110110170326
Hukum Keluarga adalah Hukum yang mengatur tentang perkawinan dan segala
akibat hukumnya.Hukum perkawinan termasuk hukum keluarga.Keluarga adalah Unit
terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,istri, dan anaknya atau ayah dan anaknya
atau ibu dan anaknya,atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau kebawah sampai
derajad ketiga (Pasal 1 butir 3 UU No 23 Tahun 2002).
Keturunan
Kekuasaan Orang tua adalah kekuasaan orang tua terhadap anak yang belum
mencapai usia dewasa atau belum kawin,selama orang tua tersebut keduanya terikat dalam
perkawinan.
Menurut Pasal 330 KUH Perdata “Belum Dewasa adalah mereka yang belum
mencapai umur genap 21 tahun dan tidak lebih dahulu kawin”.
Menurut Hukum adat,Dewasa adalah setelah mencapai usia 21 tahun (S.1931-54).
Kekuasaan orang tua berisi :
Kewajiban memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya (pasal 45
ayat (1) UU No 1 tahun 1974, Pasal 298 – 306 KUH Perdata).Dalam hukum islam disebut
hadhanah.
Perbedaan yang prinsipil antara pembebasan dan pencabutan kekuasaan orang tua adalah :
- Pembebasan hanya ditujukan kepada orang tua yang melakukan kekuasaan orang
tua (Umumnya si ayah).
- Pencabutan dapat ditujukan kepada masing-masing orang tua (si ayah atau si ibu).
- Dalam pembebasan kekuasaan orang tua,tidak mengakibatkan hilangnya hak untuk
menikmati hasil atau bunga dari suatu benda atau kekayaan si anak yang belum
dewasa (vruchtgenot).sedangkan pencabutan mengakibatkan hilangnya hak
tersebut.
Kekuasaan Orang tua berakhir sejak :
- Pencabutan.
- Pembebasan.
- Anak menjadi dewasa.
- Putusnya perkawinan orang tua (perceraian).
- Meninggalnya si anak.
Perwalian (voogdij)
Menurut pasal 50 ayat (1) UU No 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan “Anak yang
belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah kawin yang tidak berada dalam
kekuasaan orang tua ,berada dibawah kekuasaan wali”. Pada ayat (2) ” Perwalian itu
mengenai pribadi anak yang bersangkutan maupun harta bendanya”.
Pengampuan (curatele)
Orang yang perlu ditaruh dibawah pengampuan atau pengawasan (curatele) adalah
orang-orang yang sudah dewasa tetapi tidak dapat mengurus kepentingannya sendiri
dengan baik. Mereka yang demikian itu, misalnya:
a. Orang sakit ingatan.
b. Orang yang pemboros.
c. Orang yang lemah daya.
d. Orang yang tidak mampu mengurus kepentingannya sendiri dengan baik, misalnya
orang yang sering menggangu keamanan atau kelakuannya buruk sekali.
Orang ditaruh dibawah pengampuan biasanya diminta oleh suami atau istri, keluarga
sedarah, atau kejaksaan. Dalam hal orang yang lemah daya, yang dibenarkan meminta
pengawasan adalah orang yang bersangkutan, kurator, atau pengampuan ditetapkan oleh
hakim dengan mengangkat suami atau istri atau orang lain diluar keluarga atau
perkumpulan dan disertai pengampu pengawas, yaitu balai harta peninggalan. Pengampuan
terhadap orang itu (kuradus) berakhir apabila alasan-alasan untuk dimasukannya
seseoorang dibawah curatele sudah tidak ada.
Pendewasaan (handlichting)
Perkawinan.
Menurut pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, yang dimaksud dengan
perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menurut Pasal 2 ayat (1) UU No 1 Tahun 1974 ” Perkawinan adalah sah,apabila
dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu” dan pada
ayat 2 ” Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku”.