Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

IMPREALISME BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM (1492-Sekarang)


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah :Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Opik Rozikin, SH., MH.

Oleh Kelompok 2
Anggota:

1. Humaira Nurjannah (1219220058)


2. Ike Amalia (1219220060)
3. Irman Hidayat (1219220066)
4. M Fahreza Awaludin (1219220075)
5. Marissa Shundari (1219220078)
6. Muhamad Ramadhan Mubaroq (1219220085)
7. Muhammad David Awalu Ra (1219220090)
8. Muhammad Ilham Fathurah (1219220095)

KELAS B (SEMESTER 1)
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sejarah
Peradaban Islam “Imprealisme Barat Terhadap Dunia Islam (1492-sekarang) ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sejarah Imprealisme Barat terhadap
dunia Islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya,
terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang berwawasan luas dan islami,
karena kita adalah penerus generasi selanjutnya. Kami menyadari, makalah yang kami
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 17 November 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB 1 ........................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah .............................................................................................. 2
BAB 2 ........................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Imprealisme .................................................................................. 3
2.2 Perbedaan Imprealisme Kuno dan Imprealisme Modern ............................... 3
2.3 Kemajuan dunia Barat dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ................... 4
2.4 Kebangkitan Eropa ......................................................................................... 6
2.5 Imprealisme Barat di dalam Dunia Islam ....................................................... 8
2.6 Penyebab kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat ke negeri-
negeri islam ............................................................................................................... 9
BAB 3 ......................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 12
3.2 Saran ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13

ii
BAB 1
(PENDAHULUAN)

1.1 Latar Belakang Masalah

Imperialisme ialah sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat


memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa
dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-
negara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu. Kelemahan dan
kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit
dan bergerak menuju ke arah negara-negera Islam serta menguasai dan
menjajahnya. Motivasi mereka datang ke negara-negara Islam adalah motivasi
ekonomi, politik dan agama. Hal tersebut dapat terlihat dari cara-cara mereka
datang untuk pertama kali ke negara-negara Islam.
Pada saat yang sama Islam sedang terus dilanda kemunduran dan
kelemahan dalam berbagai bidang, sehingga negara-negara Islam tidak mampu
bersaing dengan bangsa barat yang didukung oleh kekuatan politik militer yang
tangguh. Saat itulah dunia Islam berada dalam kekuasaan hukum imperialisme
Barat. Oleh karena itu, kedua bangsa barat itu terus gencar melakukan
penjajahan terhadap negara-negara Islam dan berusaha menguasainya,
sehingga dengan mudah mereka dapat emnyebarkan agama Kristen. Kondisi
seperti ini didukung oleh semangat balas dendam yang
disebut reqonquesta yaitu semangat balas dendam bangsa-bangsa Barat
terhadap Islam yang dulu pernah menjajah mereka.
Satu demi satu negara-negara Islam akhirnya jatuh ke dalam genggaman
penjajahan bangsa-bangsa barat. Hanya beberapa negara yang tidak dijajah oleh
bangsa barat seperti kerajaan Turki Usmani dan Arab.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa pengertian Imprealisme ?


B. Apa perbedaan antara Imprealisme Kuno dan Imprealisme Modern ?
C. Bagaimana kemajuan dunia Barat dalam Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi ?
D. Bagaimana Eropa mengalami kebangkitan ?
E. Bagaimana Imprealisme Barat di dalam dunia islam ?
F. Apa penyebab kemunduran kerajaan usmani dan Ekspansi Barat ke
negeri-negeri islam ?

1.3 Tujuan Masalah

A. Untuk mengetahui pengertian Imprealisme


B. Untuk mengetahui perbedaan antara Imprealisme Kuno dan
Imprealisme Modern.
C. Untuk mengetahui kemajuan dunia Barat dalam Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
D. Untuk mengetahui kebangkitan Eropa.
E. Untuk mengetahui Imprealisme Barat di dalam dunia islam.
F. Untuk mengetahui penyebab kemunduran Kerajaan Usmani dan
Ekspansi Barat ke negeri-negeri islam.
BAB 2
(PEMBAHASAN)

2.1 Pengertian Imprealisme


Imperialisme secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya yang
dilakukan sebuah negara atau bangsa untuk menguasai wilayah lain demi
kepentingan negaranya. Istilah imperialisme pertama kali muncul pada akhir
abad ke-19 oleh Perdana Menteri Inggris. Ia menggunakan istilah tersebut
untuk menggambarkan keadaan politik pemerintahannya yang akan melakukan
perluasan kekuasaan kerajaan Inggris di seluruh dunia, membentuk sebuah
“empire”. Ketika itu, golongan pendukung pemerintahan Inggris dikenal
dengan kaum imperialis.
Pendapat lain mengatakan bahwa kata imperialisme berasal dari bahasa
latin “imperare”, yang berarti “memerintah”. Kekuasaan seorang raja atau
penguasa ditentukan dari luas wilayah yang berhasil dikuasai. Sehingga setiap
kerajaan pasti akan selalu mengupayakan perluasan wilayahnya untuk
membuktikan kebesaran dari pemerintahan mereka.

2.2 Perbedaan Imprealisme Kuno dan Imprealisme Modern


Imperialisme Kuno mengacu pada perluasan kekuasaan sebuah bangsa
di luar wilayahnya, dengan 3 poin utama dalam tujuannya, yaitu gold, glory,
dan gospel. Secara umum, mereka melakukan perluasan kekuasaan tersebut
untuk memperoleh kekayaan, memperoleh kejayaan, dan penyebaran agama
yang mereka anut ke wilayah lain. Imperialisme kuno tersebut dilakukan oleh
negara-negara Eropa sebelum terjadinya Revolusi Industri. Terdapat dua
kerajaan, atau bangsa yang sangat menonjol pada masa imperialisme kuno,
yaitu bangsa Portugis, dan bangsa Spanyol.

3
4

Bangsa Portugis, dan bangsa Spanyol memiliki sistem perkapalan yang


sangat baik dibandingkan bangsa Eropa lainnya. Hal itulah yang menjadi faktor
utama kesuksesan mereka ketika mengarungi sebagian besar lautan di dunia ini.
Selain itu juga mereka memiliki cukup banyak petualang yang sangat berani
dan cakap dalam sistem navigasi. Ditambah semangat gold, glory, gospel, yang
mereka anut selalu mengobarkan perjuangan mereka menemukan dunia baru.
Pada masa ini ditemukan banyak jalur-jalur pelayaran baru, yang belum pernah
diketahui oleh peradaban masyarakat Eropa sebelumnya.
Sedangkan Imperialisme Modern secara umum digambarkan sebagai
upaya untuk menguasai wilayah lain, dengan tujuan utamanya adalah
kepentingan ekonomi. Periode imperialisme modern terjadi setelah Revolusi
Industri di Eropa. Seperti diketahui, dampak dari Revolusi Industri sangat kuat
di bidang ekonomi, sehingga negara-negara di Eropa berlomba untuk
mendapatkan bahan mentah demi kepentingan industrinya. Bangsa-bangsa
imperialis menjadikan wilayah-wilayah jajahannya sebagai tempat untuk
memperoleh bahan mentah dan lokasi memasarkan hasil industrinya. Mereka
tidak dapat sepenuhnya menjual hasil produksi mereka di wilayah Eropa,
karena terbatasnya konsumsi masyarakat di sana. Salah satu negara yang sangat
menonjol ketika imperialisme modern adalah kerajaan Inggris.

2.3 Kemajuan dunia Barat dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Kemajuan yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat pada periode ini
sebenarnya memiliki korelasi yang erat dengan perkembangan peradaban dunia
Islam, baik ketika Islam mencapai puncak kemajuannya di Eropa maupun
kemajuan yang dicapai dunia Islam di Baghdad. Bangsa barat banyak berhutang
budi pada para ilmuwan muslim yang telah berhasil mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Spanyol (Andalusia) merupakan tempat yang
paling utama bagi bangsa barat dalam menyerap peradaban Islam baik dalam
bentuk hubungan politik, sosial maupun perekonomian dan peradaban antar
5

bangsa. Bangsa barat menyaksikan realitas bahwa ketika Andalusia berada di


bawah kekuasan umat Islam, negeri ini telah terlalu jauh meninggalkan negara-
negara tetangganya di Eropa., terutama dalam bidang pemikiran dan sains di
samping perkembangan dan kemajuan bangunan fisik.
Dalam hal ini pemikiran Ibnu Rusyd atau Averros (1120 M-1198 M)
sangat berpengaruh di dunia Eropa. Pemikiran ini berhasil melepaskan
belenggu pemikiran taklid, dan mengkritik semua bentuk pemikiran yang tidak
rasional diantara ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Islam yang banyak
dipelajari ilmuwan Barat adalah ilmu kedokteran, ilmu sejarah dan ilmu-ilmu
lainnya. Dari kerja keras dan tingginya kreativitas bangsa Barat dalam
mempelajari ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh umat Islam, menyebabkan
bangsa barat menemukan masa kemajuan dan kejayaannya.Setelah bangsa
Barat menemukan masa kejayaannya, mereka ingin mengadakan ekspedisi ke
berbagai negara diluar Eropa. Mereka ingin membuktikan pendapat dari
GaliLeo Galilei yang menyatakan bahwa bumi ini bulat, yang berarti bahwa
jika terus menelusuri jalan ke barat, maka akan sampai ditempat semula. Oleh
karena itu, banyak bangsa Eropa berlomba mencari wilayah baru seperti
Spanyol, Portugis, Inggris, Belanda, Perancis, dan sebagainya. Tujuan mereka
tidak hanya untuk membuktikan kebenaran teori itu, tetapi juga ada sebagian
mereka yang bertujuan mengambil alih kekuatan ekonomi umat Islam yang saat
itu menguasai perekonomian dunia. Di awal periode modern, kondisi dunia
Islam secara politis berada di bawah penetrasi kolonialisme. Baru pada
pertengahan abad ke 20 M dunia Islam mulai bangkit melepaskan negerinya
dari imperialisme Barat. Pada abad 20 M ini merupakan periode kebangkitan
kembali Islam, setelah mengalami kemunduran pada periode pertengahan. Pada
periode ini mulai bermunculan pemikiran modernisasi dalam Islam. Gerakan
modernisasi tersebut paling tidak muncul karena dua hal berikut. Pertama,
timbulnya kesadaran di kalangan ulama bahwa banyak ajaran asing yang masuk
dan diterima sebagai ajaran Islam. Ajaran-ajaran itu bertentangan dengan
6

semangat ajaran Islam yang sebenarnya seperti bid’ah, khufarat dan takhayul.
Ajaran-ajaran inilah menurut mereka yang membawa Islam menjadi mundur.
Oleh karena itu mereka bangkit untuk membersihkan Islam dari ajaran-ajaran
atau paham seperti itu. Gerakan ini dikenal sebagai gerakan reformasi. Kedua,
pada periode ini Barat mendominasi dunia di bidang politik dan peradaban.
Persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan
mereka. Oleh karena itu mereka berusaha bangkit dengan mencontoh barat
dalam masalah-masalah politik dan peradaban untuk menciptakan balance of
power.
Ketika tiga kerajaan besar Islam sedang mengalami kemunduran pada
abad ke 18 M, Eropa Barat mengalami kemajuan pesat. Kerajaan Safawi hancur
di awal abat ke 18 M, dan kerajaan Mughal (Mongol) hancur pada awal paruh
ke dua abad ke 19 M di tangan Inggris yang kemudian mengambil alih
kekuasaan di anak benua India. Adapun kekuatan Islam terakhir yang masih
disegani oleh lawan adalah kerajaan Usmani Turki. Akan tetapi yang terakhir
ini pun Usmani dijuluki sebagai The sick Man of Europe, orang sakit Eropa.
Kelemahan kerajaan-kerajaan Islam itu menyebabkan Eropa dapat menguasai
dan menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah. Satu demi satu negeri-negeri
Islam dapat ditundukkan dan kemudian dijajah oleh bangsa Barat.

2.4 Kebangkitan Eropa


Bangsa-bangsa Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat pada
awal kebangkitannya. Di hadapan mereka masih terdapat kekuatan-kekuatan
angkatan perang Islam yang sulit dikalahkan, terutama kerajaan Usmani yang
berpusat di Turki. Tidak ada jalan lain, mereka harus menembus jalan yang
sebelumnya hanya dipandang sebagai dinding yang membatasi gerak mereka.
Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia alam, berusaha
menaklukan lautan dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi
kegelapan. Setelah Christopher Colombus menemukan benua Amerika (1492
7

M) dan Vasco da Gama menemukan jalan timur melalui Cape Town (1498 M),
benua Amerika dan kepulauan Hindia segera jatuh ke bawah kekuasaan Eropa.
Dua penemuan itu, sungguh tak terkirakan nilainya, Eropa menjadi maju dalam
dunia perdagangan karena tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang
dikuasai umat Islam.
L. Stoddard dalam The New Word of Islam menggembarkan situasi ini
dengan kata-kata demikian “Lalu dengan sekejap mata dinding laut itu berubah
menjadi jalan raya, dan Eropa yang terpojok itu menjadi yang dipertuan di laut
dan dengan demikian yang dipertuan dunia. Terjadilah perputaran nasib yang
maha hebat dalam sejarah seluruh umat manusia. Kalau Eropa tadinya
menghadapi kegagahan dan ketangguhan Asia dengan putus asa, terhadap siapa
saja kemenangan tak mungkin tercapai dengan serangan langsung, sekarang
orang Eropa dapat memandangnya enteng.
Dalam bidang perekonomian bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju
karena daerah-daerah baru terbuka baginya. Mereka dapat memperoleh
kekayaan yang tidak terhingga untuk meningkatkan kesejahteraan negerinya.
Maka mulailah kemajuan bangsa Barat menandingi kemajuan umat Islam yang
telah sejak lama memang berangsur-angsur mengalami kemunduran. Negeri-
negeri Islam yang pertama kali jatuh ke bawah kekuasaan Eropa adalah negeri-
negeri yang jauh dari pusat kekuasaan kerajaan Usmani.
Dengan didukung oleh pertumbuhan produksi pabrik dalam skala, dan
perubahan yang besar serta dengan metode komunikasi ditandai dengan
ditemukannya kapal uap, kereta api, dan telegrap, Eropa telah siap untuk
melakukan Ekspansi perdagangan. Kesemuanya ini diiringi dengan
peningkatan kekuatan angkatan bersenjata dari negara-negara besar Eropa.
Negeri-negeri Islam yang jatuh pertama kali dibawah kekuasaan Eropa adalah
negeri yang jauh dari pusat kekuasaan Kerajaan Usmani (Islam di Asia
Tenggara dan Anak Benua India) karena kerajaan ini meskipun mengalami
8

kemunduran, ia masih disegani dan dipandang cukup kuat untuk berhadapan


dengan kekuatan militer Eropa waktu itu.

2.5 Imprealisme Barat di dalam Dunia Islam


Kelemahan dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-
bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak menuju ke arah negara-negera Islam
serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi mereka datang ke negara-negara
Islam adalah motivasi ekonomi, politik dan agama. Hal tersebut dapat terlihat
dari cara-cara mereka datang untuk pertama kali ke negara-negara Islam.
Pada saat yang sama Islam sedang terus dilanda kemunduran dan
kelemahan dalam berbagai bidang, sehingga negara-negara Islam tidak mampu
bersaing dengan bangsa barat yang didukung oleh kekuatan politik militer yang
tangguh. Saat itulah dunia Islam berada dalam kekuasaan hukum imperialisme
Barat. Oleh karena itu, kedua bangsa barat itu terus gencar melakukan
penjajahan terhadap negara-negara Islam dan berusaha menguasainya,
sehingga dengan mudah mereka dapat emnyebarkan agama Kristen. Kondisi
seperti ini didukung oleh semangat balas dendam yang
disebut reqonquesta yaitu semangat balas dendam bangsa-bangsa Barat
terhadap Islam yang dulu pernah menjajah mereka. Satu demi satu negara-
negara Islam akhirnya jatuh ke dalam genggaman penjajahan bangsa-bangsa
barat. Hanya beberapa negara yang tidak dijajah oleh bangsa barat seperti
kerajaan Turki Usmani dan Arab.
India ketika berada pada masa pemerintahan Mughal adalah negeri yang
kaya dengan hasil pertanian. Hal itu mengundang Eropa, yang sedang
mengalami kemajuan berdagang kesana. Awal abad ke-17, Inggris dan Belanda
mulai menginjakkan kaki di India. Tahun 1611 M, Inggris mendapat izin
menanamkan modal, dan tahun 1617 M Belanda mendapat izin yang sama.
Akhirnya, pada tahun 1899 M kesultanan Muslim Baluchistan jatuh di bawah
kekuasaan India-Inggris, yang memang sebelumnya telah diincarnya.
9

Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang,


merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada masa itu dan menjadi ajang
perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal
menancapkan kekuasaannya di negeri ini. Hal ini dimungkinkan karena
dibandingkan dengan Mughal, kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih
lemah sehingga dengan mudah dapat ditaklukkan.
Ekspansi Barat ke Timur Tengah di mulai ketika Kerajaan Usmani
mengalami kemunduran sementara Barat mengalami kemajuan di segala
bidang, seperti perdagangan, ekonomi, industri perang dan teknologi militer.
Meskipun demikian, nama besar Turki Usmani masih disegani oleh Eropa Barat
sehingga mereka tidak melakukan penyerangan ke wilayah-wilayah kekuasaan
kerajaan Islam. Namun, kekalahan besar Kerajaan Usmani dalam menghadapi
serangan Eropa di Wina tahun 1683 M menyadarkan Barat bahwa Kerajaan
Usmani telah mundur jauh sekali. Sejak itulah Kerajaan Usmani berulangkali
mendapat serangan-serangan besar dari Barat.

2.6 Penyebab kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat ke negeri-


negeri islam
Kemajuan-kemajuan Eropa dalam teknologi militer dan industri perang
membuat kerajaan Usmani menjadi kecil di hadapan Eropa. Akan tetapi nama
besar Turki Usmani masih membuat Eropa Barat segan untuk menyerang atau
mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Islam
ini, termasuk daerah-daerah yang berada di Eropa timur. Sejak kekalahan dalam
pertempuran Wina itu, kerajaan Usmani juga menyadari akan kemundurannya
dan kemajuan Barat usaha-usaha pembaruan mulai dilaksanakan dengan
mengirim duta-duta ke negara Eropa, terutama Perancis, untuk mempelajari
suasana kemajuan di sana dari dekat.
10

Celebi Mehmed diutus ke Paris tahun 1720 M dan diinstruksikan untuk


mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan dan institusi-institusi
lainnya. Ia kemudian memberi laporan tentang kemajuan teknik, organisasi
angkatan perang modern dan kemajuan lembaga-lembaga sosial lainnya.
Laporan-laporan itu mendorong sultan Ahmad III (1703-1730 M) untuk
memulai pembaruan di kerajaannya. Pada masa kekuasaannya didatangkan
ahli-ahli militer dari Eropa untuk tujuan pembaruan militer dalam kerajaan
Usmani. Pada tahun 1717 M, seorang perwira Perancis De Rochefort, datang
ke Istambul dalam rangka membentuk korp At-Then dan melatih tentara
Usmani dalam ilmu-ilmu kemiliteran modern. Pada tahun 1729 M datang lagi
Comte De Bonneval, juga dari Perancis, untuk memberi latihan penggunaan
meriam modern. Ia dibantu oleh Machaty dari Irlandia Ramsay dari Skotlandia,
dan Mornai dari Perancis. Pada tahun 1734 M, untuk pertama kalinya sekolah
Teknik Militer dibuka.
Usaha pembaharuan ini tidak terbatas dalam bidang militer. Dalam
bidang-bidang yang lain pembaharuan juga dilaksanakan seperti pembukaan
pencetakan di Istanbul tahun 1727, untuk kepentingan kemajuan ilmu
pengetahuan. Demikian juga penerjemah buku-buku Eropa ke dalam bahasa
Turki dilakukan dalam berbagai bidang untuk meraih kemajuan-kemajuan
negara. Akan tetapi, walaupun demikian, usaha-usaha pembaruan itu bukan
hanya gagal menahan kemunduran Kerjaan Turki Usmani yang terus
mengalami kemerosotan, tetapi juga tidak membawa hasil yang diharapkan.
Penyebab kegagalan itu terutama adalah kelemahan raja-raja Usmani
karena wewenangnya sudah jauh menurun. Disamping itu keuangan negara
terus mengalami kebangkrutan sehingga tidak mampu menunjang usaha
pembaharuan. Usaha pembaharuan Turki Usmani baru mengalami kemajuan
setelah penghalang pembaharuan utama, yaitu tentara Yenisari dibubarkan oleh
Sultan Mahmud II (1807-1839 M) pada tahun 1826 M. Struktur kekuasaan
kerajaan dirombak, lembaga-lembaga modern pendidikan didirikan, buku-buku
11

Barat diterjemahkan dalam bahasa Turki, siswa-siswa Barat dikirim ke Eropa


untuk belajar dan yang terpenting sekali adalah sekolah-sekolah yang
berhubungan dengan kemiliteran didirikan. Akan tetapi meski banyak
mendatangkan kemajuan, hasil gerakan pembaharuan tetap tidak berhasil
menghentikan gerak maju Barat ke dunia Islam di abad 19 M.
Ketika perang dunia I meletus, Turki bergabung dengan Jerman yang
kemudian mengalami kekalahan. Akibatnya kekuasaan kerajaan Turki Usmani
semakin ambruk. Partai kesatuan dan kemajuan pemberontak kepada Sultan
dan dapat menghapus kekhalifaan Usmani, kemudian membentuk Turki
modern pada tahun 1924 M. Penetrasi Barat ke pusat dunia Islam di Timur
Tengah pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan
Perancis yang sedang bersaing.
Sementara dalam suatu pertemuan laut antara Inggris dan Perancis,
Jendral Kleber sebagai ganti jendral Napholeon itu kalah. Jendral Kleber dan
ekspedisinya meninggalkan Mesir 31 Agustus 1801 M dan di Mesir terjadi
kekosongan kekuasaan. Kekosongan itu dimanfaatkan oleh perwira Turki,
Muhammad Ali yang didukung oleh rakyat berhasil mengamil kekuasaan dan
mendirikan dinastinya. Dimulai oleh Muhammad Ali, Mesir sempat
menegakkan kedaulatan dan melakukan pembaharuan, tetapi pada tahun 1882
M negeri ini ditaklukan oleh Inggris. Pada abad ke 20 M, Italia dan Spanyol
ikut bersama Inggris dan Perancis memperebutkan wilayah-wilayah di Afrika.
Sementara itu, Rusia menggerogoti wilayah-wilayah muslim di Asia Tengah,
terutama setelah ia berhasil mengalahkan Turki Usmani yang berakhir dengan
perjanjian San Stefano dan Perjanjian Berlin.
BAB 3
(PENUTUP)

3.1 Kesimpulan
Kemajuan yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat pada periode ini
sebenarnya memiliki korelasi yang erat dengan perkembangan peradaban dunia
Islam, baik ketika Islam mencapai puncak kemajuannya di Eropa maupun
kemajuan yang dicapai dunia Islam di Baghdad. Bangsa barat banyak berhutang
budi pada para ilmuwan muslim yang telah berhasil mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Spanyol (Andalusia) merupakan tempat yang
paling utama bagi bangsa barat dalam menyerap peradaban Islam baik dalam
bentuk hubungan politik, sosial maupun perekonomian dan peradaban antar
bangsa. Bangsa barat menyaksikan realitas bahwa ketika Andalusia berada di
bawah kekuasan umat Islam, negeri ini telah terlalu jauh meninggalkan negara-
negara tetangganya di Eropa., terutama dalam bidang pemikiran dan sains di
samping perkembangan dan kemajuan bangunan fisik.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila ada kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya, karena kami masih dalam tahap pembelajaran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, F. (2017, Desember 22). Ruang guru. Diambil kembali dari Pengertian
Kolonialisme dan Imperialisme | Sejarah Kelas 11:
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-kolonialisme-dan-imperialisme

Ruslan, I. (2019). DOMINASI BARAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP. Al-


Adyan.

Windah, M. (2016, April 26). Catatan Siput Senja. Diambil kembali dari
Imperialisme Barat Terhadap Dunia Islam:
http://siputsenja.blogspot.com/2016/04/imperialisme-barat-terhadap-dunia-
islam.html

13

Anda mungkin juga menyukai