Anda di halaman 1dari 12

Tugas 3 Ilmu Lingkungan dan Mitigasi Bencana

Teknik Kimia S1
Anggota Kelompok: -Nabila Putri Harmi (1907111541)
-Putri Noviayu Salsabila Hendri (1907110101)
-Seftia Anggraini (1907111474)
-Yuniar Ahdya Sabella (1907110378)

PENGELOLAAN LINGKUNGAN
A. Pengertian
Menurut Syahrul Machmud dalam buku hukum lingkungan yang dimaksud
dengan pengelolaan lingkungan hidup adalah:
“Upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup
diselenggarakan dengan asas tanggungjawab negara, asas keberlanjutan, dan asas
manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.”
Pengelolaan lingkungan hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa lingkungan atau lingkungan hidup adalah segala sesuatu benda, keadaan, situasi
yang ada di sekeliling makhluk hidup dan berpengaruh terhadap kehidupan (sifat,
pertumbuhan, persebaran) makhluk hidup yang bersangkutan. Lingkungan hidup baik
faktor biotik maupun abiotik berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Segala yang ada
pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia karena lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungan adalah
kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya dan keseimbangan antar keduanya.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta, makhluk hidup
lainnya.3 Lingkungan memiliki cakupan yang sangat luas. Tidak hanya manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, atau yang benda-benda bersifat fisik. Lingkungan,
mencakup didalamnya berbagai hal dari yang bersifat biotik, organik, anorganik hingga
sosial.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi:
1. Kebijaksanaan Penataan
2. Pemanfaatan
3. Pengembangan
4. Pemeliharaan
5. Pemulihan
6. Pengawasan
7. Pengendalian Lingkungan Hidup
Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Daya Dukung
lingkungan adalah kemajuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan manusia
dan mahkluk hidup lainnya. Pelestarian daya dukung lingkungan hidup adalah
rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan
perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap
mampu mendukung perikehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya. Daya
Tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat
energi dan/atau komponen lain yang masuk/dimasukkan kedalamnya.
B. Asas Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dalam hal ini bahwa dari suatu pengaturan tersebut dapat terletak pada segi
pengelolaan lingkungan hidup. Untuk melakukan suatu perlindungan dan pengelolaan
maka diperlukan suatu asas. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 2 tentang
Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup: “Tanggung jawab negara, kelestarian dan
keberlanjutan, keserasian dan keseimbangan, keterpaduan, manfaat, kehati-hatian,
keadilan, ekoregion, keanekaragaman hayati, pencemar membayar, partisipatif,
kearifan lokal, tata kelola pemerintahan yang baik, dan otonomi daerah”.
1. Asas tanggung jawab negara
Menyatakan Negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam akan
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat,
baik generasi masa kini maupun generasi masa depan, Negara menjamin hak warga
negara atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta Negara mencegah
dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pencemaran
atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Asas kelestarian dan Keberlanjutan
Menyatakan bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab
terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi dengan
melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas
lingkungan hidup.
3. Asas Keserasian dan Keseimbangan
Menyatakan bahwa pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan
berbagai aspek seperti kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan perlindungan serta
pelestarian ekosistem.
4. Asas keterpaduan
Menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan
dengan memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai komponen terkait.
5. Asas Manfaat
Menyatakan bahwa segala usaha dan atau kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras dengan
lingkungannya.
6. Asas Kehati-hatian
Menyatakan bahwa ketidakpastian mengenai dampak suatu usaha atau kegiatan
karena keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan merupakan
alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi atau menghindari ancaman
terhadap pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
7. Asas Keadilan
Menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus
mencerminkan keadilan secara profesional bagi setiap warga negara, baik lintas daerah,
lintas generasi, maupun lintas gender.
8. Asas Ekoregion
Menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus
memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem kondisi geografis, budaya
masyarakat setempat, dan kearifan lokal.
9. Asas Keanekaragaman Hayati
Menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus
memperhatikan upaya terpadu untuk mempertahankan keberadaan, keragaman, dan
keberlanjutan sumber daya alam hayati yang terdiri atas sumber daya alam nabati dan
sumber daya alam hewani yang bersama dengan unsur nonhayati di sekitarnya secara
keseluruhan membentuk ekosistem.
10. Asas Pencemar Membayar
Menyatakan bahwa setiap penanggung jawab yang usaha atau kegiatannya
menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup wajib menanggung biaya
pemulihan lingkungan.
11. Asas Partisipatif
Menyatakan bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif
dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.
12. Asas Kearifan Lokal
Menyatakan bahwa dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
harus memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat.
13. Asas Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
Menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai
oleh prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan.
14. Asas Otonomi Daerah
Menyatakan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

C. Tujuan Pengelolaan Lingkungan


Adapun tujuan pengelolaan lingkungan hidup menurut Undang-undang Nomor
32 Tahun 2009 pasal 3 tentang tujuan Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
sebagai berikut:
1. Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran
atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia
3. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian
ekosistem.
4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup.
6. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa
depan.
7. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai
bagian dari hak asasi manusia.
8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
9. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
10. Mengantisipasi isu lingkungan global.
Tujuan lingkungan hidup tersebut menghendaki setiap insan manusia berperan
aktif sebagai Pembina lingkungan yaitu dengan cara mengendalikan secara bijaksana
dalam pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan generasi saat ini mau
mendatang, agar ikut serta menjaga dampak kegiatan dari luar wilayah negara yang
dapat menyebabkan pencemaran dan perusakan lingkungan.

D. Sasaran Pengelolaan Lingkungan Hidup


Adapun sasaran pengelolaan lingkungan hidup menurut Undang-Undang No.
23 Tahun 1997 Tanggal 19 September 1997 Adalah Sebagai Berikut.
1. Tercapainya Keselarasan, Keserasian, Dan Keseimbangan Antara Manusia Dan
Lingkungan Hidup;
2. Terwujudnya Manusia Indonesia Sebagai Insan Lingkungan Hidup Yang
Memiliki Sikap Dan Tindak Melindungi Dan Membina Lingkungan Hidup;
3. Terjaminnya Kepentingan Generasi Masa Kini Dan Generasi Masa Depan;
4. Tercapainya Kelestarian Fungsi Lingkungan Hidup;
5. Terkendalinya Pemanfaatan Sumber Daya Secara Bijaksana;
6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia Terhadap Dampak Usaha
Dan/Atau Kegiatan Di Luar Wilayah Negara Yang Menyebabkan Pencemaran
Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup.

E. Permasalahan Lingkungan
Permasalahan lingkungan hidup dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
yaitu permasalahan lingkungan alam, permasalahan lingkungan buatan, dan
permasalahan lingkungan sosial.
1. Permasalahan lingkungan Alam
Permasalahan lingkungan alam merupakan persoalan yang melibatkan
lingkungan alam yang alamiah terbentuk bukan dengan bantuan manusia.
Permasalahan lingkungan alam dapat berupa permasalahan sumber daya lahan,
sumber daya air, sumber daya hutan, keanekaragaman hayati, pesisir lautan,
serta udara.
i. Permasalahan sumber daya lahan berupa berkurangnya lahan yang dapat
ditinggali akibat jumlah populasi manusia yang semakin banyak, serta
berkurangnya lahan yang dapat dipakai sebagai tempat pertanian maupun
perkebunan akibat lahan tercemar yang ditinggalkan begitu saja selama
bertahun-tahun.
ii. Permasalahan sumber daya air berupa kurangnya air bersih yang dapat
digunakan, penurunan muka air tanah serta kekeringan dan banjir yang
terjadi akibat tidak meratanya persebaran air.
iii. Permasalahan Sumber Daya Hutan meliputi kebakaran hutan, perambahan
hutan, perladangan berpindah, tumpang tindih penggunaan lahan hutan
dengan kegiatan pembangunan seperti perkebunan, transmigrasi,
pertambangan, pembangunan jalan dan prasarana lainnya. Sementara itu
kegiatan-kegiatan rehabilitasi belum memadai dibanding dengan laju
kerusakan yang terjadi.
iv. Permasalahan Keanekaragaman Hayati meliputi kekayaan flora fauna yang
semakin berkurang yang merupakan imbas dari penyusutan lahan sebesar
15000-20000 ha/tahun yang dibuka untuk pertanian, perkebunan, industri
dan lain-lain.
v. Permasalahan Pesisir Lautan terjadi karena eksploitasi yang berlebihan tanpa
terkendali terhadap sumberdaya alam di wilayah pesisir dan lautan, seperti
hutan mangrove, terumbu karang, pasir laut, dll. Hal ini menyebabkan
degradasi ekosistem pesisir dan lautan. Selain itu juga terjadi pencemaran
oleh logam berat dan tumpahan minyak.
vi. Permasalahan Udara terjadi diakibatkan gas-gas industri yang dibuang ke
atmosfer begitu saja sehingga menyebabkan perubahan cuaca dan iklim serta
penipisan ozon akibat pemanasan global.
2. Permasalahan Lingkungan Buatan
Permasalahan lingkungan buatan merupakan permasalahan lingkungan yang
terjadi pada lingkungan yang dibuat oleh manusia atau terdapat campur tangan
manusia. Permasalahan yang terjadi terutama adalah kualitas lingkungan di perkotaan
yang cenderung menurun, seperti kurangnya ruang terbuka hijau, tempat bermain anak,
dan lapangan olah raga, banyaknya pemukiman kumuh, harga tanah yang semakin
mahal serta masalah yang timbul karena sampah kota dan pencemaran.
3. Permasalahan Lingkungan Sosial
Perubahan masyarakat dari bersifat tradisional agraris ke masyarakat era
industri (modernisasi) menyebabkan perubahan-perubahan sosial antara lain :
i. Perubahan pranata (pranata keluarga, pemerintahan, ekonomi,
agama, pendidikan, dll.
ii. Perubahan Nilai (gotong royong, kesetiakawanan sosial, loyalitas dan
kebersamaan menjadi kebebasan, individual, materialistik, liberal, dll.)
iii. Kenekaragaman kelompok. Berkembangnya pranata dan nilai-nilai masyarakat
membawa semakin berkembangnya ragam kelompok sosial dan kelas ekonomi.
iv. Kontrol Sosial. Melemahnya kontrol sosial dalam masyarakat dan keluarga
telah banyak memunculkan masalah-masalah sosial psikologis dalam
masyarakat.
4. Pendekatan (Instrumen) Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dalam pengelolaan lingkungan hidup terdapat 8 pendekatan/instrumen.
Pemilihan pendekatan/instrumen mana yang akan digunakan tergantung pada
karakteristik lingkungan yang menonjol dan permasalahan lingkungan yang ada.
i. Pendekatan Teknologis
Melalui pendekatan ini, maka teknologi yang membawa dampak kerusakan
lingkungan diganti dengan teknologi yang ramah lingkungan (teknologi bersih), juga
dikembangkan teknologi pengelolaan limbah. Dalam hal ini diterapkan prinsip 4 R,
yang terdiri dari :
1. Reuse (pemakaian kembali)
2. Reduce (pengurangan)
3. Recycle (daur ulang)
4. Recovery (pemulihan)
ii. Pendekatan Administrasi, Hukum dan Peraturan
Pendekatan ini dilakukan dengan jalan melakukan penataan dan pengaturan
terhadap manusia sebagai pelaku lingkungan, sehingga perilaku manusia dapat
terkendali, yang pada akhirnya diharapkan dampak negartif dari kegiatannya terhadap
lingkungan akan berkurang atau dapat diatasi.
Pendekatan ini dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
 Mengikat (ada konsekuensi hukuman), seperti AMDAL (Peraturan
Pemerintah No. 51 Th 1993). UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan), UPL
(Upaya Pemantauan Lingkungan), baku mutu, tata ruang dll.
 Suka rela (ada konsekuensi di masyarakat nasional/internasional) seperti
ecolabelling, sertifikat halal.
iii. Pendekatan Ekonomis
Dalam pendekatan ini, setiap komponen lingkungan dianggap mempunyai
harga ekonomi dan dilakukan evaluasi terhadap perubahan lingkungan. Jika diketahui
harga lingkungan sangat mahal. Maka diharapkan manusia akan berhati-hati terhadap
lingkungannya.
Dalam ekonomi lingkungan, barang lingkungan dianggap sebagai barang
produksi sehingga faktor lingkungan diinternalkan/dimasukkan ke dalam biaya
produksi. Dengan demikian lingkungan merupakan barang yang sangat berharga.
iv. Pendekatan Pendidik/ Pelatihan
Kondisi mayarakat:
 Masih kurang informasi lingkungan.
 Mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan yang masih rendah.
 Merasa tidak mempunyai kapasitas dalam pengelolaan lingkungan.
 Sebagai korban ketidakadilan dalam pengelolaan lingkungan.
Maka untuk mengantisipasi semua kondisi tersebut diperlukan pendidikan dan
pelatihan mengenai lingkungan hidup dan pengelolaannya. Pendidikan/Pelatihan ini
dapat dilakukan secara formal maupun informal.
v. Pendekatan Sosial Budaya
Keragaman sosial budaya dalam masyarakat akan mempengaruhi pandangan
dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan, sehingga tidak dapat dilakukan
generalisasi dalam pengelolaan lingkungan di tiap wilayah masyarakat.
Jadi pengelolaan lingkungan akan bersifat lokal dan spesifik untuk suatu
wilayah tertentu. Harus diperhatikan juga adanya indigenous knowledge (pengetahuan
lokal) yang merupakan kearifan tradisional/masyarakat setempat dalam pengelolaan
lingkungan. Misalnya pada masyarakat petani di jawa terdapat sistem pergiliran
tanaman berdasarkan titi mangsa.
vi. Pendekatan Sosio-Politik
Dengan adanya konflik kepentingan antar berbagai pihak, maka harus
dilakukan upaya mengelola konflik tersebut dan dapat memecahkan permasalahan
dengan musyawarah secara bijaksana, sehingga dapat tercipta win-win solution
diantara pihak- pihak yang berkonflik.
Pendekatan sosio-politik ini biasanya digunakan untuk menyelesaikan konflik
kepentingan antar wilayah/antar sektor/antar kelompok etnik.
vii. Pendekatan Ekologis
Pendekatan ini dianggap sebagai satu-satunya pendekatan yang mendasarkan
diri pada kepentingan altruistic, dan cenderung mengacu pada strategi konservasi
dunia.
Strategi konservasi dunia:
 Perlindungan proses ekologis yang penting sebagai penyangga kehidupan.
 Pengawetan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.
 Pemanfaatan jenis dan ekosistem secara lestari.
Kelemahan:
 Ketidaksempurnaan informasi keilmuan bagi suatu persoalan lingkungan.
 Penetuan batas ekosistem sangat relatif.
 Adanya alternatif mekanisme pemecahan persoalan lingkungan yang tidak siap
dihadapi oleh masyarakat.
viii. Pendekatan Agama
Moral dan sikap mental manusia sebagai pengelola lingkungan merupakan
landasan dasar bagi manusia untuk mensikapi lingkungan hidupnya. Moral dan sikap
manusia itu sangat dipengaruhi oleh ketaatan pada agamanya, sedangkan agama
mengatur manusia dan memberi arahan dalam mengelola bumi/lingkungan hidupnya.
Jadi, dengan pendekatan pada agama diharapkan manusia akan lebih arif dan bijaksana
terhadap lingkungannya.
5. Standar baku mutu
Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada atah harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu sumberdaya tertentu sebagai unsur lingkungan
hidup. Jadi, jika unsur-unsur pencemar dalam suatu lingkungan sudah melewati batas
baku mutu yang ditetapkan menurut undang-undang, maka lingkungan tersebut
dikatakan telah mengalami pencemaran.
6. Permasalahan pengelolaan lingkungan

5 Permasalahan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang Peraturan
Kebijaksanaan sering terjadi di Perundang-undangan
Indonesia

Peran Masyarakat
Lingkungan

Dukungan Data dan


Informasi Kelembagaan
7. Sistem Pengelolaan
Sistem Pengelolaan Lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan
menunjukkan kinerja lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak
lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Agar dapat diimplementasikan secara
efektif, Sistem Pengelolaan Lingkungan harus mencakup beberapa elemen utama
sebagai berikut:
 Kebijakan lingkungan: pernyataan tentang maksud kegiatan pengelolaan
lingkungan dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk mencapainya.
 Perencanaan; mencakup identifikasi aspek lingkungan dan persyaratan peraturan
lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan tujuan pencapaian dan program
pengelolaan.
 lmplementasi; mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab,
pelatihan, komunikasi, dokumentasi, pengendalian dan tanggap darurat.
 Pemeriksaan reguler dan tindakan perbaikan: mencakup pemantauan, pengukuran,
dan audit.
 Kajian pengelolaan; kajian tentang kesesuaian dan efektifitas sistem untuk
mencapai tujuan dan perubahan yang terjadi di luar organisasi.

Anda mungkin juga menyukai