menegakkan pemerintahannya di sana. Pada
tahun 1879, Inggris berusaha menguasai Afghanistan dan pada tahun 1899,
Kesultanan Muslim Baluchistan dimasukkan ke bawah kekuasaan India-Inggris.
Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru berkembang, yang merupakan
daerah penghasil rempahrempah terkenal pada masa itu, menjadi ajang perebutan
negara-negara Eropa. Kerajaan-kerajaan Islam di wilayah ini lebih lemah
dibandingkan dengan kerajaan Mughal, sehingga lebih mudah ditaklukkan oleh
bangsa Eropa.
Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di Semenanjung
Malaya yang strategis merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah
Samudera Pasai, ditaklukkan Portugis pada tahun 1511 M. Sejak itu peperangan-
peperangan antara Portugis melawan kerajaankerajaan Islam di Indonesia
seringkali berkobar. Pedagang-pedagang Portugis berupaya menguasai Maluku
yang sangat kaya akan rempah-rempah.
Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang.
Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya beberapa kerajaan
Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Buayan dan Kesultanan Sulu. Akhir abad
ke-16 M, giliran Belanda, Inggris, Denmark dan Perancis, datang ke Asia Tenggara.
Namun, Perancis dan Denmark tidak berhasil menguasai negeri di Asia Tenggara
dan hanya datang untuk berdagang. Kekuasaan politik negara-negara Eropa di
negara-negara Asia berlanjut terus hingga pertengahan abad ke-20.

C. Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat ke Timur Tengah


Kemajuan-kemajuan Eropa dalam teknologi militer dan industri perang
membuat kerajaan Usmani menjadi kecil di hadapan Eropa. Akan tetapi nama besar
Turki Usmani masih membuat Eropa segan untuk menyerang atau menguasai
wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Islam. Namun
kekalahan besar Turki Usmani dalam peperangan di Wina pada tahun 1683 M,
membuka mata Barat bahwa Turki Usmani telah benar-benar mengalami
kemunduran jauh sekali.
Sejak kekalahan dalam peperangan Wina itu, kerajaan Turki Usmani
menyadari akan kemundurannya dan kemajuan Barat. Usaha-usaha pembaharuan
mulai dilaksanakan dengan mengirim duta-duta ke negara Eropa, terutama
Perancis, untuk mempelajari kemajuan mereka dari dekat. Pada tahun 1720 M,
Celebi Muhamad diutus ke Paris dan diinstruksikan untuk mengunjungi pabrik-
parbik, benteng-benteng pertahanan dan institusi-institusi lainnya. Ia kemudian
memberi laporan tentang kemajuan teknik, organisasi angkatan perang modern, dan
kemajuan lembaga-lembaga sosial lainnya. Laporan-laporan tersebut mendorong
Sultan Ahmad III (1703 – 1730 M) untuk memulai pembaharuan. Untuk tujuan itu,
didatangkanlah ahli-ahli militer Eropa, salah satunya adalah De Rochefort, Pada
tahun 1717, ia datang ke Istambul dalam rangka membentuk korps artileri dan
melatih tentara Usmani dalam ilmu-ilmu kemiliteran modern.
Usaha pembaruan yang dilakukan tidak terbatas pada bidang milliter. Dalam
bidang-bidang lain pembaharuan juga dilaksanakan, seperti pembukaan percetakan
di Istanbul pada tahun 1737 M, untuk kepentingan kemajuan ilmu pengetahuan.
Demikian juga gerakan penerjemahan buku-buku Eropa ke dalam bahasa Turki,
sebagaimana telah dilakukan oleh para penguasa Abbasiyah ketika menerjemahkan
buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab.
Meskipun demikian, usaha-usaha pembaharuan itu bukan saja gagal menahan
kemunduran Turki Usmani, tetapi juga tidak membawa hasil yang diharapkan.
Penyebab kegagalan tersebut karena kelemahan raja-raja Turki Usmani karena
wewenangnya sudah menurun. Di samping itu, keuangan negara yang terus
mengalami kebangkrutan, tidak mampu menunjang usaha pembaharuan. Faktor
terpenting yang menyebabkan kegagalan usaha pembaharuan adalah karena ulama
dan tentara Yenissari yang sejak abad ke-17 M menguasai suasana politik kerajaan
Turki Usmani menolak pembaharuan.
Usaha pembaruan Turki Usmani baru mengalami kemajuan setelah Sultan
Mahmud II membubarkan tentara Yenissari pada tahun 1826 M. Struktur kerajaan
dirombak, lembaga-lembaga pendidikan moderen didirikan, buku-buku Barat
diterjemahkan, siswa berbakat dikirim belajar ke Eropa, dan sekolah-sekolah
kemiliteran didirikan. Akan tetapi, meski banyak mendatangkan kemajuan, hasil
yang diperoleh dari gerakan pembaharuan tetap tidak berhasil menghentikan
gerakan Barat terhadap dunia Islam. Selama abad ke-18, Barat menyerang wilayah
kekuasaan Turki Usmani di Eropa Timur. Akhir dari serangan itu adalah
ditandatanganinya Perjanjian San Stefano (Maret 1878 M) dan perjanjian Berlin
(Juli 1878 M), antara kerajaan Turki Usmani dengan Rusia.
Ketika perang dunia I meletus, Turki Usmani bergabung dengan Jerman yang
kemudian mengalami kekalahan. Akibat dari peristiwa itu kekuasaan kerajaan
Turki semakin ambruk. Partai Persatuan dan Kemajuan memberontak kepada
Sultan dan dapat menghapuskan kekhalifahan Usmani, kemudian membentuk Turki
modern.
Di pihak lain, satu demi satu daerah-daerah kekuasaan Turki Usmani di Asia
dan Afrika melepaskan diri dari Konstantinopel. Hal ini disebabkan timbulnya
nasionalisme pada bangsa-bangsa yang ada di bawah kekuasaan Turki. Bangsa
Armenia dan Yunani yang beragama Kristen berpaling ke Barat, memohon bantuan
Barat untuk kemerdekaan tanah airnya, bangsa Kurdi di pegunugan dan Arab di
padang pasir dan lembah-lembah juga bangkit untuk melepaskan diri dari
cengkeraman penguasa Turki Usmani.

D. Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam dan Timbulnya Gerakan Partai


yang Memperjuangkan Kemerdekaan Negaranya
Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam pada umumnya –
yangdikenal dengan gerakan pembaharuan – didorong oleh dua faktor yang
salingmendukung. Yang pertama, seperti gerakan Wahabiya yang dipelopori oleh
Muhammad ibn Abd al-Wahhab (1703-1787 M) di Arabia, Syah Waliyullah (1703-
1762 M) di India, dan gerakan Sanusiyyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh Said
Muhammad Sanusi dari Aljazair. Sedangkan yang kedua, tercermin dalam
pengiriman pelajar muslim oleh penguasa Turki Usmani dan Mesir ke negara-
negara Eropa untukmenimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan
penerjemahan karya-karya Barat kedalam bahasa Islam. Gagasan politik yang
pertamakali muncul adalahgagasan Pan-Islamisme (Persatuan Islam sedunia) yang
mula-mual didengungkan oleh gerakan Wahhabiyyah dan Sanusiyyah. Semangat
Pan-Islamisme yang bergeloraitu mendorong Sultan Kerajaan Turk Usmani Abd
Hamid II (1876-1909), untukmengundan Al-Afghani ke Istambul, Ibukota
Kerajaan. Akan tetapi, semangat demokrasi Al-Afghani tersebut menjadi duri bagi
kekuasaan Sultan, sehingga Al-Afghani tidak diizinkan berbuat banyak di Istanbul.
Di Mesir, benih-benih gagasan nasionalisme tumbuh sejak masa Al-
Tahtawi(1801-1873) dan Jamaluddin Al-Afghani. Tokoh pergerakan terkenal
yangmemperjuangkan gagasan ini di Mesir adalah Ahmad Urabi Pasha. Dibagian
negeri Arab lainnya lahir gagasan nasionalisme Arab yang segera menyebar dan
mendapatsambutan hangat, demikianlah yang terjadi di Mesir, Syiria, Libanon,
Palestina, Irak, Hijaz, Afrika Utara, Bahrein, dan Kuwait. Cita-cita mendirikan satu
negara Arab menghadapi tantangan yang sangat besar. Mereka harus melaluin dua
tahap. Pertama, memerdekakan wilayah masing-masing dari kekuasaan penjajah.
Kedua, berusaha mendirikan kesatuan Arab. Pada tanggal 12 Maret 1945, mereka
berhasil mendirikanLiga Arab. Tetapi, belum berarti cita-cita, berdirinya negara
Arab, sudah tercapai.Apalagi, ketika itu kekuasaan Barat masih bercongkol di sana
Di India, gagasan Pan-Islamisme yang dikenal dengan Khilafat juga
mendapat pengikut. Syed Amir Ali (1848 - 1928 M) adalah salah seorang
pelopornya. Namun,gerakan ini segera pudar setelah usaha menghidupkan kembali
khilafat yangdihapuskan Mustafa Kamal di Turki tidak mungkin lagi. Yang populer
adalah gerakannasionlisme yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional India. Akan
tetapi, gagasannasionalisme itu segera pula ditinggalkan sebagian besar tokoh-
tokoh Islam karenadidalamnya kaum Muslimin yang minoritas tertekan oleh
kelompok Hindu yangmayoritas. Oleh karena itu, umat Islam di anak benua India
ini tidak menganutnasionalisme, tetapi Islamisme, yamg dalam masyarakat India
dikenal dengannamakomunalisme. Benih-benih gagasan Islamisme tersebut
sebenarnya sudah adasebelum Liga Muslim berdiri, dilontarkan oleh Sayyid
Ahmad Khan (1817-1898M) kemudian mengkristal pada masa Iqbal (1876-1938
M) dan Muhammad Ali Jinnah (1876-1948 M).
Partai politik besar yang menentang penjajahan di Indonesia adalah
SerikatIslam (SI), didirikan tahun 1912 dibawah pimpinan HOS Tjokrominoto,
partai inimerupakan kelanjutan dari Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh H.
Samanhudi tahun 1911. Tak lama kemudian partai-partai politik lainnya berdiri
seperti Partai Nasional Indonesia (PNI), didirikan oleh Sukarno (1927), Pendidikan
Nasional Indonesia (PNI-Baru), didirikan oleh Muhammad Hatta (1931), Persatuan
Muslimin Indonesia (Permi) yang menjadi partai politik tahun 1932, dipeloporo
oleh Mukhtar Lutfi.

E. Kemerdekaan Negera-Negara Islam dari Penjajahan


Dalam kenyataan, memang, partai-partai itulah yang berjuang melepaskan
diridari kekuasaan penjajah. Perjuangan mereka biasanya terwujud dalam beberapa
bentuk kegiatan, seperti (1) gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun
perjuangan bersenjata, dan (2) pendidikan serta propaganda dalam
rangkamempersiapkan masyarakat menyambut dan mengisi kemerdekaan itu.
Negara yang berpenduduk mayoritas Muslim yang pertama kali berhasil
mem-proklamasi kan kemerdekaannya adalah Indonesia, pada tanggal 17 Agustus
1945. Negara Islam kedua yang merdeka dari penjajahan adalah Pakistan,
padatanggal 15 Agustus 1947. Di Timur Tengah, Mesir secara resmi
memperolehkemerdekaan tahun 1922 dari Inggris, tapi dalam pemerintahan Raja
Faruk pengaruh Inggris sangat besar. Baru pada masa pemerintahan Jamal Abd Al-
Nasser yangmenggulingkam Raja Faruk 23 Juli 1952, Mesir menganggap dirinya
sudah benar- benar merdeka. Sama seperti Mesir, Irak merdeka secara formal tahun
1932, tapi rakyatnya baru merasakan benar-benar merdeka tahun 1958. Sebelum
itu, negara-negara sekitar Irak mengumumkan kemerdekaannya seperti Syiria,
Jordania, dan Libanon tahun 1946. Di afrika, Libiya merdeka tahun 1951 M, Sudan
dan Maroko tahun 1956 M, Aljazair tahun 1962. Semuanya membebaskan diri dari
Prancis. Diwaktu yang hampir bersamaan, Yaman Utara, Yaman Selatan, Eminat
Arab memperoleh kemerdekaannya pula. Di Asia Tenggara, Malaysia yang waktu
itu termasuk Singapura mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1957, Brunai
Darussalam tahun 1984 M. Bahkan, beberapa diantaranya baru mendapat
kemerdekaan pada tahun-tahun terakhir, seperti negara-negara Islam yang dulunya
bersatu dalam Uni Soviet, yaitu Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan,
Tasjikistan, dan Azerbaijan pada tahun 1992 dan Bosnia memerdekakan diri dari
Yugoslavia juga pada tahun 1992.
Namun, sampai hari ini masih ada umat Islam yang berharap mendapatkan
Otonomi sendiri, atau paling tidak menjadi penguasa atas masyarakat mereka
sendiri.Mereka itu adalah penduduk minoritas muslim dalam negara-negara
nasional,Kasymir di India, Moro di Filipina, dan sebagainya. Meski mereka idup
dalam negara merdeka, namun status sebagai minoritas seringkali menyulitkan
mereka dalam meningkatkan kesejateraan hidup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari kelima poin yang sudah dijelaskan
sebelumnya maka dari ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Renaisans merupakan masa yang terjadi pada abad ke-14 sampai abad
ke-17. Gerakan perubahan ini dimulai dari Italia yang kemudian
menyebar ke seluruh Benua Eropa. Jules Michelet merupakan sejarawan
yang pertama kali mendefinisikan dan memperkenalkan istilah
Renaissance dalam karyanya yang berjudul 'Histoire de France'.
2. Mulai awal abad ke-17 satu per satu negeri-negeri Islam jatuh ke tangan
para penjajah seperti Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Portugis, dan
lain-lain.
3. Kemajuan-kemajuan Eropa dalam tekhnologi militer dan industri
perang membuat Kerajaan Usmani menjadi kecil di hadapan Eropa.
Penetrasi Barat ke pusat dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama
dilakukan oleh Inggris dan Perancis. Inggris lebih dahulu menancapkan
kekuasaannya di India. Perancis merasa perlu memutuskan hubungan
komunikasi antara Inggris di Barat dan India di Timur. Oleh karena itu,
pintu gerbang India, Mesir harus berada di bawah kekuasaannya.
4. Usaha untuk memuluhkan kembali kekuatan Islam pada umumnya –
yang dikenal dengan gerakan pembaharuan – didorong oleh dua faktor
yang saling mendukung, pemurnian ajaran Islam dari ajaran Barat dan
pengiriman mahasiswa untuk belajar ke negeri-negeri di Eropa.
5. Munculnya gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-
partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangannya
untuk mewujudkan negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik
Barat.
B. Saran
Penulis menyadari kelemahan-kelemahan yang terkandung di dalam
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Amin. 1991. Islam dari Masa ke Masa. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution, Harun. 1988. Pembaharuan dalam Islam; Sejarah Pemikiran, dan
Gerakan. Jakarta : Bulan Bintang.
Yatim, Badri Dr. M.A. 2002. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah
II. Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada.
Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Cet. II; Jakarta:
Amzah.
Hourani, Albert. A History of Arab Peoples. Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim,
diterj.
Bakri, Syamsul. 2011. Peta Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Fajar
Media Press.

Anda mungkin juga menyukai