Anda di halaman 1dari 25

PRANATA SOSIAL TENTANG HAM DAN DEMOKRASI

DALAM ISLAM (KEL. 12)

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dalam perspektif islam sebagaimana
yang dikonsepsikan al-quran. Hak asasi manusia dengan hak-hak allah swt, hal ini
menunjukkan bahwa konsep hak asasi manusia dalam pandangan islam bukanlah hasil
evolusi apapun dari pemikiran manusia, namun merupakan hasil dari wahyu ilahi.
SEJARAH HAM
Hak Asasi Manusia secara umum berawal dari Eropa, tepatnya Inggris. Seorang Filsuf
berkebangsaan Inggris yang Bernama John Locke pada abad ke-17 merumuskan adanya
hak alamiah yang melekat pada diri tiap-tiap individu. Kemudian hak Asasi Manusia terus
berkembang, hingga lahirlah The Four Freedom atau Empat Kebebasan yang dicetuskan
oleh Presiden Roosevelt, presiden Amerika Serikat ke-32, yang berisi 4 poin, yakni:
1. Kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat
2. Kebebasan beragama
3. Kebebasan dari ketakutan dan ancaman
4. Kebebasan dari kemelaratan.
CONTOH KASUS DALAM HAM DAN KAITANNYA DENGAN ISLAM : Klitih,
Peristiwa Trisakti dan Semanggi 1 dan 2 tahun 1998 dan 1999, Hak privasi dan
pemantauan massa.
PERBEDAAN PRINSIP HAM DAN ISLAM
Prinsip HAM secara umum atau dapat kita sebut HAM menurut pemikiran barat mengacu
pada manusia, hal ini berarti manusia dijadikan acuan dan poros soal bagaimana sistem
HAM ini berjalan. Berbeda dengan hal itu, islam memiliki pedoman hidup dalam segala
aspek, tak terkecuali HAM. HAM dalam islam diatur oleh Allah melalui Al-Qur’an dan
Hadits, bukan berdasarkan perspektif manusia.
PENGERTIAN DAN KONSEP DEMOKRASI SECARA UMUM
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang memiliki jargon "dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat". Demokrasi merupakan bentuk pemberontakan terhadap kekuasaan
otoriter gereja yang kejam pada abad pertengahan. Konsep ini juga melahirkan ideologi
baru yang dikenal dengan sekularisme, yaitu pemisahan agama darikehidupan atau
pemisahan agama dari negara.
PENGERTIAN DAN KONSEP DEMOKRASI DALAM ISLAM
Demokrasi dalam Islam haruslah sesuai dengan prinsip- prinsip Islam dan tidak
bertentangan dengan ajaran agama. Dalam praktiknya, Demokrasi dalam Islam dapat
diimplementasikan dengan adanya partisipasi rakyat dalam memilih para pemimpin
melalui pemilihan umum dan multi partai yang bebas dan jujur. Namun, demokrasi dalam
Islam juga harus memperhatikan prinsip-prinsip hukum Islam dan tidak mengabaikan
nilai-nilai moral serta keadilan sosial. Dalam konteks demokrasi dalam Islam, penting
untuk memahami bahwa kekuasaan dan hukum tetap berada di bawah otoritas Allah, dan
demokrasi hanya menjadi alat untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi umat
manusia.
SEJARAH DEMOKRASI
Sebelum istilah demokrasi ditemukan oleh penduduk Yunani, bentuk sederhana dari
demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di Mesopotamia. Ketika itu, bangsa Sumeria
memiliki beberapa negara kota yang independen. Di setiap negara kota tersebut para
rakyat berkumpul mendiskusikan suatu permasalahan dan keputusan pun diambil
berdasarkan konsensus atau mufakat. Baru pada 508 SM, penduduk Athena membentuk
sistem pemerintahan yang merupakan cikal bakal dari demokrasi modern.
DEMOKRASI DALAM KAJIAN ISLAM
Para cendekiawan muslim membahas masalah hubungan Islam dan demokrasi dengan
menggunakan dua pendekatan yakni normatif dan empiris, yang pada akhirnya
menimbulkan perbedaan pendapat dalam menyikapi wacana ini. Pada dataran normative,
mereka mempersoalkan nilai-nilai demokrasi dari sudut pandang ajaran Islam atau
kembali kepada teks al-Qur’an.
1. Menolak Demokrasi
Pandangan atau aliran yang menyatakan bahwa antara Islam dan demokrasi merupakan
dua hal yang berbeda, antara keduanya tidak bisa disatukan, bahkan saling bertolak
belakang. Demokrasi merupakan sesuatu yang harus ditolak, karena merupakan sesuatu
yang impossible, dan merupakan ancaman yang perlu untuk dihindari. Tokoh atau ulama
yang masuk dalam kategori ini adalah: Syaikh Fadlallah Nuri dan Muhammad Husein
ThabaThaba'I dari Iran, Sayyid Qutb (1906-1966) dan al-Sya’rawi dari Mesir.
2. Kelompok Moderat
Pandangan yang kedua ini menyatakan bahwa, Islam bisa menerima adanya hubungan
dengan demokrasi. Di satu sisi Islam memiliki persamaan dengan demokrasi, namun
disisi lain juga ada perbedaan. Islam bisa menerima hubungan demokrasi, akan tetapi
dengan beberapa catatan penting. Jadi, pandangan ini tidak sepenuhnya menolak dan
tidak sepenuhnya menerima hubungan Islam dan demokrasi. Tokoh atau ulama yang
termasuk dalam kelompok ini adalah Abu al-A’la al-Maududi dan Muhammad Iqbal
(1876-1838) dari Pakistan, Imam Khomeini dari Iran, serta Muhammad Dhiya al-Din
Rais dari Mesir.
3. Kelompok Pro Demokrasi
Kelompok pemikiran ketiga ini bahwa Islam di dalam dirinya demokratis karena
menerima sepenuhnya demokrasi sebagai suatu yang universal. Kelompok ini
menyatakan bahwa tidak ada pemisahan antara Islam dan demokrasi. Demokrasi inheren
atau bagian integral dari Islam dan oleh karenanya, demokrasi tidak perlu dijauhi dan
malah menjadi urusan bagian urusan Islam. Tokoh-tokoh kelompok ini adalah:
Muhammad Abduh (1845-1905), Rasyid Ridha (1865-1935), Syaikh Muhammad syaltut,
Ali Abd al-Razzaq (1888-1966).
HAKIKAT DEMOKRASI
Sistem demokrasi di negara manapun selalu mencerminkan paling tidak dua hal, yakni
kedaulatan rakyat dan jaminan atas kebebasan umum
KERUSAKAN SISTEM DEMOKRASI
a. Dengan konsep trias politika, kekuasaan menjadi tumpang tindih dan berpeluang
terjadinya persaingan tidak sehat atau kompromi jahat antar tiga lembaga kekuasaan.
Akibatnya program pemerintah tidak akan berjalan
maksimal.
b. Jabatan publik selalu dalam periodik (4, 5, 6 tahun) sekali dengan kampanye yang
panjang, membutuhkan banyak dana, perbaikan-perbaikan itu sifatnya hanya instrumental
belaka, bahkan menjadi ajang korupsi
d. Dampak paling buruk dari demokrasi adalah tersingkirnya aturan-aturanAllah (syariah
Islam) dari kehidupan masyarakat.
AJARAN-AJARAN ISLAM DALAM MEMAJUKAN UMAT ISLAM MENGHADAPI
TANTANGAN ERA GLOBALISASI
Globalisasi adalah eliminasi batas-batas teritorial antara suatu bangsa dengan bangsa yang lain,
antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, antara tanah air yang satu dengan tanah air
yang lain yang ada di Indonesia. Globalisasi terjadi karena adanya perkembangan pesat teknologi
kemunikasi, transformasi, dan informasi.
Dampak positif
 menyebarluaskan ajaran Islam secara lebih efisien melalui media sosial, situs web, dan platform
online lainnya.
Dampak negatif
 Hilangnya nilai-nilai tradisional dan identitas budaya umat Islam.
 Ketidaksetaraan, pengaruh asing, dan
 perubahan sosial dapat memicu ketegangan dalam masyarakatyang berbasis agama.
Namun benarkah Islam merpakan agama pemersatu? Yakni, agama yang bersifat Universal, Inklusif
dan dalam arti memandang semua manusia itu dalam kedudukan yang sama? Sebagaimana dalam Q.S.
Al-baqarah ayat 213 di atas, Nurcholish Madjid menafsirkannya bahwa ayat tersebut menegaskan soal
kesatuan umat dan kemanusiaan.
apakah hubungannya Islam dengan keindonesiaan ini? Dan apakah daya tarik Islam hingga
Ahmad Syafi’i ma’arif pun mengatakan bahwa hubungan antara Islam, Keindonesiaan dan Kemanusiaan
itu tidak bisa dipisahkan? Menurut seorang antropolog penulis buku kocak-serius Indonesia Handbook,
Bill Dalton[3] mengatakan bahwa, daya tarik yang paling utama dari Islam adalah karena ia bersifat
psikologis. Islam adalah agama yang mengajarkan bahwa semua orang di mata Allah adalah sama-sama
dibuat dari tanah, bahwa tak seorang pun dibenarkan untuk diistimewakan sebagai lebih unggul.
Islam bersifat universal dan netral, bukanlah fanatik ataupun ekstrem, bukan bersifat paksaan
dan kekerasan. Hal ini terbukti dalam firman Allah dalam Q.S. Yunus : 99, “ Seandainya Tuhanmu
menghendaki, tentu berimanlah semua orang di muka bumi, tanpa kecuali. Apakah engkau (hai
Muhammad) akan memaksa umat manusia sehingga mereka menjadi beriman?” Lalu dalam potongan
ayat al-Ma’idah ayat 48 berbunyi, “...... Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,” sudah jelas dalam ayat-ayat al-Qur’an
tersebut bahwa manusia itu berbeda-beda, baik itu dalam agama, budaya, ras, suku, dan lain sebagainya.
dengan faktor paling fundamental dinamis dari etika sosial yang diberikan oleh Islam, yakni
 egalitarianisme dalam arti semua anggota keimanan itu,
 tidak peduli warna kulit, ras,
 status sosial/ ekonominya, adalah partisipan yang sama dalam komunitas.

Tipologi Masyarakat yang Modern


a. Tipologi
Secara umum tipologi masyarakat dikategorikan menjadi dua, Masyarakat tradisional
dan Masyarakat modern. Dilihat dari efektivitas dan pengalaman pengajaran islam, kehidupan
masyarakat islam mengenal gradasi atau peringkat, yaitu:
1. Peringkat taqqiyah
Peringkat taqqiyah adalah peringkat paling tinggi dalam ajaran islam, karena pada
masyarakat taqqiyah ajaran islam berperan sebagai acuan dan pedoman hidup.
2. Peringkat ajadiyah
Pada masyarakat ajadiyah, tipe tanah lahan ini tidak terlalu terbuka untuk menerima
dan menyerap ajaran islam.
3. Peringkat qiyan
Pada masyarakat qiyan sifatnya sudah mutlak menolak, seperti lahan dengan tanah
padas yang licin dan tak sedikitpun ada sifat absorbsinya terhadap ajaran agama
islam.
pada masyarakat ajadiyah disana kehidupannya masih berbaur dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip lain
yang belum tentu sesuai dengan ajaran islam. Sedangkan masyarakat qiy’an, berbeda total dengan nilai-
nilai ajaran agama islam.
Kearah mana tipe suatu masyarakat akan tumbuh dan berkembang tergantung pada kemungkinan-
kemungkinan dan prasyaratnya. Yakni, antara lain:
1. Internal, yakni potensi dari dalam diri masyarakat sendiri.
2. Eksternal, yakni faktor-faktor peluang yang berupa faktor pendukung dan faktor
penghambat dari luar.
Dimensi
1. Dimensi Manusianya
Melihat dimensi ini dapat dilihat dari populasinya, baik secara kuantitas maupun kualitas, baik bobot fisik
maupun bobot mentak-spiritual.
2. Dimensi Lingkungan
Dalam hal ini, umat islam dilihat dari lingkungannya yang meliputi masyarakat lain yang
disekitarnya. Serta tempat ia tinggal, hidup, dan berkehidupan sehari-hari.
ASPEK TASAWUF ATAU THARIQAT DALAM ISLAM

Ilmu tasawuf adalah ilmu yang membahas tentang gagasan batin atau
spiritualitas, sedangkan ilmu Tarekat adalah sebuah jalan atau cara yang ditempuh
berdasarkan syariat oleh seorang thariq untuk lebih memahami, mengetahui, dan mengenal
Allah SWT. Kata Tasawuf juga berasal dari kata “shaff” yang berarti barisan. 5 pilar penting
dalam ilmu tasawuf:
1. Shafa’ul Qalbi Wa Muhasabatuha (kebeningan hati dan intropeksi)
2. Qashdu Wajhillah (Tujuannya hanya kepada Allah semata)
3. at-Tamassuk bil Faqri wal Iftiqar (hidup Zuhud dan selalu merasa butuh
kepada Allah Swt.)
4. Tauthinul Qalbi alar Rahmah Wal Mahabbah (memantapkan hati dengan
welas asih dan cinta)
5. at-Tajammul bil Akhlak (menghiasi diri dengan etika yang baik)
tujuan dang fungsi tasawuf:
1. Mendididk hati agar mengenal Allah
2. Menyelarasakan antara syariat, hakikat, dan ma’rifat
3. Menyelamatkan manusia dari segala tipu daya

ALIRAN TASAWUF
1. Tasawuf akhlaki= berfokus kepada perbaikan akhlak. berfokus untuk menghindarkan
diri dari sifat tercela sekaligus mewujudkan akhlak yang terpuji di dalam diri para sufi.
Tahap sistem pembinaan akhlaknya:

− Takhalli= usaha mengosongkan dan menjauhkan diri dari perilaku tercela.


− Tahalli=menghiasi diri dengan membiasakan perilaku dan akhlak terpuji.
− Tajalli= jiwa yang telah membiasakan melakukan perbuatan baik

2. Tasawuf amali = tasawuf yang lebih mengutamakan beribadah agar memperoleh


penghayatan spiritual saat melakukan ibadah. Pengamalannya:
− Syari'at = hukum yang dijadikan pedoman dalam ajaran agama melalui Al-
Qur'an dan Sunnah.
− Thariqhot = ilmu moral yang menjadi pegangan pengikut tasawuf
− Hakikat = aspek batin yang paling dalam yang merupakan tujuan utama
menuju Allah.
− Ma'rifat = pengetahuan atau pengalaman.

3. Tasawuf falsafi = tasawuf yang menekankan kepada pemikiran mendalam.


Konsepnya:

− Hulul =meyakini adanya kesatuan antara pencipta dan makhluknya.


− Wahdah Al-Wujud = paham konsep yang mengatakan bahwa manusia dapat
bersatu dengan Tuhan (sifat tuhan yang muncul pada manusia)
− Ittihad =manusia adalah pancaran Nur Ilahi

4. Tasawuf Irfani =tasawuf yang berusaha menyikapi hakikat kebenaran atau ma’rifat
yang diperoleh dengan cara tidak melalui pemikiran logis, melainkan melalui
pemberian tuhan (mauhibah). Konsepnya:

− Riyadhah =latihan kejiwaan melalui upaya membiasakan diri agar tidak


melakukan sesuatu yang dapat mengotori jiwanya.
− Tafakur= merenung
− Dzikrullah
− Tazkiyatun nafs= proses pembersihan jiwa dan hati dari segala dosa dan sifat
tercela

tarekat adalah jalan yang dituntun oleh seseorang dengan ajaran Islam yang benar dan
menghindarinya dari perbuatan yang terlarang/melakukan amalan yang sesuai dengan syari'at
untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Tujuan dan Fungsi dari mempelajari ilmu tarekat
adalah:

1. Sebagai interpretasi islam secara transformatif


2. Sebagai penyerahan diri kepada Allah secara langsung melalui amalan batin
3. Membersihkan jiwa dan mejaga hawa nafsu dari segala bentuk ujub, takabur
4. Mempertebal hati dari segala godaan dengan segala cara, sehingga tidak ada yang

ALIRAN TAREKAT

1. Tarekat Naqsyabandiyah didirikan oleh Muhammad bin Bahaudin al-Uwaisy al-


Bukhari sekitar 717-791 H. Tarekat ini tersebar di daerah Jawa, Sumatera, bahkan
Sulawesi. Kata Naqsyanbandi ini rupanya di ambil dari sebuah kata yaitu Naqsyaband
yang memilki arti yaitu lukisan
2. Tarekat Qadiriyah merupakan tarekat didirikan oleh Syeikh Abdul Qadir al-Jailani
sekitar 1077-1166 M, tarekat ini seringkali disebut sebagai al-Jili. Tarekat Qadiriyah
luaspengaruhnya di Timur bahkan sampai ke Jawa juga Tiongkok. Biasanya bacaan
ini dibacakan pada saat kelahiran anak, acara walimatul ursy
3. Tarekat Samaniyah merupakan tarekat yang didirikan oleh Muhammad Samman,
Tarekat Samaniyah ini berpengaruh besar di daerah Aceh, Palembang, Jakarta, juga
beberapa daerah Sumatera. Ciri khas dari tarekat ini yaitu pembacaan zikir dengan
suara yang keras dan melengking saat membaca laa ilaaha illallah, selainitu dikenal
juga dengan ratibnya yaitu ratib Samman yang hanya mengggunakan ucapanhu, yang
artinya Dia Allah
4. Tarekat al-Haddad didirikan oleh Abdullah bin Alawi bin Muhammad al-
Haddad.Tarekat initelah diamalkan oleh penduduk di Indonesia, India, Hijaz,
Hadramaut Yaman, dan lain-lain. Tarekat ini memberikan penekanan khusus pada
akhlak dan amal (tasawuf akhlaqi/ tasawuf amali)
5. Tarekat Khalwatiyah mulai tersebar di daerah Banten sejak pemerintahan Sultan
Ageng Tirtayasa. Pokok ajaran tarekat ini adalah usaha manusia untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT (taqarrub ila Allah) dengan penekanan melakukan amalan dan
latihan kerohanian
6. Tarekat rifa’iyah mengutamakan ajaran zuhud untuk mecari ridha ALLAH

Tasawuf dan Aliran kebatinan memiliki persamaan dalam hal fokus pada pengembangan
spiritualitas, intropeksi, dan pencaria makna dalam kehidupan. Keduanya mendorong agar
manusia dapat melakukan pemikiran, pencarian, meditasi, dan refleksi yang mendalam untuk
mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi dan mendalam tentang dirinya sendiri dan
orang lain, serta hubungannya dengan Allah SWT. Ilmu tasawuf berfokus kepada penekanan
hubungan individu dengan tuhan melalui pemahaman yang lebih mendalam terhadap ajaran
agama. Sedangkan aliran kebatinan lebih umum dan tidak terkait dengan agama tertentu.
Contoh perilaku tasawuf dan tarekat:

1. Membaca Al-Qur’an dengan khidmat dan memahami makna dari setiap ayat yang
telah dibaca
2. .Melakukan ibadah sunnah seperti shalat sunnah, puasa sunah, sedekah,
danberzikir setiap hari dan setiap waktu.
3. Hidup Mahabbah (Mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi dirinya sendiri).
KELOMPOK 26

PENGARUH ISLAM TERHADAP LAHIRNYA LEMBAGA SOSIAL KEAGAMAAN DAN POLITIK

DI INDONESIA

• Lembaga adalah proses yang terstruktur (tersusun) untuk melaksanakan berbagai kegiatan
tertentu.
• Lembaga keagamaan adalah lembaga sosial yang mengatur kehidupan manusia dalam
beragama.
• Lembaga politik adalah lembaga sosial yang berperan penting dalam menunjang
keberlansungan proses pembentukan, pembagian kekuasan dalam masyarakat sebagai
proses pengambilan keputusan.
• Lembaga sosial keagamaan dan politik di Indonesia
- Muhammadiyah
Muhammadiyah di dirikan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta yang
bertepatan dengan 18 Zulhijjah 1330H, oleh seorang tokoh yang bernama Muhammad
Darwis atau biasa di kenal dengan sebutan Kyai Haji Ahmad Dahlan.

1. Mengadakan dakwah islam


2. Memajukan Pendidikan dan pengajaran
3. Menghidupkan Masyarakat mengenai tolong menolong
4. Mendirikan dan menjaga tempat ibadah dan wakaf
5. Mendidik dan mengasuh anak-anak serta para pemuda agarkelak
menjadi pribadi Islam yang berarti
6. Berupaya menuju ke arah penghidupan yang lebih baik dan
kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama Islam
7. Berupaya dengan segala kebijaksanaan agar kehendak sertaperaturan
Islam berlaku pada Masyarakat.

a. Visi
Muhammadiyah sebagai Gerakan islam yang berlandaskan Al-quran dan As-Sunnah
dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif dalam melakukan
dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar di semua bidang dalam Upaya mewujudkan
Islam sebagai rahmatan lil’alamin menuju terciptanya/ terwujudnya Masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.

b. Misi
Muhammadiyah sebagai grakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi
munkar memiliki misi:

a) Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran


Allah SWT yang dibawa oleh para Rasul sejak Nabi Adam as.
hingga Nabi Muhammad saw.
b) Memahami agama dengan menggunakan akal fikiransesuai dengan

jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-


persoalan kehidupan.

c) Menyebar luaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an


sebagaikitab Allah terakhir dan Sunnah Rasuluntuk pedoman hidup
umat manusia.
d) Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi,
keluarga dan masyarakat.

- Nahdhatul ulama
Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi Islam di Indonesia yang mengikuti ajaran
Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Berakar pada empat Madzhab Islam, khususnya Syafi'i, NU
memiliki tujuan memperkuat kesetiaan pada Madzhab, melaksanakan kegiatan
bermanfaat sesuai ajaran Islam, dan membantu anak yatim serta fakir miskin.

NU menekankan "ahlussunnah wal jamaah," mengikuti ajaran Rasulullah dan


mendorong toleransi serta dialog antaragama di Indonesia. Sejak awal 1980-an, NU aktif
dalam perjuangan kemerdekaan, memberikan dukungan moral dan pemikiran.

Setelah kemerdekaan, NU tetap aktif dalam kehidupan politik dan sosial Indonesia,
memiliki kehadiran kuat di parlemen, dan berperan dalam pembentukan kebijakan
nasional. Organisasi ini juga fokus pada pendidikan dan pemberdayaan umat melalui
ribuan pesantren yang tidak hanya mengajarkan agama tetapi juga membangun karakter
dan keterampilan relevan.

- Persatuan islam (persis)


Persis sebagai Persatuan Pemikiran Islam, Persatuan Rasa Islam, dan Persatuan
Usaha Islam. Penamaan tersebut terilhami firman Allah: Q.S, Ali Imron, 3:103. Yang
artinya, “Berpegang teguhlah kepada tali Allah dan janganlah bercerai berai...”, dan juga
hadits Nabi SAW, yang artinya: “Tangan (kekuasaan) Allah berada pada jama’ah” (H.R
Tirmidzi).

Persatuan Islam (PERSIS) didirikan di Bandung oleh K.H Zamzam dan K.H Muhamad
Yunus, pada tanggal 1 Shafar 1342 H/12 September 1923 M.

Tokoh-tokoh persis:
a. Hasan
b. Mohammad natsir: Ulama politikus
c. KH. E. Abdurrahman

- a. Visi jami’iyyah persatuan islam


Visi Jami’iyyah persatuan Islam adalah terwujudnya “al Jama’aah” sesuai tuntunan al-
Qur’an dan as-Sunnah

- b. Misi jami’iyyah persatuan islam adalah:


1. Mengembalikan umat islam kepada Al-Quran dan As-Sunah
2. Menghidupkan Ruhul Jihad, Ijtihad Dan Tajdid
3. Mewujudkan Muwahid, Mujtahid Dan Mujaddid.
4. Arah dan Pergerakan PERSIS

Persis pada era Reformasi menegaskan sikap politiknya secara independen, sekalipun
jamaahnya tetap mengutamakan partai Islam, khususnya PBB.

• Lembaga sosial, keagamaan, dan politik memainkan peran penting dalam pembentukan
semangat nasionalisme, patriotisme, dan mempertahankan NKRI serta nilai-nilai seperti
Pancasila, UUD 45, dan Bhineka Tunggal Ika.

Rangkuman Studi Islam : Bab Teologi Islam

Definisi

Teologi

· Menurut Ensiklopedia Dunia: Kata teologi diambil dari bahasa Yunani,


theos yang berarti tuhan dan logia yang berarti ucapan, kata-kata atau bisa
juga disebut ilmu agama.

· Menurut KBBI teologi merupakan pengetahuan ketuhanan

· Teologi merupakan ilmu yang mendalami dan mempelajari hal yang


berhubungan dengan kepercayaan beragama dan ilmu tentang ketuhanan.
Teologi melingkup hal-hal yang berkaitan pada Tuhan

Teologi dalam Islam

· Menurut Muhammad Abduh, teologi Islam merupakan suatu bidang


ilmu yang membicarakan aspek ketuhanan dan hal-hal yang berkaitan
dengan-Nya secara rasional

· Objek Kajian Aspek Teologi Islam yaitu Hal yang berhubungan dengan
Allah SWT, utusan Allah SWT, dan sam'iyyat (bersumber dari Al-Qur'an dan
Hadits)

Kajian Teologi dalam islam

· Ilmu kalam : Ilmu yang membicarakan tentang wujud-wujud Tuhan


(Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada
pada-Nya dan sifat sifat yang mungkin ada pada-Nya dan membicarakan
tentang rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui
sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada
padanya dan sifat-sifat yang mungkin terdapat padanya.

· Ilmu ushuludin : inti atau pokok agama, atau hal terdalam dan yang
menjadi pusat dari pemikiran dan aktivitas beragama. Ilmu ini merupakan
pengetahuan tentang dasar-dasar agama (keyakinan dan keimanan).

· Ilmu tauhid : teoritisasi atau pengetahuan sistematis tentang Tauhid.

· Ilmu aqidah : ilmu tentang keyakinan agama dengan dalil-dalil yang


memberikan keyakinan.

· Al-fiqh al-akbar

Aliran dalam teologi islam

● · Khawarij

\pegikut Ali yang keluar meninggalkan barisan karena

ketidak sepakatan terhadap keputusan Ali yang menerima tahkim, dalam perang
shiffin pada 37 H/648 M, dengan kelompok pemberontak Mu’awiyah perihal
persengkatan khalifah.Nama lain Khawārij adalah harūriyah dan kemudian
membentuk kelompok sendiri. mereka memilih Abdullāh bin Wahab
al-Rasyid menjadi imam sebagai ganti Ali bin Abi Ṭālib.

Doktrin

1. memberontak terhadap pemerintah dan memisahkan diri dari


jama’ah muslimin merupakan bagian dari agama.

2. Orang yang berdosa berat bukan lagi seorang muslim dan


perlu untuk dibunuh
3. khafilah dpat dipilih bebas dan tidak perlu keturunan arab

4. seseorang dapat menentukan perbuatanya sendiri

· Syiah

Syi’ah menurut bahasa berarti sahabat atau pengikut. Dalam kajian ilmu kalam,
kata syi’ah lebih spesifik ditujukan kepada orang-orang yang menjadi pengikut
atau pendukung Ali bin Abi Ṭālib.

Munculnya aliran Syi’ah tidak dapat dipisahkan dari tokoh Abdullāh Ibnu
Saba, eorang pendeta Yahudi berasal dari Yaman yang pura-pura masuk Islam

Doktrin:

Kepala negara di pilih oleh rakyat yang berkuasa seumur hidup dan
pemegang otoritas tinggi.

● Qodariyah

Qadariyah adalah aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan


dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya.
Dalam paham Qadariyah manusia dipandang mempunyai kekuatan untuk
melaksanakan kehendaknya,dan bukan berasal Qadrat Tuhan.

Tokoh-tokoh Aliran Qadariyah antara lain Ma‟bad al-Jauhani dan


Ghailanal-Dimasyqi,

Doktrin

a. Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan tindakannya sendiri

b. Dalam memahami takdir aliran Qadariyah terlalu Liberal


c. Aliran Qadariyah mengukur keadilan Allah dengan ukuran keadilan
manusia

d. Paham ini tidak percaya jika ada takdir dari Allah

● Jabariyah

jabariyah adalah aliran yang memiliki paham yang menyebutkan bahwa


segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula olehQada dan
Qadar Allah.

Tokoh-tokoh Aliran Jabbariyah, antara lain Al-Ja‟ad bin Dirham, Jahm


bin Sofwan, Adh-Dhirar, Husain bin Muhammad al Najjar.

Doktrin:

a. Manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa

b. Kalam Tuhan adalah makhluk

c. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat

d. Surga Neraka tidak kekal

● Asy’arriyah

Asy’ariyah l dengan nama aliran Ahl al-Sunnah wal Jama’ah yang secara
populer disebut dengan Sunni. aliran ini mengedepankan wahyu daripada
logika. di Indonesia lebih kepada aliran ini.Secara aqidah, banyak yang
mengikuti paham Asy’ariyah,secara tasawuf merujuk pada ajaran-ajaran
shufi Imam Abu Hamid Al-Ghazali.

Tokoh-tokoh Aliran Asy’riyah ialah Al-Baqillani, Al-Juwaini dan


Al-Ghazali.
Doktrin

a. Tuhan dan Sifat-sifatnya

b. Kebebasan dalam berkehendak

c. Akal dan Wahyu dan Kriteria baik dan buruk

● Mu’tazilah

Aliran ini lahir berawal dari tanggapan Waṣil bin Aṭo’ (salah seorang
murid Hasan al-Baṣri) di Bashrah, atas pemikiran yang dilontarkan
Khawārij tentang pelaku dosa besar. Ketika Hasan al Baṣri bertanya
tentang tanggapan Waṣil terhadap pemikiran Khawārij tersebut, dia
menjawab bahwa para pelaku dosa besar bukan mukmin dan juga bukan
kafir.

Doktrin :

● Tauhīd (Ke-Esaan Allah Swt.)


1. Mengingkari sifat-sifat Allah Swt., menurut Kaum Mu’tazilah apa
yang dikatakan sifat adalah tak lain dari zat-Nya sendiri
2. Al-Qur’an menurutnya adalah makhluk (baru);
3. Allah di akhirat kelak tidak dapat dilihat oleh panca indera
manusia, karena Allah tidak akan terjangkau oleh indera mata.
● Keadilan Allah Swt. :Tuhan tidak menghendaki keburukan, tidak
menciptakan perbuatan manusia.
● Janji dan ancaman :Allah Swt. tidak akan mengingkari janjiNya,
memberi pahala kepada orang muslim yang berbuat baik, dan
menimpakan azab kepada yang berbuat dosa.
● Posisi di antara dua posisi (al-manzilatu bainal manzilatain)
:seseorang muslim yang mengerjakan dosa besar ia tergolong
bukan mukmin, tetapi juga tidak kafir, melainkan menjadi orang
fasik
● Amar Ma’ruf Nahi Munkar : bahwa setiap muslim mempunyai
kewajiban untuk mengajak kebaikan dan menghindari
kemungkaran
● Murjiah.
a. Murji’ah adalah salah satu aliran kalam yang muncul pada abad
pertama hijriah. Pendirinya tidak diketahui dengan pasti, tetapi
Syahratsani menyebutkan dalam bukunya al-Milal wa an-Nihal,
bahwa orang yang pertama membawa paham Murji’ah adalah
Gailan ad-Dimasyqi.
b. Sekte-Sekte Murji’ah Dan Pahamnya

Murji’ah Moderat : tokoh yang termasuk dalam golongan Murji’ah


moderat yaitu: al-Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Ṭālib,
Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan beberapa ahli hadis. mereka
berpendapat bahwa orang mukmin yang melakukan dosa besar
bukanlah kafir, dan tidak kekal di dalam neraka, tetapi akan
dihukum di neraka sesuai dengan besarnya dosa yang
dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa Tuhan akan
mengampuni dosanya, dan oleh karena itu tidak akan masuk neraka
sama sekali. Bisa jadi orang yang melakukan dosa besar itu
bertobat, dan tobatnya diterima Allah. Sehingga hukum orang
mukmin yang melakukan dosa besar, ditunggu pada putusan akhir
Allah di akhirat kelak

Murji’ah Ekstrim : al-Jahmiah (pengikut Jaham bin Shafwan),


al-Salihiyah (pengikut Abu al-Hasan al-Salihi), al-Yunusiyah,
al-Khassaniyah.
● Maturidiyah, terbagi menjadi maturidiyah samarkan dan bukhara
a. Nama aliran Maturidiyah diambil dari nama pendirinya,
yaitu Abu Mansur Muhammad bin Muhammad.
Pokok-pokok Ajaran Maturidiyah Samarkan :

1) Kewajiban mengetahui Tuhan

2) Kebaikan dan keburukan menurut akal

3) Hikmah dan tujuan perbuatan Tuhan

b. Pemikiran kalam Matudiyah Bukhara dikembangkan oleh


al-Bazdawi. Pokok-pokok Ajaran Maturidiyah Bukhara :

1) Akal dan Wahyu

2) Sifat-sifat Tuhan

3) Kalam Allah Swt.

4) Perbuatan Manusia

5) Janji dan Ancaman

Latar belakang mengapa ilmu teologi islam perlu dipelajari ?

Islam merupakan agama yang universal sehingga banyak bermunculan


aliran-aliran yang kemudian membawa pengaruh dan menimbulkan berbagai
persoalan ditengah kehidupan umat muslim. Di Indonesia sendiri adanya
perbedaan pemahaman dalam agama Islam menimbulkan konflik-konflik
berkepanjangan, perbedaan golongan atau aliran dan perbedaan mazhab menjadi
alasan saling bermusuhan meskipun saling mengklaim diri sendiri sebagai umat
Islam. Apalagi semakin berkembangnya zaman, semakin banyak pula
bermunculan pemahaman baru yang kemudian menimbulkan perpecahan antar
sesama muslim ataupun menimbulkan keraguan di dalam diri individu muslim
itu sendiri.

Pertanyaan
Aida Rosyidatul
1. Contoh nyata proses tauhid yg kalian jelaskan tadi!

Resha Alfina
2. Apakah jabariyah ini dapat mengekang individu untuk bertindak?

Farika Zada
3. Didalam islam ada 73 golongan, hanya 1 golongan yg masuk surga
apa parameter yg menentukan 1 golongan tersebut?

Nazar Akmalullail
4. Hubungan manusia dgn tuhannya vertikal, hubungan antara manusia dan manusia
horizontal

apakah ada pembahasan mengenai hubungan antara manusia dengan malaikat atau iblis?

Ina Deli Yanti


5. Ada dua ajaran yaitu dengan wahyu dan akal

Pandangan yang lebih diutamakan atau dipercaya itu yang dari pemikiran akal atau wahyu?
RINGKASAN STUDIS KELOMPOK 21
A.Pengertian islam
Secara etimologi Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata “salima” yang
mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata “salima” selanjutnya diubah menjadi
bentuk “aslama” yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Secara terminologi
pengertian Islam terdapat rumusan yang berbeda-beda. Menurut Harun Nasution berpendapat
bahwa Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat
melalui Nabi Muhammad SAW sebaagai Rasul.
Secara umum Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya
yang memiliki tujuan untuk mengajarkan kepada manusia. Ia adalah rahmat, hidayah dan
petunjuk bagi manusia yang berkelana dalam kehidupan duniawi, sebagai perwujudan dari
sifat rahman dan rahim Allah. Ia juga merupakan agama yang telah sempurna (penyempurna)
terhadap agama (syariat-syariat) yang ada sebelumnya.
B.Pengertian Agama
Dalam Ensiklopedia Indonesia'' agama dapat diartikan sebagai sesuatu yang mana
sekelompok manusia mengakui dalam agamanya adalah sesuatu yang suci: manusia itu
insyaf, bahwa ada suatu kekuasaan yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada.
C.Islam sebagai Agama
Islam hakikatnya adalah system keyakinan dan prinsip serta petunjuk prilaku manusia
yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah juga Ijtiad para ulama dalam rangka menggapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Berdasarkan hal ini, Islam sebagai agama memiliki empat
fungsi:
1. Menjadi perangai yg mulia dan terpuji
2. Sebagai jalan untuk menggapai kemaslahatan
3. Islam mengandung ajaran yang moderat, seimang dan lurus.
4. Sebagai pemersatu umat yang berbeda-beda dari segi suku, daerah, agama dan
Bahasa
D.Pengertian Peradaban
Menurut M.Abdul Karim mengatakan bahwa yang dimaksud dengan peradaban islam
adalah bagian-bagian dari kebudayaan Islam yang meliputi berbagai aspek seperti moral,
ilmu pengetahuan serta meliputi kebudayaan yang memiliki system teknologi, seni dan
kenegaraan. Dan ditegaskan lagi bahwa pengertian umum yang dipakai adalah peradaban
merupakan bagian dari kebudayaan yang bertujuan untuk memudahkan dan mensejahterakan
hidup. Kedatangan Islam ibarat mercusuar yang bersinar cemerlang dan mengusir kegelapan
malam. Hadirnya Islam merupakan awal baru bagi dunia menuju peradaban yang gemerlang.
Ciri-ciri peradaban Islam lainnya diantaranya:
a. Tauhid
b. Adil dan Moderat
c. Universalisme
E.Fungsi Islam sebagai Peradaban
Sejarah dan peradaban Islam adalah deskripsi kehidupan umat manusia
muslim masa silam yang mengalami kemajuan sebagai hasil cipta, rasa, dan karsa
mereka yang dijiwai ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan menuju suatu
kemajuan yang mengangkat harkat dan martabat mereka.
Perkembangan agama islam turut mewarnai peradaban dunia. Pesatnya
perkembangan Islam ke Barat dan Timur membuat peradaban islam dianggap
sebagai peradaban yang paling besar pengaruhnya di dunia. Bukti kemajuan
peradaban Islam antara lain:
❖ Keberadaan perpustakaan islam dan lembaga-lembaga keilmuan
seperti Baitul Hikmah, Masjid Al-Azhar, Masjid Qarawiyyin dan
sebagainya, yang merupakan pusat para intelektual muslim berkumpul
untuk melakukan proses pengkajian dan pengembangan ilmu dan sains
❖ Peninggalan karya intelektual muslim seperti Ibnu Sina, Ibn Haytam,
Imam Syafii, Ar-Razi, Al-Kindy, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun dan lain
sebagainya.
❖ Penemuan-penemuan intelektual yang dapat mengubah budaya dan
tradisi umat manusia, seperti penemuan kertas, karpet, kalender Islam,
penyebutan hari-hari, seni arsitektur dan tata perkotaan
❖ Pengarusutamaan nilai-nilai kebudayaan asasi sebagai manifestasi dari
konsep Islam, iman, ihsan, dan taqwa.
KELOMPOK 9
PRANATA SOSIAL TENTANG POLITIK DAN PEMERINTAHAN DALAM ISLAM

Madzhab fiqh itu menjadi panutan atau identik dengan taklid, dan taklid dipandang sebagai
sumber keterbelakangan, kata "sistem" yang berasal dari bahasa Yunani "systema"
menggambarkan suatu keseluruhan sistem politik, kita dapat menginterpretasikan ini sebagai
sekelompok elemen yang memiliki hubungan struktural dan fungsional, bertujuan untuk mencapai
tujuan bersama, dan selalu mempertahankan eksistensinya sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam
konteks politik, sistem harus mencakup beragam unsur seperti relevansi, fakta, prinsip, doktrin,
fungsi, dan tujuan bersama

Kata "politik" sendiri berasal dari bahasa Yunani "polis," yang merujuk pada negara-kota.
Pada zaman Yunani, politik adalah aktivitas dimana individu berinteraksi untuk mencapai
kesejahteraan dalam hidup . sistem politik Indonesia adalah sekumpulan atau keseluruhan dari
berbagai kegiatan yang terjadi dalam negara Indonesia dan terkait dengan kepentingan umum.
Faktor yang memiliki potensi untuk memengaruhi sistem politik Indonesia meliputi:
* aspek lingkungan,
* budaya,
* sosial,
* dan kondisi ekonomi suatu negara.

Negara bersifat statis, sementara pemerintahan bersifat dinamis. Namun, keduanya saling
terkait karena pemerintahlah yang bertanggung jawab untuk melaksanakan urusan-urusan
kenegaraan. Pemerintahan menentukan corak atau jenis sistem yang dianut oleh negara tersebut,
seperti teokrasi, nomokrasi, dan sebagainya. Dalam konteks literatur kenegaraan Islam, istilah-
istilah seperti Imamah, khilafah, dan Imarat digunakan untuk menggambarkan bentuk-bentuk
pemerintahan dalam Islam.

Politik dan Islam tidak dapat dipisahkan, karena dalam Islam, politik merupakan alat untuk
menjaga dan melindungi urusan umat Salah satu tokoh penting dalam pemikiran politik Islam
adalah Hasan al-Banna, seorang pemikir dari Mesir yang memiliki pandangan menarik dalam
bidang politik. Terdapat dua aspek yang kontradiktif dalam hubungan antara politik dan Islam,
yaitu:
* Islam memiliki posisi yang kuat karena mayoritas penduduk menganut agama Islam.
* meskipun dominan dalam jumlah, Islam seringkali memiliki peran yang terbatas dalam politik
negara.

Sistem pemerintahan yang diterapkan dalam sejarah Islam sangat tergantung pada konteks
kondisi yang dihadapi oleh masyarakat Muslim. Selama rentang waktu yang sangat panjang sejak
abad ke-7 Masehi hingga saat ini, umat Islam pernah mengamalkan berbagai jenis sistem
pemerintahan.

1) Khilafah
Khilafah adalah bentuk pemerintahan Islam yang tidak dibatasi oleh wilayah tertentu,
sehingga mencakup berbagai suku dan bangsa. Jabatan khalifah merupakan penerus seusai
wafatnya nabi Nabi Muhammad Saw dengan tugas yang sama, yaitu memelihara agama dan
memimpin urusan dunia. Lembaga ini dikenal sebagai khilafah (kekhalifahan), dan orang yang
memegang posisi ini disebut khalifah. Ada perbedaan pendapat mengenai penggunakan istilah
"khalifah Allah," tetapi mayoritas ulama melarang penggunaannya, berpendapat bahwa ayat
yang menyebutkan "khalifah-khalifah" dalam Al-Quran tidak dimaksudkan dalam konteks
ini. Abu Bakar juga menolak panggilan dengan sebutan tersebut, mengatakan bahwa dia adalah
khalifah Rasulullah bukan khalifah Allah. Khulafaur Rasyidin terdiri atas Abu Bakar Ash
Shiddiq, Umar bin khattab, Usman bin affan dan ali bin abi thalib.

2) Imamah
Imamah adalah kepemimpinan menyeluruh yang berkaitan dengan urusan keagamaan
dan urusan dunia sebagai pengganti fungsi Rasulullah (lembaga kepemimpinan).Orang yang
memimpin lembaga ini disebut imam yang berarti orang yang memimpin orang lain. konsep
imamah adalah konsep yang meyakini bahwa seorang pemimpin adalah seseorang yang
ditunjuk oleh Allah.

TUGAS PEMIMPIN
a. Menegakkan agama islam dan menjalankan hukum-hukumnya
b. Menegakkan politik negara sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan islam

3) Monarki
Monarki merupakan sistem politik yang didasarkan pada kedaulatan yang tidak terbagi
atau kekuasaan satu orang (raja/ratu). Istilah ini berlaku untuk negara-negara di mana otoritas
dipegang oleh raja atau ratu. Sistem kepemimpinan monarki masih dipegang teguh oleh seperti
sistem pemerintahan Inggris hingga saat ini.

4) Demokrasi
Bentuk pemerintahan yang diorganisasikan berdasarkan prinsip-prinsip kedaulatan
rakyat, persamaan politik, konsultasi kepada rakyat, dan pemerintahan mayoritas.Prinsip dan
konsep demokrasi yang sejalan dengan islam adalah keikutsertaan rakyat dalam mengontrol,
mengangkat, dan menurunkan pemerintah, serta dalam menentukan sejumlah kebijakan lewat
wakilnya.

Hasan al-Banna adalah tokoh yang berperan dalam pemikiran pembaharuan Islam. Ia
adalah pendiri dan pemimpin pertama Ikhwanul Muslimin pengaruh Ikhwanul Muslimin semakin
berkembang melalui Partai Masyumi yang didirikan oleh Muhammad Natsir. Ikhwanul Muslimin,
atau IM, adalah sebuah organisasi pergerakan Islam yang memiliki cakupan global. Organisasi ini
tersebar di sekitar 70 negara, Didirikan oleh Hasan Al-Banna pada tahun 1928 di Mesir, organisasi
ini berkomitmen untuk mengembalikan nilai-nilai Islam sebagaimana terkandung dalam Al-Qur'an
dan Sunnah.

a. Hasan Al Banna
* lahir pada tahun 1906 M di desa Al-Mahmudiyyah, wilayah Al-Buhairah.
* Ayahnya, Ahmad bin Abdurrahman Al- Banna
* Al-Banna lulus dari Darul Ulum pada tahun 1927 M dan menjadi seorang guru yang
berdedikasi serta seorang aktivis dakwah yang berkomitmen
b. Ibnu Abi Rabi’
* hidup pada masa pemerintahan Khalifah ke-8 Abbasiyah. Mu'tashim, putra Khalifah
Harun Ar-Rasyid
* memiliki pandangan filosofis yang menekankan ketergantungan manusia pada sesama
manusia. Menurutnya, manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan
orang lain.
* Ibnu Abi Rabi' memandang manusia sebagai makhluk sosial dan berbudaya yang secara
fitrahnya cenderung hidup berkelompok
* Ibnu Abi Rabi' menyatakan bahwa suatu negara tidak dapat berdiri tanpa adanya
pemimpin

faktor penting yang menjadi syarat dalam mendirikan suatu negara, yaitu:
* ketersediaan air tawar yang cukup,
* kemampuan untuk mendapatkan bantuan,
* lokasi yang strategis dan lingkungan yang bersih,
* akses dekat ke tempat pengembalaan dan kayu bakar,
* keamanan dari ancaman musuh,
* kemampuan untuk mengendalikan komponen-komponen negara.

c. Al- Mawardi
Pandangan Al-Mawardi tentang manusia sebagai makhluk sosial dan
bergantung pada sesama manusia sejalan dengan pemikiran filosof Islam dan Barat lainnya.
Namun, yang membedakan pandangan Al-Mawardi adalah penggabungan makna agama
dalamkonteks ketergantungan manusia. Dia menekankan bahwa Allah menciptakan
manusia dalam kelemahan untuk mengingatkan mereka akan ketergantungan pada-Nya,
mencegah sifat sombong, dan memperkuat hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam
merancang suatu negara, Al-Mawardi mengidentifikasi enam elemen kunci yang harus ada
agar negara tersebut tetap stabil, yaitu: agama yang dihayati, pemimpin yang berwibawa,
keadilan menyeluruh, keamanan, kemakmuran dalam hal sandang-pangan, dan harapan
kelangsungan hidup. Al-Mawardi juga mengembangkan konsep pemerintahan daerah,
yang melibatkan pemerintahan yang bersifat khusus dan umum.

d. Ibnu Ar-Rabbi
Ibnu Taimiyah memahami bahwa mengelola urusan umat adalah bagian integral
dari kewajiban agama, tetapi bukan berarti bahwa agama tidak dapat eksis tanpa negara.
Dia meyakini bahwa kesejahteraan manusia hanya dapat terwujud dalam suatu tatanan
sosial di mana individu saling bergantung satu sama lain. Upaya utama Ibnu Taimiyah
adalah mengembalikan peran Al-Qur'an dan Sunnah dalam kehidupan manusia. Dia
percaya bahwa perbaikan dalam politik dan sosial hanya bisa tercapai jika umat Islam
kembali kepada ajaran Allah dan Sunnah Rasul. Ibnu Taimiyah sangat mendukung gagasan
bahwa politik yang didasarkan pada agama adalah pendekatan yang paling ideal
untuk mengembalikan kebesaran, kekuatan, dan kesatuan umat Islam.Karya paling penting
dalam bidang politik oleh Ibnu Taimiyah adalah "As-Siyasah Asy-Syar’iyah fi Ishlah Ar-
Ra’i wa Ar-Ra’iyah" (Politik berdasarkan Syari'ah bagi Penguasa dan Rakyat).

Anda mungkin juga menyukai