Anda di halaman 1dari 28

HUKUM

ORANG
OLEH :
1. ALFIN SAHRI 2010111068
2. BAYU RAMADHANA RAHMAD
2010111121
3. DELAFINA RIZAL RIVANO 2010113067
4. RAFIF HUDZAIFAH 2010112099
HUKUM
ORANG
Pengertian

Dalam arti sempit = ketentuan orang sebagai subyek hukum

Dalam arti luas=hukum yang memuat tentang peraturan-peraturan


tentang diri manusia sebagai subjek dalam hukum, peraturan
perihal kecakapan untuk memiliki hak-hak dan kecakapan untuk
bertindak sendiri melaksanakannya haknnya itu serta hal-hal yang
mempengaruhi kecakpan-kecakapan hukum (tentang) orang.
Pengertian Hukum Pribadi: kaedah hukum yang mengatur kedudukan
hukum (status seseorang). Berkaitan dengan wewenang hukum
dan wewenang bertindak dalam lalu lintas hukum.
SUBJEK HUKUM

H. Orang (Person)

Subyek Hukum
(Pengemban hak dan
kewajiban dalam
lalu lintas hukum)
Manusia Sebagai Subyek HUkum

Mulai SEJAK LAHIR

Pengecualian Pasal 2 KUHPerdata:


1. Telah dibenihkan
Manusia sebagai 2. Lahir Hidup
Subyek Hukum 3. Ada kepentingan yang menghendaki

Berakhir MENINGGAL

Kematian Perdata → Pasal 3 KUHPerdata


Kedewasaan
KUHPerdata → 21 th atau telah menikah

UU No.1/1974
Ps. 47 → Anak yg sudah berumur 18 th
atau lebih dan sudah tdk berada
di bawah kekuasaan orang tua

Usia menikah
Kedewasaan UU No. 1/1974 Ps.7 (1) / revisi uu no. 16 tahun 2019
1. Laki-laki 19 th
2. Perempuan 16 th

5
Handlichting/Pendewasaan
Pengertian: Suatu lembaga hk dimana orang yang belum dewasa setelah menempuh syarat-
syarat tertentu dan sampai batas-batas tertentu menurut ketentuan UU sat memiliki
kedudukan hk yang sama dengan orang dewasa.
Pendewasaan Penuh (Ps. 420-425)
Venia Aetatis
Syarat: 20 th & telah mengajukan Permohonan
kepada Presiden RI
Dapat melakukan semua perbuatan hukum
Macam-macam
Handlichting Pendewasaan Terbatas (Ps.426-431)
• 18 th
• Diajukan oleh Ketua Pengadilan Negeri yg
berwenang
• Dapat ditarik kembali misalkan utk membuat
surat wasiat
Hanya untuk perbuatan hukum tertentu saja
6
Pengampuan/Curatele
Pengertian “orang dewasa yg tidak cakap melakukan perbuatan hukum”
Pengampuan → adalah perlindungan hk
terhadap anak dalam kandungan dan
Ps. 1 RUU BHP
orang dewasa yg berada dalam keadaan
dungu, gangguan kejiwaan, dan boros
berdasarkan penetapan hakim.

1. Orang yg sakit ingatan


2. Pemboros
Masih dapat membuat testament melalui
Alasan2 ditaruh dibawah
perkawinan dan pembuat janji kawin
pengampuan
3. Lemah ingatan
Menurut KUHPerdata Ps. 433
Intelegensi lemah/idiot/pikun
4. Mereka yg tdk sanggup mengurus kepentingan
diri sendiri dgn semestinya, karena kelakuan
buruk; mengganggu keamanan.
KECAKAPAN-KETIDAK CAKAPAN

 Meskipun menurut hukum setiap orang adalah Subyek Hukum (pemegang


hak) akan tetap dalam hukum tidak semua orang cakap
melakukan/diperbolehkan bertindak sendiri dalam melaksanakan hak-
haknya.
 Cakap melakukan perbuatan hukum (rechtsbekwaamheid) namun tidak
selalu (tidak setiap orang) berwenang untuk melakukan perbuatan hukum
(rechtsbevoegheid)
 Perbuatan hukum adalah perbuatan yang bermaksud menimbulkan akibat
hukum
 Ada golongan orang-orang yang tidak dapat atau tidak cakap melakukan perbuatan
hukum sendiri:
Orang yang belum dewasa (mencapai umur 18 tahun) atau belum pernah
kawin (pasal 1330 KUHPdt jo ps. 47 UU Perkawinan)
Orang yang ditaruh di bawah pengampuan, yaitu orang dewasa tapi dalam
keadaan dungu, gila, mata gelap dan pemboros (Ps. 1330 BW jo. Ps. 433 BW)
Orang yang dilarang UU untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum
tertentu, misal orang yang dinyatakan pailit
 Orang-orang tersebut di atas dalam melakukan perbuatan hukum diwakili oleh :
 Orang tua, wali, pengampu
 Orang yang dinyatakan pailit dilakukan oleh BHP
NAME
NAMA
Bagi golngan Eropa dan mereka yang dipersamakan,
soal nama mereka ini diatur dalam Buku I titel II
bagian kedua (Pasal 5a s.d 12) yang menentukan
tentang nama-nama, perubahan namanama, dan
perubahan nama-nama depan. Akan tetapi, dengan
adanya Undang-undang No. 4 tahun 1961 yang
mengatur tentang penggantian nama, maka pasal-
pasal BW tentang nama yang telah diatur dalam
undang-undang ini tidak berlaku lagi.
Domisili
Pengertian → tempat dimana seseorang berada dalam
kaitan dengan pelaksanaan hak dan penentuan kewajiban
(dianggap oleh hukum selalu hadir)

Ditentukan → demi kepastian hukum

Domisili Sukarela
Ps. 17, 18, 19
Domisili
sesungguhnya Wajib
Ps. 20, 21, 22
Macam
Ditentukan UU
Domisili yg Ps. 11 (1b) UUHT
dipilih
Dipilih secara
bebas
Pengertian

 RUU BHP Ps 1 huruf 2 → orang yg tidak hadir adalah seseorang yang meninggalkan tempat tinggal yang tidak diketahui dimana ia berada dan tidak dapat
dibuktikan telah meninggal dunia, tanpa meninggalkan kuasa atau kuasanya berakhir untuk mengurus, kekayaan berdasarkan penetapan hakim.

 KUHPerdata → suatu keadaan tidak hadirnya seseorang ditempat kediaman atau domisili karena meninggalkan tempat tinggalnya baik dengan kuasa atau tidak
dengan kuasa.

Tahapan → 3 tahapan menurut KUHPerdata:

1. Tindakan sementara (Ps. 463 KUHPerdata)

2. Diduga meninggal (Ps 467 dan 470 KUHPerdata)

KEADAAN TIDAK HADIR 3. Tahap pewarisan secara definitif ditentukan Ps. 485
(AFWEZIJHEID)
KUHPerdata, yaitu:

* 30 tahun sejak diduga meninggal dunia

* Usianya telah mencapai 100 .Bagi suami & istri → akibat keadaan tidak hadir berhubung dan perkawinan

→ Ps. 39 UU No.1/74 Jo ; Ps. 19 PP No. 9/1975 ;

Pasal 493, 494, 495 KUHPerdata

12
BADAN
HUKUM
SEBAGAI
SUBJEK
TEORI BADAN HUKUM :
1. Teori Fiksi
Teori ini dipelopori oleh sarjana Jerman, seorang tokoh utama aliran/madzhab sejarah, Friedrich Carl von
Savigny (1779-1861). Menurutnya, hanya manusia saja yang mempunyai kehendak. Badan hukum merupakan
suatu abstraksi, bukan merupakan hal yang konkret.

2. Teori Orgaan
Teori ini dipelopori oleh sarjana Jerman lainnya, Otto von Gierke (1841-1921) sebagai rekasi atas teori
fiksi. Menurutnya, badan hukum seperti manusia, menjadi penjelmaan yang benar-benar dalam pergaulan hukum,
yaitu eine leiblichgeistige lebensein heit, badan hukum itu menjadi suatu ‘verbandpersoblich keit’ yaitu suatu
badan yang membentuk kehendaknya dengan perantaraan alat-alat atau organ-organ badan tersebut

3. Lear van het ambtelijk vermogen


Teori ini dipelopori oleh Holder dan Binder. Ajaran tentang harta kekayaan yang dimiliki seseorang dalam
jabatannya (ambtelijk vermogen) : suatu hak yang melekat pada suatu kualitas. Penganut ajaran ini menyatakan :
tidak mungkin memiliki hak jika tidak dapat
melakukan hak itu.
PENGERTIAN BADAN HUKUM:

● Istilah badan hukum adalah terjemahan dari Bahasa Belanda,rechtspersoon.


● Pengertian atau definisi badan hukum dari sejumlah pakar adalah sebagai berikut :
1. Utrecht : badan hukum yaitu badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak,
selanjutnya dijelaskan , bahwa badan hukum ialah setiap pendukung hak yang tidak berjiwa, atau lebih tepat
yang bukan manusia.
2. Subekti : badan hukum  pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak
dan melakukan perbuatan seeprti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau
menggugat di depan hakim.
3. Sri Soedewi Mashcun Sofwan : badan hukum yaitu kumpulan orang-orang yang bersama-sama mendirikan
suatu badan (perhimpunan) dan kumpulan harta kekayaan, yang ditersendirikan untuk tujuan tertentu.
4. Dan badan hukum adalah suatu badan yang ada karena hukum, sebagai pendukung kewajiban dan hak
tertentu. Biasanya dikenal dengan istilah artificial person, maksudnya secara hukum dianggap seperti
manusia yang bisa dimintai pertanggungjawabannya bila melakukan perbuatan hukum.
Pembagian Badan Hukum :

● Menurut pasal 1653 BW badan hukum dapat dibagi atas 3 macam yaitu:
1. Badan hukum yang diadakan oleh pemerintah/ kekuasaan umum, misalnya Daerah
Tingkat 1, daerah Tingkat II/Kotamadya, Bank-bank yang didirikan oleh Negara
2. Badan hukum yang diakui oleh pmerintah/kekuasaan umum, misalnya perkumpulan-
perkumpulan, gereja dan organisasi-organisasi agama.
3. Badan hukum yang didirikan untuk suatu maksud tertentu yang tidak bertentangan
dengan Undang-undang dan kesusilaan, seperti PT, perkumpulan asuransi, perkapalan.
4. Teori Kekayaan Bersama
● Teori ini dikemukakan oleh Rudolf von Jhering (1818-1892). Teori  mengganggap badan hukum sebagai
kumpulan manusia. Kepentingan badan hukum adalah kepentingan seluruh anggotanya.
● Menurut teori ini, badan hukum bukan abstraksi dan bukan organism. Pada hakikatnya hak dan kewajiban badan
hukum adalah hak dan kewajiban anggota bersama-sama. Harta kekayaan badan itu adalah milik (eigendom)
bersama seluruh anggota.
 
5. Teori Kekayaan Bertujuan
● Teori ini timbul dari collectiviteitstheorie, dikemukakan oleh sarjana Jerman, A. Brinz dan dibela oleh Van der
Heijden. Menurut Brinz, hanya manusia yang dapat menjadi subjek hukum. Karena itu, badan hukum bukan
subjek hukum dan hak-hak yang diberi kepada  suatu badan hukum pada hakikatnya hak-hak dengan tiada
subjek hukum. Teori ini mengemukakan bahwa kekayaan badan hukum itu tidak terdiri dari hak-hak
sebagaimana lazimnya (ada yang menjadi pendukung hak-hak tersebut, manusia). Kekayaan badan hukum
dipandang terlepas dari yang memegangnya (onpersoonlijk/subjectloos). Di sini yang penting bukan siapakah
badan hukum itu, tetapi kekayaan itu diurus dengan tujuan tertentu.
Badan Hukum itu dilihat dari segi wujudnya maka dapat dibedakan atas 2 macam:
1. Kooperasi (corporatie) adalah gabungan (kumpulan) orang-orang yang dalam pergaulan
hukum bertindak bersama-sama sebagai suatu subyek hukum tersendiri. Karena itu
koorporasi ini merupakan badan hukum yang beranggota, akan tetapi mempunysi hak-
hak dan kewajiban-kewajiban sendiri terpisah dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
anggotanya. Misalnya: PT (NV), perkumpulan, koperasi, Indonesische maatschappij
opaandelen (IMA) dan sebagainya.
2. Yayasan (stichting) adalah harta kekayaan yang tersendirikan untuk tujuan tertentu. Jadi
pada yayasan tidak ada anggota, yamg ada hanyalah pengurusnya.
● Badan hukum dapat pula dibedakan atas 2 jenis yakni:
1. Badan hukum publik
2. Badan hukum privat
● Di Indonesia kriterium yang dipakai untuk menentukan sesuatu badan termasuk badan hukum publik atau
termasuk badan hukum privat ada 2 macam:
1. Berdasarkan terjadinya, yakni “badan hukum Privat” didirikan oleh perseorangan, sedangkan “badan
hukum public” didirikan oleh pemerintah/Negara.
2. Berdasarkan lapangan kerjanya, yakni apakah lapangan pekerjaannya itu untuk kepentingan umum atau
tidak. Kalau lapangan pekerjaannya itu untuk kepentingan umum maka badan hukum tersebut merupakan
badan hukum public, kalau lapangan pekerjaanya untuk kepentingan perseorangan maka badan hukum itu
termasuk badan hukum privat.
● Badan hukum public misalnya :
1. Negara RI
2. Daerah Tingkat I
3. Daerah Tingkat II/Kotamadya
4. Bank-bank Negara (seperti Bank Indonesia)
Pembagian Badan Hukum

● Badan hukum privat misalnya :


● Perseroan Terbatas (PT)
1. Koperasi
2. Perkapalan
3. Yayasan
PERATURAN TENTANG BADAN HUKUM

Dalam BW ketentuan tentang badan hukum hanya


termuat pada Buku III titel IX Pasal 1653 s.d. 1655
dengan istilah “van zedeljike lichamen” yang
dipandang sebagai perjanjian, karena itu, lalu diatur
dalam Buku III tentang perikatan. Peraturan perundang-
undangan lain yang mengatur tentang badan hukum
antara lain termuat dalam Stb. 1870 No. 64 tentang
pengakuan badan hukum, Undang-undang No. 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian, Undang-undang No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-undang
No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
SYARAT-SYARAT BADAN HUKUM

Adanya harta kekayaan yang terpisah

Harta kekayaan diperoleh dari para anggota maupun dari


perbuatan pemisahan yang dilakukan seseorang atau
pemerintah untuk suatu tertentu. Adanya harta kekayaan ini
sebagai alat untuk mencapai tujuan daripada badan hukum yang
bersangkutan. Meskipun harta kekayaan ini berasal dari
pemasukan anggota-anggotanya, tetapi terpisah dengan harta
kekayaan kepunyaan pribadi anggota-anggotanya itu. perbuatan
pribadi anggota-anggotanya tidak mengikat harta kekayaan
tersebut, ataupun sebaliknya.
Mempunyai tujuan tertentu

Tujuan tertentu dapat berupa tujuan yang idiil maupun


tujuan komersiil yang merupakan tujuan tersendiri
daripada badan hukum. Usaha untuk mencapai tujuan
tersebut dilakukan sendiri oleh badan hukum dengan
diwakili organnya dan tujuan yang hendak dicapai itu
seharusnya dirumuskan dengan jelas dan tegas dalam
anggaran dasar badan hukum yang bersangkutan.
Ada organisasi yang teratur

Badan hukum adalah suatu konstruksi yuridis. Karena


itu, sebagai subyek hukum disamping manusia, badan
hukum hanya dapat melakukan perbuatan hukum dengan
perantaraan organnya. Bagaimana tata cara organ badan
hukum yang terdiri dari manusia itu bertindak mewakili
badan hukum, bagaimana organ itu dipilih, diganti, dan
sebagainya, diatur dalam anggaran dasar dan peraturan-
peraturan lain atau keputusan rapat anggota yang tiada
lain daripada pembagian tugas. Dengan demikian, badan
hukum mempunyai organisasi.
Mempunyai kepentingan sendiri

Dalam mencapai tujuannya badan hukum mempunyai


kepentingan sendiri yang dilindungi oleh hukum.
Kepentingan tersebut merupakan hak-hak subyektif
sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa hukum. Oleh
karena itu, badan hukum mempunyai kepentingan
sendiri, dan dapat menuntut serta mempertahankannya
terhadap pihak lain dalam pergaulan hukumnya.
Kepentingan sendiri dari badan hukum harus stabil,
artinya tidak terikat. Pada suatu waktu yang pendek
tetapi untuk jangka waktu yang panjang.
PERBUATAN BADAN HUKUM

Badan hukum tidak dapat melakukan perbuatan-


perbuatan hukum sendiri, melainkan diwakili oleh
orang-orang manusia biasa. Namun, orang-orang ini
bertindak bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk dan
atas nama badan hukum. orang-orang yang bertindak
untuk dan atas nama badan hukum ini disebut “organ”
(alat perlengkapan seperti pengurus, direksi dan
sebagainya) dari badan hukum yang merupakan unsur
penting dari organisasi badan hukum itu.
 Organ badan hukum tersebut tidak dapat berbuat sewenang-wenang, tetapi dibatasi
sedemikian rupa oleh ketentuan-ketentuan intern yang berlaku dalam badan hukum itu,
baik yang termuat dalam anggaran dasar maupun peraturan lainnya. Tindakan organ
badan hukum yang melampaui batas-batas yang telah ditentukan, tidak menjadi tanggung
jawab badan hukum, tetapi menjadi tanggung jawab pribadi organ yang bertindak
melampaui batas itu, terkecuali tindakan itu menguntungkan badan hukum atau organ
yang lebih tinggi kedudukannya kemudian menyetujui tindakan itu. dan persetujuan
organ yang kedudukannya lebih tinggi itu harus masih dalam batas-batas kompetensinya.
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam pasal 1656 BW.
 Lain halnya apabila organ itu bertindak masih sesuai batas-batas wewenang, tetapi
melakukan kesalahan yang dikatan perbuatan melanggar hukum, badan hukum tetap
bertanggung jawab menurut pasal 1365 BW.
Thanks
ALFIN SAHRI 2010111068
BAYU RAMADHANA
RAHMAD 2010111121
DELAFINA RIZAL RIVANO
CREDITS: This presentation template was HUKUM
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik and
PERDATA

2010113067
illustrations by Stories 1.12

RAFIF HUDZAIFAH

Anda mungkin juga menyukai