Anda di halaman 1dari 10

1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat dan
inayahnya sehingga kita semua selalu dalam keadaan sehat walafiat. Shalawat beiring
salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang tetap istiqomah hingga yaumul
akhir.
` Terima kasih penulis ucapkan kepada semua yang telah membantu dan
berpartisipasi dalam penyelesaian Laporan Observasi yang berjudul Kelancaran Proses
Persalinan dengan Adanya Pendamping Persalinan di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
pada tahun 2011 dalam pemenuhan tugas Bahasa Indonesia.
.Saya sadar dalam penulisan Laporan Observasi ini masih terdapat banyak
kesalahan, untuk itu saya menerima kritik dan saran untuk perbaikan dalam penulisan
berikutnya. Semoga Laporan Observasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, 19 November 2011

Penulis
2

Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II KERANGKA TEORITIS
2.1 Pengertian Persalinan
2.2 Peranan pendamping persalinan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
3.2 Populasi
3.3 Pengumpulan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam upaya menurunkan angka kematian yang dialami ibu dan bayinya di
Indonesia, diatur dalam program rencana strategik nasional Making Pregnancy Saper
(MPS) 2001-2010. Mengenai konteks rencana pembangunan kesehatan menuju
Indonesia sehat 2010, dimana visi MPS adalah kehamilan dan persalinan di Indonesia
berlangsung aman serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat
Saat ini angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia masih tergolong
tinggi. Salah satu faktor penting dalam menurunkan angka kematian itu adalah
penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dekat
dengan masyarakat belum terlaksana dengan baik. Sehingga MPS dicanangkan
pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang cost-
Effective, yaitu pertolongan oleh tenaga kesehatan, penanganan komplikasi obstetri
dan neonatal, serta pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi abortus.

Saat ini kematian ibu di Indonesia sebagian besar masih disebabkan oleh
perdarahan jalan lahir, infeksi jalan lahir, gestosis, dan disebabkan oleh penyakit yang
memburuk akibat kehamilan dan persalinan.

Demi mewujudkan persalinan yang berlangsung aman bagi ibu dan bayinya
tentu saja dibutuhkan kesiapan yang matang dari ibu baik fisik maupun psikologisnya,
karena hambatan fisik dan psikologis pada ibu pada saat persalinan dapat menambah
rasa sakit, yang terjadi karena adanya aktifitas besar didalam tubuh ibu untuk
mengeluarkan bayi.

Semua kegiatan fisik yang ibu lalui dalam proses persalinan ini begitu
menyakitkan, apalagi bila ditambah faktor psikologis ibu yang kurang baik. Ibu yang
melahirkan sendiri tanpa pendamping, dapat mengalami keletihan, merasa haus dan
lapar, ibu berpikir tentang sakit, ibu stress, cemas dan tegang selama kontraksi, ibu
4

takut pada hal-hal yang belum diketahui, ibu tidak siap untuk melahirkan ataupun
persalinan yang tidak sesuai dengan jadwal yang diperkirakan, kehamilan yang tidak
diinginkan, pengalaman buruk kerabat atau teman dalam persalinan, tenaga medis dan
situasi tempat bersalin tidak cukup bersahabat, maupun adanya penggantian tenaga
medis yang tidak sesuai dengan perencanaan awal.

Terkadang hambatan psikologis lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan


hambatan fisik terutama bila ibu dalam proses persalinan tidak didampingi oleh
pasangannya. Hal ini dikarenakan seorang pendamping persalinan merupakan orang
terdekat bagi ibu yang bisa menenangkan dan memberi motivasi serta semangat bagi
ibu untuk melewati proses persalinannya.

Pendamping persalinan dalam hal ini dapat memberikan bantuan sekaligus


perhatian pada ibu seperti mengusap dahi, menyodorkan minuman atau makanan
ringan, memijat pinggang atau punggung, membimbing kontraksi, menemani ibu ke
kamar mandi untuk buang air atau sekedar menjadi tempat ibu berkeluh kesah.

Begitu penting peranan seorang pendamping persalinan untuk membantu ibu


melewati proses persalinannya ini. Pada kenyataannya dukungan emosional dari suami
selama persalinan memberikan pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan
pasangannya beradaptasi dengan persalinannya. Tak hanya itu, kehadiran suami pada
proses persalinan juga terbukti dapat mengurangi rasa sakit yang dialami calon ibu saat
persalinan.

Namun kenyataannya di lapangan masih kecil sekali kesempatan yang diberikan


kepada ibu untuk memperoleh pendamping saat ia bersalin. Masih banyak dijumpai
terutama di Rumah Sakit, ibu-ibu dalam menghadapi persalinannya belum didampingi
orang-orang terdekatnya. Faktanya, sebanyak 40% ibu-ibu di Indonesia yang bersalin
mengalami depresi saat melahirkan karena tidak ditemani suami atau orang
terdekatnya. Padahal depresi juga bisa semakin memperburuk proses persalinan.
5

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Sejauh mana kelancaran proses persalinan dan ibu bersalin yang memiliki
pendamping persalinan di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

2. Pentingnya peranan seorang pendamping persalinan untuk membantu ibu


melewati persalinannya, namun kenyataan di lapangan masih kecil sekali kesempatan
yang diberikan kepada ibu untuk memperoleh pendamping saat ia bersalin.

1.3 Tujuan

Dalam rangka upaya untuk menurunkan angka kematian yang dialami ibu dan
bayinya di Indonesia, diatur dalam program rencana strategik nasional Making
Pregnancy Saper (MPS) 2001-2010. Mengenai konteks rencana pembangunan
kesehatan menuju Indonesia sehat 2010, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

Mengetahui Frekuensi kelancaran proses persalinan dan ibu bersalin


yang memiliki pendamping persalinan di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

1.4 Manfaat Penelitian

Dapat memberikan informasi dan masukan bagi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
agar memberikan kesempatan bagi ibu untuk dapat didampingi oleh keluarga atau
suami pada saat melewati proses persalinan demi kelancaran saat bersalin.

BAB II KERANGKA TEORITIS


6

2.1 Pengertian Persalinan

Persalinan diartikan sebagai peregangan dan pelebaran mulut rahim. Dimana


otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar. Bersamaan dengan
kontraksi, kandung kemih, rectum, tulang belakang dan tulang pubic menerima tekanan
kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak kebawah saluran lahir juga
menyebabkan tekanan.

2.2 Peranan Pendamping Persalinan

Pendamping persalinan dibutuhkan untuk membantu ibu melewati proses


persalinannya. Pada kenyataannya dukungan emosional dari suami ataupun keluarga
terdekat selama persalinan memberikan pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan
persalinannya. Tak hanya itu, kehadiran suami pada proses persalinan juga terbukti
dapat mengurangi rasa sakit yang dialami calon ibu saat persalinan.

BAB III METODE PENELITIAN


7

3.1 Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini secara observasi dengan
metode penelitian cross sectional, dimana observasi ini digunakan untuk meneliti
hubungan pendamping persalinan dengan kelancaran proses persalinan dan ibu
bersalin.

3.2 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang bersalin normal di
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada Bulan Oktober tahun 2011 yang berjumlah 70
orang. Sampel dalam penelitian ini adalah secara total populasi.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang


diperoleh dari kegiatan peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati ibu
bersalin yang dilihat lancar atau tidaknya dengan ada atau tidaknya pendamping saat
ibu melewati proses persalinan. Pengamatan ini dilakukan di RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu.

BAB IV HASIL PENELITIAN


8

4.1 Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan kurang dari setengah ibu bersalin tidak ada
pendamping mengalami persalinan tidak lancar, hal ini dikarenakan jumlah ibu bersalin
tanpa pendamping yang ditemui berjumlah lebih sedikit dari jumlah ibu bersalin dengan
pendamping, namun dari jumlah responden yang sedikit ini menunjukkan jauh lebih
banyak persentase ibu bersalin tanpa pendamping tidak lancar, daripada ibu bersalin
dengan pendamping. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh persalinan dengan
pendamping persalinan.

Hal ini dapat dilihat sendiri saat melakukan observasi, ibu bersalin terus merintih
kesakitan dan mengeluh tidak sanggup melewati persalinannya, ibu terus meminta agar
suaminya segera hadir untuk mendampinginya. Saat suaminya hadir ibu menjadi sedikit
lebih tenang, santai dan lebih bersemangat melewati proses persalinannya. Hal ini
membuktikan bahwa hambatan psikologis lebih besar pengaruhnya daripada hambatan
fisik yang tentu saja berakibat buruk pada proses persalinan ibu.

Terbukti di Indonesia 40% ibu bersalin mengalami depresi saat melewati proses
persalinannya karena tidak didampingi suami atau orang terdekatnya, padahal depresi
dapat memperburuk proses persalinan. Sehingga dapat dilihat bahwa pendamping
persalinan dapat mempengaruhi ibu dalam proses persalinannya dimana dukungan
emosional dari suami selama proses persalinan memberikan kontribusi yang kuat
terhadap keberhasilan pasangannya beradaptasi dengan persalinannya.

BAB V PENUTUP
9

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu tahun 2011 tentang kelancaran proses persalinan dengan adanya
pendamping persalinan pada tahun 2011 yang telah dianalisis di RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendamping
persalinan dengan kelancaran proses persalinan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil observasi yang telah dilakukan di RS. M. Yunus


Bengkulu tahun 2011, maka peneliti menyarankan hal berikut :

Bagi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu diharapkan hasil observasi ini dapat
memberikan informasi dan masukan bagi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
agar memberikan kesempatan bagi ibu untuk dapat didampingi oleh
keluarga atau suami pada saat melewati proses persalinan.

DAFTAR PUSTAKA
10

Chapman. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta : EGC.

Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.


Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai