Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.

1, No , Desember 2023

HAM DAN DEMOKRASI DALAM PANDANGAN ISLAM SERTA KAITANNYA


DENGAN SOSIAL DAN POLITIK

Diva Najwah Sabila

Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember


Email : 231910601006@mail.unej.ac.id

ABSTRACT:
The study of the relationship between the judiciary, democracy and Islamic values is of
significant importance. This article focuses on the basic concepts of Human Rights (HAM) in
Islam, such as justice, freedom and equality, and explores the understanding of democracy within
an Islamic framework. In the process, the article considers sharia principles and ways of
community participation in decision making.
Democracy is considered a universal concept that continues to develop, is flexible rather than
static, and always requires new perspectives, interpretations and revisions. This approach
involves an understanding of a country adapted to cultural, economic, political and educational
developments.
ABSTRAK:
Kajian mengenai hubungan antara kehakiman, demokrasi, dan nilai-nilai Islam memiliki
kepentingan yang signifikan. Artikel ini menitikberatkan pada konsep dasar Hak Asasi Manusia
(HAM) dalam Islam, seperti keadilan, kebebasan, dan kesetaraan, serta menjelajahi pemahaman
demokrasi dalam kerangka Islam. Dalam prosesnya, artikel mempertimbangkan prinsip-prinsip
syariah dan cara partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Demokrasi dianggap sebagai konsep universal yang terus berkembang, bersifat fleksibel
daripada statis, dan selalu memerlukan perspektif, interpretasi, serta revisi baru. Pendekatan ini
melibatkan pemahaman tentang suatu negara yang disesuaikan dengan perkembangan budaya,
ekonomi, politik, dan pendidikan.
Kata Kunci : HAM, Demokrasi, Hubungan, Islam

PENDAHULUAN
Demokrasi adalah bentuk afirmatif pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat. Pemerintah dijalankan langsung oleh rakyat atau oleh wakil-wakil yang dipilih
dalam sistem pemilihan yang bebas dan terbuka. Mantan Presiden AS Abraham Lincoln
menjelaskan sebagian kecil tentang demokrasi.Dia mengatakan, proses demokrasi membutuhkan
partisipasi rakyat dalam memutuskan kebijakan suatu masalah dan mengendalikan pemerintahan
yangberkuasa.

1
Sementara menurut Sadek Suleiman, ia mengatakan bahwa prinsip dasar demokrasi adalah
persamaan hak untuk semua. Segala bentuk diskriminasi manusia baik berdasarkan ras, gender,
agama, status sosial, dan bertentangan dengan demokrasi. Pada zaman ini, keterkaitan antara
proses demokrasi dan agama sangat erat, di mana gerakan keagamaan secara aktif terlibat dalam
upaya untuk mendukung dan mempertahankan demokrasi. Sebagai ilustrasi, Imam Besar Brasil,
Dom Helder Cemara, telah memobilisasi gerakan rakyat untuk mendukung kemajuan demokrasi.
Kemudian Vinoba Bhave yang merupakan pemimpin agama hindu yang dijuluki Acharya (guru),
beliau bergandengan dengan Mahatma Gandhi untuk memperjuangkan Kemerdekaan
Masyarakat India dari penjajahan Inggris. Pada tahun 1932, ia dipenjarakan oleh penjajah Inggris
karena menentang aturan Kerajaan Inggris. Orang-orang suci Hindu yang berjalan tanpa alas
kaki melintasi anak benua India pada 1950-an dan 1960- an membangun demokrasi ekonomi
dengan menuntut agar pemilik tanah besar secara sukarela berbagi bagian tanah mereka dengan
orang miskin yang tidak memiliki tanah. Selanjutnya sulak Sivarksa yang merupakan penganut
agama Buddha terkemuka di Thailand, dia terkenal karena kepeduliannya terhadap lingkungan
dan turut menjaga juga lingkungan dari kerusakan dan keserakahan pemilik modal dalam usaha
atau pemerintahan. Dunia islam sendiri mengenal demokrasi setelah perang dunia ke-2 terutama
setelah kolonialisme dan imperialime mengacak negara timur (Asia-Afrika).
Agama dan demokrasi tidak bisa disatukan, diselaraskan, atau bahkan dianggap sejalan.
Agama dianggap bersifat konservatif, menghambat kemampuan rasional manusia dan
kebebasannya untuk membentuk realitasnya sendiri, tanpa dibatasi oleh otoritas keagamaan dan
struktur kekuasaan yang berasal dari tangan Tuhan. Secara sejarah, baik dalam masyarakat
Kristen di Barat maupun dalam masyarakat Islam di Timur, terdapat hubungan yang cenderung
negatif dan bahkan kontradiktif antara aspirasi membangun masyarakat demokratis di satu sisi
dan dominasi keagamaan di sisi lain. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa agama,
demokrasi, dan hak asasi manusia saling terkait dan memiliki hubungan yang erat. Demokrasi,
sebagai bentuk pengakuan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, menyertakan
prinsip hak asasi manusia yang melindungi hak-hak individu tanpa diskriminasi, termasuk dalam
aspek ras, gender, agama, dan lain-lain. Dalam teori politik Islam, disebutkan bahwa terdapat
tiga karakteristik dasar dari demokrasi Islam, diantaranya adalah : 1) Pemimpin harus dipilih
oleh rakyat; 2) Pemimpin harus tunduk kepada syariah islam; 3) Pemimpin harus berkomitmen
untuk mempraktekkan syura atau musyawarah dalam menetapkan setiap kebijakan

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, metode penelitian
dengan menggunakan teknik penelitian kepustakaan (library study) yang mengacu pada sumber
yang tersedia baik online maupun offline seperti, jurnal ilmiah, artikel, buku, dan sumber-sumber
terpercaya. Informasi ini diperoleh melalui diskusi dan dihubungkan dari satu sumber ke sumber
lain. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian mencakup observasi,

2
wawancara, dan penelitian. Data tersebut kemudian dianalisis untuk menyimpulkan temuan
penelitian.
PEMBAHASAN
Istilah hak-hak asasi manusia merupakan terjemahan dari istilah drots de I’homme dalam
bahasa Prancis, yang berarti, hak manusia, atau dalam bahasa Inggrisnya, human right. Dalam
bahasa Belanda, disebut menselijke rechten1. Hak asasi manusia (HAM) menurut
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahnya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia2. Konsep hak asasi manusia
pertama kali muncul dalam sejarah di Eropa, pada abad ke-12 Masehi. Kemunculannya dipicu
oleh konflik antara pemimpin agama, cendekiawan, dan filsuf. Dalam perspektif Islam, hak asasi
manusia dilihat sebagai pandangan bahwa setiap individu dianggap sama di hadapan Allah, tanpa
memandang perbedaan kecuali tingkat iman dan ketakwaannya kepada Allah swt. Dalam agama
islam terdapat empat macam hak yang harus diketahui umat muslim, diantaranya adalah hak
kepada Allah, hak kepada orang lain, hak kepada makhluk Allah yang lain seperti hewan dan
tumbuhan, dan hak kepada diri sendiri. Demokrasi Istilah kata demokrasi berasal dari bahasa
Yunani yakni demos yang berarti rakyat, dan kratos yang berarti pemerintahan. Secara harfiah
demokrasi dapat dipahami sebagai sebuah pengertian yang pemerintahan didasarkan atas
kedaulatan rakyat. Dalam demokrasi ini terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah
prinsip persamaan. Dalam prinsip persamaan ini, demokrasi memandang setiap individu
memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa adanya perbedaan baik dari segi suku, agama, ras,
ataupun kebudayaan. Dalam perspektif Islam, konsep Hak Asasi Manusia (HAM) sangat
signifikan karena agama mengajarkan nilai-nilai penghargaan terhadap sesama manusia. Islam
memandang bahwa setiap individu memiliki hak-hak yang diberikan oleh Tuhan sejak lahir, dan
sebagai umat Islam, penting untuk hidup secara harmonis, saling rukun, dan saling menghormati.
Pandangan Islam terhadap HAM sejalan dengan pandangan umum agama dan implementasi
HAM di dunia, karena keduanya memiliki tujuan untuk kebaikan manusia. Dalam konteks
tatanan sosial dan politik, implementasi HAM mencakup semua bidang, peran agama dan politik
dalam penerapan HAM menjadi sangat penting. Tanpa keterlibatan agama dan politik, ada
potensi bahwa politik tidak berjalan sesuai aturan dan prinsip HAM. Untuk memastikan
pelaksanaan HAM yang baik, diperlukan penegakan HAM yang ketat, sehingga setiap
pelanggaran mendapatkan konsekuensi yang sesuai dan adil.

1
Ramdlon Naning, Cita dan Citra Hak-Hak Asasi Manusia di Indonesia (Jakarta: Lembaga Kriminologi Universitas
Indonesia, 1983), h. 7
2
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusai (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), h. 3.

3
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil wawancara dari sosial dan politik, konsep HAM dalam Islam dianggap
penting, namun perlu memperhatikan alirannya. HAM dipandang dengan baik dan kesetaraan
dijunjung tinggi. Konsep HAM dalam Islam berbeda dengan konsep HAM dalam pandangan
Barat. Di lingkup internasional, HAM memiliki berbagai aliran seperti liberal dan komunis,
berbeda dengan Indonesia di mana HAM mengikuti hadis, ulama, dan Al-Quran. Meskipun
sebenarnya tidak diperbolehkan, hubungan demokrasi Islam bisa berdampingan dengan agama
Islam karena beberapa ulama sudah terjun dalam dunia politik. Implementasi demokrasi di
Universitas Jember masih dianggap sulit karena jauh dari norma agama dan sosial. Narasumber
juga berpendapat agar penyelewengan HAM tidak terjadi dan HAM harus dijunjung tinggi sesuai
norma yang berlaku3. HAM terhadap agama sangat penting, karena agama mengajarkan cara
menghargai orang lain dan bahwa setiap manusia memiliki hak yang diberikan oleh Tuhan sejak
lahir. Peraturan agama sejalan dengan HAM yang diterapkan di dunia karena keduanya bertujuan
untuk kebaikan. HAM mencakup berbagai bidang, termasuk tatanan sosial dan politik, dan
seharusnya diterapkan, meskipun penerapannya masih sulit untuk dijelaskan. Peran agama dalam
politik dianggap krusial, dan keterlibatan agama dalam politik dianggap penting untuk mencegah
ketidakteraturan dalam sistem politik.

PENUTUP
Dari paparan di atas, beberapa poin penting dapat dijelaskan:
Hukum Islam terkait dengan alasan, maksud tujuan, dan keefektifan hukuman-hukuman.
Hukuman dalam Islam memiliki landasan yang kokoh, yaitu al-Quran dan Sunnah Nabi saw.,
dan bukan berdasarkan dugaan dugaan manusia semata mengenai hal-hal yang dirasa adil. Ini
menunjukkan kepastian hukum dalam Hukum Islam.Dunia Islam memiliki ciri khas dan
keunikan sendiri. Masing-masing negara Muslim memiliki perbedaan dalam penerapan Hukum
Islam, meskipun tujuan utama adalah penegakan HAM.
Hubungan antara Hak Asasi Manusia dan demokrasi memiliki hubungan yang sangat erat.
HAM tidak mungkin eksis di suatu negara yang bersifat totaliter (tidak demokratis), namun
sebaliknya negara yang demokratis pastilah menjamin eksistensi HAM. Suatu negara dapat
dikatakan demokratis apabila menghormati dan melindungi HAM.

3
Luyzha Dhita Aulia salah satu sumber soaial dan politik

4
DAFTAR PUSTAKA

[1] Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. 2006. Amalan-amalan Pemeliharaan Iman, Terj: Nasruddin
Atha dan Abdurrahman. Jakarta: Qisthi Press.

[2] Allam, Ahmad Khalid. 2005. Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan. Jakarta:
Gema Insani Press

[3] Kamil, S. MA. 2002. Islam dan Demokrasi. Jakarta: Penerbit Gaya Media
Pratama.http://ejournal.stiqwalisongo.ac.id/index.php/albayan/article/download/77/42/ [Diakses
pada 29 Agustus 2023]

[4] Indah Permata Sari. 2021. Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Dalam Islam. Institusi Agama
Islam Negeri. Pontianak

[5] Arif Zulhlmi. 2022. Jurnal Darma Agung. Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia Dalam
Pandangan Islam.

Anda mungkin juga menyukai