Anda di halaman 1dari 10

HAK ASASI MANUSIA 1.

Pengertian Hak Asasi Manusia Istilah Hak Asasi Manusia merupakan terjemahan dari ; droits de Lhomme (Prancis) yang lengkapnya berbunyi Declaration des droits de lhomme et du Citoyen(Pernyataan hak-hak asasi manusia dan hak warga negara Prancis Tahun 1789), human rights (Inggris), dan menselijke rechten (Belanda). Di Indonesia, hak asasi umumnya lebih dikenal dengan istilah hak-hak asasi sebagai terjemahan dari basic rights (Inggris), grond rechten (Belanda), atau bisa juga disebut sebagai hak-hak fundamental (fundamental rights, civil rights) , UU NO 39 TH 1999 menggunakan istilah Hak Asasi Manusia.. Di Amerika Serikat disamping menggunakan istilah Human Rights,banyak juga digunakan istilah Civil Rights, hal ini sehubungan dengan tuntutan persamaan hak oleh penduduk Amerika golongan kulit hitam dan golongan Indian serta golongan minoritas seperti Poerto Rico dan Cina. Menurut Drs. Usman Surur, M.Pd. Hak Asasi Manusia terdiri dari rangkaian tiga buah kata, yaitu :
1.

2.

Hak berasal dari bahasa Arab yang artinya kebenaran, dalam kamus bahasa Indonesia juga diartikan dengan kebenaran, dan yang berkaitan dengan kepemilikan, kekuasaan atau kewenangan. Asasi berasal dari bahasa Arab Asasiyyun artinya bersifat prinsip, maksudnya sesuatu yang prinsip itu adalah hal yang amat mendasar dan tidak boleh tidak ada

3.

Manusia dalam pengertian umum adalah makhluk yang berakal budi, orang Jawa menyebut Manungso (Manunggaling Raso), baru disebut manusia kalau memahami perasaan orang lain, atau dalam bahasa Arab digunakan Nas dari kata Anasa yang artinya melihat, mengetahui atau meminta ijin. Berdasarkan rangkaian kata tersebut, maka yang dimaksud Hak Asasi Manusia adalah sejumlah nilai yang menjadi ciri khas manusia yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi

1.Menurut Prof. Mr. Koentjoro Poerbapranoto (1976), hak asasi adalah hak yang bersifat asasi, artinya hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci. Jadi, hak asasi dapat dikatakan sebagai hak dasar yang dimiliki oleh pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Hak asasi itu tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. 2.Menurut Masyhur Effendi,SH. Hak Asasi adalah hak milik bersama uat anusia yang diberikan oleh Tuhan untuk selama hidup. 3.Menurut Samidjo,SH. Hak-Hak Asasi adalah sejumlah hak yang seaka-akan berakar dalam tabiat setiap oknum pribadi manusia justru karena kemanusiaannya , yang tidak dapat dicabut oleh siapapun juga , karena bila dicabut hilang juga kemanusiaannya itu.. 4.Menurut Prof. Meriam Budiardjo. Hak Asasi adalah hak yang dimiliki manusia yang diperoleh dan dibawanya

bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan asyarakat. 5.Menurut Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pada pasal 1 angka 1 dinyatakan bahwa Hak Asasi Manusia adalah Seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan Anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia 2. Karakteristik, Kandungan Nilai dan Cakupan Hak Asasi Manusia Ciri khas dari Hak Asasi Manusia, antara lain : 1) Qodrat, artinya Hak Asasi Manusia itu adalah pemberian dari Tuhan kepada setiap manusia agar hidupnya terhormat. 2) Hakiki, Hak Asasi Manusia itu melekat pada diri setiap manusia, tanpa melihat latar belakang kehidupan dan status sosialnya. 3) Universal, artinya Hak Asasi Manusia itu berlaku umum, tidak membeda-bedakan manusia yang satu dengan yang lainnya. 4) Tidak Dapat Dicabut, artinya Hak Asasi Manusia dalam keadaan bagaimana pun, tetap ada pada setiap orang.

5) Tidak Dapat Dibagi, artinya Hak Asasi Manusia itu tidak dapat diwakili atau pun dialihkan kepada orang lain. Kandungan Nilai Hak Asasi Manusia: Kebebasan atau Kemerdekaan ; manusia dilahirkan dalam keadaan merdeka, karena itu menjadi harapan setiap manusia menjalani kehidupannya dalam keadaan merdeka. Seperti merdeka memilih negara, tempat tinggal, berkeluarga, bergerak, memilih pekerjaan, berserikat, berkumpul, berekspresi, mengemukakan pendapat, memperoleh dan mendayagunakan informasi dan lain sebagainya Kemanusiaan dan Perdamaian ; manusia dalam menjalani kehidupannya sangat mendambakan ketentraman, bebas dari rasa takut, terjamin keamanannya dan senantiasa dalam suasana damai Keadilan, Kesederajatan, dan Persamaan ; diperlakukan secara wajar dan adil, mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperoleh hak, tidak dibeda-bedakan antara manusia yang satu dengan yang lain berdasarkan alasan apa pun, merupakan keinginan setiap manusia Berdasarkan Instrumen Internasional Hak Asasi Manusia, mencakup atau meliputi tiga aspek utama (Karel Vassak dari Prancis menyebutnya tiga generasi), yaitu : Hak Sipil dan Politik (Generasi Pertama) ; mengedepankan hak-hak individu yang bebas (merdeka). Paham ini dikembangkan di Amerika

Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (Generasi Kedua) ; yang menjadi obsesi untuk dikembangkan lebih awal, penekanannya lebih banyak pada aspek kesejahteraan dan hak kolektif. Paham ini dikembangkan di negara-negara non blok Hak atas Pembangunan ; merupakan gabungan atau kombinasi dari dua generasi sebelumnya, terutama dianut oleh negara berkembang 3. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia Berdasarkan pengertian hak asasi manusia , sebenarnya hak asasi manusia timbulnya bersamaan dengan lahirnya manusia itu sendiri, atau dengan kata lain lahirnya bersamaan dengan lahirnya (adanya) manusia , sehingga hak asasi manusia adanya sejak jaman dahulu kala atau sejak adanya manusia dimuka bumi . Atas dasar itulah sebenarnya hak asasi manusia bukan masalah, akan tetapi yang menjadi permasalahan yaitu mengenai pelaksanaan hak asasi manusia tersebut, seperti mengenai konkritisasi /realisasi atau implementasinya dalam kehidupan manusia sebagai ciptaan Allah. Disinilah mulai munculnya kesadaran akan hak asasi manusia. Bersamaan dengan hal tersebut,munculah pemikiran-pemikiran mengenai hak asasi manusia . Latar belakang sejarah hak asasi manusia pada hakikatnya muncul karena keinsyafan manusia terhadap harga diri, harkat dan martabat kemanusiaannya, sebagai akibat tindakan sewenang-wenang dari penguasa, penjajahan,

perbudakan ketidakadilan dan kelaliman (tirani) yang hampir melanda seluruh umat manusia, di antaranya : Tahun 2500 1000 SM ; (1) Perjuangan Nabi Ibrahim AS. melawan kelaliman Raja Namruds, (2) Nabi Musa AS. memerdekakan bangsa Yahudi dari perbudakan Raja Firaun di Mesir agar terbebas dari kesewenang-wenangan, dan (3) Hukum Hammurabi pada masyarakat Babylonia yang menetapkan ketentuan-ketentuan hukum yang menjamin keadilan bagi warganya. Tahun 600 SM ; di Athena Yunani, Solon telah menyusun Undang-undang yang menjamin keadilan dan persamaan bagi setiap warganya. Untuk itu ia membentuk Haliaea, yaitu Mahkamah Keadilan untuk melindungi orang-orang miskin, dan Majelis Rakyat atau Ecclesia yang karena itu ia dianggap sebagai Bapak Pengajar Demokrasi, perjuangan Solon ini didukung juga oleh Pericles, seorang tokoh negarawan Athena. Tahun 527 322 SM ; (1) Kaisar Romawi, Flavius Anacius Justianus menciptakan peraturan hukum modern yang terkodifikasi, Corpus Iuris sebagai jaminan atas keadilan dan hak-hak asasi manusia, (2) pada masa kebangkitan, Yunani banyak melahirkan filsuf terkenal dengan visi hak asasi seperti, Socrates dan Plato sebagai peletak dasar diakuinya hak-hak asasi manusia, serta Aristoteles yang mengajarkan tentang pemerintahan berdasarkan kemauan dan cita-cita mayoritas warga Tahun 30 SM 632 M ; Kitab suci Injil yang dibawa Nabi Isa Almasih, sebagai peletak dasar etika Kristiani dan ide

pokok tingkah laku manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih, baik terhadap Tuhan maupun sesama manusia, (2) Kitab suci Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. banyak mengajarkan tentang toleransi, berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksana, serta menerapkan kasih sayang, selain itu Madinah Charter sebagai dokumen tertulis perjanjian perdamaian antar seluruh komunitas di Madinah setelah Nabi Muhammad SAW. hijrah, selaku konstitusi pembentukan negara Madinah, juga menetapkan perlindungan atas hak asasi manusia.

1. Hak Asasi Manusia di Yunani Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-348 SM) meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan diakuinya hak hak asasi manusia. Konsepsinya menganjurkan masyarakat untuk melakukan sosial kontrol kepada penguasa yang zalim dan tidak mengakui nilai nilai keadilan dan kebenaran. Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan pemerintah harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan kehendak warga negaranya.

Konsep-konsep dari teori hukum alam (contrack social) pada abad ke XVII yang banyak pengaruhnya terhadap perkembangan hak asasi manusia diantaranya: Thomas Hobbes: Ajarannya berpokok pangkal pada manusia dalam keadaan alam/natur , sebelum adanya suatu negara, Menurutnya manusia sebelum adanya negara selalu saling memusuhi, sama dengan binatang didalam hutan yang selalu menyerang dan akan membuat peperangan diantara mereka yang tidak henti-hentinya (bellum omnium contra omnes) dan manusia yang satu merupakan binatang buas bagi manusia yang lain( homo homini lupus). Untuk menghentikan peperangan ini perlu diadakan suatu perjanjian untuk bermasyarakat (negara). Sebelum ada negara tidak ada hukum dan hak-hak pribadi, hak itu baru ada setelah ada hukum yang adanya setelah ada negara.Dalam perjanjian masyarakat,setiap individu melepaskan hak dan kemerdekaannya kepada raja, jadi tidak melalui masyarakat (raja berada diluar perjanjian) dengan demikian raja tidak terikat oleh perjanjian, dan mempunyai kekuasaan yang absolut) . John Locke: Hukum kodrat adalah hukum yang mengatur hubungan manusia dalam keadaan alam sebelum terwujud negara.Inti hukum kodrat menurut John Locke adalah sejumlah hak asasi yang berakar dalam tabiat kodrat manusia dan karenanya tidak dapat dicabut oleh siapapun

bahkan tidak dapat diserahkan kepada siapapun. Hak asasi tersebut antara lain yaitu , hak milik, hak kemerdekaan dan hak hidup. Menurutnya dalam keadaan alam sudah ada ketentraman dan keamanan, dalam keadaan demikian pula manusia sudah mempunyai hak yang disebut hak asasi. Perlunya diadakan perjanjian masyarakat tidak lain untuk memelihara 3 (tiga) macam hak tersebut, sebab sifat manusia itu menurutnya umumnya jahat, karena itu manusia yang lemah akan menjadi korban manusia yang kuat. Untuk menjaga agar setiap manusia terjamin hak asasinya, maka mereka bersama-sama mengadakan perjanjian untuk bersatu dan mendirikan kelompok yang dinamakan masyarakat (negara). Dalam perjanjian tersebut semua anggota (manusia) menyerahkan seluruh haknya, namun 3 (tiga) hak tersebut yang tidak bisa dilepaskan (diserahkan) dalam perjanjian. J.J. Rousseau: Dalam teorinya dia membagi suasana kehidupan manusia dalam 2 (dua) jaman, yaitu jaman pra negara dan jaman bernegara.Pada jaman pra negara (alamiah) diumpamakan sebagai keadaan sebelum manusia melakukan dosa yaitu keadaan aman dan bahagia. Akan tetapi manusia menyadari /sadar akan bahaya yang akan mengancam kehidupannya, maka dengan kesadarannya manusia mengadakan suatu kontrak sosial dengan ketentuan perjanjian masyarakat , lalu berubah dari keadaan alam kepada keadaan bernegara.Dalam perjanjian masyarakat beliau berpendapat memang benar seluruh hak alamiah yang dipunyai oleh setiap orang diserahkan, akan tetapi oleh Pemerintah dikembalikan dalam bentuk hak warga negara.Rakyat yang telah mengadakan perjanjian

tersebutlah yang memiliki kedaulatan dan mempunyai kemauan umum (volunte general), Pemerintah hanya sebagai pelaksana organisasi yang ditentukan oleh yang berdaulat(rakyat). JJ. Rousseau disebut sebagai bapat kedaulatan rakyat karena teorinya melahirkan faham kedaulatan rakyat. Karl Marx (paham sosalis): Menurut karl marx bahwa makna hak asasi tidak menekankan pada masyarakat ,justru menekankan kewajiban pada masyarakat. Jadi disini lebih mendahulukan kemajuan ekonomi daripada hak politik dan hak sipil,mendahulukan kesejahteraan daripada kebebasan. Dalam masyarakat komunis dapat menikmati hak asasi di bidang ekonomi yang dibutuhkan oleh semua anggota masyarakat dan diatur dibawah negara, kemandirian menjadi tabu. Dengan demikian kehancuran ideologi komunis sebagaimana terlihat dewasa ini , dapat dimengerti karena paham komunis meniadakan hak-hak individu , sehingga bertentangan dengan hukum alam (tidak memberikan kesempatan kepada orang per orang untuk memiliki hak selama hidup yang diberi oleh Tuhan).

Anda mungkin juga menyukai