Anda di halaman 1dari 6

Nama : Halwa Aulia Putri (11200220000048)

Mata kuliah : Masyarakat Muslim Indonesia

Dosen pengampu : Prof. Dr. Jajat Burhanuddin, M.A

ISU ISU KONTEMPORER DALAM MASYARAKAT MUSLIM

Para pemikir intelektual muslim modern tidak puas dengan cara cara yang ditunjukan oleh kam
intelektual sekuler yang bru maupun ulama tradisional. Pandangan sekularis tidak memberikan
hasil yang memuaskan dengan menjadikan budaya salah satu identitas intelektual masyarakat
muslim Indonesia.

Bukan hanya itu di akhir abad ke 19 yang dimaksud barat melakukan sesuatu dengan cara
modern melainkan dominasi kekuasaan dan kontrol terhadap masyarakat muslim sehingga
intelektual yang menjadi sekuler dianggap sebagai agen imperalisme, akan tetapi banyak
kelompok berpendidikan menyadari pentingnya reformasi dan modernisasi. Pada alternative ini
beberapa orang yang bekerja untuk menciptakan pendekatan muslim pada modernitas yang asli
islami dan efektif modern.

Keragaman masyarakat muslim Indonesia semakin menarik apabila masuk kedalam konteks
perubahan Indonesia kontemporer. Indonesia kontemporer ini ditandai dengan beraneka ragam
perubahan yang ternyata bersangkut paut secara mendasar terhadap kehidupan masyarakat islam.
Salah satu indicator bahwa islam Indonesia kontemporer sedang dilanda perubahan dan
keragaman yaitu ramainya perbincangan disekitar radikalisasi dan dideradikalisasi.

Selepas keruntuhannya masa orde baru pada tahun 1998 ternyata memberi peluang terhadap
munculnya berbagai kelompok keagamaan yang berhaluan keras seperti hizbut tahrir Indonesia
(HTI) yang disebut juga sebagi gerakan islam tradisional (GTI) karena memiliki jejaring yang
melintasi batas batas Negara. Kemudian ada aliran ahmadiyah yang berkembang dengan
menyebarkan pahamnya diwilayah Indonesia.

Pembacaan terhadap islam Indonesia diera kontemporer perlu juga ditunjukan pada kelompok
keagamaan garis keras yang menebar aksi terror diberbagai wilayah di Indonesia, keberadaannya
dapat disimpulkan sebagai bentuk perkembangan paling ekstrim dan menakutkan dari kelompok
keagamaan radikal karena mengakibatkan korban nyawa dari kalangan sipil dan orang orang
yang tidak berdosa. Hal ini juga menimbulkan kerugian secara material dan menimbulkan
kekhawatiran dan ketakutan dari masyarakat.

Islam di Indonesia sebenarnya merupakan islam yang toleran, modern, moderat dan pluralistic
dan terkadang Indonesia disebut juga dengan Islamicist, dan sampai saat inipun Indonesia belum
bisa steril dari islam radikal dan ancaman terorisme. Maka dari itu untuk mengatasinya
dibutuhkan pendekatan secara menyeluruh.

Peran lembaga pendidikan diharapkan dapat melakukan deradikalisasi terutama yang dikelola
umat islam sehingga wajah islam Indonesia tetap terlihat ramah, toleran, moderat, namun tetap
memiliki martabat dimata dunia. Untuk memperkuat peran kita perlu melakukan pendekatan
seperti memahami beragam kelompok islam.

1) Islam Liberal
Islam ini mempunyai arti kebebasan tanpa batas, bahkan disetarakan dengan sikap
primitive yaitu sikap menolerir setiap hal tanpa mengenal batas yang pasti1. Dengan
adanya cara pandang seperti itu membawa dampak negatif terhadap keberagaman yang
sudah terlembaga.
Islam liberal muncul untuk menyeimbangkan neraca antara bahasa kewajiban dengan
kebebasan hak, tujuannya adalah mengangkat martabat kemanusiaan, meskipun istilah ini
tidak datang dari dunia islam melainkan dari dunia barat, tetapi setelah itu nilai nilai
islam beradaptasi dengan paham liberalism sesuai dengan situasi dan budaya islam liberal
juga sering dilawankan dengan islam radikal. Kedua ini mengandung konotasi itu
dikalangan kaum muslimin sendiri bersifat pejorative, sebagian cenderung menolak
kategorisasi semacam ini dengan alasan bahwa islam itu satu tidak bisa dibagi bagi
dengan memberikan kata sifat tertentu. Namun harus diakui bahwa secara sosiologis
fenomena pemahaman dan ideology, pengkategorisasian “islam radikal” dan sebaliknya
“islam liberal” adalah sebuah kenyataan2.
Islam liberal merujuk kepada keadaan atau sikap orang atau gerakan tertentu yang
bersedia menghargai gagasan atau perasaan orang lain, yang juga mendukung perubahan-
perubahan sosial, politik dan keagamaan melalui pembebasan dalam pemikiran dunia dan
mempunyai sikap literal,dogmatis. Dan bagi beberapa kelompok tertentu menyebutkan
bahwa islam liberal itu adalah sebuah wacana yang cenderung bersifat lebih kebarat
baratan. Oleh karena itu, islam liberal dipandang mencurigai karena dianggap akan
membawa kesan buruk bagi kelangsungan otentiti ajaran islam.
Tujuan adanya pemikiran liberalism ini ada hal; pertama untuk pembaharuan pemahaman
keislaman dalam rangka menyalaraskan pemahaman keagamaan dengan perkembangan
masa atau zaman. Kedua untuk mensosialisasikan informasi yang benar tentang islam hal
ini bertujuan untuk meluruskan terhadap citra islam,
Kaum fundamentalis dan ortodoks menolak pahaman liberal ini dengan mengatakan
bahwa liberalism adalah paham yang menganut asas kebebasan tanpa batas dengan tidak
menghiraukan nilai moral dan orang lain

2) Islam dan Terorisme


1
Al-afkar,”Pemikiran isu isu kontemporer dalam dunia keislaman”Journal for Islamic studies,Vol.2,No.1,Januari
2019
2
Lukman Hakim,”mengenal pemikiran islam liberal”Journal substantia,Vol.14,No.1,April 2011
Definisi terorisme ini tidak ditemukan dari golongan ulama-ulama terdahulu, terorisme
ini sering disangkut pautkan dengan aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok
kelompok yang illegal atau yang tidak diakui oleh pemerintah berupaya untuk
mendapatkan kekuasaan.
Terror berasal dari bahasa latin “terrere” artinya menimbulkan rasa gemetar dan cemas.
Terorisme ini berarti menakut-nakuti, secara umum yang digunakan dalam pengertian
politik yaitu sebagai serangan terhadap tatanan sipil. Adapun menurut bahasa terorisme
adalah melakukan sesuatu yang menyebabkan orang menjadi panik,takut,gelisah,tidak
aman dan menimbulkan gangguan dalam bidang kehidupan dan interaksi manusia-
mansia, sedangkan menurut syariat, terorisme adalah segala sesuatu yang menyebabkan
goncangan keamanan, pertumpuhan darah, kerusakan harta atau pelampauan batas
dengan berbagai bentuk.
Dalam sejarah Islam dikenal kelompok sempalan sekte Assassin pecahan kelompok
Syî‟ah Ismâ‟îliyyah yang membolehkan pembunuhan terhadap lawan-lawan politiknya
dari Bani Saljuk yang mereka klaim telah sesat pada abad ke-11 dan ke-13. Tindakan
mereka ini oleh sebagian sejarawan dikategorikan sebagai aksi terorisme3
Diambil dari catatan sejarah yang melanda umat islam saat ini yaitu terdiri dari 2 perkara:
terorisme fisik contohnya : peledakan,penculikan,bom bunuh diri, dan yang kedua
terorisme ideologi contohnya pemikiran atau pemahaman.
3) Islam dan Pluralisme
Pluralisme berasal dari kata “plural” yang berarti banyak/lebih dari satu. Dalam kajian
filosofis, pluralism diberi makna sebagai doktrin, bahwa subtansi hakiki itu tidaklah satu
(monoisme), tidak pula dua (dualisme), melainkan banyak (jamak).
Pengertian pluralism agama yang pernah diajarkan juga dipraktikan oleh Rasulullah saw,
pluralism agama yang berarti “hidup bersosial kemasyarakatan secara baik, rukun dan
damai dengan penganut agama lain”, bukan berarti dalam pluralisme agama artinya
membenarkan semua agama mampu menghantarkan mansia kepada kemuliaan dan
keselamatan sejati dan abadi. Tentu saja yang dilakukan oleh Rasul saw tidak pernah
bertentangan oleh al-qur’an.
Ketika semua agama dipandang sebagai jalan yang sama-sama sah untuk menuju tuhan-
siapapun dia, apapun nama dan sifatnya maka muncullah pemikiran bahwa untuk menuju
tuhan bisa dilakukan dengan cara apa saja, syariat dipandang sebagai hal yang tidak
penting sedangkan yang penting adalah aspek batin (esoteris)4.
Contoh dari tokoh pembaruan islam di Indonesia yaitu, Prof. Dr. Nurcholish Madjid, ia
mengatakan bahwa ada tiga sikap dialog agama yang dapat diambil. Yaitu : -Sikap
eksklusif dalam melihat agama lain –Sikap Inklusif -Sikap pluralis (yang bisa terekspresi
dalam macam-macam rumusan).

3
Kasjim selenda,”Terorisme dalam perspektif hukum islam”Jurnal studi keislaman,Vol.XIII,No.1,Juni 2009
4
Adian Husaini,”Bahaya pluralisme agama” ( https://tinyurl.com/y7mx2j4l )
Maka dari itu kaum pluralisme agama sangat marah dengan keluarnya fatwa MUI, tahun
2005, yang mengharamkan paham pluralisme agama. Kalau persoalan agama biarlah
tuhan yang menetukan.
4) Islam dan Kesetaraan Gender
Perempuan dan laki laki diciptakan semartabat secara teologis,namum realitas kultural
agama antara keduanya sering terjadi ketidak adilan yang menimbulkan kekerasan
terutama bagi kaum perempuan dimasyarakat.
Salah satu tema sentral sekaligus prinsip pokok ajaran islam adalah egalitarian yaitu
persamaan antar manusia bagi laki laki maupun perempuan. Hal ini disebutkan dalam
Q.S al hujurat : 13

ِ ‫ن َأ ْك َر َم ُك ْم عِ ْن دَ هَّللا‬
َّ ‫ار فُ وا ۚ ِإ‬ ُ ‫اك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأ ْن َث ٰى َو َج َع ْل َن‬
ُ ‫اك ْم‬
َ ‫ش ُع و ًب ا َو َق َب اِئ َل لِ َت َع‬ ُ َّ‫َي ا َأ ُّي َه ا الن‬
ُ ‫اس ِإ نَّ ا َخ لَ ْق َن‬

ٌ ِ‫ن هَّللا َ َع ل‬
ٌ ‫يم َخ ِب‬
‫ير‬ ُ ‫َأ ْت َق‬
َّ ‫اك ْم ۚ ِإ‬
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Konteks Khalifatullah fil-Al ardh, secara terminologis berarti “kedudukan kepimpinan”


ini berarti bahwa semua laki laki dan perempuan diamanatkan menjadi pemimpin, akan
tetapi bila dicermati lebih lanjut ternyata ada nash Al-qur’an maupun hadist yang
berdimensi maskulin dan sedikit menyorot masalah misogoni, sementara agama islam
diyakini sebagai rahmat untuk semua manusia tanpa membedakan jenis kelamin5

Agama sering dituduh sebagai sumber ketidak adilan dalam masyarakat termasuk ketidak
adilan relasi antara laki laki dan perempuan yang sering disebutkan dengan ketidak adilan
gender. Padahal islama adalah agama yang memihak kaum perempuan contohnya
“poligami” beberapa pendapat poligami itu boleh, tetapi jika dikaji lebih dalam. Berikut
ini ayat tentang poligami : (nikahilah dua atau tiga atau empat perempuan yang baik Ayat
ini jangan dipotong di situ saja, umumnya orang memotong sampai penggalan ayat
tersebut. Padahal, ada sambungannya yang sering dilupakan. Lanjutannya berbunyi :
(sekiranya kamu khawatir tidak dapat berlaku adil, maka kawini satu perempuan saja)
Maksud dari adil disini tidak hanya berupa materil tapi immaterial termasuk cinta, kasih
sayang, perhatian dan lain sebagainya.

Jadi, yang dituntut dalam ayat ini yang sering dijadikan justifikasi teologi poligami
tersebut adalah keadilan immaterial. Sedangkan dalam al-qur’an disebutkan bahwa
“engkau (suami) tidak akan mampu berbuat adil atas perempuan meski engkau telah
berusaha keras”. Jaddi keadilan itu tidak akan terwujud melalui poligami. Banyak juga
Nabi saw yang tidak membolehkan. Sebagai contoh, ketika ali meminta izin menikah
5
Sarifa suhra,”kesetaraan gender dalam perspektif al-qur’an dan implikasinya terhadap hukum islam”jurnal al-
ulum,Vol.13,No.2,Desember 2013
Juwaryyah, Rasulullah langsung menolak. Islam tidak hanya memihak perempuan tapi
juga memandang persamaan laki-laki dan perempuan. Salah satu misi Rasulullah , adalah
mengangkat hak dan martabat perempuan, bahkan disimpulkan bahwa islam adalah
agama yang ramah dengan perempuan
Kesimpulan.

- Islam liberal adalah sebuah ideologi yang lebih menekankan pada kebebasan Individu
dalam mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran islam
- Isalm dan terorisme adalah sebuah ajaran dan aktivitas untuk menciptakan
kekhawatiran dengan tujuan mengubah kebijakan menjadi kekerasan
- Islam dan pluralisme adalah salah satu konsep fundamental yang muncul sejalan
dengan berbagai kebutuhan masyarakat modern
- Islam dan kesetaraan gender adalah bagian dari gerakan kaum perempuan yang
berusaha untuk mendapatkan haknya agar mendapatkan pengakuan yang sama dalam
kehidupan sosial,individu dan pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai