Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGARUH BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM

Disusun Untuk Disampaikan dalam Diskusi Kelas dan Memenuhi


Salah Satu Tugas Mata Kuliah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Muhammad Abdul Karim

Disusun Oleh :

Ulia Azizah Pratiwi (20101020026)


Mujahidin Nur Al Hamid (20101020027)

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas kemudahan
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh
Barat Terhadap Dunia Islam”. Meskipun jelas kami meyakini masih terdapat banyak
kekurangan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang kita nanti-nantikan syafaatnya kelak di yaumul qiyamah.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Peradaban Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
sejarah peradaban Islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Prof. Dr. Muhammad Abdul Karim
selaku dosen pengampu mata kuliah Peradaban Islam, yang telah membimbing dan
memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang ditekuni. Tidak lupa, kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Sebagai penulis, kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi perbaikan makalah ini
agar lebih baik lagi kedepannya.

Yogyakarta, 28 Desember 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Masa Agresi Bangsa Kolonial.........................................................................................2
B. Pengaruh Negara-Negara Barat Terhadap Dunia Islam..................................................5
C. Bangkitnya Dunia Islam Dari Kolonialisme...................................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
B. Kritik dan Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengaruh Barat terhadap dunia Islam berkaitan dengan kolonialisme negara-negara
Barat ke berbagai belahan dunia, pada masa inilah Islam mengalami kemunduran dengan
mulai melemahnya kekuatan Turki Usmani dan negara-negara Islam lainnya. Sejak saat itu,
mulai Abad ke-19 hingga Abad ke-20 hampir seluruh dunia Islam berada dalam koloni
Barat.

Kontrol Barat tersebut membawa pengaruh terhadap dunia Islam kala itu. Banyak
negara Barat yang melakukan agresi terhadap dunia Islam, mereka ingin menguasai dan
memperlemah wilayah-wilayah Islam.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai pengaruh Barat terhadap dunia Islam
tersebut, baik pada masa agresi bangsa kolonial, maupun upaya bangkitnya dunia Islam dari
kolonialisme.

B. Rumusan Masalah
Dari apa yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka dalam pembahasan
makalah ini akan dibahas tentang kaitan agresi bangsa kolonial dengan pengaruh Barat
terhadap dunia Islam, pengaruh-pengaruh barat terhadap dunia Islam, dan upaya bangkitnya
dunia Islam dari kolonialisme. Adapun secara lebih khusus persoalan tersebut akan
dirumuskan dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah kaitan agresi bangsa kolonial dengan pengaruh Barat terhadap dunia Islam?
2. Bagaimana pengaruh barat terhadap dunia Islam?
3. Bagaimana upaya bangkitnya dunia Islam dari kolonialisme?

C. Tujuan
Berdasarkan apa yang terdapat dalam rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kaitan agresi bangsa kolonial dengan pengaruh Barat terhadap
dunia Islam
2. Untuk memahami pengaruh barat terhadap dunia Islam
3. Untuk memahami upaya bangkitnya dunia Islam dari kolonialisme

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Agresi Bangsa Kolonial
Pengaruh Barat terhadap dunia Islam amat berkaitan dengan kolonialisme negara-
negara Barat ke berbagai belahan dunia, yang disebabkan oleh kemarahan Barat untuk
bangkit dari penguasaan Turki, karena semenjak Turki Usmani menjadi kekuatan tunggal di
dunia, dianggap menyulitkan dunia Barat, misalnya jika orang Eropa akan ke Mesir harus
membayar bea cukai yang tinggi ke Istanbul. Hal tersebut memicu kebangkitan Eropa dan
pada masa inilah Islam mengalami kemunduran dengan mulai melemahnya kekuatan Turki
Usmani dan negara-negara Islam lainnya.

Periode ini dimulai saat terjadinya perjanjian Carltouiz (Carlouitz) pada 26 Januari
1699 M yang terlaksana setahun kemudian (6 Januari 1700 M), antara Turki Usmani dengan
Austria, Rusia, Polandia, Venesia, dan Inggris. Perjanjian ini melumpuhkan Turki Usmani
menjadi negara yang kecil.

Isi perjanjian Carltouiz diantaranya adalah Austria dan Turki terikat perjanjian selama
25 tahun, yang menyatakan seluruh Hongaria (yang merupakan wilayah kekuasaan Turki)
kecuali Translvonia dan kota Banat diserahkan sepenuhnya pada Austria. Sementara wilayah
Cemanik dan Polodia diserahkan kepada Polandia. Rusia memperoleh wilayah-wilayah
disekitar Laut Azov. Sementara itu, Venesia dengan diserahkannya Athena kepada Turki
menjadi penguasa di seluruh Valmartia dan Maria.1

Usaha Rusia untuk melumpuhkan Turki Usmani sangat besar, dengan memberi
harapan menyelamatkan gereja-gereja kepada Yunani, untuk mempengaruhi rakyat non
Muslim (Slav dan Yunani) agar berontak terhadap Turki Usmani. Dan saat kerajaan Usmani
sudah lumpuh, Rusia memecah bagian-bagian Turki Usmani untuk Rusia dan negara-negara
Eropa.

Namun, Harun Nasution mencatat bahwa periode modern ini dimulai setelah
masuknya pengaruh renaissance ke dunia Islam melalui Mesir oleh Napoleon pada tahun
1798 M, periodisasi ini berdasarkan pada pemikiran Islam.

Sejak saat itu, mulai Abad ke-19 hingga Abad ke-20 hampir seluruh dunia Islam
berada dalam koloni Barat. Kecuali Hijaz, Persia, dan Afghanistan. Selain itu, negara-negara
bermayoritas Islam dijadikan alat untuk memakmurkan dunia Barat (untuk kebutuhan
1
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Bagaskara, 2019), hal. 341.

2
industri, kompetisi ekonomi dan politik). Diantaranya: Belanda menjajah Indonesia, Rusia di
Asia Tengah sekitar tahun 1500 M-1700 M, Inggris di India dan Afrika, dan mengontrol
sebagian Timur Tengah, Afrika Timur, Nigeria, dan sebagian Afrika Barat.

Hal ini disebabkan oleh peningkatan kekuatan militer Eropa disertai dengan metode
industri, dan komunikasi yang modern, sehingga negara-negara Islam tertinggal jauh dan
harus rela wilayah kekuasaannya diambil alih. Masa ini dimulai dengan ekspansi Prancis ke
Mesir pada tahun 1798 M dan penaklukkan Aljazair, yang merupakan negara Arab pertama
yang ditaklukkan Prancis pada 1830-1847 M.

Ekspedisi Prancis ke Mesir merupakan hasil dari serangkaian rencana yang sudah
lama dipikirkan oleh Prancis, karena pada masa pemerintahan Louis XIV, sudah memikirkan
untuk menyerbu Mesir dengan tujuan menghubungkan jalan pendek yang semula melalui
Tanjung Harapan, yaitu melalui Laut Tengah dan Laut Merah ke India dan Asia Timur.
Sehingga Prancis dapat menghidupkan ekonomi mereka dengan mendapatkan tempat, pasar
perdagangan yang lebih baik.2

Ekspedisi ini dipimpin oleh Napoleon pada tahun 1798 M, dan berhasil mengalahkan
orang Mamluk di Mesir. Kemudian untuk mengambil dukungan kaum Muslim di Mesir,
Napoleon membuat pamflet dalam bahasa Arab, yang di awali dengan Bismillahirrah-
manirrahim dan isinya bahwa, orang Mamluk bukanlah Muslim yang baik, tidak sebaik
orang Frank yang datang untuk memulihkan kewibawaan pemerintah Usman di Mesir.3

Namun kekuasaan Prancis di Mesir hanya bertahan selama 39 bulan, karena Sultan
Turki tidak mengakui kedaulatan Prancis di Mesir. Turki Usmani dan Mamluk bekerja sama
dengan Inggris dan Rusia untuk mengalahkan Prancis pada 1801 M, di Abuqir.

Ekspedisi Napoleon di Mesir berhasil memberikan pengaruh dan memajukan Mesir


diberbagai bidang. Diantaranya nasionalisme Mesir, Napoleon mengangkat harkat dan
martabat rakyat Mesir dengan mengakui persamaan derajat manusia, kemerdekaan berbicara,
keadilan yang merata. Kemudian pembaruan dibidang agama juga diterima oleh rakyat
Mesir, dengan cara meningkatkan kedudukan Ulama’.

2
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Bagaskara, 2019), hal. 345.
3
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Bagaskara, 2019), hal. 346.

3
Setelah berakhirnya perang Napoleon, kekuatan dan pengaruh Barat semakin luas,
menghadapi perkembangan kemajuan Barat yang begitu pesat, negara-negara Arab, Asia, dan
Afrika tertinggal dan tidak dapat menggerakkan kekuatan yang seimbang. Bahkan negara-
negara Eropa mulai mencampuri hubungan antara Sultan Turki dan rakyatnya yang Kristen,
yang mengakibatkan Serbia berontak sejak 1808 M melawan pemerintah lokal kerajaan
Usmani, dan dengan bantuan Eropa, negara otonom Serbia berdiri pada tahun 1830 M.

Pada waktu itu pengaruh Barat mulai sangat terlihat bagi negera-negara Islam,
diantaranya kerajaan Usmani, Mesir, Tunisia dan dua provinsi Turki Usmani yang otonom
terpaksa harus mengadopsi metode-metode modern dalam pengorganisasian militer,
administrasi, dan kode hukum pola Eropa untuk keperluan menggerakkan kekuatan, agar
selamat dari dominasi bangsa Barat. Namun akibat dari reformasi ini adalah adanya ekspansi
perdagangan Eropa, dengan munculnya aliansi baru dari pihak-pihak yang berkepentingan
dibentuk antara pemerintah dan para pedagang asing, tetapi perdagangan tersebut tidak
seimbang yang ditambah dengan jatuhnya Mesir, Tunisia, Maroko, dan Libya di bawah
kontrol Eropa. Di Jazirah Arab, pelabuhan Aden diduduki oleh Inggris, yang merupakan
pelabuhan rute ke India, dan kemudian India pada tahun 1839 M.

Puncaknya adalah kekalahan Turki Usmani di perang Balkan pada 1912-1913 yang
mengakibatkan Kerajaan Usmani kehilangan hampir seluruh provinsi yang ada di Eropa,
yang kemudian dikuasai oleh Rusia dan sekutunya. Sehingga Kekuasan Usmani hanya
tinggal Istambul, Thress, dan Andrianopel, yang akhirnya melahirkan nasionalismen Turki di
bawah Gerakan Turki Muda yang sebelumnya sudah lahir pada 1908 M. dan menjadi negeri
yang lebih mirip dengan Turki Arab.

Reformasi kerajaan Usmani terhadap hukum Islam, membentuk basis baru dari
kerajaan Usmani, persamaan hak kewarganegaraan, dan nasionalisme di sisi lain agama dan
kebudayaan hukum Islam tetap dipertahankan, dan munculnya pemikiran-pemikiran baru
untuk menjelaskan sebab-sebab kekuatan Eropa. Sehingga pengadopsian ide-ide Eropa tidak
menghilangkan identitas dan kepercayaan diri negera-negara Islam.

Setelah berakhirnya Perang Dunia 1, kerajaan Usmani lenyap dengan berdirinya


Republik Turki pada 1923 yang merupakan negera independen, dan tidak ada lagi
kekhalifahan. Kemudian negara-negara Arab yang sebelumnya berada dibawah Usmani,
dikontrol oleh penjajah Inggris dan Prancis, kecuali Jazirah Arab.

4
Kontrol Barat terhadap Islam tersebut membawa pengaruh berupa perubahan
administrasi, kemajuan pendidikan, dan menumbuhkan nasionalisme. Kemudian pengaruh
Barat terhadap Islam pasca agresi bangsa kolonial akan dibahas lebih rinci pada pembahasan
berikutnya.

B. Pengaruh Negara-Negara Barat Terhadap Dunia Islam


Bangsa – bangsa Barat banyak memberikan pengaruh terhadap dunia Islam kala itu.
Banyak negara Barat yang melakukan agresi terhadap dunia Islam, mereka ingin menguasai
dan memperlemah wilayah – wilayah Islam. Bisa dilihat dari Kerajaan Turki Usmani, dimana
Turki Usmani adalah kerajaan yang mampu menguasai banyak wilayah. Namun, karena
pengaruh agresi bangsa Barat wilayah Turki Usmani semakin kecil di wilayah Eropa bahkan
beberapa wilayah lepas namun tidak menjadi wilayah yang merdeka. Hal itulah yang
nantinya menjadi salah satu penyebab dari munculnya Eastern Question (masalah Timur).

Berikut adalah beberapa alasan atau sebab atas kemunculan masalah Timur, yaitu
sebagai berikut:4

1. Negara Turki yang begitu luas di tiga benua, makin hari makin menyempit dan
melemah yang membawa kehancuran.
2. Negara – negara Balkan mulai berusaha melepaskan diri dari kekuasaan Turki.
3. Satu sisi kemunduran dan kelemahan Turki Usmani terjadi akibat sistem
pemerintahan yang lemah, tidak progresif, dan klasik.
4. Di sisi lain dengan mengambil kelemahan dalam negara Turki dan saling permusuhan
antar suku dan ras, Rusia memetik hasil dengan berusaha sebagai kekuatan di Laut
Hitam, Bosforas, dan Dardanela.
5. Akan tetapi, Inggris, Prancis, dan Afrika menghalangi penetrasi Rusia itu. Hal – hal
tersebut melahirkan Eastern Question (Ali, 1969: 56-57).
Adanya agresi bangsa Barat khususnya Eropa ke dunia Islam, kala itu menyadarkan
Sultan Mahmud II, khalifah Turki Usmani pada masa itu untuk melakukan perubahan.
Kemudian para pejabat melakukan hal – hal baru, misalnya menciptakan kekuatan tentara
yang baru dengan mendatangkan pelatih dari Eropa. Hal itulah yang nantinya menjadi awal
mula terciptanya Piagam Gulhane (1839 M).

Kemudian, di Mesir, Muhammad Ali menjadi menjadi seorang penguasa setelah


tentara Prancis pergi meninggalkan Mesir. Ia pun diangkat menjadi seorang jenderal dan
4
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Bagaskara, 2019), hal. 349.

5
dikirim oleh Turki Usmani untuk melawan tentara Frank, dan akhirnya ia memproklamirkan
dirinya sendiri menjadi gubernur. Setelah itu Ali melakukan beberapa pembaruan yang
bertujuan untuk menguatkan kedudukannya disana. Beberapa pembaruan itu dilakukan
dengan melatih para perwira, dokter, dan pejabat untuk dikirim ke Eropa. Selain itu ia
mengontrol segala hal yang berkaitan dengan pertanian, pajak, dan harta – harta wakaf.

Di wilayah Ifriqiyah, khususnya di Tunisia juga melakukan beberapa perubahan


dibawah pimpinan Ahmad Bey. Perubahan itu diantaranya dibentuknya tentara baru,
perubahan di bidang administrasi, perpajakan, hukum, dan lainnya. Kemudian di wilayah
Aljazair dipimpin oleh Houari Boumedienne yang menggantikan Ahmad Ben Bella. Dalam
kepemimpinannya sangat berkaitan dengan masalah sosial namun juga masih berhubungan
erat dengan keagamaan. Maka dari itu, Aljazair menjadi negara sosialis yang beragama
Islam.

Pada tahun 1854-1856 terjadi Perang Cremia yang disebabkan oleh perebutan wilayah
Jerusalem di Palestina. Perang tersebut menyebabkan ketegangan antara Turki, Prancis, dan
Rusia. Pada tahun 1877 akhirnya Rusia menyatakan perang terhadap Turki Usmani.
Kemudian pada tahun 1914 terjadi Perang Dunia I dan disini Turki bersekutu dengan Jerman
dan Bulgaria melawan Italia, Jepang, China, dan Amerika. Turki pada awalnya merupakan
negara yang netral terhadap Perang Dunia I, akan tetapi karena beberapa alasan seperti
munculnya simpati dari Jerman membuat Turki berubah pikiran dan terlibat perang tersebut.
Namun, dalam Perang Dunia I, Turki dan sekutunya mengalami kekalahan sehingga banyak
negara yang lepas dari kekuasaan Turki.

Inggris dan Rusia kala itu merupakan musuh yang merebutkan wilayah Persia, akan
tetapi tidak ada satupun dari mereka yang berhasil menguasai Persia. Pada 15 Desember
1925, Reza Shah yang merupakan ayah dari Reza Pahlevi mendirikan kemaharajaan Iran.
Iran merupakan negara yang merdeka, namun di bidang perekonomian sangat
menggantungkan Inggris dan Prancis.

Kemudian setelah Perang Dunia I, muncul Front Pembebasan Afghan yang dipimpin
oleh Sibghatullah Mujaddidi. Lalu ada Hizb-e-Islami yang dipimpin oleh Gulbuddin
Hikmatyar. Kelompok Hizb-e-Islami menyatakan bahwa mereka adalah partai politik paling
tua yang ada di Pakistan-Afghanistan. Kelompok ini mempunyai sistem fundamental
tradisional, dan hal tersebut digambarkan oleh Gulbuddin Hikmatyar dengan bahwa sistem

6
Islam yang murni sudah ada sejak 14 abad yang lalu dan ia menyatakan bahwa rezim yang
berbeda dari sistem itu maka dianggap tidak diterima.

Bangsa Barat kala itu dikatakan sudah hampir menguasai dunia Islam. Kolonialisme
bangsa Barat pada abad ke 19 sampai abad 20 sudah mampu menguasai sebagian besar
bahkan hampir semua negeri – negeri yang masyarakatnya bermayoritas Islam. Namun,
masih ada beberapa wilayah yang tidak bisa dikuasai bangsa Barat seperti Hijaz, Persia, dan
Afghanistan. Selain itu dapat kita simpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menjadikan
dunia Islam mengalami kemerosotan, diantaranya sebagai berikut: 1) Menurunnya atau
buruknya kekuatan militer dan politik negara – negara Islam. 2) Lepasnya perekonomian dari
tangan negara Islam yang diakibatkan adanya monopoli perdagangan yang dilakukan bangsa
Barat. 3) Ilmu pengetahuan yang dimiliki bangsa Barat mengalami kemajuan dan
ditemukannya benua dan wilayah – wilayah baru. 4) Bangsa Barat mengalami abad
renaissance.

C. Bangkitnya Dunia Islam Dari Kolonialisme


Negara – negara mayoritas Muslim kala itu sudah mulai melakukan perjuangan untuk
mendapatkan kemerdekaan dari bangsa Barat. Namun, mereka selalu mendapat kekalahan
karena beberapa faktor seperti ilmu pengetahuan dan teknologi Barat yang lebih maju dan
perjuangan umat Islam kala itu masih bersifat kedaerahan. Kebangkitan umat Islam itu sudah
mulai terlihat di abad ke 20.

Upaya guna mengembalikan kekuatan Islam pada umumnya yang dikenal dengan
gerakan pembaruan didorong oleh dua faktor yang saling mendukung, yaitu sebagai berikut:5

1. Pemurnian ajaran Islam dari unsur – unsur asing yang dipandang sebagai penyebab
kemunduran Islam.
2. Menimba gagasan – gagasan pembaruan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Gerakan
itu dengan segera juga memasuki dunia politik, karena Islam bukan hanya agama
semata tetapi, suatu peradaban yang utuh.
Gagasan pembaruan yang pertama kali muncul kala itu adalah Pan-Islamisme yang
disuarakan oleh Jamaludin Al Afghani. Jamaludin Al Afghani ketika itu melihat ada yang
aneh dengan kondisi Mesir. Mesir megalami kemerosotan dalam hal perekonomian dan
adanya campur tangan bangsa Barat menjadikan kondisi tersebut semakin memburuk.

5
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. (Yogyakarta: Bagaskara, 2019), hal. 357.

7
Melihat hal ini, Jamaludin mulai giat berusaha membangun kesadaran bangsa Timur bahwa
bangsa Barat telah mengeksploitasi bangsa mereka.6

Di Indonesia sendiri, sudah mulai muncul partai – partai politik besar yang sangat
menentang penjajahan bangsa Belanda. Pada tahun 1911 di Indonesia berdiri Sarekat Dagang
Islam yang dipimpin oleh H. Samanhudi dan kemudian pada tahun 1912 dilanjutkan oleh
Sarekat Islam yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto. Setelah itu satu per satu partai –
partai politik berdiri yang akan menjadi ancaman bagi bangsa Belanda. Hal itu karena dari
partai politik inilah perlawanan terhadap kolonialisme bergerak. Kemudian satu per satu
negara bermayoritas Islam mendapatkan kemerdekaan seperti Indonesia, Pakistan, Brunei
Darussalam, dll.

Selain Jamaludin Al Afghani, ada dua orang tokoh pembaharuan yang sangat
mempengaruhi kondisi dunia Islam, yaitu Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Mereka
tidak lain adalah murid dari Jamaludin Al Afghani. Muhammad Abduh merupakan tokoh
pembaharuan Islam yang menyumbangkan pemikiran – pemikirannya terutama pada bidang
pendidikan dan pemikiran teologisnya. Bagi Muhammad Abduh pendidikan itu penting
sekali, sedangkan ilmu pengetahuan itu wajib dipelajari bahkan menjadi tujuan hidupnya.7
Tidak berbeda jauh dengan Al Afghani dan Abduh, Rasyid Ridha berpendapat bahwa umat
Islam mengalami kemunduran karena masyarakatnya tidak berpedoman pada ajaran Islam
yang murni. Islam adalah bersifat politis, sosial, dan spiritual, sehingga ia percaya bahwa
Islam akan bangkit ketika kembali ke ajarannya yang murni. Dalam menuangkan pemikiran –
pemikirannya, Rasyid Ridha mencetak majalah al-Manar.

Gerakan – gerakan untuk membangkitkan dunia Islam juga disuarakan di Eropa oleh
Syakib Arsalan. Arsalan ingin agar Arab mendapatkan kemerdekaannya. Ia menggalang
suara dari seluruh umat Islam Arab agar dapat membentuk kekuatan berdasarkan ikatan
keislaman untuk memperoleh kemerdekannya dan memperbaiki tatanan kehidupan menjadi
lebih baik.

6
Fahri Abdillah, “Latar Belakang dan Dampak Gerakan Pan Islamisme di Indonesia”,
https://blog.ruangguru.com/pan-islamisme (diakses pada 19 Desember 2020, pukul 09.45).
7
Moh. Khozin, “Muhammad Abduh dan Pemikiran – Pemikirannya”. Sastranesia. Vol. 3 No. 3, 2015, hal. 16.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaruh Barat terhadap dunia Islam amat berkaitan dengan kolonialisme negara-
negara Barat ke berbagai belahan dunia, yang disebabkan oleh kemarahan Barat untuk
bangkit dari penguasaan Turki. Hal tersebut memicu kebangkitan Eropa dan pada masa inilah
Islam mengalami kemunduran dengan mulai melemahnya kekuatan Turki Usmani dan
negara-negara Islam lainnya. Sejak saat itu, mulai Abad ke-19 hingga Abad ke-20 hampir
seluruh dunia Islam berada dalam koloni Barat. Kecuali Hijaz, Persia, dan Afghanistan.
Selain itu, negara negara bermayoritas Islam dijadikan alat untuk memakmurkan dunia Barat.

Kontrol Barat terhadap Islam tersebut membawa pengaruh berupa perubahan


administrasi, kemajuan pendidikan, dan menumbuhkan nasionalisme. Bangsa – bangsa Barat
banyak memberikan pengaruh terhadap dunia Islam kala itu. beberapa faktor yang
menjadikan dunia Islam mengalami kemerosotan, diantaranya sebagai berikut: 1)
Menurunnya atau buruknya kekuatan militer dan politik negara – negara Islam. 2) Lepasnya
perekonomian dari tangan negara Islam yang diakibatkan adanya monopoli perdagangan
yang dilakukan bangsa Barat. 3) Ilmu pengetahuan yang dimiliki bangsa Barat mengalami
kemajuan dan ditemukannya benua dan wilayah – wilayah baru. 4) Bangsa Barat mengalami
abad renaissance.

Negara – negara mayoritas Muslim kala itu sudah mulai melakukan perjuangan untuk
mendapatkan kemerdekaan dari bangsa Barat. Namun, mereka selalu mendapat kekalahan
karena beberapa faktor seperti ilmu pengetahuan dan teknologi Barat yang lebih maju dan
perjuangan umat Islam kala itu masih bersifat kedaerahan. Kebangkitan umat Islam itu sudah
mulai terlihat di abad ke 20. Gagasan pembaruan yang pertama kali muncul kala itu adalah
Pan-Islamisme yang disuarakan oleh Jamaludin Al Afghani. Di Indonesia sendiri, sudah
mulai muncul partai – partai politik besar yang sangat menentang penjajahan bangsa Belanda.
Kemudian satu per satu negara bermayoritas Islam mendapatkan kemerdekaan seperti
Indonesia, Pakistan, Brunei Darussalam, dll. Selain Jamaludin Al Afghani, ada dua orang
tokoh pembaharuan yang sangat mempengaruhi kondisi dunia Islam, yaitu Muhammad
Abduh dan Rasyid Ridha. Gerakan – gerakan untuk membangkitkan dunia Islam juga
disuarakan di Eropa oleh Syakib Arsalan.

9
B. Kritik dan Saran
Sebagai penulis, tentunya kami masih menyadari jika makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sekalian.

10
DAFTAR PUSTAKA
Karim, M. Abdul. 2019. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Bagaskara.

Abdillah, Fahri. Latar Belakang dan Dampak Gerakan Pan Islamisme di Indonesia.
https://blog.ruangguru.com/pan-islamisme (diakses pada 19 Desember 2020, pukul 09.45).

Khozin, Moh. 2015. Muhammad Abduh dan Pemikiran – Pemikirannya. Sastranesia, 3(3),
16.

11

Anda mungkin juga menyukai