Oleh Kelompok 7 :
1.Ulva Fitriani (126305201005)
2. Kamellia Aulya Rahma (126305201019)
SEMESTER 1
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
DESEMBER 2020
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah " Pemikiran dan Peradaban Islam" dalam bentuk makalah, Sholawat serta salam
semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad, SAW.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan kemampuan
dan pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul "PERADABAN ISLAM
ERA MODERNDAN PASCA KOLONIAL “ ini, masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini, kami berharap dari makalah yang kami susun ini dapat
bermamfaat dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca. Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
( Penyusun )
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................iv
B. Rumusan Masalah...................................................................................................iv
C. Tujuan.....................................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemikiran Peradaban Islam Era Modern................................................................1
B. Perkembangan Pemikiran Peradaban Islam Era Modern…………………...........3
C. Peradaban Islam Pasca Kolonial............................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemikiran modern dimulai sekitar paroh kedua abad ke-17M hingga sekarang,
dengan munculnya tokoh-tokoh pembaharuan di kalangan Timur Tengah (Saudi Arabia
dan Mesir). Istilah modern di atas hanya sekedar untuk mempermudah melihat ciri
perkembangan pemikiran yang ada, sebagaimana digunakan oleh Prof. Dr. Harun
Nasution. Munculnya pemikiran modern, tidak lepas dari tiga latar belakang penyebab.
Pertama, munculnya kesadaran pembaruan secara intern sebagai akibat dari dampak
pemikiran-pemikiran Ibnu Taimiyah. Kedua, lahirnya peradaban baru dari Barat yang
disebut masa Renaissance (masa keemasan Barat) yang memunculkan ide sentral
modernisasi serta pemikiran rasional-ilmiah sehingga melahirkan sains dan teknologi
yang dimulai sekitar abad ke-16. Ketiga, kondisi negara-negara Arab, seperti Mesir dan
Turki yang sangat memprihatinkan di bawah imprialisme negara-negara Eropa khususnya
Prancis.
Kesadaran untuk mencapai kemerdekaan, kesadaran akan bangkitnya Eropa dan
Barat, serta kesadaran akan eksistensi umat Islam yang selama berabad-abad mengalami
kejumudan, adalah penyebab kuat lahirnya gerakan pembaharuan dalam Islam.
Keunggulan-keunggulan Barat dalam bidang industri, teknologi, tatanan politik, dan
militertidak hanya menghancurkan pemerintahan negara-negara muslim yang ada pada
waktu itu, tetapi lebih jauh dari itu, mereka bahkan menjajah negara-negara muslim yang
ditaklukkannya. Sehingga, pada penghujung abad XIX hampir tidak ada satu negeri
muslim pun yang tidak tersentuh penetrasi kolonial Barat.
Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun 1798 M, Napoleon Bonaparte berhasil
menduduki Mesir. Walaupun pendudukan Perancis itu berakhir dalam tiga tahun,
merekadikalahkan oleh kekuatan Angkatan Laut Inggris, bukan oleh perlawanan
masyarakat muslim. Hal ini menunjukkan ketidakberdayaan Mesir, sebagai salah satu
pusat Islam untuk menghadapi kekuatan Barat.
Sejak Napoleon menduduki Mesir, umat Islam mulai sadar akan kelemahan dan
kemundurannya, sementara mereka juga merasa terkejut dengan kemajuan yang
telahdicapai oleh Barat. Gelombang ekspansi Barat ke negara-negara muslim yang tidak
0010 1
dapat dibendung itu memaksa para pemuka Islam untuk mulai berpikir, guna merebut
Kembali kemerdekaan yang dirampas. Salah seorang tokoh yang pikirannya banyak
mengilhami gerakan-gerakan kemerdekaan adalah Sayyed Jamaluddin Al Afghani. Ia
dilahirkan padatahun 1839 di Afghanistan dan meninggal di Istambul 1897. Pemikiran
dan pergerakanyang dipelopori Afghani ini disebut Pan-Islamisme, yang dalam
pengertian luas berarti solidaritas antara seluruh umat muslim di dunia internasional.
Tema perjuangan yang terus-menerus dikobarkan oleh Afghani dalam kesempatan apa
saja adalah semangat melawankolonialisme dengan berpegang kepada tema-tema ajaran
Islam sebagai stimulasinya. Murtadha Muthahhari menjelaskan bahwa diskursus tema-
tema itu antara lain diseputar: Perjuangan melawan absolutisme para penguasa;
Melengkapi sains dan teknologi modern; Kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya;
Iman dan keyakinan aqidah; Perjuanganmelawan kolonial asing; Persatuan Islam;
Menginfuskan semangat perjuangan danperlawanan kedalam tubuh masyarakat Islam
yang sudah separo mati; dan perjuangan melawan ketakutan terhadap Barat.
Selain Afghani, terdapat dua orang ahli pikir Arab lainnya yang telahmempengaruhi
hampir semua pemikiran politik Islam pada masa berikutnya. Dua pemikir itu adalah
Muhammad Abduh (1849-1905) dan Rasyid Ridha (1865-1935). Mereka sangat
dipengaruhi oleh gagasan-gagasan guru mereka yakni Afghani, dan berkat
merekaberdualah pengaruh Afghani diteruskan untuk mempengaruhi perkembangan
nasionalisme Mesir. Seperti halnya Afghani dan Abduh, Ridha percaya bahwa Islam
bersifat politis,sosial dan spiritual. Untuk membangkitkan sifat-sifat tersebut, umat Islam
mesti Kembali kepada Islam yang sebenarnya sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi dan
para sahabatnya atau para salafiah. Untuk menyebarkan gagasan-gagasannya ini, Ridha
menuangkannya dalam bingkai tulisan-tulisan yang terakumulasi dalam majalah Al
Manar yang dipimpinnya.
Di daratan Eropa, Syakib Arsalan selalu memotori gerakan-gerakan guna
kemerdekaan Arab. Misi Arsalan adalah menginternasionalkan berbagai masalah
pokokyang dihadapi negara-negara muslim Arab yang berasal dari kekuasaan negara-
negaraBarat; dan menggalang pendapat seluruh orang Islam Arab sehingga membentuk
berdasarkan ikatan ke-Islaman, mereka dapat memperoleh kemerdekaan dan
memperbaiki tata kehidupan sosial yang lebih baik. 14 Sementara pimpinan masyarakat
Druze dan pembesar Usmaniyah yang mengasingkan diri ke Eropa setelah Istambul
diduduki Inggrisini menyebarluaskan propagandanya melalui berbagai penerbitan
0010 2
berkala, diantarannya melalui jurnal La Nation Arabe yang dicetak di Annemasse Prancis.
Meskipun pada awalnya Arsalan mengambil alih konsep-konsep Pan
IslamismenyaAfghani karena merasakan perlunya pembaharuan dalam masyarakat.
Namun dalam praktiknya, ia lebih menitikberatkan perjuangannya pada Pan-Arabisme.
Gerakan perjuangan yang dilakukan oleh para tokoh tersebut, walaupun belum mencapai
hasil yang diinginkan yakni kemerdekaan, namun gema pemikiran Islam mereka sangat
mewarnai eragenerasi selanjutnya, untuk membebaskan negerinya dari penetrasi kolonial
Barat.
1. Bidang Akidah
Salah satu pelopornya dalam dunia Islam adalah aliran yang bernama Wahabiyah
yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Tokohnya adalah Muhammad Abdul Wahab
(1703-1787M) yang berasal dari Nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakannya
adalah upaya memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham
tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah
tercampur adukoleh ajaran-ajaran tarekat yang sejak abad ke 13 tersebar meluas di dunia
Islam. Sebagai contohnya, Muhammad Abdul Wahab melihat makam-makam Syekh
tarekat yang tersebar di berbagai tempat banyak dikunjungi oleh umat Islam dan
merekameminta pertolongan dari syekh atau wali untuk menyelesaikan masalah
kehidupan merekasehari-hari. Ada yang minta diberi anak, jodoh, disembuhkan dari
penyakit dan ada pula yang minta diberi kekayaan. Perbuatan ini menurut paham
Wahabiyah termasuk Syirik, karena permohonan dan doa tidak lagi dipanjatkan kepada
Allah SWT.
Pemikiran-pemikiran Muhammad Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada
perkembangan pemikiran di abad ke 19 adalah sebagai berikut:
1. hanya al-Quran dan Hadis yang merupakan sumber asli ajaran Islam
2. taklid kepada ulama tidak dibenarkan
3. pintu ijtihad senantiasa terbuka.
Kolonialisme merupakan suatu sistem di mana suatu negara menguasai rakyat dan
sumber daya negara lain tetapi masih tetap berhubungan dengan negara asal, istilah ini
juga menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan yang digunakan untuk
mempromosikan sistem ini, terutama kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih
hebat ketimbang yang dikolonikan. Faktor pendorong keinginan memperluas kekuasaan
dapat bervariasi, mulai dari perasaan superioritas suatu bangsa atas bangsa lain, hingga
faktor-faktor yang lebih praktis seperti ekonomi atau keamanan. Dalam perkembangan
Islam sendiri adanya perluasan kekuasaan merupakan salah satu strategi agar agama
Islam menyebar ke berbagai penjuru dunia . Pendudukan dan dominasi. pada prinsipnya
adalah kelanjutan semata dari penaklukan; di mana bangsa penakluk kemudian hadir dan
menetap di daerah yang dikuasainya. Dengan berkedudukan secara langsung di wilayah
taklukan, maka kemudian bangsa penjajah mendominasi segala urusan di negeri
jajahannya. Dalam banyak kasus, mereka menjadi minoritas yang menentukan, dan
penduduk asli menjadi mayoritas yang sama sekali tidak berpartisipasi dalam menentukan
nasib diri dan negerinya sendiri.
Kolonialisme modern berawal pada awal abad ke-16. Faktor pendorongnya yang
paling utama adalah penemuan jalur pelayaran baru oleh bangsa-bangsa Eropa. Dua yang
paling penting adalah jalur yang mengelilingi pantai selatan benua Afrika yang ditemukan
pada 1488 dan kemudian penemuan Amerika pada 1492. Alur pelayaran baru tersebut
kemudian menggeser posisi kekuatan maritim dari Laut Tengah ke Samudera Atlantik.
Pada era sebelumnya jalur transportasi laut dari Timur ke Barat adalah melalui Lautan
Hindia, lalu ke Laut Merah dan kemudian dilanjutkan dengan jalur darat ke pelabuhan-
pelabuhan di pantai timur Laut Tengah (Mediterrania). Barulah dilanjutkan kembali
dengan pelayaran menuju berbagai pelabuhan di Eropa. Faktor penting lain adalah
perkembangan teknologi maritim yang sangat pesat di kalangan bangsa-bangsa Eropa.
Kedua faktor tersebut (penemuan jalur maritim baru dan teknologi yang lebih maju)
memberi keuntungan kompetitif yang sangat besar bagi bangsa-bangsa Eropa. Dalam
realitas baru tersebut muncullah kekuatan-kekuatan maritim baru di Eropa, yang
kemudian menjadi negara-negara imperialis dan kolonialis terbesar dalam beberapa abad
0010 8
kemudian. Negara-negara yang paling besar dalam kaitan ini adalah Portugis, Spanyol,
Belanda, Prancis, dan Inggris. Sedikit agak belakangan Jerman, Italia, dan Rusia juga
menjadi kekuatan yang besar.
Perubahan peta kekuatan maritim yang disebutkan di atas terbukti menjadi sebuah
faktor yang sangat penting dan menentukan sejarah dunia pada abad-abad selanjutnya.
Eropa tumbuh menjadi kekuatan yang mendominasi dunia di segala penjurunya. Melalui
proses yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya, dunia Islam berangsur jatuh ke
dalam penjajahan semenjak sekitar awal abad ke-16. Pada awal abad ke-20 hanya
beberapa negeri Muslim saja yang masih dapat dikatakan sebagai wilayah yang merdeka
Penjajahan adalah sesuatu kejahatan dan karenanya penjajahan selalu dipaksakan
oleh satu bangsa atas bangsa lainnya. Bangsa-bangsa yang dijajah selalu mengalami
kehancuran dalam segala bidang kehidupan, seperti sudah digambarkan di atas. Oleh
karenanya, negeri-negeri Muslim yang terjajah mengadakan perlawanan terhadap bangsa
penjajah dan mengupayakan agar lepas dari kendali dan eksploitasi yang mereka lakukan.
Kemerdekaan berbagai negeri Muslim sebagian besar dicapai pada sekitar pertengahan
abad ke-20. Muslim megalami pergeseran bentuk kekuasaan. Pada awalnya umat Islam
menerapkan sistem khilafah dalam mengelola politik kekuasaannya. Ini berjalan hingga
akhir masa khulafaur rasyidin . Lalu kemudian beralih menggunakan sistem kerajaan
sejak masa Dinasti Umayyah hingga masa penjajahan oleh bangsa-bangsa Eropa.
Setelah merdeka, negara-negara Muslim menerapkan beberapa sistem
pemerintahan yaitu republik, republik Islam, monarki, dan monarki konstitusional.
Republik merupakan sistem pemerintahan yang bersendikan partisipasi rakyat secara luas.
Dalam sistem ini rakyat memiliki hak untuk memilih pemimpin politiknya dan memiliki
lembaga perwakilan untuk mengambil keputusan-keputusan terkait dengan hajat orang
banyak. Sistem pemerintahan republik dibangun atas tiga poros, yaitu poros pembuat
hukum (legislatif), poros pelaksana pemerintahan (eksekutif), dan poros penegakan
hukum (yudikatif). Tiga poros ini sering disebut sebagai Trias Politika. Model ini dianut
oleh banyak negara Muslim seperti Turki, Mesir, Irak, Turkmenistan, Azarbayjan, dan
Indonesia. Republik Islam adalah sistem yang menerapkan pemerintahan rakyat dengan
memedomani prinsip-prinsip Islam dan menjadikan sejarah Islam sebagai inspirasi dalam
pelaksanaannya. Sistem ini misalnya dilaksanakan di Iran, Pakistan, Afghanistan, dan
Mauritania. Monarki atau kerajaan jelas merupakan peninggalan sejarah Islam dari zaman
klasik dan pertengahan. Dalam sistem ini, kekuasaan dipandang sebagai hak istimewa
0010 9
sebuah keluarga tertentu. Segala sesuatunya dijalankan menurut kemauan dari keluarga
kerajaan tersebut. Dalam sistem ini tidak ada lembaga penting yang berfungsi
menyalurkan pendapat rakyat awam. Sistem ini dipakai, misalnya, di Saudi Arabia,
Jordania, Oman, dan Brunei Darussalam. Monarki konstitusional menjalankan sistem
kerajaan dengan landasan konstitusi yang disepakati oleh rakyat. Dalam sistem ini,
kerajaan tetap dihidupkan akan tetapi pemerintahan dilakukan oleh Perdana Menteri yang
dipilih oleh rakyat. Sistem ini diterapkan di Malaysia dan Maroko.
Setelah terbentuknya sejumlah negara dengan penduduk mayoritas Muslim di
berbagai wilayah, pada 25 September 1969 sejumlah pemimpin Dunia Islam mendirikan
Organisasi Kerjasama Islam (Organisation of Islamic Cooperation, Munazhzhamah al-
Ta‘âwun al-Islâmî). Organisasi ini didirikan di Rabat, Maroko yang bertujuan
menghimpun negara-negara Muslim dunia, bekerjasama untuk kemajuan dan membela
hak-haknya, dan mendukung perdamaian dan keamanan internasional.
Pada umumnya, kaum muslim memiliki pandangan terhadap Barat sebagai
penjajah (kolonialisme). Pandangan tersebut cukup beralasan karena dalam kenyataannya
bahwa pada awalnya memang demikian. Akan tetapi sesungguhnya Barat bukan hanya
sebagai kolonialis, sebab Barat juga dianggap sebagai pembawa modernisasi, dan itu pun
harus diterima oleh kaum muslim. Memang harus diakui bahwa proses modernisasi yang
dibawah oleh Barat berimplikasi terhadap sosio kultural dan psikologis kaum muslim, hal
ini disebabkan, modernisasi dapat berakibat lahirnya westernisasi dan sekulerisasi. Kaum
muslim berpandangan jika mengikuti pola kehidupan ala Barat secara tidak kritis maka
akan melahirkan racun Barat yang tentu saja dapat mengakibatkan ketergantungan
kultural yang mengancam hilangnya identitas Muslim.
0010 1
0
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peradaban Islam modern dipengaruhi oleh adaya pemikiran dan pembaharuan setelah
adanya renaissance dari Barat. Dari situlah muncul tokoh-tokoh pembaharu Islam yang
mencurahkan pemikiran-pemikirannya yang juga diadopsi dari Barat untuk kesejahteraan dan
perkembangan ilmu pengetahuan umat Islam di dunia. Selain itu, banyak juga peradaban islam
era modern yang masih berkembang hingga saat ini seperti seni arsitektur, sastra, dan kaligrafi.
Penjajahan atau kolonialisme yang dilakukan bangsa Barat terhadap Islam memiliki
dampak bagi perkembangan beradaban Islam, contoh yang paling nyata adalah perubahan sistem
pemerintahan pada negara-negara Islam. Dominasi Barat terhadap dunia Islam menjadikan
negara-negara Islam membuat organisasi internasional yang bertujuan untuk saling bekerjasama
memajukan dan menciptakan perdamaian dunia.
B. Saran
Demikian mengenai peradaban islam pada era modern dan pasca kolonialisme. Kami
menyadari akan kekurangan dari makalah kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan dapat dijadikan sumber bacaan yang dapat membantu teman-teman dalam memahami
materi tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
Press, 1985.
Cipta, Jakarta.
dan Dedi Slamet Riyadi, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010, cet. Ke-
1987.
Pustaka Firdaus,1986.
https://doi.org/10.24042/adyan.v14i1.44