Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN


PENDEKATAN EKOLOGI

Disusun oleh :

Diva Najwah Sabila (231910601006)

Ellys Lutfiana Sari (231910601026)

Nicky Masayu P.M (231910601050)

Satrio Prayogo (231910601052)

EKOLOGI LINGKUNGAN

UNIVERSITAS JEMBER

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan


rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan Pendekatan Ekologi” tepat pada
waktunya. Penulisan makalah ini merupakan tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Ekologi Lingkungan di Universitas Jember dengan dosen pengampu Ibu
Cantika Almas Fildzah, S.T., M.T.

Kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan


maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pihak demi penyempurnaan
penulisan makalah ini. Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah pengetahuan kita
bersama.

Jember, 1 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................5
1.3 Tujuan.........................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 Cara melakukan pendekatan ekologi......................................................... 6
2.1.1 Regulasi Lingkungan Hidup...............................................................6
2.1.2 Pemulihan dan Rehabilitasi Lingkungan Hidup................................. 7
2.2 Contoh kasus pengelolaan lingkungan hidup...........................................10
2.2.1 Contoh Kasus Penggunaan Pendekatan Ekologi (Restorasi)......... 10
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP............................................................................................................ 12
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendekatan ekologi adalah suatu konsep dalam ilmu lingkungan yang


menjunjung tinggi aspek keberlanjutan dalam mendukung kehidupan manusia.
Pendekatan ekologi adalah suatu konsep dalam ilmu lingkungan yang menjunjung
tinggi aspek keberlanjutan dalam mendukung kehidupan manusia. Pendekatan ini
menekankan pentingnya hubungan timbal balik yang seimbang antara manusia
dengan lingkungan hidup. Secara sederhana, pendekatan ekologi berupaya untuk
menciptakan harmoni antara manusia dan lingkungan sehingga keberlangsungan
hidup dapat terjamin.
Pendekatan ekologi pertama kali muncul pada abad ke- 19 oleh ahli
biologi asal Jerman, Ernst Haeckel. Namun, konsep ini baru berkembang pesat
pada masa setelah Perang Dunia II sebagai respon terhadap kerusakan lingkungan
yang sangat parah akibat perang.Ide pendekatan ekologi pertama kali muncul pada
abad ke- 19 oleh ahli biologi asal Jerman, Ernst Haeckel. Namun, konsep ini baru
berkembang pesat pada masa setelah Perang Dunia II sebagai respon terhadap
kerusakan lingkungan yang sangat parah akibat perang. Para ahli lingkungan
mencoba menciptakan suatu prinsip yang mengatur hubungan manusia dengan
lingkungan dan akhirnya tercipta lah pendekatan ekologi yang diterapkan hingga
saat ini. Pendekatan ekologi memiliki beberapa prinsip yang harus diterapkan
guna menciptakan harmoni antara manusia dan lingkungan. Beberapa prinsip
tersebut antara lain Manusia harus saling bekerja sama dalam menjaga
lingkungan hidup agar tercipta keseimbangan yang baik. Manusia harus
menggunakan sumber daya alam secara bijak agar tidak mengalami kekurangan di
masa depan. Manusia harus mengembangkan teknologi yang tidak merusak
lingkungan hidup. Manusia harus menghormati kehidupan lain dan tidak merusak
ekosistem di sekitarnya.
Manusia harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang lingkungan
hidup agar dapat mengambil keputusan yang bijak. Setiap konsep pasti memiliki

4
kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa kelebihan dari pendekatan
ekologi Menjaga keseimbangan antara manusia dengan lingkungan. Mendorong
manusia untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan hidup.
Menghasilkan keputusan yang berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan hidup.
Mendorong manusia untuk mengembangkan teknologi ramah lingkungan.
Mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Dengan menerapkan pendekatan
ekologi, manusia dapat hidup harmonis dengan lingkungan tanpa merusaknya
sehingga dapat tercipta keberlangsungan hidup yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara melakukan pendekatan ekologi?


2. Apa contoh kasus dari pengelolaan lingkungan hidup?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara melakukan pendekatan ekologi


2. untuk mengetahui contoh kasus pengelolaan lingkungan hidup

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Cara melakukan pendekatan ekologi

2.1.1 Regulasi Lingkungan Hidup


Regulasi dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
didefinisikan sebagai "peraturan", dan merupakan cara untuk
mengendalikan individu atau masyarakat dengan suatu aturan atau
pembatasan. Regulasi biasanya diterapkan dalam berbagai bentuk, seperti
pembatasan hukum yang ditetapkan oleh pemerintah, regulasi yang dibuat
oleh perusahaan, dan sebagainya. Kebijakan regulasi dipicu oleh
munculnya krisis penentuan standar, menurut Shevilla dan Nugrahanti
(2015). Ketika krisis muncul, permintaan untuk kebijakan atau standar
seperti itu meningkat. Pihak yang menetapkan standar akuntansi
menanggapi dengan membuat kebijakan.
Regulasi tentang lingkungan jika dibandingkan dengan
negara-negara maju masih sangatlah terbatas,baik secara nasional maupun
dalam peraturan daerah. Contohnya saja regulasi tentang penanganan
sampah yang ada di Indonesia yaitu pada:
a. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
b. PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
c. Permen LHK No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank
Sampah
d. PP No. 83 Tahun 2018 Tentang Penanganan Sampah Laut
e. PP No. 27 Tahun 2020 Tentang Penanganan Sampah Spesifik.
Alasan dari regulasi tentang pengelolaan sampah masih sangat dangkal
karena dilihat dari tujuan pengelolaan sampah yang berfokus pada

6
kepentingan manusia serta kepentingan ekonomi sehingga menjadikan
sampah terus melimpah sebagai sumber daya. Sedangkan tujuan
pengelolaan sampah yang sebenarnya diprioritaskan untuk lingkungan
yang berkelanjutan sehingga cara pandang dan kebiasaan hidup manusia
akan berubah lebih ekologis demi kehidupan yang lebih lama di alam
semesta

2.1.2 Pemulihan dan Rehabilitasi Lingkungan Hidup


Pemulihan dan Rehabilitasi Lingkungan hidup adalah upaya untuk
mengembalikan nilai, fungsi, dan manfaat lingkungan yang rusak akibat
perusakan ataupun pencemaran. Beberapa contoh pemulihan dan
rehabilitasi lingkungan hidup yang dilakukan di indonesia antara lain :
1. Rehabilitas DAS
Upaya pemulihan lingkungan melalui rehabilitas Daerah
Sungai (DAS), rehabilitas DAS tidak hanya bermanfaat bagi
lingkungan, tetapi juga dapat memberikan manfaat langsung
kepada masyarakat berupa upaya kerja harian sebagai bentuk
jaringan pengaman sosial.
2. Rehabilitas hutan dan lahan
Upaya pemulihan kawasan hutan dan lahan yang rusak juga
merupakan bagian dari pemulihan dan rehabilitas lingkungan
hidup. Misalnya, kegiatan rehabilitas hutan dan lahan di kawasan
konservasi yang harus mempertimbangkan studi atau kajian
evaluasi kesesuaian fungsi, kondisi struktur, fungsi, dinamika
populasi, keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.
3. Pemulihan fungsi lingkungan hidup
Pemulihan fungsi lingkungan hidup dilakukan melalui
tahapan penghentian sumber pencemaran, pembersihan unsur
pencemar, remediasi, rehabilitasi, restorasi, ataupun cara lain yang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Upaya pemulihan dan rehabilitas lingkungan hidup ini bertujuan

7
untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup, memberikan
perlindungan dan memperbaiki ekosistem.

Restorasi Lingkungan Hidup


Restorasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memprakarsai
atau
mempercepat pemulihan ekosistem secara berkesinambungan. Ekosistem
yang membutuhkan restorasi umumnya adalah ekosistem yang telah
mengalami perubahan atau kerusakan akibat aktivitas-aktivitas manusia,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ciri-ciri ekosistem yang te restorasi sebagai berikut :
1. Ekosistem yang telah pulih berisi kumpulan karakteristik dari
spesies yang terdapat dalam ekosistem dan menjadi acuan struktur
masyarakat.
2. Ekosistem yang telah pulih terdiri dari spesies endemik utama.
3. Semua kelompok fungsional yang diperlukan untuk pengembangan
lanjutan dan atau stabilitas ekosistem dipulihkan dan harus
terwakili.
4. Lingkungan fisik dari ekosistem dipulihkan mampu
mempertahankan populasi serta memproduksi spesies-spesies yang
diperlukan untuk keberlanjutan atau pengembangan..
5. Ekosistem yang dipulihkan haruslah dapat berfungsi normal untuk
tahap ekologi pembangunan.
6. Ekosistem yang dipulihkan dapat diintegrasikan dengan baik ke
dalam matriks ekologi yang lebih besar melalui pertukaran
komponen biotik dan abiotik.
7. Potensi ancaman terhadap kesehatan dan keutuhan ekosistem yang
telah dipulihkan dari lingkungan telah dihilangkan atau dikurangi
sebanyak mungkin.
8. Ekosistem yang dipulihkan cukup tangguh untuk bertahan dari
stres berkala normal dalam lingkungan lokal.

8
9. Ekosistem yang dipulihkan haruslah dapat mandiri setara dengan
ekosistem yang menjadi acuan.

Restorasi dapat dilakukan pada berbagai skala, tetapi dalam


prakteknya semua restorasi ekologi harus didekati dengan perspektif
bentang alam spesial eksplisit untuk memastikan kelancaran ekosistem
yang berdekatan. Bentang alam terdiri dari dua atau lebih ekosistem yang
mengalami pertukaran organisme, energi, air, dan nutrisi. Hal lebih baik
dan penting yang sebaiknya dilakukan untuk program restorasi ekologi
adalah mengintegrasikan beberapa ekosistem dan bentang alam dari pada
fokus pada ekosistem tunggal. Dengan alasan tersebut, tidak ada ekosistem
yang direstorasi yang identik dengan acuan tunggal maupun jumlah
variabel.

Remediasi Lingkungan Hidup


Untuk mengurangi pencemaran dan mengembalikan lingkungan
hidup ke keadaan yang lebih sehat, ada beberapa pendekatan dan teknik
yang dapat digunakan, seperti:

1. Pemerintah dapat membuat peraturan tentang pelestarian lingkungan.


Peraturan tertulis dapat digunakan untuk mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan.
2. Pengembangan teknologi bersih merujuk pada upaya untuk
mengembangkan teknologi yang lebih ramah lingkungan, berkelanjutan,
serta berdampak minim terhadap lingkungan serta kesehatan manusia.
Dengan tujuan utama mengurangi emisi gas rumah kaca, limbah
berbahaya, dan dampak negatif lainnya dari aktivitas manusia. Berikut
adalah beberapa contoh dan bidang utama dalam pengembangan teknologi
bersih:
1. Energi Terbarukan. Pengembangan teknologi dalam bidang
energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, hidro, dan biomassa
dapat membantu mengurangi bahan bakar fosil serta mengurangi
emisi gas rumah kaca.

9
2. Transportasi Bersih. Kendaraan listrik dan bahan bakar alternatif
seperti hidrogen dapat mengurangi polusi udara dan emisi karbon
dari sektor transportasi.
3. Pengelolaan Limbah. Teknologi untuk mengolah dan mendaur
ulang limbah, termasuk limbah plastik dan elektronik, membantu
mengurangi pencemaran lingkungan hidup.
3. Mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan bisa menjadi salah satu
upaya dalam mengatasi pencemaran lingkungan. Cara ini bisa dilakukan
siapa saja. Anda juga bisa berperan aktif untuk mengajarkan cara menjaga
lingkungan agar tetap lestari kepada masyarakat sekitar.
4. Melakukan prinsip 3R yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle. Mengajarkan
pentingnya menjaga lingkungan ternyata bisa menjadi salah satu upaya
dalam mengatasi pencemaran lingkungan. Dengan melakukan prinsip 3R,
diharapkan diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat
limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.

2.2 Contoh kasus pengelolaan lingkungan hidup

2.2.1 Contoh Kasus Penggunaan Pendekatan Ekologi


(Restorasi)

IDENTIFIKASI MORFOLOGI SUNGAI DENGAN CITRA SATELIT


DALAM RESTORASI SUNGAI
(Studi Kasus Bengawan Solo Hulu)

Kabupaten sukoharjo adalah salah satu kabupaten dengan potensi


terkena bencana alam, diantaranya yaitu banjir, longsor, dan puting
beliung. Diantara semuanya, bencana banjir yang paling dominan baik
dikarenakan luapan Sungai Bengawan solo, lokal drainase maupun
kombinasi keduanya. Pemerintah berupaya mengatasi banjir dengan
meluruskan Sungai Bengawan solo hulu di daerah Sukoharjo, Surakarta,

10
dan Karanganyar pada tahun 1990-1994 dengan mengubah alur sungai
alami sepanjang 57,2 km menjadi kurang dari 39 km. Sementara itu,
sungai dibuat lebih lebar dan dalam serta dindingnya lebih teratur,
sehingga air akan menjadi lebih lancar dengan arus yang lebih cepat.
Aliran sungai disini bertujuan untuk memperbaiki belokan sungai yang
berulang-ulang.
Selama kurang lebih 23 tahun penanganan banjir secara struktural
ini dilaksanakan di Sungai Bengawan solo, namun di kabupaten ini masih
juga belum terbebas dari banjir. Masalah banjir ini belum juga teratasi
secara komprehensif, muncul teori yang menyatakan kalau normalisasi
sungai tidak menyelesaikan masalah, sehingga perlu dilakukan restorasi.
Restorasi sungai yaitu mengembalikan fungsi sungai yang telah
terdegradasi oleh manusia menjadi fungsinya yang sesungguhnya. Dengan
adanya restorasi ini, diharapkan dapat mengembalikan kecepatan aliran
sungai seperti semula. Selain itu, diharapkan dapat memulihkan retensi,
yang terkendala akibat pemanfaatan lahan yang beralih fungsi menjadi
pemukiman, pertanian, dan RTH, maupun dalam pola ruang sudah
direncanakan sebagai pemukiman.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pendekatan ekologi adalah suatu konsep ilmu lingkungan yang


menjunjung tinggi aspek keberlanjutan dalam mendukung kehidupan manusia.
Banyak ahli lingkungan yang mencoba menciptakan prinsip hubungan antara
manusia dengan lingkungan sehingga terciptalah pendekatan ekologi. Dengan
menerapkan pendekatan ekologi, manusia dapat hidup harmonis dengan
lingkungan sehingga menciptakan keberlangsungan hidup yang baik. Pendekatan
ekologi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti regulasi, pemulihan dan
rehabilitasi, restorasi, serta remediasi lingkungan. Regulasi merupakan cara untuk
mengendalikan individu atau masyarakat dengan suatu aturan atau pembatasan,
sedangkan pemulihan dan rehabilitasi lingkungan hidup adalah upaya untuk
mengembalikan nilai, fungsi, dan manfaat lingkungan yang rusak akibat
perusakan ataupun pencemaran. Restorasi merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk memprakarsai atau mempercepat pemulihan ekosistem secara
berkesinambungan, serta remediasi merupakan upaya menghilangkan pencemaran
dan mengembalikan lingkungan hidup ke keadaan yang sehat. Oleh
karena itu, manusia harus menjaga ekosistem di sekitarnya guna ekosistem
berkelanjutan yang dapat menjaga kestabilan di masa depan dengan berpartisipasi
aktif dalam menjaga lingkungan hidup.

12
DAFTAR PUSTAKA

Patoding, M. M. (2021). PEMULIHAN LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT


TERJADINYA PERUSAKAN DAN PENCEMARAN Oleh: Marcelino Mandae
Patoding. LEX ADMINISTRATUM, 9(3).

Verawati, P. (2021). Kritik Ekologi Mendalam terhadap Regulasi Persampahan di


Indonesia. Jurnal Meta-Yuridis, 4(2).

Martuti, N. K. T., Susilowati, S. M. E., Sidiq, W. A. B. N., & Mutiatari, D. P.


(2018). Peran kelompok masyarakat dalam rehabilitasi ekosistem mangrove di
pesisir Kota Semarang. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 6(2), 100-114.

Suryanta, J., Nursugi, N., & Nahib, I. (2018). Identifikasi Morfologi Sungai
Dengan Citra Satelit Dalam Restorasi Sungai (Studi Kasus Bengawan Solo Hulu).
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS IX 2018.

13

Anda mungkin juga menyukai