Anda di halaman 1dari 13

1.

PENGERTIAN HAM MENURUT PARA AHLI


A. Pengertian HAM Menurut Para Ahli (Lengkap)

Pengertian HAM Menurut Para Ahli - Setiap manusia sejak dalam kandungan telah
memiliki hak asasi dimana sebagai manusia pasti memiliki sesuatu yang menjadi pokok atau dasar
dari setiap diri masing-masing individu. Hak bisa diartikan sebagai kekuasaan untuk melakukan
sesuatu atau kepunyaan (milik), sedangkan asasi merupakan hal yang utama, pokok atau dasar.
Sehingga hak asasi manusia dapat diartikan hak-hak yang dimiliki setiap manusia sejak ia dalam
kandungan, hak tersebut melekat di setiap manusia sebagai anugerah yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa (Tuhan YME).

Hak Asasi Manusia (HAM) berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam
Declaration of Independence of USA (Deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat) juga tertulis
dalam UUD 1945, misalnya pada pasal 28, pasal 27 ayat 1, pasal 30 ayat 1, pasal 29 ayat 2 dan
pasal 31 ayat 1.

Banyak sekali definisi tentang Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM), untuk lebih jelasnya
langsung saja kita simak pengertian dan penjelasan HAM menurut para Ahli

1. Pengertian HAM menurut Miriam Budiarjo


HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang yang dibawa sejak lahir ke dunia, hak itu
sifatnya universal sebab dipunyai tanpa adanya perbedaan kelamin, ras, budaya, suku, agama
maupun sebagainya.

2. Pengertian HAM menurut Kevin Boyle dan David Beetham


HAM adalah hak-hak individual dan berasal dari berbagai kebutuhan serta kapasitas-
kapasitas manusia.

3. Pengertian HAM menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto


HAM adalah suatu hak yang sifatnya asasi atau mendasar. Hak-hak yang dimiliki setiap
manusia berdasarkan kodratnya yang pada dasarnya tidak akan bisa dipisahkan sehingga
bersifat suci.
4. Pengertian HAM menurut Oemar Seno Adji
HAM ialah hak yang melekat pada setiap martabat manusia sebagai insan dari ciptaan
Tuhan YME yang memiliki sifat tidak boleh dilanggar oleh siapapun (manusia / kelompok
lain).

5. Pengertian HAM menurut G.J Wolhos


HAM merupakan sejumlah hak yang sudah melekat serta mengakar dalam diri setiap
manusia di dunia dan hak-hak tersebut tidak boleh dihilangkan, karena menghilangkan
HAM orang lain sama dengan menghilangkan derajat kemanusiaan.

6. Pengertian HAM menurut UU No 39 Tahun 1999


HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan YME. dimana hak tersebut merupakan anugerah yang wajib di dilindungi dan
hargai oleh setiap manusia guna melindungi harkat serta martabat setiap manusia.

7. Pengertian HAM menurut Leah Kevin


Menurut Leah Kevin Konsepsi tentang hak-hak asasi manusia mempunyai dua makna
dasar. Yang pertama adalah bahwa hak-hak hakiki dan tak terpisahkan menjadi hak seseorang
hanya karena ia merupakan manusia. Hak-hak itu merupakan hak-hak moral yang berasal dari
keberadaannya sebagai manusia dari setiap umat manusia. Makna kedua dari hak-hak asasi
manusia ialah hak-hak hukum, baik secara internasional atau nasional.

Lambang Universal Hak Asasi Manusia


8. Pengertian HAM menurut C. de Rover
HAM adalah hak hukum yang sama kepada setiap manusia baik kaya atau miskin, laki-laki
maupun wanita. Walaupun hak-hak yang telah mereka langgar akan tetapi ham mereka tetap
tidak dapat dihilangkan. Hak asasi adalah hukum, yang mesti terlindungi dari aturan nasional
agar semuanya terpenuhi sehingga ham dapat ditegakkan, dijunjung tinggi serta dilindungi.

9. Pengertian HAM menurut Wikipedia


HAM adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak mereka dalam kandungan.

10. Pengertian HAM menurut Muladi


HAM adalah segala hak pokok atau dasar yang telah melekat pada diri manusia dalam
kehidupannya.

11. Pengertian HAM menurut Komnas HAM


HAM mencakup segala bidang kehidupan manusia baik politik, ekonomi, sipil, sosial dan
kebudayaan. Kelimanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hak-hak asasi politik
dan sipil tidak ada artinya apabila rakyat masih harus bergelut dengan penderitaan dan
kemiskinan. Tetapi, dilain pihak, persoalan keamanan kemiskinan, dan alasan lainnya, tidak
dapat digunakan secara sadar untuk melakukan pelanggaran ham dan kebebasan politik serta
sosial masyarakat. Hak asasi manusia tidak mendukung individualisme, melainkan
membendungnya dengan melindungi individu, golongan maupun kelompok, ditengah-tengah
kekerasan kehidupan modern. Ham merupakan tanda solidaritas nyata sebuah bangsa dengan
warganya yang lemah.

12. Pengertian HAM menurut Haar Tilar


HAM adalah hak hak yang melekat pada diri setiap insan dan tanpa memiliki hak-hak itu
maka setiap insan tidak bisa hidup selayaknya manusia. Hak tersebut diperoleh sejak lahir ke
dunia.

13. Pengertian HAM menurut Austin-Ranney


HAM adalah ruang kebebasan bagi setiap individu yang dirumuskan dengan rinci dan jelas
dalam konstitusi serta sudah dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah.
14. Pengertian HAM menurut Jack Donney
HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia semata-mata dikarenakan dia sebagai
seorang manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena yang diberikan kepadanya oleh
masyarakat atau mengacu pada hukum positif, melainkan itu berdasar pada adanya martabat
sebagai seorang manusia dan Hak tersebut merupakan suatu pemberian Tuhan YME

15. Pengertian HAM menurut Karel Vasak


HAM di klasifikasikan dari tiga generasi yang terinspirasi oleh tiga tema pada Revolusi
Perancis, yaitu: Generasi Pertama; Hak Politik dan Sipil (Liberte); Generasi Kedua, Hak
Sosial, Ekonomi dan Budaya (Egalite) dan Generasi Ketiga, Hak Solidaritas (Fraternite). Tiga
generasi tersebut perlu dipahami sebagai satu kesatuan, saling melengkapi dan saling
berkaitan. Vasak menggunakan istilah "generasi" untuk menunjuk pada ruang lingkup dan
substansi hak-hak yang diprioritaskan pada satu kurun waktu tertentu.

16. Pengertian HAM menurut Mahfudz M.D


HAM adalah hak yang melekat pada martabat setiap manusia yang mana hak tersebut
dibawa sejak lahir ke dunia sehingga pada hakikatnya hak tersebut bersifat kodrati.

17. Pengertian HAM menurut A.J.M. Milne


HAM adalah suatu hak yang sudah dimiliki oleh semua umat manusia di dunia, di segala
masa, dan juga di segala tempat karena keutamaan keberadaannya adalah sebagai manusia.

18. Pengertian HAM menurut John Locke


HAM adalah hak-hak yang langsung diberikan Tuhan kepada manusia sebagai hak yang
kodrati. Oleh karenanya, tidak ada kekuatan apapun di dunia yang bisa mencabutnya. HAM
ini sifatnya mendasar (fundamental) bagi kehidupan manusia dan pada hakikatnya sangat suci.

19. Pengertian HAM menurut SHAW


HAM adalah jika wacana publik masyarakat global dimasa damai itu dapat dikatakan
memiliki bahasa moral yang umum, itu merupakan hak asasi manusia. Walaupun demikian,
klaim yang kuat itu dibuat oleh adanya doktrin hak asasi manusia agar dapat terus
memunculkan sikap perdebatan dan skeptis tentang sifat, isi dan pembenaran hak asasi
manusia sampai berada dijaman sekarang ini. Memang, pertanyaan mengenai apa yang
diartikan dengan "hak" itu memiliki kontroversi dan masih menjadi perdebatan yang terus-
menerus secara filosofis.
20. Pengertian HAM menurut Franz Magnis Suseno
HAM adalah hak-hak yang sudah dipunyai pada setiap manusia dan bukan karena
diperoleh dari masyarakat (manusia lain). Bukan karena hukum positif yang berlaku, tapi atas
martabatnya sebagai seorang manusia. Manusia mempunyai HAM karena ia merupakan
manusia.

21. Pengertian HAM menurut Peter R. Baehr


HAM adalah hak dasar yang mutlak dan harus dimiliki setiap insan untuk perkembangan
dirinya.
Dari beberapa pendapat ilmuan diatas dapat kita simpulkan bahwa Pengertian HAM
adalah hak yang melekat dalam diri setiap manusia yang dibawa sejak lahir ke dunia dan
berlaku sepanjang hidupnya serta tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun karena hak itu
bersifat kodrati yang diberikan oleh Tuhan YME pada setiap manusia
Sekin Artikel tentang Pengertian HAM Menurut Para Ahli Dan setelah sobat mengetahui
apa itu HAM, hendaknya sebagai warga negara indonesia yang baik kita semua harus
menjunjung tinggi serta menghormati nilai yang ada dalam HAM tanpa membedakan suku,
keturunan, golongan, status, gender, dan lain sebagainya.
B. CONTOH KASUS PELANGGARAN HAM

1. Pembantaiaan Rawagede

Pembantaian Rawagede merupakan pelanggaran HAM yang terjadi penembakan dan


pembunuhan penduduk kampung Rawagede (sekarang Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang,
Jawa Barat) oleh tentara Belanda tanggal 9 Desember 1945 bersamaan dengan Agresi Militer
Belanda I. Akibatnya puluhan warga sipil terbunuh oleh tentara Belanda yang kebanyakan dibunuh
tanpa alasan yang jelas. Tanggal 14 September 2011, Pengadilan Den Haaq menyatakan
pemerintah Belanda bersalah dan harus bertanggung jawab dengan membayar ganti rugi
(kompensasi) kepada keluarga korban pembantaian Rawagede.

2. Kasus Pembunuhan Munir

Munir Said Thalib merupakan aktifis HAM yang pernah menangani kasus-kasus
pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang pada 8 Desember 1965. ia meninggal pada 7 September
2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia ketika Munir sedang melakukan perjalanan menuju
Amsterdam, Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwa
Munir meninggal di dalam pesawat karena serangan jantung, dibunuh, bahkan diracuni. Namun,
sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal karena diracun menggunakan Arsenikum di
makanan atau minumannya saat ia merada di dalam pesawat.
Kasus ini sampai sekarang masih belum ada titik temu, bahkan kasus ini telah diajukan ke Amnesty
Internasional dan tengah diproses. kemudian pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto
selaku Pilot pesawat yang ditumpangi munir dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena terbukti
bahwa ia merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Munir, karena dengan sengaja Pollycarpus
menaruh Arsenik di makanan Munir sehingga ia meninggal di pesawat.
3. Pembunuhan Aktivis Buruh Wanita, Marsinah

Kasus Marsinah terjadi pada 3-4 Mei 1993. Seorang pekerja dan aktivitas wanita PT Catur Putera
Surya Porong, Jatim. Peristiwa ini berawal dari aksi mogok yang dilakukan oleh Marsinah dan
buruh PT CPS. Mereka menuntun kepastian pada perusahaan yang telah melakukan PHK mereka
tanpa alasan. Setelah aksi demo tersebut, Marsinah malah ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia
tewas di kawasan hutan Wilangan, Nganjuk dalam kondisi mengenaskan dan diduga menjadi
korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan dan pembunuhan. Penyelidikan
masih belum menemukan titik terang hingga sekarang.
4. Penculikan Aktivis (1997/1998)

Kasus penculikan dan penghilangan secara paksa para aktivis pro-demokrasi, sekitar 23
aktivis pro-demokrasi diculik. Kebanyakan aktivis yang diculik disiksa dan menghilang, meskipun
ada satu yang terbunuh. 9 aktivis dilepaskan dan 13 aktivis lainnya masih belum diketahui
keberadaannya sampai kini. Banyak orang berpendapat bahwa mereka diculik dan disiksa oleh
para anggota militer.

5. Peristiwa Tanjung Priok (1984)

Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang berawal
dari masalah SARA dan unsur politis. Peristiwa ini dipicu oleh warga sekitar yang melakukan
demonstrasi pada pemerintah dan aparat yang hendak melakukan pemindahan makam keramat
Mbah Priok. Para warga yang menolak dan marah kemudian melakukan unjuk rasa, hingga
memicu bentrok antara warga dengan anggota polisi dan TNI. Dalam peristiwa ini diduga terjadi
pelanggaran HAM dimana terdapat ratusan korban meninggal dunia akibat kekerasan dan
penembakan.

6. Penembakan Misterius (Petrus)

Diantara tahun 1982-1985, peristiwa ini mulai terjadi. ‘Petrus’ adalah sebuah peristiwa
penculikan, penganiayaan dan penembakan terhadap para preman yang sering menganggu
ketertiban masyarakat. Pelakunya tidak diketahui siapa, namun kemungkinan pelakunya adalah
aparat kepolisian yang menyamar (tidak memakai seragam). Kasus ini termasuk pelanggaran
HAM, karena banyaknya korban Petrus yang meninggal karena ditembak. Kebanyakan korban
Petrus ditemukan meninggal dengan keadaan tangan dan lehernya diikat dan dibuang di kebun,
hutan dan lain-lain. Terhitung, ratusan orang yang menjadi korban Petrus, kebanyakan tewas
karena ditembak.

7. Kasus Bulukumba

Kasus Bulukumba merupakan kasus yang terjadi pada tahun 2003. Dilatar belakangi oleh PT.
London Sumatra (Lonsum) yang melakukan perluasan area perkebunan, namun upaya ini ditolak
oleh warga sekitar. Polisi Tembak Warga di Bulukumba. Anggota Brigade Mobil Kepolisian Resor
Bulukumba, Sulawesi Selatan, dilaporkan menembak seorang warga Desa Bonto Biraeng,
Kecamatan Kajang, Bulukumba, Senin (3 Oktober 2011) sekitar pukul 17.00 Wita. Ansu, warga
yang tertembak tersebut, ditembak di bagian punggung. Warga Kajang sejak lama menuntut PT
London mengembalikan tanah mereka.
8. Pembantaian Massal Komunis (PKI) 1965

Pembantaian ini merupakan peristiwa pembunuhan dan penyiksaan terhadap orang yang
dituduh sebagai anggota komunis di Indonesia yang pada saat itu Partai Komunis Indonesia (PKI)
menjadi salah satu partai komunis terbesar di dunia dengan anggotanya yang berjumlah jutaan.
Pihak militer mulai melakukan operasi dengan menangkap anggota komunis, menyiksa dan
membunuh mereka. Sebagian banyak orang berpendapat bahwa Soeharto diduga kuat menjadi
dalang dibalik pembantaian 1965 ini. Dikabarkan sekitar satu juta setengah anggota komunis
meninggal dan sebagian menghilang. Ini jelas murni terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia.

9.Tragedi Sampit

Konflik Sampit tahun 2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi beberapa
insiden sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar terakhir terjadi antara
Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600 korban tewas. Penduduk Madura
pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh
pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia.Tahun 2000, transmigran
membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah.Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan
yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah
memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi
ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan.
Ada sejumlah cerita yang menjelaskan insiden kerusuhan tahun 2001. Satu versi mengklaim bahwa
ini disebabkan oleh serangan pembakaran sebuah rumah Dayak. Rumor mengatakan bahwa
kebakaran ini disebabkan oleh warga Madura dan kemudian sekelompok anggota suku Dayak
mulai membakar rumah-rumah di permukiman Madura.
Profesor Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh suku Dayak
dilakukan demi mempertahankan diri setelah beberapa anggota mereka diserang. Selain itu, juga
dikatakan bahwa seorang warga Dayak disiksa dan dibunuh oleh sekelompok warga Madura
setelah sengketa di desa Kerengpangi pada 17 Desember 2000.
Versi lain mengklaim bahwa konflik ini berawal dari percekcokan antara murid dari berbagai ras
di sekolah yang sama

10.Lumpur Lapindo

Gambar Lumpur Lapindo

Kasus pelanggaran HAM berat terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur.Pada tahun 2006 terjadi
peristiwa banjir lumpur panas akibat kegiatan pengeboran tanah yang dilakukan PT. Lapindo
Brantas di Porong, Sidoarjo.Semburan lumpur panas terjadi terus menerus hingga menimbulkan
dampak luar biasa bagi masyarakat dan mengganggu aktivitas perekonomian di Jawa
Timur.Masyarakat di sekitar daerah semburan terpaksa pindah untuk dievakuasi ke tempat aman
karena lumpur yang menggenangi pemukiman mereka.Peristiwa ini kemudian ditangani oleh
Komnas HAM yang telah menemukan 13 jenis pelanggaran yang terjadi di kawasan yang
tergenang lumpur tersebut yaitu pelanggaran di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.Selain itu,
dikatakan luapan lumpur Lapindo termasuk kategori “corporate crime”.Peristiwa tersebut
mengakibatkan terjadinya pelanggaran HAM karena tidak adanya kepastian dan jaminan yang
layak bagi para korban.
embantaian Santa Cruz (1991)
Kasus ini masuk dalam catatan kasus pelanggaran HAM di Indonesia, yaitu pembantaian yang
dilakukan oleh militer atau anggota TNI dengan menembak warga sipil di Pemakaman Santa Cruz,
Dili, Timor-Timur pada tanggal 12 November 1991. Kebanyakan warga sipil yang sedang
menghadiri pemakaman rekannya di Pemakaman Santa Cruz ditembak oleh anggota militer
Indonesia. Puluhan demonstran yang kebanyakkan mahasiswa dan warga sipil mengalami luka-
luka dan bahkan ada yang meninggal. Banyak orang menilai bahwa kasus ini murni pembunuhan
yang dilakukan oleh anggota TNI dengan melakukan agresi ke Dili, dan merupakan aksi untuk
menyatakan Timor-Timur ingin keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
membentuk negara sendiri.

11. Peristiwa 27 Juli (1996)

Peristiwa ini disebabkan oleh para pendukung Megawati Soekarno Putri yang menyerbu dan
mengambil alih kantor DPP PDI di Jakarta Pusat pada tanggal 27 Juli 1996. Massa mulai
melempari dengan batu dan bentrok, ditambah lagi kepolisian dan anggota TNI dan ABRI datang
berserta Pansernya.

Kerusuhan meluas sampai ke jalan-jalan, massa mulai merusak bangunan dan rambu-rambu lalu-
lintas. Dikabarkan lima orang meninggal dunia, puluhan orang (sipil maupun aparat) mengalami
luka-luka dan sebagian ditahan. Menurut Komnas Hak Asasi Manusia, dalam peristiwa ini telah
terbukti terjadinya pelanggaran HAM.

12. Kasus Dukun Santet di Banyuwangi (1998)

Peristiwa beserta pembunuhan ini terjadi pada tahun 1998. Pada saat itu di Banyuwangi lagi
hangat-hangatnya terjadi praktek dukun santet di desa-desa mereka. Warga sekitar yang berjumlah
banyak mulai melakukan kerusuhan berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap orang yang
dituduh sebagai dukun santet. Sejumlah orang yang dituduh dukun santet dibunuh, ada yang
dipancung, dibacok bahkan dibakar hidup-hidup. Tentu saja polisi bersama anggota TNI dan ABRI
tidak tinggal diam, mereka menyelamatkan orang yang dituduh dukun santet yang masih selamat
dari amukan warga.
KELOMPOK DENMARK

- Achmad Setiawan
- Asep Saepulloh
- Haikal Akbar
- Khoerunnisa Oktavia
- Muhamad Libran

Anda mungkin juga menyukai