Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Studi Islam
KELOMPOK 2
KELAS 1C
2023
KATA PENGANTAR
Makalah ini telah kami susun dengan baik dan maksimal serta sesuai me
nurut referensi dari beberapa buku maupun jurnal yang telah kami baca, sehingg
a dapat memperlancar serta mendukung proses pembuatan makalah ini. Untuk it
u, kami menyampaikan banyak terima kasih atas bimbingan dosen pengampu m
ata kuliah Studi Islam dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu semua,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi s
usunan kalimat maupun tata bahasa.
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kek
urangan, maka dengan sangat terbuka kami menerima kritik dan saran agar ka
mi dapat memperbaiki makalah ini supaya lebih baik dan dapat berguna dengan
sebaik mungkin.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Sejarah Awal Berdirinya Turki dan Perkembangannya.............................................3
2.2 Sejarah Perkembangan Islam di Turki Masa Lalu.....................................................5
2.3 Sejarah Perkembangan Islam di Turki Masa Reformarsi..........................................9
2.4 Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Kerajaan Turki Utsmani................................12
2.4.1 Kerajaan Utsmaniyah Masa Sultan Osman I....................................................12
2.4.2 Kerajaan Utsmaniyah Masa Sultan Orhan.......................................................15
2.4.3 Kerajaan Utsmaniyah Masa Murad I...............................................................16
2.4.4 Kerajaan Utsmaniyah Masa Bayazid I..............................................................17
2.4.5 Kerajaan Utsmaniyah Masa Muhammad I......................................................18
2.4.6 Kerajaan Utsmaniyah Masa Murad II..............................................................19
2.4.7 Kerajaan Utsmaniyah Masa Sultan Muhammad Al-Fatih................................20
2.4.8 Kerajaan Utsmaniyah Masa Salim I.................................................................23
2.4.9 Kerajaa Utsmaniyah Masa Sulaiman I..............................................................23
2.5 Sultan-Sultan yang berkuasa..................................................................................24
2.6 Masa Kejayaan Turki Utsmani................................................................................44
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sejarah Islam di Kesultanan Utsmaniyah mencakup periode yang panjang dan
kompleks. Pada puncak kejayaannya, kesultanan ini adalah salah satu kekuatan
terkuat di dunia Islam dan mewarisi tradisi kekaisaran sebelumnya seperti
Kekhalifahan Abbasi dan Kekaisaran Bizantium. Dalam banyak cara, pengaruh
budaya dan agama Islam masih terasa di Turki modern, meskipun negara tersebut
telah mengalami transformasi besar dalam beberapa dekade terakhir.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sejarah awal masuknya islam di turki pada masa abad
pertengahan
2. Mengetahui sejarah awal masuknya islam di turki pada masa reformasi
3. Mengetahui tokoh bersejarah dalam kejayaan islam di turki
4. Mengetahui perkembangan islam di Turki pada masa kejayaanya
5. Mengetahui penyebab islam runtuh dari kejayaan Turki Utsmani
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendiri Turki adalah bangsa turki sendiri dari kabilah Qayigh Oghus salah
satu anak turki yang mendiami sebelah barat gunung Gobi, atau daerah mongol
dan daerah utara negeri Cina, yang dipimpin oleh Sulaiman.
3
kepemerintahanya, Osman I fokus melakukan penaklukan untuk membangun
kerajaanya yang masih sangat kecil. Perjuanganya pun tidak sia-sia. Pasalnya,
Kesultanan Utsmaniyyah terus berkembang hingga menjadi negara adidaya yang
menguasai Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika Utara.
4
2.Periode kedua (1402-1566), ditandai dengan restorasi kerajaan dan
cepatnya pertumbuhan sampai ekspansinya yang terbesar. Dari masa
Muhammad I sampai Sulaiman I.
5
Ketika Usman sebagai pemimpin kerajaan Turki, dan sesaat setelah dia
mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usman (raja besar keluargaUsman).
pada tahun 1300 M, dia memulai mengembangkan wilayah Islam. Perluasan
wilayah (ekspansi) para Sultan Usmani menjadi sebuah model. Hal ini
berlangsung sekiranya sampai dengan masa pemerintahan Sulaiman I. Untuk
mendukung hal itu, Orkhan membentuk pasukan tangguh yang dikenal dengan
Inkisyariyah.
Pasukan Inkisyariyah adalah tentara utama Dinasti Usmani yang terdiri dari
bangsa Georgia dan Armenia yang baru masuk Islam. Pasukan tersebut membuat
seolah-olah Dinasti Usmani memiliki mesin perang yang paling kuat dan
memberikan dorongan yang besar bagi penaklukan negeri-negeri non Muslim.
Maka, pada masa Orkhan I Kerajaan Turki Usmani dapat menaklukkan Azmir
(Asia Kecil) pada tahun 1327, Thawasyani (1330), Uskandar (1338), Ankara
(1354), dan Gholipolli (1356). Daerah-derah ini adalah bagian dunia Eropa yang
pertama kali dapat dikuasai Kerajaan Usmani.Ekspansi yang lebih besar terjadi
pada masa Murad I. Pada masa ini berhasil menaklukkan wilayah Balkan,
Adrianopel (sekarang bernama Edirne, Turki), Macedonia, Sofia (ibukota
Bulgaria), dan seluruh wilayah Yunani.
6
Melihat kemenangan yang diraih oleh Murad I, kerajaan-kerajaan Kristen di
Balkan dan Eropa timur menjadi murka. Mereka lalu menyusun kekuatan
yang terdiri atas Hongaria, Bulgaria, Serbia, dan Walacia (Rumania), untuk
menggempur Dinasti Usmani. Akibat dari penggempuran tersebut adalah
wafatnya Murad I. Meskipun Murad I tewas dalam pertempuran tersebut,
kemenangan tetap di pihak Dinasti Usmani. Ekspansi berikutnya dilanjutkan
oleh putranya, Bayazid I. Sultan Bayazid yang naik tahta pada tahun 1389 M
mendapat gelar Yaldirin atau Yaldrum yang berarti kilat, karena terkenal dengan
serangan-serangannya yang cepat terhadap lawan-lawannya. Perluasan wilayah
terus berlanjut dan dapat menguasai Salocia dan Morea. Bayazid I juga
memperoleh kemenangan dalam Perang Salib di Nicapolas (1394). Ketika Sultan
Bayazid sedang memusatkan perhatiannya untuk menghadapi musuh-musuhnya
di Eropa, dia ditantang oleh musuh sesama Muslim yang datang dari Timur Lenk.
Seorang raja keturunan bangsa Mongol yang telah memeluk Islam dan berpusat di
Samarkhand. Timur Lank mendapat dukungan dari negeri-negeri di Asia Kecil
yang tak mau tunduk kepada Bayazid. Akhirnya, terjadi pertempuran hebat di
Ankara tahun 1402 M. Bayazid dengan kedua putranya Musa dan Ergthogrol.
Kedua putra Sultan Bayazid dikalahkan dan ditawan oleh Timur Lenk pada tahun
1402. Kekalahan ini membawa akibat buruk bagi Turki Usmani. Penguasa-
penguasa di Asia Kecil melepaskan diri dari pemerintahan Usmani. Wilayah
Serbia dan Bulgaria memproklamirkan kemerdekaannya. Menurut Syalabi, Sultan
Salim I pernah meminta kepada khalifah Abbasiyah di Mesir agar menyerahkan
kekhalifahan kepadanya, ketika ia menaklukkan Dinasti Mamalik. Pendapat lain
menyebutkan bahwa gelar “khalifah” sebenarnya sudah digunakan oleh Sultan
Murad (1359-1389 M) setelah ia berhasil menaklukkan Asia Kecil dan Eropa.
Dari dua pendapat ini, Syalabi berkesimpulan bahwa para Sultan Kerajaan
Usmani memang tidak perlu menunggu Khalifah Abbasiyah menyerahkan gelar
itu, karena jauh sebelum masa Kerajaan Usmani sudah ada tiga khalifah dalam
satu masa. Pada abad ke 10 M para penguasa Dinasti Fatimiyah di Mesir sudah
memakai gelar khalifah. Tidak lama setelah itu, Abd al-Rahman al-Nashir di
Spanyol menyatakan diri sebagai khalifah melanjutkan Dinasti Bani Umayyah di
7
Damaskus, bahkan ia mencela parapen dahulunya yang berkuasa di Spanyol yang
meras cukup dengan gelar “Amir” saja. Karena itu, ada kemungkinan para
penguasa Usmani memang sudah menggunakan gelar khalifah jauh sebelum
mereka dapat menaklukkan Dinasti Mamalik, tempat pusat pemerintahan para
Khalifah Abbasiyah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kesuksesan
Dinasti Turki Usmani dalam perluasan wilayah Islam, yaitu:
8
3. Pengetahuan dan amalan tentang sistem adat yang rumit. yanng terpenting
adalah bahwa para pejabat dalam hal apapun tetap sebagai budak sultan.
Tugas utama seluruh warga negara, baik pejabat maupun rakyat biasa
adalah mengabdi untuk keunggulan Islam, melaksanakan hukum serta
mempertahankan keutuhan imperium.
9
saudara mereka, orang-orang Turki Saljuk, di dataran tinggi Asia Kecil. Di sana,
dibawah pimpinan Ertugrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II,
sultan Saljuk yang saat itu sedang berperang melawan Bizantium. Atas bantuan
mereka, Sultan Alauddin II mendapat kemenangan. Atas jasa baik itu, sultan
Alauddin II menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan
Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota
Syukud sebagai ibu kotanya.
10
Sultan Osman I atau yang Bernama Osman Ghazi adalah bapak dari
Wangsi Utsmaniyah dan merupakan pemimpin pertama dari negara Utsmaniyah,
yang di masanya masih berupa kadipaten kecil. Sultan Osman I mewarisi jabatan
ayahnya sebagai adipati di bawah kesultanan Seljuk. Saat kesultanan mengalami
banyak masalah-masalah, Sultan Osman I memerdekakan dirinya dan memerintah
kadipaten kedaulatan itu sampai akhir hayatnya pada tahun 1323 M atau 1324 M.
Sepeninggalnya, keturunanya menggunakan namanya sebagai nama dinasti dan
negaranya yaitu Kesultanan Turki Utsmaniyah.
11
kota tepi pantai terakhir milik Romawi, meskipun kota itu menjadi bagian dari
wilayah kekuasaan Amir Aydin.
12
Kota Nicaea takluk pada tahun 1331 M setelah pengepungan tiga tahun.
Kota Nikomedia juga berhasil direbut pihak Utsmani pada tahun 1337 M. Dengan
dikuasainya Üsküdar pada 1338, wilayah paling barat laut Anatolia berada di
bawah kendali Utsmani.
Pada tahun 1345, terjadi perang saudara di kadipaten Karesi, salah satu
kadipaten bangsa Turki di Anatolia saat itu, antara dua orang putra penguasa
Karesi lama yang telah meninggal untuk memperebutkan kursi kepemimpinan
kadipaten sepeninggalan ayah mereka. Sultan Orhan kemudian masuk ke tengah
pertikaian tersebut, menghukum mati mati salah satu dari dua bersaudara itu dan
menahan yang lain. Dengan demikian, wilayah Karesi menjadi wilayah kekuasaan
Utsmaniyah.
Dalam dua puluh tahun masa damai setelah penaklukkan karesi, Sultan
Orhan memusatkan perhatiannya terhadap penataan lembaga sipil dan bersenjata
yang telah diperkenalkan Alaeddin untuk menjaga kekuatan internal Utsmani. Di
sisi lain, perang saudara di dalam Kekaisaran Romawi Timur (1341-1347)
menguras sumber daya kekaisaran. Para pasukan dari kadipaten-kadipaten Turki
kerap dipanggil untuk membantu mereka di Eropa. Kaisar Ioannes VI
Kantakouzenos mengakui Utsmani sebagai kadipaten terkuat di antara kadipaten
Turki yang lain dan berusaha menggunakan kekuatan mereka secara permanen
untuk kepentingannya. Demi meraih tujuan itu, Sang Kaisar menikahkan putrinya
dengan Orhan, meski terdapat perbedaan agama dan usia di antara mereka.
Pernikahan mereka dilangsungkan dengan megah di Selymbria sebagaimana
dijelaskan oleh para penulis Romawi.
13
berasal dari bahasa Persia Khodāvandgār ()خداوندگار, yang berarti "yang disayangi
Tuhan".
14
Pertempuran Ankara dari Timur Lenk yang menyebabkan penawanan dirinya dan
berujung pada mangkatnya pada Maret 1403. Sepeninggalnya, Utsmani memasuki
masa kekosongan karena anak-anaknya saling berperang menjadi penguasa
tunggal negara.
15
Lenk) yang ketika menikmati keberhasilan justru terjadi perebutan kekuasaan di
antara keluarga dan putera-puteranya. Sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh
Sultan Muhammad I untuk memenangkan perseteruan dan menciptakan stabilitas
politik dalam negerinya. Namun disamping itu, juga terjadi perselisihan dalam
tubuh Turki Utsmani yakni adanya perselisihan antara putera-putera sultan
Bayazid (Muhammad I, Isa dan Sulaiman). Setelah 10 tahun perebutan kekuasaan
terjadi, akhirnya sultan Muhammad I berhasil mengalahkan saudara-saudaranya.
Sehingga sultan Muhammad I menjadi sultan Turki Utsmani yang sah. Usaha dia
yang pertama kali adalah mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-
dasar keamanan dalam negeri.
16
Pertempuran Varna terjadi pada 10 November 1444 di dekat Varna, Bulga
ria timur. Tentera Utsmaniyah di bawah kepemimpinan Sultan Murad II berhasil
mengalahkan pasukan gabungan Hungaria-Polandia dan Wallachia yang dipimpin
oleh Władysław III dari Polandia (juga Raja Hungaria), Hunyadi János (yang berti
ndak sebagai komandan pasukan gabungan Kristen) dan Mircea II dari Wallachia.
Murad yang sebenarnya lebih tertarik dalam masalah agama dan seni darip
ada pemerintahan turun takhta pada tahun 1444 dan menyerahkan kepemimpinan
negara kepada putranya, Mehmed. Meski demikian, Sultan Murad II kembali berk
uasa pada tahun 1446 M setelah Yanisari melakukan revolusi.
17
Murad diangkat sebagai Gubernur Balkan, sementara Mesih menjadi Gubernur Ga
llipoli dan kemudian wazir agung pada masa kekuasaan putra Mehmed, Bayezid I
I. Kaisar Konstantinus XI sendiri meninggal pada hari penaklukan Konstantinopel,
tetapi tidak ada saksi mata yang selamat yang melihat kematiannya. Kisah masyh
ur yang beredar menyatakan bahwa Konstantinus menanggalkan jubah kebesarann
ya dan berperang bersama prajurit yang tersisa sampai meninggal dalam pertempu
ran.
Dalam pengepungan ini, pihak Romawi Timur meminta bantuan dari Barat,
tetapi Paus memberikan persyaratan agar Gereja Ortodoks Timur bersedia bergab
ung di dalam kewenangan kepausan di Roma. Pihak kekaisaran sendiri sebenarny
18
a telah mengeluarkan maklumat penyatuan gereja, tetapi warga dan pemuka agam
a Ortodoks mengabaikannya karena kebencian mereka pada kewenangan Roma da
n ritus liturgi Latin dalam Katolik, juga lantaran perbuatan umat Katolik pada mas
a pendudukan mereka atas Konstantinopel saat Perang Salib Keempat. Beberapa p
asukan Barat datang memberikan bantuan, tapi sebagian besar penguasa di Barat s
ibuk dengan urusan masing-masing dan mengabaikan nasib Konstantinopel.
19
2.3.8 Kerajaan Utsmaniyah Masa Salim I
Sultan Salim I adalah penguasa Utsmani kesembilan dan berkuasa pada
tahun 1512-1520 M. Sultan Salim I dilahirkan di Amasya pada tahun 1470 M
pada kekuasaan kakeknya yaitu Sultan Mehmed II. Pada 1481, ayah Selim naik
takhta sebagai Sultan Bayezid II. Watak kepribadiannya yang keras
menjadikannya mendapat julukan Yavuz Sultan Selim atau “keras”, “teguh”,
atau “tegas”.
Pada masa Sultan Salim I (1512-1520 M), Turki Utsmani tidak melakukan
ekspansi ke Eropa tetapi justru mengerahkan tentaranya ke Mesir (dinasti
Mamluk), Persia dan Syiria.13
20
2.4 Sultan-Sultan yang berkuasa
Berikut adalah nama-nama Sultan Turki Utsmani yang pernah berkuasa:
1. Erturul Ghazi
21
3. Orhan I
22
Bayazid I berkuasa di Utsmani pada tahun 1389-1401 M. Ia
merupakan Putera murad I dan Gul-Cicek Khatun, tertangkap
dipertempuran Ankara, meninggal dipengasingan Aksehir pada 8
Maret 1403 M.
6. Muhammad I
23
Murad II berkuasa di Utsmani pada tahun 1421-1444 M. dia
merupakan Putera Muhammad I dan Amina Khatun, mengasingkan
diri demi puteranya Muhammad II.
8. Muhammad II
24
Bayazid II berkuasa pada tahun 1481-1512 M. Dia merupakan
Putera Muhammad II dan Siti Mukrimah Khatun, mengasingkan
diri dan meninggal pada 26 Mei 1512 di dekat Didymoteicho.
10. Salim I
25
Sulaiman I berkuasa di Utsmani pada tahun 1520-1566 M. Dia
merupakan Putera Salim I dan Ayse Hafsa, berkuasa hingga wafat.
12. Salim II
26
Murad III berkuasa di Utsmaniya pada tahun 1574-1595 M. Dia
merupakan Putera Salim II dan Afife Nur Banu Valida Sultan,
berkuasa hingga wafat.
14. Muhammad III
27
Ahmad I berkuasa di Utsmani pada tahun 1603-1618 M. Dia
merupakan Putera Muhammad III dan Handan Valida Sultan,
berkuasa hingga wafat.
16. Musthofa I
28
17. Utsman II
29
Murad IV berkuasa pada tahun 1623-1640 M. Dia merupakan
Putera Ahmad I dan Mah-Peyker Kosem Valida Sultan, berkuasa
hingga wafat.
20. Ibrahim I
30
M, setelah kekalahan Turki Utsmani dipertempuran Mohasc
Kedua. Dan meninggal di Erdine pada 6 Januari 1693.
22. Sulaiman II
31
24. Mustofa II
32
pemberontakan Yanisa yang dipimpin oleh Patrona Halil, dan
meninggal pada tanggal 1 Juli 1736 M.
26. Mahmud I
33
Mustafa III berkuasa di Utsmani pada tahun 1757-1774 M. dia
merupakan Putera Ahmad III dan Amina Mihr Sah, berkuasa
sampai wafat.
29. Abd Al-Hamid I
34
Salim III berkuasa di Utsmani pada tahun 1789-1807 M. Dia
merupakan Putera Musthofa III dan Mihr Sah Valida Sultan.
Diturunkan karena adanya pemberontakan Yanisari yang dipimpin
oleh Kabakci Musthofa menentang reformasinya. Dibunuh oleh
pembunuh misterius di Istanbul pada 28 Juli 1808.
31. Mustafa IV
35
Mahmud II berkuasa di Utsmani pada tahun 1808-1839 M. dia
merupakan Putera Abd Hamid I dan Nakhsi Dil Valida Sultan.
Berhasil membubarkan para Yanisari sebagai akibat dari insiden
yang menguntungkan pada 1826 M. Dan berkuasa hingga wafat
33. Abd Al-Majid I
36
Kemunduran Kesultanan Utsmaniyah Abd Majid I – Abd Hamid
II.
34. Abd Al-Aziz I
37
untuk tinggal di istana Ciragan hingga ia meninggal pada 29
Agustus 1904 M
36. Abd Al-Hamid II
38
memerintah sebagai pemimpin figuran (lambang saja). Sampai
wafat.
38. Muhammad VI
39
Diasingkan setelah pembubaran kalifat. Meninggal di Paris,
Perancis pada 23 Agustus 1944 M.
40
1. Periode I, mulai masa Sultan Utsman bin Ertugrul sampai masa Sultan
Bayazid I, merupakan masa pembentukan awal Kesultanan Turki Utsmani
dan perluasan daerahnya. Hal ini diperkuat dengan adanya sistem politik
yang menjadikan sultan sebagai Khalifah atau sebagai kepala
kepemerintahan, dan al-fatih sebagai pimpinan perluasan daerah, pimpinan
militer.
2. Periode II, Ketika masa kekuasaan Sultan Muhammad I sampai Sultan
Sulaiman I, ditandai dengan perluasan kekuasaan yang cukup besar.
Bahkan Sultan Sulaiman I sudah dapat memasuki gerbang wina. Pada
masa Sultan Sulaiman terjadi peristiwa Ismisasi fisik besar-besaran. Kota
Konstantinopel yaitu ibu kota romawi direbut pada tahun 1453 M,
sehingga gereja Santa Sophia diubah menjadi Masjid. Hal ini diikuti oleh
gereja-gereja kecil yang kemudian dijadikan masjid juga. Begitu juga kota
Konstantinopel diganti namanya menjadi Istanbul yang berarti kota islam.
3. Periode III, Sultan Salim I sampai Mustafa II, ditandai dengan kemampuan
dalam mempertahankan wilayah teritorial yang sudah dikuasai, khalifa
sebelumnya.
4. Periode IV, Sultan Ahmad II sampai Mahmud II, pada masa ini mulai
menunjukkan kesurutan.
5. Peridoe V, Sultan Abdul Majid I sampai Sultan Abdul Majid II Nampak
mulai masuknya ide-ide Barat di Turki.
41
Raja Sulaiman adalah sultan yang telah memperindah dan
menyempurnakan ibu kota Kerajaan Turki Utsmani serta pada kota-kota lainya
dengan mendirikan masjid, sekolah, rumah sakit, istana, musium, jembatan,
terowongan, jalur kereta, dan pemandian umum. Disebutkan bahwa 235
diantaranya dibangun oleh arsitek kepercayaannya yang Bernama Sinan. Ia pada
asalnya adalah seorang Kristen dari Anatoli yang kemungkinan menemukan
jalanya ke konstantinopel Ketika ia mengembara sebagai seorang pemuda biasa.
Sinan kemudian menjadi arsitek paling terkenal dan paling istimewa yang pernah
dilahirkan oleh Turki Utsmani. Karya agungnya adalah masjid agung
“Sulaimaniyah” untuk mengenang tuanya yaitu sultan sulaiman dan dirancang
sedemikian rupa untuk menyaingi Santa Sopia. Kerajaan Turki Utsmani
sebagaimana kerajaan Romawi dan kekhalifahan Abbasiyah yang berkembang
sebelumnya, pada umumnya lebih menekankan aspek militer dan
mengembangkan prinsip dinasti dalam organisasinya. Tujuan utamanya tidak jauh
dari kesejahteraan warga negaranya, yang personifikasinya diwakili sosok
KhalifahSultan. Warga negaranya terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda-
beda, di antaranya: Arab, Suriah, Irak, Mesir, Berber, Kurdi, Aremenia, Slavia,
Yunani, Albania, dengan bermacam-macam keyakinan, bahasa, dan cara hidup
(budaya), yang semuanya terhimpun di bawah kekuasaan Turki Utsmani. Bahkan
masyarakat Turki pribumi sendiri berbeda dengan kelas penguasa, yaitu mereka
yang lebih suka menyebut diri mereka sendiri dengan sebutan “Utsmanili atau
Osmali”, keluarga Utsmani bisa dimasukkan ke dalam kelompok negara umum.
Bangsa-bangsa Turki sejak dulu hingga kini tetap menjadi warga kelompok
minoritas dalam lingkup kekuasaan yang luas, dan tidak pernah menjajah negeri-
negeri arab. Keluarga penguasa memelihara keturunan mereka cara menikahi
Wanita-wanita yang non-muslim, dan memberikan hak kewarganegaraan secara
penuh kepada siapa saja yang menerima islam, memakai bahasa turki, dan
berkerja sama dengan penguasa.
Sistem rekrutmen pasukan dari remaja dan pemuda yang islam dilakukan
dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan militer dan layanan sipil. Dan juga
42
mampu menyaingi pesatnya pertumbuhan anak muda dari kalangan non-muslin.
Anak-anak muda yang berbakat dari kelompok Masyarakat yang ditaklukkan
dibawa ke ibu kota. Kemudian mereka diislamkan, diturkikan, dan digunakan
demi keagungan dan kemajuan Negara Turki Utsmaniyah.
43
َلُتفَتحَّن الُقسطنطينيُة ولِنعَم األميُر أميُرها ولنعم الجيُش ذلك الجيُش
“Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin a
dalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan p
erang saat itu“.
Dari hadits tersebut penulis bisa menyimpulkan bahwa kekuatan
militer di Turki Utsmani sangatlah terjamin dari fisik maupun iman-nya.
Oleh karena itu, aspek militer Turki Utsmani sangat berpengaruh terhadap
kemajuan Turki Utsmani.
3. Aspek Ekonomi
Faktor ekonomi sangatlah berpengaruh karena mustahil aspek
militer dan aspek politik tidak diiringi dengan ekonomi yang mencukupi.
Dengan ekonomi yang maju dan sangat memadai, kekuatan militer Turki
Utsmani bisa bertambah kuat dan juga senjata yang dimiliki pasukan Turki
Utsmani bisa menandingi Kerajaan-kerajaan lain.
4. Aspek Pemikiran
Dalam pemikiran orang-orang Turki Utsmani, mereka didasari
dengan ideologi islam yang meyakini semua hanya milik Allah SWT dan
segala perbuatan kita harus karena Allah SWT. Lalu segala perbuatan yang
dilakukan oleh Turki Utsmani juga didasari oleh syari’at islam. Oleh karena
itu Ketika Turki Utsmani menguasai sebuah wilayah yang penduduk
sebelumnya tidak beragama islam akan diberikan kebebasan dalam
beragama dengan syarat-syarat tertentu. Jadi, penulis menyimpulkan
dengan pemikiran Turki Utsmani yang masih berdasarkan syari’at islam
sehingga mereka tidak takut untuk menghadapi musuh dan memiliki
semangat yang tinggi dalam menyebarkan ajaran islam.
5. Aspek Sosial Politik
Turki Utsmani menjadi dinasti yang kuat karena di dukung juga ole
h struktur sosial politik yang kuat yaitu ‘Askeri (pendukung dan pelaksana
pemerintahan) yang terdiri dari pasukan Ghazi (orang-orang Turki yang me
njadi tulang punggung penaklukkan awal dan para administrator negara yan
g kebanyakan pasukan kavaleri) dan pasukan Jenissari (sukarelawan non T
44
urki sebagai kekuatan infantri dan artileri). Selain Ghazi, komponen penduk
ung yang tidak kalah pentingnya adalah Re’aya yaitu unsur produksi berbas
is pertanian yang dikembangakan oleh petani sebagai penopang pemerintah
an.
45
juga merupakan pendiri dan presiden pertama Republik Turki. Ideologinya yang
sekularis dan nasionalis. Setelah kekalahan Kesultanan Utsmaniyah di tangan
tantara sekutu, dan rencana-rencana berikutnya untuk memecah negara itu,
Mustafa Kemal memimpin gerakan nasional Turki dalam apa yang kemudian
menjadi perang kemerdekaan Turki.
46
meningkat walaupun tidak sampai menjadikan seluruh masyarakatnya beragama
islam.
47
turki pada masa reformasi juga terjadi pada segi politik, dan ditandai dengan
banyaknya pemikiran-pemikiran yang berbeda-beda serta adanya partai islam.
48
Adapun kemunduran Turki Usmani tersebut di atas disebabkan oleh
beberapa faktor sebagai berikut:
Meski pada akhirnya Turki Usmani jatuh, akan tetapi yang jelas telah banyak
memberikan sumbangan kepada dunia termasuk perjuangan Islam. Turki Usmani
merupakan kekhilafahan Islam yang paling berhasil menjaga politik Islam dan
paling bertahan dari serangan peradaban Barat ke dunia Islam. Di kalangan
negara-negara Eropa kekuatan Islam pernah dikenal dan disegani karena andil
Turki Usmani di masa kejayaannya.
49
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
50