meninggal bertalian keluarga dalam garis menyimpang lebih dari derajat keenam, tak
mewaris
Berdasarkan Pasal 852a KUHPerdata, Ahli waris secara ab intestato berdasarkan hubungan darah
terdapat empat golongan, yaitu:
1. Golongan pertama, keluarga dalam garis lurus ke bawah, meliputi anak-anak beserta
keturunan mereka beserta suami atau isteri yang ditinggalkan / atau yang hidup paling
lama. Suami atau isteri yang ditinggalkan / hidup paling lama ini baru diakui sebagai ahli
waris pada tahun 1935, sedangkan sebelumnya suami / isteri tidak saling mewarisi;
2. Golongan kedua, keluarga dalam garis lurus ke atas, meliputi orang tua dan saudara, baik
laki-laki maupun perempuan, serta keturunan mereka. Bagi orang tua ada peraturan
khusus yang menjamin bahwa bagian mereka tidak akan kurang dari (seperempat)
bagian dari harta peninggalan, walaupun mereka mewaris bersamasama saudara pewaris;
3. Golongan ketiga, meliputi kakek, nenek, dan leluhur selanjutnya ke atas dari pewaris;
4. Golongan keempat, meliputi anggota keluarga dalam garis ke samping dan sanak
keluarga lainnya sampai derajat keenam.
BW tidak membedakan ahli waris laki-laki dan perempuan, juga tidak membedakan urutan
kelahiran, hanya ada ketentuan bahwa ahli waris golongan pertama jika masih ada maka akan
menutup hak anggota keluarga lainnya dalam dalam garis lurus ke atas maupun ke samping.
Demikian pula golongan yang lebih tinggi derajatnya menutup yang lebih rendah derajatnya.
Ahli Waris harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut untuk dapat menerima warisan, yaitu
meliputi:
1. Pewaris telah meninggal dunia.
2. Ahli waris atau para ahli waris harus ada pada saat pewaris meninggal dunia. Ketentuan
ini tidak berarti mengurangi makna ketentuan pasal 2 hukum perdata, yaitu: anak yang
ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap sebagai telah dilahirkan, bilamana
kepentingan si anak menghendakinya. Apabila ia meninggal saat dilahirkan, ia dianggap
tidak pernah ada. Dengan demikian berarti bayi dalam kandungan juga sudah diatur
haknya oleh hokum sebagai ahli waris dan telah dianggap cakap untuk mewaris;
3. Seseorang ahli waris harus cakap serta berhak mewaris, dalam arti ia tidak dinyatakan
oleh undang-undang sebagai seorang yang tidak patut mewaris karena kematian, atau
tidak dianggap sebagi tidak cakap untuk menjadi ahli waris.
-Ahli Waris Ab intestato : Ahli waris yang berdasarkan undang-undang, diatur dalam pasal 832
BW
-Ahli Waris Testamenter : Ahli waris yang ditunjuk langsung oleh pewaris, diatur dalam pasal
874 BW
Didalam BW ada 4 golongan ahli waris Ab-Intestato :
1. Suami/istri yang hidup terlama dan anak-anaknya beserta keturunannya (Gol I)
2. Orang tua dan saudaranya beserta keturunannya (Gol II)
3. Keluarga dalam garis turun ke atas (kakek-nenek) (Gol III)
4. Saudara dari keturunan sedarah sampai derajat ke 6. (Gol IV)
Asas ahli waris diatir dalam pasal 836 BW : Seorang ahli waris harus sudah ada pada saat
pewaris meninggal dunia.
Menurut pasal 2 BW : anak yang ada dalam kandungan wanita, telah dianggap sebagai telah
dilahirkan, bila kepentingan anak menghendakinya, jadi anak tersebut mendapat warisan, dan
apabila anak itu meninggal dunia, maka dianggap tidak ada (lahir kemudian dalam keadaan mati)
1. Rumus Anak lahir mati :
Harta persatuan dibagi ahli waris = maka akhirnya bagian ibu ditambah harta persatuan +
total harta warisan dan sisanya diperoleh oleh ahli waris lain
2. Rumus Anak lahir hidup :
Harta persatuan dibagi untuk semua ahli waris = maka akhirnya bagian ibu ditambah harta
persatuan + total harta warisan dan sisanya diperoleh oleh ahli waris lain
3. Rumus Anak sempat hidup :