Anda di halaman 1dari 18

STUDI KASUS ADOPSI

Nova Aryanti
Nyak Poppy Octavia
Oktarini Mayasari
Pingkan Ayu Lestari
Rachma Dwi Syahfitri
Resty Mardhatillah Rinyani
Rima Dewanty
Contoh Kasus Dalam Pengadopsian Anak
Pasangan baru, pria dan wanita berkebangsaan Swedia
berdomisili di Indonesia. Suatu pagi mereka menemukan
di depan pintu rumah mereka keranjang yang berisi
seorang bayi. Karena merasa kasihan terhadap bayi
terlantar tersebut, mereka membawa bayi tersebut ke
dalam rumah dan merawatnya dengan penuh kasih
sayang. Suatu hari, karena rasa cinta pasangan tersebut
kepada anak sangat besar, dan mereka telah
menganggap anak tersebut sebagai anak mereka sendiri,
mereka memutuskan untuk mengadopsi anak itu. Tetapi
mereka tidak tahu prosedur pengangkatan anak di
Indonesia, apalagi kalau mereka berbeda
kewarganegaraan. Bagaimana proses pengangkatan anak
Kasus Erwin/Tristan Dowse
Erwin, bocah asli Tegal, diadopsi pasangan suami isteri
Irlandia Joseph Dowse-Lala. Nama Erwin pun diubah
menjadi Tristan Dowse setelah bocah itu berhasil
mendapatkan kewarganegaraan Irlandia.
Tetapi belakangan, Tristan ditelantarkan seiring
hamilnya Lala. Bahkan Joseph berusaha
membatalkan status kewarganegaraan Irlandia bagi
bocah yang dibeli dari sindikat perdagangan bayi di
Ciputat Tangerang itu.
Tristan adalah salah contoh adopsi orang asing,
walaupun dalam praktek terjadi jual beli. Nyatanya,
adopsi itu disahkan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan.
Kasus David Banda Mwale
Dalam rangkaian turnya, Madonna terbang
keMalawiuntuk membantu dan mendanai
sebuah panti asuhan sebagai bagian dari
program Raising Malawi.
Pada10 Oktober2006, ia mengadopsi seorang
anak laki-laki bernama David Banda Mwale
dari panti asuhan. Madonna mengganti
nama anak tersebut menjadi David Banda
Mwale Ciccone Ritchie. Pengadopsian
tersebut mendapat reaksi keras dari publik
karena hukum Malawi mengatakan bahwa
orang tua pengadopsi harus tinggal di
negara tersebut selama satu tahun sebelum
mengadopsi anak Malawi.
Pada acaraThe Oprah Winfrey Show,
Madonna membantah tuduhan
tersebut. Ia menyatakan bahwa tidak
ada hukum tertulis di Malawi yang
mengatur adopsi oleh pihak asing dan
bahwa Banda telah menderitaradang
paru-parusetelah bertahan dari
malariadantuberkulosisketika ia
bertemu dengan anak itu. Kasus ini
adopsi yang rumit ini akhirnya selesai
pada28 Mei2008.
Dasar Hukum Tentang Adopsi

Ketentuan mengenai adopsi anak bagi


pasangan suami istri diatur dalam
SEMA No.6 tahun 1983 tentang
penyempurnaan Surat Edaran Nomor 2
tahun 1979 tentang pemeriksaan
permohonan
pengesahan/pengangkatan anak.
Keputusan Menteri Sosial RI No.
41/HUK/KEP/VII/1984 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Perizinan Pengangkatan
Anak.
Tinjauan Hukum

a. Perwalian
Dalam hal perwalian, sejak putusan
diucapkan oleh pengadilan, maka
orang tua angkat menjadi wali dari
anak angkat tersebut. Sejak saat itu
pula, segala hak dan kewajiban orang
tua kandung beralih pada orang tua
angkat.
b. Waris
Khazanah hukum kita, baik hukum adat,
hukum Islam maupun hukum nasional,
memiliki ketentuan mengenai hak
waris. Ketiganya memiliki kekuatan
yang sama, artinya seseorang bisa
memilih hukum mana yang akan
dipakai untuk menentukan pewarisan
bagi anak angkat.
c. Hukum Adat
Bila menggunakan lembaga adat,
penentuan waris bagi anak angkat
tergantung kepada hukum adat yang
berlaku
d. Hukum Islam
Dalam hukum Islam, pengangkatan anak
tidak membawa akibat hukum dalam
hal hubungan darah, hubungan wali-
mewali dan hubungan waris mewaris
dengan orang tua angkat. Ia tetap
menjadi ahli waris dari orang tua
kandungnya dan anak tersebut tetap
memakai nama dari ayah kandungnya
e. Peraturan Per-Undang-undangan

Dalam Staatblaad 1917 No. 129,


hukum dari pengangkatan anak adalah anak
tersebut secara hukum memperoleh nama
dari bapak angkat, dijadikan sebagai anak
yang dilahirkan dari perkawinan orang tua
angkat dan menjadi ahli waris orang tua
angkat.
Artinya, akibat pengangkatan tersebut maka
terputus segala hubungan perdata, yang
berpangkal pada keturunan karena
kelahiran, yaitu antara orang tua kandung
dan anak tersebut.
Pembahasan:
Kasus I
Pertama, yang harus diketahui terlebih dahulu
adalah kewarganegaraan bayi tersebut saat
dilentarkan dan sebelum diadopsi oleh orang tua
angkat. Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan pasal (4) huruf J.
yang berbunyi Warga Indonesia adalah anak
yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara
Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak
diketahui dan asasIus Soliyang menentukan
kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran,
maka dapat disimpulkan bahwa bayi tersebut
mempunyai kewarganegaraan Indonesia saat
ditemukan dan saat sebelum diadopsi.
Kedua, setelah diketahuinya kejelasan
tentang kewarganegaraan bayi
tersebut, dapat disetujui bahwa bayi
dan calon orang tua angkat berbeda
kewarganegaraan, maka akan ada
proses khusus untuk pengangatan
anak WNI oleh WNA.
Kasus II
Mahkamah Agung memberikan tiga
arahan yang harus diperhatikan hakim
sebelum memutus penetapan adopsi
anak. Arahan itu juga tercantum dalam
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.

Pertama, adopsi hanya bisa dilakukan


demi kepentingan terbaik anak. Prinsip
ini pulalah yang dianut UU
Kewarganegaraan yang terbit 2006.
Kedua, calon orang tua angkat harus seagama
dengan calon anak angkat. Bila asal usul anak
tidak diketahui, maka disesuaikan dengan
mayoritas pendudukan setempat. Menurut M.
Joni, aturan ini mencegah terjadinya
pengangkatan anak yang berbeda agama.
Sehingga perbenturan kewenangan antara PA
dan PN tidak akan terjadi.
Ketiga, pengangkatan anak oleh orang asing
hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir
(ultimum remedium). Kalaupun upaya adopsi
itu berhasil, Pasal 40 UU Perlindungan Anak
masih mewajibkan orang tua angkat
memberitahukan asal usul dan orang tua
kandung kepada si anak kelak.
Peran Bidan dalam Mengatasi Masalah
Dengan banyaknya kasus pengilegalan identitas
bayi, seorang bidan hendaknya mensiasati
dengan cara meminta surat nikah dan kartu
keluarga supaya tidak terjadi pemalsuan Identitas
Orang Tua dan bayinya.
Memberikan KIE kepada masyarakat umum
tentang masalah maraknya Pemalsuan Identitas
bayi, beserta sanksi yang didapat sesuai dengan
hokum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Mengikutsertakan masyarakat untuk Pro-aktif
dalam pencegahan Terjadinya Pemalsuan Identitas
bayi Adopsi
Bidan dalam Melakukan Tugas sesuai dengan
kewenangannya.
Bidan Taat Hukum serta bekerja sesuai dengan
etika dan kode etik kebidanan.
Peran Bidan dan segenap Anggota masyarakat
yang berpartisipasi aktif sangat diperlukan
dalam menangani masalah Adopsi Ilegal dan
pemalsuan identitas anak.
Mencegah terjadinya Adopsi illegal dan
Pemalsuan Identitas bayi.
Bidan dapat menyarankan Agar setiap Orang
Tua Melakukan Pencatatan Akte Kelahiran pada
anak yang baru lahir.
Bidan lebih Teliti dalam melakukan pencatatan
dan Pemberian informasi kepada orang lain
terkait dengan identitas dan Adopsi Bayi
Terima kasiih...

Anda mungkin juga menyukai