Disusun Oleh :
Kelompok 7
Fira Sucianti Sakir 1956041011
Dean Erawati 1956041022
Munira Yuliana Imran 1956041026
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang............................................................................................. 3
C. Tujuan ........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 5
B. Penjajahan Barat terhadap Dunia Islam di Anak Benua India dan Asia
Tenggara ....................................................................................................... 6
A. Kesimpulan ................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam periodesasi perkembangan sejarah kebudayaan dan sejarah
pemikiran Islam yang diketengahkan oleh Harun Nasution, bahwa
perkembangan sejarah islam terdapat tiga periode yaitu periode klasik (650-
1250M), periode pertengahan (1250-1800M), dan periode modern
(1800M). Periode modern dalam sejarah islam bermula dari tahun 1800 M
dan berlangsung sampai sekarang. Pada periode ini mulai bermunculan
pemikiran pembaharuan terhadap islam. Gerakan pembaharuan itu paling
tidak muncul karena dua hal. Pertama, timbulnya kesadaran dikalangan
ulama bahwa banyak ajaran-ajaran “asing” yang masuk dan diterima
sebagai ajaran islam. Gerakan ini dikenal sebagai gerakan reformasi. Kedua,
muncul kesadaran dari para tokoh Islam yang pernah belajar dan mengecam
atau setidaknya bersentuhan dengan Barat agar umat islam menjadi
kekuatan penyeimbang bagi kemajuan Barat di berbagai bidang.
Adapun ciri periode modern yaitu dimana seluruh wilayah
kekuasaan islam, baik langsung maupun tidak berada dibawah cengkraman
penjajah Barat, dan memperoleh kemerdekaan kembali pada saat
berakhirnya perang dunia kedua.
Setelah jatuhnya tiga kerajaan besar. Yaitu kerajaan Safawi
dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan, kerajaan Mughal yang
dihancurkan Inggris, dan kerajaan Turki Usmani , namun yang terakhir
inipunterus mengalami kemunduran demi kemunduran, sehingga ia dijuluki
sebagai “the Sick Man of Europe-orang sakit Eropa”. Hingga menyebabkan
Eropa mudah untuk menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah.
Akibatnya mereka menjadi bertambah maju. Dan dengan mudahnya
Napoleon Bornaparte berhasil menduduki Mesir pada 1789 M sebagai salah
satu pusat Islam terpenting.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana renaisans Eropa ?
2. Bagaimana sikap penjajah barat terhadap dunia islam di anak benua
india dan asia tenggara ?
3. Bagaimana kemunduran kerajaan usmani dan ekspansi barat ke timur
tengah ?
4. Bagaimana proses bangkitnya nasionalisme di dunia islam dan
timbulnya Gerakan partai yang memperjuangkan kemerdekaan
negaranya ?
5. Bagaimana kemerdekaan negara-negara islam dari penjajahan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Renaisans Eropa
2. Untuk mengetahui sikap penjajah barat terhadap dunia islam di anak
benua india dan asia tenggara
3. Untuk mengetahui kemunduran kerajaan usmani dan ekspansi barat
ke timur tengah
4. Untuk mengetahui bangkitnya nasionalisme di dunia islam dan
timbulnya Gerakan partai yang memperjuangkan kemerdekaan
negaranya
5. Untuk mengetahui kemerdekaan negara-negara islam dari penjajahan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Renaisans Eropa
Renaissance atau renaisans adalah gerakan perubahan besar di Eropa yang
terjadi setelah abad pertengahan. Istilah renaisans berasal bahasa Latin renaitre
yang terdiri dari dua kata, yakni re berarti kembali dan naitre berarti lahir. Dengan
begitu, Renaissance dapat diterjemahkan sebagai masa terlahir kembali.
Renaisans merupakan masa yang terjadi pada abad ke-14 sampai abad ke-17.
Gerakan perubahan ini dimulai dari Italia yang kemudian menyebar ke seluruh
Benua Eropa. Jules Michelet merupakan sejarawan yang pertama kali
mendefinisikan dan memperkenalkan istilah Renaissance dalam karyanya yang
berjudul 'Histoire de France'.
Secara garis besar, ciri utama dari Renaisans adalah humanisme, yaitu
memanusiakan manusia, empirisme yang berarti kebebasan pengembangan ilmu
pengetahuan, dan rasionalisme, yakni kebebasan dalam mengembangkan pikiran.
Pada dasarnya, Renaisans terjadi sebagai respons dari perilaku dominasi
gereja terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat Eropa. Untuk mengetahui
lebih dalam, kita harus mengetahui keadaan Eropa pada masa abad pertengahan
yang dikenal juga sebagai periode Dark Age atau abad kegelapan.
Abad pertengahan terjadi setelah Kekaisaran Romawi di abad IV Masehi
runtuh. Pada masa itu berkembang anggapan bahwa ilmu pengetahuan harus
berlandaskan agama yang menyebabkan gereja mendominasi seluruh aspek
kehidupan manusia, mulai dari bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dan
sosial budaya.
Tidak hanya itu, gereja bahkan memengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat
pemerintah sehingga raja kehilangan kekuasaannya dalam pemerintahan. Salah satu
contoh dominasi gereja pada abad pertengahan adalah pemberian hukuman kepada
Nicolaus Copernicus yang menyebutkan matahari sebagai pusat tata surya.
Pernyataan tersebut tentu dianggap bertentangan dengan ajaran gereja sehingga
Copernicus dijatuhi hukuman mati.
Melihat doktrin dan dominasi gereja yang dianggap merugikan masyarakat,
akhirnya muncul gerakan yang ingin mempelajari ilmu pengetahuan agar terbebas
dari belenggu kekuasaan gereja. Gerakan inilah yang disebut dengan renaisans.
Namun, selain dilatarbelakangi oleh dominasi gereja, munculnya renaisans juga
dipengaruhi oleh latar belakang ekonomi. Pada saat itu, Eropa menggunakan sistem
ekonomi tertutup yang membuat perekonomian hanya dikuasai oleh para golongan
penguasa. Kondisi tersebut menyebabkan kehidupan masyarakat terkungkung dan
tidak memiliki harga diri yang layak sebagai manusia.
B. Penjajahan Barat terhadap Dunia Islam di Anak Benua India dan Asia
Tenggara
Invasi Eropa terhadap dunia Islam tidak pernah sama, tetapi selalu secara
menyeluruh dan efektif. Penetrasi Barat terhadap dunia Islam di Timur Tengah
pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Perancis.
Inggris terlebih dahulu mencoba menguasai kerajaan Mughal India. Selama
pertengahan terakhir abad ke-18, para pedagang Inggris telah memantapkan diri di
Benggali. Rentang waktu antara 1798 – 1818, dengan perjanjian atau aksi militer,
pemerintahan kolonial Inggris tersebar ke seluruh India, kecuali lembah Indus, yang
baru menyerah pada tahun 1843 – 1849.
Sementara itu Perancis merasa perlu memutuskan hubungan komunikasi
antara Inggris di barat dan India di timur. Oleh karena itu, pintu gerbang ke India,
yakni Mesir berhasil ditaklukkan dan dikuasai oleh Napoleon Bonaparte pada tahun
1798 M. Alasan lain Perancis menaklukkan Mesir adalah untuk memasarkan hasil-
hasil industrinya. Mesir, di samping mudah dicapai dari Perancis juga dapat
menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang-barang ke Turki, Syiria
hingga ke timur jauh.
Pada tahun 1799 M., Napoleon Bonaparte meninggalkan Mesir karena situasi
politik yang terjadi di negara tersebut. Ia kemudian menunjuk jenderal Kleber
menggantikan kedudukan Napoleon di Mesir. Dalam suatu pertempuran laut antara
Inggris dan Perancis, jenderal Kleber kalah dan meninggalkan Mesir pada tahun
1801 M., dan di Mesir terjadi kekosongan kekuasaan. Kekosongan tersebut
dimanfaatkan oleh seorang perwira Turki, Muhammad Ali dengan didukung oleh
rakyat, berhasil megambil alih kekuasaan dan mendirikan dinasti. Pada masa itu
Mesir sempat menegakkan kedaulatan dan melakukan beberapa pembeharuan,
namun pada tahun 1882 M. dapat ditaklukkan kembali oleh Inggris.
Faktor utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negara-
negara muslim adalah ekonomi dan politik. kemajuan Eropa dalam bidang industri
menyebabkannya membutuhkan bahan-bahan baku, di samping rempah-rempah.
Mereka juga membutuhkan negeri-negeri tempat memasarkan hasil industri
mereka. Untuk menunjang perekonomian tersebut, kekuatan politik diperlukan
sekali. Akan tetapi persoalan agama seringkali terlibat dalam proses politik
penjajahan barat atas negerinegeri muslim. Trauma Perang Salib masih membekas
pada sebagian orang barat, terutama Portugis dan Spanyol, karena kedua negara ini
dalam jangka waktu lama, berabad-abad berada di bawah kekuasaan Islam. India,
pada masa kemajuan kerajaan Mughal adalah negeri yang kaya dengan hasil
pertanian. Hal ini mengundang Eropa yang sedang mengalami kemajuan untuk
berdagang ke sana. Di awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan
kaki di India. pada tahun 1611 M, Inggris mendapat izin menanamkan modal, dan
pada tahun 1617 M belanda mendapat izin yang sama.
Kongsi dagang Inggris, British East India Company (BEIC), mulai berusaha
menguasai wilayah India bagian timur, ketika merasa cukup kuat. Penguasa
setempat mencoba mempertahankan kekuasaan dan berperang melawan Inggris.
Namun, mereka tidak berhasil mengalahkan kekuatan Inggris. Pada tahun 1803 M,
Delhi, ibukota kerajaan Mughal jatuh ke tangan Inggris dan berada di bawah
bayang-bayang kekuasaan Inggris. Tahun 1857 M, kerajaan Mughal dikuasai secara
penuh, dan raja yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu India berada
di bawah kekuasaan Inggris yang menegakkan pemerintahannya di sana. Pada
tahun 1879, Inggris berusaha menguasai Afghanistan dan pada tahun 1899,
Kesultanan Muslim Baluchistan dimasukkan ke bawah kekuasaan India-Inggris.
Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru berkembang, yang merupakan
daerah penghasil rempahrempah terkenal pada masa itu, menjadi ajang perebutan
negara-negara Eropa. Kerajaan-kerajaan Islam di wilayah ini lebih lemah
dibandingkan dengan kerajaan Mughal, sehingga lebih mudah ditaklukkan oleh
bangsa Eropa.
Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di Semenanjung
Malaya yang strategis merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah
Samudera Pasai, ditaklukkan Portugis pada tahun 1511 M. Sejak itu peperangan-
peperangan antara Portugis melawan kerajaankerajaan Islam di Indonesia
seringkali berkobar. Pedagang-pedagang Portugis berupaya menguasai Maluku
yang sangat kaya akan rempah-rempah.
Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang.
Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya beberapa kerajaan
Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Buayan dan Kesultanan Sulu. Akhir abad
ke-16 M, giliran Belanda, Inggris, Denmark dan Perancis, datang ke Asia Tenggara.
Namun, Perancis dan Denmark tidak berhasil menguasai negeri di Asia Tenggara
dan hanya datang untuk berdagang. Kekuasaan politik negara-negara Eropa di
negara-negara Asia berlanjut terus hingga pertengahan abad ke-20.