Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Turki Modern ; Perubahan Budaya Khilafah Turki Menuju Republik


Turki
Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS
Mata Kuliah : Sejarah Islam di kawasan Turki
Dosen Pengampu: Prof. H.Amirul Hadi, M.A, Ph.D

Oleh:

Halwa Aulia Putri (11200220000048)

KELAS A
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmat dan pertolongan sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa selawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan ajaran Islam sehingga agama islam sekarang mengalami perkembangan yang
pesat menuju kemajuan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melatih kita agar terbiasa
menulis tentang penelitian sejarah walaupun hanya sederhana. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memperluas wawasan kita mengenai Sejarah Islam di kawasan Turki.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof.H.Amirul Hadi, M.A, Ph.D, selaku
dosen mata kuliah Sejarah Islam dikawasan Turki yang telah memberikan bimbingan
sehingga saya dapat memperluas wawasan saya mengenai Pelajaran-Pelajaran tentang
sejarah, dan mengucapkan terima kasih juga kepada setiap pihak yang telah mendukung serta
membantu penulis selama proses penyelesaian makalah..

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik konstruktif diharapkan demi mencapai kesempurnaan pada makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembaca dan menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua. Aamiin...

Tangerang, 15 Juni 2022

Halwa Aulia Putri

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................I

Daftar Isi.......................................................................................................II

Bab I: Pendahuluan......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...............................................................1


B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan Pembahasan......................................................................2

Bab II: Pembahasan.....................................................................................3

A. Kehidupan Multidimensional Turki Utsmani...............................3


B. Runtuhnya Khilafah Turki Utsmani.............................................4
C. Faktor Perubahan Budaya Turki...................................................6

Bab III: Penutup.........................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................11

Daftar Pustaka............................................................................................12

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Turki yang merupakan salah satu objek yang sangat menarik untuk menjadi bahan
penelitian. Dan peta sejarah Islam menyatakan bahwa, turki pernah menjadi pusat
kekuasaan dunia islam selama kurang lebih 8 abad dan sangat disegani bangsa eropa,
turki juga banyak menyimpan warisan sejarah dan salah satunya keunikan yang dimiliki
oleh turki adalah letak geografisnya yang diketahui bahwa Turki merupakan sebuah
mehara besar di kawasan Eurasia, dan wilayah turki terbentang dari semenanjung anatolia
di asia barat daya dan daerah balkan di eropa, dan turki berbatasan dengan laut hitam di
sebelah utara, bulgaria di sebelah barat laut, yunani dan laut aegea di sebelah barat,
georgia di timur laut, armenia, azerbajian dan iran di sebelah timur dan irak dan suriah di
tenggara dan laut mediterania di sebelah selatan, dan singkatnya turki yang
menghubungkan antara daratan eropa dan asia, juga turki merupakan perpaduan (melting
pot) antara barat dan timur.

Perjalanan Turki Utsmani dalam berbagai masa kemajuannya hinga akhirnya


mengalami sebuah kemunduran secara perlahan, dan setelah berkuasa selama 8 abad,
turki mengalami banyak kekalahan juga mendapat banyak serangan dari eropa, hal ini
terjadi karena barat dan eropa ingin menguasai dunia, dan kejadian itu berdampak kepada
kekuasaan khilafah turki utsmani yaitu kemunduran dan mendorong para sultan dan
peemerintahannya untuk melakukan perubahan.

Perubahan budaya adalah hal yang akan terus terjadi dan memunculkan dampak
positif dan negatifnya, dan setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki pemikiran
dan kemampuan yang selalu berkembang antar-waktu, apalagi Transformasi sebuah
masyarakat Islami ke dalam suatu masarakat Barat sudah pasti akan menimbulkan suatu
perubahan. Begitulah yang pernah terjadi dalam sejarah Turki. Kekalahan demi kekalahan
yang dialami oleh Turki Utsmani dari Barat menjadi faktor awal adanya pembaruan,
modernisasi dan westernisasi. Perubahan dalam sistem kekuasaan dan pemerintahan yang
terjadi di Turki merupakan salah satu hasil dari proses transformasi. Latar belakang
adanya upaya pembaruan dan perubahan di Turki memunculkan adanya gerakan-gerakan
yang memicu adanya upaya pembaharuan seperti era Tanzimat tahun 1836, revolusi Turki

1
Muda tahun 1908, pertumbuhan nasionalisme dan pembentukan Republik Turki tahun
1923.

Pengertian Transformasi Budaya adalah peribahan yang mengarah pada konsep,


bentuk, fungsi, dan sifat budaya, untuk menyesuaikan dengan konstelasi dunia. 1
Transformasi budaya akan dipahami sebagai suatu perubahan yang diarahkan untuk
tujuan tertentu. Meskipun demikian, arah transformasi budaya mencakup berbagai aspek
yaitu politik, agama dan sosial. Program sekularisasi di Turki yang di lakukan oleh rezim
Kemalis bertujuan untuk mengganti kebudayaan Islam dengan kebudayaan Barat. Dan
penulisan ini akan memfokuskan tentang perubahan budaya khilafah turki menuju
republik turki.

A. Rumusan Masalah
1) Menjelaskan bagaimana proses perubahan budaya yang ada di Turki
berdasarkan aspek politik dan agama sejak masa khilafah Turki Utsmani menuju
Republik Turki Modern?
2) Bagaimana faktor-faktor perubahan budaya di Turki Utsmani?

B. Tujuan Pembahasan
Bersumber pada rumusan masalah yang telah disusun diatas, maka tujuan dalam menulis
makalah ini sebagai berikut :
1) Menjelaskan tentang gambaran umum kehidupan multidimensional Turki
Utsmani
2) Menjelaskan tentang faktor-faktor penyebab perubahan budaya di Turki
Utsmani

1
Mardimin, Johannes. 1994. ”Jangan Tangisi Tradisi Transformasi Budaya Menuju Masyarakat Indonesia
Modern”. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kehidupan Multidimensional Turki Utsmani

Turki Utsmani adalah dinasti Utsmani yang merupakan kerajaan Islam terbesar yang
berkuasa pada abad ke-13 sampai dengan awal abad ke-20. Kekhalifahan yang biasa
disebut dengan Ottoman ini didirikan oleh Osman 1 atau Usman 1 pada 1299, dan dinasti
Utsmani ini berasal dari suku pengembara Qayigh Oghuz yang dipimpin oleh Sulaiman
Syah. Utsman bin Ertoghorl adalah pendiri Turki Utsmani. Khilafah Turki Utsmani
banyak melakukan usaha ekspansi sebagai upaya perluasan wilayah kekuasaan dari
pertama berdiri. Putra Utsman, yaitu Orkhan memetintah pada tahun 1326-1360 M, ia
membentuk pasukan yang tangguh kemudian dikenal dengan Inkisyariyah/Jannisary
(Organisasi militer baru yaitu pengawal elite dari pasukan turki yang kemudian
dihapuskan pada tahun 1826) untuk membentengi kekuasaan.2

Dan keberhasilan Turki Utsmani dalam melakukan perluasan wilayah ternyata


membuat eropa gelisah, sehingga Kristen pada saat itu di Eropa menyatakan perang, hal
tersebutlah yang memicu terjadinya sebuah perubahan di kekuasaan Turki Utsmani.
Keberhasilan menaklukan konstatinopel merupakan sejarah gemilang bagi umat Islam
pada masa Turki Utsmani, dengan demikian usaha menaklukan atas kerajaan Romawi
Timur yang dimulai sejak zaman Umar bin Khattab telah tercapai, Konstatinopel
dijadikan ibu kita kerajaan dan namanya diubah menjadi Istanbul (Tahta Islam),
kejatuhan Konstatinopel ini memudahkan tentara Utsmani Menaklukan wilayah lainnya
seperti, Serbia, Albania dan Hongaria.

Sekalipun Konstatinopel telah jatuh ditangan Utsmani dibawa kekuasaan Muhammad


Al-Fatih, namun umat kristen sebagai penduduk asli daerah tersebut tetap diberikan
kebebasan beragama, bahkan mereka dibiarkan memilih ketua-ketua yang dilantik oleh
Sultan. Raja Turki Utsmani memiliki Julukan atau gelar yaitu Sultan atau Khalifah,
struktur masyarakat Turki Utsmani sangat heterogen, sebagian besar masyarakat Turki
menganut agama Islam, dan selebihnhya Kristen dan non Muslim, dan Islam sangat
berkembang pesat di Turki Utsmani.

2
Muhammad Asra;Dewi Suci Cahaya Yusuf, “Dinasti Turki Utsmani”, 2018, Jurnal Ushuluddin adab dan Dakwah

3
Perluasan pasar Eropa menyebabkan penurunan produksi industri dalam negri
kekaisaran Ottoman, dominasi perdagangan Eropa menyulitkan pengembangan produksi
lokal untuk menjangkau pasar, baik didalam negeri maupun di pasar Eropa. Dimulai dari
sini kemudian kekuatan asing menggunakan kelompok agama untuk melegitimasi
intervensi mereka terhadap Turki Utsmani dan menghancurnya dari dalam.3

B. Runtuhnya Khilafah Turki Utsmani

Pada 3 Maret 1924, Khilafah Islamiyah resmi ditiadakan, ketika hilangnya sistem
khilafah berarti hilang juga sistem peradaban Islam yang menyatukan Dunia Islam
dibawah satu kepemimpinan berlandaskan syariat Islam. Telah disepakati oleh para ahli
bahwa zaman Khalifah Sulaiman al-Qanuni merupakan zaman kejayaan dan kebesaran
Khilfah Turki Utsmani, pada masa ini juga khilafah utsmani telah jauh meninggalkan
negara-negara eropa di bidang miloter, sains, dan politik. Sayangnya setelah Sulaiman al-
Qanuni meninggal dunia, khilafah mulai mengalami kemerosotan terus menerus.

Menurut Miftah, didalam Internal ada dua faktor utama penyebab kemunduran
khilafah Utsmaniyah. Yaitu :

 Buruknya pemahaman Islam


 Kesalahan dalam menerapkan Islam

Tetapi ada yang berpendapat lain, melihat tiga hal kehancuran Turki Utsmani yaitu :
melemahnya sistem birokrasi dan kekuatan milter, kehancuran perekonomian kerajaan
dan munculnya kekuatan baru di daratan Eropa serta serangan balik terhadap Turki
Utsmani. Dan adapun faktor-faktor keruntuhan dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu
secara internal dan eksternal.

 Faktor Internal

1. Luasnya wilayah kekuasaaan dan buruknya sistem pemerintahan yang ditangani


oleh orang-orang berikutnya yang tidak paham, hilangnya keadilan, menyebarluas
tentang korupsi dan meningkatnya kriminalitas, itu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap keruntuhan kerajaan Turki Utsmani.

3
Sri Mulyati,”Tranformasi Budaya dari Khilafah Turki Utsmani menuju republik turki modern 1830-1950”,
2014, Jurnal CMES Volume VII No.1

4
2. Keadaan penduduk serta kehidupan yang istimewa dan bermegah-megahan

3. Menurunnya perekonomian negara akibat pemborosan harta dan peperangan


Turki Utsmani yang terus menerus mengalami kekalahan.

 Faktor Eksternal

1. Munculnya gerakan nasionalisme yang membuat bangsa-bangsa yang tunduk


pada kerajaan Turki Utsmani yang berkuasa mulai menyadari kelemahan
kekuasaan tersebut. Sehingga, di Mulailah usaha-usaha untuk melepaskan diri dari
pemerintah Turki Utsmani.

2. Adanya kemajuan teknologi barat, khususnya dalam bidang persenjataan.


Dimana sistem kemiliteran bangsa barat lebih maju dibanding dengan kerajaan
Turki Utsmani oleh sebab itu saat terjadi kontak senjata maupun peperangan
tentara turki slalu mengalami kekalahan. Dan juga Turki Utsmani sangat tidak
mendukung berkembangnya ilmu pengetahuan.

3. Pengaruh kehidupan barat yang masuk ke istana. Penyimpangan orientasi


mereka membuat terlena dengan keluasan wilayah sehingga membuat mereka
meninggalkan perkembangan pendidikan dengan berdasarkan agama islam. Turki
Utsmani mulai bergerak ingin merubah hidupnya menjadi lebih baik dan muncul
paham kapitalisme individual. 4

Dan dampak setelah keruntuhan khilafah terhadap Umat Islam adalah terpecah belah
umat islam menjadi negara-negara kerdil berdasarkan konsep nasionalisme dan
patriotisme mengikuti letak geografisnya yang berbeda-beda, yang sebagian besarnya
sebenarnya berada dibawah kekuasaan musuh yang kafir. Kaum kafir dengan ceoat
mengganti undang-undang dan peraturan Islam yang diterapkan di negeri-negeri Islam
dengan undang-undang dan peraturan Kafir mereka. Kaum kafir segera mengubah
kurikulum pendidikan untuk mencetak generasi-generasi baru yang mempercayai
pandangan hidup Barat, namun sebaliknya memusuhi Akidah dan Syariat Islam,
terutama dalam masalah Khilafah. Perjuangan untuk mengembalikan Khilafah serta
mendakwahkannya kemudian dianggap sebagai tindakan kriminal atau terorisme yang
dapat dijatuhi sanksi oleh undang-undang.

4
Miftahul Jannah, “Runtuhnya Khilafah Turki Utsmani 3 Maret 1924”, 2019, Journal of History

5
C. Faktor Perubahan Budaya Turki

Faktor ini diawali dengan adanya proses kemunduran hingga kejatuhan kerajaan Turki
Utsmani yang berlangsung sangat lama kurang lebih 3 abad, dan faktor ininjuga terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu Eksternal dan Internal :

 Faktor internal

Faktor ini mencakup adanya kelemahan dalam prajurit Turki Utsmani sehingga
banyak menhalami kekalahan. Dan banyaknya wilayah yang berada di bawah
kekuasaan Turki Utsmani yang melakukan pemberontakan dan akhirnya
melepaskan dirinya. Dan adanya penguasa yang tidak pandai sehingga paham
hedonisme masuk dan menyebar dikalangan kekuasaan Turki Utsmani

 Faktor Eksternal

Faktor ini mencakup luasnya wilayah kekuasaan turki ustmani yang akhirnya
tidak mampu dikendalikan oleh pusat, dan banyaknya peperangan dan ekspansi
Eropa yang terjadi pada masa Turki Utsmani. Dan adanya ilmu pengetahauan dan
teknologi yang berkembang pesat. Tumbuhnya gerakan nasionalisme di turki.
Adanya upaya adopsi kepada barat dengan melakukan inovasi dan perubahan
didalam Turki.

Selain faktor perubahan budaya, ada juga perubahan simbol-simbol kultural, Sejarah
gerakan pembaruan Turki Utsmani merupakan pergulatan panjang antara kaum Islamis
dan pelaku westernisasi, yang dimana pada saat itu konsep pemikiran kelompok
westernis adalah Ulama tradisional telah membawah umat Islam pada kondisi fatalis,
yakni sangat tergantung pada paham keagamaan tradisional. Paham tradisional dalam
banyak hal telah mengantar Turki pada kemunduran, misalnya menyerah total pada
nasib. Kelemahan umat Islam pada masa itu bukan tetrletak pada ajaran Islam, tetapi
pada sistem sosial dan kekhalifahan. Yang harus diubah adalah kerajaan Usmani, bukan
Sultan. Begitu pula Islam, yang harus diubah adalah umatnya. Mereka dijangkiti sikap
bodoh,malah, dan patuh yang membabi buta pada ulama, walaupun ulama tersebut bodoh
Westernisasi lebih dekat dengan Barat, sangat mungkin dalam mengeluarkan ide
pembaruan kaum resternis banyak menyerap ide-ide Barat secara langsung dan
sempurna.5
5
Anis Bahtiar, “Islamisme, Westernisme, dan Nasionalisme : Tinjauan sosiologis tiga aliran pembaruan Turki”,
Tri bakti, 2005

6
Gerakan nasionalis dibawa kepemimpinan kemal, bertujuan untuk menciptakan
ideologi gerakan yang bisa memberi legitimasi politik kepada rezim nasional, dan
otoritas negara yang menguasai para anggota individu di masyarakat maupun kelompok
etnis, kelompok agama, serta identitas sosial yang merupakan agen bagi mobilisasi
masyarakat. Beberapa perubahan sekuler inilah yang merupakan tranformasi budaya
yang berhasil dilaksanakan pada dekade pertama setelah berdirinya republik turki pada
tahun 1923.

Program tranformasi budaya dalam upaya sekularisasi itu menempuh 4 fase yaitu :

 Sekularisasi Simbolis.
Maksudnya adalah melakukan tranformasi pembaruan dalam aspek kebudayaan
nasional atau kehidupan sosial yang memiliki identifikasi simbolis Islam. Dan
juga tranformasi dalam konotasi serangkaian simbol yang bersifat tradisional
menuju simbol yang bersifat modern. Pada perubahan ini yang menjadi salah satu
aspek penting terhadap perubahan yang telah terjadi, khususnya pada perubahan
dari Khalifah Turki Utsmani menjadi Republik Turki, yang ideologinya berubah
menjadi sekuler. Contoh simbol yang paling kultural adalah agama dan bahasa
 Sekularisasi Institusional
Maksudnya adalah perubahan-perubahan tatanan organisasi yang dirancang untuk
menghilangkan kekuatan institusional Islam. Dan sekularisasi ini melibatkan
upaya untuk merubah gerakan westernisasi masyarakat turki dengan mengubah
segala simbol tradisional seperti penghapusan khilafah tahun 1924, pembaruan
tersebut telah diawali dengan adanya beberapa gerakan pembaruan Turki seperti
Tanzimat, gerakan tersebut mendorong semangat nasionalisme yang pada
akhirnya melepaskan identitas sebagai muslim, Tranformasi budaya sekularisasi
institusional merupakan aspek paling kontroversional dari kebijakan-kebijakan
pembaruan yang dilakukan dikalangan masyarakat turki.
 Sekularisasi Fungsional
Maksudnya adalah melakukan perubahan-perubahan fungsi khusus didalam
institusi-institusi keagamaan dan pemerintah. Dan hal ini bertujuan untuk
melemahkan kekuatan organisasi Islam serta membatasi keterlibatan organisasi
keagamaan dalam pemerintah dan politik. Dan pada sekularisasi fungsional ini
dalam sistem peradilan, yang terakhir dilakukan pada tahun 1924 dengan
dihapusnya pengadilan-pengadilan syariah, yang kemudian sistem peradilan

7
kementerian kehakiman dan pemberlakuan undang-undang sekuler saja. Akibat
dari adanya perubahan-perubahan tersebut bahwa institusi agama kehilangan
fungsi-fungsi yudisial yang dimiliki sebelumnya. Akibatnya, konsiderasi-
konsiderasi religius tidak lagi berperan dalam proses-proses hukum.
 Sekularisasi Hukum
Maksudnya adalah perubahan dalam struktur hukum masyarakat dan pemerintah.
Sekularisasi hukum sudah mendapatkan momentum nya sejak Tanzimat,
peraturan hukum yang berdasarkan Syari‟ah masih berlaku. Pemerintahan rezim
Kemalis melakukan usaha pada tahun 1922-1923 untuk mengubah sistem hukum
dengan dibentuknya komisi-komisi khusus oleh Kementerian Kehakiman untuk
menyusun kerangka dasar bagi serangkaian perundang-undangan baru yang
bersifat sekuler.6

Adanya perubahan budaya yang diupayakan bersama program sekularisasi di Turki


mmeiliki dampak, dan prosesnya memiliki banyak dimensi, dan kita dapat
mengidentifikasi dimensi-dimensi itu sebagai separasi negara, ekspansi negara,
transvaluasi negara, dan dominansi negara. Puncak terbentuknya negara turki sekuler
adalah pada masa kepimpinan Mustafa Kemal Ataturk.

Adapun perubahan budaya dalam bidang agama, yang dimana agama adalah faktor
utama dalam menjadi hidup untuk sebagaian manusiam karena dengan tuntutan agama
kita bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan pedoman ajaran agama yang kita
percaya. dan agama tidak pernah lepas dalam kehidupam bernegara. Dan dalam upaya
menuju masa dimana kita agama terpisah dari negara, terutama di Turki telah terlihat
melakukan perubahannya secara bertahap, ada tiga tahapan, yaitu : Periode sebelum
berdirinya Republik Turki, dimana tokoh yang berpengaruh pada masa itu adalah Ziya
Gokalp (1987-1924), dan tahap kedua adalah periode berdirinya Republik Turki dan
tokoh yang berpengaruh pada masa itu adalah Mustafa Kemal Ataturk (1881-1938). Dan
periode terakhir adalah peridoe pasca kematian Mustafa kemal Ataturk, dimana tokoh
yang berpengaruh adalah Ismet Inonu (1884-1973)7

Perubahan Budaya dalam bidang Pendidikan, pendidikan memiliki peran penting


dalam suatu bangsa dan negara sebagai ujung tombak dalam menciptakan sumber daya

6
Sri Mulyati, “Tranformasi Budaya Dari Khilafah Turki Utsmani Menuju Republik Turki Modern 1830-1950”,
Jurnal CMES Vol.VII, No.1, 2014
7
Tutur Furqon, “ Reformasi Kebudayaan di Republik Turki (1923-1950)”, FIB UI, 2012

8
manusia yang berkualitas, peran pemerintah yang sangat penting dalam pendidikan
berkaitan pula dengan pemimpin yang sedang berkuasa dalam pemerintahan saat itu. Hal
ini disebabkan karena institusi pendidikan merupakan lembaga sosialisasi politik bagi
negara, maka dari itu ketika reformasi budaya dari khilafah ke republik banyak
menyebarkan ideologi nasionalis dan gerakan revolusoner yang dimana pada saat itu
banyak penghapusan sekolah-sekolah keagamaan, menghapus pendidikan agama di
sekolah formal, mendirikan sekolah agama milih pemerintah.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi dalam sebuah perubahan, salah satunya
adalah Tokoh Perubahan, Seorang tokoh perubahan sangat memiliki peran untuk
menentukan kemana arah suatu perubahan tersebut, dan pastinya para tokoh memiliki
tujuan dengan menginginkan perubahan kearah yang lebih baik. Seorang tokoh reformasi
atau disebut reformis, bisa melakukan reformasi dengan menghilangkan atau mengganti
kebudayaan sebelumnya untuk mencapai suatu kebudayaan yang baru. Pembaruan dalam
segi budaya tersebut sangat sulit sehingga para reformis harus berusaha keras untuk
mencapai tujuannya, dan jadi seorang reformis ini harus memiliki pengaruh yang kuat
pada masyarakat, untuk mengajak masyarakat melakukan reformasi.

Adapun tiga tokoh reformis adalah :

1. Ziya Gokalp (1912-1923)

2. Mustafa Kemal Ataturk (1923-1938)

9
3. Ismet Inonu (1938-1950)

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan budaya adalah hal yang akan terus terjadi dan memunculkan
dampak positif dan negatifnya, dan setiap individu atau kelompok masyarakat
memiliki pemikiran dan kemampuan yang selalu berkembang antar-waktu, apalagi
Transformasi sebuah masyarakat Islami ke dalam suatu masarakat Barat sudah pasti
akan menimbulkan suatu perubahan. Begitulah yang pernah terjadi dalam sejarah
Turki. Kekalahan demi kekalahan yang dialami oleh Turki Utsmani dari Barat
menjadi faktor awal adanya pembaruan, modernisasi dan westernisasi.
Hadirnya Ide modernisasi dan westernisasi menyebabkan Turki kehilangan
kendali dan bermaksud untuk mengubah diri menjadi Barat yang Modern Ada suatu
dorongan untuk menghilangkan kekuasaan kekhalifahan Turki Utsmani dan
menggantinya ke arah yang lebih maju. Maka, ketika kekhalifahan Turki Utsmani
sudah tidak bisa mempertahankan kekuasaannya, akhirnya diproklamirkan negara
baru yang berbentuk Republik Turki Modern yang berasaskan nasionalisme dengan
sistem sekular. Dan dapat disimpulkan perubahan budaya turki ini disebabkan karena
beberapa faktor, yaitu : 1. faktor masuknya kebudayaan luar yang mengubah tata nilai
antara lain disebabkan oleh proses komunikasi dan interaksi yang bersifat universal.
2. faktor kreativitas internal dan ditandai dengan penemuan-penemuan baru dalam
kehidupan. 3. Tekanan dari luar seperti budaya barat. 4. Perubahan dari dalam berupa
inovasi pembaruan dan perubahan. Selain yang menjadi peran penting dalam
tranformasi budaya itu karena adanya tokoh reformasi, adapun 3 tokoh tersebutadalah,
pada periode sebelum berdirinya Republik Turki, dimana tokoh yang berpengaruh
pada masa itu adalah Ziya Gokalp (1987-1924), dan tahap kedua adalah periode
berdirinya Republik Turki dan tokoh yang berpengaruh pada masa itu adalah Mustafa
Kemal Ataturk (1881-1938). Dan periode terakhir adalah peridoe pasca kematian
Mustafa kemal Ataturk, dimana tokoh yang berpengaruh adalah Ismet Inonu (1884-
1973).

11
DAFTAR PUSTAKA

Asra, M, dkk. (2018). Dinasti Turki Usmani. Jurnal Ushuluddin Adab dan Dakwah.
Bahtiar, A. (2005). Islamisme, Westernisme, dan Nasionalisme : Tinjauan Sosiologis Tiga
Aliran Pembaruan di Turki. Tribakti.
Djalil, M. B. (2017). Kemunduran dan Perkembangan Politik Turki Uthmani. Jurnal
Lentera : Kajian Keagamaan, keilmuwan, dam Teknologi.
Furqon, T. (2012). Reformasi Kebudayaan di Republik Turki (1923-1950). FIB UI.
Hotimussallam, M. (2020). Re-Interpretasi kisah israiliyyat dalam historiografi islam awal.
Ciputat: Cinta Buku Media.
Jannah, M. (2019). Runtuhnya Khilafah Turki Utsmani 3 Maret 1924. Jurnal of History.
Majdi, A. L. (2017). Historiografi Arab Pra Islam. ResearchGate.
Mokodenseho, s. (2017). Historiografi Arab Pra Islam. AcademiaEdu.
Mulyati, S. (2014). Tranformasi Budaya dati Khilafah Turki Utsmani Menuju Republik Turki
Modern (1830-1950). Jurnal CMES.
Muzhiat, A. (2019). Historiografi Arab Pra Islam. Tsaqofah : Jurnal Agama dan Budaya.
Putri, R, dkk. (2021). Peradaban dan Pemikiran Islam pada masa Turki Utsmani. Tazkir :
Jurnal Penelitian ilmu-ilmu sosial dan keislaman.
Uliyah, T. (2021). Kepemimpinan Kerajaan Turki Utsmani Kemajuan dan Kemundurannya.
Jurnal An-Nur Kajian Pendidikan dan Ilmu keislaman.
Yatim, B. (1997). Historiografi Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Yunus, M. M. (2021). Pengatuh Turki Terhadap Sosio-Budaya dunia Melayu. Jurnal
Pengajian Melayu.
Z.A, Tabrani. (2016). Perubahan Ideologi Keislaman Turki ( Analisis Geo-kultur Islam dan
Politik pada Kerajaan Turki Utsmani). Jurnal Edukasi.

12

Anda mungkin juga menyukai