Disusun Oleh :
ACEH BARAT
2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT atas karunia, hidayah, dan nikmatnya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Kemajuan Islam Pada Masa
Dinasti Ustmaniyah” Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pengampu. Makalah ini ditulis oleh penulis yang
bersumber dari Buku dan Jurnal sebagai referensi. Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada teman-teman mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat
diselesaikannya makalah ini. Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua.Makalah ini secara fisik dan substansinya
diusahakan relevan dengan pengangkatan judul makalah yang ada, Keterbatasan
waktu dan kesempatan sehingga makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
yang tentunya masih perlu perbaikan dan penyempurnaan maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju ke arah yang
lebih baik. Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang
membacanya, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan tentang bab ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Dinasti Ustmaniyah.....................................................................................................3
2.2 Kemajuan Peradaban Dan Kebudayaan Islam Di Masa Turki Utsmani...............4
2.3 Kemunduran Kerajaan Turki Utsmani......................................................................6
2.4 Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Ustmaniyah menurut Para Ahli...................7
BAB III.........................................................................................................................9
PENUTUP....................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2 Saran.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Islam sebagai salah satu agama samawi, memiliki perjalanan sejarah dari
mulai munculnya Islam sampai saat ini. Islam yang diwahyukan kepad Nabi
Muhammad SAW telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh,
tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju. Ia
dengan cepat bergerak mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan
peradaban yang sangat penting dalam sejarah manusai hingga sekarang. H.A.R Gibb
di dalam bukunya “Whither Islam” menyatakan, “islam is indeed much more than a
system of theology, it is a complete civilization” (islam sesungguhnya lebih dari
sekedar sebuah agama, ia adala suatu peradaban yang sempurna).
Peradaban islam adalah terjemahan dari kata arab al-Hadharah al-islamyah.
Kata Arab ini sering diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan
Islam. Banyak penulis barat yang mengidentikkan “kebudayaan” dan “peradaban”
Islam dengan “kebudayaan” dan “peradaban” Arab. Untuk masa klasik, pendapat itu
mungkin dapat dibenarkan, meskipun sebenarnya antara “arab” dan “islam” tetep bisa
dibedakan. Karena pada masa itu, pusat pemerintahan hanya satu dan untuk beberapa
abad sangat kuat. Peranh bangsa Arab didalamnya sangat dominan. Semua wilayah
kekuasaan Islam menggunakan bahasa yang satu, bahasa Arab, sebagai bahasa
adminitrasi.
1
tersebut terjadi peperangan besar dalam sejarah Islam yaitu perang salib, yaitu perang
antara orang muslim dengan orang kafir kristiani.
1. Dinasti Ustmaniyah ?
2. Kemajuan Peradaban Dan Kebudayaan Islam Di Masa Turki Utsmani?
3. Kemunduran Kerajaan Turki Utsmani?
4. Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Ustmaniyah menurut Para Ahli?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dinasti Utsmaniyah adalah dinasti Islam yang didirikan oleh Osman I pada
akhir abad ke-13 di wilayah Anatolia, yang saat itu merupakan bagian dari
Kekaisaran Seljuk. Dinasti ini kemudian berkembang menjadi Kesultanan
Utsmaniyah yang besar dan berpengaruh. Dinasti Utsmaniyah, juga dikenal
sebagai Kesultanan Utsmaniyah, merupakan salah satu dinasti terbesar dan
terpanjang dalam sejarah dunia Islam. Dinasti ini didirikan oleh Osman I pada
awal abad ke-14 dan berlangsung hingga akhir Perang Dunia I pada tahun 1922.
3
2.2 Kemajuan Peradaban Dan Kebudayaan Islam Di Masa Turki Utsmani
1. BidangMiliter
Untuk pertama kali, kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasi dengan
baik dan teratur ketike terjadi kontak senjata dengan Eropa. Ketika itu, pasukan
tempur yang besar sudah terorganisasi. Pengorganisasian yang baik, taktik, dan
strategi tempur militer Utsmani berlangsung tanpa halangan berarti. Namun, tidak
lama setelah kemenangan tercapai, kekuatan militer yang besar ini dilanda
kekisruhan. Kesadaran prajuritnya menurun. Merasa merasa dirinya sebagai
pemimpin-pemimpin yang berhak menerima gaji. Akan tetapi, keadaan tersebut
segera dapat diatasi oleh Orkhan dengan jalan mengadakan perombakan besar-
besaran dalam tubuh militer.
Di samping Jenissari, ada lagi prajurit dari tentara kaum feodal yang dikirim
kepada pemerintah pusat. Pasukan ini disebut tentara atau kelompok militer Thaujiah.
Angkatan laut pun dibenahi, karena ia mempunyai peranan yang besar dalam
perjalanan ekspansi Turki Utsmani. Pada abad ke-16, angkatan laut Turki Utsmani
mencapai puncak kejayaannya. Kekuatan militer turki Utsmani yang tangguh itu
dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas, baik di Asia, Afrika, maupun
Eropa. Faktor utama yang yang mendorong kemajuan di lapangan kemiliteran ini
ialah tabiat bangsa Turki itu yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap
peraturan. Tabiat ini merupakan tabiat alami yang mereka warisi dari nenek
moyangnya di Asia Tengah.
4
penguasa tertinggi, dibantu oleh shadrul a’dham (perdana menteri), yang membawahi
pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. Di bawahnya terdapat
beberapa orang al-zanaziq atau al-‘alawiyah. Untuk mengatur urusan pemerintahan
negara, di masa Sultan Sulaiman I, disusun sebuah kitab undang-undang (qanun).
Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi
kerajaan Turki Utsmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasa
Sultan Sulaiman I yang amat berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar Al-
Qanuni.
3. Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam
lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama, dan
kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga, fatwa Ulama menjadi hukum
yang berlaku. Karena itu, ulama mempunyai tempat tersendiri dan berperan besar
dalam kerajaan dan masyarakat. Mufti, sebagai pejabat urusan agama tertinggi,
berwenang memberi fatwa resmi terhadap problema keagamaan yang dihadapi
masyarakat. Tanpa legitimasi Mufti, keputusan hukum kerajaan bisa tidak berjalan.
5
Pada masa Turki Utsmani tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang
paling berkembang ialah tarekat Bektasyi dan tarekat Maulawi. Kedua tarekat ini
banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh
yang amat dominan di kalangan tentara Jenissari, sehingga mereka sering disebut
Tentara Bektasyi, sementara tarekat Maulawi mendapat dukungan penguasa dalam
mengimbangi Jenissari Bektasyi.
Setelah Sultan Sulaiman Al-Qanuni wafat (1566 M), kerajaan Turki Utsmani
mulai memasuki fase kemundurannya. Akan tetapi, sebagai sebuah kerajaan yang
sangat besar dan kuat, kemunduran itu tidak langsung terlihat. Perlahan tapi pasti
kejayaan Turki Utsmani mulai memudar, karena para pemimpin yang
menggantikannya tidak mempunyai kemampuan yang cukup memadai untuk
mengatasi permasalahan yang timbul, diantaranya pemberontakan-pemberontakan di
wilayah-wilayah kekuasaan, dan bangsa-bangsa Eropa yang mulai mengalami masa
kemajuan yang pesat. Hingga akhirnya di akhir Perang Dunia II 1942 H dimotori oleh
Kemal Attaturk, Kerajaan Turki Utsmani berubah menjadi Republik Turki. Maka
dengan demikian berakhirlah kerajaan Islam yang berkuasa selama 6 abad.Banyak
faktor yang menyebabkan Kerajaan Turki Utsmani itu mengalami kemunduran,
diantaranya adalah :
a. Wilayah kekusaan yang sangat luas, sedangkan administrasi pemerintahan
kerajaan tidak beres.
b. Heterogenitas penduduk dengan wilayah yang sangat luas, sehingga
perbedaan bangsa dan agama acapkali menyebabkan terjadinya
pemberontakan.
c. Pemerintahan yang lemah setelah Sultan Sulaiman Al-Qanuni, menyebabkan
banyak terjadi kekacauan di pemerintahan.
d. Pemberontakan tentara Jenissari, tentara yang menjadi sumber kekuatan
militer Turki Utsmani, pernah terjadi 4 kali.
6
e. Kemerosotan Ekonomi.
Terjadi stagnasi dalam lapangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sementara
bangsa-bangsa Eropa sedang mengalami masa pesatnya ilmu pengetahuan.
2.4 Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Ustmaniyah menurut Para Ahli
7
3. Arsitektur dan Seni:
Dinasti Utsmaniyah dikenal dengan keindahan arsitektur dan seni mereka.
Mereka membangun masjid-masjid megah, istana, dan bangunan-bangunan
lain yang mencerminkan kekayaan seni dan budaya Islam.Seni kaligrafi dan
ukiran kayu Utsmaniyah sangat dihargai dan menjadi ciri khas gaya artistik
mereka.
4. Ketoleran Agama:
Kesultanan Utsmaniyah dikenal dengan kebijakan toleransi agama yang relatif
tinggi. Mereka melindungi hak-hak minoritas non-Muslim dan menciptakan
lingkungan yang memungkinkan keberagaman agama berkembang.
5. Sistem Hukum:
Hukum Islam (syariah) menjadi dasar hukum utama di Kesultanan
Utsmaniyah. Mereka mengembangkan sistem hukum yang rumit, mencakup
berbagai aspek kehidupan, termasuk hukum perdata dan pidana.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Untuk mendalami penelitian lebih lanjut dan memeriksa sumber daya yang
lebih khusus serta perspektif yang beragam. Hal ini dapat membantu memperoleh
pemahaman yang lebih lengkap dan nuansawan tentang kemajuan Islam pada
masa Dinasti Utsmaniyah.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Badri Yatim, M. (2003). Seajarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Dr. Fatah Syukur NC, M. (2015). Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka
Rizki Putra.
10