Anda di halaman 1dari 24

Tugas Makalah

Menejemen Lingkungan
“Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”

Disusun Oleh :

Ayura Gadwina 2225011007


Klara Nala Rita 2225011008
Nur Anisa Marhotillah 2225011009

Fakustas Magister Teknik Sipil


Universitas Lampung
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
ini.

Manajemen lingkungan merupakan aspek-aspek dari keseluruhan fungsi


manajemen yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan
lingkungan. Praktik Manajemen Lingkungan yang sistematis, teratur, dan prosedural
disebut dengan Sistem Manajemen Lingkungan. Sistem Manajemen Lingkungan
yang baik, biasanya ditandai dengan adanya sertifikasi ISO 14001. ISO 14001
merupakan standar internasional yang dikeluarkan oleh International Organization
for Standarisation (ISO).

Dengan perubahan jaman, ketentuan dan kesadaran untuk mempertahankan


lingkungan yang aman dan nyaman, akan menanamkan kesadaran kita untuk
mematuhi semua undang-undang terkait lingkungan, seperti untuk menangani polusi
yang ada serta mempertahankan kesinambungan lingkungan yang ada. Kesemuanya
itu membutuhkan Manajemen Lingkungan yang baik, agar dunia usaha dan
masyarakat dapat merasakan manfaatnya

Kami berharap tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni Mahasiswa/i,
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini,
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi kemajuan pelajaran dan
pengetahuan bagi pembacanya, yang pada akhirnya akan membantu mencerdaskan
kehidupan bangsa.

i
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................... i

Daftar Isi…................................................................................................ ii

Abstrak...................................................................................................... 1

Pembahasan............................................................................................... 2

Kesimpulan............................................................................................... 19

Daftar Pustaka......................................................................................... 21

ii
Abstrak

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah suatu usaha yang


dilaksanakan oleh Pemerintah untuk mempertahankan nilai dan fungsi Lingkungan
Hidup yang sesuai dengan tatanan yang ada sehingga dapat mencegah dan
meminimalisir terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup dengan
melakukan upaya yang mencakup pengawasan, perencaaan, pemanfaatan,
pemeliharaan, pengendalian, dan penegakan hukum. Berangkat dari asas Tanggung
Jawab Negara yang ada dalam pasal 2 huruf d Undang-Undang No 32 Tahun 2009
menjadikan Negara menjamin hak atas masyarakat negara indonesia untuk mendapat
Lingkungan Hidup yang bersih dan juga sehat. Oleh sebab itu maka timbul pula
konsekuensinya yaitu masyarakat diharapkan berperan aktif dan turut andil dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup itu sendiri, memelihara fungsi dari
lingkungan hidup itu sendiri serta dapat mengendalikan kerusakan dan pencearan
lingkungan hidup yang telah dijabarkan dalam pasal 67 Undang—Undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

1
Pembahasan

A. Latar Belakang

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,


keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteran
manusia serta makhluk hidup lainnya. Sedangkan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup didefinisikan sebagai upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) menurut UU no 32
tahun 2009 pasal 1 ayat (2) adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Manusia adalah ciptaan sekaligus pencipta lingkungannya, yang memberinya
kelebihan fisik dan kemampuan-kemampuan dalam hal kecerdasan berpikir,
moral, sosial dan pertumbuhan rohani. Dalam evolusi yang panjang dan berliku
dari kehidupan manusia di dunia telah dicapai suatu babak ,melalui percepatan
ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah memperoleh kekuatan untuk
mengubah lingkungannya dalam berbagai cara dan pada skala yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Kedua aspek dari lingkungan manusia, yaitu alam dan ciptaan
manusia sama-sama penting bagi kesejahteraan dan untuk perwujudan HAM itu
sendiri.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kualitas lingkungan hidup yang
semakin menurun seiring dengan pertambahan jumlah manusia dan pemanasan
global yang semakin meningkat, dan untuk menjamin kepastian hukum serta
memberikan perlindungan terhadap hak setiap orang untuk mendapatkan
lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat, maka pemerintah Republik Indonesia

2
merumuskannya dalam suatu bentuk peraturan perundang-undangan yakni
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Dalam uraian ini disampaikan mengenai:
1. Pengertian Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup
2. Asas Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup
a. Asas Tanggung Jawab Negara
b. Asas Kelestarian dan Berkelanjutan
c. Asas Keserasian dan Keseimbangan
d. Asas Keterpaduan
e. Asas Manfaat
f. Asas Kehati-Hatian
g. Asas Keadilan
h. Asas Ekoregion
i. Asas Keanekaragaman Hayati
j. Asas Pencemar Membayar
k. Asas Partisipatif
l. Asas Kearifan Lokal
m. Asas Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
n. Asas Otonomi Daerah
3. Ruang Lingkup Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup
a. Perencanaan dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup
b. Pengendalian dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup
c. Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup

3
B. Pengertian Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup

Menurut Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009


tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa pengertian
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain.

1. Asas Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup


Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup ini menganut asas:
A. Tanggung Jawab Negara
Maksud asas tanggung jawab Negara adalah Negara menjamin pemanfaatan
sumber daya alam akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun
generasi masa depan.
Negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
Negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam
yang menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
B. Kelestarian dan Berkelanjutan
Kelestarian dan berkelanjutan adalah bahwa setiap orang memikul kewajiban
dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya
dalam satu generasi dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung
ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.
C. Keserasian dan Keseimbangan
Keserasian dan keseimbangan adalah bahwa pemanfaatan lingkungan hidup
harus memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan ekonomi, sosial,
budaya, dan perlindungan serta pelestarian ekosistem.
D. Keterpaduan

4
Keterpaduan adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai
komponen terkait.
E. Manfaat
Manfaat adalah bahwa segala usaha dan/atau kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya alam dan lingkungan
hidup untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras
dengan lingkungannya.
D. Kehati-Hatian
kegiatan karena keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
bukan merupakan alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi
atau menghindari ancaman terhadap pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup.
E. Keadilan
Keadilan adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara, baik
lintas daerah, lintas generasi, maupun lintas gender.
F. Ekoregion
Ekoregion adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
harus memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi
geografis, budaya masyarakat setempat, dan kearifan lokal.
G. Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup harus memperhatikan upaya terpadu untuk mempertahankan
keberadaan, keragaman, dan keberlanjutan sumber daya alam hayati yang
terdiri atas sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani yang
bersama dengan unsur nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk
ekosistem.

5
H. Pencemar Membayar
Pencemar membayar adalah bahwa setiap penanggung jawab yang usaha
dan/atau kegiatannya menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup wajib menanggung biaya pemulihan lingkungan.
I. Partisipatif
Partisipatif adalah bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan
aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.
J. Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah bahwa dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup harus memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata
kehidupan masyarakat.
K. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Tata kelola pemerintahan yang baik adalah bahwa perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dijiwai oleh prinsip partisipasi, transparansi,
akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan.
L. Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Ruang Lingkup Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup


Ruang lingkup dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup tentang ini mencakup:
1. Perencanaan dan pemanfaatan lingkungan hidup
Perencanaan lingkungan hidup merupakan bagian awal dari kegiatan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Perencanaan dan
pemanfaatan lingkungan hidup di atur dalam ketentuan Pasal 5 – Pasal 12

6
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pemanfaatan sumber daya dalam dilakukan berdasarkan Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaitu:
A. Inventarisasi Lingkungan Hidup.
Inventarisasi lingkungan hidup terdiri atas investarisasi lingkungan hidup
di :
 tingkat nasional.
 tingkat pulau atau kepulauan.
 tingkat wilayah ekoregion.

Inventarisasi lingkungan hidup dilaksanakan untuk memperoleh data dan


informasi mengenai sumber daya alam yang meliputi :
 potensi dan ketersediaan.
 jenis yang dimanfaatkan.
 bentuk penguasaan.
 pengetahuan pengelolaan.
 bentuk kerusakan.
 konflik dan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan.
B. Penetapan wilayah ekoregion.
Penetapan wilayah ekoregion dilaksanakan oleh menteri yang membawahi
masalah lingkungan hidup setelah berkoordinasi dengan pihak terkait,
yang didasarkan pada :
- potensi dan ketersediaan sumber daya alam.
- jenis sumber daya alam yang dimanfaatkan.
wilayah ekoregion dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesamaan :
- karakteristik bentang alam.
- daerah aliran sungai.
- iklim.

7
- flora dan fauna.
- sosial budaya.
- ekonomi.
- kelembagaan masyarakat.
- hasil inventarisasi lingkungan hidup.
Inventarisasi lingkungan hidup di tingkat wilayah ekoregion tersebut
dilakukan untuk menentukan daya dukung dan daya tampung serta
cadangan sumber daya alam.

2. Pengendalian dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup


Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup diatur dalam
Pasal 13 –Pasal 56 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pengendalian lingkungan hidup dimulai dari pencegahan yang terdiri dari
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), tata ruang, batu mutu
lingkungan hidup, kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, amdal,
UKL-UPL, perizinan, instrument ekonomi lingkungan hidup, peraturan
perundang-undangan berbasis lingkungan hidup, anggaran berbasis
lingkungan hidup, analisis resiko lingkungan hidup, audit lingkungan
hidup, dan instrument lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau
perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup


Dalam ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup, disebutkan bahwa
tujuan dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah
sebagai berikut:
- Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
- Menjamin keselamatan, kesehatan dan kehidupan manusia.

8
- Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian
ekosistem.
- Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
- Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan
hidup.
- Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi
masa depan.
- Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan
hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia.
- Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
- Mengantisipasi isu lingkungan global.
Mengingat tujuan dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan tersebut
di atas yang dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan,
maka setiap perbuatan, tindakan atau kegiatan yang tidak sesuai dengan
tujuan dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dapat dikenakan sanksi, baik sanksi
administrasi maupun sanksi pidana.

C. Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup (RPPLH).
Disusun oleh Pemerintah sesuai kewenangannya untuk memanfaatkan dan
membuat cadangan SDA, menjaga, dan memelihara kualitas atau fungsi
lingkungan hidup, dilakukan dengan cara dikendalikan, dipantau, dan juga
didayagunakan untuk melestarikan sumber daya alam.
- Pemanfaatan adalah pemanfataan suumber daya alam
dilaksanakan berdasarkan kapasitas ruang lingkup lingkungan
hidup yang berkelanjutan dan aktifitas di ranah lingkungan hidup.
- Pengendalian disini yang dimaksud, pengendalian pencemaran
dalam kerusakan lingkungan dilakukan untuk pelestarian dari
fungsi lingkungan hidup itu senduri, pengendalian itu meliputi
pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan.

9
- Pemeliharaan disini yang dimaksud dengan melakukan
konservasi sumber daya alam, pencadangan sumber daya alam,
dan/atau pelestarian fungsi atmosfer.
- Pengawasan disini yang dimaksud, bahwa mentri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangan yang diberikan untuk
melakukan pengawasan terhadap kegiatan izin lingkungan.
Dan yang terakhir yaitu dengan Penegakan Hukum, dalam hal ini bisa
menggunakan sanksi administratif yaitu menteri, gubernur, atau
bupati/walikota menerapkan sanksi administratif kepada penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan apabila diketahui atau didapati melakukan
pelanggaran terhadap izin lingkungan.
Penyusunan RPPLH terdiri atas :
- RPPLH nasional, yang disusun berdasarkan inventarisasi nasional.
- RPPLH provinsi, yang disusun berdasarkan RPPLH nasional,
inventarisasi tingkat pulau/kepulauan, dan inventarisasi tingkat
ekoregion.
- RPPLH kabupaten/kota, disusun berdasarkan RPPLH provinsi,
inventarisasi tingkat pulau/kepulauan, dan inventarisasi tingkat
ekoregion.
- RPPLH kabupaten/kota.

RPPLH disusun oleh menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan


kewenangannya dengan mempertimbangkan :
- keragaman karakter dan fungsi ekologis.
- sebaran penduduk.
- sebaran potensi potensi sumber daya alam.
- kearifan lokal.
- aspirasi masyarakat.
- perubahan iklim.

Yang diatur dalam RPPLH. Pengaturan RPPLH diatur dengan :


- peraturan pemerintah untuk RPPLH nasional.

10
- peraturan daerah propinsi untuk RPPLH propinsi.
- peraturan daerah kabupaten/kota untuk RPPLH kabupaten/kota.

RPPLH memuat rencana tentang :


- pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam.
- pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi
lingkungan hidup.
- pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian
sumber daya alam.
- adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan


berdasarkan RPPLH. Apabila RPPLH belum tersusun, maka pemanfaatan
sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup dengan memperhatikan :
- keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup.
- keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup.
- keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat.

Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup ditetapkan oleh :

- Menteri untuk daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup


nasional dan pulau atau kepulauan.
- Gubernur untuk daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
propinsi dan ekoregion lintas kabupaten/kota.
- Bupati/walikota untuk daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup kabupaten/kota dan ekoregion wilayah kabupaten/kota.
RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana
pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka
menengah.

11
D. Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan LH UU32/2009
UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup bertujuan untuk melindungi NKRI dari pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan
hingga antisipasi isu lingkungan global.
UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup mengakui bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah hak
yang harus diperoleh warga negara. Sebagaimana Pasal 28H UUD NRI
1945.
Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup berusaha menjawab tantangan pemanasan global yang
terus meningkat dan mengakibatkan perubahan iklim yang membuat
semakin parahnya penurunan kualitas lingkungan hidup dunia.
Penjelasan Umum UU 32 tahun 2009 :
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat
merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga
negara Indonesia. Oleh karena itu, negara, pemerintah, dan seluruh
pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup
Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi
rakyat Indonesia serta makhluk hidup lain.
- Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak pada posisi silang
antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca
serta musim yang menghasilkan kondisi alam yang tinggi nilainya.
Di samping itu Indonesia mempunyai garis pantai terpanjang
kedua di dunia dengan jumlah penduduk yang besar. Indonesia
mempunyai kekayaan keanekaragaman hayati dan sumber daya
alam yang melimpah. Kekayaan itu perlu dilindungi dan dikelola

12
dalam suatu sistem perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang terpadu dan terintegrasi antara lingkungan laut, darat,
dan udara berdasarkan wawasan Nusantara. Indonesia juga berada
pada posisi yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Dampak tersebut meliputi turunnya produksi pangan,
terganggunya ketersediaan air, tersebarnya hama dan penyakit
tanaman serta penyakit manusia, naiknya permukaan laut,
tenggelamnya pulau-pulau kecil, dan punahnya keanekaragaman
hayati. Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas ataupun
kualitas tidak merata, sedangkan kegiatan pembangunan
membutuhkan sumber daya alam yang semakin meningkat.
Kegiatan pembangunan juga mengandung risiko terjadinya
pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini dapat
mengakibatkan daya dukung, daya tampung, dan produktivitas
lingkungan hidup menurun yang pada akhirnya menjadi beban
sosial. Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia harus
dilindungi dan dikelola dengan baik berdasarkan asas tanggung
jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas keadilan. Selain itu,
pengelolaan lingkungan hidup harus dapat memberikan
kemanfaatan ekonomi, sosial, dan budaya yang dilakukan
berdasarkan prinsip kehati-hatian, demokrasi lingkungan,
desentralisasi, serta pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan
lokal dan kearifan lingkungan. Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem yang
terpadu berupa suatu kebijakan nasional perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilaksanakan secara taat
asas dan konsekuen dari pusat sampai ke daerah.
- Penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang
dengan fungsi lingkungan hidup. Sebagai konsekuensinya,
kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan harus dijiwai

13
oleh kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan
mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Undang-Undang
ini mewajibkan Pemerintah dan pemerintah daerah untuk membuat
kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,
rencana, dan/atau program. Dengan perkataan lain, hasil KLHS
harus dijadikan dasar bagi kebijakan, rencana dan/atau program
pembangunan dalam suatu wilayah. Apabila hasil KLHS
menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah
terlampaui, kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan
tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS dan
segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
- Ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan kualitas hidup
dan mengubah gaya hidup manusia. Pemakaian produk berbasis
kimia telah meningkatkan produksi limbah bahan berbahaya dan
beracun. Hal itu menuntut dikembangkannya sistem pembuangan
yang aman dengan risiko yang kecil bagi lingkungan hidup,
kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lain. Di samping menghasilkan produk yang bermanfaat bagi
masyarakat, industrialisasi juga menimbulkan dampak, antara lain,
dihasilkannya limbah bahan berbahaya dan beracun, yang apabila
dibuang ke dalam media lingkungan hidup dapat mengancam
lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lain.
Dengan menyadari hal tersebut, bahan berbahaya dan beracun
beserta limbahnya perlu dilindungi dan dikelola dengan baik.
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus bebas dari

14
buangan limbah bahan berbahaya dan beracun dari luar wilayah
Indonesia.
Menyadari potensi dampak negatif yang ditimbulkan sebagai
konsekuensi dari pembangunan, terus dikembangkan upaya
pengendalian dampak secara dini. Analisis mengenai dampak
lingkungan (amdal) adalah salah satu perangkat preemtif
pengelolaan lingkungan hidup yang terus diperkuat melalui
peningkatkan akuntabilitas dalam pelaksanaan penyusunan amdal
dengan mempersyaratkan lisensi bagi penilai amdal dan
diterapkannya sertifikasi bagi penyusun dokumen amdal, serta
dengan memperjelas sanksi hukum bagi pelanggar di bidang
amdal. Amdal juga menjadi salah satu persyaratan utama dalam
memperoleh izin lingkungan yang mutlak dimiliki sebelum
diperoleh izin usaha.
- Upaya preventif dalam rangka pengendalian dampak lingkungan
hidup perlu dilaksanakan dengan mendayagunakan secara
maksimal instrumen pengawasan dan perizinan. Dalam hal
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sudah terjadi, perlu
dilakukan upaya represif berupa penegakan hukum yang efektif,
konsekuen, dan konsisten terhadap pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup yang sudah terjadi Sehubungan dengan hal
tersebut, perlu dikembangkan satu sistem hukum perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang jelas, tegas, dan menyeluruh
guna menjamin kepastian hukum sebagai landasan bagi
perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam serta kegiatan
pembangunan lain. Undang-Undang ini juga mendayagunakan
berbagai ketentuan hukum, baik hukum administrasi, hukum
perdata, maupun hukum pidana. Ketentuan hukum perdata
meliputi penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar
pengadilan dan di dalam pengadilan. Penyelesaian sengketa

15
lingkungan hidup di dalam pengadilan meliputi gugatan
perwakilan kelompok, hak gugat organisasi lingkungan, ataupun
hak gugat pemerintah. Melalui cara tersebut diharapkan selain
akan menimbulkan efek jera juga akan meningkatkan kesadaran
seluruh pemangku kepentingan tentang betapa pentingnya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup demi kehidupan
generasi masa kini dan masa depan.
- Penegakan hukum pidana dalam Undang-Undang ini
memperkenalkan ancaman hukuman minimum di samping
maksimum, perluasan alat bukti, pemidanaan bagi pelanggaran
baku mutu, keterpaduan penegakan hukum pidana, dan pengaturan
tindak pidana korporasi. Penegakan hukum pidana lingkungan
tetap memperhatikan asas ultimum remedium yang mewajibkan
penerapan penegakan hukum pidana sebagai upaya terakhir setelah
penerapan penegakan hukum administrasi dianggap tidak berhasil.
Penerapan asas ultimum remedium ini hanya berlaku bagi tindak
pidana formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap pelanggaran
baku mutu air limbah, emisi, dan gangguan.
- Perbedaan mendasar antara Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan Undang-
Undang ini adalah adanya penguatan yang terdapat dalam Undang-
Undang ini tentang prinsip-prinsip perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang didasarkan pada tata kelola pemerintahan
yang baik karena dalam setiap proses perumusan dan penerapan
instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup serta penanggulangan dan penegakan hukum mewajibkan
pengintegrasian aspek transparansi, partisipasi, akuntabilitas, dan
keadilan.
- Selain itu, Undang-Undang ini juga mengatur:
1. keutuhan unsur-unsur pengelolaan lingkungan hidup;

16
2. kejelasan kewenangan antara pusat dan daerah;
3. penguatan pada upaya pengendalian lingkungan hidup;
4. penguatan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi instrumen
kajian lingkungan hidup strategis, tata ruang, baku mutu
lingkungan hidup, kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup, amdal, upaya pengelolaan lingkungan hidup dan
upaya pemantauan lingkungan hidup, perizinan, instrumen
ekonomi lingkungan hidup, peraturan perundang-undangan
berbasis lingkungan hidup, anggaran berbasis lingkungan
hidup, analisis risiko lingkungan hidup, dan instrumen lain
yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi;
5. pendayagunaan perizinan sebagai instrumen pengendalian;
6. pendayagunaan pendekatan ekosistem;
7. kepastian dalam merespons dan mengantisipasi
perkembangan lingkungan global;
8. penguatan demokrasi lingkungan melalui akses informasi,
akses partisipasi, dan akses keadilan serta penguatan hak-
hak masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
9. penegakan hukum perdata, administrasi, dan pidana secara
lebih jelas;
10. penguatan kelembagaan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang lebih efektif dan responsif; dan
11. penguatan kewenangan pejabat pengawas lingkungan hidup
dan penyidik pegawai negeri sipil lingkungan hidup.
- Undang-Undang ini memberikan kewenangan yang luas kepada
Menteri untuk melaksanakan seluruh kewenangan pemerintahan di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta

17
melakukan koordinasi dengan instansi lain. Melalui Undang-
Undang ini juga, Pemerintah memberi kewenangan yang sangat
luas kepada pemerintah daerah dalam melakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup di daerah masing-masing yang tidak
diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Oleh karena itu, lembaga yang
mempunyai beban kerja berdasarkan Undang-Undang ini tidak
cukup hanya suatu organisasi yang menetapkan dan melakukan
koordinasi pelaksanaan kebijakan, tetapi dibutuhkan suatu
organisasi dengan portofolio menetapkan, melaksanakan, dan
mengawasi kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Selain itu, lembaga ini diharapkan juga mempunyai ruang
lingkup wewenang untuk mengawasi sumber daya alam untuk
kepentingan konservasi. Untuk menjamin terlaksananya tugas
pokok dan fungsi lembaga tersebut dibutuhkan dukungan
pendanaan dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang
memadai untuk Pemerintah dan anggaran pendapatan dan belanja
daerah yang memadai untuk pemerintah daerah.

18
Kesimpulan

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup diatur dalam


Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang UUPPLH dimana dalam Undang-
Undang ini juga memberi berbagai ketentuan hukum, seperti hukum
administrasi, hukum perdata, maupun hukum pidana.
Pengertian Lingkungan Hidup sendiri menurut pasal 1 ayat (1) UU ini
sendiri dimaknai sebagai “kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”. Sesuai dengan judul
daripada UU ini sendiri maka tujuan utamanya adalah memberikan
perlindungan dan pengelolaan terhadap lingkungan hidup, yaitu berupa upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum (pasal 1 ayat (2)).
Ketentuan dalam hukum perdata yang mencakup penyelesaian
sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dan di dalam pengadilan.
Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di dalam pengadilan meliputi
gugatan perwakilan kelompok, hak gugat organisasi lingkungan, ataupun hak
gugat pemerintah. Melalui cara-cara tersebut selain mengharapkan agar
menimbulkan efek jera juga supaya meningkatnya akan kesadaran seluruh
pemangku kepentingan tentang betapa pentingnya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup demi kehidupan generasi masa kini dan masa
depan. Undang-Undang ini memberikan kewenangan yang luas kepada
Pemerintah untuk melaksanakan seluruh kewenangannya di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta melakukan koordinasi
dengan instansi lain. Melalui Undang-Undang ini juga, Pemerintah memberi
kewenangan yang sangat luas kepada pemerintah daerah dalam melakukan

19
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di daerah masing-masing
yang tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

20
Daftar Pustaka

Andi Hamsah, 1995, Penegakan Hukum Lingkungan, Arikha Media cipta, Jakarta,
hlm. 14
Husin, Sukanda., 2014. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup, Sinar Grafika, Jakarta.
Jember, D.I.K (2015), Agriekonomika. ISSN 2301-9948 Agriekonomika. ISSN 2301-
9948, 22-36.
K.E.S. Manik., (2016). Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kencana, Bandung 15(20)
Kusumaningtyas. R., &Chofyan, I. (2012). Pengelolaan Hutan Dalam Mengatasi
Alih, 13(2), 1-11
M Said Saile, 2003, Penegakan Hukum Lingkungan H idup, Restu Agung, Jakarta,
hlm. 21
Muchtar, Masrudi., 2015. Sistem Peradilan Pidana di Bidang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bina Cipta, Jakarta.
N.H.T. Siahaan, 2004, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Erlangga,
Jakarta, hlm.4
N.H.T Siahaan, 2014, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan (edisi kedua),
Erlangga, Jakarta, hlm. 15.

21

Anda mungkin juga menyukai