religion they adhere to (2) human rights in politics have been contained in the
PENTINGNYA HAK ASASI MANUSIA DALAM AGAMA ISLAM
law that in principle every individual has freedom of opinion and deliberation (3)
human rights in society in general recognize, realize, and respect the rights of
others.
Leon Ellen
1 Keywords: Human Rights, Socialize, Politics
Program Studi Ilmu Komputer, Universitas AMIKOM Yogyakarta. Jalan Ring
Hak Asasi Manusia berawal dari kepedulian terhadap manusia sebagai makhluk ditinjau dari segi manusiawi, mereka sama-sama manusia sehingga yang
yang bermartabat. Implementasi Hak Asasi Manusia masih jauh dari istilah
mengenai Hak Asasi Manusia cenderung bersifat bebas dalam artian mutlak
kepada Allah SWT.
tanpa batas. Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun tujuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut (1) untuk mengetahui bagaimana Islam menerangkan bahwa Allah SWT telah memberikan
implementasi hak asasi manusia dalam beragama (2) untuk mengetahui
bagaimana hak asasi manusia dalam berpolitik (3) untuk mengetahui hak asasi kebebasan seluas-luasnya kepada manusia untuk memilih tindakannya.
diterapkan melalui pengumpulan data dan seleksi data yang berupa karya tulis sendiri sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dalam memanfaatkan
ilmiah atau jurnal yang bertujuan untuk mengumpulkan dan mengklasifikasikan
data sesuai tujuan dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa hak kebebasan tersebut. Allah SWT memberikan kebebasan itu yang disebut
undang-undang yang prinsipnya setiap individu memiliki kebebasan manusia sebagai bentuk ciptaan-Nya dengan tujuan agar manusia
Kata kunci: Hak Asasi Manusia, Bermasyarakat, Politik sehingga dapat melaksanakan tanggung jawab yang telah dibebankan
problem because some assumptions about human rights tend to be free in an karena penegakan keadilan dimanapun dan kapanpun selalu menjadi
absolute sense without limits. Based on this background, the objectives of this
research are as follows (1) to find out how to implement human rights in religion harapan setiap orang. Tercatat dalam sejarah umat manusia yang
(2) to find out how human rights are in politics (3) to find out human rights in
menceritakan kehancuran suatu bangsa atau negara yang disebabkan
society. The research method used is the library research method in which this
research is applied through data collection and data selection in the form of karena kurangnya keadilan para penguasa dalam memerintah.
scientific papers or journals that aim to collect and classify data according to the
objectives of the research. The results of the study show that human rights in
religion, politics, and society are as follows: (1) human rights in religion are
HAM dari masa ke masa selalu berkembang seiring dengan sebenarnya tidak lebih dari sekedar sebuah perjanjian antara raja dan
berkembangnya pemikiran manusia dan kemajuan zaman. Zaman dulu, bangsawan Inggris. Sebelumnya, Piagam tersebut tidak berisi prinsip-
hak asasi manusia hanya dilihat sebatas hak-hak sipil dan politik, maka prinsip trial by juri (Peradilan oleh juri), Hebeas Corpis (surat perintah
sekarang hak asasi manusia mencakup hal-hal ekonomi, sosial dan penahanan) dan pengawasan parlemen atas hak pajak. Setelah abad ke-
Permasalahan mengenai HAM dewasa ini sering muncul prinsip-prinsip tersebut. Dapat di maklumi bila setelah abad tersebut,
dipermukaan. Banyak orang yang semakin memahami dan menyadari konsep mengenai HAM banyak tertuang dalam undang-undang atau
hak-hak asasinya. Diantara sebabnya adalah semakin melesatnya proses konstitusional yang berasal dari gagasan-gagasan para filosof dan
pembangunan yang menjadi tuntutan masyarakat dan karena hubungan pemikir hukum, seperti adanya Bill of Rights pada tahun 1688,
komunikatif antara bangsa yang semakin intens. Karenanya pelaksanaan Declaration of Independence pada tahun 1788 dan French Declaration
HAM disegala bidang harus benar-benar diterapkan untuk menghindari pada tahun 1789.
konflik kesenjangan sosial dalam lingkup bermasyarakat. Itulah Puncak dari perkembangan konsep ini adalah dengan
sebabnya mengapa HAM bernilai relevan dan tetap update (sesuai adanya deklarasi hak-hak asasi manusia sedunia oleh Perserikatan
dengan perkembangan zaman) hingga saat ini. Bangsa-Bangsa (PBB) yang dikenal dengan The Universal Declaration of
Pelanggaran HAM sering terjadi dimana-mana, baik di Human Rights (pernyataan HAM sedunia) pada tahun 1948.
negara yang berkembang maupun di negara yang maju. HAM sering The Universal Declaration of Human RightsI ini dibentuk
disalah gunakan seperti di Amerika Serikat dan negara-negara barat karena banyaknya pelanggaran hak asasi manusia yang sering terjadi di
lainnya. Karena itu, akan kurang tepat jika tuduhan dari negara-negara beberapa negara sebagai akibat adanya perang dunia I dan perang dunia
maju misalnya bahwa negara-negara berkembang sering melakukan II yang membawa banyak kesengsaraan dan penderitaan pada rakyat.
pelanggaran HAM. Tuduhan ini menimbulkan kesan bahwa negara- Menurut Alwi Shihab, DUHAM (Deklarasi Universal Hak
negara maju atau barat tidak pernah melakukan pelanggaran HAM, Asasi Manusia) yang dibentuk oleh PBB ini banyak diwarnai oleh
padahal dalam prakteknya di negara-negara majulah yang terdapat perspektif barat sekuler yang bersifat antroposentris, yakni lebih
kasus kehidupan sosial diskriminatif, ketidakadilan, dan yang lainnya menekankan peranan manusia dan kebebasan serta haknya, ketimbang
yang jelas melanggar HAM. perspektif agama yang teosentris yang menekankan peranan Tuhan
Hal ini bisa jadi disebabkan pemahaman HAM yang berbeda dalam menentukan HAM.
antara masyarakat barat dengan masyarakat timur yang mempunyai Dalam DUHAM, konsep Hak Asasi Manusia tidak secara
kultur dan kebiasaan berbeda. Karena itu ada dua pendekatan untuk langsung disandarkan pada pemberian Allah SWT yang mutlak, tetapi
memahami HAM yaitu pendekatan barat dan pendekatan Islam. merupakan konsep yang disusun oleh manusia dan disetujui oleh
Dunia barat selalu menisbatkan konsep mengenai HAM manusia lain. Dengan demikian, seolah-olah HAM merupakan hak
bukan merupakan anugrah Allah SWT. individu lain maupun masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.
Selain itu, menurut Alwi Shihab, deklarasi PBB juga bersifat Pada masa permulaan di Madinah, Langkah pertama yang
individualistic dan kurang menekankan pentingnya solidaritas dan dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah menyatukan masyarakat
kebutuhan orang banyak. DUHAM ini juga lebih menekankan hak dari dan sekitarnya, yang terdiri dari beberapa suku atau golongan dan
pada kewajiban, padahal hubungan antara keduanya sangat erat sebagai agama. Langkah strategis ini melahirkan Piagam Madinah yang
contoh adalah kebebasan mengemukakan pendapat merupakan hak meletakkan dasar-dasar kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
fundamental tiap manusia, tetapi kebebasan tersebut harus di damping masyarakat yang heterogen.
oleh tanggung jawab dan kewajiban untuk menuturkan yang benar. Dengan demikian, dalam Islam kebebbasan manusia tidak
Berbeda dengan konsep HAM barat, dalam Islam hak asasi diberikan dengan sebebas-bebasnya. Ada Batasan-batasan tertentu yang
manusia dipandang sebagai anugrah Allah SWT yang diberikan kepada mengatur antara hak pribadi dan hak bermasyarakat. Selama apa yang
setiap manusia tanpa terkecuali dan tidak dapat di hilangkan atau manusia lakukan tidak melanggar aturan syara’ maka hal itu bisa
diganti. Hal ini bukan merupakan pemberian dari seorang raja atau diterima, namun apabila kebebasannya telah melanggar aturan syara’
Lembaga legislatif yang bisa ditarik Kembali apabila dipandang perlu. maka ada konsekuensi yang harus di tanggung oleh manusia.
Dengan demikian konsep HAM dalam Islam bersifat teorintis artinya Sebagai contoh adalah kebebasan beragama, Islam
menekankan peranan Tuhan dalam menentukan HAM. menghormati adanya kebebasan beragama yang dalam Al-Qur’an
Karena HAM adalah hak yang diberikan oleh Allah, maka tak dinyatakan dengan la ikraha fiddin (tidak ada paksaan dalam menganut
satupun Lembaga atau negara di dunia yang berhak merubah hak-hak suatu agama). Akan tetapi, Islam mengutuk seorang muslim yang pindah
yang telah di anugerahkan Allah tersebut tanpa suatu alasan yang jelas. agama, karena agama adalah masalah prinsipil yang tidak bisa dibuat
Hak-hak tersebut merupakan bagian dari ajaran Islam, setiap manusia permainan.
atau pemerintah yang mengaku sebagai muslim harus menerina, Perbedaan konsep HAM antara barat dan Islam ini dapat
mengakui dan memberlakukan hak-hak asasi manusia tersebut. menyebabkan timbulnya perbedaan persepsi mengenai HAM. Untuk itu
Konsep HAM dalam Islam lebih bersifat sosialis dan lebih negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI (Organisasi Konferensi
menekankan kewajiban dan tanggung jawab dari pada hak. Artinya, Islam) Menyusun sebuah deklarasi tentang HAM dalam Islam yang
walaupun HAM bersifat fundamental dan dijunjung tinggi, ia tetap bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits. Deklarasi tersebut adalah Cairo
mengutamakan hak-hak orang banyak dan pengorbanan hak pribadi Declaration (CD) yang dibentuk pada tahun 1990. Pada prinsipnya,
demi kebutuhan masyarakat umum. menurut Alwi Shihab, Deklarasi Islam ini merupakan penyempurnaan
Mulanya, konsep tentang HAM sudah ada sejak zaman Nabi dan pemberian nilai-nilai Islam terhadap Deklarasi Universal PBB.
Muhammad SAW. Ini terbukti dengan terbentuknya Piagam Madinah Pengaturan mengenai perlindungan hak kebebasan beragama
Civil and Political Rights (ICCPR). Dengan masuknya hak kebebasan yang diskriminatif atau diterapkan dengan cara yang diskriminatif.
beragama dalam UDHR, berarti menunjukkan betapa serius dan Komentar Umum No. 22 selanjutnya menjelaskan bahwa adanya
pentingnya hak kebebasan beragama tersebut. kenyataan bahwa suatu agama diakui sebagai agama negara, atau bahwa
Dengan demikian hak kebebasan beragama dapat agama tersebut dinyatakan sebagai agama resmi atau tradisi, atau
diasumsikan sebagai salah satu hak yang paling fundamental. bahwa penganut agama tersebut terdiri dari mayoritas penduduk, tidak
Pengaturan mengenai hak kebebasan beragama dalam DUHAM diatur boleh menyebabkan tidak dinikmatinya hak-hak yang dijamin oleh
pada Pasal 18. Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut: “Setiap orang Kovenan, termasuk oleh pasal 18 dan pasal 27 ICCPR, maupun
berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini menyebabkan diskriminasi terhadap penganut agama lain atau orang-
termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dengan orang yang tidak beragama atau berkepercayaan.
kebebasan untuk menyatakan agama atau kepercayaann dengan cara Komentar Umum 22 Pasal 18 membedakan kebebasan
mengajarkannya, melakukannya, beribadat dan mentaatinya, baik berpikir, berkeyakinan, dan beragama atau berkepercayaan dari
sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, di muka umum kebebasan untuk menjalankan agama atau kepercayaannya. Pasal ini
maupun sendiri. tidak mengijinkan adanya pembatasan apa pun terhadap kebebasan
Dengan demikian hak atas kebebasan beragama dan berpikir dan berkeyakinan atau terhadap kebebasan untuk menganut
berkeyakinan pada dasarnya meliputi dua dimensi individual dan atau menerima suatu agama atau kepercayaannya sesuai dengan
kolektif. Dimensi individual tercermin dalam perlindungan terhadap pilihannya. Kebebasan-kebebasan ini dilindungi tanpa pengecualian,
keberadaan spiritual seseorang (forum internum) termasuk di dalam sebagaimana halnya hak setiap orang untuk mempunyai pendapat tanpa
dimensi ini adalah memilih mengganti, mengadopsi dan memeluk agama diganggu di pasal 19.1. Sesuai dengan pasal 18.2 dan pasal 17, tidak
dan keyakinan. Sedangkan, dimensi kolektif tercermin dalam seorang pun dapat dipaksa untuk mengungkapkan pikiran atau
perlindungan terhadap keberadaan seseorang untuk mengeluarkan kesetiaannya terhadap suatu agama atau kepercayaan.
keberadaan spiritualnya dan mempertahankannya di depan publik Sejarah HAM adalah masalah yang sangat fundamental dan
(forum eksternum). mencakup aspek kehidupan secara universal, masalah ini sudah ada
Negara sebagai entitas berdaulat ruang publik dapat sejak kurang lebih dua puluh abad tahun silam. Perjuangan melawan
membatasi hanya pada ruang lingkup forum externum. Pembatasan dan perbudakan kaum Yahudi di Mesir pada zaman Nabi Musa pada
juga campur tangan itu dibentuk dalam sebuah peraturan hakekatnya didorong oleh kesadaran untuk membela keadilan dalam
perundangundangan sebagai norma publik yang memungkinkan publik rangka menegakkan Hak Asasi Manusia.
(orang banyak) berpartisipasi dalam membentuk dan mengawasi Berkaitan dengan latar belakang masalah di atas, maka
pelaksanaannya, dilakukan dengan tetap pula memenuhi asas keperluan dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut: (1) bagaimana
(necessity) dan proporsionalitas. implementasi hak asasi manusia dalam beragama? (2) bagaimana
implementasi hak asasi manusia dalam berpolitik? (3) bagaimana terdapat di Indonesia yaitu asas “kekeluargaan”, satu asas yang
implementasi hak asasi manusia dalam bermasyarakat?. sama sekali bertolak belakang dengan paham individualisme
ingin dicapai adalah: (1) untuk mengetahui implementasi hak asasi Soekarno sebagai tokoh sentral pada masa itu
manusia dalam beragama (2) untuk mengetahui implementasi hak asasi menyampaikan pendanganya yang anti individualisme,
manusia dalam berpolitik (3) untuk mengetahui implementasi hak asasi liberalisme, kolonialisme dan imprealisme. Menurut Soekarno
manusia dalam bermasyarakat. tidak ada gunanya “rights of citizen” yang dituangkan dalam
Undang Dasar kita tidak bisa lain dari pada mengandung sistem
pemerintah tentang regulasi hak asasi manusia.
pemerintahan di bawah kepemimipinan Presiden Soekarno Kasus yang sama juga dialami oleh persiden kedua, Letjen
sejak tahun 1945-1967. Dalam periode itu telah terjadi TNI Soeharto. Jika paradigma kenegaraan Soekarno berpusat
kasuskasus pelanggaran yang bersifat hak asasi manusia, dan pada konsep Nasakom, maka paradigma Soeharto berkisar
adanya kebijakan-kebijakan yang dinilai banyak terjadi pada konsep rencana pembangunan nasional lima tahunan.
kepentingan-kepentingan Soekarno, yang sejak mudanya Nampaknya, konsep ini bertumpu pada wawasan
menganut pendirian bahwa kekuasaan rakyat Indonesia developmentalisme yang memang berkembang di kalangan
bertumpu pada kombinasi kekuatan Idiologi Nasionalisme, para pemikir ekonomi dan dasawarsa 1960-an dan 1970-an.
Islamisme dan Komunisme, yang kemudian mengkeristalkanya Konfigurasi kehidupan demokrasi pada masa Orde Baru
dalam doktrin Nasakom yang meresapi hampir seluruh sebenernya bersifat paradoxs dan ambigu. Dalam tataran
kebijakan pemerintahan setelah Soekarno menjadi Presiden konseptual tampaknya pemrintah presiden Soeharto
ditinjau dari konteks sejarah, obsesi presiden Soekarno menyelenggarakan tata pemerintahan yang demokratis. Akan
mengenai paradigma Nasakom ini dapat dipahami dalam tetapi bila dilihat secara empiris, dalam praktiknya system
kerangka perang dingin antara blok Barat yang kapitalis dan pemerintahan Orde Baru bersifat totaliter yang bertentangan
blok Timur yang komunis, yang berlangsung antara Tahun dengan nilai-nilai universal demokrasi. Sistem politik yang
Pendiriannya dalam hal ini yang sedemikian kuatnya, pembangunan ekonomi dan nation building selama lebih dari
kenyataan bahwa terdapat banyak indikasi yang menunjukan Pada tahap awal pembangunan Orde Baru banyak yang
bahwa partai yang dipuji-pujinya itu di duga keras berada menilai sebagai era baru kebebasan politik. Pada awal orde
dibalik rangkaian kekerasan massa antara tahun 1959-1965 baru disebut-sebut sebagai bulan madu antara Negara dengan
dan juga merancang pembunuhan beberapa pimpinan TNI masyarakat. Namun perkembanggan ini tidak berlangsung
angkatan darat pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965. lama. Sistem politik Orde Baru secara perlahan mulai berubah,
Selain itu, MPR-S juga memerintahkan kepada Letjen. TNI sejak Golkar, partai politik yang dimotori pemerintah,
Soeharto untuk melakukan proses hukum terhadap Ir memenangkan pemilu secara mayoritas pada tahun 1971,
Soekarno dengan berbagai Pertimbangan proses hukuman itu perilaku politik pemerintah mulai menunjukan regulasi politik
sebagai seorang proklamator kemerdekaan Republik Kemenangan golkar yang didukung oleh militer
Indonesia, sehingga sampai saat ini seberapa jauh keterlibatan memberikan wewenang yang kuat kepada pemerintah untuk
Soeharto dalam pristiwa teragis 1965-1968 tersebut, baik by melakukan beberapa langkah politik seperti birokratisasi,
Commission maupun by Omission. depolitisasi, dan institusionalisasi. Akibat kebijakan ini peran
pemerintah semakin kuat dan otonom, sedangkan masyarakat memungkinkan dibukanya kembali kasus-kasus pelanggaran
semakin terabaikan dari kekuasaan dan formulasi kebijakan. HAM berat dimasa lalu, serta pemberantasan praktik KKN.
dikenal sebuah pepatah “sumum ius suma iuria” artinya adil Dalam metode penelitian ini, Adapun pemaparan prosedur dalam penelitian
dipertimbangkan dalam kerangka aturan-aturan yang hak sipil dan politik menekankan perlindungan penuh atas
berlaku dari hukum kebiasaan internasional yang hak dan kewenangan individu maupun kelompok dalam
dicerminkan dalam Konvensi Wina tentang Hukum suatu negara apabila terjadi kesenjangan, disintegrasi sosial,
Perjanjian. Berdasarkan hal ini, Kovenan tidak diskriminasi hukum, sosial dan budaya serta etnis dengan
menjadi subyek pengaduan atau penarikan-mundur upaya melindungi, menghormati, menegakkan dan
kecuali jika telah disepakati bahwa pihak-pihak yang menghargai pendapat, gagasan dan ide serta kebebasan
terlibat berkeinginan untuk mengajukan individu dalam keluarga, masyarakat, lingkungan, budaya,
Dengan demikian, negara sangat mengapresiasi hak kolektif” juga berlaku mendiskriminasi masyarakat
memiliki kebebasan dalam mengikuti suatu kelompok atau Sebagaimana diketahui bahwa hak berpartisipasi
berpolitik, mengemukakan pendapat di muka umum, dalam masyarakat merupakan suatu keharusan yang
bermusyawarah dan saling menghormati serta menjunjung direalisasikan dalam kehidupan pada suatu bagian
tinggi hak-hak orang lain. dari negaranya. Hal ini relevan dengan Undang-
undang RI No 29 Tahun 2000 tentang Hak Asasi toleransi. Pemerintahan yang demikian adalah pemerintahan sangat
Manusia yang berisi tentang hak mannusia sebagai menjunjung tinggi regulasi hukum.
Hak yang melingkupi semua isu-isu krusial tentang 1. Hak asasi manusia dalam beragama bahwasanya merupakan hak
hak masyarakat adalah hak atas pembangunan (right yang melekat dalam individu untuk dapat menghargai,
to depelovment) yang merupakan simbol perlawanan menghormati dan mentolerir agama yang dianutnya, baik untuk
kontradiksi hak asasi manusia terhadap aliran dirinya maupun untuk orang lain. Dalam syariat Islam, kebebasan
developmentalisme. Tonggak sejarah perjuangan beragama setiap individu tidak ada paksaan maupun
dimulai pada tahun 1986 dengan diselenggarakannya keterpaksaan dalam memeluk suatu agamanya
The Declaration on The Right to Development (DRD). 2. Hak asasi manusia dalam berpolitk bahwasanya sudah terdapat
DRD menyatakan bahwa hak atas pembangunan dalam undang-undang yang setiap individu memiliki kebebasan
memiliki substansi yang inklusif dengan dalam mengikuti suatu kelompok atau berpolitik,
menggabungkan dan tidak membeda-bedakan antara mengemukakan pendapat di muka umum, bermusyawarah dan
Hak Sipil dan Politik (Pasal 1–21), dan Hak Ekonomi, saling menghormati serta menjunjung tinggi hak-hak orang lain.
Sosial, dan Budaya (Pasal 22–28) yang termaktub Selain itu, dalam Perjanjian Internasional Hak Sipil dan Politik
dalam rumusan Universal Declaration of Human menekankan perlindungan penuh atas hak dan kewenangan
Rights (UDHR) atau dalam istilah DUHAM (Deklarasi individu maupun kelompok dalam suatu negara apabila terjadi
Umum Hak Asasi Manusia). kesenjangan, disintegrasi sosial, diskriminasi hukum, sosial dan
manusia mulai lahir dan bergulir dicerminkan dalam sejarah peradaban Saran
diskriminasi.
2. Untuk instansi kelembagaan; dalam suatu instansi tertentu,
DAFTAR PUSTAKA
A’la Al Maududi, Abul, Hak Asasi Manusia dalam Islam, Penerbit Pustaka:
Bandung: 1985
Ensiklopedi Indonesia Jilid 2, PT. Lehtian Baru, Van Hoeve, Jakarta, Tim
1981.
dan Politik Hak Ekonomi Sosial dan Budaya, Pusat: Komnas HAM, Jakarta,
2009.